Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Sukabumi Jawa Barat
Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Sukabumi Jawa Barat
Rencana Pengelolaan Dan Zonasi Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Sukabumi Jawa Barat
ii
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Kec. Ciracap
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyusun Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai
Penyu Pangumbahan Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat ini.
Penyusunan ini diperlukan sebagai sebuah rujukan pengelolaan kedepan agar dapat diperoleh hasil
yang optimal dalam melahirkan kinerja pelestarian dan pemberdayaan masyarakat sebagaimana
yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Rencana pengelolaan dan zonasi memang selayaknya mendapat apresiasi karena dari situlah
kita berangkat: bagaimana proses perjalanannya, kemana yang mau dituju dan apa yang mau
dicapai. Maka, dengan Rencana pengelolaan dan zonasi ini pula kami dapat mengukur kinerja dan
pencapaian hasil yang diharapkan, sehingga bila mengalami hambatan dan kegagalan akan segera
dapat dievaluasi dan dideteksi akar permasalahannya, sekaligus dicarikan upaya pemecahannya
melalui perbaikan rencana dan peningkatan kapasitas SDM dan lembaga serta perubahan kebijakan
sesuai yang diperlukan.
Akhirnya pada kesempatan ini juga kami menyampaikan terima kasih yang sedalamdalamnya, antara lain kepada:
1. Menteri Kelautan dan Perikanan RI, khususnya kepada Direktorat Kawasan Konservasi
dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
2. Bupati Sukabumi;
3. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat;
4. Bappeda Kabupaten Sukabumi; dan
5. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Sukabumi.
Akhirnya hanya kepada Allah-lah kita bersenandung harap agar perjalanan pengelolaan
kawasan konservasi kedepan dapat lebih baik lagi dibanding dengan apa yang telah dicapai saat
ini.
Palabuhanratu,
Juni 2014
Penyusun,
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu
Pangumbahan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Tujuan
1.3.
Ruang Lingkup
..
ii
..
..
..
I-1
I-8
I-8
..
..
..
..
..
II-1
II-1
II-8
II-26
II-26
..
II-27
..
II-28
..
II-28
..
..
..
..
..
..
III-1
III-3
III-3
III-4
III-6
III-6
..
III-7
..
..
..
III-7
III-7
III-13
..
IV-1
..
..
..
..
IV-2
IV-2
IV-3
IV-3
..
..
IV-5
IV-7
II.
III.
IV.
ii
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Kec. Ciracap
..
IV-7
..
V-1
..
V-1
..
..
V-2
V-3
..
..
V-3
V-4
..
V-4
..
..
V-5
V-6
..
..
V-6
V-6
..
V-6
..
..
V-7
V-8
..
..
V-8
V-9
..
V-9
..
..
V-9
V-10
..
V-10
..
VI-1
PENUTUP
..
VII-1
4.2.4
V.
VI.
VII.
Promosi
Lampiran-lampiran:
1. Peta Zonasi Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan
2. Titik Koordinat Zona-zona Dalam Kawasan
iii
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Kec. Ciracap
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak
tempuh 95 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120km dari
Ibukota Negara (Jakarta). Secara geografis, Kabupaten Sukabumi merupakan
kabupaten terluas di Provinsi Jawa dan Bali, terletak diantara 6057-7025 Lintang
Selatan dan 106049 - 107000 Bujur Timur. Kabupaten Sukabumi mempunyai
luas wilayah 4.128 km2 atau 14,39 persen dari luas Jawa Barat atau 3,01 persen
dari luas Pulau Jawa. Panjang garis pantai sekitar 123 km, umumnya berupa
kawasan pesisir dengan garis pantai yang curam dan kondisinya relatif lestari.
Disamping itu juga berhubungan langsung dengan Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) Indonesia yang masih memiliki sumber daya under exploited sehingga
terbuka peluang untuk dimanfaatkan secara optimal.
Kabupaten Sukabumi memiliki 9 (sembilan) kecamatan pesisir, yaitu:
Kecamatan Ciemas, Ciracap, Surade, Palabuhanratu, Simpenan, Cikakak,
Cisolok, Tegalbuleud dan Cibitung. Satu kecamatan menjadi daya tarik tersendiri
karena menjadi tempat bertelurnya penyu, yakni Kecamatan Ciracap, tepatnya di
Desa Pangumbahan.
Sejarah pengelolaan Pantai Pangumbahan yang terletak di pantai Selatan
Sukabumi dimulai sejak tahun 1970-an. Pada masa itu Bupati Sukabumi memberi
lisensi pengunduhan/pemungutan telur penyu selama 1 (satu) tahun kepada
pakhter (penyewa/pengontrak) tertentu melalui sistem penunjukan. Dalam 1
tahun berlakunya lisensi tersebut, pakhter hanya diperbolehkan mengunduh
sepanjang 9 bulan sedangkan sisa waktu 3 bulan dilarang untuk mengunduh
dengan tujuan memberi kesempatan bagi telur penyu untuk dapat menetas secara
alamiah. Dalam kenyataannya, waktu 3 bulan tersebut di atas justru dianggap
oleh masyarakat setempat (pihak diluar penyewa) sebagai hak mereka untuk
memungut telur penyu.
Sejarah
Periode 1973-1979: Izin pengelolaan diterbitkan oleh Bupati Sukabumi
dengan jangka waktu setahun sekali dikelola oleh CV. Daya Bakti.
I-2
I-3
I-4
dengan
masyarakat
sekitarnya
dengan
pengamatan
di
lapangan
sampai
dengan
tahun
2008
sehingga
masih
terjadi
aktivitas
pencurian
dan
perdagangan telur penyu diluar jalur legal atau jalur yang diakui
oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah terkait yang
berlaku saat itu serta adanya klaim-klaim kepemilikan lahan di dalam
kawasan;
2. Minimnya
jumlah
petugas,
dan
minimnya
pengadaan
dan
I-5
demikian,
pihak
penyelenggara
pemerintahan
Kabupaten
pasal
ayat
diperbolehkan
adanya
pemanfaatan
langsung
I-6
(Pasal
8).
Pengelolaan
kawasan
konservasi
diarahkan
pada
I-7
Surat
Keputusan
Bupati
Sukabumi
Nomor
523/Kep.638-
Dislutkan/2008.
Periode 2009: Terbit Perda No. 5 tahun 2009 tentang Pelestarian Penyu di
Kabupaten Sukabumi dan secara otomatis Perda Nomor 16 Tahun 2005 tidak
berlaku lagi. Perda ini mengatur bahwa pengelolaan kawasan konservasi penyu
100 % ditetaskan untuk dilestarikan dan dapat dikelola oleh pemerintah melalui
organisasi perangkat daerah (OPD). Sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam
upaya pelestarian penyu, maka kawasan konservasi penyu pantai Pangumbahan
dicanangkan sebagai Pusat Informasi Penyu (Turtle Centre) pada tanggal 22
Desember 2009 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan nama Taman
Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park).
Program PNPM Mandiri-Kelautan dan Perikanan TA. 2009 dan 2010
diberikan kepada para Penggemar (pencuri telur penyu) dan masyarakat di
sekitar kawasan konservasi sebagai salah satu solusi membuka lapangan kerja
bagi masyarakat. Adapun jenis kegiatannya adalah Budidaya Ikan Lele, Nila,
Mas, dan Bawal serta Pembuatan Pakan Ikan (pelet).
Periode 2010: Dalam rangka penguatan kelembagaan pengelola kawasan
konservasi penyu Pangumbahan, bulan Desember 2010 telah dibentuk Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Konservasi Penyu Pangumbahan berdasarkan
Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 49 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupati Nomor 71 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi.
I-8
1.2. TUJUAN
Tujuan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Pesisir
Pantai Penyu Pangumbahan adalah sebagai pedoman dalam pengelolaan kawasan
konservasi di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan sehingga tercapai visi
dan misi dari sebuah kawasan konservasi.
Tujuan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Pesisir
Pantai Penyu Pangumbahan adalah :
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan Taman Pesisir Pantai Penyu
Pangumbahan.
2. Memenuhi persyaratan dalam rangka penetapan Kawasan Konservasi
Perairan Daerah (KKPD) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
3. Menjamin pelestarian penyu dan habitatnya di Taman Pesisir Pantai
Penyu Pangumbahan secara berkelanjutan.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan dan
perikanan di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan.
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir di sekitar Kawasan
Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan.
I-9
Provinsi
Jawa
Barat
Kabupaten
Sukabumi
Kecamatan
Ciracap
Desa
Pangumbahan.
Beberapa
kegiatan
dalam
pelaksanaan
Penyusunan
Rencana
II - 1
BAB II
POTENSI DAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN
2.1. Potensi
Potensi yang terdapat di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan, Kabupaten
Sukabumi meliputi potensi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Ketiga potensi ini
merupakan modal dalam pengelolaan Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan.
Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga potensi tersebut.
2.1.1. Potensi Ekologis
Potensi ekologis di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan meliputi kondisi
oseanografi dan ekosistem peisisir. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi terhadap
keberlangsungan kehidupan penyu.
