Pencemaran Bahan Kimia Dan Efeknya Terhadap Lingkungan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

ENCEMARAN BAHAN KIMIA DAN EFEKNYA

TERHADAP LINGKUNGAN
DAN KESEHATAN
DISUSUN OLEH:

SISKA RAHMADIYANI
MAYA ROSMAIYAR
RANI TRIA SARI
RESHANOVIA RABIATUL A
RIKA NOVITA
DOSEN PEMBIMBING: RAHMI KURNIA GUSTIN, SKM

S- I KESEHATAN MASYARAKAT

STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI


2011/2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena penulis telah dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Bahan Kimia dan Efeknya terhadap Lingkungan
dan Kesehatan . Tanpa rida dan kasih sayang serta petunjuk dari- Nya mustahil makalah ini
dapat kami rampungkan.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kami pada mata kuliah Epidemiologi
Kesehatan Lingkungan. Juga harapan kami, dengan dirampungkannya makalah ini, akan
mempermudah pembaca untuk mempelajari tentang bahan kimia beserta dampaknya dalam
kehidupan.
Sesuai kata pepatah tiada gading yang tak retak, kami mengharapkan saran dan kritik,
dari para pembaca, guna kesempurnaan dimasa mendatang.
Bukittinggi,

Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Kata pengantar .. xi
BAB I PENDAHULUAN ..... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan .... 2
1.3 Ruang Lingkup ... 2
BAB II PEMBAHASAN .. 3
2.1 Pencemaran 3
2.2 Definisi Lingkungan .. 4
2.3 Definisi Kesehatan ..... 4
2.4 Efek Bahan Kimia terhadap Lingkungan ... 5
2.5 Bahan Kimia dan Kesehatan .... 10
BAB III PENUTUP .... 18
3.1 Simpulan .. 18
3.2 Saran .... 18
Daftar Pustaka .. 19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar dapat
menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas. Dewasa ini lingkungan
hidup sedang menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia
umumnya.
Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan
dan kerusakan lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada pemaparan zat kimia terhadap
lingkungan.
Kita menyadari karena harus menggunakan bahan kimia di lingkungan kerja maupun
dalam kehidupan sehari- hari, atau karena kita dapat melihat dan mencium bau polusi yang
ditimbulkannya di sekitar. Misalnya pada pabrik-pabrik, kilang pengolahan minyak, dan
kendaraan bermotor mengeluarkan asap dan gas yang membuat orang batuk dan tersedak.
Saluran air di dekat daerah industri dan perkebunan besar seringkali penuh dengan limbah
yang jorok dan bau. Daerah produksi minyak, tumpahan bahan kimia, dan tempat
pembuangan sampah mengontaminasi air, tanah, dan udara, yang seringkali dapat dilihat dan
tercium.
Adakalanya polusi tidak dapat kita lihat atau kita cium. Beberapa bahan kimia dapat
berpindah jauh dari tempat di mana bahan kimia itu digunakan. Bahan berbahaya dan beracun
(dikenal juga dengan B3 atau bahan berbahaya dan beracun) tersebut berpindah melalui
udara dan air, di dalam makanan yangkita makan, dan di dalam tubuh manusia, binatang, dan
ikan. Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam produk-produk biasa seperti botol-botol
plastik atau kendaraan bermotor, merupakan sebagian besar dari keseharian kita yang tidak
pernah terpikir bagaimana mereka bisa membahayakan kita.
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan
terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal ini membutuhkan daya
dukung lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan
hidup bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara- negara maju ataupun
negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah dunia
dan masalah kita semua.

Keadaan ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang hubungan
antara lingkungan, manusia dan penggunaan zat kimia ini sangat penting agar dapat
menanggulangi permasalahan lingkungan dan kesehatan secara terpadu dan tuntas.

1.2 TUJUAN
Makalah ini dibuat agar kita semua dapat memahami dampak dari penggunaan bahan
kimia di lingkungan dan bagi kesehatan kita. Sehingga, baik pembaca maupun penulis dapat
bekerja sama dalam meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi.

1.3 RUANG LINGKUP


Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang:
a. Efek bahan kimi terhadap lingkungan
b. Efek bahan kimia terhadap kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENCEMARAN
2.1.1 DEFINISI PENCEMARAN
Pencemaran adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat
merubah keadaan keseimbangan pada daur materi dalam lingkungan (keseimbanga
lingkungan) baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga dapat mengganggu
kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara, pencemaran air
dan pencemaran tanah (daratan).

