Proposal Magang
Proposal Magang
Proposal Magang
Oleh:
ASTIDHIA NADIA
135040200111062
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL MAGANG KERJA
JUDUL:
STUDI APLIKASI BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI BIOFERTILIZER
PADA TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI PUSAT
PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA (P3GI), PASURUAN
Disetujui Oleh:
Pembimbing Lapang,
Pembimbing Utama,
NIP. 196107011987031002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal Magang Kerja
dengan Judul Studi Aplikasi Bakteri Endofit sebagai Biofertilizer pada
Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Pusat Penelitian Perkebunan
Gula Indonesia (P3GI), Pasuruan.
Proposal ini merupakan syarat sebelum pelaksanaan magang kerja dimulai
pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Budi Prasetya, MP., selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan proposal.
2. Bapak/Ibu selaku pembimbing lapang yang telah memberikan arahan
penyusunan proposal Magang Kerja serta memberikan kesempatan untuk
dapat melaksanakan Magang Kerja di Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia (P3GI), Pasuruan.
3. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang selalu memberikan semangat
dalam penyusunan proposal dan semua pihak yang telah mendukung.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa,
pihak-pihak di lokasi penulis melaksanakan magang kerja, masyarakat umum, dan
berbagai pihak lain serta khususnya bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Tujuan Magang Kerja.............................................................................2
1.2.1. Tujuan Umum Magang Kerja.......................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus Magang Kerja......................................................2
1.3. Sasaran Kompetensi yang Ditargetkan..................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................4
2.1. Tanaman Tebu........................................................................................4
2.2. Mikroorganisme Endofit........................................................................5
2.3. Peran Mikroorganisme Endofit..............................................................6
2.4. Mekanisme Infeksi & Perkembangan Endofit dalam Jaringan Inang....10
2.5. Isolasi Bakteri Endofit............................................................................11
2.6. Endofit pada Tanaman Tebu...................................................................11
2.7. Pemanfaatan Endofit pada Tanaman Tebu.............................................12
III. METODE PELAKSANAAN .......................................................................15
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang Kerja.....................................15
3.2. Prosedur Pelaksanaan Magang Kerja.....................................................15
3.3. Rencana Kegiatan Magang Kerja
....................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18
LAMPIRAN........................................................................................................21
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Keragaman Endofit pada Tanaman Tebu serta Fungsinya....................12
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang.................................................17
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
tebu
dan
berpotensi
sebagai
salah
satu
agen
pupuk
hayati/biofertilizer.
-
Mahasiswa memiliki etos kerja yang baik ketika bekerja pada perusahaan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Tebu
Divisi:
Spermathopyta;
Sub-
Divisi:
Angiospermae;
Kelas:
tidak berumur panjang, dan hanya berfungsi pada saat tanaman masih muda. Akar
ini berasal dari cincin akar dari setek batang, disebut akar primer (Miller dan
Gilbert, 2006). Kemudian pada tanaman tebu muda akan tumbuh akar tunas. Akar
ini merupakan pengganti akar bibit, berasal dari tunas, berumur panjang, dan tetap
ada selama tanaman tebu tumbuh (James, 2004).
2.2 Mikroorganisme Endofit
Mikroorganisme endofit merupakan asosiasi antara mikroorganisme
dengan jaringan tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endoft
dengan tanaman inang bervariasi dari netral, komensalisme sampai simbiosis.
Pada situasi ini tanaman merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme
endofit dalam melengkapi siklus hidupnya (Clay, 1988). Mikroba endofit adalah
mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu
hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan
inangnya. Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikroba
endofit yang mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang
diduga sebagai akibat koevolusi atau transfer genetic (genetic recombination) dari
tanaman inangnya ke dalam mikroba endofit (Tan & Zhou, 2001 dalam Radji,
2005).