1. Kondisi Oseanografi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi oseanografi di Taman Pesisir Pantai
Penyu Pangumbahan adalah:
a. Pasang Surut. Pengetahuan tentang tipe pasang surut diperlukan untuk
kegiatan pengembangan pantai maupun pengelolaan lingkungannya. Untuk
mengetahui tipe pasang-surut Pantai Pangumbahan digunakan data pasang
surut yang tercatat pada stasiun pasang surut Bakorsurtanal, yang
memperlihatkan bahwa pasangsurut di perairan pesisir Pangumbahan bertipe
campuran dengan unsur ganda lebih menonjol. Hal ini menunjukkan bahwa
perairan pesisir Pangumbahan pada umumnya mengalami dua kali pasang dan
dua kali surut setiap harinya dengan ketinggian yang berbeda. Dari hasil
pengamatan pasang surut yang dilakukan oleh Geologi Kelautan, kedudukan
air terendah adalah 90 cm dan kedudukan air tertinggi mencapai 249 cm
dengan tunggangan airnya adalah 159cm.
b. Arus Laut. Manfaat dari arus bagi banyak biota adalah menyangkut
penambahan makanan bagi biota-biota tersebut dan pembuangan kotorankotorannya. Untuk algae kekurangan zat-zat kimia dan CO 2 dapat dipenuhi.
Sedangkan bagi binatang CO 2 dan produk-produk sisa dapat disingkirkan dan
O 2 tetap tersedia. Arus juga memainkan peranan penting bagi penyebaran
plankton, baik holoplankton maupun meroplankton. Terutama bagi golongan
II - 2
II - 3
II - 4
batuannya
karang yang
II - 5
terakhir luas terumbu karang yang masih kategori bagus sekitar 22,8 ha
dimana jenis-jenis karang yang teridentifikasi terdiri dari karang otak dan
karang meja. Di Ujunggenteng terdapat pada 3 (tiga) titik lokasi (RTRW Kab.
Sukabumi, 2012) yang membentuk spot-spot.
Holothuria atra
Holothuria marmorata
Holothuria vacabunda
Synapta maculate
Teripang pasir
Holothuria scabra
Teripang hideung
Holothuria edulis
Holothuria lecanora
II - 6
(KIMBis)
Ujunggenteng
Kabupaten
Sukabumi
menunjukan
II - 7
II - 8
Ciroyom Kecamatan Cibitung. Jenis-jenis mangrove dari kedua lokasi ini hampir
sama yaitu dari formasi barringtonia seperti Rhizophora sp, Bruguera sp,
Soneratia sp, Pandanus sp dan Avicenia sp. Luasan rata-rata dari hutan mangrove
yang ada merata yaitu tidak melebihi 1 (satu) 10 (sepuluh) Ha, kecuali untuk
Hutan Mangrove di Ciroyom Kecamatan Cibitung mencapai luasan 82,83 Ha
(Kajian Zonasi Rinci, 2011).
II - 9
dan lain sebagainya. Pengembangan Kecamatan Ciracap kedepan salah satunya adalah
daerah wisata, yaitu Desa Pangumbahan dan Ujunggenteng yang berada di dalam
kawasan wisata Ujunggenteng. Beberapa objek wisata menjadi andalan daerah tersebut,
terlebih karakter ombak di beberapa titik pantai yang sesuai untuk olahraga selancar air
(surfing). Selain itu, terdapat ekosistem terumbu karang untuk dijadikan objek wisata
pemancingan.
1. Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk di Desa Pangumbahan mengalami pertumbuhan sesuai hasil
registrasi yang biasa dilakukan sebulan sekali oleh Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil. Berdasarkan data kecamatan dalam angka, jumlah penduduk tahun 2010 sebanyak
4.078 jiwa, terdiri dari laki-laki 2.064 jiwa dan perempuan 2.014 jiwa, dengan kepadatan
2,13 jiwa/Ha. Penduduk Desa Pangumbahan memiliki keberagaman mata pencaharian,
termasuk di dalamnya adalah pelaku perikanan. Namun secara spesifik, dominasi yang
ada bukan pada perikanan melainkan pada pertanian lahan basah dan kering. Hal ini
karena warga setempat bukanlah pelaut ulung dan saat ini kondisi perairan laut tidak
menjanjikan seperti beberapa dekade yang lalu. Justru konservasi inilah sebenarnya yang
harus terus dijaga dan ditingkatkan peran dan daya tariknya melalui pengelolaan yang
bijak dengan tidak merusak sehingga minat wisatawan kelak datang berduyun-duyun.
Secara tersurat berdasarkan data yang ada (sumber: TPI Ujunggenteng 2014),
jumlah rumah tangga perikanan di wilayah kerja TPI Ujunggenteng yang meliputi Desa
Pangumbahan, Ujunggenteng, Gunungbatu, dan Cikangkung adalah sebanyak 1080
orang pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 1350 orang pada tahun 2014. Jumlah ini
hanya mewakili beberapa % saja dari jumlah penduduk total yang ada di kecamatan
Ciracap. Artinya bahwa dunia perikanan praktis belum menjadi pilihan utama. Karena
itu pula maka sebaiknya kedepan baik secara langsung ataupun tidak langsung perlu
dilakukan penyadaran masyarakat yang ada untuk mengoptimalkan pesisir dan laut,
namun tentu saja secara beretika dan ramah lingkungen sebagai bagian cadangan
kehidupan generasi yang akan datang sebagai pewaris kehidupan
II - 10
2009
1.695
143.609
165.688
2010
1.748
157.690
109.123
2011
1.509
132.047
79.349
2012
727
66.026
76.036
2013
2.546
239.269
105.241
II - 11
II - 12
manusia. Artinya bila kondisi normal hanya berhadapan dengan musuh alami, angka
yang diperoleh adalah 1 permil. Oleh karena itu perkembangannya cukup lambat dan
perlu pemahaman serta kesadaran yang tinggi dari manusia.
Terpeliharanya populasi penyu dan habitatnya di Pantai Pangumbahan dan
perairan laut sekitarnya, secara tidak langsung telah menjaga lambang Kabupaten
Sukabumi serta mendukung upaya menjaga wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi agar
tetap dalam kondisi baik, karena penyu dapat dijadikan sebagai indikator kesehatan
lingkungan perairan laut. Kondisi ini diperlukan mengingat wilayah pesisir Kabupaten
Sukabumi yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia merupakan sumber
penghidupan setidaknya bagi 12.400 orang nelayan (Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sukabumi, Tahun 2009). Melalui pelestarian penyu dan habitatnya secara
tidak langsung dapat mendukung tingkat pemanfaatan sumber daya ikan pada wilayah
pesisir dan perairan laut Kabupaten Sukabumi secara berkelanjutan.
Berdasarkan pertimbangan terhadap arti penting pelestarian penyu dan
habitatnya serta dampak lanjutan dari upaya tersebut terhadap sebagian masyarakat
pesisir, Pemerintah Kabupaten Sukabumi berdasarkan Peraturan Daerah No.5 Tahun
2009 Tentang Pelestarian Penyu di Kabupaten Sukabumi telah menyatakan bahwa
wilayah pesisir yang menjadi habitat penyu, ditetapkan sebagai kawasan konservasi
daerah (Pasal 7 (2)). Dalam peraturan perundang-undangan tersebut dinyatakan pula
bahwa pengelolaan kawasan konservasi daerah yang teridentifikasi sebagai habitat penyu
akan dilaksanakan untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan alam
berdasarkan
konservasi daerah ini dapat pula dimanfaatkan sebagai objek penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan serta kegiatan ekowisata berbasis konservasi penyu
dan habitatnya (pasal 9 dan 10).
Dalam rangka pembiayaan pengelolaan kawasan konservasi dan menjaga serta
mempertahankan keberadaan kawasan konservasi maka diperlukan sumber pendanaan
yang berkelanjutan (sustainable financing) yang bersumber dari jasa pemanfaatan
lingkungan serta fasilitas yang disediakan oleh pemerintah daerah di dalam kawasan
konservasi, sehingga keberadaan kawasan konservasi dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk menunjang pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan, ekowisata
II - 13
matahari terbit dan terbenam, mungkin ini lebih cocok bagi pecinta Fotografi. Pantainya
masih cukup bersih dengan ciri khas pesisir pantai selatan yang terkenal bersih airnya
dan ombaknya yang besar. Keunikan lain, yaitu di pesisir pantai sepanjang
Ujunggenteng hingga pantai Batununggul tidak terdapat ombak karena sudah tertahan
oleh beting karang yang berada sekitar 200meter sebelum garis pantai. Pada saat pasang
air laut memenuhi pantai dengan kedalaman air 0,5 ~ 1 meter, sangat cocok untuk
berendam, bermain perahu karet, juga aktivitas lain seperti kolam luas dengan air yang
berarus tenang. Bila surut, maka kita bisa berjalan ke tengah sambil melihat-lihat biota
laut seperti bintang laut, siput-siput, ikan-ikan hias yang terperangkap, udang-udang
kecil, dan bahkan cacing-cacing laut (Gambar 5).
