Hasil Konsolidasi Unsur-Unsur Jemaat Gki Se-Tanah Papua

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

HASIL KONSOLIDASI UNSUR-UNSUR JEMAAT GKI SE-TANAH PAPUA

PARADOI,29 APRIL S.D 01 MEI 2010


POKOK-POKOK PROGRAM PELAYANAN
BIDANG PEMBINAAN JEMAAT GEREJA KRISTEN INJILI DI TANAH PAPUA
TAHUN 2011 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.

1. LATAR BELAKANG

Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua terpanggil untuk terus memberitakan Injili dan membina warganya sesuai Amanat Agung Yesus Kristus Kepala Gereja (Matius 28:19-20) yang merupakan tugas hakiki
Gereja dalam hidup bersaksi dan melayani di dunia ini, sebagaimana terdapat dalam Tata Gereja GKI Di Tanah Papua, Bab II, Pasal 5 dan Pasal 6. Panggilan untuk memberitakan Injil dan mem bina
warga Gereja harus berlangsung terus-menerus sebagai suatu Gereja Yang Missioner dimana seluruh anggotanya dapat terlibat dalam peran-serta yang sejati untuk melaksanakan tugas Panggilan,
Kesaksian dan Pela yanan Gereja dan berfungsi sebagai Garam dan Terang dunia dalam setiap situasi dan kondisi, baik di dalam Gereja maupun di tengah-tengah masyarakat di segala bidang
kehidupan.
Ada berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Papua, khususnya warga GKI asli Papua. Namun berbagai masalah itu bersumber pada satu masalah inti bagi orang Papua asli,
yaitu KETERGANTUNGAN YANG AMAT BESAR KEPADA PIHAK LAIN.
Pihak lain yang dimaksudkan disini bermacam-macam, baik Tuhan, alam, maupun manusia. Sifat keter gantungan itu berakar dari salah satu budaya Papua (rumpun Malanesia) yang memiliki banyak
gerakan keagamaan atau kepercayaan yang memberi tekanan kuat kepada ajaran-ajaran dan upacara-upacara yang bersifat keagamaan dan magis yang digunakan untuk menjelaskan harapan-harapan
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Gerakan-gerakan keagamaan yang dimiliki ras Malanesia itu disebut kargo.
Kargo mengandung harapan untuk menerima barang-barang atau materi (kekayaan) secara ajaib guna memperoleh kehidupan yang lebih baik dan lebih bahagia. Kargo adalah suatu gerakan
penantian atau harapan akan terjadinya suatu perubahan radikal dalam segala bidang kehidupan (social, ekonomi, politik, budaya dan lain-lain) untuk menaikkan status, kekuasaan dan kekayaan yang
mendatangkan kebahagiaan hidup.
Perubahan radikal itu diyakini datang dari pihak luar, baik Tuhan, alam dan manusia. Budaya dan alam berpikir masyarakat Papua yang kargois itu sangat kuat penga ruhnya bagi kehidupan orang-orang
Papua, kadang-kadang timbul kemudian tenggelam lagi. Gerakan kargo muncul, jika ada tekanan-tekanan dari luar, maka keper cayaan dan harapan kepada lembaga-lembaga yang ada, baik Pemerintah
maupun Gereja sama sekali lenyap.
Menghadapi budaya dan alam pikiran masyarakat asli Papua yang demikian sebagai masalah utama yang menghambat perkembangan masyarakatnya dalam hampir segala bidang kehidupan, maka GKI
harus bersikap positif, kritis dan realistis menghadapi alam pikiran masyarakat, untuk bersama-sama berusaha bekerja keras untuk meme nuhi harapan masyarakat itu.
GKI harus berusaha keras memberdayakan umatnya supaya bangkit dari sikap pasif, apatis dan bermasa bodoh untuk bekerja dan berjuang lebih keras lagi mengolah dan memanfaatkan segala
kekayaan alamnya yang tersedia untuk membangun diri sendiri agar mampu mandiri. Gereja harus menanamkan motivasi rohani yang kuat berdasarkan Kej 3:17-18 dan Mazmur 8:4-9.
Dengan demikian Gereja tidak terpaku dan dibatasi dengan kegiatan rutin pelayanan gereja yang tradisional. Melainkan, Gereja harus dapat menciptakan peluang-peluang baru yang bersifat komprehensif
melalui program-program yang strategis, terarah, terpadu dan berkesinam bungan mencakup kebutuhan manusia secara utuh dan menyeluruh.

1.

2.

V I S I : MENGHADIRKAN TANDA-TANDA KERAJAAN ALLAH

Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua telah memilih MENGHADIRKAN TANDA-TANDA KERAJAAN ALLAH sebagai visi yang menjadi dasar, pedoman dan tujuan hidup perse kutuan, kesaksian dan
pelayanannya di Tanah Papua.
Yang dimaksudkan dengan Kerajaan Allah adalah suasana atau keadaan kekuasaan dan pemerintahan Allah yang mencakup seluruh alam semesta, termasuk manusia. Khusus bagi manusia,
suasana Kerajaan Allah mencakup seluruh aspek kehidupannya, rohani dan jasmani. Suasana Kerajaan Allah hadir di dunia (Palestina) dalam Firman Allah (PL) dan dalam Diri Yesus Kristus
(PB), melalui hidup, pengajaran dan pekerjaan-Nya. Hidup-Nya yang sederhana dan terbuka, pengajaran-Nya yang indah, menarik dan menyenangkan, serta perbuatan-Nya kepada orang-orang yang
sangat membutuhkan, seperti memberi makan kepada orang lapar, menyembuhkan orang sakit, membuang roh dari orang yang dirasuk setan, mengun jungi orang yang terhina (pemungut cukai, pelacur,
orang kafir) dll, adalah tanda-tanda Kerajaan Allah atau tanda-tanda masih hadirnya suasana pemerintahan dan kekuasaan Allah atas dunia dan manusia.
Yang dimaksudkan dengan tanda-tanda Kerajaan Allah adalah segala hal yang baik dan menyenangkan kehidupan seorang manusia sebagaimana disebutkan pada aspek rohani dan jasmani,
antara lain: kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan, kebebasan, perdamaian, kesejah teraan, kesehatan, kemampuan dan keterampilan, kea manan, ketertiban dan lain sebagainya yang menda tangkan
sukacita dan kebahagiaan (syaloom) kepada manusia. Singkatnya: Tanda-tanda Kerajaan Allah adalah tanda-tanda syaloom atau tanda-tanda keselamatan bagi manusia.
Tanda-tanda Kerajaan Allah dalam aspek rohani manusia mencakup hubungan (relasi) yang baik, benar, erat dan harmonis dengan Allah, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitar, di mana
manusia menaati perintah Allah, menghormati dan menghargai harkat serta martabat sesama manusia serta memelihara, melindungi dan mengolah alam sekitar secara bertanggung jawab sebagai
ciptaan Allah.
Tanda-tanda Kerajaan Allah dalam aspek jasmani menusia mencakup seluruh kebera daan (eksistensi) manusia, yaitu segala hal yang dimiliki manusia, seperti kemampuan, perasaan, keinginan,
pengetahuan (hikmat), dan lain sebagainya yang dapat dimanffatkan seseorang untuk mencapai segala kebutu hannya, seperti sukacita, kesehatan, kekuatan, kesejahteran, kebebasan, kedamaian keter
tiban dan lain sebagainya, sehingga seorang manusia dapat menikmati hidup yang layak sebagaimana dimaksudkan Tuhan Allah, Sang Penciptan-Nya. Upaya mencapai dan menikmati seluruh aspek
hidup manusia itulah yang disebut Pekabaran Injil. Pekabaran Injil adalah segala kegiatan/aktivitas yang diusahakan setiap orang beriman, agar mendatangkan sukacita dan kebahagiaan secara rohani
dan jasmani bagi hidup perorangan (individu) dan hidup bersama dalam kelompok (kolektif).
3. M I S I
Missi GKI Di Tanah Papua adalah mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah atau tanda-tanda Syaloom yang mencakup segala bidang aktivitas (ekonomi, kesehatan, pendidikan, perdamaian, keamanan
dan lain-lain) secara konkrit dan relevan melalui persekutuan (koinonia), kesaksian (marturia) dan pelayanan kasih (diakonia). Segala aktivitas sebagai misi GKI diatur dalam Program Kerja yang
sederhana, konkrit dan jelas, supaya mudah dimengerti dan dilaksanakan.

1.