Berdasarkan Undang- Undang Lingkungan Hidup, pencemaran adalah masuk atau


dimasukkannya mahklu hidup, zat, energy atau komponen llain ke dalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun samapi ke tingkat tertentu yang menyebabkan peruntukannya.
Bahan yang dapat menyebabkan pencemaran disebut pencemar atau polutan.
2.1.2 BAHAN KIMIA SEBAGAI SUMBER PENCEMARAN
Bahan kimia dapat dijumpai di mana saja dalam lingkungan, dan sama seperti tumbuhan
ataupun air. Bahan kimia merupakan salah satu sumber pencemaran di muka bumi ini, baik
itu secara langsung ataupun tidak.
Terkadang terlihat jelas bahwa beberapa bahan kimia tidak membahayakan seperti bahan
lain, namun jika bahan kimia apapun dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan
bahaya bagi lingkungan. Bahan kimia yang seperti ini disebut dengan bahan kimia toksik.
Ada beberapa bahan kimia yang dapat dikatakan sebagai bahan kimi toksik seperti logam
berat, pestisida dan sebagainya. Bahan kimia sebagai pencemar dapat bersumber dari alam
dan dari kegiatan manusia. Secara alami, bahan kimia sebagai pencemar dapat terbentuk
melalui proses seperti letusan gunung berapi. Sedangkan bahan kimia sebagai pencemar dari
aktivitas manusia dapat terbentuk melalui kegiatan industri, seperti industri pengolahan
minyak, industri pengolahan plastik, maupun dari kegiatan rumah tangga yang menggunakan
bahan kimia seperti sabun dan sebagainya.
Berdasarkan wujudnya, bahan kimia terdiri atas :
a.

Bahan kimia padat, contohnya belerang, asbes dan sebagainya.

b. Bahan kimia cair, contohnya eter, alkohol dan sebagainya.


c.

Bahan kimia gas, misalnya asam sulfida, asam sianida dan sebagainya.

2.2 DEFINISI LINGKUNGAN


Setiap orang selalu berbicara mengenai lingkungan dalam kehidupan sehari. Namun,
apabila mereka diberi pertanyaan tentang pengertian lingkungan itu sendiri, mereka akan
bingung untuk mendefinisikan dan menjelaskannya.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik benda mati benda
hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen
tersebut termasuk host yang lain.
Jadi, segala sesuatu yang ada di sekitar kita disebut dengan lingkungan.

2.3 DEFINISI KESEHATAN


Pada saat berdirinya Organisasi KesehatanDunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan di
definisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya
ketiadaan penyakit atau kelemahan." Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam
semua aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme
organisme, sering secara implisit manusia. Hanya segelintir publikasi telah difokuskan secara
khusus pada definisikesehatan dan evolusi dalam 6 dekade pertama.
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan
bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari
kehidupan.
Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan, pada Bab 1,
Pasal 2 juga dinyatakan bahwa Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani
(jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh
terdiri dari unsur unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan
bagian integral kesehatan.
Jadi, kesehatan adalah kondisi sempurna baik secara fisik, mental, ekonomi dan sosial
sehingga mampu menjadi manusia yang produktif.

2.4 EFEK BAHAN KIMIA TERHADAP LINGKUNGAN


2.4.1 BAHAN KIMIA MEMASUKI LINGKUNGAN
Beberapa bahan kimia beracun menyebar dari sumbernya melalui udara, air, dan
makanan, dan melalui barang- barang yang kita gunakan setiap hari seperti plastik, bahan
pembersih, dan pestisida. Sebagian dari bahan kimia ini akan tetap tinggal di lingkungan kita
untuk jangka waktu lama. Setiap orang di bumi ini mengidap bahan kimia beracun di dalam
tubuhnya.
Bahan kimia beracun terkumpul di dalam lemak manusia, hewan, dan tanaman. Pada saat
manusia atau khewan besar (seperti beruang, burung hantu, burung elang, atau ikan besar)
memakan hewan yang lebih kecil seperti ikan atau tanaman, bahan kimia beracun di dalam
tubuh mereka berpindah melalui rantai makanan atau jaringan makanan dan terakumulasi di
dalam tubuh mereka yang memakannya. Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pada gambar di
bawah ini.