Hampir semua tanama vaskular memiliki endofit. Endofit masuk ke dalam
jaringan tanaman umumnya melalui akar atau bagian lain dari tanaman. Bakteri
menembus jaringan tanaman di akar, stomata atau pada bagian tanaman yang luka
(Carrol, 1988). Bakteri endofit merupakan bakteri yang hidup pada jaringan
tanaman tanpa merusak jaringan tanaman tersebut. Bakteri endofit dapat diisolasi
dari permukaan jaringan tanaman yang steril atau diekstraksi dari jaringan
tanaman bagian dalam. Bakteri endofit gram positif dan gram negatif telah banyak
diisolasi dari beberapa jaringan tanaman. Endofit masuk ke dalam jaringan
tanaman terutama melalui akar dan bagian tanaman lain yang terpapar udara luar
seperti bunga, batang, dan kotiledon dapat juga dilalui. Secara khusus, bakteri
masuk ke jaringan melalui jaringan yang berkecambah, akar, stomata, maupun
jaringan yang rusak (Zinniel et al., 2002).
Bakteri endofit adalah bakteri yang berada dalam jaringan tanaman.
Endofit umumnya mengacu pada mikroorganisme yang berada dalam jaringan
pembuluh tanaman dan dapat bergerak bebas di dalam tanaman atau lebih luas
lahi adalah mikroorganisme yang berada dalam jaringan tanaman walaupun tidak
melakukan kolonisasi, atau dengan kata lain bakteri endofit adalah bakteri yang
dapat diisolasi dari tanaman yang telah disterilisasi permukaan (Kloepper et al.,
1999 dalam Aini dan Abadi, 2004). Keberadaan bakteri endofit dalam jaringan
tanaman segat telah banyak dilaporkan terdapat dalam berbagai spesies tanaman
maupun bagian tanaman yang berbeda dan pada umur yang berbeda (ElviraRecuenco et al., 1999 dalam Aini dan Abadi, 2004). Bakteri endofit telah
ditemukan antara lain pada batang tanaman buncis (Ramamoorthy et al., 2001),
batang kacang kapri dan tomat, umbi kentang (Sturz et al., 1999), batang tanaman
kapas (Reva et al., 2002), serta tanaman tebu (Ramamoorthy et al., 2001).
Sebenarnya bakteri endofit maupun rhizobakteri lainnya merupakan
bagian dari microflora alamiah dari tanaman yang sehat di lapangan, mereka dapat
dikatakan sebagai kontributor penring bagi kesehatan tanaman (Kloepper et al.,
1999 dalam Aini dan Abadi, 2004). Menurut Haliman et al. (1999) dalam Aini
dan Abadi (2004), telah diketahui pula bahwa bakteri endofit dapat berpengaruh
pada kesehatan tanaman dalam hal: (1) antagonisme langsung atau penguasaan
niche atas patogen, (2) menginduksi ketahanan sistemik, dan (3) meningkatkan
toleransi tanaman terhadap tekanan lingkungan. Karena sifat-sifat tersebut bakteri
endofit telah terbukti dapat dimanfaatkan sebagai pengendali hayati penyakit
tanaman bahkan dapat mengurangi serangan hama tanaman (Ramamoorthy et al.,
2001).
2.3 Peran Mikroorganisme Endofit
Endofit secara alami merupakan bagian dari tanaman sehat, karena itulah
endofit didefinisikan sebagai mikroorganisme yang hidup di dalam jaringan
tanaman tanpa menimbulkan efek negatif (Ghimire dan Hyde, 2004). Meskipun
pada perkembangannya saat ini yang dikategorikan saat ini yang dikategorikan
endofit adalah semua mikroorganisme yang hidup di dalam jaringan tanaman baik
bersifat netral, menguntungkan maupun merugikan (Backman dan Sikora, 2008).
Endofit unmumnya berasal dari golongan jamur ataupun bakteri. Sekitar
300.000 spesies tanaman diketahui merupakan inang endofit (Strobel et al., 2004)
dengan berbagai bentuk hubungan seperti simbiosis mutualistik, komensalistik,
dan parasitik (Aly et al., 2011). Dalam satu tanaman bisa terdapat beberapa
spesies bakteri endofit baik gram positif maupun gram negatif (Kobayashi dan
Palumbo, 2000). Sedangkan jamur endofit umumnya memiliki inang yang
spesifik,
meskipun
ada
juga
genus-genus
seperti
Phomopsis,
Phoma,
Colletotrichum, dan Phyllosticta memiliki inang yang cukup luas (Aly et al.,
2011). Isolasi jamur endofit dari berbagai jenis tanaman yang tumbuh mulai
dataran rendah hutan tropik Panama sampai hutan semi kutub (borealis) di
Quebec diperoleh sekitar 1202 isolat jamur endofit (Arnold dan Lutzoni, 2007
dalam Aly et al., 2011).