II - 14
Disamping
keindahan pantai Pangumbahan dengan pasir putihnya, satwa penyu melalui kegiatan
pelepasan tukik menjadi salah satu atraksi wisata yang sangat menarik bagi wisatawan.
Aktivitas kepariwisataan terkait dengan makin pesatnya pengembangan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Taman Pesisir Pantai Penyu
Pangumbahan dari tahun ke tahun ternyata mengalami peningkatan secara signifikan
sekalipun menunjukkan grafik yang naik turun. Pengunjung pun berasal dari kota-kota
besar yang memiliki nama dan terkenal di masyarakat sehingga kedepannya para
pelancong dapat menginformasikan kepada yang lainnya sehingga hal ini akan menjadi
promosi gratis bernilai efektif dan efisien. Dinamika kunjungan wisatawan tersebut dapat
dilihat pada Tabel di bawah mereka yang berasal dari Jakarta, Bogor, Bandung,
Tangerang, dan Sukabumi.
II - 15
2009
13,176
2010
16,962
28.73
2011
21,759
28.28
2012
20,984
(3.56)
2013
24,765
18.02
2014
15,474
(37.52)
BULAN
Januari
Pebruari
JUMLAH
PENGUNJUNG
1,096 org
78
org
Maret
761
org
April
686
org
Mei
595
org
Juni
1,204
org
Juli
1,520
org
Agustus
1,652
org
September
1,946
org
10
Oktober
590
org
11
Nopember
503
org
12
Desember
2,545
org
Jumlah
13,176
KETERANGA
N
Melihat satwa
penyu sedang
bertelur dan
melepas tukik
.
II - 16
BULAN
JUMLAH
PENGUNJUNG
Januari
1,344
org
Pebruari
1,155
org
Maret
544
org
April
1,204
org
Mei
1,395
org
Juni
1,150
org
Juli
2,352
org
Agustus
1,226
org
Septemb
er
2,599
org
10
Oktober
886
org
11
Nopembe
r
545
org
12
Desembe
r
2,562
org
16,962
org
Jumlah
KETERANGAN
Melihat satwa
penyu yang
sedang
bertelur,
melepas tukik
ke laut dan
Sunset
II - 17
BULAN
JUMLAH
PENGUNJUNG
Januari
1,553
org
Pebruari
1,551
org
Maret
1,051
org
April
1,421
org
Mei
1,259
org
Juni
1,479
org
Juli
2,302
org
Agustus
1,698
org
September
2,511
org
10
Oktober
1,903
org
11
Nopember
1,028
org
12
Desember
4,003
org
21,759
org
Jumlah
KETERANGAN
Melihat satwa
penyu yang
sedang
bertelur,
melepas tukik
ke laut dan
menikmati
Sunset
II - 18
BULAN
Januari
JUMLAH
PENGUNJUNG
1,024
org
730
org
1,588
org
1,286
org
2,090
org
Pebruari
2
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
6
Nopember
1,769
org
Januari
2,100
org
3,133
org
1,663
org
2,128
org
1,871
org
1,602
org
20,984
org
Org
Pebruari
8
Maret
April
Mei
Juni
10
Juli
Agustus
11
September
Oktober
12
Nopember
Jumlah
KETERANGAN
Melihat satwa
penyu yang
sedang
bertelur,
melepas tukik
ke laut dan
menikmati
Sunset
II - 19
BULAN
Januari
JUMLAH
PENGUNJUNG
947
org
Pebruari
1,478
org
Maret
1,555
org
April
959
org
Mei
1,597
org
Juni
2,129
org
Juli
1,944
org
Agustus
7,359
org
September
1,256
org
10
Oktober
1,674
org
11
Nopember
1,234
org
12
Desember
2,633
org
24,765
org
Jumlah
KETERANGAN
Melihat satwa
penyu yang
sedang
bertelur,
melepas tukik
ke laut dan
menikmati
Sunset
II - 20
Bulan
Dewasa
Anak
Mhs/Pelaja
r
Tk/P
aud
Total (Org)
Januari
1,617
330
55
2,002
Februari
1,276
124
24
1,424
Maret
1,641
127
1,768
April
1,206
110
1,316
Mei
391
62
453
Juni
379
42
421
Juli
1,422
76
1,498
Agustus
405
75
480
September
1,104
52
1,156
10
Oktober
1,347
82
1,429
11
November
2,164
197
2,361
12
Desember
1,076
90
1,166
14,028
1,36
7
79
15,474
JUMLAH
Nelayan yang ada di pangkalan pendaratan ikan (PPI) dan tempat pelelangan ikan
(TPI) Ujunggenteng berasal dari 4 (empat) desa, yakni:
1)
Desa Ujunggenteng;
2)
Desa Pangumbahan;
3)
Desa Gunungbatu;
4)
Desa Cikangkung.
II - 21
b.
c.
d.
e.
f.
2)
3)
4)
2)
3)
4)
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
6)
Jumlah bakul:
1)
2)
3)
Pengolah, terdiri dari pengolah ikan asin sebanyak 6 kelompok dan pengolah
ikan pindang sebanyak 2 kelompok.
g.
2)
II - 22
3)
h.
2)
3)
khususnya perikanan tangkap di laut, dapat dilihat dari keberadaan armada tangkap dan
jenis alat tangkap yang digunakan. Indicator ini hanya merupakan salah satu dari sekian
gambaran aktivitas di lapangan. Masih banyak kegiatan non perikanan yang
berkontribusi terhadap perolehan dan peningkatan pendapatan masyarakat dan menjadi
pendukung bagi keberlanjutan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Taman
Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan. Khusus untuk armada dan jenis alat tangkap di
pesisir pantai Pangumbahan dan Ujunggenteng tidak seperti halnya di Teluk
Palabuhanratu, baik keragaman jenis maupun jumlahnya tentu jauh berbeda. Namun
demikian keberadaannya sangat menentukan nasib masyarakat pesisir. Ini terbukti
bahwa sejak jaman dahulu sampai sekarang pantai Ujunggenteng dan Pangumbahan
menjadi tumpuan harapan para nelayan.
Apabila diklasifikasi, nelayan di Ujunggenteng dan Pangumbahan (yang
berlabuh di TPI Ujunggenteng) hanya terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni nelayan
penuh dan nelayan sambilan utama. Sementara itu nelayan sambilan tambahan tidak
ditemukan pada tahun 2013 dan muncul di tahun 2014 (Tabel 10). Hal ini diperkirakan
karena memang hampir semua warga pesisir mengandalkan mata pencahariannya dari
laut, terlepas sampai saat ini laut bisa mensejahterakan atau tidak.
Tabel 10. Jumlah Nelayan Perikanan Laut di Wilayah Kerja Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Ujunggenteng (Konsentrasi dari Desa
Ujunggenteng dan Pangumbahan)
No.
Tahun
Nelayan (orang)
Penuh
Sambilan
Sambilan
Total
Utama
Tambahan
1.
2013
1050
30
0
1080
2.
2014
877
273
200
1350
II - 23
3.
berpengairan setengah teknis 1.443 Ha, pedesaan/sederhana 1.664 Ha dan tadah hujan
1.038 Ha.
Tabel 11. Luas lahan sawah berdasarkan jenis pengairan
Sawah Pengairan (Ha)
Ciracap
175
489
Sawah
Tadah
Hujan
(Ha)
147
Purwasedar
100
321
229
650
Pasirpanjang
175
221
69
465
Cikangkung
288
270
118
676
Gunungbatu
146
95
241
Mekarsari
705
142
165
1012
Pangumbahan
55
155
210
Ujunggenteng
20
60
80
1038
4145
No.