2.4.2 ZAT KIMIA DAN LINGKUNGAN AKUATIK


Kontaminanan yang dapat menimbulkan ancaman terbesar pada lingkungan akuatik
adalah air kotor, nutrient berlebih, senyawa organik sisntetis / buatan, logam, hidrokarbon /
minyak, dan PAH ( Polysiclic Aromatic Hydrocarbone ). Banyak substansi pencemar yang
dapat mempengaruhi lingkungan akuatik dengan toksisitas dan persistensi serta dapat
berbioakumulasi dengan lingkungan.
Pemilihan tempat industri atau tempat pembuangan sampah yang salah, limbah toksik
pabrik kimia, serta kebiasaan buruk dalam menggunakan bahan kimia dalam kegiatan seharihari seperti penggunaan pestisida dalam pertanian dapat mengancam kelangsungan ekosistem
akuatik.
Nutrient yang berlebih dalam badan- badan air terutama nitrogen dan sulfur, dapat
menyebabkan eutrofikasi danau dan reservoir air karena dapat memicu pertumbuhan tanaman
yang berlebih yang dapat mengakibatkan kurangnya kadar oksigen dalam air akibat adanya
dekomposisi atau pembususkan.
Dalam industri air digunakan untuk: air proses, air pendingin, air utilitas dan sanitasi, air
ketel uap penggerak turbin, dan lain-lain. Air yang telah digunakan untuk industri tidak boleh
langsung dibuang ke lingkungan karena dapat mencemari lingkungan, maka terlebih dahulu
harus diolah agar sama dengan kualitas air lingkungan. Proses daur ulang air limbah (Water
Treatment Recycle Process) adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang
berwawasan lingkungan agar tidak menyebabkan kerusakan di lingkungan akuatik. Karena,
seperti yang diketahui, lingkungan industry merupakan salah satu penyumbang bahan kimia
terbesar di lingkungan kita.
Secara kimiawi, lingkungan akuatik telah tercemar bahan kimia jika ditemukan bahan
kimia di dalam air, radioaktivitas, dan terjadi perubahan Ph air. Beberapa bahan kimia yang
dapat menganggu kondisi lingkungan akuatik misalnya:
a. Bahan buangan anorganik.
Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme
sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air. Limbah ini berasal dari industry
yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co, misalnya pada industry
kimia, elektronika, elektroplating. Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang
mengakibatkan korosi pada alat besi, menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses
seperti tangki/bejana air, ketel uap, dan pipa penyalur. Ion logam Pb, As, Hg bersifat racun
sehingga air tidak dapat untuk minum.
b. Bahan buangan cairan berminyak.
Tidak larut dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air. Jika mengandung
senyawa volatil akan menguap. Terdegradasi oleh mikroorganisme dalam waktu lama. Bahan
ini mengganggu karena:
1) Menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air.
2) Menghalangi sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.
3) Ikan di permukaan dan burung air terganggu, bulu burung lengket dan tak bisa
mengembang.
4) Air tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti benzena, dan senyawa
toluena.
c.
Bahan buangan zat kimia, misalnya:
1) Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini mengganggu
lingkungan karena:
a) Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH menjadi 10,5 - 11.
b) Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu
mikroorganisme.
c) Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.

2) Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit terdegradasi


(beberapa minggu sampai beberapa tahun). Insektisida sering dicampur dengan senyawa
minyak bumi sehingga permukaan air akan tertutupi minyak.
3) Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab tumbuhnya
kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH dalam air. Zat warna
mengandung senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.
d. Hujan asam
Zat kimia ang dihasilkan oleh hujan asam seperti H2SO3, SO3, dan H2SO4, merupakan bahan
yang paling berpengaruh dalam menimbulkan gangguan pada kehidupan akuatik. Lingkungan
akuatik sangat sensititf terhadap zat- zat yang ditimbulkan oleh hujan asam tersebut.
Asidifikasi danau merupakan salah satu masalah yang mungkin saja terjadi. Jika Ph air dalam
suatu kawasan rendah, maka hujan asam akan mengakibatkan kepunahan ikan- ikan yang ada
di perairan tersebut.
2.4.3 ZAT KIMIA DAN UDARA
Zat kimia yang bebas di udara dapat menyebabkan polusi udara., yang dapat menebabkan
perubahan susunan atau komposisi udara. Secara alamiah, zat kimia ang dapat menimbulkan
pencemaran udara antara lain debu vulakanik akibat letusan gunung berapi. Namun ada juga
beberapa zat kimia di udara yang dihasilkan oleh kegiatan manusia seperti penggunaan
pestisida dan asap hasil kegiatan industri.
Beberapa zat kimia ang biasanya mencemari udara antaralain:
a. Oksida Nitrogen (NOx)
Oksida nitrogen bagi tumbuhan menyebabkan bintik-bintik pada permukaan daun, bila
konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis (kerusakan jaringan daun), sehingga
fotosintesis terganggu. Konsentrasi NO 10 ppm dapat menurunkan kemampuan fotosintesis
60 70 %. Di udara oksida nitrogen dapat menimbulkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates) yang
dapat menyebabkan iritasi mata (pedih dan berair). PAN bersama senyawa yang lain akan
menimbulkan kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog).
b. Hidokarbon
Pembakaran hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi menimbulkan peristiwa
pemecahan (Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas
hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk
kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal
menjadi debu/partikel. Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2 mengahsilkan PAN
(Peroxy Acetyl Nitrates). Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia
(Photo Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya
mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat.
c. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca dapat merusakkan lapisan ozon, sehingga sinar ultra violet tidak tersaring.
Dapat menyebabkan kanker kulit, suhu bumi naik sehingga tidak nyaman, es kutub mencair
sehingga permukaan laut naik.
2.4.4 BAHAN KIMIA DAN LINGKUNGAN DARAT
Salah satu efek yang dapat ditimbulkan oleh zat kimia terhadap lingkungan darat adalah
pencemaran tanah. Tanah/daratan dapat mengalami pencemaran jika ada bahan asing baik
bersifat organik maupun anorganik yang berada di permukaan tanah yang menyebabkan
tanah menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia, baik
untuk pertanian, peternakan, kehutanan, maupun untuk pemukiman.
Tanah tercemar akibat:
a. Faktor internal, yaitu peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi yang memuntahkan
debu, pasir, batu, dan bahan volkanik lain yang menutupi dan merusak daratan/permukaan
tanah.

b. Faktor eksternal, yaitu karena ulah dan aktivitas manusia. Limbah yang dihasilkan oleh
berbagai aktivitas manusia disebut anthropogenic pollutans, seperti kegiatan pertanian yang
dapat mengurangi kesuburan tanah.
Biasanya, komponen yang dapat menyebabkan pencemaran tanah meliputi kertas 4%,
limbah bahan makanan 21 %, gelas 12 %, besi 10 %, plastik 5 %, kayu 5 %, karet dan kulit 3
%, kain/serat tekstil 2 %, aluminium dan logam lain 1 %. Perbandingan bahan organik dan
anorganik 70 % : 30 %. Bahan organik akan terdegradasi oleh mikroorganisme, bahan
anorganik tidak/susah terdegradasi. Bahan anorganik berbahaya misalnya bahan kimia
beracun yang dibuang bersama limbah industri, limbah pertambangan seperti logam berat dan
logam radioaktif. Bila air membawa limbah mengalir ke sungai, danau atau sawah maka
tanah akan teraliri, sehingga akan terkontaminasi bahan-bahan kimia. Tanah menjadi jelek
dan tumbuhan atau binatang air akan menderita. Bahan-bahan itu akan terkontaminasi dalam
tumbuhan dan hewan, dan akhirnya akan sampai pada manusia.

2.5 BAHAN KIMIA DAN KESEHATAN


Bahan kimia beracun dapat membahayakan atau menimbulkan masalah kesehatan pada
seseorang atau tidak. Dampak kesehatan akan tergantung pada banyak hal:
a.
b.
c.
d.