4. POKOK-POKOK PROGRAM

PENGERTIAN
4.1.1. Pokok-Pokok Program adalah kegiatan Gereja selaku implementasi dari misinya secara konkrit. Dari pokok-pokok program akan diuraikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan/proposal untuk dilaksa
nakan. Untuk menyusun suatu program yang tepat dan relevan, maka latar belakang permasalahan yang dihadapi dan sasaran yang hendak dicapai haruslah diungkapkan secara jelas, karena suatu
program disusun dalam rangka memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh seseorang atau suatu kelompok masyarakat untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
4.1.2. Sehubungan dengan pergumulan GKI selama 17 tahun (1963-1980), maka dalam Sidang Sinode IX GKI di Biak akhir 1980 tercetuslah tiga langkah utama yang juga merupakan Program Utama
GKI sebagai upaya mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Ketiga langkah utama dimaksud adalah Kedewasaan Iman (Teologi), Kemandirian Daya dan Kemandirian Dana.
4.1.3. Sidang Sinode XIII GKI di Fak-Fak menambah lagi satu Program Utama yang dapat menampung beberapa jenis program yang belum terakomodir dalam tiga program utama sebelumnya,
yakni Program Bidang Umum, sehingga menjadi 4(empat) Program Utama, yakni :

1.

Program Bidang Umum

2.

Program Bidang Teologi

3.

Program Bidang Daya

4.

Program Bidang Dana

4.2.
Keempat Program Utama ini adalah langkah atau cara untuk memecahkan segala permasalahan yang dialami dan dihadapi warga GKI dan seluruh masyarakat di Tanah Papua, seagai
implementasi dari missi Gereja yang dipercayakan Tuhan Yesus kepadanya (bnd. Mrk.16:15-17; Mat 28:19-20; Luk 4:18-19).

1.

5.

MAKSUD DAN TUJUAN

5.1.
Maksud ditetapkannya Pokok-Pokok Program Pelayanan Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua (P4 GKI) adalah untuk memberi arah dan pegangan bagi setiap Pelayan dan Warga Gereja dalam
merencanakan dan melaksanakan missi Gereja di setiap aras, dengan tetap bersandar pada Visi dan Azas bergereja yang dianut oleh Gereja Kristen Injili Di Irian Jaya, sehingga seluruh program gereja
dapat dilaksanakan dalam satu kesatuan pelayanan yang utuh, saling terkait dan terpadu dengan target maksimal dan mudah dievaluasi sehingga dapat dijadikan sebagai ukuran bagi penetapan Program
Kerja Gereja berikutnya.
TUJUAN Pokok-Pokok Program Pelayanan Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua adalah untuk mempercepat kemandirian Warga Gereja di bidang Theologia, Daya dan Dana sehingga melalui warganya
yang mandiri, Gereja mampu mewujudkan Tanda-Tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi, keluarga, lingkungan dan jemaat selaku persekutuan, sehingga pada gilirannya terwujud suatu Gereja
yang Dewasa dan Missioner sebagiaimana diamanatkan dalam Alkitab dan Tata Gereja GKI Di Irian Jaya.

BIDANG TEOLOGI

1.

1. BIDANG PEMBINAAN JEMAAT

1.1. Program-Program Umum

(1)

1.

Pembinaan Tenaga Pembina meliputi: Tenaga Pembina Tingkat Sinode, Klasis dan Jemaat.

2.

Pembinaan Golongan Jabatan Gerejawi, meliputi: (a) Pembinaan Golongan Jabatan Pelayanan yaitu: Pelayan-Pelayan Firman, dan Guru Agama, Penatua dan Syamas; (b) Pembinaan
Golongan Jabatan Struktural, yaitu: Badan Pekerja Am Sinode dan Pimpinan Lembaga, Yayasan, Komisi, Biro Tingkat Sinode; Badan Pekerja Klasis dan Komisi Pembinaan Jemaat
Tingkat Klasis; Majelis Jemaat dan Badan Pelayan Unsur-Unsur Jemaat.

3.

Pembinaan Golongan Profesi dan Sektor Masyakarat, meliputi: Tokoh-tokoh Masyarakat Kristen di berbagai bidang, Medis Kristen, Guru-Guru Kristen, para Tani dan Nelayan, Kaum Buruh
dan sebagainya.

4.

Pembinaan berdasarkan tema yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan dewasa ini dalam memasuki abad XXI.

5.

Pendidikan Teologi Ekstensi bagi warga gereja.

6.

Pengembangan Pedoman-Pedoman Pembinaan, meliputi:

Pengembangan dan Penyempurnaan Pedoman dan Tata Kerja Pembinaan Jemat GKI Di Tanah Papua;

(2) Pengembangan dan Penyempurnaan Pedoman Pelayanan Unsur-Unsur Jemaat GKI Di Tanah Papua;
(3) Pengembangan Pedoman Pelaksanaan dan Uraian Tugas Jabatan Majelis Jemaat GKI Di Tanah Papua (Uraian Tugas Jabatan Pelayanan dan Uraian Tugas Jabatan Struktural).
1.2.Program Unsur Jemaat GKI Di Tanah Papua (Lihat Lampiran)
1.3. Issu dan Masalah-Masalah Pokok Unsur-Unsur Jemaat.
1.3.1. Persekutuan Kaum Bapak
a. Unsur ini mengalami kevakuman sehingga perlu dibenahi secara serius. Dengan demikian Sidang Sinode XIV GKI di Tanah Papua mengusulkan kepada Badan Pekerja Am Sinode supaya dalam
waktu dekat dapat mengangkat dan menempatkan seorang Pendeta full time (penuh waktu) sebagai Kepala Biro PKB untuk menggumuli pekerjaan unsur ini secara khusus dan berkesinambungan.
b.

Mengacu pada butir (a) diatas, maka kepada Klasis-klasis supaya segera membentuk Kordinator PKB ditingkat Klasis dan Badan Pelayan PKB di tingkat Jemaat (bagi yang belum ada).

1.3.2. Persekutuan Wanita (PW) GKI


a. Menurut Ketetapan Sidang Sinode XI GKI Di Tanah Papua Tahun 1988 di Nabire, Nomor XX/Tap/SS -XI/1988 bahwa Pusat Latihan Pelayan Sosial berada dibawah Koordinasi Departemen
Pendidikan.
b. Berdasarkan hasil Seminar Pendirian Pusat Pembinaan dan Pengembangan Wanita (P3W) GKI, 9-10 September 1990 di Jayapura, maka P3W dialihkan statusnya dari Departemen Pendidikan ke
Departemen Pembinaan Jemaat (lihat Lampiran Hasil Seminar P3W).
c. Persoalan yang dihadapi saat ini adalah: Apakah P3W sebagai Lembaga Pendidikan Non Formal berada di bawah Departemen Pembinaan Jemaat atau Departemen Pendidikan sesuai Ketetapan
Sidang Sinode XI GKI Di Tanah Papua tahun 1988 di Nabire, Nomor: XX/ TAP/SS-XI/1988.

1.

Memperhatikan butir (c) di atas, maka Rapat Kerja Am II mengusulkan supaya dilakukan peninjauan terhadap posisi stuktural antara P3W dan Biro Wanita pada Sidang Sinode XIV GKI
Tahun 2000 di Sorong.

1.3.3. Persekutuan Anggota Muda (PAM) GKI

1.

Ada dua hal yang menjadi syarat untuk seseorang menjadi anggota PAMGKI adalah :

c.

2.

batas usia (umur 17-35);

3.

status (bujang)

4.

Dalam kaitan dengan wadah PAM GKI sebagai tempat pembinaan dan penyiapan kader maka setiap orang yang tidak memenuhi persyaratan seperti tersebut pada butir (3.1) diterima
sebagai anggota partisipan dalam rangka membimbing dan memotivasi pemuda kearah kemandirian.

Menunjuk kepada butir b maka seluruh kepemimpinan dalam perangkat struktur organisasi PAM GKI ditempati oleh mereka yang memenuhi syarat sebagaimana disebutkan dalam butir 3.1.

d. Pedoman pelayanan dan struktur organisasi Unsur-unsur Jemaat GKI Di Tanah Papua tetap mengacu kepada hasil Ketetapan SS/X/1984, maka unsur-unsur Jemaat yang telah membentuk Kelompok
Kerja yang berakibat kepada perubahan struktur diharuskan untuk kembali pada Hasil Ketetapan SS/X/1984.
1.2.4. Persekutuan Anak dan Remaja (PAR) GKI
a. Program PAR GKI butir 1.2.6, tentang buku-buku Cerita Alkitab dan Nyanyian yang dipergunakan di Sekolah Minggu (Nyanyian Suara Gembira, Seruling Mas) yang berkonteks GKI/PGI, supaya dapat
diteruskan kepada para pengasuh dan anak-anak di daerah pedesaan guna dipergunakan.
b. Program bidang daya butir 2.3.1 menyangkut kursus yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun diusulkan supaya dapat dilaksanakan dua kali dalam setahun. Program butir 2.3.3. perlu adanya
penjematan Nyanyian Rohani dan Mazmur, Seruling Mas dan Suara Gembira di Sekolah-sekolah Minggu.
Tentang kurikulum Sekolah Minggu, Rapat Kerja Am telah mengumpulkan data-data lepas hasil pertemuan Sekolah Minggu di Sorong dan Jayapura dan menugaskan kepada DPJ Tingkat Sinode untuk
merangkum dan menjemaatkan hasil-hasil tersebut.

BAB II
PLENO KOMISI
KPJ,PAR,PAM,PW DAN PKB

A. KOMISI PEMBINAAN JEMAAT


RANCANGAN VISI-MISI DAN PROGRAM PEMBINAAN JEMAAT Tahun 2011 2016

1.

