Laporan Pendahuluan Pucak
Laporan Pendahuluan Pucak
Laporan Pendahuluan Pucak
KATA PENGANTAR
Kami berharap laporan pendahuluan ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
dengan pemberi tugas untuk kemudian dapat diperoleh masukan dan konfirmasi
arah dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini.
Hormat kami,
i
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................... 3
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 3
1.4 Sasaran ...................................................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Wilayah .......................................................................... 4
1.6 Ruang Lingkup Kegiatan .......................................................................... 5
1.7 Dasar Hukum ............................................................................................ 6
1.8 Sistematika Penulisan Laporan ................................................................. 6
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN ...................... 8
2.1 Profil Kecamatan Tompobulu ................................................................... 8
2.2 Wilayah KSP Kebun Raya Pucak ............................................................. 17
2.3 Potensi Kawasan Pucak Kabupaten Maros ............................................... 28
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN ............ 36
3.1 Metode Pendekatan ................................................................................... 36
3.2 Metode Pendekatan Perencanaan .............................................................. 38
3.3 Metode Pendekatan Partisipasi Masyarakat .............................................. 46
3.4 Metode Pendekatan Strategi Operasional ................................................. 48
3.5 Metode Perencanaan ................................................................................. 49
BAB IV RENCANA KERJA ............................................................................. 55
4.1 Tahap Pelaksanaan .................................................................................... 55
4.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan..................................................... 56
4.3 Personil atau Tenaga Ahli ......................................................................... 57
ii
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
DAFTAR GAMBAR
iii
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah dan Persebaran Penduduk Kecamatan Tompobulu tahun 2017
.............................................................................................................. 11
Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Tompobulu tahun
2017..................................................................................................... 11
Tabel 2.3 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk tahun 2012 hingga tahun 2017 ... 12
Tabel 2.4 Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Tompobulu tahun 2017 ...... 14
Tabel 2.5 Jumlah Sarana kesehatan di Kecamatan Tompobulu tahun 2017......... 15
Tabel 2.6 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kecamatan Tompobulu tahun 2017 ....... 15
Tabel 2.7 Jumlah Sarana ibadah di Kecamatan Tompobulu tahun 2017 .............. 16
Tabel 2.8 Jenis Penggunaan Lahan di KSP Kebun Raya Pucak ........................... 24
Tabel 2.9 Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Perencanaan .............................. 28
Tabel 2.10 Klasifikasi Kemiringan Lereng dan Kelayakan Pemanfaatan ............ 31
Tabel 2.11 Layanan Jaringan Jalan dan Sarana Pengangkutan di Kawasan Pucak
............................................................................................................. 34
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Masterplan Kawasan Pucak
Kabupaten Maros ............................................................................... 56
iv
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009-2029, yang
berisi rencana struktur ruang, rencana pola ruang, serta kawasan strategis provinsi
Sulawesi Selatan, ditetapkan bahwa Kebun Raya Pucak sebagai Kawasan
Strategis Provinsi (KSP) Sulawesi Selatan dari sudut kepentingan lingkungan
hidup.
1
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
Taman Wisata Alam (TWA) berskala provinsi, dalam hal ini provinsi Sulawesi
Selatan. Sebelumnya, Kawasan Pucak diperuntukkan sebagai Taman Safari
namun kemudia dialihkan fungsinya menjadi Kawasan (botanical garden).
Penataan ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Kebun Raya Pucak bertujuan
untuk mewujudkan Kawasan Kawasan Pucak sebagai tempat pelestarian
tumbuhan endemik yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan dan dapat bernilai
ekonomi serta produktif di Kawasan Timur Indonesia (KTI) secara berkelanjutan.
Sesuai dengan potensi serta kajian yang dilakukan pada Kawasan Pucak, konsep
ekowisata merupakan metode yang dianggap tepat dalam usaha pengembangan
kawasan Pucak, Kabupaten Maros. Pengertian Ekowisata menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan
Ekowisata, ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang
bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan
dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta peningkatan
pendapatan masyarakat lokal. Sehingga konsep ini juga sejalan dengan tujuan
Kawasan Pucak sebagai Kawasan bernilai ekonomi (agro botanical garden).
