(Isi) Tugas Mandiri Pancasila Sifa
(Isi) Tugas Mandiri Pancasila Sifa
(Isi) Tugas Mandiri Pancasila Sifa
BAB II
Pembahasan
2.1 (Pendahuluan/Pembukaan)
Konteks Sosiologi di Hubungkan dengan
Pancasila sila ke 1 sampai 5
Maksud dari konteks sosiologi, adalah suatu hal/sesuatu yang
bermaksud,
bertujuan,
mencakup,
sisi,
yang
berhubungan
dengan
sosiologi
yang
berbicara
mengenai
dihubungkan/berhubungan
maksudnya
yaitu
dengan
Pancasila,
merupakan
pengaplikasian/penerapan
konteks
antara
suatu
sila
sila
ke
sampai
pengamalan
pancasila
tersebut
atau
dengan
sosiologi/kemasyarakatan.
Yang mana dalam interelasi dan korelasi antara sosiologi dengan
butir-butir 5 sila Pancasila telah mencerminkan jati diri, jiwa, dan raga
bangsa Indonesia, yang telah melekat dengan kokoh, sejak lahir/adanya
bangsa Indonesia itu sendiri.
Dengan adanya pemaparan, pendeskripsian, penjelasan mengenai
interelasi dan korelasi antara sosiologi dengan Pancasila dapat mendorong
dan memotivasi kita untuk lebih menghargai nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila, dan mengamalkannnya dalam kehidupan seharihari, yang mana akan menjadikan bangsa ini (Indonesia), menjadi bangsa
yang
dapat
diperhitungkan
dan
dipandang
serta
dihormati
oleh
2.2
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Konteks sosiologi hubungannya dengan sila ke 1, yaitu sila Ketuhanan
yang maha esa antara lain:
a. Agama sebagai sumber nilai spiritual, moral dan etik bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Penghormatan dan perlindungan atas hak dan kebebasan
beragama sebagai bagian dari hak asasi warga Negara.
c. Kerukunan umat beragama dan tata kelola kehidupan
beragama.
d. Pengembangan karakter dan jati diri bangsa.
e. Penyediaan fasilitasi dan pelayanan bagi umat beragama
berdasarkan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik.
f. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
g. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama
dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda
sehingga terbina kerukunan hidup.
h. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya
i. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada
orang lain.
j. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
k. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
l. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan
ibadah
sesuai
dengan
agama
dan
kepercayaannya masing-masing.
m. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
n. Yang menjadi fondasi adanya suatu peradaban sosial manusia,
dalam segala hal adalah masyarakat/manusianya yang
menjunjung tinggi Agama dan atau Ketuhanan.
2
Simpulan Sila 1:
4
2.3
2. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Konteks sosiologi hubungannya dengan sila ke 2, yaitu sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab antara lain:
a Berasal dari keutuhan kepribadian dan social yang diinginkan.
b Dalam kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan harus
senantiasa dilandasi moral kemanusiaan antara lain, dalam hal
keagamaan, kepemerintahan Negara, politik, ekonomi, hukum,
social, budaya, dan hankam.
c Bermakna bahwa kemanusian wajib dan perlu diperlakukan dengan
adil, dan beradab sebab manusia adalah makhluk yang berbudaya
kemasyarakatan sosialnya.
d Menjunjung tinggi harkat dan martabat dari kemanusian.
e Bebas dalam hal berdemokrasi, jadi sifatnya adil dan terbuka untuk
f
menaunginya.
Dalam kehidupan
senantiasa
kenegaraan
dilandasi
kesatuan,
atau
kemasyarakatan
penyatuan
pandangan
harus
atau
ini
menjadi
lebih
memanusiakan
sesamanya
dan
memperhatikan
perikemanusiaan
dan
atau
kemanusiaaan.
p Jadi masyarakat yang memang menjunjung kemanusiaan adalah
masyarakat/individu yang peka dan peduli akan dirinya sendiri.
q Jiwa yang sudah menerapkan sila kemanusiaan yang adil dan
beradab ini adalah jiwa yang sudah berbudaya luhur, dan berpikiran
luas.
Landasan dari hukumnya dapat dilihat sebagai berikut:
6
Simpulan Sila 2:
Jadi, sosiologi yang berhubungan atau dihubungkan dengan sila
pancasila ke 2 yaitu, hal atau sesuatu yang berhubungan dengan nilai,
nilai, sikap, ciri, pandangan yang mencakup atau termaktub dalam jiwa,
raga, soul dari sila ke 2 (kemanusian yang adil dan beradab) tersebut
dengan lingkup atau ranah kemasyarakatan dan soscial di Negara dan
bangsa ini.
