Stase Ikm
Stase Ikm
Stase Ikm
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan diselenggarakannya
pembangunan
kesehatan
adalah
maupun
spesialistik
kepuasan
masyarakat kepada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS
1. Pengertian
Puskesmas
adalah
kabupaten/kota
yang
unit
pelaksana
bertanggung
teknis
jawab
dinas
kesehatan
menyelenggarakan
seluruh
upaya
pembangunan
lintas
sektor
termasuk
oleh
untuk
hidup
sehat,
berperan
aktif
dalam
ikut
pelaksanaan
menetapkan,
program
menyelenggarakan
kesehatan.
dan
memantau
Pemberdayaan
perorangan,
kesehatan
kesehatan
perorangan,
tanpa
mengabaikan
Pelayanan
kesehatan
tersebut
antara
lain
promosi
kesehatan,
terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas
yaitu:
a. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan
kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada
seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan
pemeriksaan.
b. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas
yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara
optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun
masyarakat).
c. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan
KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan
kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu
hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.
d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB,
DBD, Kusta dll).
e. Kesehatan Lingkungan
yaitu
program
pelayanan
kesehatan
pelayanan
kesehatan
terutama
pengobatan
dan
10
11
ataupun
auskultasi.
Berdasarkan
pembagian
ISPA yang
12
gejala seperti pernafasan cepat, wheezing, sakit telinga, keluar secret dari
telinga, dan bercak kemerahan. (c) ISPA Berat, meliputi gejala
sedang/ringan ditambah satu atau lebih gejala penarikan sela iga kedalam
sewaktu inspirasi, kesadaran menurun, bibir / kulit pucat kebiruan, dan
stridor saat istirahat serta adanya selaput membran difteri. k
Dalam Textbook of Pediatric dari Neson disebutkan bahwa Infeksi
Akut pada saluran nafas terdiri dari Infeksi Akut Saluran Nafas Atas dan
Infeksi Akut Saluran Nafas Bawah. Yang termasuk Infeksi Akut Saluran
Nafas Atas adalah : gjgggggjjjj1
a. Nasopharingitis Akut : gejala meliputi panas, pilek, hidung tersumbat, iritasi
pada tenggorokan.
b. Pharingitis Akut : gejalanya yang menonjol adalah nyeri tenggorokan dan
sakit menelan yang mungkin didahului oleh pilek atau gejala influenza
lainnya. Nyeri ini kadang sampai ke telinga (otalgia) karena adanya nyeri
alih (referred pain) oleh N IX. Heperemia pada jaringan limfoid
didingding belakang pharing yang kadang disertai folikel bereksudat
menandakan adanya infeksi sekunder. Pada permukaannya mungkin
terlihat alur-alur secret mukopurulen.
c. Rhinitis : Ingus kental umumnya menunjukkan telah ada infeksi sekunder
oleh bakteri. Rinitis alergi maupun rhinitis vasomotor mudah dibedakan
dari rhinitis infeksi karena ingus yang putih dan encer yang hanya keluar
saat serangan saja. Pada rhinitis atropi ingus kental diserta krusta berwarna
hijau. Pada pemeriksaan hidung tampak rongga hidung yang lapang karena
konka mengalami atropi.
d. Laryringitis suara serak, demam, batuk, iritasi di tenggorok, tenggorokan
terasabuntu.
e. Tonsilitis Akut : demam, adanya pembesaran tonsil, kadang disertai sakit
menelan.
f. Otitis Media Akut : demam, penurunan daya dengar, sakit telinga, cairan
purulen di liang telinga.
Yang termasuk Infeksi Akut Saluran Pernafasan Bawah adalah:
Broncitis Akut dan Bronkhiolitis Akut. Bronkhiolitis Akut : demam dan
nafsu makan berkurang, distres nafas yang ditandai oleh batuk paroksismal,
13
wheezing, sesak napas. Terjadi distres nafas dengan frekuensi nafas lebih
dari 60 kali per menit, kadang-kadang disertai sianosis, nadi juga biasanya
meningkat. Terdapat nafas cuping hidung, penggunaan otot bantu
pernafasan dan retraksi. Pada beberapa pasien dengan bronkiolitis
didapatkan konjungtivitis ringan, otitis media serta pharyngitis.
