Chapter 13 - Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Chapter 13 - Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Chapter 13 - Siklus Hidup Pengembangan Sistem
NIM
KELAS
PROGRAM STUDI
MATERI
CHAPTER 13
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
STRATEGI SISTEM
Langkah pertama dalam SDLC adalah mengembangkan strategi sistem yang
memerlukan pemahaman mengenai kebutuhan bisnis strategis dari organisasi.Hal ini bisa
diperoleh dari misi perusahaan, analisis tekanan kompetitif terhadap perusahaan, dan keadaan
pasar saat ini.
INISIASI PROYEK
Inisiasi proyek adalah proses penilaian proposal sistem untuk melihat konsistennya
dengan rencana sistem strategis dan dievaluasi kelayakannya dan biaya manfaatnya.
Alternatif desain konseptual dipertimbangkan dan yang dipilih kemudian dimasukkan ke
tahap konsturksi SDLC.
STRATEGI SISTEM
Tujuan dari strategi sistem (system strategy) adalah untuk menghubungkan proyek
sistem individual denagan tujuan strategi dari perusahaan. Strategi system secara serius akan
membentuk komisi pengarah (steering committee) untuk memberikan bimbingan dan
pengawasan terhadap proyek sistem
dengan cara tertentu, sehingga dapat mengidefinisikan komponen atau blok bangunan yang
membentuk sistem informasi secara keseluruhan.
hanya
ketika
masalah tersebut mencapai status krisis dan tidak dapat lagi diabaikan. Pendekatan ini
mencapai tekanan yang besar untuk memecahlkan masalah dengan ceat ketika masalah itu
diketahui.
Manajemen proaktif (proactive management) tetap waspada terhadap tanda tanda
yang tidak terlihat dari masalah, dan secara agresif mencari cari cara untuk memperbaiki
sistem organisasi. Gaya manajemen ini sering kali mengenal gejala-gejala ditahap awal,
karenanya mengimplementasikan solusi yang lebih baik.
Mengidentifikasikan Masalah
Manajer harus cukup belajar tentang masalah agar dapat mencapai solusi secara
cerdas.Tiga tahap berikut dalam tahap perencanaan menentukan tujuan sistem, menentukan
kelayakan proyek, dan menyiapkan sebuah proposal proyek formal mewakili usaha-usaha
kerja sama manajer dan porfesional sistem.
Perspektif Balancescorecard :
1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini mencakup pelatihan karyawan dan sikap budaya perusahaan terkait dengan
individu. Sehingga dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas dalam pekerjaannya
dan memberikan manfaat besar dalam perusahaan.
Mengumpulkan Fakta
a. Sumber Data yaitu entitas internal dan eksternal
b. Pengguna yaitu manajer dan operasional pengguna
c. Tempat Penyimpan Data yaitu basis data, akun, dokumen sumber
d. Proses dimana adanya kegiatan operasional yang digerakan oleh informasi
e. Arus Data yang digerakan oleh berbagai dokumen dan laporan diantara
pengguna,sumber data,tempat penyimpanan data.
f. Pengendalian dalam prosedur manual maupun komputer.
g. Volume transaksi memahami tingkat pertumbuhan elemen penting dalam kapasitas
sistem baru
h. Tingkat Kesalahan adanya sistem yang tidak sempurna
i. Biaya Sumber Daya sistem yang digunakan seperti waktu, tenaga kerja,foh,
j. Kemacetan dan Redundansi Operasi seperti kegiatan operasional yang berlebih
Teknik Pengumpulan Fakta
a. Observasi berarti mengamati prosedur fisik dan menganalisis siapa, kapan,
melakukan pekerjaan,bagaimana,mengapa mengerjakan, berapa lama dilakukan
b. Partisipasi Pekerjaan analisis menentukan dokumen yang digunakan dan waktu
yang tersedia serta prosedurnya.
c. Wawancara personel yaitu fakta tentang sistem yang ada saat ini dan persepsi
pengguna
d. Peninjauan Dokumen Utama
Wawancara Personel merupakan sebuah metode untuk mendapatkan fakta tentang sistem
yang ada saat ini dan persepsi penggunaan tentang hal-hal yang dibutuhkan oleh sistem
baru .