Yang dihubungkan dengan pengaplikasian dan pengamalan dari sila
ini intinya yaitu dalam setiap hal dan sesuatunya haruslah kita
menghargai dan atau bersikap respek terhadap kemanusiaan yang
menjunjung keadilan dan beradab. Dan semuanya harus merata dan
seimbang.
2.4
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Konteks sosiologi yang dihubungkan atau hubungannya dengan
Pancasila sila ke 3 Persatuan Indonesia, yaitu antara lain:
a Terkandung nilai bahwa Negara adalah penjelmaan sifat kodrat
manusia
yaitu
monodualis
social/manusia bermasyarakat.
9
atau
individu
dan
makhluk
dalam
bidang
agama,
ras,
suku,
kelompok,
menyamakan
satu
kesatuan
suara,
walaupun
asal/aslinya berbeda-beda.
e Menyamakan suatu pandangan atau paradigma dalam hal
ideologi atau falsafah dalam suatu kehidupan bermasyarakat,
f
atau
sosialnya
dengan
saling
saling
bahu
darah
kesatuan
dan
nasionalisme
dalam
kehidupan
dalam
menjalani
kehidupan
masyarakat
atau
sosialnya.
k Menjunjung suatu kesatuan dan kepaduan dalam segala aspek
l
kesadaran
bangsa
Indonesia,
terutama
pemuda-pemuda
pemerintahan,
memajukan
bangsa,
dan
menghadapi
dan
bangga
mengharumkan
12
nama
Indonesia.
Sila
ini
Simpulan Sila 3:
asa,
cita
dan
bentuk
dalam
berkehidupan
sosial
atau
bermasyarakatnya.
Serta dapat menjadikan suatu dunia yang aman damai, adil
sejahtera
untuk
keseluruhan
warga,
masyarakat
atau
kehidupan
2.5
4. Sila
Keempat
Hikmat
Kerakyatan
Yang
Kebijaksaan
Permusyawaratan/Perwakilan.
13
Dipimpin
Oleh
dalam
mencapai
kata
mufakat
mufakat,
diliputi
dibandingkan
voting/pengambilan suara.
f. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum
yaitu pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Secara
sederhana, demokrasi yang melibatkan segenap bangsa
dalam
pemerintahan
baik
yang
tergabung
dalam
Artinya
mengusahakan putusan
secara
diperlukan
kejujuran
dilakukan
secara
bulat
sehingga
membawa
14
keputusan-keputusan
yang
diambil
secara
bulat.
i. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung
jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun secara
moral terhadap Tuhan yang Maha Esa.
j. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
k. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam
hidup bersama.
l. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku,
agama, karena perbedaan adalah merupakan suatu bawaan
kodrat manusia.
m. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap
individu, kelompok, ras, suku, maupun agama.
n. Mengarahkan
perbedaan
dalam
suatu
kemanusiaan yang beradab.
o. Menjunjung tinggi atas musyawarah,
kemanusiaan yang beradab.
p. Mewujudkan dan mendasarkan
suatu
kerja
sama
sebagai
moral
keadilan
dalam
dan
golongan-golongan,
menurut
aturan
yang
pihak
lain.
Sebelum
diambil
keputusan
yang
menyangkut
tinggi
harkat
dan
martabat
16
manusia
serta
nilai-nilai
dan
keadilan.
Dalam
melaksanakan
permusyawaratan,
lembaga-lembaga
perwakilan.
Nilai
ini
menganut
paham
pancasila
menyerukan
pembuatan
keputusan
dan
makhluk
sosial.
Hakikat
rakyat
adalah
merupakan
sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu
yang bertujuan muwujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu
wilayah negara. Rakyat adalah merupakan subjek pendukung pokok
negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat, oleh karena itu rakyat
adalah merupakan asal mula kekuasaan negara.
Simpulan Sila 4:
17
2.6
5. Sila Kelima : Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Konteks sosiologi yang dihubungkan atau hubungannya dengan
Pancasila sila ke 5 Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu antara
lain:
a. Negara
memeluk
menjamin
kemerdekaan
agamanya
tiap-tiap
masing-masing
dan
penduduk
untuk
untuk
beribadat
hukum,
pendidikan,
kesehatan,
pertahanan
dan
antara
bernegara
diharapkan
adanya
suatu
persamaan
dan
18
seharusnya
dapat
sinkron/setimbang
dan
saling
19
20
oleh
negara
dan
dipergunakan
untuk
sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
Esensi pancasila sila ke-5 yang berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia bertitik pada kata keadilan sosial juga didukung oleh kata
sejahtera. Sejahtera yang dituju adalah sejahtera secara sosial /
mennyeluruh. Dimana sejahtera yang dimaksud adalah sejahtera secara
jasmani (makan dll) dan juga sejahtera secara rohani (ibadah, seni dll).