5. Penatalaksanaan
a. Non Medikamentosa
i. Memberikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi
berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika
muntah.
ii. Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya)
lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan
dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang
diderita.
iii. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu
tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.
iv. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat
kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.
v. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang
berventilasi cukup dan tidak berasap.
vi. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka
dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.
b. Medikamentosa
i. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat
batuk yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,
dekstrometorfan.
ii. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
iii. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan
tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai
pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang
tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik
(penisilin) selama 10 hari.
iv. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan
diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan
benar selama 5 hari penuh
14
mempunyai
pengobatan
pilihan
yang
15
1. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim
dalam organisasi atau unit.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap- tiap posisi dalam
organisasi.
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
terkait.
4. Melindungi organisasi dan
administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi.
Fungsi SOP
1.
2.
3.
4.
5.
Ya
x 100
Ya+ Tidak
16
prasarana
yang
akan
digunakan
dalam
proses
pelayanan
17
yaitu
kemampuan
untuk
memberikan
18
(Competence),
artinya
keterampilan
dan
kepada
untuk
untuk
19
Adapun
yang
dimaksud
dengan
masalah
mutu
adalah
masalah
digunakan
teknik
seenarnya.
Menetapkan prioritas masalah mutu pelayanan kesehatan
Untuk ini lakukan pemilihan. Cobalah mengusahakan adanya
kata sepakat (konsensus). Tetapi jika tidak tercapai, dapat
dilakukan pemungutan suara dengan mempergunakan kriteria
tertentu. Teknik pungutan suara dengan menggunakan kriteria
tersebut dikenal dengan nama teknik kriteria matriks (criteria
matrix technique).
iv.
20
21
yang
dinilai
paling
sederhana
dan
mudah
ini
22
mengatasi masalh yang ada dalam sistem, oleh karena itu perlu
bersama- sama menyusun rencana perbaikan.
ii. Do : ketika inisiatif untuk melakukan perbaikan telah
direncanakan, maka inilah saatnya untuk melakukan uji coba
dalam skala kecil, segala perubahan yang terjadi diamati, dicatat,
dianalisis, dengan alat- alat perbaikan mutu seperti flow chart,
fish bone, pareto, analisis trend, histogram, diagram pancar,
diagram kendali, dan sebagainya.
iii. Check/ Study: hasil uji coba dianalisis dan didiskusikan bersama,
sehingga dapat dipahami keterkaitan antara masalah yang satu
dengan yang lain dan dapat memberikan rekomendasi yang perlu
dilakukan untuk perbaikan.
iv. Action: berdasarkan hasil uji coba dapat diambil keputusan untuk
untuk melakukan adopsi perubahan, melakukan penyesuaian, atau
mengembangkan alternatif lain untuk diuji coba lagi jika ternyata
hasil uji coba tidak menunjukkan perbaikan.
e. Melakukan penilaian dan menyusun saran
Kegiatan kelima yang dilakukan adalah menilai hasil yang
dicapai serta menyusun saran- saran untuk tindak lanjut. Jika hasil
penilaian pelaksanaan satu siklus ternyata berhasil mencapai tujuan
sebagaimana yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan menyusun
saran. Pada umumnya ada dua saran yang dapat diajuakan yakni:
i. Mempertimbangkan dimasukkannya cara penyelesaian masalah
tersebut sebagai bagian dari kegiatan rutin yang dilakukan oleh
institusi kesehatan.