Endofit dapat berperan sebagai perangsang pertumbuhan tanaman dan
meningkatkan hasil melalui produksi fitohormon dan penyedia hara; sebagai
penetral kontaminan tanah sehingga meningkatkan fitoremediasi, dan agensia
pengendali hayati. Magnani et al (2010) menemukan Enterobacter, Kluyvera
ascorbate SUD 165 yang mampu merangsang pertumbuhan tanaman dan resisten
terhadap logam berat. Ghimire dan Hyde (2004) dalam reviewnya mencatat
beberapa fungsi endofit selain yang tersebut di atas, yaitu: mengurangi infeksi
nematode, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stress, memproduksi
metabolit sekunder seperti alkaloid, paxilline, lolitrems dan steroid-steroid
kelompok tertraenone. Berikut peran dari endofit sendiri, antara lain:
2.3.1
tanaman
bertahan
hidup
pada
tanah-tanah
yang
perakaran, disusul dalam batang dan daun dengan populasi antara 2,0-6,0 log10
CFU per g (Kobayashi dan Palumbo, 2000), sementara patogen di dalam jaringan
tanaman berkisar 7,0-10,0 log10 CFU per g (berat segar) pada tanaman yang
rentan. Bakteri endofit mampu mencegah perkembangan penyakit karena
memproduksi siderofor, menghasilkan senyawa metabolit yang bersifat racun bagi
jamur patogen (Schnider-Keel et al., 2000) atau terjadinya kompetisi ruang dan
nutrisi.
Bakteri endofit juga memiliki kemampuan untuk mereduksi produksi toksin
yang dihasilkan oleh patogen sehingga tidak patogenik terhadap tanaman atau
menginduksi ketahanan tanaman terhadap serangan pathogen. Pada kasus tertentu
keberadaan bakteri endofit juga mampu berperan sebagai disease-suppressive
soils. Saat ini Bacillus mojavensis merupakan bakteri yang dipatenkan sebagai
bakteri endofit yang mempunyai peran penting dalam melindungi tanaman dari
serangan patogen penyebab penyakit sekaligus meningkatkan pertumbuhan
tanaman dalam kondisi kering (drought tolerance) (Bacon dan Hinton, 2002).
Kelebihan lainnya adalah Bacillus mojavensis mampu menginfeksi hampir semua
spesies tanaman
Kelompok bakteri endofit yang berperan sebagai agen pengendali hayati
cukup banyak, antara lain dari genus Bacillus, Pseudomonas, dan Burkholderia
(Lodewyckx et al., 2002). Mereka dikenal menghasilkan antibiotik, antikanker,
anti jamur, antivirus, senyawa volatile, bahkan insektisida. Kim et al., (2002)
melaporkan bahwa Bacillus lentimorbus menghasilkan senyawa alpha dan betaglucosidase yang bersifat anti jamur sehingga mampu menghambat pertumbuhan
patogen Botrytis cinerea. Bakteri tersebut juga digunakan untuk melindungi
tanaman kentang dari infeksi Fusarium sambucinum Fuckel karena adanya
senyawa volatile yang bersifat racun bagi jamur tersebut (Sadfi et al., 2001);
Chrif et al., 2003). B. cereus yang umum ditemukan sebagai bakteri endofit pada
kapas (Gossypium hirsutum), jagung manis (Zea mays), dan tanaman jeruk
(Citrus spp.) (Di Fiori dan Del Gallo, 1995) ternyata mampu menghasilkan
chitinase untuk mendegradasi dinding sel jamur patogen seperti F, sambucinum
(Sadfi et al., 2001), Rhizoctonia solani (Ryder et al., 1999), Helminthosporium
solani (Martinez et al., 2002), Sclerotium rolfsii, Fusarium oxysporum, dan
ditularkan melalui biji atau vektor serangga (Ghimire dan Hyde, 2004; Aly et al,
2011). Bellone & Silvia (2012) melaporkan bahwa baik bakteri endofit
Azospirillum brasiliense maupun mikoriza Glomus masuk ke dalam jaringan
tanaman tebu melalui akar lateral yang baru tumbuh, kemudian berkembang di
dalam jaringan dan merubah dinding sel untuk memfasilitasi endofit lain
mengkolonisasi.