Desa/
Kelurahan
Teknis
Teknis
Pedesaan
Total
1443
1664
Jumlah
(Ha)
811
Sementara itu wilayah Kecamatan Ciracap memiliki potensi lahan darat seluas
12.878 Ha, yang dikelola oleh petani danpihak swasta (perkebunan).
Tabel 12. Tata guna lahan darat di wilayah Kecamatan Ciracap
No
Desa
Pekaranga
n (Ha)
Ladang/
Kebun
Kebun
Kolam/
Hutan
Lain-
Tegalan
Rakyat
Swasta
Tamba
Negara
lain
(Ha)
(Ha)
(Ha)
k (Ha)
(Ha)
(Ha)
Jumlah
(Ha)
Ciracap
32
349
227
190
801
Purwasedar
35
425
211
513
543
1732
Pasirpanjang
95
429
120
74
160
886
Cikangkung
192
678
350
150
374
1746
Gunungbatu
62
625
340
2144
420
190
4101
Mekarsari
91
700
340
648
1782
Pangumbahan
51
335
300
175
863
Ujunggenteng
48
427
320
172
967
606
3968
2198
2198
24
420
1462
12878
Total
II - 24
Desa
< 0,1 Ha
(%)
0,10-0,25
Ha (%)
0,26-0,5
Ha (%)
0,511,00
Ha (%)
> 1,00
Ha(%)
Ciracap
20
35
30
10
Purwasedar
15
40
30
10
Pasirpanjang
20
40
28
10
Cikangkung
15
35
40
Gunungbatu
20
40
30
Mekarsari
20
35
30
10
Pangumbahan
15
40
30
10
Ujunggenteng
20
35
30
18,3
37,5
31,2
3,9
Rata-rata
II - 25
PERUNTUKAN
TANAH
Tanah Basah
(HGU U 17)
Tanah Perkebunan
(HGU)
Tanah Fasilitas
Umum
Tanah Hutan
JUMLAH LUAS
LUAS (ha)
RINCIAN
Irigasi Teknis
295 teknis
Tadah hujan
Tegal/Ladang
180
Pemukiman
Tanah Rawa
89 Pasang Surut
Tambak Udang
Perkebunan Rakyat
967,57 Perkebunan Negara
Perkebunan Swasta
Tanah Kas Desa
Perkantoran Pemerintah
Lapangan
32,83
Kuburan
Lainnya (jalan, sungai
dll)
Hutan Lindung
Hutan Produksi
146,1
Hutan Konservasi (HPL)
Greenbelt (HGU U 15)
1.916
LUAS (ha)
125
170
97
83
0
0
89
0
0
967,57
1,03
3
2
26,8
0
0
58.5
87,6
1.916
Tingginya luasan lahan kering dan masih rendahnya luasan tanah sawah
sebagaimana ditunjukkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa peluang pengembangan
pembangunan ekonomi desa dari sektor pertanian dalam arti luas masih sangat terbuka,
diantaranya melalui peningkatan kemampuan teknologi dan industri ramah lingkungan
yang akan mampu menghasilkan nilai tambah bagi usaha ekonomi masyarakat dimasa
depan.
II - 26
2.2
Permasalahan
2.2.1
II - 27
Gambar 6.
2.2.2
II - 28
2.2.3
konektivitas
antara
pengelola
dengan
masyarakat
sekitar
Permasalahan Pengelolaan
Permasalahan pengelolaan Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan antara
lain berupa pencurian telur penyu oleh manusia maupun predator (biawak, anjing
dan lain-lain). Di samping itu pemahaman masyarakat terhadap upaya
pengelolaan penyu agar tetap lestari relatif masih rendah sehingga perlu
dilakukan sosialisasi dan publikasi secara terus menerus. Hal ini perlu dilakukan
mengingat penyu hijau merupakan ikon Kabupaten Sukabumi dan sebagai daya
tarik pariwisata bahari sehingga apabila keberadaan penyu tidak dijaga dengan
baik maka akan terjadi penurunan kunjungan wisata bahari ke Pangumbahan.
II - 29
II - 30
II - 31
Pangumbahan. Maka, perlu diatur zonasi rinci untuk lintasan kapal di laut
sekitar pantai Pangumbahan.
Perubahan ekosistem pantai akibat campur tangan manusia juga menjadi
salah satu penyebab kerawanan terhadap jumlah penyu yang mendarat. Saat
ini zona yang ditetapkan sebagai zona inti masih ada yang berstatus HGU
dan dikuasai oleh swasta, kondisi eksiting lahan tersebut dimanfaatkan oleh
masyarakat diantaranya untuk penginapan dengan menggunakan cahaya
lampu (listrik) sehingga besar kemungkinan penyu tidak jadi mendarat.
Masalah lain di lokasi HGU tersebut tanaman penghijauan di wilayah
sempadan pantai ditebang dengan alasan menghalangi pemandangan.
a. Permasalahan saat pengumpulan telur penyu
Berdasarkan hasil survey, problem yang dihadapi dalam proses
pengumpulan telur adalah:
1) Pencurian Telur Penyu; Pencurian telur penyu merupakan masalah
yang sering ditemukan pada proses pengelolaan konservasi penyu di
Pantai Pangumbahan, berdasarkan penuturan petugas dan hasil survey
pencuri berasal dari kampung yang berbatasan dengan Pantai
Pangumbahan. Pencuri melakukan kegiatan terutama di malam hari,
mereka mencuri diantara kelengahan petugas pengumpul telur.
Keberadaan pencuri ini sering ditemukan petugas, pencuri hanya
mengambil telur tapi tidak pernah mengambil daging.
2) Keterbatasan Kinerja. Pengumpulan telur penyu dilakukan dengan
tujuan melakukan penetasan telur penyu di tempat yang aman. Sebab
penetasan telur di pantai secara alamiah tanpa penjagaan akan
terancam oleh pencuri maupun hewan-hewan predator. Untuk
menghindari hal tersebut, telur diambil petugas dan ditetaskan di
tempat aman. Kegiatan pengumpulan telur ini dilakukan oleh petugas
dari UPTD.
3) Permasalahan yang muncul adalah, telur lebih dulu diambil pencuri
saat petugas berada di pantai sisi lain, baik sedang berjaga maupun
menunggu penyu yang sedang bertelur (proses penyu bertelur
II - 32
tersendiri
pada
proses
menemukan
maupun
ini
sangat
dimungkinkan
akibat
proses
pengambilan,
II - 33
II - 34
II - 35
II - 36
sedimen
mengandung
sejumlah
besar
bahan
organik
akan
Gambar 8.
Masa pemulihan terumbu karang yang rusak oleh sedimentasi tak dapat
diprediksi, karena kerusakan akibat sedimentasi telah mengubah tipe substrat
yang sebelumnya pasir dan batuan karang menjadi lumpur berdebu yang
halus dan gampang melayang oleh arus. Substrat ini menutup karang yang
akhirnya mati dan ditumbuhi makroalga. Pemulihan karang akan sulit terjadi
karena laju pertumbuhan alga jauh lebih cepat daripada laju pertumbuhan
karang.
Beberapa upaya yang dilakukan dalam memulihkan tutupan terumbu
karang adalah dengan kegiatan Transplantasi Terumbu karang pada kegiatan
II - 37
di
perairan
Kalapacondong
dan
Bagal
Batere
Desa
II - 38
II - 39
II - 40
II - 41
Terhadap
Keberadaan
Infrastruktur
Kawasan,
akan
dilakukan:
1) Peningkatan intensitas piket, penjagaan dan pengawasan;
2) Peningkatan sosialisasi, pembinaa dan anjangsono serta silaturrahim
kepada
masyarakat
dalam
berbagai
ajang
kegiatan
keagamaan,
II - 42
2.
Tanggal
Asal
3 Maret 2014 Sekolah Tinggi
Pariwisata
Bandung
2 Oktober LIPI
2014
3.
14 Oktober Program
2014 Magister
Sekolah Pasca
Sarjana IPB
4.
27 Oktober Program
2014 Magister
Sekolah Pasca
Sarjana IPB
Jumlah
Topik
1 org Destinasi Wisata di Pantai
Pangumbahan, Sukabumi
10 org Analisa oseanografi di
Perairan Pangumbahan,
Sukabumi
1 org Studi Implementasi
Pengelolaan Kawasan
Konservasi Habitat Penyu
melalui Pendekatan
Skema Pembayaran Jasa
Ekosistem
1 org Pengaruh kedalaman
sarang dan intensitas
cahaya terhadap lama
masa inkubasi penyu hijau
di pantai pangumbahan
Sukabumi
2.
Tanggal
Asal
24 Maret 2015 Fakultas
Perikanan Dan
Ilmu Kelautan,
UNDIP
Jumlah
Topik
3 org 1. Studi Persentase dan
Jumlah Telur Penyu di
Pantai Pangumbahan.
2. Pengaruh Kedalaman
Sarang Terhadap
Kebersihan Penetasan
Penyu Hijau di Pantai
Pangumbahan Sukabumi.
3. Habitat Bertelur dan
Tingkat Keberhasilan
Penetasan Telur Penyu
Hijau di Pantai
Pangumbahan Sukabumi
1 org Kerjasama Pemerintah
Daerah Kabupaten
Sukabumi dan WWF dalam
Konservasi Penyu
II - 43
II - 44
Tabel 17. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana UPTD Konservasi Penyu Taman
Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Periode 2009-2014
Tahun
No.
Jenis Sarana
Kondisi terakhir
Ket
dibangun
1. Kantor
2009
Baik
2
2010
Baik
2010
Kurang baik
(Aula)
3
Ruang penetasan
outdoor
2010
Baik
2010
1,3,4,5,6 rusak
Ruang tukik
2010
Kurang baik
Pondok jaga
2010
Baik
Pondok Pemandu
2010
Kurang baik
2010
Kurang baik
10
2010
Kurang baik
11
Pos Satpam
2011
Baik
12
Mushola
2011
Baik
13
Kolam Sentuh
2011
Rusak
14
Gedung Info
2012
Baik
15
WC umum
2012
Baik
16
Kantin
2013
Baik
17
Pagar BRC
2013
Kurang baik
18
2009-2014
Kurang baik
19
Lampu penerangan
2014
Baik
perkantoran
20
Pengerasan jalan
2014
Baik
21
2014
Baik
II - 45
II - 46
melibatkan personil 2-3 orang per perahu, atau sekitar 300 orang nelayan. Bisa
dibayangkan bahwa penyu dewasa yang akan bertelur dan sangat sensitif
terhadap cahaya, gerakan dan bayangan, otomatis akan terganggu proses ritual
bertelurnya. Oleh karenanya akan wajar bila penyu yang akan bertelur urung
niatnya dan kembali ke alam bebas atau bertelur di Negara lain.
