Bengkel Las Fix
Bengkel Las Fix
Bengkel Las Fix
PENDAHULUAN
setiap tenaga kerja agar proses produksi dalam pekerjaan dapat bejalan dengan
juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan kerja akibat
hubungan pekerjaan sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan
jumlah pekerja sekita 88.5 juta dan meningkatkan pada tahun 2012 pekerja di
yang terbagi dalam beberapa lapangan usaha utama atau jenis industri utama yaitu
kerja diperkirakan sebesar 121,9 juta pada Agustus 2014. Jumlah angkatan kerja
tahun 2012 dan 2013 (Agustus) hampir sama, sedangkan dari tahun 2013 ke tahun
2014 angkatan kerja di Indonesia naik 1,7 juta. Sama halnya dengan jumlah
bekerja, tahun 2012 dan 2013 (Agustus) hampir sama. Jumlah yang bekerja tahun
Provinsi dengan jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tertinggi pada tahun
2011 adalah Provinsi Banten, Kalimantan Tengah dan Jawa Timur; Tahun 2012
adalah Provinsi Jambi, Maluku dan Sulawesi Tengah; Tahun 2013 adalah Provinsi
Aceh, Sulawesi Utara dan Jambi; tahun 2014 adalah Provinsi Sulawesi Selatan,
Riau dan Bali. Aceh semakin hari angka kecelakaan akibat kerja semakain
bejalankekiri sampai tahun 2017 menurut data profilkesehatan aceh , data Aceh
dengan jumlahkecelakaan keja hanya sekita 125 orang di tahun 2017 (Profil
dapat dihindari sehingga tidak dapat diantisipasi dan interaksinya tidak disengaja.
menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Adapun sebab kecelakaan tidak
langsung terdiri dari faktor lingkungan(zat kimia yang tidak aman, kondisi fisik
Bagi seorang welder (tukang las) pada pengelasan las listrik, keselamatan
kesehatan kerja sangat diperlukan, oleh karena itu setiap welder harus
memperhatikan tata cara yang benar dalam melakukan proses pengelasan, agar
itu keselamatan kesehatan kerja didalam proses pengelasan las listrik sangat
kejadian kecelakaan kerja masih menjadi permasalah yang sanagan besar bagi kita
dari faktor external maupun internalnya, contohnya pekerja industri yaitu pekerja
bengkel las. Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa rumusan
keselamatan Kerja yang baik dan benar khusunya pada pekerja benkel las PT.
1.3.Tujuan Umum
menganalisis kesehatan pekerja di khusunya pada pekerja benkel las PT. Puput
1. Untuk melihat karaktristik individu pada pekerja bengkel las PT. Puput
pekerjaan pada pada pekerja bengkel las PT. Puput Tekhnik di Jalan Air Bersih
Kota Lhokseumawe.
1.5 Manfaat
1.5.1 ManfaatTeoritis
bekerja.
keselamatan di masyarakat.
petugas pada pada pekerja benkel las PT. Puput Tekhnik di Jalan Air
kerja pada pekerja bengkel las PT. Puput Tekhnik Jalan Air Bersih, Kota
dalam upaya promotif dan sosialisasi tentang bahaya akibat kecelakaan kerja.
BAB II
HASIL KUNJUNGAN
Bengkel las yang pada saat ini kami tinjau ialah bengkel las “Puput
Teknik”. Bengkel las puput teknik ini beralamat di jalan air bersih kota
lhokseumawe. Bengkel las ini tidak hanya berdiri sendiri, ada beberapa bengkel
Bengkel las “Puput teknik” ini sudah berdiri sekitar 15 tahun yang lalu
tepatnya pada awal tahun 2002. Bengkel las ini merupakan dimiliki oleh Bapak
Ibrahim yang pada saat pengerjaan dan pengontrolannya di jaga oleh kandung nya
dikelilingin oleh deretan rumah rumah warga di sekelilingnya. Bengkel las ini
beroperasi dari mulai senin hingga minggu dan mulai beroperasi dari jam 09-00
wib hingga 18.00 tetapi terkadang jika borongan banyak sampai malam, namun
pada hari minggu pengoprasional tidak begitu optimal seperti hari lainnya.