2.5 Isolasi Bakteri Endofit
Hampir semua endofit berasal dari rhizosfer atau filosfer, meskipun ada
juga yang ditularkan melalui biji. Biasanya diperoleh dari permukaan bagianbagian tanaman yang telah disteril dengan sodium hypochlorite atau diekstrak dari
dalam jaringan tanaman, termasuk biji (Hallmann et al., 1997). Khusus untuk
tanaman tebu, Lodewyckx et al. (2002) mereview metode Dong yang hanya
dengan desinfeksi batang.
2.6 Endofit pada Tanaman Tebu
Pada awalnya Neyra dan Dobereiner (1977) dalam Dong et al. (1994)
menduga adanya peran bakteri pemfiksasi N yang sangat kuat pada tanaman tebu
karena di beberapa lokasi pengembangan tebu di Brazil yang tidak pernah diberi
pupuk N2 produktivitasnya tetap stabil selama 100 tahun. Menurut Dong et al.
(1994). setidaknya ada 11 genus bakteri pemfiksasi N yang berasosiasi dengan
tanaman tebu. Suman et al. (2001) menemukan 0.02-3.86% diazotrophs diantara
bakteri endofit yang berhasil diisolasi dari berbagai kultivar gula di India. Sampai
akhirnya
ditemukan
bahwa
Acetobacter
diazotrophicus
(Sinonim
garam tinggi, nitrate reduktase dan aktivitas nitrogenase rendah, serta toleran
terhadap paparan amonium bahkan masih dapat ditemukan dalam jaringan tebu
yang sudah diberi perlakuan panas.
Dalam reviewnya Muthukumarasamy et al. (2002) menyebutkan bahwa
G. diazotrophicus dapat ditularkan melalui perakaran dari sisa-sisa tanaman tebu
atau kutu yang mengandung bakteri tersebut, namun belum pernah ditemukan di
dalam tanah non rhizosfer atau gulma di sekitar pertanaman tebu. Sejak itu
penelitian untuk mengetahui lebih dalam peran bakteri endofit pada tanaman tebu
dan kerabatnya cukup intensif, terutama di negara-negara penghasil tebu utama
seperti India dan Brazil. Penelitian dimulai dari keragaman spesies endofit
kemudian berlanjut ke perannya sebagai penghasil N atau perangsang tumbuh,
dan terakhir perannya sebagai pengendali patogen penyebab penyakit tanaman.
Hasil-hasil penelitian tersebut terrangkum dalam tabel di bawah. Di
Indonesia penelitian mengenai peran bakteri endofit pada tebu masih terbatas.
Pada tahun 2007, Widayati et al. melaporkan adanya bakteri endofit pada plantlet
yang diperbanyak dengan kultur jaringan secara aseptik, namun belum mendeteksi
peran bakteri endofit tersebut. Hal ini membuka peluang penelitian dan
pengembangan peran bakteri endofit untuk meningkatkan kesehatan tebu sehingga
produksinya meningkat.
Tabel 1. Keragaman Endofit pada Tanaman Tebu serta Fungsinya
No.
1.
2.
Jenis Endofit
Azospirillum sp.
Burkholderia spp.
3.
Epicoccum nigrum
4.
Eschericia coli
5.
Gluconacetobacter diaztrophicus
6.
Herbaspirillum rubrisubalbicans
Fungsi
Pemfiksasi N2
Agensia hayati (anti jamur dan anti
bakteri, salah satunya pirol-nitrin)
Perangsang pertumbuhan akar dan
agensia hayati untuk patogen F.
verticillioides, Colletotrichum
falcatum, Ceratocystis paradoxa,
dan Xanthomonas albilineans
Penambang P, Penghasil
Siderophore, Penghasil hormon
IAA
Pemfiksasi N2, serta meningkatkan
ketahanan tanaman melawan X.
albisineans, patogen penyebab
penyakit leaf scald
Pemfiksasi N2
III.
