Askep VK Menometrorega
Askep VK Menometrorega
Askep VK Menometrorega
(Menometrorhagia)
Oleh: M. Syaiful Islam, S. Kep.
A; TINJAUAN TEORI
1; Pengertian
Menometroragia adalah perdarahan yang banyak, di luar siklus haid dan biasanya
terjadi dalam masa antara 2 haid, perdarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan
dari haid atau 2 jenis perdarahan ini menjadi 1 yang pertama dinamakan metroragia yang
kedua menometroragia (Widjarnako, 2009). Menometroragia adalah perdarahan rahim
yang berlebihan dalam jumlah dan lamanya perdarahan, dapat terjadi dalam periode
menstruasi maupun di antara periode menstruasi (Rika, 2009).
Menometroragia adalah perdarahan yang terjadi antara masa 2 haid yang dapat
disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional
(Prawirohrdjo, 2007). Menometroragia adalah perdarahan saat menstruasi yang
berlangsung terus / panjang dan dengan jumlah darah yang lebih banyak (Manuaba,
2010).
Dari beberapa pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
menometroragia adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan diluar haid yang
berlangsung lama serta dengan jumlah darah yang lebih banyak.
2; Penyebab (Etiologi)
Prawirohardjo (2007), etiologi dari menometroragia antara lain:
1. Sebab sebab Organik
Perdarahan dari uterus,tuba dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada :
a; Servik uteri : Karsinoma partiom, perlukaan serviks, polip servik, erosi pada
portio, ulkus portio uteri.
b; Vagina : Varices pecah, metostase kario, karsinoma keganasan vagina,
karsinoma vagina.
bleeding).
Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tanpa ada
sebab - sebab organik, maka harus diperhatikan sebagai etiologi.
Korpus lutheum persistens dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang-kadang
bersamaan dengan ovarium yang membesar korpus lutheum ini menyebabkan
pelepasan
endometrium
menimbulkan
tidak
perdarahan.
teratur
Insufisiensi
(irreguler
korpus
shedding)
lutheum
sehingga
menyebabkan
(oligomenorea). Untuk
haid jika sudah di pastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi
tanpa adanya sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologinya:
a; Korpus luteum persistens ; dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang kadang
bersamaan dengan ovarium membesar. Sindrom ini harus dibedakan dari
kehamilan ektopik karena riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan panggul sering
menunjukan banyak persamaan antara keduanya. Korpus luteum persisten dapat
pula menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur (irregular shedding).
Diagnosis irregular shedding dibuat dengan kerokan yang tepat pada waktunya,
yakni menurut Prawirohardjo (2007) pada hari ke-4 mulainya perdarahan. Pada
waktu ini dijumpai adanya endometrium dalam tipe sekresi disamping tipe non
sekresi.
b; Insufusiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia
atau polimenorea. Dasarnya adalah kurang produksi progesteron disebabkan oleh
gangguan LH (Luteiniozing hormon) releasing factor. Diagnosis dibuat apabila
hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran
endometrium yang seharusnya didapat dari hari siklus yang bersangkutan.
c; Appoleksia uteri : pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya
pembuluh darah dalam uterus
d; Kelainan darah, seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan dalam
mekanisme pembekuan darah.
2; Perdarahan anavulator
Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan
kadar estrogen dibawah tingkat tertentu, timbul perdarahan yang kadang-kadang
tidak teratur sama sekali. Fluktuasi kadar estrogen pada sangkut pautnya dengan
jumlah yang pada suatu waktu fungsional aktif. Folikel-folikel ini mengeluarkan
estrogen sebelum mengalami atresia, dan kemudian diganti dengan folikel-folikel
baru. Endometrium dibawah pengaruh estrogen tumbuh terus, dan dari endometrium
yang mula-mula proliferatif dapat terjadi endometrium bersifat hiperplasia kistik.
Jika gambaran itu dijumpai pada sedian yang diperoleh dengan kerokan, dapat
diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersifat anavulatoar.
Walaupun perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap waktu dalam
kehidupan menstrual seorang wanita, namun hal ini paling sering terdapat pada masa
pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas sesudah menarche ,
perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambatnya proses
maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan realising factor dan
hormon gonadotropin tidak sempurna. Pada wanita dalam masa pramenopause
proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar.
Bila masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali ada harapan bahwa
lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi avulatoar, pada seorang
wanita dewasa dan terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak
teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor
ganas.perdarahan disfungsioanl dapat dijumpai pada penderit-penderita dengan
penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah penyakit umum yang
menahun, tumor tumor ovarium, dan sebagainya.