Peninjauan Dokumen Utama. Dokumen preusan merupakan sumber lain dari falta tentang
sistem yang sedang disurvei. Contohnya adalah :
Bagan Organisasi
Deskripsi Pekerjaan
Catatan Akuntansi
Daftar Akun
Pernyataan Kebijakan
Deskripsi Prosedur
Laporan Keuangan
Laboran Kinerja
Dokumen Sumber
Daftar Transaksi
Peramalan
Pernyataan Misi
KELAYAKAN HUKUM
Dalam system pemrosesan transaksi keuangan, legalitas sitem selalu menjadi masalah.
Namun legalitas juga merupakan isu bagi sitem non keuangan yang memproses data-data.
KELAYAKAN OPERASIONAL
system yang terlatih dengan baik, memiliki motivasi , dan berpengalaman merupakan
masalah penting dalam mengevaluasi kelayakan operasional suatu desain .
KELAYAKAN JADWAL
Proses desain, penilian sitem berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengukur
kemungkinan bahwa system akan diselesaikan sesuai dengan jadwal.
KELAYAKAN EKONOMI
Kelayakan ekonomi dibatasi
menilai komitmen
keuangan
manajemen
MENGIDENTIFIKASIKAN BIAYA
Salah satu metode untuk menetukan biaya adalah membagikan dalam dua kategori :
biaya waktu (one-time cost) dan biaya berulang (Recurring cost) . Termasuk dalam biaya satu
waktu adalah investasi awal untuk mengembangkan dan mengimplementasikan system .
Biaya berulang adalah biaya-biaya operasi dan pemeliharaan yang terus terjadi selama masa
hidup system.
Konversi Data
Biaya ini terjadi dalam proses transfer data dari satu media penyimpanan kemedia lainnya.
Pelatihan
Biaya-biaya untuk ini adalah untuk memberikan pendidikan lepada para pengguna yang akan
mengoperasikan sistem baru
Biaya Berulang
Pemeliharaan peranti keras . termasuk dalam biaya ini adalah biaya pemuktahiran komputer
(menambah memorinya), juga memelihara preventif dan perbaikan komputer serta
perlengkapannnya .
Asuransi
Termasuk dalam biaya ini adalah kerusakan resiko , seperti kebakaran kegagalan peranti
lunak , vandalism, dan kerusakan oleh karyawan yang merasa tidak puas.
Perlengkapan
Termasuk dalam biaya ini adalah penggunaan rutin untuk item-item . seperti pita printer dan
kertas , disket kerja , pita magnetis , dan perlengkapan kantor umum.
Personel
Termasuk dalam biaya ini adalah gaji individual yang merupakan bagian dari system
informasi.
MENGIDENTIFIKASI MANFAAT
Manfaat dibagi dua:
1. Manfaat berwujud (tangible benefit), yaitu manfaat yang dapat diukur dan dinyatakan
dalam istilah-istilah keuangan.
Manfaat berwujud mempunyai dua kategori yaitu:
a. Manfaat yang meningkatkan biaya
b. Manfaat yang mengurangi biaya
2. Manfaat tidak berwujud (intangible benefit), yaitu manfaat yang sulit untuk diukur
karena seringkali bersifat sangat subyektif.
Misalnya:
a. meningkatnya kepuasan pelanggan
b. meningkatnya kepuasan karyawan
c. membaiknya pengambilan keputusan
system
sebagai
anggota
tim
pengembangan
3. Akuntan terlibat dalam pengembangan system sebagai auditor
Peran Akuntan dalam strategi system adalah dapat mengurangi resiko terjadinya
system yang tidak dibutuhkan/diinginkan, tidak efisien, dan tidak efeltif.