Gambar 9. Benih lobster (benur) yang ditangkap di Zona Inti Perairan di KKPD
Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan
Destructive fishing yang nampak saat ini adalah masih bergelimangnya
masyarakat yang ingin memanfaatkan telur penyu untuk dikonsumsi sendiri atau
diperjualbelikan. Klasik alasannya, bahwa mereka lakukan demikian karena
membela perut sehingga pernyataan mereka adalah Kami tidak akan makan bila
tidak diizinkan memungut telur penyu. Oleh karena ancaman dari kebiasaan
buruk ini terus terjadi, maka mau tidak mau dan suka tidak suka pengawalan
kawasan konservasi harus terus dilakukan secara komprehensif. Kegiatan ini
dilakukan secara formal oleh segenap karyawan maupun keterlibatan dari para
pihak seperti aparat kepolisian, AL, pihak kecamatan dan desa, serta berbagai
elemen masyarakat tanpa pandang bulu sampai kepada aparat penegak hukum
lainnnya. Disamping itu, perlu adanya sarana dan prasarana yang memperkecil
II - 47
terjadinya pencurian telur penyu seperti pembangunan pagar yang kokoh dan
kuat, pengamanan dari penegak hukum, pemasangan CCTV dan upaya
koordinasi serta pemberdayaan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah
sosialisasi dan pembinaan terhadap warga sekitar secara sinambung dengan
pembekalan dan pemberdayaan pada kegiatan ekonominya.
III - 1
BAB III
PENATAAN ZONASI
3.1. Umum
Zonasi kawasan konservasi perairan adalah suatu bentuk rekayasa teknik
pemanfaatan ruang di kawasan konservasi perairan melalui penetapan batas-batas
fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya dukung, serta prosesproses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan ekosistem.
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
mencakup
daratan dan perairan dengan luas total perairan seluas 2.706,09 ha. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2010, untuk
memenuhi syarat minimum luasan zona inti sebesar 2% dari luas kawasan maka
luas minimum zona inti di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan adalah 54,12
Ha. Adapun luas zona inti di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan adalah
512,80 Ha.
Zonasi dalam kawasan konservasi
III - 2
III - 3
III - 4
dan V. Pada ketiga pos tersebut selama tahun 2013 jumlah penyu mendarat
sebanyak 1.348 seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 19. Jumlah Penyu mendarat pada POS III, IV dan V di Kawasan
Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan Tahun 2013
No
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
JUMLAH
Bertelur
III - 5
Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada zona inti di Taman
Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini.
Tabel 20. Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada zona inti di Taman
Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan
Perumusan
Kegiatan
No
Jenis
Kegiatan
Kegiatan yang
boleh tetapi
dengan izin
1
2
Penelitian
Pendidikan, Pemeliharaan, Pemulihan, Rehabilitasi dan
Peningkatan Sumber Daya Ikan dan Ekosistemnya
Kegiatan yang
tidak
diperbolehkan
Wisata Menyelam
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
III - 6
17
Pemasangan Rumpon
Pembuatan foto, video, film untuk tujuan
komersial
Pembuatan foto, video, film untuk tujuan non
komersial
18
19
zona
ekowisata
dan
pembangunan:
1. Kantor UPTD
2. Pendederan telur penyu
3. Kolam sentuh
4. Aula
5. Guest House
6. Mess Karyawan
7. Gudang
8. Mushola
9. Ruang tukik
10. Kamar mandi/WC
11. Gedung info
12. Pos Jaga
13. Rumah Genset
fasilitas
umum,
diperuntukkan
untuk
III - 7
14. Kantin
15. Pos Wisata
16. Lahan Parkir
Ekowisata di Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu
Pangumbahan terbagi ke dalam dua golongan, yakni:
1. Wisata malam hari berupa:
a. Melihat penyu bertelur,
2. Wisata siang hari berupa:
a. Melepas tukik pada sore hari (sekitar pukul 17.00 WIB);
b. Jogging ke lokasi pantai pasir putih dengan keindahan sunset;
c. Melihat film dokumenter tentang ritual penyu bertelur; dan
d. Berfoto dengan penyu di kolam sentuh.
3.3.2. Sub zona camping ground dan out bound
Berdasarkan potensi yang ada berupa lahan yang relatif datar dan rawa,
akses relatif mudah dijangkau, dan panorama yang indah dan udara alami yang
segar alami maka akan dijadikan sebagai obyek wisata berupa:
1. Camping ground
2. Panjat tebing buatan (rock climbing)
3. Jembatan tali di atas rawa
4. Jembatan kayu tunggal (birma crosser)
5. Flying Fox
3.3.3. Sub zona surfing
Berdasarkan potensi yang ada berupa lahan yang relatif datar, akses relatif
mudah dijangkau, kondisi perairan yang tidak berbahaya, ombak yang besar dan
kontinyu maka lokasi tersebut akan dijadikan sebagai obyek wisata berselancar
(surfing).
3.3.4. Sub zona perikanan tradisional
Berdasarkan potensi yang ada berupa lahan yang relatif datar dan rawa,
akses relatif mudah dijangkau, kondisi perairan yang tidak berbahaya, sumber
daya ikan yang melimpah dan secara turun temurun menjadi tempat nelayan
III - 8
tradisional menangkap ikan maka lokasi tersebut akan dijadikan sebagai sub zona
perikanan tradisional.
Besarnya animo masyarakat terhadap konservasi penyu dan guna menjaga
keberlangsungan pengelolaan maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi
mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Perda No. 1 Tahun 2013 Tentang Retribusi Tempat Rekreasi, Pariwisata dan
Olahraga, Pasal 9A berbunyi sebagai berikut:
1. Besarnya tarif retribusi di Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai
Penyu Pangumbahan meliputi:
a. Retribusi memasuki Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai
Penyu Pangumbahan (Menyaksikan Film Dokumenter, Melihat
Penyu di Kolam Sentuk dan Pelepasan Tukik ke laut):
No.
Klasifikasi Pengunjung
1.
Tarif (Rp.)
Keterangan
Umum:
1) Dewasa
10.000
Per orang
2) Anak-anak
5.000
Per orang
2.
Romobongan Mahasiswa/Pelajar
5.000
Per Orang
3.
2.500
Per Orang
Kawasan
Konservasi
Taman
Pesisir
Pantai
Penyu
Pangumbahan:
No.
1.
Klasifikasi Pengunjung
Tarif (Rp.)
Keterangan
Umum:
1) Dewasa
150.000
Per orang
2) Anak-anak
50.000
Per orang
2.
Rombongan Mahasiswa/Pelajar
75.000
Per Orang
3.
25.000
Per Orang
III - 9
1.
Klasifikasi
Penelitian
Pengunjung
Keterangan
Bahan Penelitian:
Umum
150.000
Per org/hari
a. Penyu Dewasa
Mahasiswa /
100.000
Per orang/hari
Pelajar
c. Telur penyu
2.
Tarif (Rp.)
III - 10
Pangumbahan
untuk
kegiatan
Non-Penelitian
dan
Pendidikan:
No.
1.
2.
Klasifikasi Pengunjung
Keterangan
Ruang Pertemuan:
a. Umum
250.000
Per jam
b. Mahasiswa/Pelajar
150.000
Per jam
1.000.000
Per hari
500.000
Per hari
1) Umum
750.000
Per hari
2) Mahasiswa/Pelajar
376.000
Per hari
3.
Tarif (Rp.)
2.
3.
Klasifikasi
Tarif (Rp.)
Keterangan
Shooting Film:
a. Komersil
5.000.000
Per produksi
b. Dokumenter
2.500.000
Per produksi
a. Komersil
5.000.000
Per produksi
b. Dokumenter
2.500.000
Per produksi
a. Komersil
1.500.000
Per paket
b. Dokumenter
1.000.000
Per paket
Shooting Video:
Pengambilan Foto
III - 11
Kegiatan yang
boleh tetapi
dengan izin
No
Jenis
1
2
Penelitian
Melihat penyu bertelur
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
III - 12
Kegiatan yang
14
15
16
17
18
1
tidak
diperbolehkan
3
4
petualangan
- marine walk
8
9
10
11
12
13
14
15
III - 13
17
Pemasangan Rumpon
Pembuatan foto, video, film
untuk tujuan
18
komersial
Pembuatan foto, video, film untuk tujuan non
19
20
komersial
Panggung hiburan di malam hari
21
22
23
Menunggangi penyu
terumbu karang dimaksudkan untuk melindungi pantai dari terjangan ombak dan
melindungi keberadaan sumber daya ikan terutama ikan hias dan ikan karang,
maka lokasi tersebut dijadikan sebagai sub zona rehabilitasi terumbu karang.
