Tugas Sistem Penyanggaan - Square Set
Tugas Sistem Penyanggaan - Square Set
Tugas Sistem Penyanggaan - Square Set
SQUARE SET
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
F1D114017
F1D114026
F1D114029
F1D114036
Penyanggaan adalah kemampuan massa batuan atau bahan (kayu,baja dan beton)
untuk dapat menjaga kondisi lubang bukaan dalam keadaan aman, baik untuk pekerja
dan material. Filosofi penyangga adalah kondisi massa batuan dapat menyangga
dirinya sendiri.
1. Melindungi batuan yang tidak ditambang, seperti overbudden dan semua batuan
yang berada di atas pempat penggalian,
2. Melindungi tempat kerja penambangan supaya aman dari runtuhan,
3. Melindungi para pekerja dari reruntuhan batuan yang ada diatas atau di
sampingnya,
4. Melindungi para pekerja bila terjadi banjir atau hal-hal yang tidak diinginkan,
5. Tempat berpijak atau lantai para pekerja, terutama untuk stope yang sudah
tinggi,
6. Melindungi broken ore sebelum diangkut keluar tambang,
7. Memisahkan antara broken ore dan ore insitu terutama untu kendapan-endapan
yang bisa terkonsolidasi (kompaksi) kembali, misalnya untuk bijih-bijih sulfida.
f. Q-Sistem
Q-sistem dikembangkan secara khusus untuk terowongan dan ruang bawah
tanah. Sedangkan klasifikasi geomekanika (RMR-sistem), walaupun pada awalnya
dikembangkan untuk terowongan, juga dapat diaplikasikan untuk lereng batuan
dan pondasi, penilaian ground rippability dan masalah pertambangan lainnya.
RMR-sitem pada awalnya dikembangkan dari masalah pada teknik sipil, oleh
karena itu untuk penerapannya pada industri pertambangan harus dilakukan
modifikasi agar lebih relevan. Laubscher (1977) melakukan modifikasi dengan
menambahkan faktor penyesuaian terhadap peledakan, kondisi tegangan insitu,
dan keberadaan bidang diskontinu. Aplikasi lebih lanjut dari klasifikasi massa
batuan
diusulkan
oleh
Bieniawski
(1978)
yang
dihubungkan
dengan
deformabilitas massa batuan yang diperlukan untuk studi numeric tegangan dan
distribusi perpindahan di sekitar bukaan bawah tanah (Hoek dan Brown, 1980).
b. Penyangga Aktif
Bersifat melakukan reaksi langsung dan memperkuat batuan tersebut secara
langsung.
pakai, yaitu komposisi antara kelas awet dan kelas kuat, dengan kelas awet dipakai
sebagai penentu kelas pakai. Jadi, meskipun suatu jenis kayu memiliki kelas kuat
yang tinggi, kelas pakainya akan tetap rendah jika kelas awetnya rendah (Tim
Elsppat, 1997).
Penilaian jenis jenis kayu didasarkan atas klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 1 Kelas Awet Kayu
Kelas Kuat
Kokoh lentur
mutlak (kg/cm2)
0,90
1100
650
II
0,90 - 0,60
1100 - 725
650 - 425
III
0,60 - 0,40
725 - 500
425 - 300
IV
0,40 - 0,30
500 - 360
300 - 215
0,30
360
215
Ditetapkan dari
Keterangan
Kelas Pemakaian
Kelas Keawetan
Kelas
Kekuatan
II
II
II
III
III
III
IV
IV
IV
I
II
Mutu A
Mutu B
Kadar lengas
Kandungan wanvlak
cm
cm
1/10
1/7
Retak-retak
Faktor Reduksi :
1. Tegangan-tegangan ijin pada tabel di atas, berlaku untuk kayu mutu A,
konstruksi terlindung & menerima pembebanan tetap.
2. Kayu mutu B berlaku faktor reduksi 0,75.
3. Konstruksi yang selalu terendam dalam air atau konstruksi tidak terlindung
dan kadar lengas selalu tinggi, berlaku faktor 2/3.
4. Untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu dapat mengering dengan
cepat, berlaku faktor 5/6.
