1090-Article Text-1845-1-10-20200704
1090-Article Text-1845-1-10-20200704
1090-Article Text-1845-1-10-20200704
Juni 2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
Abstrak – Provinsi Riau didominasi oleh tanah lunak yang berupa tanah sedimen alluvial dataran
rendah, terutama daerah rawa pasang surut di kabupaten yang dekat dengan sungai. Umumnya
permasalahan yang timbul pada konstruksi di atas tanah lunak adalah besarnya penurunan dan
kapasitas dukung yang rendah yang diakibatkan dari beban berat tanah itu sendiri. Penelitian
dilakukan dengan pengujian di lapangan lokasinya di jalan sungai beringin kel. Sungai beringin
Kab. Indragiri Hilir dengan variasi fondasi cerucuk bakau tunggal dan kelompok variasi spasi
dengan panjang cerucuk yang di gunakan ± 7 meter dengan metode loading test pemberian beban
untuk cerucuk tunggal 50 kg (25%) hingga mencapai 200%, untuk cerucuk Kelompok variasi spasi
di beri beban ±139 kg (25%) hingga beban mencapai 200%.
Berdasarkan metode analis dan metode loading test yang digunakan. Dari hasil penelitian
diperoleh cerucuk bakau group spasi 3 d memiliki kapasitas Q ultimit yang besar dengan penurunan
tanah yang kecil. Pengaruh variasi spasi dan konfigurasi cerucuk bakau terhadap kekuatan
pengujian pembebanan cerucuk bakau juga memberikan nilai Q ultimit yang berbeda. Variasi spasi
dari hasil pengujian q ultimit pada cerucuk bakau di tanah lunak yang memiliki jarak (spasi 3 d)
menghasilkan q ultimit lebih besar dibandingkan pemasangan cerucuk yang rapat (0 d), sedangkan
variasi konfigurasi cerucuk bakau tunggal metode analis (metode Mayerhof) menghasilkan q ultimit
774,78 kg dan metode interpretasi (metode chin) sebesar 472 kg.
26
ISSN 2614-1299 EISSN 26114-1302
Vol.4.No.1. Juni 2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
C. Perkautan Tanah Lunak dengan Cerocok Bakau F. Daya Dukung Tiang Berdasarkan Data Sondir
Pile raft atau biasa disebut cerucuk sejak dahulu Kapasitas daya dukung tiang tunggal
sudah sering digunakan masyarakat untuk keperluan berdasarkan pada penyajian data hasil sondir maka
pembangunan rumah, ruko ataupun perkantoran. beban ijin (Pall) bisa dihitung dengan memakai
Cerucuk kayu atau yang dikenal dengan istilah metode – metode sebagai berikut :
populernya “Cerocok”, adalah tiang-tiang kayu yang a. Metode Mayerhof (1956)
digunakan sebagai pondasi rumah dan gedung
bertingkat di tanah rawa. Ada tiga jenis kayu cerocok .............................. (2.1)
yang umumnya dipergunakan di Provinsi Riau yakni, Dengan,
kayu bakau ubar dan mahang. Penggunaan cerucuk • Pult = Beban maskimum
bertujuan untuk : • Ab = Luas dasar penampang pondasi tiang
1. Meningkatkan daya dukung tanah • As = Panjang keliling pondasi tiang
2. Mengurangi terjadinya penurunan pondasi • qcr = qc rata-rata, sepanjang 4 diamter bagian
3. Menghindari terjadinya gelinciran, karena cerucuk atas rencana ujung tiang dan 1 diameter dibawah
dapat menahan gaya geser lebih besar dari pada tanah, ujung tiang
selain itu cerucuk merupakan suatu tulangan penguat • FK = Faktor keamanan sebesar 2,5
sehingga akan mampu menahan gerakan-gerakan b. Metode Trafimankove (1974)
tersebut. ..................... (2.2)
27
ISSN 2614-1299 EISSN 26114-1302
Vol.4.No.1. Juni 2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
28
ISSN 2614-1299 EISSN 26114-1302 Vol.4.No.1. Juni 2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
0,5
29