III - 14
Sebagai panduan kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan di zona
lainnya sebagaimana tercantum pada Tabel 22.
Table 22. Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan di zona lainnya
Perumusan
Kegiatan
No
Jenis
Kegiatan
1
Penelitian
2
Wisata Menyelam
Kegiatan yang
boleh tetapi
dengan izin
Kegiatan yang
tidak
diperbolehkan
3
4
5
7
1
3
4
Budidaya
Wisata Perahu Kaca (Glass Bottom Boat)
8
9
10
11
Pemasangan Rumpon
IV - 1
BAB IV
RENCANA JANGKA PANJANG
4.1 Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
yang
berhubungan
dengan
kegiatan
konservasi
penyu
IV - 2
penguatan
kelembagaan
pengelola
kawasan
konservasi;
2. Melakukan peningkatan sosial ekonomi dan budaya masyarakat;
3. Melakukan pemahaman dan penyadaran masyarakat terhadap
eksistensi pentingnya konservasi melalui sosialisasi, pembinaan,
pendampingan dan pola partisipasi dalam pengelolaan KKPD.
4.1.2. Tujuan dan Sasaran Pengelolaan
IV - 3
sistem
pendanaan
yang
berkesinambungan
pemberdayaan
masyarakat
sekitar
kawasan
konservasi;
10. Tumbuh dan berkembangnya peran serta dan keterlibatan
masyarakat dalam bentuk pemahaman, kesadaran dan partisipasi
pengelolaan KKPD.
4.2
Strategi Pengelolaan
Program pengelolaan kawasan konservasi dan peningkatan sosial
ekonomi dan budaya masyarakat selain berdasarkan visi-misi dan tujuansasaran juga harus didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk konsekuensi
ekologis, kelayakan, peluang keberhasilan, dan biaya. Adapun programprogram yang menjadi faktor kunci keberhasilan pengelolaan kawasan
konservasi dan peningkatan sosial ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar
kawasan konservasi meliputi:
4.2.1. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pengelola dan Para Pihak, berupa
kegiatan:
1. Penguatan kelembagaan pengelolaan kawasan dengan inokator:
IV - 4
Room
dan Screen;
IV - 5
kebijakan
dan
aturan
pengelolaan
dan
IV - 6
ekosistem
terumbu
karang,
lamun,
dan
mangrove/vegetasi pantai.
3. Penelitian dan pengembangan dengan indikator:
a. Identifikasi garis dasar (base line) biofisik : (penyu, terumbu
karang, lamun, vegetasi pantai);
b. Identifikasi garis dasar (base line) sosial ekonomi budaya; dan
c. Penelitian dan pengembangan teknologi pengelolaan sumber
daya pesisir.
4. Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan
indikator:
a. Model pengelolan ekowisata berbasis konservasi penyu;
b. Pengelolaan wisata bahari (surfing, sunset, outbound)
5. Penguatan dan pengembangan data informasi dengan indikator:
a. Penyusunan basis data dan informasi;
b. Validasi dan penyelarasan data.
6. Koordinasi pengawasan dengan indikator:
a. Rakor bidang pengawasan tingkat provinsi;
b. Rakor bidang pengawasan tingkat nasional.
7. Penguatan penyadaran masyarakat dengan indikator:
a. Sosialisasi kepada masyarakat;
b. Publikasi media cetak dan elektronik berupa koran (radar &
PR); radio (RSPD & Swasta); televisi lokal; televisi Nasional;
c. Edukasi kepada kalangan pelajar dan mahasiswa;
d. Pemberian penghargaan berupa kader konservasi; pemerhati
penyu; pemerhati lingkungan.
8. Monitoring, evaluasi dengan indikator:
a. Monitoring; dan
IV - 7
b. Evaluasi.
4.2.3. Penguatan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di sekitar kawasan
1.
V-1
BAB V
RENCANA JANGKA MENENGAH
Rencana jangka menengah ini merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, sasaran
pengelolaan, dan strategi pengelolaan kawasan. Rencana jangka menengah ini berlaku
selama 5 (lima) tahun. Rencana jangka menengah ini diwujudkan dalam bentuk programprogram untuk menjalankan strategi sebagaimana tersebut di atas.
Dengan mengacu kepada Peraturan Dirjen KP3K Nomor 44/KP3K/2012 Tentang
Pedoman Teknis Evaluasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil
(E-KKP3K) setiap pengelolaan yang dilaksanakan selain memiliki tujuan yang terinci dari
penjabaran visi dan misi suatu kawasan, juga harus dilengkapi dengan tujuan-tujuan
pengelolaan kawasan konservasi, baik dari aspek biofisik, sosial ekonomi-budaya serta tata
kelola (kelembagaan).
Untuk mencapai strategi pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Pesisir Pantai
Penyu Pangumbahan, dilakukan melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah, Rencana Tahunan sebagai berikut:
5.1.
5.1.1. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pengelola dan Para Pihak, berupa kegiatan:
1. Penguatan kelembagaan pengelolaan kawasan dengan inokator:
a. Formasi penerimaan dan penempatan pegawai baru PNS;
b. Forum Koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) dan Pengelola;
c. Inisiasi pembentukan kelompok kerja (lintas sektoral terkait, perguruan
tinggi, LSM, kelompok masyarakat, dunia usaha);
d. Inisiasi pembentukan BLUD.
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia unit organisasi pengelola dan
masyarakat dengan indikator Sosialisasi;
3. Pembangunan dan peningkatan sarpras pengelolaan dengan indikator:
a. Identifikasi kebutuhan dan desain sarpras berupa Master Plan, Detail
Enginering Design (DED), Market, Action Plan;
b. Pembangunan sarana dan prasarana dengan indikator berupa kolam sentuh,
infrastruktur jalan, jalan lingkar dalam kawasan (jogging track), shelter 1-6,
pagar pembatas penetasan pantai, dan mess karyawan;
V-2
c. Pengadaan sarpras dengan indikator berupa CCTV infra red; roda dua trail;
dan peralatan kantor;
d. Pemeliharaan sarpras.
4. Pengembangan kebijakan dan aturan pengelolaan dan pemanfaatan dengan
indikator:
a. Penyusunan aturan pengelolaan dan pemanfaatan berupa Perda tentang
ekowisata berbasis konservasi penyu (BLUD); Perbup kemitraan; konsultan
individu (profesional/LSM), Pengelolaan ekowisata; Perbup retribusi; dan
SOP.
b. Penataan batas kawasan berupa SK Bupati tentang Tim Penataan Batas;
c. Kebijakan Pengawasan terpadu berupa Perbup Pengawasan Terpadu dan SK
Bupati Tim tentang Pengawasan Terpadu;
5. Pengawasan dengan indikator:
a. Patroli rutin; dan
b. Patroli terpadu.
6. Monitoring, evaluasi dengan indikator:
a. Monitoring; dan
b. Evaluasi.
5.1.2. Penguatan Pengelolaan Sumber Daya berupa kegiatan:
1. Perlindungan dan pelestarian ekosistem terkait dan biota dengan indikator:
a. Perlindungan dan pelestarian ekosistem terumbu karang;
b. Perlindungan dan pelestarian ekosistem vegetasi pantai;
c. Perlindungan dan pelestarian ekosistem lamun;
d. Perlindungan dan pelestarian ekosistem mangrove;
e. Perlindungan dan pelestarian populasi penyu berupa tagging standar,
tagging transmitter, dan klinik penyu;
2. Rehabilitasi ekosistem terkait dan biota dengan indikator rehabilitasi ekosistem
terumbu karang, lamun, dan mangrove/vegetasi pantai.
3. Penelitian dan pengembangan dengan indikator:
a. Identifikasi garis dasar (base line) biofisik: (penyu, terumbu karang, lamun,
dan vegetasi pantai);
b. Identifikasi garis dasar (base line) sosial ekonomi budaya; dan
c. Penelitian dan pengembangan teknologi pengelolaan sumber daya pesisir.
V-3
V-4
5.2.1. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pengelola dan Para Pihak, berupa kegiatan:
1. Penguatan kelembagaan pengelolaan kawasan dengan indikator:
a. Formasi penerimaan dan penempatan pegawai baru PNS dan Non PNS;
b. Forum Koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) dan Pengelola;
c. Pembentukan BLUD
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia unit organisasi pengelola dan
masyarakat dengan indikator:
a. Pendidikan formal (S1/S2);
b. Bimbingan teknis (Bimtek) terhadap pengelola dan kelompok masyarakat;
c. Sosialisasi;
d. Magang
e. Tunjangan kinerja resiko tinggi
3. Pembangunan dan peningkatan sarpras pengelolaan dengan indikator:
a. Pembangunan sarana dan prasarana dengan indikator berupa Jalan lingkar
dalam kawasan (jogging track), shelter 1-6, menara pengawas 3 pos,
bangunan klinik penyu, pembangunan MIS (Management Information
System;
b. Pengadaan sarpras dengan indikator berupa speed boat (lengkap), roda dua
trail, ATV, dan peralatan kantor;
c. Pemeliharaan sarpras.