METODE PELAKSANAAN
pengumpulan data, analisis data serta diskusi dengan pembimbing lapang dan
penyusunan laporan magang. Jadwal pelaksanaan kegiatan magang kerja seperti
yang diuraikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja
No
1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
Kegiatan
Pengenalan lokasi
magang meliputi kebun,
glasshouse,perpustakaa
n, dan laboratorium
pada Pusat Penelitian
Perkebunan Gula
Indonesia (P3GI)
Materi di ruang,
meliputi:
- SDM/Struktur
Organisasi pada
Pusat Penelitian
Perkebunan
Gula Indonesia
(P3GI)
- Sarana dan
prasarana
Materi dan kegiatan di
lapangan, meliputi:
- Pengolahan
tanah
- Pembibitan
- Aplikasi bakteri
endofit
- Pemupukan
- Penanaman
- Pemberian
irigasi
- Pemeliharaan
Kegiatan di
Perpustakaan Pusat
Penelitian Perkebunan
Gula Indonesia (P3GI)
Pengumpulan data
Analisis Data
Supervisi oleh tim
pengelola magang
jurusan tanah
Penyusunan laporan
Minggu ke6 7 8 9
10 11 12 13 14
8.
9.
mingguan dan
konsultasi ke dosen
pembimbing utama dan
tim pengelola magang
jurusan tanah
Penyusunan laporan
akhir magang kerja
Presentasi
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti, W. A. 2008. Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.)
di, Pabrik Gula Tjoekir PTPN X, Jombang, Jawa Timur. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Tjokroadikoesoemo, P. S. dan A. S. Baktir, 2005. Ekstraksi Nira Tebu. Surabaya:
Yayasan Pembangunan Indonesia Sekolah Tinggi Teknologi Industri.
Miller, J.D. and R.A. Gilbert. 2006. Sugarcane Botany: A Brief View. Agronomy
Department, Florida Cooperative Extension Service, Institute of Food and
Agricultural Sciences, University of Florida. 6 hlm.
Radji,
M.
2005.
Peranan
Bioteknologi
dan
Mikroba
Endofit
dalam
Pengembangan
Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2 (3): 118-121.
Zinniel, D. K. P. Lambrecht, N. B. Haris, Z. Feng, D. Kuczmarski, P. Higley, C. A.
Ishimaru, A. Arunakumari, R. G. Barletta, and A. K. Vidader. 2002.
Isolation and Characterization of Endophytic Colonizing Bacteria from
Agronomic Crops and Prairy Plants. Applied and Enviromental
Microbiology. 68 (5): 2198-2208.
Aini, L. Q. Dan A. L. Abadi. 2004. Keragaman Bakteri Endofitik dalam Jaringan
Akar Tanaman Pisang serta Potensi Antagonistiknya. Jurnal Ilmu-Ilmu
Hayati. 16 (2): 114-115.
Ramamoorthy, V. R. Viswanathan, T. Raguchander, V. Prakasan, and R. Sami.
2001. Induction of Systemic Resistance by Plant Growth Promoting
Rhizobacteria in Crop Plants Againts Pests and Diseases. Crop protection.
20: 1-11.
Strobel, G., Daisy, B., Castillo, U., dan Harper, J., 2004. Natural Products from
Endophytic Microorganisms, Journal of Natural Products, 67, 257-268.
Aly A. H., A. Debbab, and P. Proksch. 2011. Fungal Endophytes: Unique Plant
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA KEGIATAN
MAGANG KERJA
Nama Lengkap
: Astidhia Nadia
Nama Panggilan
: Asti
: 135040200111062
Jurusan
: Tanah
: Agroekoteknologi / Pertanian
Universitas
: Universitas Brawijaya
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat Asal
Alamat di Malang
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Handphone
: 081334089243
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
Tahun
Tempat
2001 2007
2007 2010
2010 2011
2011 2013
2013 Sekarang
:
SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo
SMP Negeri 3 Candi Sidoarjo
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
SMA Pawyatan Daha Kediri
S1 Agroekoteknologi, Universitas Brawijaya