ii. Menetapkan lagi masalah mutu lain dari pelayanan kesehatan
yang
diselenggarakan,
untuk
kemudian
23
diikuti
dengan
dari
aparatur
penyelenggara
pelayanan
publik
dengan
yang
harus
ada
untuk
dasar
pengukuran indeks
24
untuk
pelayanannya;
3
memberikan
pelayanan
tanggung jawabnya);
4
Kedisiplinan
petugas
pelayanan, yaitu
jawab
petugas
pelayanan;
6
biaya
pelayanan, yaitu
kesesuaian
antara biaya
yang
waktu pelayanan,
lingkungan,
yaitu
kondisi
sarana
dan prasarana
25
penyelenggara
pelayanan ataupun
sarana
yang
digunakan,
Mengetahui
kelemahan
atau
kekuatan
dari
masing-masing
unit
H. Kerangka Teori
26
I. Kerangka Konsep
27
petugas
terhadap
SOP dengan
kepuasan
pasien
yang
28
ii. Pasien
yang
di
didiagnosis
ISPA
dan
mendapatkan
29
Ya
x 100
Ya + Tidak
10. Kepuasan pelanggan dilihat dari nilai indeks kepuasan masyarakat
(IKM), dasar pengukuran IKM dari Kepmenpan.
11. Menentukan prioritas masalah.
12. Konfirmasi ke kepala puskesmas mengenai masalah yang akan dicari
penyebabnya.
13. Menganalisis penyebab potensial yang berkaitan dengan mutu
pelayanan kesehatan di balai pengobatan umum Puskesmas Mijen
14. Mengidentifikasi
penyebab
yang
paling
mungkin
dengan
30
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Mijen
Puskesmas Mijen terletak di bagian barat kota Semarang berlokasi di
kecamatan Mijen. Puskesmas mijen dengan fasilitas Rawat Inap dan 3
Puskesmas pembantu (Jatibarang, Wonolopo, dan Pesantren).
1. Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi
Puskesmas Mijen Dengan Kualitas Prima Menjadi Andalan Kota
Semarang
b. Misi
i. Meningkatkan Motivasi Dan Profesionalisme Dalam Bekerja.
ii. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Menyeluruh Bagi
Masyarakat.
iii. Meningkatkan Kerja Sama Lintas Program Dan Lintas Sektoral
iv. Mengoptimalkan Teknologi Dan Informasi.
v. Mendorong Kemandirian Dan Keaktifan Masyarakat Dalam
Upaya Kesehatan.
2. Keadaan Geografis
31
RT
14
73
13
25
23
24
19
27
6
12
Jabatan
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
32
Jumlah
4
1
9
RW
4
11
4
10
7
10
6
6
2
4
Perawat Gigi
Bidan
Analis
Gizi
Apoteker
AA
Epidemiologi
Staff
Pengemudi
Magang
1
8
2
1
0
1
1
11
1
15
55
Jumlah
33
4. Output (cakupan)
Penyakit ISPA menempati urutan pertama dari 10 besar penyakit di
Puskesmas Mijen tahun 2014. Tingkat kepatuhan provider terhadap
SOP pelayanan ISPA target 100% dengan realisasi 95%.
5. Outcome
Pasien yang berkunjung ke balai pengobatan umum dapat terlayani
sesuai dengan prosedur yang ada sehingga pasien merasa puas.
6. Impact
Peningkatan derajat kesehatan sehingga angka kesakitan menurun
dan kualitas hidup pasien baik.
C. Indentifikasi Mutu Pelayanan ISPA di Balai Pengobatan Umum
1. Simple Problem
Berdasaran check list mutu pelayanan ISPA di balai pengobatan
umum Puskesmas Mijen dapat dilihat dengan kepatuhan petugas
menjalankan SOP. Kepatuhan petugas dinyatakan dalam compliance
rate (CR). CR dikatakan baik jika prosentasenya lebih dari sama
dengan 80%, sehingga jika CR kurang.
Hasil kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan ISPA yang
dinyatakan dalam CR didapatkan 65%, yang artinya petugas di Balai
Pengobatan Umum Puskesmas Mijen belum mematuhi SOP pelayanan
ISPA. Ada beberapa kategori yang menyebabkan CR kurang dari 80%
yaitu: anamnesis, pemeriksaan fisik, dan edukasi.