2
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Masterplan Kawasan Pucak Kabupaten Maros ini adalah
sebagai pedoman bagi Pemerintah sebagai pemangku kebijakan dalam hal:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas daya tarik wisata (DTW)
2. Mengkomunikasikan daya tarik wisata (DTW) dengan menggunakan media
pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab;
3. Mewujudkan dan menggerakkan perekonomian daerah;
4. Mengembangkan kelompok dan tata kelola masyarakat pariwisata yang
mampu mensinergikan semua kepentingan.
Hal tersebut selaras dengan visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah pembangunan
kepariwisataan nasional dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun
2025.
1.3 Manfaat
Manfaat penyusunan Masterplan Kawasan Pucak Kabupaten Maros adalah:
1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki acuan dalam melakukan
pengembangan fisik kawasan ekowisata.
2. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki acuan dalam mewujudkan
industri ekowisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional, daerah,
dan masyarakat.
3. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki acuan pengembangan
ekowisata yang dapat menarik investor dalam berinvenstasi baik yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah
Kabupaten Maros, maupun oleh pihak swasta dan masyarakat.
3
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
1.4 Sasaran
Sasaran dari penyusunan Masterplan Kawasan Pucak ini adalah untuk
menyediakan sebuah dokumen pengembangan ekowisata yang berbasis Kawasan
bernilai ekonomi (agro botanical garden) sebagai acuan pengembangan
pariwisata dan pembangunan daerah, yang diharapkan mampu mewujudkan:
1. Peningkatan kinerja pemerintah dalam pengembangan dan pengelolaan
ekowisata,
2. pengembangan sarana dan prasarana pendukung ekowisata yang berkualitas,
3. peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi ekowisata Kawasan,
4. penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,
5. peningkatan pendapatan daerah maupun nasional,
6. pengurangan kemiskinan, dan
7. terciptanya Kawasan yang bernilai ekonomi dan berbasis ekowisata yang
menjadi tempat konservasi tumbuhan endemik Sulawesi Selatan.
4
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
C. Tahap Analisa
Tahap analisa dalam kegiatan penyusunan Masterplan Kawasan Pucak Kabupaten
Maros yaitu meliputi:
1. Analisa potensi dan masalah dalam pengembangan kawasan;
2. Analisa kebutuhan pengembangan kawasan;
3. Analisa perancangan tapak dan infrastruktur kawasan;
4. Analisa perumusan program dan kegiatan.
5
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
6
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
7
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Wilayah Kecamatan Tompobulu memiliki luas 287,66 km2 atau 28.766 hektar.
Sub wilayah kecamatan yang terluas adalah Desa Tompobulu yakni seluas 9.198
hektar, sementara sub wilayah kecamatan terkecil adalah Desa Bonto Manai yakni
hanya seluas 1.200 hektar (KLHS KSP Kebun Raya Pucak, 2019). Berikut
8
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
9
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
2. Kemiringan Lereng
Kondisi topografi kawasan perencanaan berada pada ketinggian 100 mdpl – 200
mdpl atau merupakan wilayah kategori dataran rendah dalam wlayah Kecamatan
Tompobulu, dimana desa-desa lainnnya termasuk dalam kategori dataran tinggi
yang berada pada ketinggian 200 mdpl - 800 mdpl. Sementara untuk tingkat
kelerengan cukup bervariasi yakni : 0 – 5% sebesar ±15% dari luas kawasan
perencanaan, 5 – 15% sebesar ±30%, 15 – 30% sebesar 15%, serta kemiringan
30% sebesar 40% dari luas kawasan perencanaan.
3. Kondisi Geologi
Ditinjau dari sisi geologi kawasan perencanaan dominan terbentuk dari struktur
formasi camba, dan terdapat sebagian basal dan retal basal. Formasi Camba terdiri
dari perselingan batuan sedimen laut dan batuan gunung api, yaitu batu pasir
tufaan berselingan dengan tufa, batu pasir, batu lanau dan batu lempung. Di
beberapa tempat dijumpai sisipan napal, batu gamping dan batu bara.
