Laporan Magang SSB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perburuhan yang buruk dan angka kecelakaan yang tinggi telah
mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan perlindungan
bagi tenaga kerja. Salah satu diantaranya adalah kesehatan dan keselamatan
kerja. Manusia bukan sekedar alat produksi tetapi merupakan aset perusahaan
yang sangat berharga sehingga harus dilindungi keselamatannya. Sebagai
akibatnya, perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja mulai
meningkat dan ditangani sebagai bagian penting dalam proses produksi.
Tujuan utama penerapan sistem manajemen K3 adalah untuk mengurangi
atau mencegah kecelakaan yang menyebabkan cedera atau kerugian materi.
Keselamatan kerja dalam suatu tempat kerja mencakup berbagai aspek yang
berkaitan dengan kondisi dan keselamatan sarana produksi, manusia dan cara
kerja. Dengan adanya tersebut kesehatan dan keselamatan kerja harus
dikelolah sebagaimana aspek lainnya dalam perusahaan. Aspek K3 tidak bisa
berjalan seperti adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya
terencana untuk mengelolahnya, hal inilah yang mendorong adanya konsep
manajemen K3.
Manajemen risiko kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu upaya
pengelolaan bahaya yang berpotensi menimbulkan risiko terhadap kesehatan
dan keselamatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak
diinginkan secara komperehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
kesisteman yang baik. Besarnya potensi ditentukan oleh kemungkinan
terjadinya suatu kecelakaan insiden dan keparahan yang diakibatkannya.
OHSAS 18001 merupakan salah satu sistem manejemen K3 yang sudah
banyak diterapkan di kalangan industri dunia. Sesuai persyaratan OHSAS
18001 klausul 4.3.1 bahwa organisasi harus menetapkan prosedur dan
melakukan Identifikasi Bahaya (Hazards Identification), Penilaian Risiko
(Risk Assessment) dan Pengendalian Risiko (Deterimining Control) atau
disingkat HIRADC.

HIRADC

merupakan

elemen

penting

dalam

sistem

manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja karena berkaitan langsung dengan upaya


pencegahan dan pengendalian bahaya yang digunakan untuk menentukan
objektif dan rencana K3. Sistem Manajemen K3 yang diterbitkan oleh
pemerintahan Indonesia dan wajib diterapkan oleh beberapa industri adalah
Sistem Manajemen K3 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3).
Suatu pekerjaan proyek tentunya ingin diselesaikan dengan tepat waktu,
namun terkadang aktivitas pekerjaan suatu proyek dapat terganggu dengan
berbagai hal, sehingga mengalami ketelambatan waktu penyelesaian. Salah
satu penyebab terganggunya atau terhentinya pekerjaan proyek adalah
kecelakaan yang mungkin terjadi pada suatu proyek. Untuk itu, sistem
manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) diwajibkan untuk
diterapkan pada saat pelaksanaan pekerjaan karena ini juga merupakan bagian
dari perencanaan dan pengendalian.
PT. Sanggar Sarana Baja (SSB) adalah perusahaan yang bergerak dalam
pembuatan peralatan untuk minyak & gas, pertambangan dan pembangkit
listrik, peralatan transportasi, komponen produksi ulang alat berat dan
memberikan pengelasan & mesin layanan di tempat. PT. Sanggar Sarana Baja
(SSB) telah melakukan diversifikasi dan mengoperasikan 2 (dua) divisi yang
berbeda dari 3 (tiga) pabrik utama dan berbagai lokakarya penambangan.
B. Tujuan Magang
Tujuan dari pelaksanaan magang ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dari mata kuliah
magang Kesehatan dan Keselamatan Kerja semester 6 Jurusan Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
2. Untuk mengetahui secara jelas upaya-upaya yang dilakukan PT. Sanggar
Sarana Baja dalam hal pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Mampu menerapkan, mengetahui dan juga membandingkan aplikasi ilmu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dimiliki dengan ilmu terapan yang
ada di tempat magang.
C. Manfaat Magang