Tabel 4.3 Tingkat kepatuhan petugas terhadap SOP ISPA
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
Tidak butuhkan
1.
2.
3.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Penatalaksanaan promotif
Total
124
381
73
763
206
99
77
412
0
0
0
385
CR
(%)
38%
79%
49%
65%
Dari hasil tabel diatas, didapatkan nilai CR secara total yaitu 65%.
Adapun masalah dari setiap kategori dengan kriteria <80%, yaitu:
a. Anamnesis tidak dilakukan secara lengkap (CR 38%).
b. Pemeriksaan fisik tidak dilakukan secara lengkap (CR 79%).
c. Penatalaksanaan promotif tidak dilakukan secara lengkap (CR
49%).
34
D. Prioritas Masalah
Setelah dilakukan identifikasi masalah, didapatkan masalah pada
bagian Balai Pengobatan Umum yang melibatkan dokter Balai Pengobatan
Umum. Berdasarkan hasil observasi berupa checklist didapatkan beberapa
masalah, tetapi setelah dilakukan konfirmasi dengan kepala puskesmas
didapatkan 3 masalah:
1. Anamnesis tidak dilakukan secara lengkap
2. Pemeriksaan fisik tidak dilakukan secara lengkap
3. Penatalaksanaan promotif tidak dilakukan secara lengkap
Tabel 4.4 Matriks Problem Prioritas
Masalah
Masalah A
Rangking
manfaat
4
Rangking
usaha
4
Extended
value
16
Urutan
prioritas
II
Masalah B
20
III
Masalah C
12
=A
=B
=C
masalah
dapat
Money
Method
Material
Marketing
Lingkungan
Kekurangan
35
36
Penyebab Masalah
1.
II
1
4
2
IV
1
III
5
2
4
5
Keterbatasan ruangan
Penyebab Masalah
Kurangnya kepatuhan petugas terhadap SOP dalam
memberikan penatalaksanaan promotif ISPA
Beban kerja yang tinggi
Tenaga medis yang terbatas
Tidak terdapatnya media promotif ISPA di Balai
Pengobatan Umum
Keterbatasan ruangan
1.
2.
3.
4.
5.
Tally
Jumlah
IIII
II
III
2
3
Dari tabel 4.6 dan tabel 4.7 dapat diketahui frekuensi tertinggi
yaitu kurangnya kepatuhan petugas terhadap SOP dalam memberikan
penatalaksanaan promotif ISPA.
2. Membuat tabel yang menggambarkan frekuensi kumulatif
Tabel 4.8 Tabel Pareto
No
1.
Penyebab Masalah
Jumlah
37
Jumlah
Kumulatif
4
Persen
Kumulatif
40%
2.
3.
4.
3
2
7
9
70%
90
10
100%
38
Service
Excellence
yaitu
kegiatan
untuk
pemecahan
masalah
dengan
Manfaat
8
10
6
6
Biaya
2
2
6
3
Rasio
4
5
1
2
39
I. Penyusunan POA
Tabel 4.10 Plan Of Action
Uraian Kegiatan
Tujuan
PERSIAPAN (PERENCANAAN)
a. Pertemuan antara koass dengan Menjelaskan poster yang
Kepala puskesmas Mijen.
akan dibuat mahasiswa
sebagai media promotif
PERSIAPAN (P1)
Pembuatan poster mengenai
penatalaksaan ISPA secara
promotif
PELAKSANAAN (P2)
Penempelan poster mengenai
penatalaksaan
promotif
mengenai ISPA
Sasaran
Tempat
Pelaksana
Waktu
Biaya
Metode
Indikator
Kepala
Puskesm
as Mijen
Puskesmas
Mijen
Koas
Senin, 10
Februari
2015
50.000
Berhasil:
Rencana
pembuatan poster disetujui
oleh Kepala Puskesmas.