ISSN 2614-1299 EISSN 26114-1302
Vol.4.No.1. Juni 2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
30 0,80
Tabel 4.2 Daya dukung ultimit efesiensi Perhitungan efisiensi kelompok tiang dengan
Kelompok tiang 0D Formula Los Angeles Kelompok dihitung
Converse – dengan rumus berikut :
Metode Labarre Los Angeles
Mayerhof 1549,56 kg 929,73 kg
Trofimankove 832,49 kg 499,49 kg
Begemann 1436,12 kg 861,67 kg
c. Cerocok Bakau Kelompok 2,5D q ultimit efisiensi tiang untuk Formula Los
Perhitungan efisiensi kelompok tiang dengan Angeles dengan metode Mayerhof adalah yakni sebesar
Formula Converse - Labarre dihitung dengan 2201,02 kg, metode Trofimankove adalah yakni sebesar
rumus berikut : 1265,38 Kg dan metode Begemann adalah yakni
sebesar 2147,23 Kg. ada perbedaan q ultimit pada 3
(tiga) metode, seperti pada tabel 4.4
= arc tan (D/s)
Tabel 4.4 Daya dukung ultimit efesiensi
= arc tan (0,09/0,225) Kelompok tiang 3D
= 21,80
Metode Converse – Labarre Los Angeles
Mayerhof 2479,29 kg 2355,33 kg
Trofimankove 1331,99 kg 1265,38 kg
Begemann 2297,79 kg 2182,90 kg
0,76
Perhitungan efisiensi kelompok tiang dengan
Formula Los Angeles Kelompok dihitung B. Pengujian permodelan Cerucuk
dengan rumus berikut :
a. Pengujian Cerocok Model Tunggal
Hasil dari pengujian model pondasi cerocok bakau
tunggal yang dilakukan di tunjukan dalam grafik yang
berhubungan dengan gaya dan penurunan yang terjadi
yang terlihat pada gambar 4.1 di bawah ini
30
ISSN 2614-1299 EISSN 26114-1302
Vol.4.No.1. Juni 2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
b. Pengujian Model Cerocok Kelompok Spasi OD d. Pengujian Model Cerocok Kelompok Spasi
Hasil dari pengujian model pondasi cerocok 3D
kelompok spasi 0d yang dilakukan di tunjukan dalam Hasil dari pengujian model pondasi cerocok
gambar grafik yang berhubungan dengan gaya dan kelompok spasi 3d yang dilakukan di tunjukan dalam
penurunan yang terjadi yang terlihat pada gambar 4.2: gambar grafik yang berhubungan dengan gaya dan
penurunan yang terjadi yang terlihat pada gambar 4.4:
31
ISSN2614-1299EISSN26114-1302
Vol.4.No.1.
Juni
2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
32
ISSN 2614-1299 EISSN 26114-1302
Vol.4.No.1. Juni 2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
V. KESIMPULAN
BerdasBerdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian
ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Daya dukung ultimate Cerucuk tunggal dengan
panjang 7 m berdasarkan data sondir dengan
Metode Mayerhoff sebesar 774,78,02 kg, Metode
Begemann sebesar 416,25 kg, Metode
Trofimankove sebesar 718,06 kg, Metode Chin
sebesar 472 kg, Metode Mazurkiewicz sebesar
447 kg
Gambar 4.10 Grafik Interpretasi Qult untuk cerocok 2. Berdasarkan perhitungan metode analisis
bakau Kelompok Spasi 2.5D cerucuk tunggal dengan 3 metode (Metode
Mayerhoff, Metode Trofimankove dan Metode
d) Cerocok Bakau Kelompok 3D Begemann), mempunyai rata-rata daya dukung
Berdasarkan gambar 4.11 tersebut terdapat 5 Qultimit 615 kg dan untuk cerucuk kelompok 0d
garis yang berpotong di antaranya beban yang Qultimit 984,84 kg, cerucuk kelompok 2,5d
33
ISSN 2614-1299 EISSN 26114-1302
Vol.4.No.1. Juni 2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
Qultimit 1821, 96 kg dan cerucuk kelompok 3d Bowles, J.E., 1991. Analisis dan Desain Pondasi,
Qultimit 1920,45 kg. Edisi keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Da Costa EWB, Rudman P, & Gay FJ. 1958.