Jenis dan jumlah bahan kimia yang terpapar


Berapa lama seseorang terpapar
Usia, berat badan, tinggi badan dan jenis kelamin
Kondisi umum kesehatannya pada saat terpapar
Ancaman kesehatan dari bahan kimia beracun sangat berbahaya pada saat tubuh kita
sedang tumbuh atau sedang berubah dengan cepat, seperti:

a)
b)
c)
d)

Ketika janin sedang terbentuk di dalam kandungan


Ketika seorang anak masih kecil dan sedang tumbuh dengan cepat
Ketika tubuh seorang remaja sedang berubah dengan cepat
Ketika tubuh seorang tua melemah dan kurang mampu menyaring racun
Dampak kesehatan bahan kimia beracun pada seseorang dapat sangat parah, seperti bayi
lahir cacat atau kanker. Dampak lainnya mungkin lebih sulit dideteksi, seperti kesulitan
belajar, pertumbuhan yang lambat, alergi, sulit mendapatkan anak, dan beberapa penyakit
lainnya.
Seringkali sulit ditetapkan apakah gejala penyakit seseorang disebabkan atau diperburuk
oleh bahan kimia beracun. Meski bahan kimia beracun telah terbukti menyebabkan timbulnya
beberapa jenis penyakit berbeda, namun untuk membuktikan bahwa suatu penyakit
disebabkan oleh suatu bahan kimia tertentu sulit sekali mengingat bahwa kita terpapar oleh
begitu banyak bahan kimia. Tetapi beberapa penyakit sering timbul di tempat-tempat di mana
orang terus-menerus terpapar oleh bahan kimia beracun.
2.5.1 BAHAN KIMIA YANG MEMBEBANI TUBUH
Sebagian bahan kimia akan cepat menghilang dari tubuh seseorang setelah terpapar,
namun sebagian lagi tetap tinggal di dalam lemak, darah, atau tulang untuk jangka waktu

lama. Sebagai contoh, arsenik biasanya tinggal di dalam tubuh selama 3 hari setelah
seseorang terpapar satu kali. Bahan kimia lainnya seperti pestisida DDT (lihat halaman 150)
dapat tinggal di dalam tubuh selama 50 tahun atau lebih. Bahan kimia yang membebani tubuh
adalah jumlah bahan kimia beracun yang setiap saat ada di dalam tubuh manusia.
Adanya bahan kimia ini di dalam tubuh kita bukan berarti kita akan sakit. Beberapa orang
bisa sakit walaupun mereka mengidap sedikit bahan kimia beracun di dalam tubuh mereka,
sementara orang lain yang mengidap banyak bahan kimia dalam tubuhnya bisa saja tidak
sakit.
Anak-anak seringkali mempunyai bahan kimia beban tubuh yang lebih besar dibanding
orang dewasa. Meskipun waktu terpaparnya mereka lebih pendek mengingat umurnya,
namun tubuh mereka belum mengembangkan cara melindungi diri dari racun atau membuang
racun dari dalam tubuh.
Ada banyak sekali bahan kimia di dalam lingkungan kita sehingga kita tidak tahu lagi
yang mana yang memapar kita atau bagaimana campuran bahan kimia itu mempengaruhi
kita. Campuran bahan kimia ini menyulitkan kita melacak masalah kesehatan seseorang yang
diakibatkan oleh paparan bahan kimia. Dalam banyak kasus, campuran beberapa bahan kimia
akan lebih merusak dibanding bila bahan kimia itu berdiri sendiri-sendiri.
Para ilmuwan mempelajari masing-masing bahan kimia itu untuk melihat bagaimana
dampaknya pada kesehatan seseorang. Tetapi beberapa produk kimia seperti produk-produk
pembersih, bahan pencelup, plastik, cat, dan lem, terdiri dari campuran beberapa bahan
kimia. Sebagai contoh, cat mengandung bahan pelarut, bahan pewarna, dan bahan-bahan
lainnya. Bahan pelarut adalah penyebab satu set gangguan kesehatan dan bahan pewarna
menyebabkan penyakit yang lain. Campuran keduanya akan menimbulkan set ke 3 pada
gangguan kesehatan termasuk penyakit yang tidak dapat ditimbulkan bila bahan kimia itu
berdiri sendiri. Sebagian besar limbah industri seperti asap yang berasal dari cerobong asap
atau limbah bahan kimia yang dibuang di saluran air, adalah juga campuran dari beberapa
bahan kimia.
2.5.2 BAHAN KIMIA DAN ANAK- ANAK
Bagi anak-anak, terutama bayi, bahan kimia dapat lebih mudah menggangu kesehatannya
daripada orang dewasa.
a) Anak kecil lebih dekat dengan tanah dan lebih mungkin untuk memakan, menghirup, atau
menyentuh bahan kimia yang melayang di dekat mereka atau yang dipungut dari permukaan
tanah.