1. Bagi Mahasiswa
a. Membantu memberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan
kepada setiap mahasiswa tentang kondisi yang terdapat di lapangan
secara nyata.
b. Dapat membuka wawasan setiap mahasiswa untuk mendapatkan
pengetahuan melalui praktek di lapangan.
c. Sebagai perwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara
dunia pendidikan dan dunia industri / kerja.
d. Mendapat fasilitas untuk pengembangan minat dan bakat mahasiswa.
2. Bagi PT. Sanggar Sarana Baja Kuala Kencana
Memberi masukan-masukan yang bermanfaat bagi perusahaan
terhadap upaya penanggulangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sehingga meminimalisir tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta meningkatkan derajat kesehatan para pekerja.
D. Waktu dan Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan magang ini dilakukan pada tanggal 16 Mei 2016
sampai 16 Juni 2016 yang berlokasi di PT. Sanggar Sarana Baja Kuala
Kencana Papua

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Uraian dan Sejarah Ringkas Perusahaan
PT Sanggar Sarana Baja ( SSB ) adalah perusahaan yang bergerak dalam
pembuatan peralatan untuk minyak & gas, pertambangan dan pembangkit
listrik , peralatan transportasi, komponen produksi ulang alat berat dan
menyediakan pengelasan di shop & pengelasan di area tambang.
Kegiatan ini berlanjut sampai hari ini, meskipun banyak pekerjaan yang
dilakukan oleh perusahaan lain di daerah pertambangan.

PT. Sanggar Sarana Baja berdiri pada 19 Maret 1977 dengan luas area
24.000 m2, beralamat di Jl. Rawa Sumur No. 10 Kawasan Industri Pulogadung
Jakarta Timur. Pada awalnya PT. Sanggar Sarana Baja didirikan dengan tujuan
untuk mensuplai kebutuhan alat-alat konstruksi yang berkaitan dengan produk
CAT untuk Trakindo Utama.
Pada tahun 1983 Sanggar Sarana Baja baru menerima pesanan dari luar
pihak PT. Trakindo Utama dan merupakan salah satu perusahaan nasional
yang secara keseluruhan dimiliki oleh putra indonesia dan bergerak dibidang
fabrikasi baja dan jasa. PT. Sanggar Sarana Baja merupakan salah satu anak
perusahaan PT. Trakindo yang dikenal sebagai perusahaan terdepan
dibidangya yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya dibidang rekayasa,
desain, pengembangan dan fabrikasi peralatan yang digunakan pada proses
pengolahan industri minyak, gas, Petrokimia , dan industri Power Generation .
Tahun 2001 didirikan dua divisi baru yang disebut SSBs ( Site Services
Division ) dan SSBR ( Divisi Remanufacturing ) yang fokus pada utilitas dan
jasa produk di bidang Pertambangan , Minyak & Gas Industry. Kemudian
pada tahun 2002 PT. Sanggar Sarana Baja mengakuisisi aset utama PT Porter
Rekayasa Utama, sebuah perusahaan manufaktur peralatan transportasi yang
dikenal sebagai PRU, dan mendirikan divisi baru yang disebut SSBT
(Transport Divisi Peralatan) .
Pada tahun 2009 Sanggar Sarana Baja Divisi Remanufacturing ( SSBR )
telah menyelesaikan 55000sq nya . meter fasilitas expantion di Kariangau Balikpapan dan secara resmi mulai beroperasi pada 11 Februari 2010 .
Tahun 2010 SSBs telah menyelesaikan fasilitas Welding shop di Kuala
Kencana, untuk melayani Freeport , dan pelanggan lainnya. Dan pada tahun
2012 telah melakukan Peluncuran logo baru PT Sanggar Sarana Baja
Adapun visi dan misi PT. Sanggar Sarana Baja adalah:
Visi perusahaan:
Menjadi perusahaan Engginering Indonesia yang bisa bersaing di dunia
internasional dan selalu mengutamakan kualitas produk dan pelayanan.
Misi perusahaan:
1. Secara konsisten memberikan keuntungan yang baik kepada
pemegang saham

2. Memberikan solusi terbaik kepada pelanggang, terpercaya, kualitas


tinggi, dan penyerahan tepat waktu
B. Struktur Organisasi

C. Uraian Tugas Organisasi


Berdasarkan penempatan magang di HSE, maka dapat diuraikan tugas
HSE adalah sebagai berikut:
1. General Safety Meeting, dilakukan setiap minggu per hari senin
2. Safety Patrol, dilakukan setiap hari
3. Tool Box
4. Inspeksi alat-alat tanggap darurat (APAR/HIDRANT), dilakukan setiap 1
bulan sekali
5. Inspeksi kotak P3K
6. Patroli 5R (Resik, Rapi, Ringkas, Rajin, Rawat)
7. Audit Vendor, dilakukan setiap 3 bulan sekali
8. Preliminari Accident Report
9. Accident Investigation
10. Membuat laporan perbulan untuk ke pusat
11. Memberi materi Safety Training bagi pekerja
12. Memberi Safety Induction bagi tamu/karyawan baru
D. Program Kerja Organisasi