Kelayakan ekonomi yang diusulkan oleh Akuntan secara khusus harus memastikan beberapa
hal:
1. Hanya biaya yang bisa dihindari yang digunakan dalam perhitungan manfaat
penghematan biaya
2. Tingkat bunga yang masuk akal digunakan untuk mengukur nilai sekarang dari arus
kas.
3. Biaya satu kali dan biaya berulang dilaporkan dengan lengkap dan akurat.
4. Umur ekonomis yang realistis dugunakan dalam membandingkan beberapa proyek.
5. Manfaat yang tidak berwujud diberikan nilai yang masuk akal.
PEMBAHASAN JURNAL
Jurnal 1
Dalam penelitian Anggi R.A yang berjudul Pengaruh Siklus Hidup Dan Ukuruan
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011). Manajemen laba merupakan salah
satu topik penelitian yang sangat menarik perhatian peneliti. Berbagai hasil penelitian
terdahulu membuktikan manajer menggunakan kebijakan pengelolaan akrual untuk berbagai
alasan. Laba terlahir dari sebuah proses akuntansi yang memberikan kebebasan bagi para
penyusunnya untuk memilih metode akuntansi. Manajer dapat menggunakan kebijakannya
untuk menetapkan waktu dan jumlah dari pendapatan dan biaya yang terjadi dalam
perusahaan.
Ukuran perusahaan dapat dikaitkan dengan siklus hidup perusahaan. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian Yan (2006) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
semakin meningkat seiring dengan perkembangan perusahaan melalui masing-masing tahap
siklus hidup, menguji hubungan antara ukuran perusahaan yang diwakili nilai logaritma dari
aset dengan discretionary accrual. Hasilnya menunjukkan hubungan negatif signifikan atau
dapat diartikan bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan, perusahaan semakin cenderung
menurunkan discretionary accrual.
Terdapat manajemen laba dalam perusahaan-perusahaan yang berada pada tahap
growth, mature, dan stagnant. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Hastuti (2006). Selain itu,
penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen laba perusahaan yang berada pada tahap
stagnant lebih kecil secara signifikan daripada perusahaan yang berada pada tahap
mature. Namun, penelitian tersebut tidak dapat membuktikan bahwa manajemen laba pada
perusahaan yang mature lebih kecil secara signifikan dibandingkan dengan perusahaan yang
growth.i
Pada penelitian Anggi ini menemukan bahwa memang terdapat hubungan negatif
antara siklus hidup perusahaan dengan manajemen laba, sehingga semakin berubahnya siklus
hidup perusahaan dari growth, mature dan stagnant, semakin rendah manajemen laba yang
dilakukan peruahaan, namun ini tidak signifikan. Perusahaan yang berada pada tahap growth
menerapkan sistem pengendalian yang tidak ketat, tetapi bila sudah mencapai pada fase
kematangan atau harvest (dalam hal ini dikategorikan ke dalam tahap mature) dan penurunan
maka akan menerapkan sistem pengendalian yang ketat. Semakin ketat sistem pengendalian,
diharapkan manajemen laba yang dilakukan semakin rendah.
Perusahaan yang berada pada fase stagnant (dalam hal ini ditunjukkan dengan tingkat
pertumbuhan penjualan yang rendah) memiliki sistem pengendalian yang
ketat sehingga
pihak manajemen kurang bebas untuk melakukan manajemen laba. Semakin perusahaan
dikelola dengan baik dan memiliki sistem pengendalian internal yang ketat maka manajer
akan lebih berhati-hati dan tingkat manajemen laba akan berkurang.