Sedangkan keadilan di atas adalah keadilan yang bersifat distributif
(sesuai dengan) serta keadilan yang bersifat komutatif (keadilan yang
tidak memandang siapa / haya kepentikan satu kelompok saja) tetapi
keadilan yang berlaku untuk semua golongan.
Contoh penerapan esensi keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia :
Pemerintah mengadakan program wajib sembilan tahun bagi warga
masyarakat indonesia guna mengatasi pendidikan yang masih terlalu
rendah di kalangan masyarakat indonesia.
meliputi:
1. Keadilan distributive
kesatuannya.
Dalam
masyarakat
yang
adil
setiap
orang
masyarakat
dan
kesejahteraan
umum.
Bagi
Aristoteles
Simpulan Sila 5:
Jadi, simpulan tentang konteks sosiologi yang berhubungan atau
dihubungkan dengan sila pancasila ke 5 yaitu, menekankan
mengenai suatu bentuk dan sifat dari keadilan untuk seluruh bangsa
Indonesia ini, haruslah merata, setara, dan seimbang.
Tidak boleh ada satupun yang tidak terbagi jatah atau bagian
dalam hal keadilan, sebab keadilan merupakan hak yang melekat
dan wajib ada bagi seluruh individu masyarakat bangsa ini. Baik
keadilan dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan,
keamanan, penghidupan yang layak dan lain sebagainya.
BAB III
23
3.1 Simpulan
Berbicara mengenai konteks sosiologi yang berinterelasi dan
berkorelasi (berhubungan) dengan Pancasila begitu mendalam makna,
dan substansinya. Sebab merupakan suatu sikap yang didilhami dan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat di Negara
Indonesia ini, dan maupun di dunia Internasional. Yang sifatnya berupa
pengamalan dan pengaplikasian berdasar kesesuaian butir-butir sila
Pancasila yang berjumlah 5 buah.
Dalam makna dan substansinya yang mendalam dalam hal
perwujudan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini
diharapkan menjadikan masyarakat bangsa ini menjadi peka dan peduli
terhadap nilai-nilai dari ideologi yang ada dalam butir-butir sila Pancasila
ini.
Walau begitu banyak penjelasan dan keterangan dalam hal
interelasi dan korelasi dari konteks sosiologi dengan Pancasila ini,
diharapkan dengan adanya simpulan dari sila per silanya dapat dicerna
dan dimengerti dengan baik oleh para pembaca.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah tentang Konteks Sosiologi yang
Dihubungkan dengan Pancasila ini, maka diharapkan dapat memacu
masyarakat Indonesia menjadi lebih peka dan peduli terhadap nilai-nilai
yang terkandung dari setiap butir sila Pancasila ini.
Selain itu Pancasila sebagai ideologi bangsa kita ini selayaknya
dapat lebih diamalkan, diaplikasikan pelaksanaannya oleh seluruh
masyarakat Indonesia, apalagi ini dihubungkan dengan konteks sosiologi
(kemasyarakatan).
24
Daftar Pustaka
http://dwianggoro9.blogspot.com/2010/05/hubungan-pacasiladengan-uud-1945.html diunduh pada senin, 01, desember
2014.
https://www.scribd.com/doc/247072373/Konteks-Sosiologi-SilaKedua-Dan-Ketiga, diunduh pada senin, 01, desember 2014.
M.S, Prof.DR, Kaelan. 2010 (Edisi Revisi). Pendidikan Pancasila.
Penerbit: Paradigma. Yogyakarta.
Abdulgani Ruslan, 1998, Pancasila dan Reformasi. Makalah
seminar nasional KAGAMA, 8 Juli 1998. Yogyakarta.
Ihza Mahendra, Yusril. 1999. Ideologi dan Negara. Dalam
Ghazali, Yusril Ihza Mahendra Tokoh Intelektual Muda.
Rajawali. Jakarta.
Dipoyudo, Kirdi. 1984. Pancasila Arti dan Pelaksanaannya.
CSIS. Jakarta
1985 Keadilan Sosial. Rajawali. Jakarta
Iskandar,dkk.1997.Pancasila.Yogyakarta:
FKIS-IKIP
Yayasan
Penerbit
Rukiyati,
Press
dkk.2008.Pendidikan
25
Pancasila.
Yogyakarta:
UNY
26
hari
Rabu,
13