Laporan Pod Oil Expo Team Upn Yogyakarta
Laporan Pod Oil Expo Team Upn Yogyakarta
Laporan Pod Oil Expo Team Upn Yogyakarta
dan
ucapan
terima
kasih
yang
tulus
kami
yang
ada
di
laporan
ini.
Oleh
karena
itu,
penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
pembuatan laporan yang lebih baik kedepan. Harapan kami semoga hasil
studi ini bisa bermanfaat untuk Studi POD dan bisa menjadi tambahan
wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang membaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
xi
3
21
26
29
68
68
81
82
82
84
91
97
102
102
113
113
114
115
115
116
117
118
119
121
121
iii
133
133
135
136
145
145
145
146
152
157
192
192
194
196
198
201
201
205
214
216
iv
218
13.1. CONCLUTION
13.2. RECOMENNDATION
218
218
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
14
16
Gambar 2.6. Fase Tensional Kapur Akhir Sampai Tersier Awal dan
Elipsoid Model (Pulonggono dkk, 1992)
17
18
22
30
32
33
34
35
35
39
vi
40
41
43
45
45
46
47
47
48
49
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
61
63
65
73
73
Gambar 3.3. (a) Viskositas oil vs Tekanan; (b) FVF oil vs Tekanan; (c)
GOR vs Tekanan untuk Lapisan Z380
77
Gambar 3.4. (a) Viskositas oil vs Tekanan; (b) FVF oil vs Tekanan; (c)
GOR vs Tekanan untuk Lapisan Z450
78
Gambar 3.5. (a) Viskositas oil vs Tekanan; (b) FVF oil vs Tekanan; (c)
GOR vs Tekanan untuk Lapisan Z650
79
vii
80
82
85
86
86
93
93
94
Gambar 4.9 Analisa Nodal Untuk Sumur Dengan Komplesi Vertical 2 Zona
(450, 650) (Ql = 160 BLPD, Pwf = 320 psia)
97
Gambar 4.10 Analisa Nodal Untuk Sumur Dengan Komplesi Vertical
3 zona (380, 450, 650) (Ql = 305 BLPD, Pwf = 295
psia)
98
102
103
105
107
123
135
viii
140
141
151
151
160
162
163
168
171
176
178
193
194
195
196
196
197
197
201
205
208
ix
Skenario 4
211
213
213
214
215
215
DAFTAR TABEL
31
37
37
37
38
39
51
54
57
62
62
64
64
66
68
69
70
71
74
70
Tabel III-7. Data viskositas dan FVF formasi tiap lapisan hasil simulasi 70
Tabel III-8. Original Oil In-Place dengan Metode Volumetrik
81
87
88
88
89
90
92
xi
95
96
114
115
116
117
118
118
122
123
143
143
147
148
149
150
166
200
205
206
208
209
211
212
xii
BAB I
EXECUTIVE SUMMARY
20.277
MMbbl,
sedangkan
3P
(lapisan
4.928 untuk lapisan Z380, 10.459 MMbbl untuk lapisan Z450 dan 4.889
MMSTB untuk lapisan Z650.
Berdasarkan perhitungan JJ Arps (depletion drive) nilai RF lapisan
Z380 sebesar 43.22 %, RF lapisan Z450 sebesar 37.31% dan Z650 sebesar
35,42 %. Dari JJ Arps ini dapat di estimasi seberapa besar minyak yang
dapat diproduksikan dari ooip yang dimiliki oleh reservoir. Lapangan beta
hanya diberikan pada kontraktor pada 30 desember 2003 dan lapangan ini
diberikan kontrak selama 30 tahun. Lapangan ini hanya memiliki 4 sumur,
Sumur pertama dibuat pada tahun 2007 dan sumur-sumur yang ada
diproduksikan pada awal tahun 2010.
Untuk melakukan prediksi pada lapangan beta dpergunakan metode
simulasi reservoir. Dari data geologi dan reservoir yang ada, dapat dibuat
model reservoir untuk dilakukan simulasi. Dari simulasi ini dapat diketahui
performance produksi. Sehingga dapat dilakukan prediksi seberapa besar
hidrokarbon
yang
dapat
diproduksikan
dari
reservoir.untuk
dapat
BAB II
GEOLOGICAL FINDING AND REVIEWS
Sumatera
Selatan
merupakan
cekungan
yang
Sumatera
Selatan
telah
mengalami
empat
kali
Akar.
Fase
Transgresi
maksimum
5
ditunjukkan
dengan
teratas
batupasir
ini
berubah
menjadi
batupasir
10
ini
merupakan
oleh
orogenesa
Litologi
termuda
Plio-Plistosen.
yang
tidak
Golongan
ini
diendapkan secara tidak selaras di atas formasi yang lebih tua yang
teridi dari batupasir, fragmen-fragmen konglemerat berukuran kerikil
hingga bongkah, hadir batuan volkanik andesitik-basaltik berwarna
gelap. Satuan ini berumur resen.
2.1.3 Tatanan Tektonik Regional Cekungan Sumatera Selatan
Pulau
Sumatera
terletak
di
Barat
Daya
dari
yang
menyusup
di
sebelah
Barat
Lempeng
13
Perubahan
tersebut
juga
mengindikasikan
Sumatera
diinterpretasikan
dibentuk
oleh
kolisi
15
Gambar 2.5. Fase Kompresi Jurasik Awal Sampai Kapur dan Elipsoid
Model(Pulonggono dkk, 1992).
16
Gambar 2.6. Fase Tensional Kapur Akhir Sampai Tersier Awal dan
Elipsoid Model (Pulonggono dkk, 1992).
pengendapan
bahan-bahan
klastika.
Yaitu
yang
relatif
turun
diendapkan
Formasi
Kasai.
17
18
graben di
20
21
22
2.2.1.1.
sapropel,
menghasilkan
gas
leptinit,
dan
inertinit
atau
dan
minyak.
humic
Formasi
yang
cenderung
Gumai
bervariasi
2.2.2. Reservoir
Berbagai reservoir potensial adalah Formasi Talang Akar hingga
Formasi Muara Enim. Untuk target dangkal, reservoir sedimen klastik
Formasi Air Benakat yang terdiri dari perlapisan batupasir dengan
23
2.2.3. Migrasi
Waktu migrasi pembentukan minyak ditentukan oleh peningkatan
aliran penambahan dan sejarah pengendapan yang berasosiasi dengan
tektonisme Miosen, sementara akumulasi hidrokarbon kemungkinan baru
terdistribusi mengikuti sesar yang berkaitan dengan orogenesa PlioPleistosen.
Migrasi minyak dari Formasi Talang Akar-Lahat menuju ke Formasi
Air Benakat seharusnya melalui sistem sesar normal pada batuan yang
berhenti pada Formasi Air Benakat. Deformasi selanjutnya mengakibatkan
minyak yang terbentuk bermigrasi langsung ke struktur baru dari deformasi
Plio-Plistosen sementara sejumlah minyak merembes ke lapisan reservoir
pada Formasi Air Benakat yang lebih atas.
2.2.5. Perangkap
Trap pada daerah ini lebih didominasi oleh struktural seperti
antiklinorium, sesar inversi yang menghasilkan lipatan, over thrust ,dll.
Kemudian ada trap stratigrafi berupa reef pada formasi baturaja. Yang
terjadi pada saat tektonik inversion pada kala Pleio Pleistosen. Sementara
Horst dan graben yang tersesarkan dengan intesif dan terkontak langsung
dengan formasi talang akar juga dapat menjadi indikasi dari traping.
24
2.2.6. Kematangan
Dengan menggunakan beberapa parameter geokimia (Tmax vs HI,
VR data vs TTI; Wahab, 1986) terlihat bahwa kebanyakan dari Formasi Air
Benakat belum matang atau mulai matang, Formasi Gumai mulai matangmatang sementara Formasi Talang Akar telah matang dan beberapa telah
lewat matang. Formasi Talang Akar mencapai kematangan pada awal 20
juta tahun yang lalu paling lambat 10 juta tahun yang lalu dan memasuki
fase gas basah pada 2-5 juta tahun lalu.
Karakteristik umum dari properti geokimia batuan dasar di Sumatera
Selatan dapat disimpulkan sebagai berikut:
25
27
29
30
Beta 4
363.5 369
m
428 441 m
Beta 1
367.5 373
m
432 444 m
Z 650
631 646 m
635 650 m
Beta 2
391 -395.5 m
453 467.5
m
665,5 680
m
Beta 3
385 392.5
m
446 460 m
669 679 m
31
32
pemberhetian/Reflection termination
berupa
erosional surface juga terdapat pada bagian atas seismik, yang merupakan
33
depth
structure
sehingga
tampak
sesar
sesar
yang
= .(2.1)
=
+
2
...(2.2)
Dengan,
ma
batugamping
b
= Densitas fluida
ND
= Porositas neutron-densitas
............(2.3)
=
Dengan,
Sw
= Saturasi air
Rw
Rt
= 0,136 2 ..(2.4)
Dengan,
36
= Permeabilitas (md)
Beta 1
0.23
Beta 2
0.201
Beta 3
0.22
Beta 4
0.26
243.66
128.35
13.16
194.57
0.62
0.75
0.77
0.58
Beta 1
0.19
Beta 2
0.19
Beta 3
0.17
Beta 4
0.22
4.75
13.41
10.05
5.55
0.74
0.75
0.80
0.70
Beta 1
0.20
Beta 2
0.15
Beta 3
0.09
Beta 4
0.23
16.74
5.11
0.52
17.63
0.80
0.83
0.88
0.73
37
Z 380
Z 450
Z 650
Porositas (%)
0.27
0.23
315
17.63
Permeabilitas
(md)
38
Beta 2
Beta 3
Beta 4
Z 380
5.5
4.5
7.5
5.5
Z 450
12
14.5
14
13
Z 65
15
14.5
10
15
39
Terlihat di atas bahwa menurut data yang tersedia berupa log serta
data core dapat dibuat peta penyebaran fasies dari lapisan reservoir Z 380.