3. Berdasarkan perhitungan metode interpretasi Investigations on the durability of
cerucuk tunggal dengan 2 metode (metode Chin Tectonagrandis. Empire Forestry Review
Fk dan metode Mazurkiewicz), mempunyai rata- 37, 291–298
rata daya dukung Qultimit 459,5 kg dan untuk Das, B.M., 1988. Mekanika Tanah (Prinsip –
cerucuk kelompok 0d Qultimit 1445,5 kg, cerucuk Prinsip Rekayasa Geoteknis). Edisi Kesatu.
kelompok 2,5d Qultimit 1871,85 kg dan cerucuk Jakarta :Penerbit Erlangga.
kelompok 3d Qultimit 1972,85 kg. Das, B.M, 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
4. Hasil perhitungan dengan metode analis dan Rekayasa Geoteknis), Penerbit Erlangga,
interpretasi di ketahui daya dukung ultimit Jakarta.
cerucuk permodelan 3d lebih besar di bandingkan Dumanauw, 1990. Faktor Perusak Kayu. Available
dengan 0d dan 2,5d at : http://library.um.ac.id/free-
contents/index.php/buku/detail/mengenal-
VI. Saran kayu-j-f-dumanauw-17175.html ( Accesed
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian Januari 2015 )
selanjutnya adalah sebagai berikut: Dumanauw, J.F. 2001. Mengenal Kayu. Yogyakarta:
1. Perlu dilakukan pengujian cerocok bakau pada Kanisius
tanah lunak dengan posisi variasi bentuk yang Harimurti, 2008. “ Alternatif Perkuatan Tanah
lain, posisi kayu miring atau posisi pola yang lain Lempung Lunak ( Soft Clay) menggunakan
dan variasi diameter, variasi kedalaman dan efek cerucuk dengan Variasi Panjang dan
waktu dalam pembebanan. Diameter Cerucuk. Jalan Mayjen Haryono.
147. Malang
2. Jarak antar tiang dalam pengujian sebaiknya Hary Christady Hardiyatmo, 2002, MEKANIKA
sejauh mungkin, untuk menghindari terjadinya TANAH I, Gadjah Mada University Press,
pengaruh antar tiang yang dipancangkan. Jogjakarta
Hermawan, R., Surjandari, N., dan Saad, S. 2014.
Daftar Pustaka Analisis Perkuatan Tanah Dasar Pada
Tanggul Sungai Gajah Putih Surakarta
Abdul Hadi, Tesis, Studi Daya Dukung Pondasi dengan Cerucuk Kayu, e-Jurnal Matriks
Tiang Cerucuk Pada Model Berskala Kecil, Teknik Sipil, Vol. 2 No. 1 Maret 2014, 147
Mapibu Teknik Sipil ITB, Bandung, 1990. Iskandar, R., 2002, Beberapa Kendala Teori
Anonim, 1971. Peraturan Konstruksi Kayu Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi
Indonesia, PKKI 1961, Penerbit Departemen Dalam, USU, Sumatra Utara.
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Juanda, 2016.“ Analisis Peningkatan Kapasitas
Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Dukung Tanah dengan Perkuatan Cerocok
Bangunan, Bandung. bakau Tunggal dan Kelompok. Pekanbaru
ASTM D 2607-69., 1989, “Classification of peats, Kulhawy, F.H., and Trautmann, C.H., 1988. Uplift
mosses, humus, and related products” Load Displacement Behavior Of Spread
ASTM D4427-92. 2002. Standard Classification of Foundations. Journal Of Geotechnical and
Peat Samples by Laboratory Testing. Geoenviromental Engineering, ASCE.