C. Kependudukan
KSP Kebun Raya Pucak merupakan wilayah yang termasuk dalam area
Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. KSP Kebun Raya Pucak berada
diantara dua desa, yakni Desa Pucak dan Desa Tompobulu. Wilayah Kecamatan
Tompobulu sendiri terdiri dari delapan desa dengan jumlah penduduk pada tahun
2017, sebanyak 15.350 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki yakni 7.559 jiwa
11
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
dan perempuan dengan jumlah 7.791 jiwa. Adapun Desa dengan jumlah penduduk
tertinggi yakni Desa Tompobulu dengan jumlah penduduk sebanyak 3.628 jiwa,
sedangkan desa dengan jumlah penduduk terendah yakni Desa Benteng Gajah,
yakni 1.278 jiwa. Berikut merupakan tabel jumlah penduduk dan persebaran di
Kecamatan Tompobulu tahun 2017.
Tabel 2.1 Jumlah dan persebaran penduduk Kecamatan Tompobulu Tahun 2017
Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
12
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
Tabel 2.3 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk tahun 2012 hingga tahun 2017
Pertumbuhan
No. Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
Penduduk (%)
1 2012 14.321 -
2 2013 14.570 1,74
3 2014 14.858 1,98
4 2015 15.027 1,14
5 2016 15.186 1,06
6 2017 15.350 1,07
Rata-rata 1,16
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018
13
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
2. Angka Kemiskinan
Keluarga pra sejahtera yaitu keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal. Keluarga Sejahtera sendiri terbagi menjadi 4 (empat)
golongan, mulai dari keluarga sejahtera I, yakni keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya namun tak dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya.
Keluarga sejahtera tahap II yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar
dan sosial psikologisnya, namun belum dapat memenuhi kebutuhan
perkembangannya, sedangkan keluarga sejahtera tahap III yaitu keluarga yang
dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis, dan perkembangannya,
namun belum dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat di sekitarnya.
Keluarga sejahtera tahap III plus yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi segala
kebutuhannya serta dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat.
14
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
terdapat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 17 buah, SMP sebanyak 8 buah, dan SMA
sebanyak 4 buah. Yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Sumber:
Tabel 2.4 Jumlah Sarana Badan Pusat
Pendidikan Statistik, 2018
di Kecamatan Tompobulu Tahun 2017
SD SLTP SLTA
No. Desa
Jumlah Murid Guru Jumlah Murid Guru Jumlah Murid Guru
1 Benteng 2 272 24 1 76 5 1 109 16
Gajah
2 Pucak 4 510 44 2 234 24 1 123 16
3 Tompobulu 5 229 40 2 279 24 1 26 2
4 Toddolimae 3 367 26 1 79 19 1 71 17
5 Bonto Manai 1 223 10 - - - - - -
6 Bt. Matinggi 1 101 10 1 52 10 - - -
7 Bt. Manurung 1 198 7 1 59 12 - - -
2. Sarana Kesehatan
Kesehatan menjadi aspek kehidupan yang paling penting di lapisan masyarakat.
Dalam rangka mencapai derajat Kesehatan masyarakat yang baik, maka
dibutuhkan sarana Kesehatan dan tenaga Kesehatan di masyarakat. Di Kecamatan
Tompobulu, sarana Kesehatan dapat dikatakan cukup memadai. Setidaknya
terdapat 5 (lima) unit pustu/puskesmas, kemudian posyandu sebanyak 31
(tigapuluh satu) unit, dan poskesdes sebanyak 4 (empat) unit. Kemudian, untuk
tenaga Kesehatan yang ada di Kecamatan Tompobulu yakni sebanyak tiga dokter,
9 perawat, 6 bidan, dan 53 dukun bayi. Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada
Tabel 2.5 berikut.