Dengan melihat ketebalan Gross sand pada setiap sumur yang kemudian
di plot untuk menginterpretasi fasies. Dari data core didapat bahwa pada
kedalaman 375,65 377,5 m di sumur beta 4, didapatkan bahwa pada
bagian atas core merupakan batupasir yang berukuran medium, semakin
ke bawah semakin bergeradasi menuju halus sangat halus. Dengan
struktur yang terbioturbasi secara intensif, mud drape serta terdapat banyak
cangkang pelechypoda, menandakan bahwa daerah ini diterpretasikan
sebagai lingkungan shallow marine berfasies Offshore transition zone.
Dilihat dari pola elektrofasies yang menandakan bahwa adanya bentukan
Funnel
shape
(Kendall
2003),
penanda
dari
prograding,
yang
Pada lapisan Z 450, menurut data log serta data core yang tersedia,
maka dapat diinterpretasikan bahwa lingkungan pengendapan pada
interval ini merupakan lingkungan yang berasosiasi dengan tidal
enviroment. Dapat dilihat dari data core yang berupa batuan hetrolitic yang
dimana perselingan antara batupasir halus dengan shale. Dimana energi
41
42
Dari data yang didapat dan dibuat model fasies untuk lapisan Z650.
Dari datat core menunjukan bahwa pada interval 628.5 649.3 m
memperlihatkan bahwa terdapat batupasir berukuran halus yang terdapat
bioturbasi dan burrow di dalamnya. Dengan komposisi berupa cangkang
pelychepoda dan semen kalsit. Indikasi lain adalah dari aspek biologinya
yang berupa Ichnofacies Ophiomorpha yang mengindikasikan bahwa dapat
hidup pada lingkungan yang mempunyai kadar oksigen yang rendah dan
dapat hidup di semua lingkungan, tetapi lebih spesifik kepada lingkungan
Near Shore. Sementara Zoophycus memberikan informasi bahwa mereka
terdapat pada lingkungan yang lebih dalam. Sementara ichnofacies
Rosselia
44
45
besar.
Bedasarkan
geometri,
jenis
perangkap
merupakan
46
47
48
49
Beta 4
5m
10.5 m
14 m
Beta 1
5m
8.5 m
13 m
Beta 3
6.5 m
8m
8m
Beta 2
3.5 m
10 m
12.5 m
Menurut data yang didapat dari core serta log, yang kemudian
dibangun model fasies serta arah pengendapan, maka dapat dibuat peta
isopach net sand. Dapat dilihat bahwa garis dari kontur tebal net sand
maximal ( ungu ) bernilai 6,5 m. Sementara bewarna merah adalah bernilai
ketebalan 0 m. Kontur sand dibuat dengan memperkirakan kemenerusan
51
diinterpretasikan mempunyai
karena pasir tersebut diendapkan hasil dari proses tidal dan kemungkinan
adanya wave action.
Peta isopach net sand lapisan Z 650 adalah yang paling tebal
diantara 2 lapisan diatasnya, karena termasuk dalam sequence prograding
marine shelf sehingga endapan pasir yang cukup tebal dan sedikit
pengotor.
Pada
gambar
2.36
garis
kontur
ketebalan
net
sand
53
Beta 4
Beta 1
Beta 3
Beta 2
Z 380
0,26
0,23
0,22
0,20
Z 450
0,22
0,19
0,17
0,19
Z 650
0,22
0,20
0,09
0,15
54
55
56
Beta 4
Beta 1
Beta 3
Beta 2
Z 380
273.57md
243.12 md
12.95 md
129.34 md
Z 450
5.50 md
4.75 md
10.05 md
13.40 md
Z 650
17.6 md
16.74 md
0.41 md
5.10 md
58
( + + 1 ) .(2.5)
Persamaan Pyramidal
=
[( + + 1 ) + + 1 ] ..(2.6)
Dengan,
Vb
An
7758 (1)
..(2.7)
Dengan,
OOIP = Original Oil In Place (STB)
7758 = Konstanta konversi acre.ft ke barrels
Vb
Sw
Boi
Pada gambar diatas merupakan oil net pay dari lapisan Z 380,
dimana dibagi atas 2 kompartemen yang tidak saling berkomunikasi.
Terbagi oleh sesar yang berarah ENE WSW. Kompartemen 1 (C1)
terdapat sesar yang membagi antara Beta 3 dengan Beta lainya, yang
merupakan indikasi sesar cross leaking fault, sehingga bisa dijadikan dalam
1 kompartemen karena blok tersesarkan masih berkomunikasi. Warna
merah pada C1 merupakan ketebalan pasir 6 m. Nilai ketebalan terendah
ditunjukan warna biru.
61
Luas
(m2)
Luas
(acre)
A0
2,437,500
602.06
A1
A2
2,134,375
1,866,875
h
(feet)
Rumus
yang
digunakan
Volume
bulk
(acre.ft)
0.88
3.28
Trapezoid
1,852.44
0.87
3.28
Trapezoid
1,621.24
0.87
3.28
Trapezoid
1,411.55
0.67
3.28
Trapezoid
1,097.54
0.48
3.28
Pyramid
643.88
0.19
3.280
Pyramid
235.4
1.640
Pyramid
14.18
527.19
461.12
A3
1,616,875
399.37
A4
1,091,875
269.69
A5
530,625
131.06
A6
105,000
25.935000
A7
Rasio
Luas
0
Vbulk Total
6,866.31
Luas
(m2)
Luas
(acre)
A0
501,250
123.81
A1
216,250
53.41
A2
11,250
2.78
A3
Rasio
Luas
h
(feet)
Rumus
yang
digunakan
Volume bulk
(acre.ft)
0.43
3.28
Pyramid
290.74
0.05
3.28
Pyramid
74.77
0.49
Pyramid
0.45
Vbulk Total
365.95
Pada gambar diatas merupakan oil net pay dari lapisan Z 450,
dimana dibagi atas 2 kompartemen yang tidak saling berkomunikasi.
Terbagi oleh sesar yang berarah ENE WSW. Kompartemen 1 ( C1 )
terdapat sesar yang membagi antara Beta 3 dengan Beta lainya, yang
merupakan indikasi sesar cross leaking fault, sehingga bisa dijadikan dalam
1 kompartemen karena blok tersesarkan masih berkomunikasi. Warna
merah keorenan pada C1 merupakan ketebalan pasir 11 m. Nilai ketebalan
terendah ditunjukan warna biru. FWL pada Net sand lebih panjang dan
menerus sampai kepada C2, tetapi terpisah oleh sesar sealing.
63
Luas
(m2)
Luas
(acre)
A0
3,092,500
763.84
A1
A2
A3
A4
A5
A6
2,750,000
2,427,500
2,125,000
1,107,500
70,000
0
Perbandingan
h
Luas
(feet)
Rumus
Volume
bulk
(acre.ft)
0.88
6.56
Trapezoid
4,734.57
0.88
6.56
Trapezoid
4,195.67
0.87
6.56
Trapezoid
3,689.19
0.52
6.56
Trapeozodi
2,619.51
0.06
6.56
Pyramid
786.56
1.64
Pyramid
9.45
679.25
599.59
524.87
273.55
17.29
0
Vbulk Total
16,034.97
Luas
(m2)
Luas
(acre)
1,396,250
344.87
358,750
58,750
0
Perbandingan
Luas
h (feet)
Rumus
Volume
bulk
(acre.ft)
0.25
6.56
Pyramid
1,330.48
0.16
6.56
Pyramid
303.98
3.06
Pyramid
14.81
88.61
14.51
0
Vbulk Total
64
1,649.28
Setelah mendapatkan nilai vbulk total dari tabel II- 12 dan tabel II-13
di atas, maka dengan menggunakan persamaan 2.7 untuk menghitung nilai
OOIP adalah sebagai berikut:
65
Luas
(m2)
Luas
(acre)
A0
2,250,000
555.75
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
1,812,500
1,462,500
1,147,500
847,500
522,500
235,000
27,500
0
Perbandingan
Luas
h
(feet)
Rumus
yang
digunakan
Volume
bulk
(acre.ft)
0.80
6.56
Trapezo
3,292.11
0.80
6.56
Trapzo
2,653.95
0.78
6.56
Trapezo
2,115.05
0.73
6.56
Trapezo
1,616.68
0.61
6.56
Trapezo
1,110.20
0.44
6.56
Piramid
598.54
0.11
6.56
Piramid
185.24
1.54
Piramid
43.53
447.68
361.23
283.43
209.33
129.05
58.04
6.79
0
Vbulk Total
11,615.33
Setelah mendapatkan nilai vbulk total dari tabel II-14 di atas, maka
dengan menggunakan persamaan 2.7 untuk menghitung nilai OOIP adalah
sebagai berikut:
66
67
BAB III
RESERVOIR DESCRIPTION
Lapisan
Z380
Z450
Z650
577.70 701.80
954.70
520.70 626.30
916.70
Temperatur Inisial, oF
135.00 142.00
165.00
226.00 346.20
678.00
1.148
1.244
1.451
57.90
57.38
56.30
Viskositas oil, cp
0.36
0.33
0.26
Sampel dari fluida reservoir dari Modular Dynamic Tester (MDT) dan
tes produksi jangka panjang dilakukan analisa PVT oleh LEMIGAS dan
Corelab. Namun dari hasil yan didapatkan analisa PVT dari Corelab adalah
lebih cock untuk diterapkan dalam PVT modeling. Dari tabel di atas, analisa
data didapat dari analisa PVT oleh Corelab. Tekanan dan temperatur awal
68
Neutron
Gamma ray
Resistivity
Accoustic
Beta-1
TLD (Three
Detector
Lithodensity
tool)
HGNS (Highresolution
Gamma Ray
and Neutron
Porosity
Sonde)
Beta-2
TLD (Three
Detector
Lithodensity
tool)
HGNS (Highresolution
Gamma Ray
and Neutron
Porosity
Sonde)
NGS (Natural
GR
Spectroscopy)
NGS (Natural
GR
Spectroscopy)
HALS (High
Resolution
Azimuthal
Laterolog
Sond)
DSI (Dipole
Shearsonic
Imager)*
RT Scanner
DSI (Dipole
Shearsonic
Imager)
69
Beta-3
TLD (Three
Detector
Lithodensity
tool)
HGNS (Highresolution
Gamma Ray
and Neutron
Porosity
Sonde)
Beta-4
TLD (Three
Detector
Lithodensity
tool)
HGNS (Highresolution
Gamma Ray
and Neutron
Porosity
Sonde)
HNGS
NGS (Natural
(Hostile
GR
environtment
Spectroscopy)
Natural GR
Spectroscopy)
HALS and
HRLA (High
Resolution
RT Scanner
Laterolog
Array)
DSI (Dipole
DSI (Dipole
Shearsonic
Shearsonic
Imager)
Imager)
DIP Image
NMR
FMS
(Formation
Microscanner)
-
FMI (Formation
Microimager)
-
FMI
(Formation
Microimager)
MR Scanner
FMI
(Formation
Microimager)
MR Scanner
Pressure
Fluid
MDT
MDT
MDT
MDT
Sampling
* sonic log tidak mencakup interval logging keseluruhan dalam sumur Beta1.