I.

LATAR BELAKANG

Visi Teologi GKI tentang Kerajaan Allah yang kini merupakan pergumulan dan perjuangan GKI yang perwujudannya di bidang Teologi, Daya dan Dana harus didaratkan oleh seluruh fungsionaris Gereja
di tingkat Sinode, Klasis kepada seluruh warga gereja/ jemaat- jemaat GKI Di Tanah Papua. Berdasarkan Epesus 4:11-16 dan I Petrus 2:9.
Maka Yesus kepala gereja menugaskan pejabat khusus dan pejabat sekalian orang percaya/imamat am untuk memperlengkapi orang-orang Kudus bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh
Kristus- mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Sehingga kita tidak di ombang
ambingkan oleh pengajaran sesat, tetapi berpegang teguh pada kebenaran dan bertumbuh kea rah Kristus yang adalah kepala.

1.

II.

MASALAH-MASLAH YANG DI HADAPI PEMBINAAN JEMAAT

A .Masalah internal

1.

Belum tersedianya tenaga-tenaga Pembina yang berkwalitas

2.

Kurangnya pengkaderan tenaga Pembina

3.

Masih lemahnya monitoring terhadap tenaga pembina yang sudah terlatih

4.

Kurang pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus tenaga pembina

5.

Belum meratanya Penditribusian materi- materi pembinaan

6.

Tingkat sosial ekonomi warga jemaat yang berbeda

7.

Belum adanya sinkronisasi dan harmonisasi dalam perencanaan program pembinaan jemaat

8.

Luasnya wilayah pelayanan yang mengakibatkan kegiatan pembinaan tidak dapat dilaksanakan secara baik.

9.

Terbatasnya sarana transportasi

10.

Belum adanya kebijakan anggaran yang berpihak kepada pembinaan jemaat disemua aras

11.

Lemahnya persekutuan di antara Para Pelayan

12.

Mentalitas Pelayan yang tidak bersedia untuk di tempatkan di jemaat dengan kondisi-kondisi tertentu

13.

Belum adanya renstra pembinaan jemaat

B. Masalah eksternal ( Ancaman)


1. Kehadiran denominasi gereja-gereja lain

1.

Islamisasi.

3. Program pemerintah ( contoh Dana respek)


4. Adat istiadat
5. Kemajuan teknologi dan komunikasi (Globalisasi)
6. Kehadiran masyarakat yang majemuk

1.

C. KEKUATAN

1. Landasan teologi (Alkitab, Naynyian Rohani dan kidung Jemaat)


2. Struktur kelembagaan
3. jumlah Pelayan dan anggota jemaat yang banyak
4. Banyaknya warga jemaat yang menjadi pejabat pemerintah dan kelompok professional lainnya

1.

Jaringan kemitraan (antara Gereja, Adat, LSM dan Pemerintah)

6. Landasan institusional (Tata Gereja Peraturan-peraturan)

1.

III. VISI DAN MISI DEPARTEMEN PEMBINAAN JEMAAT GKI DI TANAH PAPUA PERIODE PELAYANAN 2011-2016

Berdasarkan permasalahan-permaslahan diatas maka kami merumuskan vissi dan missi pembinaan jemaat untuk tahun pelayanan 2011-2016 sbb :

1.

B.
-

MISI :

VISI :

TERSEDIANYA TENAGA PEMBINA YANG BERKWALITAS DEMI TERWUJUDNYA

JEMAAT- JEMAAT GKI YANG DEWASA , MANDIRI DAN MISSIONER

MEMPERSIAPKAN TENAGA PEMBINA BERKWALITAS.

MEWUJUDKAN JEMAAT-JEMAAT DEWASA MANDIRI DAN MISSIONER

Di harapkan vissi dan missi ini akan memberi arah untuk seuruh program dan kegiatan pembinaan jemaat dalam kurun waktu lima tahun kedepan ( 2011-2016) di semua aras sinode, klasis dan jemaatjemaat. Dengan demikian diharapakan setelah lima tahun ke depan kita akan memilki tenaga-tenaga Pembina yang berkwalitas yang dapat membina jemaat-jemaat menjadi dewasa, mandiri dan
mssioner.

1.

B.

2.

Mengaktifkan Pendidikan Teologi Ekstensi

3.

( P T E)

4.

Program SAM tetap di lanjutkan

5.

Penyelesaian status hukum tanah PUSPENKA

6.

Mengalih fungsi PUSPENKA menjadi pusat bisnis ( Hotel, dan pusat perbelanjaan dan pusat permainan anak-anak)

7.

Pengadaan lahan untuk membangun pusat pembinaan GKI Di Tanah Papua

8.

Pembinaan tenga Pembina tingkat Sinode, klasis dan jemaat

9.

Penjemaatan KSP ( Kelompok sel Pemidan

10.

POKOK PROGRAM PEMBINAAN WARGA JEMAAT 2011 2016

Pembinaan pejabat gerejawi meliputi

1.

Pembinaan pelayan-pelayan Firman

2.

Pembinaan Penatua dan syamas

3.

Pembinaan Pejabat struktural

1.

Badan pekerja Am Sinode

2.

Pimpinan, lembaga, Yayasan komisi, Biro Tingkat Sinode

3.

Badan pekerja Klasis

1.

4.

Komisi pembinaan jemaat tingkat klasis

5.

Majelis Jemaat

6.

Badan pelayan unsur-unsur jemaat

7.

Pembinaan golongan profesi dan sektor masyarakat meliputi :

1.

Tokoh-tokoh masyarakat Kristen di berbagai bidang

2.

Para Medis Kristen

3.

Para Guru Kristen

4.

Para Tani dan Nelayan

5.

Kaum Buruh

6.

Pengusaha

7.

Tokoh Adat Dan Tokoh Masyarakat dan sebagainya

8.

Pembinaan unsur-unsur Jemat.

9.

Pembinaan Keluarga Kristen

10.

Pembinaan Berdasarkan Tema yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan

11.

Pendidikan Teologi Ekstensi bagi Warga gereja (PTE)

Pemberdayaan Para Pelayan

1.

Pendidikan Pastoral Klinis Pendeta ( Clinical Pastoral Education) PE

2.

Konvent Para Pelayan

3.

Pembekalan Vikaris

4.

TOT pendamping korban kekerasan

B. KOMISI PERSEKUATUA ANAK DAN REMAJA

Dari hasil pembahasan Komisi PAR akan disampaikan dalam rapat Pleno dalam konsolidasi dan evaluasi unsur-unsur jemaat GKI SeTanah Papua dalam dua bagian sebagai berikut:

1.

EVALUASI PROGRAM PAR 2006-2011

2.

USUL PROGRAM PAR 2011-2016

3.

LAPORAN KERJA TIM KURIKULUM SEKOLAH MINGGU GKI DI TANAH PAPUA

1. EVALUASI PROGRAM PAR TAHUN 2006 2011

NO

NAMA PROGRAM

TEREALISIR WAKTU/TEMPAT

1 Pelatihan Tenaga Pembina


2
Seminar dan lokakarya penyusunan pedoman mengajar/ kurikulum SM GKI di Tanah Papua
Di laksanakan
Di laksanakan
Biak Selatan/1-6 Oktober 2007

KETERANGAN

Sentani, 8-10 april 2010

Perlu ada tindak lanjut oleh BPK di Klasis2 agar kesinambungannya pekerjaan PJ dapat berlangsung di seluruh aras gereja

Telah di susun 728 pelajaran Sekolah minggu yang di bagi kedalam pelajaran tahun I-II-III untuk kelas TK,AK,TG,Remaja dan Alkitab
Sedang di lanjutkan dengan penulisan pedoman mengajar yang kntekstual bagi GKI Di Tanah Papua.
2. MASALAH-MASALAH UMUM YANG DI HADAPI PAR TAHUN 2006-2011

1.

Kekurangan tenaga pengasuh

2.

kualitas pengasuh yang belum merata

3.

mutu pengajar pengasuh yang rendah

4.

Penggunaan kurikulum SM dalam mengajar yang tidak seragam

5.

banyak jemaat di klasis-klasis yang tidak melaksanakan kursus pengasuh dengan terencana dan berkesinambungan

6.

perhatian orang dewasa terhadap pelayanan anak dan remaja sangat kurang

7.

perhatian orang tua terhadap pembinaan anak dan remaja di SM juga rata-rata sangat kurang

8.

para pendeta jemaat kurang perhatian pada pendampingan terhadap pengasuh dalam hal persaipan mengajar ataupun pastoral pengasuh

9.

meningkat dengan pesatnya

10.

masih banyak anak yang berada di luar sekolah atau belum terjangkau oleh pelayanan gereja

11.

pengaruh ajaran-ajaran pertobatan dan persekuan-persekutuan doa terhadap eksistensi hidup anak dan remaja

12.

pengaruh adat yang kuat terhadap perkembangan iman anaj dan remaja serta teladan hidup pengasuh

13.

terjadinya kekerasan terhadap anak

14.

eksploitasi hak-hak anak sebagai pekerja dlam usia dini seperti di pasar, pelabuhan-pelabuhan, di terminal dsb

15.