International Journal of the Physical vo1.114. No.2. pp. 168-184.
Sciences. United States of America: Annual Kurniawan, S. dan Muslim. 2008. Fakta hutan dan
Book of ASTM Standards sec 4. kebakaran Riau 2002-2007. Jaringan Kerja
ASTM D1997-91. 2001. Standard Test Method For Penyelamat Hutan Riau. 16 hal
Laboratory Determination of The Fiber Lutenegger, A. J., & Adams, M. T. (1998). Bearing
Content of Peat Samples by Dry Mass. Capacity of Footings on Compacted Sand.
United States of America: Annual Book of Manual Pondasi Tiang (2005). Geotecnical
ASTM Standards sec 4. Engineering Center. Unpar.
Bachtiar dan Yusuf. 2008. Pengaruh Variasi Jumlah M. Das, Braja. 1985, “Mekanika Tanah (Prinsip-
Cerucuk pada Pondasi Plat Beton Prinsip Rekayasa Geoteknis)”. Alih Bahasa
Bercerucuk, Jurnal Teknik Sipil UNTAN, Mochtar dan Endah, Jakarta: Erlangga.
Vol. 8 No. 1, Juni 2008 M. Das, Braja. 1988, “Mekanika Tanah (Prinsip-
Becker, G. 1975. Termites and Fungi. Organismen Prinsip Rekayasa Geoteknis)”. Alih Bahasa
Und Holz Internasional Simposium. Dalhem Mochtar dan Endah, 2009. Jakarta:
Berlin. Erlangga.
34
ISSN 2614-1299 EISSN 26114-1302
Vol.4.No.1. Juni 2020
JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri Unisi )
M. Das, Braja. 1998, “Advanced Soil Mechanics ( (Suatu Studi Model). Jurnal Dimensi Teknik
Second Edition) “ USA : Thomson Sipil Vol.2 No.2 ISSN 1410-9530. Surabaya
M. Das, Braja. 2009, “Principles of Foundation Van De Meene, 1982, Geological Aspects of Peat
Engineering (Sixth Edition)” USA : Formation in The Indonesian- Malaysian
Thomson. Lowlands, Bulletin Geological Research and
Mac Farlane, 1959. Muskeq Engineering Handbook Development Centre, Bandung.
“ National Reseach Council of Canada”
University of Toronto Press, Canada
Muhrozi, 2009, Laporan Hasil Penyelidikan Tanah
di lokasi Sta 6+369 Ruas Jalan Semarang-
Bawen, Proyek Pembangunan Jalan Tol
Semarang-Solo, Semarang
Putra, H.G., Hakam, A., dan Yusri, N. 2009.
Peningkatan Kekuatan Geser Tanah dengan
Menggunakan Cerucuk, Jurnal Rekayasa
Sipil, Vol. 5 No. 2, Oktober 2009
Roberts, L. A., Misra, A., and Leverson, S. (2008).
Practical Method for Load and Resistance
Factor Design (LRFD) of Deep Foundations
at the Strength and Service Limit States.
International Journal of Geotechnical
Engineering, 2(4), 355-368.
Roeseno, 1998. Penggunaan Cerucuk Bambu pada
Tanah Lunak, Yogyakarta. UGM Press
Sardjono, HS., 1991. Pondasi Tiang Pancang, Jilid
1, Penerbit Sinar Jaya Wijaya, Surabaya.
Setio, HD, Setio, S, Martha,D, Kamal, B.r dan
Nasution, S (2000), "Analisis Daya Dukung
Tiang Pancang dengan Metode Dinamik",
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan IV,
INDO-GEO 2000 HATTI, Jakarta, V 27 V
35.
35