Makalah Analysis of Financial Statement
Makalah Analysis of Financial Statement
Makalah Analysis of Financial Statement
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya , yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan malakah ini tentang Analisis
Laporan Keuangan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksirmal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih untuk semua anggota kelompok 1 yang sudah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susuanan kalimat maupun tata bahasannya . Oleh karena itu dengan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami agar kami dapat memperbaik makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Analisis Laporan Keuangan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...
1.2 Rumuasn Masalah ..
1.3 Tujuan Dan Manfaat .
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Analisis Common Size dan Analisis Rasio ...
3
A. Analisis Common Size .
B. Analisis Rasio 3
1. Pengertian Analisis Rasio ..
7
2. Manfaat Analisis Rasio ..
7
2.2 Analisis Perbandingan Laporan Keuangan .
7
A. Analisis Peerbandingan Laporan Keuangan .
1. Laporan keuangan yang disesuaikan kembali .
1
2. Perbedaan dan perbandingan dalam Laporan Keuangan
9
3. Kriteria Yang Digunakan Untuk Memilih Perbandingan ..
1
9
1
9
1
DAFTAR PUSTAKA
9
2
1
2
3
2
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsure-
unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan
atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan
usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal :
1. Menentukan dengan jelas tujuan analisis
2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan
rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut
3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang
berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan
Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah diatas,baru
kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis seperti rasio-rasio
keuangan atau rasio-rasio lainnya.
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan beberapa tolak
ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang merupakan perbandingan di
antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alat utama yang dapat digunakan
dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan.
Melalui analisis rasio dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio atau relatif dan
bukan dalam angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah dalam melihat
perubahanperubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau bahkan
menurun. Faktor-faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian analisis adalah tingkat
likuiditas, profitabilitas atau rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Likuiditas dapat menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
ditagih. Profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Solvabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban
jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Aktivitas dapat mengukur sejauh mana
efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Analisis Common Size?
2. Apa itu Analisis Rasio?
3. Bagaimana Analisis Perbandingan Laporan Keuangan!
1.3 Tujuan Dan Manfaat
1. Tujuan
a. Untuk mengetauhi Analisis Common Size.
b. Untuk Mengetauhi Analisis Rasio.
c. Untuk memahami Analisis Perbandingan Laporan Keuangan.
2. Manfaat
a. Bagi penulis adalah agar dapat mengetahui dan memahami arti dan manfaat dari
Perbandingan Akuntansi Sektor Publik dengan Akuntansi Bisnis dalam dunia pendidikan.
b. Agar berguna sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya
teman-teman mahasiswa yang ingin mempelajari tentang Akuntansi Sektor Publik dengan
Akuntansi Bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Common Size dan Analisis Rasio
A. Analisis common-size
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan
laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam persentase
per-komponen
(Common-size
statement)
menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara
penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode
analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement)
dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang
posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi
relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya
kebijakan (operasi, investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan
di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja
keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2. Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3. Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase
dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva.
Dengan mempelajari laporan dengan prosentase ini dan memperbandingkan
dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis,
akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi
batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu
3
modal,
jadi
menunjukan
sumber-sumber
darimana
dana
yang
akan
menunjukan
seberapa
jauh
perusahaan
menggunakan
kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu
juga dapat diduga atau diketahui berapa besarnya margin of safety yang
dimiliki oleh para kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan
prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan
secara horizontal dari tahun ke tahunnya akan menunjukan trend daripada
hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya
perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan
pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan
secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.
Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan
laporan rugi-laba, menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto
atau net sales yang diserap tiap - tiap individu biaya dan prosentase yang
masih tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size percentage
analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan
income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan,
harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak
digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement)
semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya,
tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikan mutu atau kwalitas data
maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase
dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing
4
komponen
terhadap
sub
totalnya, misalnya
komponen
aktiva
lancar
31 Desember
2009
2010
Common-Size (%)
2009
2010
Rp 1.300
Rp 1.200
Rp 1.200
Rp 1.000
9,29
8,57
7,50
6,25
Rp 2.200
Rp 4.700
Rp 2.600
Rp 4.800
15,71
33,57
16,25
30,00
Rp 2.300
Rp 4.000
Rp 4.000
Rp 3.700
Rp 4.000
Rp 5.000
16,43
28,57
28,57
23,13
25,00
31,25
(7,14)
66,43
100%
(9,38)
70,00
100%
17,86
32,14
50,00
100%
Pos-pos di
13,75
37,50
48,75
100%
dalam neraca
Akumulasi Depresiasi
Rp(1.000)
Rp(1.500)
Total Aktiva Tetap
Rp 9.300
Rp11.200
Total Aktiva
Rp14.000
Rp16.000
PASIVA (UTANG & MODAL)
Utang Lancar
Rp 2.500
Rp 2.200
Utang Jangka Panjang
Rp 4.500
Rp 6.000
Modal
Rp 7.000
Rp 7.800
Total Utang & Modal
Rp14.000
Rp16.000
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah:
dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan
total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada
masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva
(kategori).
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,29%
Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama
dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnyakas, persediaan)
maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
2009
2010
Penghasilan
Rp 150.000
Rp 200.000
Harga Pokok Penjualan
Rp (50.000)
Rp (60.000)
Laba Kotor
Rp 100.000
Rp 140.000
Biaya Pemasaran
Rp (25.000)
Rp (34.000)
Biaya Administrasi
Rp (20.000)
Rp (28.000)
Biaya Bunga
Rp (10.000)
Rp (14.000)
Laba Sebelum Pajak
Rp 45.000
Rp 64.000
Pajak (15%)
Rp (6.750)
Rp (9.600)
Laba Bersih
Rp 38.250
Rp 54.400
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos
LABA-RUGI
Common-Size (%)
2009
2010
100%
100%
(33,33)
(30,00)
66,67
70,00
(16,67)
(17,00)
(13,33)
(14,00)
(6,67)
(7,00)
30,00
32,00
(4,50)
(4,80)
25,50
27,20
dalam perhitungan laba-rugi
yang dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan
dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%
= Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
= 30%
Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada
harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya
(pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.
B Analisis Rasio
1. Pengertian Analisis Rasio
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba
rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan
serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan
manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat ditempuh untuk
memperoleh dana.
2. Manfaat Analisis Rasio
Manfaat Analisis Rasio adalah sebagai berikut :
1. Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan
2. Perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan.
Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau
lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.
3. Kategori Analisis Rasio
Kategori Analisis Rasio sebagai berikut :
1) Rasio Likuiditas
Menurut Jusuf (2006:50), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban
jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Pengertian rasio
likuiditas menurut Munawir (2004:31) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
2) Rasio Profitabilitas
Menurut Agnes (2005:21), profitability ratio (rasio profitabilitas) adalah suatu rasio yang
menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,
total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Munawir (2004:43), rentabilitas atau profitability
adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Pengertian profitabilitas (kemampuan mencapai laba) menurut Aliminsyah dan Padji (2003:206)
adalah suatu kemahiran untuk memperoleh hasil dalam dunia usaha dengan perhitungan yang
seksama.
7
3) Rasio Solvabilitas
Pengertian rasio solvabilitas menurut Riyanto (2001:224) adalah kemampuan perusahaan
untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang).
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan.
4) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau sering disebut rasio efisiensi. Menurut Riyanto (2001:235) adalah
mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.
5) Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku.
Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor),
meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.
4. Macam-macam Analisis Rasio
Dilihat dari sumbernya rasio dibagi menjadi 3 :
a. Rasio-Rasio Neraca
Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca misalnya; current ratio, Acid testratio, , current assets to total assets ratio, current lialibilities to total assets ratio dan lain
sebagainya.
b. Rasio Statemen Rugi-Laba
Rasio-rasio yang disusun berdasarkan income statements, misalnya gross profit margin, net
operating margin, operating ratio, dan lain sebagainya.
c. Rasio-Rasio Antar Statemen Keuangan
Adalah rasio keuangan yang disusun berdasarkan Neraca dan data lainnya yg berasal dari income
statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover dan sebagainya.
Hutang lancar
Kas
200.000
Hutang dagang
300.000
Efek
200.000
Hutang wesel
100.000
Piutang
160.000
Hutang Pajak
160.000
Persediaan
840.000
Jumlah A.L.
1.400.000
Jumlah H.L.