Tidak ada gedung bagi pelayanan SM hanya ada di beberapa jemaat saja dan tidak lebih dari 20 jemaat

16.

kurang adanya topangan dana bagi pelayanan PAR

3. USUL PROGRAM PAR 2011-2016

NO
1

NAMA PROGRAM
Penjemaan Kurikulum SM
GKI di Tanah Papua

2
3.
4
5
6

7
Kursus penggunaan kurikulum SM GKI DI Tanah Papua

TUJUAN

WAKTU

TEMPAT

Evaluasi kurikulum tahap I


Kursus kepemimpinan
Kamping raya remaja GKI Di Tanah Papua
Evaluasi kurikulum tahap II
Pertemuan pengasuh SM GKI di Tanah Papua-adanya keseragaman menagajar dengan tujuanmengajar yang sesuai dengan visi dan misi GKI DI TP
Adanya pemahaman yang baik tentang kurikulum dan penggunaannya
-ada masukan awal terhadap pengguanaan kurikulum
-Ada tersedia pemimpin-pemimpin yang berjiwa kristiani dan rela melayani
-Ada persekutuan di tengah-tengah konteks pluralitas dan perpecahan
- ada solidaritas dan persahabatan
Ada evaluasi dan tangapan terhadap penggunaan kurikulum danm perkembangannya sesuai konteks dan waktu
Ada evaluasi
Ada permasalahan baru
- Ada penyusunan program
Ada perkembangan SM
C. KOMISI PERSEKUTUAN ANAK MUDA (PAM)
1. EVALUASI PROGRAM PAM Tahun 2006 2011

NO
1.

URAIAN

PELAKSANAAN

Program PAM tingkatSudah dilaksanakan tetapi


Sinode
masih ada Klasis-Klasis
yang tidak Mengikuti
Kegiatan-kegiatan PAM
tingkat Sinode.

KENDALA

Kurangnya Informasi dan


Komunikasi dari DPJ atau Kabid
PAM kepada Klasis, KPJ maupun
Koordinator PAM dan
Keterlambatan dalam memberikan
surat atau undang dan Petunjuk
teknis kegiatan.
Program PAM tingkatAda Klasis yang
Dukungan biaya dan Letak
Klasis
melaksanakan dan ada juga Geografi Wilayah yang sulit di
yang belum melaksanakan jangkau sampai ke tingkat jemaat
Kegiatan PAM tingkat
dan Kurangnya sosialisasi
Jemaat.
Pedoman Pelayanan PAM kepada
Anggota PAM di Jemaat-Jemaat.

2.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

2.

EVALUASI DAN USULAN PERUBAHAN PEDOMAN PAM

PEDOMAN PELAYANAN
PERSEKUTUAN ANGGOTA MUDA
GEREJA KRISTEN INJILI DI TANAH PAPUA (PAM GKI)

BAB I
PENGERTIAN, DASAR, VISI, MISI, DAN TUJUAN
Pasal 1
PENGERTIAN

1.

Persekutuan Anggota Muda Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (PAM GKI) adalah : Organisasi yang berbentuk wadah pelayanan dan pembinaan bagi kaum muda gereja/jemaat dan tidak
mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART).

2.

PAM GKI adalah bagian integral (yang tak dapat dipisahkan) dari Gereja, yang dipanggil dan diutus untuk turut berperan serta mengembangkan misi Kerajaan Allah.

Pasal 2
DASAR
Dasar Pelayanan PAM GKI adalah :

1.

Alkitab yang adalah Firman Tuhan.

2.

Tata Gereja Gereja Kristen Injili di Tanah Papua.

3.

Keputusan-keputusan Sidang Gerejawi.

4.

Pedoman Pelayanan PAM GKI di Tanah Papua.

Pasal 3
VISI
PAM GKI mempunyai Visi Kerajaan Allah dalam hidup Bersekutu, Bersaksi dan Melayani.
Pasal 4
MISI
Misi PAM GKI adalah Menjadi teladan bagi semua orang (I Timotius 4 : 12).
Pasal 5
TUJUAN
Tujuan pembinaan PAM GKI :
1.

Pelayanan dan Pemberitaan Firman Tuhan dapat diarahkan secara khusus sehingga mudah diterima, disamping itu supaya anggota PAM GKI mudah digiatkan.

2. Mempersiapkan Anggota PAM GKI yang bertanggungjawab agar dapat menjadi teladan bagi semua orang.

BAB II
TEMPAT DAN KEDUDUKAN,
ALAT KELENGKAPAN DAN ATRIBUT
Pasal 6
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
PAM GKI berkedudukan di setiap jemaat dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua.
Pasal 7
ALAT KELENGKAPAN

1.

Badan Pelayan PAM GKI bertanggungjawab kepada Majelis Jemaat.

2.

Koordinator PAM GKI bertanggungjawab kepada Badan Pekerja Klasis.

3.

Kepala Bidang PAM GKI bertanggungjawab kepada Badan Pekerja Am Sinode GKI di Tanah Papua.

Pasal 8
ATRIBUT
1.

Lihat Lampiran 1

2. Mars

Lambang (Logo)

PAM GKI cipt. : Frangky Korwa Lampiran 2).

3. Cap

PAM GKI di Tanah Papua (diganti menjadi BP. PAM JEMAAT.)

4. Seragam

5. Motto

Warna Biru Dasar GKI


I Timotius 4 : 12

6. Kepala Surat

Lihat Lampiran 4, 5.

7. Hari Doa Syukur

18 Desember (di pertegas Tulis Sejarah Berdirinya PAM)

8. Buku Bina Pemuda

Materi Pendidikan Kader (Lihat Lampiran 6).

9. Struktur Organisasi

Lihat Lampiran 7

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 9

1.

Pemuda-pemudi GKI yang sudah dibaptis berusia 17 sampai dengan 35 tahun berstatus bujang.

2.

Pemuda-pemudi dari Gereja Kristen lain yang hidup dalam persekutuan dan menerima pelayanan dari GKI di Tanah Papua.

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN
INVENTARIS / HARTA MILIK
Pasal 10
STRUKTUR ORGANISASI
1. Struktur Badan Pelayan PAM GKI, terdiri dari :

1.

Ketua

2.

Wakil Ketua

3.

Sekretaris

4.

Wakil Sekretaris

5.

Bendahara

Dilengkapi dengan seksi-seksi, yang terdiri dari :


a. Seksi Kerohanian
b. Seksi Diakonia

1.

Seksi Pendidikan

d. Seksi Rekreasi, Olahraga dan Kesenian.


2. Jumlah keanggotaan tiap seksi disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing PAM GKI dan setiap seksi dipimpin oleh seorang Koordinator Seksi.
Pasal 11
URAIAN TUGAS BADAN PELAYAN PAM GKI
1. Ketua

1.

Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan seluruh program pelayanan PAM GKI di tingkat Jemaat.

2.

Melakukan koordinasi dengan Majelis dan Unsur-unsur Jemaat.

3.

Memimpin rapat-rapat PAM GKI.

4.

Bersama-sama Sekretaris menandatangani surat-surat keluar.

5.

Mengetahui dan menyetujui pengeluaran keuangan PAM GKI.

6.

Mengganti Bendahara apabila yang bersangkutan berhalangan tidak tetap.

7.

Mewakili PAM GKI menghadiri undangan resmi.

8.

Dalam hal-hal tertentu, Ketua dapat mengambil kebijakan kemudian dilaporkan kepada Rapat Badan Pelayan PAM GKI.

9.

Menyiapkan konsep pemikiran tentang program PAM GKI.

10.

Bersama Badan Pelayan menyiapkan rancangan Program Kerja PAM GKI.

11.

Apabila berhalangan tidak tetap, memberikan mandat kepada Wakil Ketua.

2. Wakil Ketua

1.

Mewakili Ketua apabila Ketua berhalangan tidak tetap.

2.

Mendampingi Ketua dalam memimpin setiap Rapat.

3.

Melaksanakan tugas teknis yang diberikan Ketua.

4.

Mengkoordinir Seksi Kerohanian, Seksi diakonia dan Seksi Pendidikan.

3. Sekretaris

1.

Bersama Ketua Bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan program pelayananan PAM GKI.

2.

Bertanggung-jawab terhadap Administrasi PAM GKI.

3.

Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Ketua.

4.

Bersama Ketua memimpin Rapat-rapat.

5.

Bertanggung-jawab terhadap rapat dan pertemuan yang dilaksanakan oleh Badan Pelayan PAM GKI.

6.

Bila berhalangan tidak tetap, memberikan mandat kepada Wakil Sekretaris yang diketahui oleh Ketua.

4. Wakil Sekretaris

1.

Membantu Sekretaris melaksanakan tugas dan administrasi PAM GKI.

2.

Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Sekretaris.

3.

Mendampingi Ketua memimpin Rapat PAM GKI.

4.

Membuat notulen rapat.

5.

Melakukan pendataan seluruh anggota PAM GKI.