Akan tetapi disamping itu, terdapat banyak wanita dengan perdarahan
disfungsional tanpa adanya penyakit-penyakit tersebut diatas. Dalam hal ini sters
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, baik didalam maupun diluar pekerjaan,
kejadian-kejadian yang mengganggu keseimbangan emosional seperti kecelakaan,
kematian dalam keluarga, pemberian obat penenang terlalu lama, dan lain-lain dapat
menyebabkan perdrahan anavulatoar (Prawirohardjo, 2007).
4; Patofisiologi
Menurut Prawirohardjo (2005), Schrder pada tahun 1915, setelah penelitian
pada uterus dan ovarium pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan
perdarahan yang dinamakan metroplatia hemoragika terjadi karena persistensi folikel
yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
Akibatnya, terjadilah hiperplasiaendometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan
dan terus-menerus.
Akan tetapi, penelitian menunjukkan pula bahwa perdarahan disfungsional dapat
ditemukan dengan berbagai jenis endometrium yaitu endometrium atrofik, hiperpastik,
proliferative, sekretorik, dan endometrium jenis nonsekresi merupkan bagian terbesar.
Pembagian endometrium dalam endometrium jenis nonsekresi dan endometrium sekresi
sangat penting. Karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan yang anovulatoar
dari yang ovulatoar. Klasifikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis
perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan
penanganan yang berbeda. Pada perdarahan yang oulatoar gangguan dianggap berasal
dari faktor-faktor neuromuscular, asomotorik atau hematologic, yang mekanismenya
belum seberapa dimengerti, sedang perdarahan anovolatoarbiasanya dianggap sebagai
gangguan endokrin. (Prawirohardjo, 2007).
5; Komplikasi
Myoma uteri
6; Pemeriksaan Penunjang
1; Pemeriksaan darah : Hemoglobin, uji fungsi thiroid , dan kadar HCG, FSH, LH,
Prolaktin dan androgen serum jika ada indikasi atau skrining gangguan perdarahan
jika ada tampilan yang mengarah kesana.
2; Deteksi patologi endometrium melalui (a) dilatasi dan kuretase dan (b) histeroskopi.
Wanita tua dengan gangguan menstruasi, wanita muda dengan perdarahan tidak
teratur atau wanita muda ( < 40 tahun ) yang gagal berespon terhadap pengobatan
harus menjalani sejumlah pemeriksaan endometrium. Penyakit organik traktus
genitalia mungkin terlewatkan bahkan saat kuretase. Maka penting untuk melakukan
kuretase ulang dan investigasi lain yang sesuai pada seluruh kasus perdarahan uterus
abnormal berulang atau berat. Pada wanita yang memerlukan investigasi,
histeroskopi lebih sensitif dibandingkan dilatasi dan kuretase dalam mendeteksi
abnormalitas endometrium.
3; Laparoskopi : Laparoskopi bermanfaat pada wanita yang tidak berhasil dalam uji
coba terapeutik
7; Penatalaksanaan
Setelah menegakkan diagnosa dan setelah menyingkirkan berbagai kemungkinan
kelainan organ, teryata tidak ditemukan penyakit lainnya, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan prinsip-prinsip pengobatan sebagai berikut:2,4,6
1; Menghentikan perdarahan
2; Mengatur menstruasi agar kembali normal.
3; Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%.
Menghentikan perdarahan
Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut:
Kuret (curettage). Hanya untuk wanita yang sudah menikah. Tidak bagi gadis dan
tidak bagi wanita menikah tapi belum sempat berhubungan intim.4,7,8
Obat medikamentosa :
1; Golongan estrogen.
Terapi siklik merupakan terapi yang paling banyak digunakan dan paling
efektif. Pengobatan medis ditujukan pada pasien dengan perdarahan yang banyak
atau perdarahan yang terjadi setelah beberapa bulan amenore. Cara terbaik adalah
memberikan kontrasepsi oral ; obat ini dapat dihentikan setelah 3 6 bulan dan
dilakukan observasi untuk melihat apakah telah timbul pola menstruasi yang normal.
Banyak pasien yang mengalami anovulasi kronik dan pengobatan berkelanjutan
3; Golongan progesterone
menstruasi. Tranfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr% Terapi yang ini
diharuskan pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau klinik. Sekantong darah
(250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti,
jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong
darah.