b)

Anak-anak bernapas lebih cepat dari orang dewasa dan lebih mudah sakit akibat polusi

udara.
c) Anak-anak seringkali memasukkan tangan, mainan, dan benda-benda lainnya ke dalam
mulut, dengan demikian kemungkinan besar memakan benda-benda yang dapat
membahayakan mereka.
d) Beberapa organ tubuh orang dewasa yang berfungsi melindunginya dari ancaman racun,
e)

belum berkembang penuh pada bayi dan anak-anak.


Organ-organ tubuh seorang bayi yang sedang tumbuh lebih peka terhadap ancaman yang
timbul dari bahan kimia.
Berbagai efek kesehatan yang ditimbulkan oleh zat kimia terhadap anak bias datang
kapan saja. Ketika tubuh anak-anak sedang tumbuh dan berubah dengan cepat selama
dalam kandungan, masa kanak-kanak, dan masa remaja bahkan jumlah bahan kimia yang
sangat sedikit pun dapat menyebabkan perubahan yang berbahaya dan permanen pada tubuh

anak-anak.
a. Sebelum Pembuahan
Jika sistem reproduksi atau gen dari ibu atau ayah rusak akibat bahan kimia, maka bayi
mereka akan terpengaruh walaupun paparan terjadi sebelum kehamilan.
b. Di dalam kandungan
Bahan kimia yang sudah ada di dalam tubuh seorang ibu dapat disalurkan pada bayinya yang
sedang berkembang selama masa kehamilan. Sebagai contoh, seorang wanita yang sudah
terpapar oleh timbal sejak masa kecilnya masih menyimpan timbal di dalam tulangtulangnya. Ketika ia hamil, timbal itu disalurkan kepada bayi di dalam kandungannya.
Banyak bahan kimia beracun yang dapat masuk ke tubuh seorang wanita hamil, seperti PCB,
timbal, dan merkuri, dapat berpindah beban pada janin yang sedang tumbuh melalui plasenta
dan akhirnya membahayakan janin.
Merokok, obat-obatan dan alkohol juga bisa membahayakan bayi yang ada dalam rahim dan
c.

harus pula dihindari selama masa kehamilan.


Dari Lahir sampai Usia 2 Tahun
Kulit dan sistem pencernaan bayi memungkinkan lebih banyak bahan kimia yang masuk ke
dalam tubuh bayi. Beberapa bahan kimia yang memapari tubuh ibu akan terkumpul pula di
dalam air susu ibu (ASI) dan disalurkan kepada bayinya saat menyusui. Racun juga dapat
masuk ke tubuh bayi melalui air campuran susu bubuk formula yang sudah terkontaminasi.
ASI tetap merupakan makanan terbaik untuk bayi. Daripada tidak menyusui demi
menghindari masuknya bahan kimia berbahaya ke tubuh bayi, para ibu dianjurkan untuk
menjaga agar bahan kimia beracun tidak masuk ke ASI. Bayi dan balita sering memasukkan

apa saja ke dalam mulutnya. Hal ini memudahkan mereka menelan bahan yang berbahaya.
d. Usia 2 sampai 12 Tahun

Ketika anak-anak mulai pergi ke kelompok bermain atau taman kanak-kanak, ada
kemungkinan mereka terpapar oleh banyak bahan kimia baru, contohnya, jika halaman
sekolahnya disemprot dengan pestisida. Anak-anak yang bekerja menyemir sepatu,
memulung di tempat pembuangan sampah, atau dengan cara-cara lainnya untuk mencari uang
sering terpapar oleh beberapa bahan kimia beracun. Selain menyebabkan sakit, racun dapat
pula mengganggu kemampuan anak-anak belajar.
e. Usia 12 sampai 18 Tahun
Masa remaja adalah masa di mana pertumbuhan fisik terjadi sangat cepat dan perubahan yang
disebabkan oleh hormon. Paparan racun secara serius dapat mengancam kemampuan
seseorang untuk nantinya mempunyai anak-anak yang sehat.