6.

Mengkoordinir Seksi Rekreasi, Olah Raga dan Kesenian.

5. Bendahara

1.

Bertanggungjawab atas pengelolaan Keuangan dan inventaris/harta milik PAM GKI.

2.

Membukukan, menyimpan dan mengeluarkan dana PAM GKI atas persetujuan Ketua;

3.

Mengkoordinir upaya pendanaan guna membiayai program kerja PAM GKI;

4.

Bersama Ketua bertanggungjawab atas keuangan PAM GKI kepada Rapat Anggota dan Sidang Jemaat;

5.

Bersama Ketua bertanggung-jawab memberikan laporan keuangan PAM GKI kepada Rapat Anggota, Majelis Jemaat dan Sidang Jemaat setiap 3 bulan sekali.

6.

Menyetor derma 100% ke Bendahara Jemaat.

7.

Apabila berhalangan tidak tetap, menyerahkan mandat kepada Ketua.

6. Seksi Kerohanian

1.

Bersama Wakil Ketua mengkoordinir seluruh program Seksi Kerohanian sesuai keputusan Sidang Jemaat.

2.

Menyusun jadwal ibadah, menghubungi pelayan dan mempersiapkan tempat ibadah.

3.

Bersama Seksi Pendidikan mempersiapkan materi-materi pembinaan rohani.

4.

Bersama Seksi Diakonia melakukan kunjungan kepada orang sakit, berduka dan lain-lain.

5.

Bersama Seksi Rekreasi, Olahraga dan Kesenian mempersiapkan kegiatan rekreasi.

6.

Mempersiapkan laporan kepada Badan Pelayan PAM GKI yang akan diteruskan kepada Majelis Jemaat.

7.

Dalam melaksanakan tugas selalu melaksanakan koordinasi dengan Wakil Ketua.

8.

Bersama Wakil Ketua membuat dan mengevaluasi program untuk dilaporkan dalam Rapat Badan Pelayan PAM GKI.

7. Seksi Diakonia

1.

Bersama Wakil Ketua mengkoordinir seluruh program Seksi Diakonia sesuai keuputusan Sidang Jemaat.

2.

Mengkoordinir kunjungan kepada anggota yang sakit, berduka, dan lain-lain.

3.

Bersama Seksi Kerohanian mengkoordinir kegiatan diakonia ke Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Sakit, Panti Asuhan, Panti jompo dan lainnya.

4.

Mempersiapkan laporan kepada Badan Pelayan PAM GKI yang akan diteruskan kepada Majelis Jemaat.

5.

Dalam melaksanakan tugas selalu melakukan koordinasi dengan Wakil Ketua.

6.

Bersama Wakil Ketua membuat dan mengevaluasi program untuk dilaporkan dalam Rapat Badan Pelayan PAM GKI.

8. Seksi Pendidikan

1.

Bersama Wakil Ketua menyusun rancangan program kerja seksi untuk dibahas dalam Rapat Anggota dan ditetapkan dalam Sidang Jemaat;

2.

Bersama Seksi Kerohanian mempersiapkan kegiatan pembinaan sesuai program yang ditetapkan.

3.

Bersama Wakil Ketua mempersiapkan kegiatan jenjang pendidikan kader PAM.

4.

Mempersiapkan laporan kepada Badan Pelayan PAM GKI yang akan diteruskan kepada Majelis Jemaat.

5.

Dalam melaksanakan tugas selalu melakukan koordinasi dengan Wakil Ketua.

6.

Bersama Wakil Ketua membuat dan mengevaluasi program untuk dilaporkan dalam Rapat Badan Pelayan PAM GKI.

10. Seksi Rekreasi, Olahraga dan Kesenian

1.

Bersama Wakil Sekretaris mengkoordinir seluruh kegiatan rekreasi, olah raga dan kesenian sesuai keputusan Sidang Jemaat.

2.

Mempersiapkan kegiatan rekreasi sesuai dengan program.

3.

Mempersiapkan kegiatan olahraga apabila ada program yang berhubungan dengan olahraga di Jemaat.

4.

Mempersiapkan/membentuk tim dalam setiap pertandingan.

5.

Mempersiapkan pelatih bagi tim yang dibentuk.

6.

Mempersiapkan tim olahraga apabila ada perkunjungan persahabatan.

7.

Mempersiapkan kegiatan kesenian apabila ada program yang berhubungan dengan kesenian di tingkat Jemaat.

8.

Mempersiapkan anggota PAM GKI untuk mengisi puji-pujian, paduan suara dan vocal group pada setiap ibadah.

9.

Mempersiapkan Pembina atau pelatih bagi kegiatan paduan suara dan vocal group.

10.

Mempersiapkan anggota PAM GKI untuk mengikuti setiap perlombaan sesuai undangan.

11.

Mempersiapkan laporan kepada Badan Pelayan PAM GKI yang akan diteruskan kepada Majelis Jemaat.

12.

Dalam melaksanakan tugas selalu melakukan koordinasi dengan Wakil Sekretaris.

13.

Bersama Wakil Sekretaris membuat dan mengevaluasi program untuk dilaporkan dalam Rapat Badan Pelayan PAM GKI.

Pasal 12
URAIAN TUGAS KOORDINATOR PAM GKI
1.

Mengkoordinir seluruh program PAM GKI di tingkat klasis.

2. Mengkoordinir pelaksanaan program PAM GKI dari aras sinode ke klasis dan dari klasis ke jemaat.
3. Melaporkan setiap kegiatan dan perkembangan program PAM GKI tingkat klasis kepada Badan Pekerja Klasis melalui Sekretaris Komisi Pembinaan Jemaat.
5. Menghadiri kegiatan di tingkat jemaat atas undangan resmi.
6. Menghadiri undangan kegiatan Gereja-Gereja tetangga.

Pasal 13

URAIAN TUGAS KEPALA BIDANG PAM GKI


1.

Mengkoordinir seluruh program PAM GKI di Tanah Papua.

2. Mengkoordinir pelaksanaan program PAM GKI dari aras sinode ke klasis.


3. Melaksanakan pertemuan Pemuda GKI di Tanah Papua 2 (tahun) sekali melalui klasis yang ditetapkan.
4. Melaporkan hasil pertemuan dan perkembangan program PAM GKI kepada Badan Pekerja Am Sinode.
5. Menghadiri dan memberikan arahan (pembinaan) pada kegiiatan PAM GKI di tingkat klasis.
6. Menghadiri undangan kegiatan Pemuda oikoumene dalam dan atau luar negeri.
7. Mengikuti dan menjadi peninjau dan atau peserta Sidang dan Rapat Kerja Sinode.

Pasal 14
INVENTARIS / HARTA MILIK
1. Badan Pelayan PAM GKI

1.

Yang dimaksud dengan inventaris atau harta milik ialah segala sesuatu yang berupa uang dan benda bergerak maupun benda tidak bergerak.

2.

Pengelolaan inventaris atau harta milik PAM GKI wajib menggunakan pembukuan sistem MAK (Manual Administrasi Keuangan) dan MAB (Manual Administrasi Barang).

3.

Bendahara Badan Pelayan PAM GKI wajib membuat laporan keadaan inventaris/harta milik/keuangan PAM GKI kepada Majelis Jemaat.

4.

Administrasi mengenai inventaris/harta milik/keuangan gereja di PAM GKI wajib diperiksa oleh Majelis Jemaat dan atau BPPG Tingkat Jemaat.

5.

Pemeriksaan tersebut dilakukan secara berkala dan sesuai kebutuhan.

6.

Dalam keadaan tertentu, Majelis Jemaat berhak mengundang BPPG tingkat klasis untuk memeriksa administrasi inventaris/harta milik/keuangan gereja di PAM GKI.

7.

Pemeriksaan yang dimaksud diluar ketentuan ayat (1) butir (d).

8.

Badan Pelayan PAM GKI wajib menyetor derma ibadah PAM GKI 100% paling lambat 1 (satu) hari setelah pelaksanaan ibadah.

2. Koordinator PAM

1.

Yang dimaksud dengan inventaris/harta milik/keuangan ialah segala sesuatu yang berupa uang dan benda bergerak maupun benda tidak bergerak;

2.

Koordinator wajib membuat laporan keadaan inventaris/harta milikkeuangan gereja di Koordinator kepada Badan Pekerja Klasis melalui Sekretaris Komisi Pembinaan Jemaat;

3.

Administrasi mengenai inventaris/harta milik/keuangan gereja di Koordinator wajib diperiksa oleh BPPG Tingkat Klasis;

4.

Pemeriksaan tersebut dilakukan secara berkala dan sesuai kebutuhan;

5.

Koordinator wajib menyetor derma ibadah PAM GKI dan pendapatan lainnya sesuai keputusan kepada Badan Pekerja Klasis dan atau Badan Pekerja Am Sinode melalui Sekretaris Komisi
Pembinaan Jemaat paling lambat 1 (satu) hari setelah pelaksanaan ibadah dan atau terkumpulnya hasil dari kegiatan upaya dana yang dilakukan.

3. Kepala Bidang PAM

1.