15
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
Rumah Puskesmas/
No. Desa Posyandu Poskesdes Apotek
Sakit Pustu
1 Benteng - - 4 1 -
Gajah
2 Pucak - 1 4 - -
3 Tompobulu - 1 5 - -
4 Toddolimae - 1 4 - -
5 Bonto Manai - 1 5 1 -
6 Bt. Matinggi - 1 4 - -
7 Bt. Manurung - - 3 1 -
8 Bonto Somba - - 2 1 -
Jumlah - 5 31 4 -
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018
Adapun tenaga medis atau tenaga kesehatan yang terdiri dari 3 dokter, 9 perawat,
6 bidan, serta 53 dukun bayi yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan
Tompobulu, dapat ditinjau pada Tabel 2.6 berikut ini:
1 Benteng Gajah - 1 1 2
2 Pucak 3 4 1 6
3 Tompobulu - 1 1 3
4 Toddolimae - 1 1 3
5 Bonto Manai - 1 - 1
6 Bonto Matinggi - 1 1 7
7 Bonto Manurung - - 1 24
8 Bonto Somba - - - 17
Jumlah 3 9 6 53
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018
16
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
3. Sarana Ibadah
Kecamatan Tompobulu merupakan kecamatan yang mayoritas penduduknya
memeluk agama Islam, dengan jumlah 15.331 jiwa, selebihnya merupakan
pemeluk agama Protestan dengan 19 jiwa. Dengan jumlah tersebut, di Kecamatan
ini, terdapat 37 buah Masjid, 10 buah Langgar/Surau/Mushola, dan 1 (satu) buah
Gereja. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.7:
4. Prasarana Wilayah
a. Air Minum
Menurut Kajian Lingkungan Hidup KSP Kebun Raya Pucak tahun 2019, Kondisi
pemenuhan air minum di KSP Kebun Raya Pucak masih dilakukan dengan
menggunakan metode tradisional, yaitu melalui sumur-sumur terbuka yang
dibangun di tiap-tiap rumah warga. Meskipun belum terlayani oleh jaringan air
minum melalui perpipaan, namun kualitas dan kontunitas air baku untuk air
minum dan kebutuhan rumah tangga lainnya cukup baik dan stabil, karena pada
kawasan ini terdapat sungai dan air tanah yang belum tercemar atau melampaui
ambang batas toleransi.
17
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
b. Drainase
Kondisi jaringan drainase hanya terdapat di kawasan pusat kecamatan, di sisi
kanan kiri jaringan jalan utama Kawasan tersebut, sedangkan jaringan jalan
lainnya belum tersedia. Kajian Lingkungan Hidup KSP Kebun Raya Pucak
(2019), mengatakan bahwa sirkulasi air hujan (run off) yang jatuh ke permukaan
tanah di sekitar KSP Kebun Raya Pucak dapat dikatakan cukup lancar, walaupun
belum tersedianya jaringan drainase.
Kemudian, Tanah Andosol yaitu terbentuk dari endapan abu vulkanik yang telah
mengalami pelapukan sehingga menghasilkan tanah yang subur dan Tanah
Latosol adalah tanah yang terbentuk dari batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.
2. Kontur
Kontur adalah garis yang menunjukkan beda tinggi suatu tempat. Interval kontur
yang digunakan untuk kegiatan ini adalah interval 12,5 meter yang disesuaikan
dengan skala 1:25.000. Berdasarkan garis kontur pada lokasi KSP menunjukkan
bahwa lokasi tertinggi adalah 325 meter, dan lokasi terendah adalah 37,5 meter.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.3.
18
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
3. Iklim
Kondisi iklim di Kawasan Pucak tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan
tahunan 3,357 mm terjadi antara bulan november sampai mei. Keadaan hidrologi
dapat diamati dengan adanya air tanah yang bersumber dari air hujan yang
sebagian mengalir di permukaan (run off). Terdapat beberapa sumber air di
Kawasan Pucak yaitu terdapat dua buah mata air yang berasal dari luar masuk ke
dalam kawasan dan terdapat dua buah embung yang menampung aliran air dari
dua sungai kecil tersebut.
4. Curah Hujan
Secara keseluruhan, iklim Kecamatan Tompobulu tergolong iklim tropis basah
dengan curah hujan rata-rata sekitar 271,33 mm setiap bulan, dengan jumlah hari
hujan berkisar 147 hari selama tahun 2009 dengan suhu udara minimum 22,80°C-
25,00°C dan maksimum 29,10°C-33,70°C. Curah hujan yang digunakan
bersumber dari peta sistem lahan RTRW Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis KSP Kebun Raya Pucak berkisar antara 2500-
3000 mm/ tahun. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.4.