BAB III
HASIL KEGIATAN
A. HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment Determinan Control)
Potensi bahaya yang selanjutnya dapat disebut Hazard terdapat hampir di
setiap tempat dimana dilakukan suatu aktivitas, baik di rumah, di jalan,
maupun di tempat kerja. Apabila hazard tersebut tidak dikendalikan dengan
tepat akan dapat menyebabkan kelelahan, sakit, cedera, dan bahkan
kecelakaan yang serius. Dalam UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, pengurus perusahaan mempunyai kwajiban untuk menyediakan tempat
kerja yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan. Sedangkan tenaga
kerja mempunyai kwajiban untuk mematuhi setiap syarat keselamatan dan
kesehatan yang ditetapkan baginya. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
sesuai Undang-Undang Keselamatan Kerja tersebut antara lain untuk
mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah dan mengendalikan
timbulnya penyakit akibat kerja, mencegah dan mengendalikan pencemaran

udara serta menyediakan penerangan dan mikroklimat sesuai dengan


ketentuan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beaya-beaya
perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan dan sakit, meningkatkan
produktivitas kerja, meningkatkan moral dan hubungan atau relasi perusahaan
yang lebih baik. Mengingat hazard terdapat hampir diseluruh tempat kerja,
maka upaya untuk mencegah dan mengurangi resiko yang mungkin timbul
akibat proses pekerjaan perlu segera dilakukan. Melalui hazard management
process, resiko yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dinilai dan
dikendalikan sedini mungkin melalui pendekatan preventif, inovatif dan
partisipatif.
Adapun beberapa faktor-faktor bahaya pada area produksi yang dapat
diidentifikasi antara lain:
1. Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang timbul di area produksi antara lain bahaya akibat
kebisingan, bahaya akibat pencahayaan, dan bahaya akibat tekanan panas.
a. Kebisingan
Kebisingan disini disebabkan karena pada area produksi
digunakan mesin yang dapat menghasilkan kebisingan seperti mesin
gerinda, dan mesin las. Selain itu aktifitas produksi seperti menempa
menghasilkan bunyi yang dapat menganggu pendengaran. Kebisingan
dapat mengganggu komunikasi antar pekerja ketika bekerja, sehingga
berpotensi menimbulkan kecelakaan dan tentunya dapat menurunkan
produktifitas perusahaan.
b. Pencahayaan
Pencahayaan di PT. Sanggar Sarana Baja berasal dari
penerangan alami dan penerangan buatan. Penerangan buatan
menggunakan lampu-lampu listrik. Risiko akan adanya kualitas
penerangan yang buruk dapat terjadi di ruang-ruang produksi akibat
banyaknya permukaan material peralatan yang mengkilap sehingga
menimbulkan kesilauan penglihatan dan penataan penerangan yang
tidak sesuai.
c. Heat stress atau bahaya akibat temperatur yang melampaui panas.
Area produksi pada PT. Sanggar Sarana Baja merupakan
sebuah area terbuka sehingga pertukaran udara lebih leluasa. Akan

tetapi, pada area tertentu seperti area machine shop (area chrome)
temperatur tinggi dapat dirasakan oleh pekerja karena terjadi proses
produksi menggunakan tangki eating yang menghasilkan panas yang
tinggi. Heat stress yang dialami tenaga kerja berupa pusing dan sakit
kepala. Heat stress biasanya dialami oleh tenaga kerja baru yang
belum beraklimatisasi dengan temperatur udara yang tinggi di area
produksi ini.
2. Bahaya Mekanik
Kecelakaan dengan sumber bahaya mekanik banyak terjadi pada
area produksi, seperti tersandung, tergelincir, terjatuh, tertimpa material,
terpotong, tertabrak forklift, dan lain-lain.
3. Bahaya Kimia
Penggunaan bahaya kimia pada proses produksi seperti thinner,
bahan kimia pada proses chrome & stripping. Bahan-bahan kimia tersebut
dapat mengakibatkan keracunan apabila terhirup oleh pekerja dan apabila
dengan mudah meledak dan terbakar apabila tidak digunakan dan
diperlakukan sesuai dengan prosedur.
4. Bahaya Ergonomi
Adanya ketidaksesuaian antara pekerja dengan alat kerja dapat
mengakibatkan terjadinya bahaya ergonomi, seperti posisi tuas pada mesin
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, jok pada forklift yang terlalu jauh
dengan kemudi, dan lain-lain.
5. Bahaya Biologi
Bahaya biologi berasal dari bakteri dan jamur. Bahaya ini bahkan
dapat berpotensi lebih besar karena kondisi kebersihan pada area produksi
jauh lebih rentan. Bakteri dan jamur ini berasal dari tempat sampah yang
masih kurang terjaga kebersihannya.
B. Tahap Pembuatan HIRADC PT Sanggar Sarana Baja Kuala Kencana
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan HIRADC pada setiap jenis
job yang telah disiapkan oleh PT Sanggar Sarana Baja Kuala Kencana adalah
sebagai berikut:
1. Pengambilan SOP setiap jenis job pada foremen dan menganalisa setiap
SOP yang sudah ada.
2. Dilakukanlah observasi area untuk melihat jenis job apakah sesuai dengan
SOP yang telah ada. Gunanya untuk memudahkan proses selanjutnya.