Kelainan Hormonal:
Anoulasi/ovulasi
Gangguan korpus luteum
KB hormonal
Dasar Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Dalam / Inspekulo
Pemeriksaan Khusus
KB Hormonal
PAP smear/ biopsy
Konisasi
Kolposkopi
Histerektomi
Faal hemostatik
Pengobatan :
Umum
Promotif suportif - preentif
Khusus
Disesuaikan dengan diagnosis hasil PA dan sitologi
Ovulatoar
Korpus luteum persisten
Korpus luteun insufisien
Anovulatoar:
Folikel degraaf tanpa ovulasi
Diagnosis:
Anamnese
Periksa Fisik
DC PA
Laparotomi
Histeroskopi
Pengobatan Umum
Infus Transfusi
Suportif Vitamin
Sediaan Fe
Belum Kawin :
Rectal Toucher
Spekulum Hidung
Hormonal :
Estrogen dan Progesteron
Pil Oral
Testosteron
GnRh Agonis
Berhasil :
Pil oral 3-6 bl
Gagal
Laparoskopi/ laparot
Poliklinik Ovari
Wedge reseksi
B; ASUHAN KEPERAWATAN
1; Pengkajian
a; Data Subyektif
1; Biodata
Nama suami
Umur
Agama
Alamat
Banyaknya
Konsistensi
Psikososial
Keadaan spiritual
b; Data Obyektif
Data yang diperoleh berdasarkan pasien yang sebenarnya dengan melakukan
pemeriksaan pada pasien yang bertujuan untuk mengumpulkan data apakah masalah
pada ibu hamil ini ada hubungannya dengan pemeriksaan fisik.
2;
Diagnosa keperawatan
1; Resiko pendarahan b.d gangguan menstruasi (perdarahan yang banyak dan lama)
2; Intoleransi aktifitas b.d ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3; Nyeri akut b.d agen cidera biologi
4; Ansietas b.d perubahan dalam status kessehatan
3; Intervensi keperawatan dan Implementasi
No
1
Diagnosa keperawatan
Intervensi
PENGONTROLAN PERDARAHAN
Definisi : mengurangi atau
menghilangkan kehilangan darah yang
cepat dan berlebihan
Aktivitas :
; memakai balutan sesuai indikasi.
; monitor jumlah dan sifat darah yang
hilang.
; catat nilai hemoglobin / hematokrit
sebelum dan sesudah kehilangan
darah sesuai indikasi.
; evaluasi respon psikologi pasien
terhadap perdarahan dan persepsi
terhadap peristiwa yang terjadi.
; periksa membran mukosa, luka
memar karena trauma, pengeluaran
darah dari tempat tusukan / bocor,
ptekie.
; monitor tanda dan gejala
perdarahan persisten.
; monitor fungsi neurologi
2
NOC :
seimbangan suplai dan kebutuhan ; Energy conservation
oksigen
Kriteria Hasil :
Definisi : Ketidakcukupan energu
secara fisiologis maupun psikologis ; Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
untuk meneruskan atau
disertai peningkatan
menyelesaikan aktifitas yang diminta
tekanan darah, nadi
atau aktifitas sehari hari.
NIC :
Energy Management
dan RR
Batasan karakteristik :
; Mampu melakukan
aktivitas sehari hari
(ADLs) secara mandiri
;
;
;
;
;
Activity Therapy
; Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan antara
suplei oksigen dengan
kebutuhan
;
;
;
;
;
;
3
NOC :
; Pain Level,
; Pain control,
Definisi :
; Comfort level
Sensori yang tidak menyenangkan dan
Kriteria Hasil :
pengalaman emosional yang muncul
secara aktual atau potensial kerusakan ; Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu
jaringan atau menggambarkan adanya
menggunakan tehnik
kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri
nonfarmakologi untuk
Internasional): serangan mendadak atau
mengurangi nyeri, mencari
pelan intensitasnya dari ringan sampai
bantuan)
berat yang dapat diantisipasi dengan
akhir yang dapat diprediksi dan dengan ; Melaporkan bahwa nyeri
durasi kurang dari 6 bulan.
berkurang dengan
NIC :
Pain Management
;
;
Batasan karakteristik :
; Laporan secara verbal atau non
verbal
; Fakta dari observasi
;
;
;
;
;
;
;
;
;
menggunakan manajemen
nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang
normal
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
; Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
; Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi
; Cek riwayat alergi
;
;
;
;
4
Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
; Coping
; Impulse control
Kriteria Hasil :
; Klien mampu mengidentifikasi
dan mengungkapkan gejala
cemas
; Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas
; Vital sign dalam batas normal
nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
; Gunakan pendekatan yang
menenangkan
; Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
; Jelaskan semua prosedur dan
apa yang dirasakan selama
prosedur
; Pahami prespektif pasien terhdap
situasi stres
; Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
; Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
; Dorong keluarga untuk menemani
anak
; Lakukan back / neck rub
;
;
;
;
Cemas
;
;
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. salemba medika:
jakarta.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing
Smeltzer, Suzanne.(1996). Keperawatan Medikal Bedah.(2002) alih bahasa Monica Ester. Jakarta : EGC
Wilkinson, J.M., & Ahern N.R.,(2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosa NANDA Intervensi
NIC Kriteria Hasil NOC Edisi Revis Jilid 2.