5. Kemiringan Lereng
Lokasi Kawasan Pucak tergolong dataran rendah di Kawasan Kecamatan
Tompobulu yaitu pada ketinggian 100 mdpl – 200 mdpl. Desa-desa lainnya yang
berada dalam kecamatan yang sama berada pada ketinggian antara 200 mdpl
hingga 800 mdpl. Untuk tingkat kelerengan wilayah ini bervariasi yakni:
kemiringan 0-5% pada ±15% wilayah perencanaan, sekitar 30% wilayah memiliki
kemiringan 5-15%, serta kemiringan 30 persen pada 40% kawasan. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 3.5.
19
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
20
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
21
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
22
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
23
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
2. Drainase
Kondisi jaringan drainase hanya terdapat di Kawasan pusat kecamatan, di sisi kanan
kiri jaringan jalan utama Kawasan tersebut, sedangkan jaringan jalan lainnya belum
tersedia. Kajian Lingkungan Hidup KSP Kebun Raya Pucak (2019), mengatakan
bahwa sirkulasi air hujan (run off) yang jatuh ke permukaan tanah di sekitar KSP
Kebun Raya Pucak dapat dikatakan cukup lancar, walaupun belum tersedianya
jaringan drainase. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi topografi wilayah yang
relatif bergelombang, serta banyaknya vegetasi yang berguna untuk menyerap air,
baik itu berupa hutan ataupun tanaman perkebunan masyarakat setempat. Terdapat
pula bendung, sungai, waduk, serta embung yang seluruhnya berfungsi untuk
menjaga kestabilan siklus hidrologis di Kecamatan Tompobulu, terkhusus KSP
Kebun Raya Pucak.
3. Jaringan Jalan
Kecamatan Tompobulu merupakan kecamatan dengan kondisi jaringan jalan yang
sudah berupa konstruksi aspal, sayangnya masih terdapat ruas jalan yang telah
mengalami kerusakan. Terkhusus pada wilayah kawasan, yakni KSP Kebun Raya
Pucak, Kawasan inti telah memiliki konstruksi aspal. Secara fungsional, jalan yang
berfungsi sebagai akses dari dan menuju KSP Kebun Raya Pucak merupakan jalan
24
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
lokal yang menghubungkan antar desa, dengan pusat kecamatan. Selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 2.6.
Penggunaan/tutupan lahan yang ada di di KSP Kebun Raya Pucak (baik Kawasan
inti, maupun Kawasan penyangga) terdiri dari beberapa jenis, mulai dari hutan lahan
kering, sungai air tawar, embung, kebun, lahan terbuka, dan lain-lain. Tutupan lahan
ini dibuat berdasarkan interpretasi citra rekaman Pleiades pada tahun 2019.
Kemudian disesuaikan dengan peninjauan di KSP Kebun Raya Pucak itu sendiri.
Adapun dari hasil pengamatan penulis, penggunaan lahan dari KSP Kebun Raya
Pucak selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.7 dan diuraikan dalam bentuk Tabel
2.8 berikut:
25
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
26
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
27
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PUCAK
LAPORAN PENDAHULUAN KABUPATEN MAROS
28
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
29
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
Tidak tersedia secara proporsional sarana dan prasarana dasar lingkungan yang
menunjang aktivitas kehidupan masyarakat seharihari. Masyarakat Desa
Tompobulu maupun Desa Pucak lebih terkonsentrasi pada kawasan pusat
kecamatan dan pusat desa, dimana lebih tersedia sarana dan prasarana dasar
lingkungan permukiman, seperti pasar, warung, toko, sekolah, masjid,
puskesmas/pustu dan lainnya, yang lebih memberikan kemudahan dan
mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari.
Di masa yang akan datang pola persebaran penduduk tersebut cenderung akan
berpola linear mengikuti pola jaringan jalan. Hal ini dikarenakan dengan
berorientasi pada jaringan jalan akan memudahkan melakukan perjalanan ke
pusat-pusat aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya, dibandingkan jika berorientasi
pada lahan usaha pertanian yang belum terlayani jaringan jalan, sebagaimana
pola-pola pengembangan permukiman penduduk tradisional dahulu kala.