Sifat fisik batuan reservoir Lapangan Beta yang memiliki lapisan
batupasir produktif yaitu lapisan Z380, lapisan Z450 dan lapisan Z650 pada
Formasi Air Benakat. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan terutama
dari data karakteristik log yang menunjukkan bahwa Formasi Air Benakat
terdiri dari perselingan antara batupasir dengan batu lempung.
3.1.2.1. Porositas
Porositas merupakan perbandingan antara volum pori dengan
volume bulk batuan. Porositas efektif terkait terhadap strorativity dari pada
batuan yang ada didalam reservoir, sehingga porositas sangat berpengaruh
terhadap besarnya harga inplace.
Porositas efektif biasanya didapatkan dari log dan juga core. Setelah
di dapatkan harga porositas yang match antara log dan core sehingga
didapatkanlah harga porositas efektif rata-rata untuk masing-masing
lapisan yang akan dikembangkan seperti pada tabel III-3.
Tabel III-3. Porositas Efektif Rata-rata tiap Lapisan
Lapisan
Z380
17%
Z450
17%
Z650
15%
70
yang
diambil
untuk
melakukan
simulasi
reservoir
adalah
71
0.492
0.5159
0.5409
0.5682
0.5966
0.625
0.6523
0.675
0.6989
0.7193
0.7295
0.7375
0.7511
0.7625
1
0.590404
0.467213
0.369726
0.292581
0.231532
0.183222
0.144991
0.114738
0.090797
0.071852
0.05686
0.044996
0.035607
0.031892
0.028177
dimasing-masing
lapisan
berbeda-beda.
Permeabilitias rata-rata untuk lapisan Z380 yaitu sekitar 133 md, untuk
lapisan Z450 yaitu sekitar 5.3 md, dan untuk lapisan Z650 yait sekitar 8 md.
Untuk penentuan permeabilitas relatif, kita menggunakan asumsi
data permeabilitas relative. Hal ini dikarenankan data SCAL (Special Core
Analysis) tidak diberikan. Sehingga kita mengasumsikan data permeabilitas
relatif yang sama setiap lapisannya sepert Gambar 3.1. dan Gambar 3.2.
72
73
Harga
Swc
0.30
Sor
0.24
(Kro)swc
0.66
(Krw)sor
0.29
74
GR=
GRlog- GRmin
GRmin-GRmax
daerah yang berada disebelah kiri cut off vshale (Vshale < 0.55)
diakui sebagai lapisan reservoir
daerah yang berada disebelah kanan cut off vshale (Vshale > 0.55)
diakui sebagai non-reservoir
SG =
API=
141.5
-131.5
SG
Dimana,
API
SG
75
API Gravity
Densitas
lbm/ft3
Z380
57.90
46.62
Z450
57.38
46.75
Z650
56.30
47.02
Viskositas
(cp)
0.36
0.33
0.26
Boi (rbl/stb)
hasil simulasi
1.1864
1.22364
1.3364
Boi (rbl/stb)
data soal
1.148
1.244
1.451
%
Perbedaan
1.64496
0.82508
4.11135
Profil sifat fisik fluida reservoir seperti FVF, GOR, dan viskostias
minyak dibuat dengan menggunakan korelasi tiap lapisan pada gambar
3.3, gambar 3.4, dan gambar 3.5.
76
Gambar 3.3. (a) Viskositas oil vs Tekanan; (b) FVF oil vs Tekanan; (c)
GOR vs Tekanan untuk Lapisan Z380
77
Gambar 3.4. (a) Viskositas oil vs Tekanan; (b) FVF oil vs Tekanan; (c)
GOR vs Tekanan untuk Lapisan Z450
78
Gambar 3.5. (a) Viskositas oil vs Tekanan; (b) FVF oil vs Tekanan; (c)
GOR vs Tekanan untuk Lapisan Z650
79
80
OOIP
Z380
5.131822
Z450
11.43775
Z650
4.889573
Total
21.4591
81
BAB IV
CADANGAN DAN RAMALAN PRODUKSI
1. Proved Reserves
2. Probable Reserves
3. Possible Reserves
4.1.1. Proved Reserves
Proven reserves atau cadangan pasti adalah perkiraan jumlah
hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan reservoir yang terbukti dapat
terproduksikan dengan menggunakan teknologi yang tersedia dengan
tingkat keyakinan 90% berdasarkan data log sumur, geologi dan keteknikan
reservoir serta didukung oleh produksi aktual dan uji alir produksi.
Cadangan terbukti dinotasikan dengan P1.
4.1.2. Probable Reserves
Probable reserves atau cadangan mungkin adalah perkiraan jumlah
hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan reservoir yang mungkin dapat
diproduksikan dengan menggunakan teknologi yang tersedia dengan
tingkat keyakinan 50% berdasarkan data log sumur, geologi dan keteknikan
reservoir tetapi belum / tidak didukung oleh produksi aktual. Cadangan
mungkin dinotasikan dengan P2.
4.1.3. Possible Reserves
Possible reserves atau cadangan harapan adalah perkiraan jumlah
hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan reservoir yang diharapkan
dapat diproduksikan dengan menggunakan teknologi yang tersedia dengan
tingkat keyakinan 10% berdasarkan korelasi data geologi, geofisika,
keteknikan reservoir dan tetapi belum / tidak ada data sumur. Cadangan
harapan dinotasikan dengan P3.
83
84
85
(1 )
87
Z380
0.17
1095.32
0.3
1.148
43.22
6369.80
0.19
5.12
Z450
0.17
391.00
0.3
1.244
37.31
1318.14
0.98
11.44
Z650
0.15
338.33
0.3
1.451
35.42
-
Unit
Fraksi
Acrefeet
Fraksi
bbl/stb
%
Acre
MMSTB
MMSTB
88
Z380
Z450
Z650
Total
Proved
Proved
Reserve
Reserves, Reserves, Production
P1
P2
Forecast
(MMSTB) (MMSTB)
(MMSTB)
1.04
1.99
2.31
5.34
3.89
8.46
3.14
15.49
2.88
6.02
3.65
12.55
89
Lapisan
RF
(%)
OOIP
(MMSTB)
EUR
(MMSTB)
Z380
Z450
Z650
Total
43.22
37.31
35.42
-
5.13
11.44
4.89
-
2.22
4.27
1.73
8.22
90
Np
Software/perangkat
lunak yang
digunakan pada simulasi ini adalah CMG IMEX 2009 dan dibantu dengan
Petrel untuk pembuatan model geologi.
Secara keseluruhan tahapan simulasi memiliki lima tahap yaitu :
persiapan data, inisialisasi, history matching, peramalan dan analisis.
