Analisis Fundamental Dan Tektikal
Analisis Fundamental Dan Tektikal
Analisis Fundamental Dan Tektikal
Pada pertandingan saham ini, kami melakukan diversifikasi terhadap modal yang kami
peroleh dalam melakukan investasi. Tujuan kami melakukan diversifikasi untuk mengurangi
resiko yang mungkin terjadi ke depannya terhadap investasi yang kami lakukan. Modal awal
yang kami miliki sebesar Rp100,000,000. Dari modal Rp100,000,000 itu kami memulai
melakukan investasi pada hari hari Kamis tanggal 25 Februari 2016 dengan membeli saham PT
BRI. Dan kemudian pada hari Jumat kami membeli beberapa saham denga
ANALISIS FUNDAMENTAL
PT SEMEN INDONESIA(Persero) Tbk
PT Semen Indonesia merupakan perusahaan yang berada di sector manufaktur. PT Semen
Indonesia awalnya bernama PT Gresik yang bergerak di bidang industry semen yang
memproduksi berbagai jenis semen. Perusahaan ini berdiri di Gresik tanggal 7 Agustus 1957
dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 15 September 1995 PT
Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. Total kapasitas
terpasang Perseroan saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya (kini menjadi Bursa Efek Indonesia) serta merupakan BUMN pertama yang go
public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang saham
pada saat itu: Negara RI 73% dan masyarakat 27%.
Pada tanggal 18 Desember 2012 Perseroan resmi mengambil alih 70% kepemilikan
saham Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC) dari Hanoi General Export-Import
Joint Stock Company (Geleximco) di Vietnam, berkapasitas 2,3 juta ton. Aksi korporasi ini
menjadikan Perseroan tercatat sebagai BUMN Multinasional yang pertama di Indonesia. Dengan
akuisisi TLCC tersebut, hingga akhir 2012, kapasitas desain Perseroan menjadi sebesar 28,5 juta
ton (26,2 juta ton di Indonesia dan 2,3 juta ton di Vietnam) semen per tahun. Pada tanggal 20
Desember 2012 Perseroan resmi berperan sebagai Strategic Holding Company sekaligus
merubah nama, dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk menjadi PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk. Sehingga pada saat ini, PT Semen Indonesia terdiri dari anak perusahaan dalam produksi
semen utama yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa dan Thang Long
Cement Joint Stock Company (TLCC), dan juga Perseroan memiliki entitas anak, entitas asosiasi
maupun afiliasi yang bergerak dalam bidang usaha terkait persemenan, dari produksi semen,
distribusi hingga penggunaan produk semen. Seluruh entitas tersebut berstatus operasional.
Melihat dari perkembangan PT Semen Padang yang telah menjadi BUMN Multinasional
yang tidak hanya mempunya anak perusahaan di Indonesia tetapi juga mempunya akan
turun sebesar 0,5% dan Liabilitas jangka panjang dengan porsi 43,4% senilai Rp4.039 miliar atau
naik sebesar 9,4%.
Pada tahun 2014 pendapatan Perseroan tumbuh sebesar 10,1% di atas tahun lalu dari
Rp24.501 miliar, menjadi Rp26.987 miliar. Kontribusi pendapatan tersebut terutama diperoleh
dari pendapatan semen sebesar 97,6% dan pendapatan produk lain sebesar 2,4%. Peningkatan
pendapatan semen tersebut disebabkan karena adanya peningkatan volume penjualan dan
kenaikan rata-rata harga jual produk baik di pasar domestik maupun di pasar regional (ekspor).
Laba bruto Perseroan di tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 6,0% dari angka Rp10.944
miliar di tahun 2013 menjadi sebesar Rp11.599 miliar di tahun 2014 dan marjin laba kotor
Perseroan menjadi 43,0% dibanding 44,7% di tahun 2013.
Analisis Rasio
Tahun 2014 rasio likuiditas perseroan sebesar 220,9% naik 32,7% dari tahun 2013
sebesar 188,2%. Peningkatan terutama disebabkan adanya peningkatan aktivitas operasional.
Rasio profitabilitas tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 turun
dari posisi 21,9% di tahun 2013. Marjin laba kotor perseroan di tahun 2014 adalah 43,0% marjin
laba usaha 26,5% sementara marjin EBITDA mencapai 30,8% dari tahun sebelumnya 33,1%.
Penurunan ini dikarenakan naiknya beban pokok pendapatan dan beberapa komponen SGA.
Rentabilitas terhadap ekuitas (return on equity) mencapai 23,2% mengalami penurunan
dari tahun 2013 yang sebesar 25,7%. Rentabilitas tehadap aset (return on asset) juga mengalami
penurunan, menjadi 16,2% yang pada tahun 2013 yang sebesar 17,4% penurunan ini dikarenakan
peningkatan aset baru yang dimiliki yakni pabrik baru, belum memberi pengaruh signifikan
terhadap peningkatan volume penjualan, mengingat penyelesaian proses pembangunan terjadi
bersamaan dengan tengah melemahnya permintaan pasar. Sehingga utilitas dari seluruh unit
produksi yang dimiliki di tahun 2014 belum maksimal.
Pada tahun 2014 ini, perseroan memiliki laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk naik 3,6%, atau mencapai Rp5,6 triliun dan EBITDA yang meningkat menjadi
Rp8,3 triliun.
Dari analisis fundamental ini, kami melihat prospek yang menjanjikan kedepannya dari PT
Semen Indonesia. Setiap tahunnya perseroan mengalami peningkatan pendapatan setiap
tahunnya. Dan adanya pembangunan yang terus berlanjut setiap tahunnya dilakukan perseroan
menandakan eksistensi dan kegigihan perseroan untuk terus mengembangkan usahanya menjadi
perusahaan multinasional dan ini menandakan ketahan perseroan dalam jangka waktu yang lama
kedepannya. Selain itu, walaupun harga saham menurun setiap tahunnya mengalami penurunan
namun untuk jangka waktu beberapa tahun kedepan harga saham perseroan dapat meningkat
karena dilihat dari prospek perseroan kedepannya yang menjanjikan.
Oleh karena itu, kami membeli saham perseroan ini pada harga yang bisa dikatan murah saat ini
sebesar Rp10,250 per lembar saham sebanyak 18 lot dengan total biaya sebesar Rp 18,450,000.