Yang dimaksud dengan inventaris/harta milik/keuangan ialah segala sesuatu yang berupa uang dan benda bergerak maupun benda tidak bergerak.

2.

Kepala Bidang wajib membuat laporan keadaan inventaris/harta milik/keuangan gereja di Kepala Bidang kepada Badan Pekerja Am Sinode melalui Sekretaris Departemen Pembinaan
Jemaat.

3.

Administrasi mengenai inventaris/harta milik/keuangan gereja di Kepala Bidang wajib diperiksa oleh BPPG Tingkat Sinode.

4.

Pemeriksaan tersebut dilakukan secara berkala dan sesuai kebutuhan.

5.

Kepala Bidang wajib menyetor derma ibadah PAM GKI dan pendapatan lainnya sesuai keputusan kepada Badan Pekerja Am Sinode melalui Sekretaris Departemen Pembinaan Jemaat
paling lambat 1 (satu) hari setelah pelaksanaan ibadah dan atau terkumpulnya hasil dari kegiatan upaya dana yang dilakukan.

BAB V
MASA BAKTI DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 15
MASA BAKTI

1.

Masa Bakti Badan Pelayan PAM GKI adalah 5 (lima) tahun.

2.

Masa Bakti Koordinator PAM GKI disesuaikan dengan masa kerja Badan Pekerja Klasis (5 tahun pelayanan).

3.

Masa Bakti Kepala Bidang PAM GKI disesuakan dengan masa kerja Badan Pekerja Am Sinode (5 tahun pelayanan).

Pasal 16
PERTANGGUNGJAWABAN

1.

Badan Pelayan PAM GKI menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Majelis Jemaat dalam Sidang Jemaat.

2.

Pertanggungjawaban oleh Koordinator PAM GKI disampaikan kepada Badan Pekerja Klasis melalui Sekretaris Komisi Pembinaan Jemaat.

3.

Pertanggungjawaban oleh Kepala Bidang PAM GKI disampaikan kepada Badan Pekerja Am Sinode melalui Sekretaris Departemen Pembinaan Jemaat.

BAB VI
KRITERIA
Pasal 17
BADAN PELAYAN PAM GKI

1.

Menyerahkan diri kepada pimpinan Roh Kudus;

2.

Bersedia dan mau melayani sebagai seorang hamba (1Timotius 3:6).

3.

Menjadi teladan bagi semua orang.

4.

Sudah menjadi anggota sidi jemaat.

5.

Sadar akan panggilan sebagai seorang pemimpin.

6.

Bersikap rela berkorban bagi pelayanan.

7.

Bersedia untuk belajar dan bekerjasama dengan orang lain.

8.

Bersedia dikritik dan menerima saran.

9.

Menghargai kelebihan orang lain.

10.

Untuk jabatan Koordinator dan anggota seksi telah mengikuti Masa Perkenalan Organisasi (MPO).

11.

Untuk jabatan Ketua sampai Bendahara telah mengikuti Masa Perkenalan Organisasi (MPO) dan Latihan Dasar Kepemimpinan Pemuda Gereja (LDKPG).

Pasal 18
KOORDINATOR PAM GKI

1.

Pernah menjadi salah satu unsur pimpinan Badan Pelayan PAM GKI.

2.

Mampu menyelesaikan persoalan PAM GKI di tingkat klasis.

3.

Taat terhadap pelayanan ke aras sinode dan ke aras klasis.

4.

Berwawasan luas dalam pengembangan program di tingkat klasis dan jemaat.

5.

Memahami dengan baik pelayanan PAM GKI di Tanah Papua.

6.

Memahami dengan baik Pedoman Pelayanan PAM GKI dan Buku Bina PAM GKI.

7.

Tidak merangkap jabatan salah satu unsur pimpinan pada organisasi lain.

Pasal 19
KEPALA BIDANG PAM GKI

1.

Pendeta dan atau Anggota PAM GKI.

2.

Mermahami dengan baik pelayanan PAM GKI.

3.

Taat kepada Badan Pekerja Am Sinode.

4.

Bertanggungjawab atas permasalahan dan program PAM GKI di Tanah Papua.

5.

Berpengalaman dalam kepemimpinan PAM GKI di jemaat dan klasis.

6.

Mampu berbahasa Inggris.

BAB VII
TATA CARA PEMILIHAN DAN
PERGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 20
TATA CARA PEMILIHAN BADAN PELAYAN PAM GKI

1.

Badan Pelayan PAM GKI dipilih dalam suatu Rapat Anggota.

2.

Rapat Anggota di pimpin oleh Pimpinan Sidang Sementara dan Pimpinan Sidang Defnitif.

3.

Pimpinan Sidang Sementara terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, dan Bendahara Badan Pelayan PAM GKI.

4.

Pimpinan Sidang definitf berjumlah 5 (lima) orang, yaitu : 2 (orang) dari Badan Pelayan dan 3 (tiga) orang dari peserta.

5.

Setelah laporan pertanggungjawaban diterima barulah Badan Pelayan dinyatakan demisioner.

6.

Setiap anggota PAM yang dicalonkan untuk menduduki salah satu Struktur Badan Pelayan harus menyatakan kesediaan secara langsung dalam Rapat Anggota;

7.

Bagi Ketua, Sekretaris dan Bendahara terpilih tidak diperkenankan rangkap jabatan pada unsur pimpinan organisasi lain.

8.

Rapat Anggota dihadiri oleh Badan Pelayan PAM GKI, Anggota PAM GKI, 1 orang utusan dari Majelis Jemaat dan Koordinator PAM GKI.

Pasal 21
TATA CARA PEMILIHAN KOORDINATOR PAM GKI

1.

Koordinator PAM GKI ditetapkan oleh Badan Pekerja Klasis sesuai hasil keputusan Rapat Konsultasi PAM GKI.

2.

Sekretaris Komisi Pembinaan Jemaat mengundang Ketua atau yang mewakili Badan Pelayan untuk melaksanakan Rapat konsultasi guna memilih calon Koordinator.

3.

Setiap Badan Pelayan berhak mengusulkan 1 nama bakal calon.

4.

Pemilihan bakal calon Koordinator dilakukan secara langsung dalam rapat konsultasi dengan sistim 1 Badan Pelayan 1 suara.

5.

Bagi bakal calon yang mendapat suara terbanyak urutan pertama ditetapkan sebagai calon koordinator.

6.

Nama calon Koordinator selanjutnya diserahkan oleh Sekretaris KPJ kepada Badan Pekerja Klasis untuk ditetapkan sebagai Koordinator.

7.

Rapat konsultasi ini dipimpin oleh Sekretaris KPJ.

Pasal 22
TATA CARA PEMILIHAN KEPALA BIDANG PAM GKI

1.

Kepala Bidang PAM GKI ditetapkan oleh Badan Pekerja Am Sinode sesuai hasil keputusan Rapat Konsultasi PAM GKI.

2.

Sekretaris Departemen Pembinaan Jemaat mengundang Sekretaris KPJ dan Koordinator PAM GKI untuk melaksanakan Rapat konsultasi guna memilih calon Kepala Bidang PAM GKI.

3.

Setiap Klasis berhak mengusulkan 1 nama bakal calon.

4.

Pemilihan bakal calon kepala bidang PAM dilakukan secara langsung dalam rapat konsultasi dengan sistim 1 klasis 1 suara.

5.

Bagi bakal calon kepala bidang PAM yang mendapat suara terbanyak urutan pertama ditetapkan sebagai calon Kepala Bidang PAM GKI.

6.

Nama calon Kepala Bidang PAM GKI selanjutnya diserahkan oleh Sekretaris DPJ kepada Badan Pekerja Am Sinode untuk ditetapkan sebagai Kepala Bidang PAM GKI.

7.

Rapat konsultasi ini dipimpin oleh Sekretaris DPJ.

Pasal 23
PERGANTIAN ANTAR WAKTU BADAN PELAYAN PAM GKI
Pergantian antar waktu Badan Pelayan dapat dilaksanakan apabila Pejabat yang bersangkutan :

1.

Telah menikah.

2.

Berhalangan tetap.

3.

Berpindah tempat tinggal ke wilayah pelayanan jemaat GKI yang lain.

4.

Meninggal dunia.

5.

Proses tersebut dilaksanakan untuk jabatan Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

6.

Tidak setia dan tidak bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya

Pasal 24
PERGANTIAN ANTAR WAKTU KOORDINATOR PAM GKI
Dilaksanakan apabila Pejabat yang bersangkutan :

1.

Telah menikah.

2.

Berhalangan tetap.

3.

Berpindah tempat tinggal ke wilayah pelayanan klasis GKI yang lain.

4.

Meninggal dunia.

5.

Tidak setia dan tidak bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya

Pasal 25
PERGANTIAN ANTAR WAKTU KEPALA BIDANG PAM GKI

Dilaksanakan apabila Pejabat yang bersangkutan :

1.

Berhalangan tetap (melanjutkan studi).

2.

Berpindah tempat tinggal keluar kota Jayapura (Port Numbay).

3.

Meninggal dunia.