5. Untuk konstruksi yang memikul beban tetap dan beban tidak tetap atau beban
angin, berlaku faktor 5/4.
lt
170 g ;
= 40 g
tkL
Kode
Modulus
Kuat
Kuat Tarik
Kuat Tekan
Kuat
Kuat Tekan
Mutu
Elastisitas
Lentur
Sejajar Serat
Sejajar Serat
Geser
TegakLurus
Lentur
(Fb)
(Ft)
(Fc)
(Fv)
Serat
E26
(Ew)
25000
66
60
46
6.6
(Fc)
24
E25
24000
62
58
45
6.5
23
E24
23000
59
56
45
6.4
22
E23
22000
56
53
43
6.2
21
E22
21000
54
50
41
6.1
20
E21
20000
50
47
40
5.9
19
E20
19000
47
44
39
5.8
18
E19
18000
44
42
37
5.6
17
E18
17000
42
39
35
5.4
16
E17
16000
38
36
34
5.4
15
E16
15000
35
33
33
5.2
14
E15
14000
32
31
31
5.1
13
E14
13000
30
28
30
4.9
12
E13
12000
27
25
28
4.8
11
E12
11000
23
22
27
4.6
11
E11
10000
20
19
25
4.5
10
E10
9000
18
17
24
4.3
Macam Cacat
Mutu A
Mutu B
Mutu C
b. Retak
c. Pingul
kayu
lebar kayu
lebar kayu
d. Arah serat
1 : 13
1:9
1:6
e. Saluran damar
tebal kayu
a. Mata Kayu
- Terletak di
muka lebar
- Terletak di
muka sempit
eksudasi tidak
diperkenankan
f.Gubal
Diperkenankan
Diperkenankan
Diperkenankan
g.Lubang serangga
Diperkenankan asal
Diperkenankan asal
Diperkenankan asal
terpencar dan
serangga hidup
hidup
tanda serangga
hidup
Tidak diperkenankan
Tidak diperkenankan
Tidak
diperkenankan
2. Kemiringan Serat
Pada kemiringan serat 15 derajat, tegangan tarik sejajar serat, tegangan lentur statik
dan tegangan tekan sejajar serat berkurang sampai 45%, 70%, dan 80% dari tegangan
dengan serat lurus (Desch, 1981). Untuk keperluan umum, nilai angka aman pada
perencanaan dan penggunaan kayu harus dapat mempertimbangkan pengaruh adanya
kemiringan serat.
3. Kandungan Mata Air
Kandungan air merupakan faktor yang mempegaruhi seluruh kekuatan kayu. Hampir
semua kekuatan kayu meningkat apabila kandungan air diturunkan. Peningkatan
kekuatan kayu akibat menurunnya kandungan air dari titik jenuh serat terjadi tidak
secara linier. Sebagai contoh, kuat tekan sejajar serat pada kayu kering oven adalah tiga
kali lebih tinggi dari pada kayu dengan kandungan titik jenuh serat.
Hubungan sifat-sifat kekuatan dengan kandungan air (Sifat-sifat white ash dengan
dibandingkan kekutatan segarnya)
Diagram 1 Hubungan sifat-sifat kekuatan dengan kandungan air
4. Mata Kayu
Mata kayu mempengaruhi jenis-jenis kekuatan kayu dengan tingkat yang berbedabeda tergantung pada ukuran, letak dan jenisnya. Jenis-jenis kekuatan kayu dipengaruhi
secara nyata oleh mata kayu. Hal ini disebabkan serat-serat pada mata kayu miring dan
tidak teratur.
Mata kayu tidak mempengaruhi semua jenis-jenis kekuatan kayu dengan tingkat
yang sama. Tegangan geser, tegangan tekan tegak lurus serat dan modulus elastis sedikit
dipengaruhi dengan adanya mata kayu, sedangkan tegangan tekan sejajar serat,
tegangan lentur mengalami perubahan penurunan yang cukup besar dengan adanya
mata kayu.
Pengaruh mata kayu yang dinyatakan dalam luas mata kayu adalah sebanding
terhadap luas tampang batang kayu itu sendiri. Lokasi mata kayu juga memiliki
pengaruh dalam penurunan kakuatan kayu. Sebagai contoh pada sebuah balok kayu,
mata kayu yang terletak pada daerah tekan akan akan sedikit pengaruhnya dari pada
mata kayu dengan ukuran yang sama dan terletak pada daerah tarik. Sedangkan apabila
letak mata kayu pada garis netral, maka pengaruhnya akan kecil sekali.