Tidak berhasil:
Rencana pembuatn poster
tidak disetujui oleh Kepala
Puskesmas.
Kepala
Puskesm
as Mijen
Puskesmas
Mijen
Koas
Sabtu, 15
Februari
2015
Dokter di
BP
Umum
Ruang BP
Umum
Kepala
Puskesmas
Senin, 17
Februari
2015
Penempelan poster
ruang BP Umum
di
Berhasil: Dokter di BP
Umum
menerapkan
penatalaksaan ISPA secara
promotif.
Tidak berhasil: Dokter di
BP
Umum
tidak
menerapkan penatalaksaan
ISPA secara promotif.
Meningkatkan
mutu
penatalaksaan ISPA secara
promotif
Dokter di
BP
Umum
Ruang BP
Umum
Kepala
Puskesmas
Senin, 16
Maret
2015
Pengamatan
dengan
menggunakan daftar tilik
SOP
penatalaksaan
promotif mengenai ISPA
Berhasil:
Dokter di BP Umum patuh
dan konsisten terhadap
penatalaksaan
promotif
EVALUASI (P3)
_
mengenai ISPA
Tidak berhasil:
Dokter di BP Umum tidak
tidak patuh dan konsisten
terhadap
penatalaksaan
promotif mengenai ISPA
petugas
pelayanan,
tanggungjawab petugas
kedisiplinan
pelayanan,
petugas
pelayanan,
kemampuan petugas
pelayanan,
Nilai Interval
IKM
1,00 1,75
1,76 2,50
2,51 3,25
3,26 4,00
Nilai Interval
Konversi IKM
25 43,75
43,76 62,50
62,51 81,25
81,26 100,00
Mutu
Pelayanan
D
C
B
A
Kinerja Unit
Pelayanan
Tidak baik
Kurang baik
Baik
Sangat baik
UI
83
2,77
U2
90
3,00
U3
76
2,53
U4
90
3,00
U5
90
3,00
U6
90
3,00
U7
88
2,93
U8
90
3,00
U9
92
3,07
U10
108
3,60
U11
119
3,97
U12
99
3,30
0,20
0,21
0,18
0,21
0,21
0,21
0,21
0,21
0,22
0,26
0,28
0,23
3,06
76,56
B
Baik
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Keputusan
Menteri
128/Menkes/SK/II/2004
Masyarakat.
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
LAMPIRAN I
SOP PELAYANAN ISPA
Jenis Pelayanan
Sasaran
Tujuan
ISPA
Anak kurang dari 14 tahun
Menegakkan Diagnosa
Tenaga
Peralatan
Prosedur Tetap
X- Ray photothorax
1. Definisi/Etiologi/Klaisifikasi/Jenis
Definisi : Suatu penyakit pada saluran lengakap yang
Urutan Kegiatan
pernafasan?
Ada secret hidung /tidak? Warna Secret?
Tenggorokan Hyperemis/tidak?
Tonsil T-T berapa?
Psudomembran ada/tidak?
Tarikan ics ada/tidak?
Stridon ada/tidak?
Palpasi
Stem Fremitus
Perkusi
Sonor, Hypersonor, redup.
Anskultasi
Veskuler
Ronchi basah halus (RBH)
Ronchi basah kasar (RBK)
Wheezing, mengi.
Experium memanjang/tidak
c. Pemeriksaan Penunjang
Laborat: Darah rutin, Diff count, LED, X-Ray
Photothorax
3. Penatalaksanaan
a. Promotif
Menjaga kebersihan
Rumah sehat (ventilasi cukup)
Jika batuk menutup mulut dengan menggunakan
kain/masker.
Gizi cukup
Istirahat Cukup
b.
Referensi
Kuratif
Anitusif, expectorat
Bronchodilatos
Antihistamin
Antipiretik analgetik
Antibiotic (eritromisin, amoxillin)
Pnemoni
Ampicillin
Amoxyllin
ISPA Bawah : (pnemoni dirawat)
Oksigenasi
Cairan Injeksi antibiotic
MTBS
LAMPIRAN 2
Daftar Tilik SOP Pelayanan ISPA
No
Pertanyaan
1.