(Laporan Akhir RTR Pucak, 2018)
30
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
31
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
32
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
Kebijakan intensitas penggunaan lahan bagi pengembangan fisik dan tata ruang
kawasan perencanaan pada masa yang akan datang berdasarkan kondisi yang
berlaku, ditempuh melalui dua pola, yakni:
33
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
34
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
5. Aksesibilitas
Hal mendasar yang menjadi komponen terpenting dalam menentukan aksesibilitas
apakah mudah dicapai atau tidak salah satunya ialah terkait sistem pengangkutan
(transportasi). Unsur utama yang menentukan kemudahan pencapaian berdasarkan
tinjauan sistem transportasi antar wilayah/kawasan, adalah: tingkat pelayanan
jaringan jalan, kondisi jaringan jalan berkaitan dengan konstruksi perkerasan, dan
pelayanan sarana angkutan. Berikut merupakan gambaram keadaan layanan
jaringan jalan yang ada pada Kawasan Pucak.
A Eksternal
1 Kawasan Kawasan Pucak – Kawasan Lokal 6 Aspal, Beton Belum Tersedia
Perkotaan Maros
(Moncongloe/Maros/Pattalassang/Gowa)
B Eksternal
1 Kawasan Kawasan Pucak – Pusat Desa Lokal, Aspal, Belum Tersedia
Kawasan Kawasan Pucak – Pusat 6,4
Lingkungan Pengerasan
2 Kecamatan
Lokal, Aspal, Belum Tersedia
6,4
Lingkungan Pengerasan
35
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
Kriteria jangkauan pelayanan untuk setiap jenis fasilitas sosial ekonomi yang
dijadikan perbandingan adalah SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan standar DTKD-Ditjen Cipta Karya,
1990. Untuk fungsi pelayanan yang tidak dijelaskan dalam standarisasi/norma,
maka akan digunakan asumsi-asumsi yang berdasar pada kenyataan lapangan dan
pertimbangan-pertimbangan lain dengan tetap memperhitungkan jarak ideal
(dapat tercipta ulang-alik/tanpa menetap disekitar lokasi fungsi pelayanan) dari
setiap fungsi pelayanan. (Laporan Akhir RTR Kebun Raya Pucak, 2018)
36
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN
3.1 Pendekatan
A. Pendekatan Dasar
Pendekatan dasar yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Kawasan
Pucak, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:
1. Asas Keterpaduan
2. Asas Keberlanjutan
37
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
3. Asas Keterbukaan
B. Pendekatan Kondisi
38
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
1. Partisipasi
Prinsip partisipasi ini diperankan oleh masyarakat dalam mengawasi dan/atau
mengontrol pembangunan pariwisata dengan ikut terlibat dalam menentukan
visi pariwisata, mengidentifikasi sumber daya yang akan dipelihara dan
ditingkatkan, mengembangkan tujuan dan strategi pengembangan dan
pengelolaan daya tarik wisata, serta masyarakat juga harus berpartisipasi
dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang telah disusun sebelumnya.
39
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
dan pihak-pihak lain yang berpengaruh dan berkepentingan serta yang akan
menerima dampak dari kegiatan wisata.
3. Kepemilikan lokal
Pembangunan pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan yang
berkualitas untuk masyarakat setempat. Fasilitas penunjang kepariwisataan
seperti penginapan, rumah makan, dsb. seharusnya dapat dikembangkan dan
dipelihara oleh masyarakat setempat. Beberapa pengalaman menunjukkan
bahwa Pendidikan dan pelatihan bagi penduduk setempat serta kemudahan
akses untuk para pelaku bisnis/kewirausahaan setempat benar-benar
dibutuhkan dalam mewujudkan kepemilikan lokal. Lebih lanjut, keterkaitan
antara pelaku-pelaku bisnis dengan masyarakat lokal harus diupayakan dalam
menunjang kepemilikan lokal tersebut.