5. Suhu
Kebanyakan siifat-sifat mekanik kayu berkurang apabila kayu tersebut dipanaskan
dan bertambah apabila didinginkan. Selama suhu tidak melebihi 1000C terdapat sedikit
saja kehilangan kekuatan yang permanen. Umumnya semakin tinggi kandungan air
kayu semakin besar kepekaannya terhadap suhu tinggi. Hal ini harus dipertimbangkan
apabila suhu dapur yang terlalu tinggi digunakan untuk mengeringkan sushu-suhu
bangunan kritis.
Square set merupakan penyanggaan persegi yang umumnya digunakan pada tambang
bawah tanah dengan struktur batuan yang lemah. Square set dapat digunakan di sepanjang
long wall ataupun pada shaft. Dan square set digunakan pada penambangan bijih yang
bernilai tinggi (high value). Square Set Stoping adalah metode penambangan bawah tanah
yang bergantung pada square set timbering. Metode ini digunakan saat urat bijih dengan
struktur lemah dan dinding terowongan tidak cukup kuat untuk menyangga. Pada metode
square set stoping, blok kecil dari bijih di ambil dan di ganti dengan penyangga atau
bingkai berbentuk kubik dari kayu yang secepat mungkin di gantikan. Penyangaan kayu
dikunci dan diisi dengan batuan waste atau pasir (semen dari fine tailings) agar dapat
cukup kuat menyangga dinding stope.
permukaan terowongan dan shaft. Yang memungkinkan pekerja tambang yang terampil
untuk membuka lubang tiga dimensi dalam segala ukuran. Pada pembukaan yang besar,
kubus dapat diisi dengan waste rock, membuat tiang padat dari kayu dan batu dari lantai
hingga atap terowongan.
Deidesheimer membuat sistem square set timbering untuk tambang bijih Ophir
Comstock di kota Virginia, Nevada pada 1860. Sistem yang terinspirasi dari stuktur rumah
lebah (honeycombs), memungkinkan tambang besar badan bijih perak Comstock, yang
mana dengan kriteria batuan lemah pada tingkatan tambang besar. Dan Deidesheimer
menolak untuk mempatenkan innovasinya tersebut.
Sama seperti tambang Comstock, karakteristik batuan di tambang Ophir yaitu lunak dan
mudah runtuh kedalam area kerja stopes (lubang dimana bijih diekstrasi). Tambahan,
munculnya clay yang akan mengembang besar pada saat pembukaan ke udara
menyebabkan tekanan yang besar yang tidak dapat ditahan oleh penyangga kayu. Metode
square set
timbering
dirancang
oleh
Deideshimer
untuk
memperlambat
aksi
pengembangan yang cukup panjang untuk ekstrasi biji, meskipun dengan selang waktu
kayu hancur oleh tekanan besar pada tambang Comstock.
Bentuk endapan tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas dilihat, misalkan
Dan Square set harus diblok dengan kuat dan terisi rapat dengan isian
Jenis sambungan bibir lurus ini biasanya digunakan untuk penyambungan kayu pada
arah memanjang. (biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi bangunan ).
2.
3.
Bentuk endapan tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas dilihat,
misalnya mempunyai off shoot, pocket, dll.
4.
5.
6.
Umumnya cara ini cocok untuk endapan dengan batuan yang lunak, oleh karena itu cara
penambangan ini sulit untuk diubah kecara penambangan yang lain.
Akan tetapi kalau sangat terpaksa, misalnya karena kondisi batuan agak keras dan
surface subsidence tidak dapat terjadi, maka dapat diubah ke cara cut and fill atau stull
stoping bila urat bijihnya tipis.
Cara penambangan ini dapat dipakai sebagai pelengkap atau pembantu cara
penambangan lain bila bentuk bijihnya tidak baik, misalnya ditemukan off shoot, atau
penyangga under cat pada blokcaving. Kecuali square setting sering dipergunakan untuk
mengambil pillar yang terletak diantara lombong-lombong yang sudah diisi dengan filling
material.
Segi positif Penggunaan Sistem Penyanggaan Square Set
1.
Dapat digunakan untuk menambang segala macam ukuran dan bentuk endapan
bijih, asal kemiringan > 450, luwes dalam arti dapat menambang segala macam
bentuk endapan.
2.
Dapat dipakai untuk endapan dan batuan samping yang keadaannya sangat lunak
dan mudah runtuh.
3.
4.
5.
2.
Waktu untuk penyiapan dan penyediaan kayu penyangga lebih kurang dari 30%,
sedangkan volume kayu yang dibutuhkan sekitar 6-15%.
3.
Gambar 24 Kelemahan sistem square set yang banyak menggunakan penyangga kayu