560.000
Aktiva Tetap
Mesin
700.000
Akum. Penyusutan
100.000
Obligasi
600.000
600.000
Modal sendiri
Bangunan
1.000.000
Modal saham
1.200.000
Akum. Penyusutan
200.000
Agio saham
200.000
800.000
Tanah
100.000
Intangibles
100.000
Jumlah A.T.
Jumlah Aktiva
1.400.000
Laba ditahan
440.000
1.600.000
1.840.000
3.000.000
Jumlah pasiva
3.000.000
4.000.000
3.000.000
Laba kotor
1.000.000
Biaya-biaya
570.000
430.000
9
30.000
400.000
Pajak penghasilan
160.000
240.000
INTERPRETASI
1) RASIO LIKUIDITAS
a)
Current Ratio
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Kemampuan
= 2,5 : 1 = 250%
560.000
aktiva
lancar.
Setiap
Cash Ratio
Kas + Efek = 400.000 =
HL 560.000
= 0,71 atau 71%
dengan
dipenuhi
segara
yang
dengan
harus
kas
yang
Quick ratio
(Acid Test ratio)
membayar
1.400.000
untuk
Rp1,00
= 1 : 1 atau 100%
1,00
Working
Capital
to
1.400.000 560.000
3.000.000
= 0, 28 : 1 atau 28 %
10
METODE PERHITUNGAN
RASIO KEUANGAN
INTERPRETASI
RATIO LEVERAGE
Total Debt to Equity H Lancar + H JK Panjang
Ratio
b)
dibelanjai dengan
utang. Atau
560.000 + 600.000
3.000.000
= 0,39 : 1 atau 39%
Hutag JK Panjang
Modal Sendiri
600.000
--------------- = 0,33 : 1 = 33%
1.840.000
untuk
hutang jk panjang.
33 % dari setiap rupiah modal
sendiri digunakan untuk menjamin
Tangible Assets
Debt Coverage
= 2. 340.000
600.000
= 3,9 :1 atau 390%
EBIT
Bunga HTG JK panjang
430.000 = 14,3 X
jangka
panjang
jaminan
keuntungan
11
setiap
METODE PERHITUNGAN
RASIO KEUANGAN
INTERPRETASI
30.000
3) RASIO AKTIVITAS
a) Total Assts Turn
Over
Penjualan Neto
400.000
=
Jumlah Aktiva
300.000
= 1,33
dana
diinvestasi-
kan
yang
untuk
menghasilkan revenue.
Dana
yang
tertanam
dalam
b)
Penjualan Kredit
Piutang Rata-rata
4.000.000
= 25 X
160.000
Average
Collection
Period
160.000 X 360
4.000.000
Harga Pokok Penjualan
Inventory Rata-Rata
3000.000.
=
yang
tertanam
dalam
piutang
= 14,4 hari
d)
hasilkan Rp1,33
Kemampuan dana yang tertanam
dalam piutang berputar dalam
suatu periode tertentu.
Dalam satu tahun rata-rata dana
rata-rata
dikumpulkan
= 3,6 X
840.000
Dana
yang
tertanam
dalam
Periode
rata-rata
berada di gudang .
12
persediaan
METODE PERHITUNGAN
RASIO KEUANGAN
INTERPRETASI
840.000 X 360
3.000.000
Penjualan Netto
Aktiva lancar H Lancar
4.000.000
1.400.000 560.000
= 4,76 X atau 4,8 X
4) RASIO
KEUNTUNGAN
a)
4.000.000 3.000.000
X 100 %
4.000.000
= 25%
Operating Income Ratio Penjualan Neto Harga pokok
Penjualan Biaya ADM dan
(Operating
Profit
Umum
Margin)
Penjualan Netto
Operating Ratio
4.000.000 3.000.000
570.000
4.000.000
= 10, 75%
Hrg Pokok P enjualan + Biaya
ADM + Biaya Penj + Biaya
Umum
Penjualan Neto
rupiah
penjualan
3.000.000 + 570.000
= 89,25 %
4.000.000
d)
Keuntungan
per
rupiah
penjualan
Setiap
13
neto
rupiah
penjualan
METODE PERHITUNGAN
RASIO KEUANGAN
INTERPRETASI
240.000
menghsilkan
=6%
4.000.000
EBIT
rate
JML AKTIVA
of
modal
yang
neto
sebesar Rp 0,06
Kemampuan
keuntungan
untuk
menghasilkan
430.000
= 14,3 %
3.000.000
menghasilkan
Earning
/
Power
Return
On
Investment (ROI)
240.000
investor.