Setelah
tahapan
simulasi
dilakukan
91
maka
dilakukan
startegi
Lapangan Beta
Jenis Grid
Orthogonal
Jumlah Grid
40 x 33 x 3
Sistem Porositas
Tunggal
92
93
4.3.2. Inisialisasi
Dalam tahap inisialisasi dapat dilihat kondisi awal model reservoir
seperti depth structure, isopermeability, isoporosity, saturasi minyak awal,
saturasi air awal, dan tekanan reservoir awal. Dan model simulasi diperoleh
94
OOIP, MMSTB
Simulasi
Volumetrik
%Error
21.459
21.459
Beta
95
4.3.5. Scenario
Pengembangan Lapangan Beta perlu dilakukan untuk mendapatkan
incremental kumulatif produksi yang sebesar-besarnya dan memberi
keuntungan berdasarkan analisa keekonomian sehingga perlu dilakukan
pemilihan skenario pengembangan yang sesuai pada Lapangan Beta dan
dapat memberikan hasil yang diharapkan. Berikut ini merupakan beberapa
skenario pengembangan dan schedule pengembangan yang mungkin akan
dilakukakan pada Lapangan Beta :
Tabel IV-8 Scenario Pengembangan Lapangan Beta
Skenario
Keterangan
Np, MMSTB
RF, %
Basecase
4 Sumur Vertikal
1.65
7.69
3.29
15.33
3.39
15.79
5.48
25.56
4.53
21.10
Skenario 1
Basecase + 11
Sumur Vertikal
Basecase + 8 Sumur
Skenario 2
Vertikal + 2 sumur
Injeksi Air
Basecase + 4 Sumur
Vertikal + 4 Sumur
Skenario 3
Horizontal + 3 Sumur
Multilateral + 2
Sumur Injeksi Gas +
1 Sumur Injeksi Air
4 Sumur Basecase
Konvert to
Multilateral + 1
Skenario 4
Sumur Vertikal + 1
Sumur Horizontal + 6
Sumur Multilateral +
2 Sumur Injeksi Air
96
97
98
99
101
BAB V
DRILLING AND COMPLETION
102
103
Sumatera
Selatan
telah
mengalami
empat
kali
orogenesa, yakni :
pada zaman Mezosoikum Tengah, Jura Awal Kapur Awal, Kapur Akhir
Tersier
Awal, Plio-Pleistosen. Setelah orogenesa terakhir dihasilkan kondisi
struktur geologi regional seperti terlihat pada saat ini, yaitu :
Zone Sesar Semangko, merupakan hasil tumbukan antara
Lempeng Sumatera
Hindia dan Pulau Sumatera, akibat tumbukan ini menimbulkan
gerak sesar
geser menganan (right lateral) diantara keduanya.
Perlipatan dengan arah utama baratlaut tenggara, sebagai hasil
efek gaya
kopel sesar Semangko.
Sesar-sesar yang berasosiasi dengan perlipatan dan sesar-sesar
Pra Tersier
yang mengalami peremajaan.
Akar.
Fase
Transgresi
maksimum
ditunjukkan
dengan
107
dan
serpih.
Anggota
ini
mengandung
fosil-fosil
endapan susut laut. Formasi ini berumur dari Miosen Akhir hingga
Pliosen. Litologinya terdiri atas batupasir tufaan, sedikit atau banyak
lempung tufaan yang berselang-seling dengan batugamping napalan
atau batupasirnya semakin keatas semakin berkurang kandungan
glaukonitnya. Pada formasi ini dijumpaiGlobigerina spp, tetapi banyak
mengadung Rotalia spp. Pada bagian atas banyak dijumpai Molusca
dan sisa tumbuhan. Di Limau, dalam penyelidikan Spruyt (1956)
ditemukan serpih lempungan yang berwarna biru sampai coklat kelabu,
serpih lempung pasiran dan batupasir tufaan. Di daerah Jambi
ditemukan berupa batulempung kebiruan, napal, serpih pasiran dan
batupasir yang mengandung Mollusca, glaukonit kadang-kadang
gampingan. Diendapkan dalam lingkungan pengendapan neritik bagian
bawah dan berangsur kelaut dangkal bagian atas (De Coster, 1974).
Ketebalan formasi ini berkisar 250 1550 meter. Lokasi tipe formasi ini
, menurut Musper (1937), terletak diantara Air Benakat dan Air Benakat
Kecil (kurang lebih 40 km sebelah utara-baratlaut Muara Enim (Lembar
Lahat). Nama lainnya adalah Onder Palembang Lagen (Musper,
1937), Lower Palembang Member (Marks, 1956), Air Benakat and en
Klai Formatie (Spruyt, 1956).
G. Formasi Muara Enim (MEF)
Menurut Spruyt (1956) formasi in terlatak selaras diatas Formasi Air
Benakat. Formasi ini dapat dibagi menjadi dua anggota a dan anggota
b. Anggota a disebut juga Anggota Coklat (Brown Member) terdiri
atas batulempung dan batupasir coklat sampai coklat kelabu, batupasir
berukuran halus sampai sedang. Didaerah Palembang terdapat juga
lapisan batubara. Anggota b disebut juga Anggota Hijau Kebiruan
(Blue
Green
Member)
terdiri
atas batulempung
pasiran
dan
112
: Beta Field
Well Name
Drilling Contractor
Skenario
Well Description
Tabel V-1.Skenario
Sumur
Beta 5
Operation
Infill Well (Multilateral 4)
Beta 6
Beta 7
Zona Produksi
1, 2, 3 Horizontal Section 200
m
1, 2, 3 Horizontal Section 400
m
1, 2, 3
Waktu
Apr-10
Agus-10
Des-10
Beta 8
Beta 9
Beta 10
Beta 11
Beta 12
Beta 13
Beta 14
Beta 15
Beta-Inj-1
Beta-Inj-2
Beta-Inj-3
1, 2, 3
1, 2, 3 Horizontal Section 200
m
1, 2, 3 Horizontal Section 200
m
1, 2, 3
2, 3
1, Horizontal Zona 2 & 3,
Horizontal Section 400 m
2, 3 Horizontal Section 600 m
2, 3 Horizontal Section 400 m
1, 2, 3
1, 2, 3
1, 2, 3
Apr-11
Agus-11
Okt-11
Jan-12
Apr-12
Jun-12
Sept-12
Des-12
Jul-12
Okt-12
Sept-12
114
IADC Code
Type BIT
Keterangan
26"
Penumbukan
17 1/2"
1,1,5
Bor,Semen
12 1/4"
1,3,5
Bor,Semen
8 1/2"
1,3,5
Bor,Semen
17 1/2"
12 1/4"
8 1/2"
Stabilizer
17 1/4"
12 "
8 1/4"
Reamer
17 1/4"
12 1/4"
8 1/2"
115
Drill Collar
10 "
10 "
6 3/4"
Jar
8"
8"
6 1/2"
Drill Pipe
5"
5"
5"
Surface
Intermediate
Production
Interval (ft)
0 - 1232
1232 1612
1612 2230.4
116
8.75 - 9.53
9.53 10.14
10.14 10.75
12 - 25
12 - 25
15 - 25
10 20
10 20
10 20
6 8 / 8 - 20
6 8 / 8 20
2 8 / 8 - 15
(lb/100ft2)
pH
9 - 11
9 - 11
9 - 11
10 - 12
10 - 12
5-8
KCL
KCL
KCL
)
Additives
5.8. Casing Design
Casing design pada sumur ini terdiri dari trayek conductor casing,
surface casing, intermediate casing, production casing. Pada trayek
conductor casing menggunakan grade H-40 dan surface casing
menggunakan casing J-55 didasarkan dari perhitungan beban burst
maupun collapse grade ini mampu menahan beban tersebut pada trayek
ini, sama hal nya untuk trayek intermediate menggunakan casing H-40, dan
trayek production menggunakan casing H-40 agar dapat menahan tension,
tekanan burst, tekanan collapse, dan abnormal pressure. Berikut ini adalah
tabel perencanaan casing design :
117
Depth,ft
Grade
Casing
Berat,lbm/ft Koneksi
Collapse
Burst
Resistance,psi Resistance,psi
20"
262.4
H-40
94
BTC
13 3/8"
1232
J-55
54.5
BTC
1130
2730
9 5/8"
1612
H-40
32.3
BTC
1370
2270
7"
2230.4
H-40
20
BTC
1970
2720
17
12
Slurry Type
Lead
Lead
Lead
Cement Density
9.63
10.13
10.45
Slurry Type
Tail
Tail
Tail
Cement Density
10.68
11.18
11.5
118
Conductor
Surface
Intermediate
Production
7, H-40, 2230.4 ft
119
120
5.11. Completion
Komplesi
sumur
dilakukan
pada
tahap
akhir
atau
tahap
Annular Preventer
Ram Preventer
Casing Head
Kill Line
Choke Line
waktu
pelaksanaan
pemboran
dibuat
untuk
membuat
satu
sumur
tersebut
dideskripsikan
dalam AFE
BC
CD
D E
EF
FG
GH
HI
IJ
JK
KL
Operation
Preparation
Rig-up, termasuk R/U Top Drive dan stand-up DP &
DC.
Drilling 17.5" OH to 375 m, Circulation, Trip, POOH &
L/D BHA
RIH & 13.3/8" Casing Cementing job, WOC, N/U
WellHead, N/U BOP & Pressure Test
Drilling 12.25" OH to 491 m, Circulation, Trip, POOH &
L/D BHA
RIH & Cement Casing 12.1/4", TSK, N/U WellHead,
N/U & Tes BOP
Drilling 8.5" OH to 680 m, Circulation, Trip, POOH &
L/D BHA
RIH & Cement Casing 7", TSK, N/U WellHead, N/U &
Tes BOP
RIH Scrapper to Liner depth interval, RIH and perform
production casing cementing job
RIH Casing Scrapper, RIH Production String & Set
Packer.