2.5.3 EFEK BAHAN KIMIA TERHADAP KESEHATAN


A. CACAT LAHIR
Cacat lahir disebabkan oleh rusaknya gen seseorang. Mengingat bahwa gen diturunkan
dari orangtua kepada anak-anaknya maka kerusakan akibat bahan kimia beracun dapat
mempengaruhi bukan saja orang yang terpapar oleh racun tetapi juga anak-anak orang itu dan
keturunan dari anak-anaknya. Tidak semua cacat lahir disebabkan oleh bahan kimia beracun,
tetapi cacat lahir umum ditemukan di daerah di mana terdapat industri yang menggunakan
atau menghasilkan bahan kimia beracun atau limbah. Cacat lahir ada beberapa tahap, ada
yang sangat lunak (seperti tanda lahir) dan ada yang sangat parah (misalnya otak yang tidak
berkembang).
B. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
Bahan kimia beracun dapat merusak kemampuan kita melahirkan anak yang sehat.
Masalah kesehatan reproduksi bukan saja mempengaruhi wanita untuk dapat melahirkan anak
dalam usia produktif, tetapi dapat pula mempengaruhi laki-laki dan wanita setiap saat dalam
hidup mereka.
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan keguguran atau sterilitas (ketidakmampuan
mempunyai anak) pada laki-laki atau wanita. Hal ini dapat terjadi melalui kelenjar hormonhormon, yakni bahan kimia alami yang dibuat oleh tubuh untuk mengendalikan pertumbuhan
dan proses- proses lainnya seperti proses datang bulan pada wanita dan reproduksi. Bahanbahan kimia lainnya bertindak menyerupai hormon ketika bahan kimia tersebut berada di
dalam tubuh kita. Mereka dapat mengacaukan sistim hormon alami kita dengan cara
mengirimkan sinyal palsu. Karena itulah bahan kimia yang demikian sering disebut sebagai
pengacau hormon.
C. ENDOMETRIOSIS

Endometriosis merupakan penyakit serius yang menyebabkan dinding kandungan


tumbuh di luar kandungan. Tak ada yang mengetahui dengan pasti apa penyebab
endometriosis. Tetapi karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah industri dan tempattempat dengan tingkat polusi tinggi, maka disimpulkan bahwa salah satu penyebabnya
adalah polusi industri. Endometriosis bisa sangat menyakitkan dan dapat pula membuat
seorang wanita sulit hamil.
D. MASALAH PERNAPASAN
Polusi udara yang timbul dari pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak, diesel,
dan gas alam) dapat menyebarkan bahan kimia beracun dan partikel- partikel yang
berbahaya, seperti jelaga dan asap, ke udara yang kita hirup. Polusi udara dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, tiga juta
orang per tahun mati karenanya.
Polusi udara terdiri atas 2 bagian besar, yakni gas beracun yang disebut ozon dan partikelpartikel halus. Partikel-partikel halus merupakan bagian terkecil dari jelaga, asap, logam,
bahan kimia, debu, air dan karet dari ban. Semakin kecil ukuran partikel akan semakin
berbahaya, karena mereka dapat masuk ke bagian terdalam dari paru-paru. Paparan dari
partikel-partikel halus ini dapat menyebabkan serangan asma dan bronkitis, dan
meningkatkan gejala demam, flu, dan infeksi pernapasan lainnya. Ozon dapat merangsang
iritasi yang parah, mempersempit jalan napas seseorang, memaksa paru-paru bekerja lebih
keras, dan memperburuk masalah paru-paru. Selain itu dapat juga menyebabkan sakit kepala,
sesak napas, nyeri dada, mual, dan kelelahan, serta membuat seseorang lebih peka terhadap
infeksi paru-paru, seperti tuberkulosis atau pneumonia.
Udara yang berasap atau kotor hampir selalu menyebabkan mata berair, tenggorokan
kering, batuk, atau sesak napas. Tingkat polusi udara yang tinggi dapat pula mengganggu
paru-paru. Polusi memperburuk penyakit jantung atau paru-paru yang sudah bermasalah,
hingga menyebabkan jantung dan paru-paru bekerja lebih keras untuk mensuplai oksigen ke
dalam tubuh, mengakibatkan kesulitan bernapas, kelelahan dan sakit dada.
Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
1) Paru-paru lebih cepat menua.
2) Mengidap penyakit paru-paru kronis seperti asma, bronkitis kronis, paru- paru bengkak, dan
kanker paru-paru.
3) Orang lebih cepat mati, kerap kali karena serangan jantung atau tekanan darah tinggi.
Polusi udara paling berbahaya bagi mereka yang sudah bermasalah dengan jantung atau
berpenyakit paru-paru, perempuan hamil, anak-anak di bawah 14 tahun di mana paru-parunya
sedang berkembang, dan mereka yang bekerja atau berlatih dengan keras di luar rumah.