6. Daya dukung
Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan meliputi daya
dukung fisik, alami, sosial, dan budaya. Pembangunan dan pengembangan
40
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
harus sesuai dan serasi dengan batas-batas lokal dan lingkungan. Rencana dan
pengoperasiannya seharusnya dievaluasi secara regular sehingga dapat
ditentukan penyesuaian/perbaikan yang dibutuhkan. Skala dan tipe fasilitas
wisata harus mencerminkan batas penggunaan yang dapat ditoleransi (limits
of acceptable use).
8. Akuntabilitas
Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada kesempatan
mendapatkan pekerjaan, pendapatan dan perbaikan keseharan masyarakat
lokal yang tercermin dalam kebijakan-kebijakan pembangunan. Pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya alam seperti tanah, air, dan udara harus
menjamin akuntabilitas serta memastikan bahwa sumber-sumber yang ada
tidak dieksploitasi secara berlebihan.
9. Pelatihan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan program-
program Pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat
dan meningkatkan keterampilan bisnis dan professional. Pelatihan sebaiknya
meliputi topik tentang pariwisata berkelanjutan, manajemen perhotelan, serta
topik-topik lain yang relevan.
10. Promosi
Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi penggunaan
lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter lansekap, sense of place, dan
identitas masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan dan penggunaan lahan
tersebut seharusnya bertujuan untuk mewujudkan pengalaman wisata yang
berkualitas yang memberikan kepuasan bagi pengunjung.
41
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
1. Produk Wisata
Elemen-elemen yang tercakup dalam produk wisata yang merupakan
komponen penting dalam dunia pariwisata sebagai sisi penawaran (supply)
bagi wisatawan (Inskeep, 1991) terdiri dari:
a) Atraksi wisata atau daya tarik wisata dimana potensi daya tarik wisata
ini diidentifkasikan sebagai sumber daya alam, sumber daya budaya
yang perlu dikembangkan untuk menjadi daya tarik wisata. Kriteria
atraksi atau daya tarik wisata adalah syarat-syarat atau unsur daya tarik
yang melekat pada objek wisata;
42
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
2. Pasar Wisata
Pasar Wisata dimaknai sebagai tempat bertemunya permintaan dan
penawaran atau konsumen dan produsen pariwisata. Jelasnya pasar adalah
perantara bagi penjual dan pembeli untuk melakukan pertukaran. Pasar
wisata yang faktual adalah unsur-unsur industri sering juga disebut para
pelaku wisatawan, seperti penyedia informasi wisata, biro perjalanan,
pengatur perjalanan (tour operator), transportasi, pengurus visa, jasa atraksi,
hotel dan restoran dan perilaku mekanisme yang mempertemukan
permintaan danpenawaran produk dan jasa wisata (Janianton Damanik dan
Helmut F. Webber).
43
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
44
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
D. Pendekatan Spasial
Pendekatan keruangan dalam Penyusunan Masterplan Kawasan Pucak Kabupaten
Maros menekankan pada eksistensi atau kemampuan ruang untuk menunjukkan
kemampuannya dan dapat juga berfungsi untuk mengakomodasikan kegiatan
manusia dalam berwisata. Menurut Pearce (dalam Heru Pramono, 2012:2),
terdapat enam topik yang menyusun komponen geografi pariwisata, yaitu:
45
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
1. Fungsi Lingkungan
Lingkungan suatu wilayah pada awalnya diperuntukkan bagi masyarakat
lokal yang bermukim pada wilayah tersebut sehingga fungsi-fungsinya
kebanyakan merupakan tujuan awal lingkungan tersebut. Namun fungsi ini
juga dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Adapun
fungsi-fungsi yang diperlukan untuk pariwisata menurut Noviendi (2006)
antara lain:
a) Pusat perbelanjaan (retail);
b) Olahraga (professional sport);
c) Kesehatan (health);
d) Konvensi (convention);
e) Transportasi
f) Budaya (cultural);
g) Media massa;
h) Akomodasi.