N/D BOP Stack. N/U X-masstree. Production Test
Rig Down
TOTAL OPERASIONAL DAYS
122
Days
0
7
Depth,
M
0
0
9.514509
375
11.99806
375
13.82585
491
15.57709
491
17.66168
680
18.20335
680
19.63662
680
22.87769
680
25.87769
28.87769
28.87769
680
680
680
WORK
PROGRAM
DESCRIPTION
& BUDGET
E
TANGIBLE COST
1
CASING
111,624
CASING ACCESSORIES
41,551
TUBING
11,066
WELL EQUIPMENT-SURFACE
115,932
WELL EQUIPMENT-SUBSURFACE
13,532
293,704
INTANGIBLE COSTS
PREPARETION AND TERMINATION
1
SURVEYS
5,119
2,892
WATER SYSTEMS
274,077
203,363
123
SUB TOTAL
485,450
CONTRACT RIG
301,099
203,383
WATER
34,951
EQUIPMENT RENTAL
81,060
DIVING SERVICES
CASING INSTALATION
10
107,483
11
SUB TOTAL
727,976
FORMATION EVALUATION
1
CORING
24,928
DRILLSTEM TEST
18,735
SUB TOTAL
43,663
COMPLETION
1
4,818
10,769
28,861
STIMULATION TREATMENT
PRODUCTION TEST
SUB TOTAL
44,448
GENERAL
1
SUPERVISION
20,186
INSURANCE
893
8,462
124
LAND TRANSPORTATION
5,663
OTHER TRANSPORTATION
49,242
CAMP FACILITIES
5,692
10
11
- JAKARTA OFFICES
51,634
51,634
SUB TOTAL
193,406
1,494,944
1,788,648
- THIS YEARS
1,788,648
1,788,648
TOTAL
125
4. Periksa semua tanki lumpur dan peralatan solid control dalam kondisi
kerja yang baik.
5. Periksa persediaan spare part pompa lumpur, komponen rig, dan
persediaan mud screen.
6. Periksa semua peralatan komunikasi, yakinkan berfungsi dengan
baik.
7. Periksa dan pastikan semua komponen Pahat dan Crossover yang
dibutuhkan untuk merangkai BHA telah tersedia dan dalam kondisi
baik.
8. Pastikan semua peralatan dan material sudah tersedia di well site
dan dalam kondisi baik. Pastikan alat untuk peralatan fishing tersedia
komplit dan dalam kondisi yang baik.
9. Siapkan dan pasang handling tools untuk masuk rangkaian BHA dan
Casing semua trayek.
10. Periksa seluruh system sambungan dan diuji sampai tekanan kerja.
11. Lakukan safety meeting di lokasi untuk memastikan seluruh personil
dapat mengetahui tanggung jawab, prosedur dan keselamatan kerja.
12. Pastikan semua material (Mud chemical, casing, dll.) serta peralatan
untuk kebutuhan sumur telah tersedia
Pahat
BOP
: 21 x 5000 psi
126
Casing
: 13 3/8,J-55,54.5 lb/ft,BTC
5.14.3.2. Lithologi
Menurut Spruyt (1956) formasi in terlatak selaras diatas Formasi Air
Benakat. Formasi ini dapat dibagi menjadi dua anggota a dan anggota b.
Anggota a disebut juga Anggota Coklat (Brown Member) terdiri atas
batulempung dan batupasir coklat sampai coklat kelabu, batupasir
berukuran halus sampai sedang. Didaerah Palembang terdapat juga
lapisan batubara. Anggota b disebut juga Anggota Hijau Kebiruan (Blue
Green Member) terdiri atas batulempung pasiran dan batulempung tufaan
yang berwarna biru hijau, beberapa lapisan batubara berwarna merah-tua
gelap, batupasir kasar halus berwarna putih sampai kelabu terang.
Ketebalan formasi ini sekitar 450 -750 meter.
5.14.3.3. Pipa Terjepit
Pipa terjepit yakni keadaan di mana rangkaian drill string tidak dapat
berputar ataupun di naik-turunkan, hal ini di antara nya dapat di sebabkan
akibat terjepit dari fomrasi yang mengembang ( swelling clay ) maupun juga
dapat terjadi akibat runtuhan formasi. Pada trayek ini menembus batuan
lempung yang berpotensi untuk terjadinya swelling clay, namun keadaan ini
sudah di antisipasi dengan menggunakan lumpur jenis KCL Polimer yang
127
Pahat
BOP
Casing
128
biru sampai coklat kelabu, serpih lempung pasiran dan batupasir tufaan.
Ketebalan formasi ini berkisar 250 1550 meter.
5.14.4.3. Pipa Terjepit
Pipa terjepit yakni keadaan di mana rangkaian drill string tidak dapat
berputar ataupun di naik-turunkan, hal ini di antara nya dapat di sebabkan
akibat terjepit dari fomrasi yang mengembang ( swelling clay ) maupun juga
dapat terjadi akibat runtuhan formasi. Pada trayek ini menembus batuan
lempung yang berpotensi untuk terjadinya swelling clay, namun keadaan ini
sudah di antisipasi dengan menggunakan lumpur jenis KCL Polimer yang
memang sering di gunakan untuk menembus jenis formasi lempung guna
menghindari terjadinya swelling clay.
5.14.4. Trayek Lubang 8
Kedalaman Trayek : 2230.4 ft
Lumpur
Pahat
BOP
Casing
3.
4.
Rig down.
5.14.4.2. Lithologi
Menurut Spruyt (1956), formasi ini merupakan tahap awal dari siklus
129
131
dan
berita
acara
5.14.6. Lain-Lain
1. Pengelolaan Lumpur dilaksanakan oleh Mud Engineer disupervisi
oleh Company Man.
2. Deskripsi serbuk bor dan batuan oleh Wellsite Geologist , serta
laporan dibuat sesuai standar
3. Penyemenan dilaksanakan oleh Cementing Services dibawah
pengawasan Company Man.
4. Ikuti SOP pada setiap pelaksanaan kerja, utamakan keselamatan
kerja serta cegah pencemaran lingkungan.
5. Apabila ada perubahan yang prinsip dari program ini harus
dikomunikasikan kepada TIM dan mendapat persetujuan dari
Pimpinan Pusat.
5.14.7. Lindung Lingkungan
1. Pengeloaan Limbah dilaksanakan oleh HSE, Well site Supervisor
dan di bantu oleh Rig Superintentent , Company Man
2. HSE wajib melaporkan ketinggian air limbah
3. Water Disposal dan Water Treatmen harus berfungsi dengan baik
4. Usahakan dapat di lakukan dengan sistim sirkulasi tertutup
5. Hindari kebocoran minyak Pelumas, solar, Lumpur dll
132
BAB VI
FASILITAS PRODUKSI
hal
penting
yang
harus
dilakukan
selanjutnya
adalah
string.
-
2. Tubing Head
Alat ini terletak dibawah x-mastree untuk menggantungkan tubing
dengan sistem keranan (x-mastree). Funsi utama dari tubing head,
adalah :
133
2) X-mass Tree
Alat ini mrupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagai
pengamanan dan pengatur aliran produksi di permukaan yang dicirikan
oleh jumlah sayap/lengan (wing) dimana choke atau bean atau jepitan
berada. Peralatan pada x-mastree terdiri :
1. Manometer tekanan dan temperatur, ditempatkan pada tubing line
dan casing line.
2. Master valve/gate, berfungsi untuk membuka atau menutup sumur,
jumlahnya satu atau tergantung pada kapasitas dan tekanan kerja
sumur.
3. Wing valve/gate, terletak di wing/lengan dan jumlahnya tergantung
kapasitas dan tekanan kerja sumur yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran produksi sumur.
4. Choke/bean/jepitan, merupakan valve yang berfungsi sebagai
penahan dan pengatur aliran produksi sumur, melalui lubang (orifice)
yang ada. Ada dua macam choke, yaitu :
-
135
Setelah
melalui
serangkaian
2) Separator Produksi
Separator merupakan vessel yang berfungsi untuk memisahkan
fluida produksi menurut fasanya. Terdapat beberapa separator yang
rencananya akan digunakan pada lapangan Beta yaitu, separator 3
fasa (FWKO) untuk pemisahan tahap pertama fasa minyak, air, dah
gas, dan separator 2 fasa unntuk mengantisipasi masih adanya fasa
gas yang terikut dalam pemisahan tahap pertama.
3) Free Water Knock Out (FWKO)
Free Water Knock Out adalah separator 3 fasa yang fungsi
utamanya adalam memisahkan air yang terproduksi dari minyak
pada fasa bebas.
4) Seperator Tes
Separator tes adalah separator tiga fasa yang fungsinya adalah
untuk mengetahui laju alir minyak, air, dan gas dari suatu sumur.
5) Knock Out Drum
KO Drum adalah vessel yang digunakan untuk memisahkan fasa
cairan yang mungkin masih terikut dari fasa gas sebelum dikompresi
atau diflare.
6) Oil Skimmer Vessel
Oil skimmer adalah alat yang digunakan untuk memisahkan fasa
minyak yang masih terbawa oleh aliran air dari pemisahan tahap
pertama.
137
7) Level Controller
Level controller merupakan alat yang digunakan untuk mengontrol
tinggi kolom fluida di dalam suatu vessel. Alat ini bekerja dengan
secara kontinyu mengukur level fluida dalam alat dan memberikan
signal kepada control valve untuk membuka dan menutup untuk
menyesuiakan tinggi kolom fluida di dalam vessel.