3. Melihat secara visual risiko mulai dari risiko yang kecil sampai risiko
ekstrim yang ada pada area kerja
4. Wawancara foremen dan pekerja untuk mengetahui lebih jelas risikorisiko yang ada di area tersebut.wawancara yang dilakukan mengenai
setiap aktivitas pada proses pembuatan yang sudah ada pada SOP.
Wawancara tentang kejadian kecelakaan kerja yang telah terjadi pada area
tersebut juga menjadi pertimbangan untuk penilaian risiko nantinya.
5. Dilakukanlah penilaian risiko pada setiap aktivitas pada proses yang ada.
Penilaian yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan penilaian
secara visual yang telah dilakukan sebelummya.
6. Mengimplementasikan pengendalian untuk setiap risiko yang ada pada
area kerja. Pengimplementasian pengendalian risiko yang di terapkan dan
dapat dimanfaatkan pada masing-masing aktivitas kerja.
C. Gambaran Jenis Jenis Job
1. Rod As Steering Cylinder (No Box) merupakan komponen yang di
gunakan pada alat berat under grown. Komponen ini berfungsi untuk
membelokkan steer ke kanan dan kekiri. Ukuran komponen ini lebih kecil
dari Rod As Tilt Cylinder (No Box).
Berikut ini prosedur Rod As Steering Cylinder (No Box)
a. Proses straigtening pada komponen Rod As Steering Cylinder (No
Box) adalah sebagai berikut
1) Pasang benda kerja ke atas mesin straightening menggunakan
crane dan belt. Pastikan benda terpasang dengan baik dan benar.
Tandai base mesin posisi seimbang dari benda kerja guna
menghindari bahaya saat benda kerja akan dipindahkan.
2) Bersihkan permukaan benda kerja dengan kain majun and thinner
3) Periksa kondisi permukaan secara visual dari benda kerja guna
memastikan tidak ada sisa chrome yang menempel dan tidaak ada
kerusakan yang parah
4) Ukurlah panjang benda kerja untuk menentukan jarak tail stock
yang digunakan
5) Posisikan benda kerja yang bengkok tepat pada posisi tengah
cylinder hydraulic
6) Tekan secara perlahan tuas mesin sehingga cylinder menekan
benda kerja
7) Ukur kembali benda kerja apakah sudah ada perubahan