Jurnal 2
Dalam penelitian Toban T.P yang berjudul Perangkat Lunak Pendukung Keputusan
Analisis Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air Sungai. Perkembangan
Suatu daerah memacu terjadinya
pencemaran
lingkungan
baik
pencemaran
dari
air,
berbagai
manusia, sebelum akhirnya dialirkan ke danau atau laut. Kondisi ini akan
mengakibatkan semua bahan pencemar yang terlarut dalam bentuk limbah cair dan padat
akan masuk kedalam aliran sungai. Besarnya bahan pencemar yang masuk ke sungai akan
berpengaruh terhadap kualitas air sungai. Pada titik tertentu akan mengakibatkan terjadinya
pencemaran
Salah satu upaya untuk memantau dan mengendalikan pencemaran air sungai adalah
melakukan pengukuran dan analisis kualitas air sungai, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah no 82 tahun 2001 . Untuk menganalisis kualitas air sungai diperlukan perangkat
alat pendukung, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).
Permasalahan yang dijumpai oleh peneliti dalam sistim pengelolaan dan pengendalian
air sungai oleh Badan lingkungan hidup daerah (BLHD) propinsi sulawesi selatan adalah
belum adanya suatu perangkat lunak pendukung keputusan dan analisis pengelolaan kualitas
air sungai yang dapat digunakan sebagai perangkat untuk pengambilan keputusan secara
efektif . Hal ini pula diakui oleh staff Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) belum ada
perangkat lunak basis data dan analisis yang terintegrasi digunakan dalam pengelolaan
kualitas dan pengendalian pencemaran air sungai. Untuk itu penelitian mengenai bagaimana
membangun perangkat alat bantu pengelolaan kualitas air sungai khususnya untuk memantau
dan mengendalikan kualitas air sungai sangat penting.
Berdasarkan permasalahan- permasalahan yang peneliti jumpai dan melihat betapa
pentingnya sistim pemantauan dan analisis pengelolaan kualitas dan pengendalian air sungai ,
maka diperlukan instrument analisis yang dapat menggali secara rinci dan utuh gambaran
kualitas dan pengendalian pencemaran air sungai, sehingga muncul sebuah ide dan pemikiran
untuk mengimplementasikan masalah ini ke dalam sebuah sistim. Sistim ini dapat menjadi
perangkat lunak yang dapat mengolah data parameter-parameter kualitas air sungai menjadi
informasi. Perangkat ini akan mampu menyajikan hasil analisis tentang keadaan kualitas air
sungai yang diakibatkan oleh konsentrasi limbah dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
penduduk antara lain dari pemukiman,pertanian dan industri, selain itu perangkat ini pula
dapat melakukan prediksi kedepan keadaan konsentrasi buangan limbah pada titik-titik
pengukuran dengan menggunakan model analisis matematis (statistic).
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dinyatakan telah sesuai
dengan
pengujian dan implementasi yang telah dilakukan dengan mengolah data hasil pemantauan
Badan Lingkungan hidup Daerah (BLHD) sulawesi Selatan, maka perangkat lunak ini dapat
digunakan sebagai alat bantu monitoring dan analisis pengelolaaan kualitas dan pengendalian
pencemaran air sungai dan perangkat lunak analisis pengelolaan kualitas dan pengendalian air
sungai dapat melakukan analisis kualitas air sungai dengan menggunakan standar kelas
satu sampai kelas empat serta perangkat lunak pendukung keputusan analisis pengelolaan dan
pengendalian pencemaran air sungai dapat digunakan untuk memprediksi status pencemaran
sungai.
REFERENSI:
Anggi, R. A. 2012. Pengaruh Siklus Hidup Dan Ukuruan Perusahaan Terhadap Manajemen
Laba. Journal UB. Vol 29. No. 2.
Hall, J. A. Accounting Information Systems. 3rd. 2011. South Western Publishing. USA.
Hastuti, Sri. 2006. Perbedaan Perilaku Earnings Management Berdasarkan pada Life Cycle
Perusahaan. Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Romney, M. B., Paul J. S. Accounting Information Systems. 9th edition. New Jersey. Pearson
Prentice Hall.
Toban, T. P. 2012. Perangkat Lunak Pendukung Keputusan Analisis Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air Sungai. 106. Jurnal Ilmiah Sains. Vol. 12 No. 2.
Yan, Z. 2006. A New Methodology of Measuring Corporate Life-cycle Stages.