4. Inisiasi dan pengembangan pendanaan berkelanjutan dengan indikator:
a. Identifikasi pendanaan berkelanjutan; dan
V-5
V-6
5.3.1. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pengelola dan Para Pihak, berupa kegiatan:
1. Penguatan kelembagaan pengelolaan kawasan dengan indikator:
a. Formasi penerimaan dan penempatan pegawai baru PNS dan Non PNS;
b. Forum Koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) dan Pengelola;
c. Inisiasi pembentukan BLUD; dan
d. Pembentukan BLUD.
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia unit organisasi pengelola dan
masyarakat dengan indikator:
a. Pendidikan formal (S1/S2);
b. Bimbingan teknis (Bimtek) terhadap pengelola dan kelompok masyarakat;
c. Sosialisasi;
d. Magang;
e. Tunjangan kinerja resiko tinggi.
V-7
V-8
V-9
5.4.
5.4.1
5.4.2
V - 10
5.4.4
Promosi
1. Aksi promosi dengan indikator:
a. Promosi pada tingkat internasional (pameran) berupa pameran, leaflet, dan
billboard;
b. Promosi pada tingkat nasional (pameran) berupa pameran, leaflet, dan
billboard;
V - 11
VI - 1
BAB VI
RENCANA RINCI 20 TAHUN
Pengembangan kawasan konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu
Pangumbahan di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat perlu mendapat
dukungan dari berbagai pihak, mulai lokal, nasional, regional, maupun
internasional. Hal ini disebabkan dari aspek lokasi sangat strategis yakni
dekat dengan Ibu Kota Jakarta yang dapat ditempuh melalui jalan darat jika
lancar hanya sekitar 3-4 jam tapi jika tidak lancar (macet) bisa mencapai 7-9
jam. Disamping itu, juga sudah ada modal transportasi Kereta Wisata dari
Bogor menuju Kota Sukabumi pulang-pergi dengan jadwal perjalanan 3 kali
sehari. Sedangkan jika ditempuh melalui udara hanya sekitar 30 menit dari
Lanud Halim Perdana Kusuma.
Potensi konservasi penyu dan keindahan alam di Taman Pesisir Pantai
Penyu Pangumbahan jika dilakukan pembangunan secara bertahap melalui
perencanaan yang baik serta didukung pendanaan berkelanjutan maka akan
memberikan dampak positif bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan
konservasi tersebut. Demikian pula terhadap pembangunan Kabupaten
Sukabumi, baik melalui peningkatan kualitas sumber daya alam, maupun
kepariwisataan, dan pemberdayaan masyarakatnya. Diharapkan suatu saat
masyarakat akan merasa memiliki keberadaan kawasan konservasi tersebut
dengan menjaga kelestarian lingkungan sehingga daya dukung lingkungan
akan meningkat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diususun
kebijakan berupa strategi, kegiatan, uraian kegiatan dan indikator pencapaian
hasil sebagaimana yang tercantum dalam Tabel 23 dan tabel 24 berikut ini.
VI - 2
Tabel 23. Rencana Rinci Kegiatan 5 Tahun Pertama Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan
No.
A.
Strategi
Penguatan
Kapasitas
Kelembagaan
Pengelola dan
Para Pihak
Kegiatan
1
Penguatan
kelembagaan
pengelolaan kawasan
Uraian Kegiatan
a.
b.
c.
Peningkatan
kapasitas sumber
daya manusia unit
organisasi pengelola
dan masyarakat
Indikator
Kinerja
RPJM TAHUN I
KET
2015
2016
2017
2018
2019
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
PNS
Non PNS
5
30
Forum Koordinasi
-
Pokja
2/th
Pengelola
4/th
Inisiasi pembentukan
kelompok kerja (lintas sektoral
terkait, pergutuan tinggi ,
LSM, Kelompok Masyarakat,
dunia usaha)
1 paket
d.
3 paket
e.
Pembentukan BLUD
1 paket/
a.
4 orang
b.
Bimbingan teknis
Pengelola
30 org/5th
Kelompok masyarakat
20 kel/thn
c.
Sosialisasi
6x/th
d.
2x/5th
e.
35 org/th
VI - 3
Pembangunan dan
peningkatan sarpras
pengelolaan
a.
b.
1 dok
'
DED
1 dok
'
Maket
2 unit
'
Action plan
1 dok
'
Pembangunan sarpras
-
Kolam sentuh
1 unit
'
'
Infrastruktur jalan
3 km
'
'
'
'
6 unit
'
'
3 unit
'
'
'
'
1 unit
'
1 unit
'
'
1 paket
1 unit
'
10 unit
'
'
- Pembangunan MIS
(Management Information
System)
- Mess Karyawan
c.
3 km
Pengadaan sarpras
-
1 unit
'
1 unit
5 unit
'
'
'
ATV
2 unit
'
Radio Reciever
1 paket
'
'
HT
10 unit
'
'
VI - 4
'
'
'
'
'
'
'
1 paket
'
1 paket
'
'
1 paket
'
1 paket
'
1 paket
1 paket
Rambu-rambu konservasi
Papan Informasi
1 paket
1 paket
1 paket
Peralatan penetasan
1 paket
'
1 paket
'
Peralatan Tagging
2 unit
'
'
35 paket/th
'
'
1 paket
'
1 paket
'
1 paket
'
1 set
'
'
1 paket /th
'
'
'
'
'
- Snorkel, fins,
tabung,kompresor)
- Peralatan Kantor
d.
4 unit
Pemeliharaan sarpras
VI - 5
Pengembangan
kebijakan dan aturan
pengelolaan dan
pemanfaatan
a.
Penyusunan aturan
pengelolaan dan pemanfaatan
4 paket
1 paket
'
- Perbup kemitraan :
konsultan individu
(profesional/LSM),
Pengelolaan ekowisata
1 paket
'
Perbup retribusi
1 paket
SOP
1 paket
'
'
-
b.
c.
6
7
Inisiasi dan
pengembangan
Pendanaan
berkelanjutan
Pengawasan
Monitoring, evaluasi
a.
b.
'
1 paket
Kebijakan Pengawasan
terpadu
- Perbup Pengawasan
terpadu
- SK Bupati Tim Pengawasan
terpadu
Identifikasi pendanaan
berkelanjutan
1 dokumen
Pengembangan model
investasi dalam kawasan
1 dokumen
'
-
1 paket
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
1 paket
'
'
'
a.
Patroli rutin
1 kali/mgg
b.
Patroli terpadu
12 kali /th
a.
Monitoring
2 kali/th
b.
Evaluasi
'
'
'
'
'
2 kali/th
'
'
'
'
'
VI - 6
B.
Penguatan
Pengelolaan
Sumber daya
Perlindungan dan
pelestarian ekosistem
terkait dan biota
a.
1 paket/th
b.
1 paket/th
c.
1 paket/th
d.
transmiter
- Klinik penyu
2
Rehabilitasi ekosistem
terkait dan biota
Penelitian dan
pengembangan
a.
a.
b.
c.
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
9 unit
'
-
'
-
'
'
'
'
'
'
2 paket
'
30 unit
Rehabilitasi ekosistem :
-
Terumbu karang
1 paket/2th
'
'
'
Lamun
1 paket/2th
'
'
'
Vegetasi pantai
1 paket/2th
'
'
'
1 dokumen
'
1 dokumen
'
VI - 7
Pemanfaatan sumber
daya kelautan dan
perikanan
a.
b.
6
7
Penguatan dan
Pengembangan data
dan informasi
a.
b.
1 dokumen
'
1 dokumen
'
1 paket
1 paket
Koordinasi
pengawasan
a.
b.
Penguatan
Penyadaran
masyarakat
a.
b.
c.
d.
1 dokumen
2 kali/th
2 kali/th
20 kali/5th
2 kali/th
12 kali/th
- televisi lokal
12 kali/th
-televisi Nasional
6 kali/th
2 kali /th
- kader konservasi
1 kali/thn
1 kali/th
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
VI - 8
- pemerhati penyu
- pemerhati lingkungan
8
C.
Penguatan
sosial, ekonomi,
dan budaya
masyarakat
disekitar
kawasan
Monitoring, evaluasi
Penguatan sosial dan
budaya
a.
Monitoring
b.
Evaluasi
a.
Inventarisasi keberadaan
adat, seni, budaya dan/atau
kearifan lokal
b.
Penguatan ekonomi
a.
b.
c.
3
D.