10

8) Geser ke kanan atau ke kiri pada stand roller sesuai dengan posisi
yang bengkok
9) Pasang webbing sling pada badan komponen dengan OHC, dan
lepaskan baut pada tail stock, kemudian angkat benda kerja dan
letakkan dengan alas V-Block
b. Proses chrome pada komponen Rod As Steering Cylinder (No Box)
adalah sebagai berikut
1) Lapisi area yang tidak di chrome dengan aluminium foil dan
yellow tape
2) Pasang jig dan fixtures pada benda kerja dan lapisi jig dan fixtures
dengan yellow tape
3) Angkat benda kerja menggunakan crane
4) Bukalah penutup kertas coklat dan bersihkan permukaan yang akan
di lapisi dengan menggunakan kain majun putih dan thinner
5) Gunakan crane untuk mencelupkan benda kerja ke tangki chrome
6) Gantung komponen pada bus bar dan kencangkan dengan
menggunakan clamp C
7) Setting ampere pada panel control dan jika chrome selesai matikan
control panel
8) Gantungkan HOOK OHC pada jig/fixture dan lepaskan clamp C
pengikat benda kerja dengan bus bar dan angkat menggunakan
OHC
9) Bersihkan komponen dari cairan chrome
10) Ukur diameter benda kerja saait kondisi benda kerja masih panas,
ukur lah daerah kritis seperti area tengah dan area sekitar 3 inchi
dari kedua ujung benda kerja menggunakan micrometer
11) Lepaskan semua masking tape
12) Letakkan benda kerja dengan alas V-Block
c. Proses polishing pada komponen Rod As Steering Cylinder (No Box)
adalah sebagai berikut
1) Cuci benda kerja dengan mencelupkan pada tangki pembersih,
tujuannya untuk menghilangkan sisa larutan. Pastikan benda kerja
bersih dari cairan stripping atau cairan chrome
2) Ukur panjang komponen dan setting tail stock sesuai panjang
komponen
3) Angkat dan pasang benda kerja ke atas mesin polisher
menggunakan crane dan belt pada posisi yang seimbang

11

4) Bersihkan permukaan benda kerja dengan kain majun dan thinner


5) Pastikan kondisi komponen secara visual tidak ada kerusakan
parah
6) Ukur diameter benda kerja untuk menentukan grade amplas yang
digunakan pertama, kedua sampai finishing
7) Hidupkan mesin polisher dan gunakan Rpm yang lambat
8) Menghidupkan motor linishel amplas dan lakukan pengamplasan
9) Gunakan mesin gerinda tangan untuk membuat chemper pada
komponen
10) Periksa kekerasan permukaan komponen pada beberapa titik area,
jika sesuai dengan anjuran
11) Lapisi area yang tidak terkena chrome menggunakan aluminium
tape
12) Pasang webbing sling pada badan komponen dengan OHC, dan
lepaskan baut pada stock
13) Letakkan benda kerja dengan alas V-Block
2. Rod As Tilt Cylinder (No Box) merupakan komponen yang digunakan
pada alat berat under grown. Komponen ini berfungsi untuk menarik
bucket. Bedanya dengan Rod As Steering Cylinder (No Box) hanya pada
ukuran komponennya, komponen ini lebih besar.
Berikut ini Prosedur Rod As Tilt Cylinder (No Box)
a. Proses straigtening pada komponen Rod As Tilt Cylinder (No Box)
adalah sebagai berikut
1) Pasang benda kerja ke atas mesin straightening menggunakan
crane dan belt. Pastikan benda terpasang dengan baik dan benar.
Tandai base mesin posisi seimbang dari benda kerja guna
menghindari bahaya saat benda kerja akan dipindahkan.
2) Bersihkan permukaan benda kerja dengan kain majun and thinner
3) Periksa kondisi permukaan secara visual dari benda kerja guna
memastikan tidak ada sisa chrome yang menempel dan tidaak ada
kerusakan yang parah
4) Ukurlah panjang benda kerja untuk menentukan jarak tail stock
yang digunakan
5) Posisikan benda kerja yang bengkok tepat pada posisi tengah
cylinder hydraulic
6) Tekan secara perlahan tuas mesin sehingga cylinder menekan
benda kerja

12

7) Ukur kembali benda kerja apakah sudah ada perubahan


8) Geser ke kanan atau ke kiri pada stand roller sesuai dengan posisi
yang bengkok
9) Pasang webbing sling pada badan komponen dengan OHC, dan
lepaskan baut pada tail stock, kemudian angkat benda kerja dan
letakkan dengan alas V-Block

b. Proses chrome pada komponen Rod As Steering Tilt (No Box) adalah
sebagai berikut
1) Lapisi area yang tidak di chrome dengan aluminium foil dan
yellow tape
2) Pasang jig dan fixtures pada benda kerja dan lapisi jig dan fixtures
dengan yellow tape
3) Angkat benda kerja menggunakan crane
4) Bukalah penutup kertas coklat dan bersihkan permukaan yang akan
di lapisi dengan menggunakan kain majun putih dan thinner
5) Gunakan crane untuk mencelupkan benda kerja ke tangki chrome
6) Gantung komponen pada bus bar dan kencangkan dengan
menggunakan clamp C
7) Setting ampere pada panel control dan jika chrome selesai matikan
control panel
8) Gantungkan HOOK OHC pada jig/fixture dan lepaskan clamp C
pengikat benda kerja dengan bus bar dan angkat menggunakan
OHC
9) Bersihkan komponen dari cairan chrome
10) Ukur diameter benda kerja saait kondisi benda kerja masih panas,
ukur lah daerah kritis seperti area tengah dan area sekitar 3 inchi
dari kedua ujung benda kerja menggunakan micrometer
11) Lepaskan semua masking tape
12) Letakkan benda kerja dengan alas V-Block
c. Proses polishing pada komponen Rod As Tilt Cylinder (No Box)
adalah sebagai berikut
1) Cuci benda kerja dengan mencelupkan pada tangki pembersih,
tujuannya untuk menghilangkan sisa larutan. Pastikan benda kerja
bersih dari cairan stripping atau cairan chrome