46
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
47
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
Menurut Suansri (2003) ada beberapa prinsip dari community based tourism yang
harus dilakukan yaitu sebagai berikut:
48
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
49
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
Survei primer yang akan dilakukan terdiri dari empat tipe survei, yaitu:
Survei ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang telah
terdokumentasikan dalam bentuk aturan-aturan terkait, buku, laporan dan
statistik yang umumnya terdapat di instansi terkait. Di samping pengumpulan
data, pada kegiatan ini dilakukan pula wawancara atau diskusi dengan pihak
instansi mengenai permasalahan-permasalahan di tiap bidang/aspek yang
menjadi kewenangannya serta menyerap informasi mengenai kebijakan-
kebijakan dan program yang sedang dan akan dilakukan.
50
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
Pada tahap ini, semua informasi dan data yang telah dikumpulkan pada tahap-
tahap sebelumnya, diseleksi, ditabulasi untuk dikelompokkan secara sistematis.
Pokok– pokok pekerjaan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan kompilasi data adalah suatu tahap proses seleksi data, tabulasi
data dan mengelompokkan data sesuai dengan yang diperlukan;
2. Jenis data dan sistematikanya adalah sebagai berikut:
a) Makro/Wilayah, mencakup data pokok tentang:
1) Kebijaksanaan perencanaan nasional dan daerah yang diduga
berpengaruh terhadap perkembangan kota yang direncanakan.
2) Aspek kependudukan, antara lain:
• Jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja,
pendapatan dan sebagainya;
• Perkembangan penduduk, dalam hal jumlah, penyebaran dan
komposisi;
• Adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan sebagainya.
3) Aspek perekonomian, antara lain:
• Produksi tiap sektor kegiatan ekonomi dan penyebarannya;
• Perkembangan tiap sektor kegiataan ekonomi dan
hubungannya dengan tenaga kerja;
• Tren pengunjung terhadap kawasan perencanaan yang
berdampak kepada pemasukan/penghasilan kawasan.
4) Aspek sumber daya alam, antara lain :
• Keadaan tanah, air dan iklim;
51
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
B. Metode Analisis
Analisis data adalah suatu usaha atau kegiatan menyederhanakan penyajian data
sehingga mudah untuk dipahami dan diinterpretasikan (Effendi, 1995). Metode
analisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang akan
digunakan untuk menginterpretasikan data primer dan sekunder.
52
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
2. Analisis Kuantitatif
Suatu analisis yang dilakukan dengan menggunakan model matematika.
Dalam metode ini elemen dan faktor-faktor yang ada diformulasikan ke
dalam bentuk besaran yang akan memberikan nilai atas kondisi wilayah,
sehingga dapat diambil kesimpulan terhadap faktor dan elemen yang
dianalisis. Adapun analisis yang dilakukan yaitu:
a) Penilaian kemampuan lahan;
b) Analisis aksesibilitas (jumlah paspor/visa, jumlah karcis (masuk
lokasi wisata, transportasi, dan sebagainya);
c) Analisis komoditas pertanian unggulan;
d) Analisis kependudukan;
e) Analisis kelembagaan;
f) Target kedatangan wisatawan;
g) Jumlah pengeluaran tiap wisatawan dalam melakukan kegiatan
berwisata, dan sebagainya.
3. Analisis Spasial
Menurut Eddy Prahasta (2009), fungsi dari analisis spasial yaitu:
53
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
54
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
4. Analisis Tapak
Analisis tapak merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi
factor-faktor yang mempengaruhi konsep perancangan dalam suatu tapak
yang kemudian faktor-faktor tersebut dievaluasi masalah dan potensinya.
Melalui identifikasi dan evaluasi tersebut akan menghasilkan alternatif
solusi dalam merencanakan tapak. Elemen tapak yang digunakan dalam
perencanaan ini, yaitu: tautan wilayah, aksesibilitas, topografi, kebisingan,
view panorama, arah angin, dan vegetasi.
55
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
BAB IV
RENCANA KERJA
56
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
57
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
58
LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN KAWASAN PUCAK KABUPATEN MAROS
3. Tenaga Pendukung/Penunjang
a. Surveyor, 4 orang
b. Drafter/CAD Operator, 2 orang
c. Operator GIS, 2 orang
d. Administrasi, 2 orang.
59