Promosi
Monitoring, evaluasi
Penguatan
sistem
informasi promosi
Aksi promosi
1 kali/thn
'
'
'
'
'
1 kali/thn
2 kali/th
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
2 kali/th
'
'
'
'
'
1 paket
'
'
1 paket
'
'
1 paket
Pemberdayaan masyarakat di
sekitar kawasan konservasi
1 paket
1 paket
'
'
'
'
'
'
1 paket
'
Monitoring
'
a.
2 kali/th
b.
Evaluasi
'
'
'
'
'
2 kali/th
a.
'
'
'
'
'
1 paket
b.
Pembentukan networking
promosi
'
a.
'
VI - 9
pameran
1 paket/thn
Leaflet
'
'
'
'
'
1 paket/thn
'
'
'
'
'
pameran
1 paket/thn
Leaflet
'
'
'
'
'
1 paket/thn
Bilboard
'
'
'
'
'
1 paket/thn
'
'
'
'
'
pameran
2 paket/thn
Leaflet
'
'
'
'
'
1 paket/thn
5 unit/5
thn
1 paket/thn
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
Bilboard
b.
c.
Bilboard
Monitoring, evaluasi
d.
a.
Monitoring
'
'
'
'
'
1 kali/th
b.
Evaluasi
'
'
'
'
'
1 kali/th
'
'
'
'
'
VI - 10
Tabel 24. Rencana Strategis 20 Tahun Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan
Strategi
A.
Penguatan
Kapasitas
Kelembagaan
Pengelola dan
Para Pihak
Kegiatan
1
Penguatan
kelembagaan
pengelolaan
kawasan
Uraian Kegiatan
a.
b.
c.
d.
e.
2
Peningkatan
kapasitas
sumber daya
manusia unit
organisasi
a.
b.
Indikator
Kinerja
PNS
Non PNS
30
RPJMD I
RPJMD II
RPJMD III
RPJMD IV
2015-2019
2029-2024
2025-2029
2030-2034
Forum Koordinasi
-
Pokja
2/th
Pengelola
4/th
Inisiasi pembentukan
kelompok kerja (lintas
sektoral terkait,
pergutuan tinggi , LSM,
Kelompok Masyarakat,
dunia usaha)
Inisiasi pembentukan
BLUD
Pembentukan BLUD
Pendidikan formal
(S1/S2)
Bimbingan teknis
-
Pengelola
1 paket
3 paket
1 paket/
4 orang
30 org/5th
KET
VI - 11
pengelola dan
masyarakat
Pembangunan
dan
peningkatan
sarpras
pengelolaan
Kelompok masyarakat
20 kel/thn
c.
Sosialisasi
6x/th
d.
2x/5th
e.
35 org/th
a.
b.
1 dok
DED
1 dok
Maket
2 unit
Action plan
1 dok
Pembangunan sarpras
-
Kolam sentuh
1 unit
Infrastruktur jalan
3 km
3 km
6 unit
Shelter 1-6
- Menara Pengawas 3
POS
- Bangunan Klinik
penyu
- Pagar Pembatas
Penetasan pantai
3 unit
1 unit
1 unit
VI - 12
- Pembangunan MIS
(Management
Information System)
c.
Mess Karyawan
1 paket
1 unit
Pengadaan sarpras
-
1 unit
1 unit
5 unit
ATV
2 unit
Radio Reciever
1 paket
HT
10 unit
- Room theater
(peralatan audio visual)
- Meubeler (kantor,
mess, ruang rapat, room
theater mushola)
- Infocus + screen
- Sarana Tapal batas
laut
- Rambu-rambu
konservasi
- Papan Informasi
10 unit
4 unit
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
VI - 13
1 paket
1 paket
- 1 set Perlengkapan
kerja karyawan
:(seragam kerja,sepatu
boot, jas hujan, topi, tas
lapang, senter)
1 paket
Peralatan penetasan
1 paket
1 paket
Peralatan Tagging
2 unit
- Peralatan klinik
penyu
- Pengadaan hardware
dan software MIS
35 paket/th
- Peralatan Selam
(BCD,
regulator,wetsuit,masker,
- snorkel, fins, tabung,
kompresor)
- Peralatan Kantor
Pengembangan
kebijakan dan
aturan
pengelolaan
dan
pemanfaatan
d.
Pemeliharaan sarpras
a.
Penyusunan aturan
pengelolaan dan
pemanfaatan
- Perda ekowisata
berbasis konservasi
penyu (BLUD)
1 paket
1 paket
1 paket
1 set
1 paket /th
1 paket
VI - 14
b.
c.
Inisiasi dan
pengembangan
Pendanaan
berkelanjutan
Pengawasan
Monitoring,
evaluasi
Perbup kemitraan :
1 paket
konsultan individu
(profesional/LSM),
Pengelolaan ekowisata
1 paket
Perbup retribusi
1 paket
SOP
20
dokumen
1 paket
2 paket
a.
Identifikasi pendanaan
berkelanjutan
b.
Pengembangan model
investasi dalam kawasan
a.
Patroli rutin
b.
Patroli terpadu
a.
Monitoring
2 kali/th
b.
Evaluasi
2 kali/th
1 dokumen
1 dokumen
1
kali/minggu
12 kali /th
VI - 15
B.
Penguatan
Pengelolaan
Sumber daya
Perlindungan
dan
pelestarian
ekosistem
terkait dan
biota
a.
b.
c.
d.
Perlindungan dan
pelestarian ekosistem
terumbu karang
Perlindungan dan
pelestarian ekosistem
vegetasi pantai
Perlindungan dan
pelestarian ekosistem
lamun
Perlindungan dan
pelestarian populasi
penyu:
- Tagging standar
'- Tagging
transmiter
- Klinik penyu
2
Rehabilitasi
ekosistem
terkait dan
biota
Penelitian dan
pengembangan
a.
1 paket/th
1 paket/th
1 paket/th
30 unit
9 unit
2 paket
Rehabilitasi ekosistem :
-
Terumbu karang
1 paket/2th
Lamun
1 paket/2th
- Mangrove/Vegetasi
pantai
Identifikasi garis dasar
(base line) biofisik :
(Penyu,Terumbu karang,
Lamun,Vegetasi pantai)
1 paket/2th
b.
1 dokumen
c.
Penelitian dan
Pengembangan teknologi
pengelolaan sumber daya
Pesisir
1 dokumen
a.
1 dokumen
VI - 16
6
7
Pemanfaatan
sumber daya
kelautan dan
perikanan
Penguatan dan
Pengembangan
data dan
informasi
Koordinasi
pengawasan
Penguatan
Penyadaran
masyarakat
a.
b.
a.
b.
a.
b.
a.
b.
c.
d.
Model Pengelolan
ekowisata berbasis
konservasi penyu
Pengelolaan wisata
bahari (surfing, sunset,
outbound)
Penyusunan Basis Data
dan informasi
1 dokumen
Validasi dan
penyelarasan data
Rakor bidang
pengawasan
Ratek bidang
penngawasan
Sosialisasi kepada
masyarakat
Publikasi media cetak
dan elektronik :
1 dokumen
1 paket
1 dokumen
2 kali/th
2 kali/th
20 kali/5th
2 kali/th
12 kali/th
- televisi lokal
12 kali/th
- televisi Nasional
6 kali/th
Edukasi kepada
kalangan pelajar dan
mahasiswa
Pemberian Penghargaan
2 kali /th
- kader konservasi
1 kali/th
- pemerhati penyu
1 kali/th
VI - 17
C.
Penguatan
sosial,
ekonomi, dan
budaya
masyarakat
disekitar
kawasan
Monitoring
dan evaluasi
Penguatan
sosial dan
budaya
- pemerhati lingkungan
1 kali/th
a.
Monitoring
b.
Evaluasi
a.
Inventarisasi keberadaan
adat, seni, budaya
dan/atau kearifan lokal
b.
Penguatan
ekonomi
Promosi
Penguatan
sistem
informasi
promosi
Aksi promosi
2 kali /th
2 kali /th
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
a.
2 kali /th
b.
Evaluasi
2 kali /th
a.
Identifikasi potensi
wisata
Pembentukan
networking promosi
Promosi pada tingkat
internasional (pameran)
a.
c.
Monitoring
dan evaluasi
Inventarisasi dan
fasilitasi dukungan dan
persepsi masyarakat
terhadap keberadaan
konservasi penyu
Inventarisasi kondisi
perekonomian
masyarakat di sekitar
kawasan
Pemberdayaan
masyarakat di sekitar
kawasan konservasi
Fasilitasi akses
permodalan masyarakat
di sekitar kawasan
Monitoring
b.
b.
a.
1 paket
1 paket
VI - 18
pameran
1 paket
Leaflet
1 paket
Bilboard
1 paket
1 paket
Leaflet
1 paket
Bilboard
1 paket
1 paket
Leaflet
1 paket
Bilboard
1 paket
d.
1 paket
a.
Monitoring
1 kali /th
b.
Evaluasi
1 kali /th
b.
c.
Monitoring
dan evaluasi
VII - 1
BAB VII
PENUTUP
BAB VIII
LAMPIRAN