4.

Tidak setia dan tidak bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya

BAB VIII
RAPAT-RAPAT
Pasal 26
JENIS RAPAT
Rapat-rapat PAM GKI, terdiri dari :

1.

Rapat Anggota.

2.

Rapat Istimewa.

3.

Rapat Kerja.

4.

Rapat Badan Pelayan.

5.

5.

Rapat Konsultasi

Pasal 27
RAPAT ANGGOTA

1.

Rapat Anggota merupakan Badan Tertinggi dalam PAM GKI.

2.

Rapat Anggota Mempunyai tugas dan wewenang :

1.

Meminta pertanggungjawaban Badan Pelayan PAM GKI.

2.

Menilai dan mengevaluasi pelaksanaan program.

3.

Menetapkan garis-garis besar program.

4.

Memilih dan menetapkan Badan Pelayan PAM GKI.

5.

3.

6.

Rapat Anggota dihadiri oleh Anggota PAM.

Rapat Anggota dilakukan 1 kali dalam 5 tahun.

Pasal 28
RAPAT ISTIMEWA

1.

Rapat Istimewa bertugas memilih Pejabat Penganti Badan Pelayan PAM GKI antar waktu.

2.

Rapat Istimewa dipimpin oleh Badan Pelayan PAM GKI.

3.

Rapat Istimewa dilaksanakan apabila terjadi hal-hal prinsip dalam tubuh Badan Pelayan PAM GKI.

4.

Rapat Istimewa dihadiri oleh Badan Pelayan PAM GKI untuk membahas hal-hal khusus.

Pasal 29
RAPAT KERJA

1.

Rapat Kerja merupakan rapat yang dilaksanakan dalam rangka menyusun dan mengevaluasi program Kerja PAM GKI.

2.

Rapat Kerja dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali.

3.

Rapat Kerja dipimpin oleh Badan Pelayan PAM GKI.

4.

Rapat Kerja dihadiri oleh Badan Pelayan PAM GKI dan Koordinator Seksi

Pasal 30
RAPAT BADAN PELAYAN

1.

Mengevaluasi program kerja selama 1 bulan.

2.

Rapat Badan Pelayan dipimpin oleh Badan Pelayan PAM GKI.

Pasal 31
RAPAT KONSULTASI

1.

Rapat konsultasi di tingkat Klasis dilaksanakan sekali dalam 5 tahun yang bertugas memilih Koordinator PAM di tingkat Klasis;

2.

Rapat konsultasi di tingkat Sinode dilaksanakan sekali dalam 5 tahun yang bertugas memilih Kepala Bidang PAM di tingkat Sinode

3.

Rapat Konsultasi di tingkat Klasis dipimpin oleh Sekretaris KPJ dan di tingkat Sinode di pimpin oleh Sekretaris DPJ

Pasal 32
Mekanisme rapat disesuaikan dengan kondisi, tujuan, dan jenis rapat dalam PAM GKI di Tanah Papua, baik di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode.
BAB IX
IBADAH DAN PENDIDIKAN KADER
Pasal 33
IBADAH-IBADAH

1.

Ibadah Hari Minggu.

2.

Ibadah Hari Raya Gerejawi.

3.

Ibadah rutin PAM GKI di tingkat Jemaat, Rayon dan Klasis.

4.

4.

Ibadah HUT PAM di tingkat Jemaat

5.

5.

Ibadah Hari Doa Syukur (HDS) PAM, 18 Desember

Pasal 34
PENDIDIKAN KADER

1.

Pendidikan Kader di bagi dalam 3 (tiga) jenjang, yaitu :

1.

Masa Perkenalan Organisasi (MPO).

2.

Latihan Dasar Kepemimpinan Pemuda Gereja (LDKPG), dan

3.

c.

Latihan Kepemimpinan Pemuda Kristen (LKPK).

2.

Masa Perkenalan Organisasi (MPO) dilaksanakan di tingkat jemaat untuk anggota baru dan atau anggota yang belum pernah mengikuti MPO;

3.

Latihan Dasar Kepemimpinan Pemuda Gereja (LDKPG) dilaksanakan di tingkat jemaat dan dapat melibatkan peserta dari jemaat lain yang telah mengikuti MPO;

4.

4. Latihan Kepemimpinan Pemuda Kristen (LKPK) dilaksanakan di tingkat klasis;

5.

Materi MPO, LDKPG dan LKPK di buat baku dan diterbitkan dalam Buku Bina Pemuda secara berseri oleh Departemen Pembinaan Jemaat;

6.

Setiap kegiatan pelatihan dilakukan penilaian dan evaluasi kelulusan peserta;

7.

Penilaian dan Evaluasi Kelulusan Peserta dilakukan oleh : TIM PENILAI PESERTA PELATIHAN.

8.

Tim Penilai Peserta Pelatihan, terdiri dari :

Sekretaris Komisi Pembinaan Jemaat;

Koordinator PAM;

Ketua dan Sekretaris Panitia Penyelenggara;

1 orang Majelis Jemaat Pembina; dan

Penyaji;

Setiap peserta latihan yang dinyatakan lulus diberikan sertifikat atau tanda kelulusan.

BAB X
PENUTUP
Pasal 35

1.

Seluruh Lampiran dan Penjelasan di dalam Pedoman Pelayanan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan;

2.

Pedoman Pelayanan ini mengikat semua Pejabat dan Anggota PAM GKI di Tanah Papua;

3.

Pedoman Pelayanan ini mulai berlaku sejak tanggal 3 Maret 2006 dalam Sidang Sinode XV di Klasis Baliem Yalimo Wamena.

D.KOMISI PERSEKUTUAN WANITA GKI

1.

Pembahasan Pedoman Kerja PWGKI

Pasal 4 (point b)
Kata wanita dewasa perlu ada penjelasan
* Karena ada wanita dewasa yang tidak atau belum menikah tidak terlibat dalam unsure PW ada
pemikiran bahwa anggota PW GKI adalah bagi wanita yang sudah kawin.

ada yang sudah kawin tapi belum nikah gereja.

* Atau sudah menikah tapi masih usia muda jadi masih masuk di PAM

Pasal 5
Alat kelengkapan PW GKI
* Lambang PW GKI akan dibicarakan lagi
* Seragam PW GKI ini penting
- akan dibahas secara khusus pada tanggal 4 5 Agustus 2010 di Jayapura
Juga alat kelengkapan lain dari PW GKI

Pasal 9 (point 2 & 5)


Perlu ada penjelasan lagi berkaitan dengan masa kerja 5 tahun.,karena ada ketua PW yang pindah karena tugas suami ke tempat /daerah lain (perlu ada pendelegasian tugas) atau pemilihan antar waktu
sesuai aturan yang ada.

Pasal 10 (point 3)
Perlu ada penjelasan di kata demisioner

1.

Liturgia (tidak ada masalah)

1.

Rancangan program 2011 2016 :

1). Bidang Theologia (Point 1-10 tetap dilaksanakan)


Tambahan Usulan :

1.

Point 4 : ibadah Hari Doa Syukur PW-GKI dilaksanakan terpisah dari HUT P3W-GKI, yaitu pada tanggal 26 Juli (Hasil keputusan Konsolidasi PW-GKI di Nabire, Oktober 2009)

2.

Ibadah Hari Doa Sedunia (HDS) pada setiap hari Jumat di minggu pertama Maret.

3.

Ibadah HUT Ibu-Ibu Sara tanggal 9 Juni

4.

Ibadah Hari Doa Alkitab tanggal 19 September

2). Bidang Daya


Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan :

1.

Penjematan pedoman pelayanan Unsur-unsur jemaat

2.

Pelatihan Team penduli HIV- AIDS .

3.

Lokakarya /Pelatihan dasar Kepemimpinan Kristen

4.

Lokakarya kepemimpinan Kristen Koordinator PW-GKI tingkat klasis se tanah Papua.

5.

Pelatihan Penyadaran Gender bagi Pendeta dan unsur PW dan PKB.

6.

Ceramah peningkatan kesehatan ibu dan anak

7.

Seminar mas kawindalam terang Injil

8.

Ceramah peningkatan dan pengembangan ekonomi jemaat.

9.

Pelatihan keterampilan

10.

Pengadaan Busana Kerja dan kebaya PW-GKI se Tanah Papua.

11.

Penyuluhan Virus bahaya MIRAS DAN NARKOBA.

Point 1-12 mengacu pada program program kerja 2005-2010 masih tetap dilaksanakan karena itu kebutuhan tetapi juga ada program belum terlaksana sehingga diangkat lagi untuk
dilaksanakan pada tahun 1011-2016

Ada Tambahan :

1.

Point 2: Pelatihan Team Peduli HIV dan AIDS dan Penyuluan HIV dan AIDS (bulan Juli)

2.

Point 12 Penyuluhan Bahaya NARKOBA dan MIRAS.

3.