13

2) Ukur panjang komponen dan setting tail stock sesuai panjang


komponen
3) Angkat dan pasang benda kerja ke atas mesin polisher
menggunakan crane dan belt pada posisi yang seimbang
4) Bersihkan permukaan benda kerja dengan kain majun dan thinner
5) Pastikan kondisi komponen secara visual tidak ada kerusakan
parah
6) Ukur diameter benda kerja untuk menentukan grade amplas yang
digunakan pertama, kedua sampai finishing
7) Hidupkan mesin polisher dan gunakan Rpm yang lambat
8) Menghidupkan motor linishel amplas dan lakukan pengamplasan
9) Gunakan mesin gerinda tangan untuk membuat chemper pada
komponen
10) Periksa kekerasan permukaan komponen pada beberapa titik area,
jika sesuai dengan anjuran
11) Lapisi area yang tidak terkena chrome menggunakan aluminium
tape
12) Pasang webbing sling pada badan komponen dengan OHC, dan
lepaskan baut pada stock
13) Letakkan benda kerja dengan alas V-Block
3. Replacement Seat Passangers and Install Armor merupakan pengerjaan
pada area transporter dan bus body yang mengerjakan pemasangan armor
pada bus dan penggantian seat dan perubahan jumlah kursi seat yang
sudah ada. Prosedur Replacement Seat Passengers and Install Armor
a. Pastikan aki bus dilepas lebih awal sebelum proses Replacement Seat
b.
c.
d.
e.
f.

Passengers and Install Armor dilakukan.


Lepaskan kursi yang terpasang menggunakan alat cutting torch
Mengukur armor sesuai sisi bus yang akan di pasangkan
Memotong armor sesuai ukuran menggunakan gergaji gypsum
Memasang armor pada setiap sisi bus
Melakukan pemboran pada setiap sudut armor untuk pemasangan

sekrup
g. Memasang sekrup pada sudut armor guna untuk menahan arnor dan
merekatkan armor dengan body bus
h. Pemasangan silicon pada setiap sambungan armor dan lakukan
perapian menggunakan spon untuk memperhalus teksture silicon pada
setiap sambungan armor
i. Pemasangangan seat passangers

14

j. Melakukan pemboran pada kaki kursi yang terhubung dengan bus


k. Memasang sekrup pada kaki kursi yang sudah dibor untuk menyangga
kursi agar tidak goyang

D. Hasil HIRADC
1. HIRADC Rod As Steering Cylinder (No Box)

15

16

17

18

2. HIRADC Rod As Tilt Cylinder (No Bo)

19

20

21

22

3. HIRADC Replacement Seat Passengers and Install Armor

23

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Setiap aktivitas kerja yang dilakukan memiliki potensi bahaya yang perlu
perhatian khusus. Setelah mengidentifikasi risiko dan melakukan penilaian
risiko pada job yang telah diberikan, potensi bahaya tidak hanya pada
pekerja akan tetapi pada lingkungan kerja dan pada benda kerja itu sendiri.
2. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko pada
tempat kerja yaitu adanya rencana mitigasi yang ada pada setiap HIRADC
yang dibuat untuk dilaksanakan upaya meninimalisir bahaya pada area
kerja
B. Saran
1. Bagi Institusi

24

Perlunya upaya lebih lanjut untuk mengurangi bahaya dan tingkat risiko
kecelakaan kerja di PT Sanggar Sarana Baja Kuala Kencana, baik itu
penerapan HIRADC pada setiap aktivitas kerja maupun JSA
2. Bagi Program Studi
Perlunya ada acuan program magang yang akan dilakukan untuk mencapai
kompetensi dan terarah pada tempat magang

Anda mungkin juga menyukai