Bengkel las puput teknik menerima berbagai macam pesanan seperti las pagar,
borongan bukan sistem harian. Pengerjaan walau dibuka setiap hari senin-minggu
namun bekerja optima jika ada borongan barang yang masuk ke bengkel nya.
Untuk tenaga operasionalnya pada bengkel las puput teknik ialah sekitar 8 orang
dengan keahlian yang hampir sama semuanya. Untuk besar gaji yang dibayarkan
Kebersihan dan sanitasi pada perusahaan ini tergolong kurang baik, meski
ada disediakan oleh pemilik bengkel bilik kamar mandi yang terbuka dengan
sumber air nya sumur bor dan bangunan biliknya yang terbuat dari seng yang
tidak permanan dan tidak terdapat atap sehingga tampak terbuka meski di tutupin
oleh seng.
Sanitasi limbah pada hasil pengeloalaan yang tidak digunakan lagi juga
tidak dikelola dengan baik. Banyak serpihan besi besi yang berserakan baik besi
yang baru maupun besi yang sudah lama atau berkarat yang dapat membahayakan
siapa saja. Pembuangan ke tempat sampah pun sekitar 1 mingguan namun tidak
secara rutin dibuang sehingga limbah besi yang tidak digunakan pun berserakan
Selain limbah hasil pengelolaan besi nya, juga terdapat berbagai sampah
sisa makanan dan botol botol yang berserakan disekeliling tempat bengkel lasnya.
begitu saja tanpa ada kebersihan atau pengangkutan untuk di bawa ke tempat
sampah.
2.3 Alur Produksi, Layout Dan Kapasitas Produksi
Untuk alur, layout dan kapasitas merupakan suatu hal yang penting. Untuk
alur produksinya itu sendiri, mekanisme alurnya ialah berbagai macam tergantung
kasir untuk menanyakan kesediaan bengkel, kemudian jika sudah sepakat lalu
dilakukan pengerjaan sesuai tempo waktu yang diinginkan, setelah selesai lalu
borongan bukan harian. Jadi jika ada barang pengerjaanya dilakukan. Untuk
khusus layout nya, bengkel las ini tidak baik terletak di tengah” area masyarakat
karena dapat mengganggu kesehatan warga sekitarnya. Jarak daerah rumah warga
Setelah 15 tahun beroperasi bengkel las “Puput teknik” hingga saat ini
Namun ujarnya pernah ada disediakan kotak P3K di lokasi bengkel, namun pada
Pekerja juga tidak dibekali asuransi atau perlindungan diri apabila terjadi
kecelakaan atau penyakit yang ditimbulkan dari pekerjaanya. Apabila ada terdapat
pekerja yang mengalami kecelakaan kerja baik skala besar dan kecil penangannya
Pemantauan dan survey yang telah kami lakukan di bengek las puput
pekerja dengan cara vital sign dan anamnesis singkat. Didapatkan data sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Intensitas bunyi suara las yang tinggi sering mengganggu kesehatan telinga
mereka. Namun tak jarang ada beberapa pula yang mengganggap bunyinya
pelindungi diri yang petugas gunakan cukup minim sebagai operasionalnya. Alat
4. Penerangan minim.
Limbah
Karena masih banyak terdapat sampah berserakan, dan dibiarkan begitu saja.
Untuk pengangkutan sampah itu sendiri dilakukan setiap minggunya namun tidak
rutin dilakukan setiap saat. Belum ada program khusus yang dilakukan dalam
program lingkungan kerja namun saat ini hanya penanganan limbah yang
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengamanan pelaksanaan
harus lengkap dan juru las harus mengerti dan dapat serta mau menggunakan alat
- Pada pengelasan di tempat yang tinggi harus menggunakan alat pengaman agar
tidak terjatuh.
b. Pengawasan umum
pada peralatan yang digunakan, bahan las yang dipilih, pelaksanaan dan
- Pengawasan peralatan
Dengan menggunakan peralatan yang sempurna, akan diperoleh mutu hasil lasan
yang baik dan efisiensi kerja yang tinggi, karena itu diperlukan sistem manajemen
yang dapat menentukan cara-cara pemilihan alat, pembelian alat, peminjaman alat
Pengaturan pembelian bahan las baik dalam jenis maupun dalam jumlah harus
menjamin agar selalu terdapat jumlah persediaan seperti yang telah ditentukan dan
- Pengawasan pelaksanaan
- Pengawasan keterampilan
Untuk mendapatkan juru las yang terampil perlu diadakan pelatihan dan
yang ditentukan oleh badan yang berwenang dalam bidang konstruksi yang sesuai
- Pengawasan proses
berarti hasil yang baik dengan cepat dan murah. Pengawasan proses meliputi
Pada pekerjaan pengelasan banyak risiko yang akan terjadi apabila tidak
hati-hati terhadap penggunaan peralatan, mesin dan posisi kerja yang salah.