8) Pressure Controller
Pressure controller adalah alat yang digunakan untuk mengatur
tekanan yang ada di dalam suatu vessel. Alat ini bekerja dengan cara
memberikan signal kepada control valve untuk membuka dan
menutup
139
140
141
142
Sizing
FWKO
48" OD x
Horizontal
10'
3 phase Test
24" OD x
Separator
10'
2 phase
36" OD x
Separator
10'
Liq
Gas
Capacity
Capacity
BPD
MMSCFD
3170
WP
Unit
35
720
780
9.2
720
3325
14.8
720
143
Oil Skimmer
Vessel
3000
1
7 MMSCFD
Gas Scrubber
Compressor
Booster Pump
Water Treatment
3200
Oil Tank
5000
Water Tank
5000
Backup Tank
3000
Plant
Manifold
Pipeline 2 7/8 in
Christmast
Three
Well Head
Power
Generator 1000
Kva
Flare Stack Unit
144
BAB VII
FIELD DEVELOPMENT SCENARIO
7.1.
lapangan
eksplorasi,
dapat
dilakukan
dengan
cara
pengembangan
lapangan
tersebut
didasarkan
atas
yang
telah
disebutkan
sebelumnya
pengembangan
lapangan yang dilakukan yaitu dengan cara pemboran sumur infill dan
penambahan sumur injeksi. mempertimbangkan aspek-aspek yang telah
disebutkan di atas juga didasarkan pada pertimbangan faktor perolehan,
distribusi saturasi air, permeabilitas, porositas, volume clay dan tekanan.
Pada kali ini akan dilakukan skenario yang dilakukan sebanyak 4 skenario,
meliputi :
Skenario 1.
Basecase + Dilakukan 11 sumur infill vertikal.
Skenario 2.
Basecase + Dilakukan 8 sumur infill vertikal dan 2 sumur injeksi air.
Skenario 3.
Basecase + 4 infill vertikal, 3 Infill Horizontal, 3 infill Multilateral, 2
injeksi gas dan 1 injeksi air.
Skenario 4.
Basecase + penambahan Multilateral pada sumur Beta 1,2,3 dan 4,
1 infill vertikal, 1 infill horizontal, 6 sumur infill Multilateral dan 2
injeksi air.
Seperti yang udah dijelas bahwa metode yang dilakukan untuk
akan
diketahui
seberapa
besar
minyak
yang
diperoleh
dengan
Nama Kegiatan
Tanggal
Pembuatan
Feb-10
Jun-10
Nov-10
Mar-11
Feb-11
Oct-11
Dec-11
Mar-12
May-12
10
Jul-12
11
Oct-12
147
Nama Kegiatan
Tanggal
Pembuatan
Feb-10
Jun-10
Nov-10
Mar-11
Feb-11
Oct-11
Dec-11
Mar-12
Injeksi air -1
Jun-12
10
Injeksi air -2
Oct-12
148
Nama Kegiatan
Tanggal
Pembuatan
Feb-10
Jun-10
Nov-10
Mar-11
Feb-11
Oct-11
10
7
Dec-11
Mar-12
InfillHorizontal BETA 13
May-12
10
Jul-12
14
11
Oct-12
15
12
Injeksi gas -1
Jun-12
13
Injeksi gas -2
Nov-12
14
Injeksi air -1
Dec-12
149
Nama Kegiatan
Tanggal
Pembuatan
Multilateral Beta 1
Sep-09
Multilateral Beta 2
Oct-09
Multilateral Beta 3
Nov-09
Multilateral Beta 4
Dec-09
Feb-10
Jun-10
Nov-10
Mar-11
May-11
10
Oct-11
11
Dec-11
11
12
Mar-12
12
13
Injeksi air -1
Mar-12
14
Injeksi air -2
Jun-12
3.29
15.33
3.39
15.79
5.48
25.56
4.53
21.10
150
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
1
basecase
skenario 1
skenario 2
skenario 3
skenario 4
Cumulative Production
5,000,000.00
4,000,000.00
3,000,000.00
2,000,000.00
1,000,000.00
0.00
2009
2014
2019
2024
2029
2034
Tahun
cumulative oil Skenario 1
menjelaskan
mengenai
rencana
skenario
dari
pengembangan Lapangan Beta, pada bab ini juga akan diberikan strategi
pengembangan lapangan kedepannya, guna menjaga produksi dari sumursumur pada Lapangan Beta. ini tetap berproduksi secara optimum.
7.4.1. Pencegahan Korosi pada peralatan di bawah sumur dan
permukaan.
Korosi merupakan suatu hal yang menyebabkan terjadinya lubang
pada besi. Dalam industry perminyakan penggunaan besi atau baja
sangatlah banyak digunakan pada semua bidang. Terjadinya korosi ini
dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan yang ada. Jika terjadi
kerusakan maka dapat menghambat proses produksi dijalankan. Suatu
contoh bila tubing didalam lubang sobor terjadi korosi dan menyebabkan
kebocoran, maka proses produksi dapat terganggu dan hasil produksi tidak
sesuai target. Berikut adalah cara pencegahan korosi :
Pencegahan Timbulnya Problem Korosi
152
153
154
155
BAB VIII
HEALTH SAFETY AND ENVIRONMENT AND CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY
demikian,
aturan
tentang
Kesehatan,
Keselamatan
dan
diberlakukan.
Melindungi
dan
menjaga
kesehatan
pekerja,
maupun
sosial
harus
menjadi
prioritas
perusahaan
dalam
untuk
mencegah,
mengurangi bahkan
meminimalkan
resiko
membuat
suatu
pembangunan
suatu
industri
yang
baik. Sebagai mana yang dikemukaka oleh Hadi (2001) menyatakan bahwa
pembangunan berkelanjutan secara implisit juga mengandung arti untuk
memaksimalkan keuntungan pembangunan dengan tetap menjaga kualitas
dari sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan bagi industri di bidang
usaha minyak dan gas bumi merupakan hal terpenting dari suatu kegiatan
usaha yang harus dilakukan agar industri dapat berjalan dengan baik dan
berkelanjutan.
Corporate Social Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab
suatu
perusahaan
dalam
membantu
pemerintah
daerah
guna
Lapangan Beta.
157
dukungan
dari
semua
manajer
Wilayah
Kerja
Pertambangan .
3. Laporkan tindakan & kondisi tidak aman
Melaporkan semua kecelakan dan kejadian / nyaris celaka akan
menyelamatkan nyawa dan tidak melaporkan dapat dihukum.
8.3. TUJUAN DAN MANFAAT MELAKUKAN EBA (ENVIRONMENTAL
BASELINE ASSESSMENT)
Tujuan dari pelaksanaan Environmental Baseline Assessment (EBA) ini
yaitu :
4. Mengetahui pengelolaan lingkungan yang seharusnya dilakukan
untuk proyek pengembangan Lapangan Beta.
5. Mengetahui kondisi karakteristik rona lingkungan awal dari
Lapangan Beta baik itu penggunaan lahan serta kawasan sensitif
disekitar lokasi operasi.
6. Mengetahui penilaian yang menggambarkan apa yang bisa terjadi
pada dasar yang merupakan hasil proyek pembangunan dan
pengembangan Lapangan Beta dengan memprediksi besarnya
dampak. Istilah besarnya digunakan sebagai singkatan untuk
mencakup semua dimensi meramalkan dampak yang meliputi :
a) Sifat perubahan (apa yang dipengaruhi dan bagaimana).
b) Batas geografisnya dan distribusi.
158
Observation
159
2.
3.
4.
melibatkan
pembicaraan
160
dengan
karyawan
yang
Cedera APA yang dapat terjadi JIKA hal yang tak terduga terjadi?
2.
3.
perusahaan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
161
162
Kabupaten Musi
Banyuasin berupa daratan alluvial pada bagian Timur sakibat aktifitas dari
sungai di tengah kapling dan batuan yang ada di kecamatan Bayung Lencir
terutama disusun oleh endapan aluvium dataran banjir dan back swamp
dikarenakan aktifitas fluviatil dan denudasional di daerah tersebut.
163
8.6.2. Tanah
Wilayah Kecamatan Bayung Lencir memiliki jenis Organosol dan
tanah Gley Humus yang sebagian besar merupakan satuan jenis tanah
yang berada di daerah dataran tinggi yang berbukit-bukit yang tidak jauh
dari pengaruh aliran sungai. Sedangkan daerah yang jauh dari sungai
terdiridari jenis tanah Podzolik Merah Kuning.
Merupakan tanah hasil pelapukan material organik yang sangat
cocok untuk bercocok tanam. Tanah podzolik adalah tanah yang terbentuk
di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan suhu udara rendah. Di
Indonesia jenis tanah ini terdapat di daerah pegunungan. Umumnya, tanah
ini berada di daerah yang memiliki iklim basah dengan curah hujan lebih
dari 2500 mm per tahun. Di Indonesia, tanah ini tersebar di daerah-daerah
dengan topografi pegunungan, seperti Sumatera Utara dan Papua
Barat.Alfisols adalah tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horizon
argilik dengan kejenuhan basa sedang sampai tinggi, pada umumnya
tanah ini tidak kering. Jika dilihat dari ciri dan karakteristik tanah ini, bisa di
simpulkan bahwa tanah podzolik merupakan tanah yang tergolong tidak
subur baik itu secara fisik maupun kimianya. Akan tetapi mengingat lahan
yang semakin susah dicari maka tanah podzolik pun menjadi sasaran para
petani untuk melakukan proses bercocok tanam.