Kemampuan
modal
yang
diinvestasikan
Dalam keseluruhan aktiva untuk
= 8%
3.000.000
ML Modas Sendiri
menghasilkan
240.000
= 13 %
1.840.0000
keuntungan
bagi
biasa.
Setiap
rupiah
modal
sendiri
METODE PERHITUNGAN
INTERPRETASI
KINERJA/RATIO
KEUANGAN
a) RATIO
PROFITABILITAS
Kinerja laba operasi Laba
Operasi Bersih
Penjualan
penjualan
(NOI)/Penjualan
bersih.
$ 700,8
=
Setiap
= 15,2 %
$ 4.620,0
satu
penjualan
dollar
mampu
Kemampuan
aktiva
untuk
bersih.
aktiva
=
mampu
= 20%
$ 3.390,4
Laba Operasi Bersih
3. Laba Operasi Bersih
terhadap Total Modal
aktiva
menghasilkan
0.20
Kemampuan penggunaan
Total Modal
modal
untuk
UKURAN
METODE PERHITUNGAN
INTERPRETASI
KINERJA/RATIO
KEUANGAN
mampu
$ 700,8
=
menghasilkan
0.28
$ 2.484,0
4.
Laba
bersih
terhadap
Laba Bersih
Kemampuan
dalam
Penjualan
atas penjualan
$ 470,2
= 10,2%
dollar
mampu
$ 4.620,0
$ 0.28
Laba Bersih
Mengukur
pengembalian
= 28,8 %
$ 1.634,4
Perubahan NOI
profitabilitas
perusahaan.
Setiap satu dollar Equitas
marjinal
satu
penjualan
menghasilkan
laba bersih.
Setiap
penjualan
pengembalian
$ 1292,1
Perubahan NI
beberapa periode.
periode
$ 219,7
16
tahun
terakhir) 18,4%
Marginal return to equity
15,3%
Perubahan equitas
(lima
UKURAN
METODE PERHITUNGAN
INTERPRETASI
KINERJA/RATIO
KEUANGAN
=
= 15,3 %
$ 1147,2
Pertumbuhan penjualan,
b) Rasio Pertumbuhan
Laba
1. Rasio harga/laba
Harga pasar per saham
terhadap laba per saham
(price /earning ratio atau
P/E ratio
tinggi
= 15,9 %
bagus
Rasio
terhadap
sebuah
perusahaan.
$ 3,85
Mengukur
2.
risiko
Harga
Pasar
nilai
Buku
(market to book
value)
$ 69.69
=
yang
nilai
manajemen
organisasi
dan
perusahaan
$ 13,41
2. Ukuran Efisiensi Operasi
Mengukur rasio aktivitas atau rasio perputaran adalah mengukur seberapa efektif
perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN
Perputaran Persediaan
17
INTEPRETASI
Sama dengan di atas
(aspek yang lain)
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN
$ 700,8
=
INTEPRETASI
= 15,2 %
$ 4.620,0
a) Faktor leverage
INTEPRETASI
Menegukur
sampai
seberapa jauh investasi
ekuitas
Ekuitas
pemegang
$ 3.390
=
penggunaan
= 2,07
$ 1.6334,4
hutang
18
a. Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis
tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba
atau rugi yang diharapkan yang disebabkann pelepasan lini bisnis yang akan dihentikan
tersebut.
b. Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada
kategori pooling of interests, maka laporan keuangan lama (periode lalu) harus
menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan teesebut
bergabung sejak dulu.
c. Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal , perubahan dari LIFO menjadi FIFO)
mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa lalunya
supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut.
2. Perbedaan dan perbandingan dalam laporan keuangan antara lain:
a) Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun)
Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening dalam
laporan keuangan berbeda satu sama lain.sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan
melaporkan biaya depresiasi dan amortisasisecara terpisah, perusahaan lain
mengalokasikan biaya tersebut ke harga pokok penjualan.
19
Dalam analisis semacam itu analisis itu analisis harus memperhatikan faktor-faktor yang
akan berpengaruh besar terhadap peerilaku data, dan bisa menjadi dasar interpretasi keuangan
perusahaan.contoh:
Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak
perusahaan. Kejadian semacam ini tentu akan mempengaruhi trendata keuangan dan
akan mempengaruhi analisis perbandingan dengan data masa lalu.
Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi data time
series.
Analisis laporan keuangan memerlukan perbandingan karena angka yang berdiri sendiri
sulit dikatakan baik/buruk. Perbandingan biasanya menggunakan rata-rata industri. Analisis
perbandingan laporan keuangan menggunakan analisis Common size, analisis rasio, dan analisis
du pont.
Data laporan keuangan sering digunakan dalam model perbandingan, seperti :
Aplikasi cross-sectional: perbandingan antara satu entitas dengan entitas lain pada titik
waktu yang sama
Aplikasi time-series: perbandingan dari satu entitas pada titik waktu yang berbeda.
Analisis cross-sectional digunakan di banyak area, misalnya:
a) Analisis penilaian untuk merger atau akuisisi di mana laporan keuangan perusahaan lain
digunakan untuk membuat kesimpulan tentang undervaluation atau overvaluation dari
target perusahaan atau divisi
b) Evaluasi kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif di mana satu input adalah
profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan tolok ukur perusahaan yang beroperasi
dalam lingkungan kompetitif yang sama
c) Prediksi kesulitan keuangan menggunakan model berbasis perusahaan dalam satu
industry
d) Keputusan kebijakan publik tentang kelebihan laba pajak perundang-undangan di mana
satu input adalah profitabilitas perusahaan dalam satu industri dibandingkan dengan
perusahaan dalam industri lain.
3. Kriteria yang Digunakan Untuk Memilih Perbandingan
Banyak konteks keputusan menggunakan analisis
cross-sectional
untuk
membandingkan entitas yang "serupa" setidaknya dalam satu atribut. Pendekatanpendekatan alternatif untuk mendefinisikan entitas "serupa" diilustrasikan sebagai berikut :
20
a. Kesamaan pada sisi penawaran. Perusahaan dapat dikelompokkan atas dasar kesamaan
kepemilikan bahan baku, proses produksi yang serupa, jaringan distribusi yang mirip,
dan sebagainya. Sisi penawaran ini fokus digunakan dalam skema Enterprise Standard
Industrial Classification (SIC) untuk mendefinisikan industri; faktor utama yang
dipertimbangkan adalah "fisik atau teknologi struktur" dan "homogenitas produksi."
Skema The Enterprise SIC bertujuan untuk mengelompokkan seluruh perusahaan
menjadi dua -, tiga-, dan empat digit industri.
b. Kesamaan pada sisi permintaan. Pendekatan ini menekankan "serupa" dalam hal produk
akhir dan kesamaan persepsi pelanggan terhadap produk substitusi. Walaupun fokus
perbandingan sisi permintaan biasanya adalah pada level produk, perbandingan dapat
dibuat antara perusahaan yang memproduksi produk serupa. Perbandingan dapat
memiliki perspektif jangka pendek atau perspektif jangka panjang.
c. Kesamaan pada atribut pasar modal. Dari perspektif investasi, saham yang memiliki
atribut yang sama seperti risiko, rasio price-to-earnings, atau kapitalisasi pasar mungkin
menarik.
d. Kesamaan dalam kepemilikan hukum. Manajerial perlu menggunakan analisis crosssectional dalam mengalokasikan sumber daya antara anak perusahaan yang berbeda
(atau jalur bisnis). Anak perusahaan tersebut mungkin sangat beragam dalam
karakteristik sisi penawaran dan sisi permintaan karakteristik.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dal sistem suatu perusahaan. Karena
dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan
kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsureunsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan
atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan
usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening
dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan labarugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi
terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta
penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu.
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar laporan
keuangan bis diperbandingkan (comparable). Analisis berdasarkan laporan keuangan yang
melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada
periode-periodde sebelumnya.
3.2 Saran
Saran saya sebuah perusahaan harus menggunakan Analisis Laporan Keuangan dalam
sistem operasional perusahaannya,dan juga perusahaan tersebut harus memilih seorang analis
yang mampu untuk menganalisis data perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan yang telah
direncanakan atau akan memperoleh hasil yang memuaskan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Darminto, Dwi P. 2011. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Hutapea, Agnes. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Zenith Publisher.
Jusuf, Permana. ddk, 2006. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Muhamad, Aliminsyah Ddk, 2003. Pengantar Akuntansi. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
23