2.
sebagai berikut?
a. Timer ?
b. Senter?
c. ATK
d. Antopometri
e. Termometer
f. Laborat
g. X- Ray Photothorax
Apakah dokter melakukan anamnesa yang
meliputi?
a. Batuk pilek sudah berapa lama?
b. Batuk berdahak/tidak?
c. Batuk berhubungan dengan waktu
atau tidak? (pagi, siang, malam)
d. Apakah batuk sampai ada tandae.
f.
g.
h.
i.
atau tidak?
j. Disertai mual muntah , diare atau
tidak?
k. Cyanosis atau tidak?
Ya
Tidak
Tidak
CR
berlaku
(%)
3.
4.
5.
6.
LAMPIRAN 3
Hasil Pengamatan dari Daftar Tilik SOP Pelayana ISPA
N Pertanyaan
Ya
Tidak
o
1.
2.
Tidak
CR
berlaku
(%)
30
30
30
30
0
0
0
120
0
0
0
0
30
0
0
30
0
0
0
0
0
30
30
60
100%
100%
100%
100%
0%
20
20
0
10
10
30
0
0
0
67%
67%
0%
80%
atau tidak?
j. Disertai mual muntah , diare atau
5.
tidak?
k. Cyanosis atau tidak?
CR Keseluruhan Anamnesis
Apakah dokter melakukan pemeriksaan
fisik?
a. Inspeksi
i. Ada nafas cuping hidung/tidak?
ii. Frekuensi pernafasan?
iii. Ada secret hidung /tidak?
iv. Warna Secret?
v. Apakah tenggorokan
Hyperemis/tidak?
vi. Tonsil T-T berapa?
vii. Psudomembran ada/tidak?
viii.
Adakah tarikan ics
ada/tidak?
ix. Adakah stridon ada/tidak?
b. Palpasi
Fremitus raba : dada kanan sama
6.
dengan kiri/tidak?
c. Perkusi
Thorax :Sonor, hipersonor, redup
d. Auskultasi
i. Veskuler
ii. Ronchi basah halus (RBH)
iii. Ronchi basah kasar (RBK)
iv. Wheezing, mengi.
v. Experium memanjang/tidak
CR Keseluruhan Pemeriksaan Fisik
Apakah dokter menyarankan
30
0%
22
22
25
7
8
8
5
23
0
0
0
0
73%
73%
83%
23%
28
7%
24
20%
0
124
0
206
30
0
38%
30
0
30
30
0
30
0
0
0
0
0
0
100%
0%
100%
100%
27
90%
27
27
3
3
0
0
90%
90%
30
100%
30
100%
30
0%
30
0%
30
30
30
30
30
381
0
0
0
0
0
99
0
0
0
0
0
0
100%
100%
100%
100%
100%
79%
7.
untuk pemeriksaan
i. Darah rutin
ii. Diff count
iii. LED
b. Rujuk pasien ke radiologi untuk
0
0
0
0
0
0
30
30
30
pemeriksaan
i. X-Ray Photothorax
Apakah dokter memberikan
30
penatalaksaan promotif?
a. Menjaga kebersihan
b. Rumah sehat (ventilasi cukup)
c. Jika batuk menutup mulut dengan
10
0
20
30
0
0
33%
0%
menggunakan kain/masker
d. Gizi cukup
e. Istirahat Cukup
CR keseluruhan penatalaksaan
27
10%
30
30
0
0
0
0
100%
100%
73
77
49%
21
0
7
27
10
0
0
0
0
0
9
30
23
3
20
100%
0
0
0
0
30
30
0
0
65
0
0
0
30
30
205
100%
763
412
385
65%
promotif
Apakah dokter memberikan Apakah
8.
100%
100%
100%
LAMPIRAN 4
Hasil Kuesioner Kepuasan Pelanggan Puskesmas Mijen