Usul Point 13 : Pemberian makanan tambahan untuk Sekolah Minggu pada ibadah Minggu pagi.(Program kerja sama lintas unsur: PW, PKB,PAR)

*) Pengkaderan :
1. Point 2. Pertemuan PW-GKI dibuat setiap 2 tahun sekali.
- Pertemuan ini akan digumuli persoalan-persoalan yang dihadapi PW-GKI (Kotawi,Pinggiran dan Pedesaan).
- Muatan materi menjadi perhatian, misalya ada materi Pergumulan dan Doa,dll.

3). Bidang Dana (Ada Point 1-5):


Guna menopang program kerja PW-GKI maka sumber daya yang ditetapkan dalam 5 cara/ bentuk ini tetap dilaksanakan.
Setiap koordinator PW-GKI wajib melaksanakan keputusan yang sudah diputuskan secara bersama dalam pertemuan-pertemuan.

4). Bidang Umum :


Peran PW-GKI dalam pembaharuan budaya dalam cara padang Mas kawin sebagai penyataan nilai harkat dan martabat perempuan ditinjau dari terang Injil serta pencegahan dan penanggulangan
virus HIV /AIDS sebagai penyakit yang mematikan dan dapat mengakibatkan kepunahan bagi masyarakat di Papua, maka diperlukan penanganan yang serius dan bertanggung-jawab antara lain :

1.

Pembentukan Tim HIV-AIDS dan Narkoba (bulan Juni )

2.

Pembentukan Tim Peneliti Mas Kawin (bulan Juni)

REKOMENDASI-REKOMENDASI
1. KOMISI PAR

1.Perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan SM tahun 2006-2011 karena itu penting uintuk dilakukan pertemuan Pengasuh sekolah Minggu tingkat sinode yang rencananya akan di
laksanakan di Klasis GKI Biak selatan pada tanggal 8-11 september 2010. Dalam kegiatan tersebut peserta akan melaporkan :

Laporan klasis secara tertulis

Statistik anak dan guru sekolah minggu

Program 5 tahun

Evaluasi terhadap Pedoman sekolah minggu

Peserta peserta adalah : Koordinator seksi PAR dan 2 orang pengasuh


Setiap kursus yang diadakan baik itu kursus dasar, lanjutan dan kepemimpinan sertifikat perlu diberikan oleh Sinode GKI Di Tanah Papua
Di himbau kepada Sarjana Pendidikan Agama Kristen dan guru-guru YPK yang ada di tiap jemaat agar dapat melayani Sekolah Minggu
Gedung sekolah minggu:
harus di bangun di setiap jemaat

harus di sertai dengan penegasan dari Sinode dalam pembangunan Gedung Sekolah minggu tsb.
Pendeta jemaat harus mendampingi guru sekoah minggu dalam persiapan mengajar
Mencetak ulang buku nyanyian seruling mas dan suara gembira dengan model yang menarik
Peneguan pengasuh sekolah minggu, itilah guru atau pengasuh sekolah minggu, dan seragam sekolah minggu akan di bahas pada pertemuan sekolah minggu

2. KOMISI PAM

1.

Penjemaatan Pengunaan Cap PAM GKI di tingkat Jemaat dengan keseragaman tulisan pada cap adalah BP PAM Jemaat

2.

Memberikan tanggungjawab kepada Koordinator PAM Klasis Sentani untuk mendesain seragam PAM GKI sebagaimana tertera dalam pedoman pelayanan PAM. Desain seragam dalam
bentuk Jas dengan dasar biru yang memperlihatkan 3 unsur dasar, yaitu teologis, budaya dan kepemudaan. Batas waktu desain dan pembuatan contoh Jas PAM sampai dengan Oktober
2011;

3.

Penjemaat pengunaan Jas Seragam dana atau Kemeja Biru Polos dalam acara-acara resmi kepemudaan di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode;

4.

Majelis Jemaat diharapkan untuk memberikan perhatian serius dalam rangka pendampingan dan pembinaan terhadap anggota PAM GKI di tingkat Jemaat;

5.

Meningkatkan hubungan komunikasi yang efektif antara Kepala Bidang PAM, Koordinator PAM dan BP PAM Jemaat terkait dengan pelaksanaan program kerja PAM di aras Sinode, Klasis
dan Jemaat;

6.

Surat-surat pemberitahuan kegiatan PAM di tingkat Sinode yang dikirimkan kepada Klasis diharapkan agar sekretaris KPJ dan Koordinator PAM mendapatkan tembusan surat;

7.

Mengusulkan agar sekretaris Komisi Pembinaan Jemaat di tingkat Klasis tidak merangkap Jabatan struktural lainnya di tingkat jemaat agar dapat memberikan perhatian serius pada
seluruh pembinaan Jemaat di aras klasis dan jemaat;

8.

Sosialisasi pengunaan pedoman pelayanan PAM GKI secara menyeluruh di tingkat Klasis dan Jemaat baik kepada anggota PAM, Majelis Jemaat dan Badan Pekerja Klasis;

9.

Mempertegas pengunaan MAK dan MAB secara menyeluruh dalam adminitrasi keuangan PAM di tingkat Jemaat;

10.

Mengusulkan Periodesasi unsur-unsur Jemaat dari 5 ( lima ) tahun menjadi 3 (tiga) tahun dengan Pertimbangan pengkaderan Kepemimpinan Unsur-unsur Jemaat.

11.

Ibadah-ibadah dalam rangka memperingati hari berdirinya PAM GKI, antara lain:

1.

Di tingkat Jemaat dilakukan dalam bentuk Ibadah HUT PAM Jemaat

2.

Di tingkat Klasis dan Sinode dilakukan dalam bentuk Ibadah Hari Doa Syukur

12.

Sehubungan dengan kebutuhan pelayanan dan program PAM di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode, maka diharapkan dilakukan pendataan keanggotaan PAM di setiap Jemaat secara
menyeluruh;

13.

Perencanaan Program PAM GKI di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode hendaknya diarahkan pada upaya pembinaan kognitif (pola pikir), pembinaan afektif (emosional) dan pembinaan
psykomotorik (perilaku/ketrampilan) yang dilandaskan pada visi Kerajaan Allah

3.KOMISI PW

1.

Laporan program harus dibuat dan dikirimkan kepada komisi Pembinaan Jemaat Tingkat Klasis.

2.

Laporan Program kerja dan penyetoran derma ibadah tingkat rayon atau klasis disetor ke tingkat klasis

3.

Iuran Wajib anggota PW-GKI disetor 100 % ke Biro Wanita April 20052010 .

Usulannya :
Setiap PW-GKI tingkat Klasis Wajib melunasi tunggakan Iuran wajib PW-GKI ke Biro Wanita, dengan batas waktu tanggal 26 Juli 2010.

1.

Aksi Rp 1000,- tiap bulan dilaksanakan dan langsung disetor ke Kas PW-GKI 50% dan ke Koordinator PW-GKI tingkat klasis 50%, : Bagian ini dikeluarkan dari rekomendasi karena itu
sudah masuk dalam program.

1.

Point 5 : Hari PW-GKI di Tanah Papua telah ditetapkan, yaitu tanggal 26 Juli (hasil Konsolidasi PW-GKI di Nabire Okober 2009)

Note :Ibadah HUT atau hari doa Syukur PW-GKI akan dilaksanakan perwilayah dan ada beberapa kegiatan (lomba-lomba atau seminar,dll)

1.

Koordinasi kerja antara PW-GKI dan PWKI, perlu memperhatikan peraturan yang berlaku di masing-masing gereja.(surat-menyurat).

1.

Untuk Persekutuan Ibu Sara dan Kelompok Maria-Martha akan dilaksanakan Konsolidasi I: Bulan Juni 2010, di Jayapura.

1.

Kepada Komisi Pembinaan Jemaat tingkat Klasis agar menghibau unsur-unsur segera mendata anggota-anggota unsur dalam jemaat melalui pengisian formulir (Biodata anggota).

1.

Kepada Bidang PW-GKI Sinode agar membuat penyetoran iuran wajib PW-GKI tingkat klasis.

Usulan tambahan :
10.Pertemuan PW-GKI dilaksanakan 2 tahun sekali
11. Biro Wanita tingkat Sinode perlu membuka Rekening sendiri untuk membiayai atau menopang program PW-GKI.
12.Pertemuan PW dan PKB GKI se tanah Papua dilaksanakan di Jayapura tahun 2011.
13.Status P3W-GKI perlu dibicarakan lagi.(dalam struktur GKI)
14.Membangun Kemitraan : Biro Wanita tingkat Sinode perlu juga membuka jaringan kerja dengan Mitra kerja yang lain , misalnya : dengan Pemberdayan Perempuan.
4.KOMISI PKB

1.

Sinode menegaskan penggunaan Nyanyian Mazmur dan Nyanyian Rohani untuk di tetapkan sebagai Nyanyian sah bagi GKI Di Tanah Papua.

2.

Persekutuan Kaum Bapak (PKB) wajib menggunakan Nyainyian Mazmur dan Nyanyian Rohani, Seruling Emas dan Suara Gembira.

3.

seluruh anggota PKB wajib menggunakan seragam kebesaran Batik PKB GKI Di Tanah Papua.

Anda mungkin juga menyukai