8.6.3.Topografi
Berdasarkan topografinya ketinggian wilayah Bayung Lencir pada
umumnya berkisar antara 100 - 200 m diatas permukaan laut. Secara garis
besar morfologi wilayah Kabupaten Musi Banyuasin di bagi menjadi daerah
perbukitan rendah bergelombang dan dataran alluvial. Perbukitan Barisan
menempati daerah
164
kondisi
geografis
dan
fisiografi
wilayah
yang
merupakan dataran rendah pada bagian hilir daerah aliran sungai yang
besar, yaitu DAS Lalan dan DAS. Kabupaten Musi Banyuasin menjadi
salah satu wilayah di Sumatera Selatan sebagai daerah sentra pertanian
dan merupakan daerah penyangga pengadaan stok pangan Provinsi dan
Nasional.
A. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah rawa dan sungai besar
serta kecil seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Batanghari
165
Leko dan lain-lain. Untuk aliran Sungai Musi yang berada di bagian
Timur dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Disamping itu daerah
ini juga terdiri dari lebak dan danau-danau kecil. Kelestarian fungsi
sumber daya air. Berdasarkan pada letak atau posisinya sumber daya
air dibedakan menjadi :
1) Air Permukaan
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kab. Muba beserta debit ratarata hariannya adalah
sebagai berikut :
Tabel VIII.1. DAS Kabupaten Musi Banyuasin
DAS
PANJANG SUNGAI
LUAS DAS
DEBIT
35
14.500
3,3
57
96.400
28
50
6.500
1,6
32
22.600
5,1
19
9.400
2,1
82
149.500
33,6
243
830.300
196,8
66
83.900
24,4
20
10.000
2,2
72
108.300
25,7
25
5.900
1,9
34
8.300
2,4
28
15.100
4,4
16
13.300
3,9
18
7.400
1,8
166
19
3.900
0,9
176
374.600
103,9
63
71.300
16,9
38
26.400
8,8
38
20.100
8,6
19
12.700
5,4
19
11.600
4,9
13
5.300
2,3
15
10.200
4,3
25
21.900
5,2
Musi
Banyuasin
baik
secara
geologi
maupun
167
168
169
lanjut
adalah
adanya
asap
yang
ditimbulkan
yang
dapat
aktivitas
sehari-hari,
seperti
terganggungnya
jadwal
170
Lindung yang terdapaat pada daerah sekitar Lpangan stuktur cemara ini
adalah kawasan resapan air dan kawasan sempadan sungai. Perencanaan
pembangunan dan pengawasan sistem pengolaan limbah yang dikasilkan
harus diperatikan agar tidak mengganggu kawasan lindung.
171
memberi bantuan air bersih untuk beberapa desa yang rawan kekeringan
terutama untuk musim kemarau.
2. Telekomunikasi
Sebagian desa di Kecamatan Bayung Lencir ada yang sudah
terjangkau oleh jaringan telepon kabel dan ada juga yang masih belum.
Namun, untuk saat ini walaupun jaringan telpon kabel sudah ada, banyak
warga yang lebih memilih menggunakan handphone yang dianggap lebih
fleksibel dalam kemudahan dan kenyamanan berkomunikasi.
3.Listrik
Semua desa/ kelurahan di Kecamatan Bayung Lencir terlah teraliri
listrik. Daya listrik yang digunakan juga beragam, namun yang
mendominasi adalah daya listrik 450 dan 900 watt.
4. Drainase
Saluran drainase di kecamaatan Bayung Lencir pada umumnya
masih menggunakan sistem drainase dengan sistem gravitasi. Sunngai
merupakan muara akhir dari pembuangan aliran drainase. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya lintasan air sungai di Kecamatan Bayung Lencir.
Sungai-sungai tersebut masih tergolong sungai sungi kecil dan terdapat
sungai besar di Kecamatan Bayung Lencir yaitu sungai cimanuk yang
memiliki luas 4.325 km.
B. Sosial dan Budaya
Kondisi sosial budaya suatu masyarakat merupakan salah satu
indikator tingkat keberhasilan pembangunan yang dapat dilihat secara
kasat mata. Dari berbagai macam kondisi sosial budaya akan dirangkum
dalam beberapa indikator, seperti indikator pendidikan, kesehatan, tingkat
pendapatan, keluarga berencana, dan agama.
1. Agama
Kehidupan beragama diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 dan Sila
Pertama Pancasila. Kehidupan beragama dikembangkan dan diarahkan
172
kesehatan
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat
mencapai
tujuan
173
C. Kependudukan
Dari data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Musi Banyuasin
penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin, rata-rata mengalami kesamaan
untuk tiap kecamatan yaitu yang paling ramai berada di pusat kecamatan
karena
disana
banyak
dijumpai
roda
perekonomian,
sedangkan
174
kurangnya
kesadaran
warga
kabupaten
Musi
Banyuasin
tentang
UU No.1
175
Management
review
Commirment
& Policy
act
improvement
check
plan
Implementation
Checking and
Corrective
action
do
Planning
Implementation (implementasi)
176
Dokumentasi
Kontrol dokumen
Kontrol operasi
Management Review
Melihat hasil dari program yang telah dijalanan kemudian menentukan
Environment
adalah
divisi
yang
berfokus
pada
178
oleh
fluida
pemboran
menuju
permukaan,
hal
ini
180
181
6. Venting
7. Oily Water Treatment Unit (OWTU)
8. Figitve emissions
9. Oil Spill incidents dan Bioremediasi
Gas H2S merupakan gas beracun yang berasal dari formasi bawah
permukaan dan sering dijumpai pada lokasi pemboran. Gas ini sangat
berbahaya karena sangat beracun dan sangat mudah terbakar. Gas ini
dapat membunuh apabila dijumpai pada konsentrasi yang tinggi dan tidak
melaksanakan SOP yang tepat. Gas CO2 juga berasal dari bawah
permukaan dan sangat sensitif terhadap isu polusi udara secara global.
Walaupun tidak terlalu berbahaya, namun gas CO2 juga merupakan salah
satu poin dari HSE yang paling penting. Flaring dapat dilakukan dengan
mengacu pada PERMEN ESDM Nomor 31 Tahun 2012 Tentang
Pelaksanaan Pembakaran Gas Suar Bakar (Flaring) Pada Kegiatan Usaha
Minyak Dan Gas Bumi.
1. Kebisingan
Polusi suara dapat terjadi akibat peralatan-peralatan berat yang
bekerja pada proses pengembangan lapangan. Tingkat
kebisingan
dapat
182
dilakukan
untuk
melihat
dampak
yang
183
b. Manfaat
1. Terwujudnya
desa-desa
infrastruktur
2. Teratasinya permasalahan ekonomi di desa tersebut
3. Bagi
pemerintah,
Terbangunnya
sistem
pengembangan
funder
sebagai
wujud
nyata
pengabdian
kepada
Pengembangan Ekowisata
Mangrove
Kabupaten Musi Banyuasin yang dikenal sebagai kabupaten yang
tekenal dengan sumberdaya alamnya dan pertaniannya juga dikenal
sebagai daerah yang memiliki potensi pesisir yang sangat menjanjikan.
184
Salah satunya adalah kawasan hutan mangrove. Saat ini Kabupaten Musi
Banyuasin masih meliki hutan mangrove yang berada di sepanjang pesisir
pantai seluas 8.023,55 ha. Hutan ini jika tidak dikelola dengan baik,
diperkirakan luasnya akan terus berkurang dan pada saatnya menjadi
sangat sedikit, sehingga keberadaannya tidak berarti atau berguna bagi
kehidupan organisme lain.
Berkurangnya luasan hutan bakau tersebut telah mengakibatkan :
1. Berkurangnya kemampuan daratan khusunya pantai Musi
Banyuasin dalam menghalangi abrasi pantai akibat gelombang
laut.
1. Penyusupan (intrusi) air laut ke daratan sehingga dapat
mengganggu aktifitas masyarakat
2. Penurunan hasil tagkapan (Produktivitas) ikan di pantai dan laut
lepas Indramaayu yang diduga akibat dari berkurangnya areal
pemijahan dan pembesaran anak-anak ikan (Nursey ground).
Sehingga mengakibatkan turunnya pendapatan para nelayan di
daerah sekitar dan menurunkan taraf hidup dari nelayan
kabupaten Musi Banyuasin.
d. Konsep Ekowisata
Secara konseptual, ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu
konsep pengembangan parawisata berkelanjutan yang bertujuan untuk
mendukung upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya)
dan
185
Profil Komunitas
Kabupaten Musi Banyuasin terkenal sebagai kabupaten sentral
Potensi-potensi
tersebut
merupakan
sumberadaya
186
Sehingga
tersedia
kawasan
kampung
wisata
yang
dibangunnya
kampung
wisata
Musi
Banyuasin
dapat
187
air mulai kedalaman 20-30 meter. Kualitas air yang dihasilkan pun beragam,
ada yang sudah baik namun ada juga yang masih buruk karena banyak
mengandung kapur. Sebagian daerah kecamatan Bayung Lencir juga
rentan terhadap bencana kekeringan ekstrim saat bulan kemarau tiba
karena kurangnya hutan tadah hujan sebagai tempat persediaan alami dari
air tanah di daerah tersebut.
Pemda
setempat
telah
melakukan
langkah-langkah
untuk
188
189
atau kandungan air mendekati 80% dari jenuh lapang sampai keadaan
jenuh.
8.8.3. Pelatihan Kewirausahaan dan Keterampilan Kepada Masyarakat
Sekitar Wilayah Kerja Pertambangan
PT. Sangsaka Enegry sekali lagi memberikan wujud kepeduliannya
terhadap masyarakat sekitar daerah operasi Wilayah kerja pertambangan
dengan memberikan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat di
sekitar Wilayah kerja pertambangan agar masyarakat dapat mandiri dalam
kewirausahaan dengan menyediakan sarana kursus dan pelatihan secara
gratis seperti pelatihan mengenai pertanian, perkebunan, perikanan,
menjahit dan lain-lain. Dengan harapan masyarakat sekitar Wilayah Kerja
Pertambangan dapat mandiri dan memiliki keahlian dalam berwirausaha
dan juga untuk menekan angka pengangguran di Kecamatan Bayung
Lencir dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.