E. MASALAH SARAF
Beberapa bahan kimia beracun dapat merusak sistem saraf kita. Kerusakan pada saraf
akan menyebabkan kebingungan, hilang ingatan, kejang, dan masalah lain yang berkaitan
dengan otak. Kerusakan syaraf dapat pula mengarah pada rusaknya saraf perasa dan mencium
bau, mati rasa, dan kehilangan keseimbangan serta kesulitan berjalan. Beberapa bahan kimia
dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian. Bahan pelarut biasanya digunakan
untuk membersihkan pelumas seperti aceton, benzena, terpentin, dan bensin, merupakan
racun bagi sistem syaraf.
F. MASALAH KULIT
Penyebab utama kerusakan kulit dan penyakit kulit adalah dari bahan kimia yang
digunakan di tempat kerja. Orang juga mengalami ruam, melepuh, dan luka bakar parah
akibat paparanpolusi udara yang beracun karena air dari limbah kimia industri atau pertanian.
G. KEPEKAAN TERHADAP ZAT KIMIA ( MULTIPLE CHEMICAL SENSITIVE
( MSC ) )
Bagi sebagian orang efek dari beberapa bahan kimia atau paparan dari satu bahan kimia
dapat menyebabkan penyakit yang disebut kepekaan terhadap beberapa bahan kimia
(multiple chemical sensitivity=MCS) atau penyakit yang ditimbulkan oleh kondisi
lingkungan. Penderita MCS bereaksi kuat terhadap racun-racun yang umum terdapat dalam
cat, minyak wangi, mobil dan bahan- bahan bangunan.
Tanda-tanda MCS antara lain pilek, mata gatal, sakit kepala, tenggorokan gatal, sakit
telinga, sakit di kulit kepala, linglung atau ngantuk, denyut jantung yang cepat, masalah
perut, mual, kram perut, diare, dan sakit persendian.Karena orang memperlihatkan gejala
MCS yang berbeda-beda banyak petugas kesehatan yang tidak percaya bahwa itu betul-betul
penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia. Sebaliknya, mereka menganggap itu disebabkan
oleh tekanan emosional. MCS juga sering disalahartikan dengan alergi, sementara ini berbeda
dari alergi dengan beberapa alasan :
1) Gejalanya muncul setiap kali orang tersebut terpapar oleh bahan kimia.
2) Efeknya jangka panjang (kronis) dan tidak musiman.
3) Gejalanya muncul walaupun sedikit terpapar.
4) Gejalanya menghilang ketika gejala pemicunya dipindahkan atau dibuang.
5) Gejalanya muncul jika terpapar bahan-bahan lain (misalnya cat dan minyak wangi, atau
plastik dan asap rokok).

BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pencemaran adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat
merubah keadaan keseimbangan pada daur materi dalam lingkungan (keseimbanga
lingkungan) baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga dapat mengganggu
kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara, pencemaran air
dan pencemaran tanah (daratan).
Pencemaran dapat dihasilkan oleh bahan kimia yang berada di lingkungan sekitar. Bahan
kimia dalam jumlah yang berlebih dapat menebabkan polusi air, udara dan tanah. Selain itu,
bahan kimia toksik ini juga dapat mengganggu kesehatan, antara lain dapat menyebabkan
gangguan pernapasan, gangguan kulit, gangguan reproduksi, dan sebagaunya.
3.2 SARAN
Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara
manusia. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan
keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan. Dampak negatif yang muncul
berupa penyakit yang merugikan pada manusia seperti penyakit pernafasan dan lain-lain.
Pengendalian terhadap bahan kimia berbahaya juga harus dilakukakn dengan lebih tegas
lagi.
http://chik144.blogspot.co.id/2012/07/bahan-kimia_9334.html

Anda mungkin juga menyukai