8.8.4 Beasiswa Wilayah kerja pertambangan
Sebagai wujud bakti pendidikan dan penjaminan mutupendidikan di
daerah operasi Wilayah kerja pertambangan, perusahaan kami membuat
program beasiswa dengan nama Beasiswa Wilayah Kerja Pertambangan.
Program ini khusus diberikan kepada mahasiswa berprestasi atau murid
sma berprestasi yang ingin melanjutkan kuliah namun terkendala biaya.
Dengan harapan para penerima beasiswa ketika lulus nanti mampu
memberikan dampak positif kepada daerah asal mereka kecamatan
Bayung Lencir. Selain biaya mereka juga akan menerima pelatihan dari
beasiswa Wilayah kerja pertambangan yang akan sangat berguna bagi
mereka.
Disini Wilayah Kerja Pertambangan membagi jenis beasiswa menjadi 3
jenis yaitu :
a. Beasiswa siswa/siswi berprestasi
190
191
BAB IX
ABANDONMENT AND SITE RESTORATION PLAN
tidak
terjadi
kesalahan
dalam
pelaksanaan
yang
dapat
192
193
194
195
BAB X
PROJECT SCHEDULE &ORGANIZATION
196
197
BAB XI
LOCAL CONTENT
198
Barang
Diberdayakan,
berisi
daftar
barang
kebutuhan
199
Deskripsi barang
% TDKN
Casing
100 %
Bit
0%
Tubing
100 %
Lumpur Pemboran
80 %
Semen pemboran
90 %
Accecories cementing
15 %
20 %
Well head
70 %
Manifoild
0%
10
Pipeline
60%
Rata-rata TDKN
53,5 %
200
BAB XII
COMERCIAL
Waktu Proyek
: 24 tahun
Harga minyak
: 85 US$/Bbl
: 33 %
: 67 %
DMO
: 25 %
DMO Fee
: 25 %
FTP
Metode Depresiasi
Pajak (Tax)
: 44%
Discount Rate
: 10 %
2. Oil Tank
3. Pipe Line
4. Manifold
5. Flare Header
6. Flare Stack
7. FKO Drum
8. Generator
9. Boster Pump
202
13. Manifold
15. CCR
16. Metering
18. FWKO
2. Oil Tank
3. Pipe Line
4. Manifold
5. Flare Header
6. Flare Stack
7. FKO Drum
8. Generator
9. Boster Pump
203
13. Manifold
15. CCR
16. Metering
18. FWKO
B. Operating Cost
1. Lifting Cost
: 6 US$/Bbl
: 0.1 US$/Bbl
3. Well Service
204
Base Case
1,405,592
65
91,363,542
24
43,983,500
8,506,902
33,669,202
5,539,937
-15,590,556
1.28%
0.13
-0.35
STB
US$/Bbl
US$
Tahun
US$
US$
US$
US$
US$
%
Tahun
Government take
205
Base Case
Produksi Minyak
Harga minyak
Gross revenue
Umur Proyek
Investasi
Biaya Operasi
Net Goverment Take
NCF kontraktor
NPV Kontraktor
ROR Kontraktor
POT Kontraktor
PIR Kontraktor
DPIR Kontraktor
3,325,553.02
65
257,234,573
24
65,251,406
31,085,925
136,726,679
24,302,562
4,499,306
13.87%
5.72
0.37
0.07
206
STB
US$/Bbl
US$
Tahun
US$
US$
US$
US$
US$
%
Tahun
5,000,000.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
TAHUN KE
contractor Take
Government take
207
Base Case
Produksi Minyak
Harga minyak
Gross revenue
Umur Proyek
Investasi
Biaya Operasi
Net Goverment Take
NCF kontraktor
NPV Kontraktor
ROR Kontraktor
POT Kontraktor
PIR Kontraktor
DPIR Kontraktor
3,427,065.51
65
263,716,717
24
63,843,478
31,704,267
142,832,993
25,471,977
4,937,832
14.18%
5.55
0.40
0.08
STB
US$/Bbl
US$
Tahun
US$
US$
US$
US$
US$
%
Tahun
Government take
208
Base Case
Produksi Minyak
Harga minyak
Gross revenue
Umur Proyek
Investasi
Biaya Operasi
Net Goverment Take
NCF kontraktor
NPV Kontraktor
ROR Kontraktor
POT Kontraktor
PIR Kontraktor
DPIR Kontraktor
5,533,616
65
359,685,072
24
74,677,535
45,554,116
203,119,938
36,585,945
11,275,454
19.68%
4.38
0.49
0.15
209
STB
US$/Bbl
US$
Tahun
US$
US$
US$
US$
US$
%
Tahun
Government take
210
Base Case
Produksi Minyak
Harga minyak
Gross revenue
Umur Proyek
Investasi
Biaya Operasi
Net Goverment Take
NCF kontraktor
NPV Kontraktor
ROR Kontraktor
POT Kontraktor
PIR Kontraktor
DPIR Kontraktor
4,572,873
65
297,236,793
24
82,604,563
38,846,215
149,779,754
26,186,261
5,025,430
14.34%
6.16
0.32
0.06
STB
US$/Bbl
US$
Tahun
US$
US$
US$
US$
US$
%
Tahun
contractor Take
Government take
211
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Skenario 4
GOVERNMEN
T TAKE (US$)
136,726,67
9
142,832,99
3
203,119,93
8
149,779,75
4
NPV @10%
CONTRACTO
R (US$)
4,499,306
4,937,832
11,275,454
5,025,430
ROR
POT
DPIR
PIR
13.87%
5.72 Tahun
0.07
0.37
14.18%
5.55 Tahun
0.08
0.4
19.70%
4.38 tahun
0.59
0.15
14.34%
6.12 tahun
0.32
0.06
CONTRACTO
R TAKE(US$)
24170561
25335977
36,585,945
26,186,261
Investasi (US$)
65,251,406
63,843,478
74,637,535
82,464,563
212
250,000,000
203,119,938
200,000,000
150,000,000
100,000,000
136,726,679
149,779,754
142,832,993
65,251,406
63,843,478
74,637,535
82,464,563
50,000,000
0
1
2
Government Take
Investasi
82,464,563
74,637,535
65,251,406
63,843,478
36,585,945
24170561
26,186,261
25335977
2
NPV contractor
Investasi
discounted profite investment ratio (DPIR). Selain itu perlu juga dilihat
investasi yang harus dikeluarkan setiap skenario Untuk itu scenario ini
harus dianalisa sensitivitasnya.
12.3. Analisa Sensitivitas.
Harga barang dan jasa di pasar tentunya akan berubah seiring
dengan perubahan waktu, dan perubahan harga ini engikuti mekanisme
pasar. Pada industri Migas, naik turunnya harga ini akan berimbas pada
analisa keekonomian, parameter yang paling berpengaruh yaitu Investasi,
harga minyak dunia dan operating cost. Tidak hanya itu, kemampuan
reservoir untuk memproduksi minyakpun akan mengalami pasang surut,
sehingga sulit untuk mendapatkan nilai pasti berapakah minyak yang dpaat
diperoleh. Perubahan ini akan mengakibatkan indikator ekonomi yang di
hitung akan berubah. Untuk itu diperlukan sensitivitas untuk mengetahui
indikator ekonomi yang akan didapatkan, baik karena perubahan harga
maupun perubahan produksi,berikut adalah grafik sensitivitas yang di buat
berdasarkan skenario 3, (spider diagram) :
Sensitivitas ROR
30%
25%
20%
15%
80%
85%
90%
95%
10%
100%
105%
110%
115%
Sensitivitas
oil production
opex
investasi
oil price
214
120%
$15,000,000
$10,000,000
$5,000,000
oil production
opex
investasi
oil price
$-
80%
85%
90%
95%
100%
105%
Sensitivitas
110%
115%
120%
80%
85%
$20,000,000
oil production
opex
investasi
$90%
95% Sensitivitas
100%
105%
110%
oil price
115%
120%
215
216
US$ maka proyek ini dapat menghasilkan nilai ROR sebesar 27.2 %, lebih
besar daripada harga minyak 65 US$.
217
BAB XIII
CONCLUSION AND RECOMMENDATION
13.1. CONCLUSION
1. Lapangan Beta terdiri dari 3 lapisan yang produktif yang masing-masing
memiliki cadangan minyak sebagai berikut:
218
219
DAFTAR PUSTAKA
220
Gender
:Male
: 113110053
College Major
:Petroleum Engineering
: 2011 / 8
Mobile phone No
: 081328387837
: Ade Hardian
Gender
:Male
: 113110007
College Major
:Petroleum Engineering
: 2011 / 8
Mobile phone No
: 085759076253
221
: Jhoni wahyudi
Gender
:Male
: 113110004
College Major
:Petroleum Engineering
: 2011 / 8
Mobile [email protected]
phone No
: 08984215150
Email
: Rifky Adhatama
Gender
:Male
: 1131100122
College Major
:Petroleum Engineering
: 2011 / 8
Mobile phone No
: 0857222200627
222
: Faris Ahad S
Gender
:Male
: 111120061
College Major
: Geological Engineering
: 2012 / 6
Mobile phone No
: 085643934932
Tshirt Size
:M
223