Selama proses pengelasan akan timbul cahaya dan sinar yang dapat
membahayakan juru las dan pekerja lain yang ada di sekitar pengelasan. Cahaya
tersebut meliputi cahaya yang dapat dilihat atau cahaya tampak, sinar ultraviolet
-Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet sebenarnya adalah pancaran yang mudah diserap, tetapi sinar ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh. Bila sinar ultraviolet yang terserap oleh lensa dan kornea mata melebihi
jumlah tertentu maka pada mata akan terasa seakan-akan ada benda asing di
dalamnya. Dalam waktu antara 6 sampai 12 jam kemudian mata akan menjadi
sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umunya rasa sakit ini akan hilang setelah 48
jam.
-Cahaya tampak
Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea
ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka akan segera menjadi lelah dan
kalau terlalu lama mungkin akan menjadi sakit. Rasa lelah dan sakit ini sifatnya
- Sinar inframerah
Adanya sinar inframerah tidak segera terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih
berbahaya sebab tidak diketahui, tidak terlihat dan tidak terasa. Pengaruh sinar
Besarnya kejutan yang timbul karena listrik tergantung pada besarnya arus dan
keadaan badan manusia. Tingkat dari kejutan dan hubungannya dengan besar arus
1. Arus 1 mA hanya akan menimbulkan kejutan yang kecil saja dan tidak
membahayakan.
2. Arus 5 mA akan memberikan stimulasi yang cukup tinggi pada otot dan
orang yang terkena tidak dapat melepaskan dirinya tanpa bantuan orang
lain.
Debu dalam asap las besarnya berkisar antara 0,2 µm sampai dengan 3 µm.
Komposisi kimia dari debu asap las tergantung dari jenis pengelasan dan
elektroda yang digunakan. Bila elektroda jenis hydrogen rendah, di dalam debu
asap akan terdapat fluor (F) dan oksida kalium (K2O). Dalam pengelasan busur
listrik tanpa gas, asapnya akan banyak mengandung oksida magnesium (MgO).
Gas-gas yang terjadi pada waktu pengelasan adalah gas karbon monoksida (CO),
karbon dioksida (CO2), ozon (CO3) dan gas nitrogen dioksida (NO2).
d.Bahaya kebakaran.
Kebakaran terjadi karena adanya kontak langsung antara api pengelasan dengan
bahan-bahan yang mudah terbakar seperti solar, bensin, gas, cat kertas dan bahan
lainnya yang mudah terbakar. Bahaya kebakaran juga dapat terjadi karena kabel
yang menjadi panas yang disebabkan karena hubungan yang kurang baik, kabel
yang tidak sesuai atau adanya kebocoran listrik karena isolasi yang rusak.
e. Bahaya Jatuh.
Didalam pengelasan dimana ada pengelasan di tempat yang tinggi akan selalu ada
bahaya terjatuh dan kejatuhan. Bahaya ini dapat menimbulkan luka ringan
diperhatikan.
las listrik sangat diperlukan karena dalam proses produksi suatu pekerjaan
yang terkait didalamnya, baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Pada proses
pengelasan las listrik banyak sekali hal-hal yang membahayakan dan perlu
diperhatikan baik bagi welder, mesin las listrik, dan orang-orang disekitarnya, hal-
Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun mesin las
listrik yang dapat mengenai kulit, mata welder dan masuk kedalam
pernafasan welder.
Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang dapat
orang-orang disekelilingnya.
terwujudapabila didukung oleh semua pihak baik dari pemerintah dalam bentuk
pengelasan. Pasal 3: juru las yang telah menempuh ujian juru las dengan
Faktor Fisika di Tempat Kerja, Pasal 6: Nilai Ambang Batas (NAB) untuk
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau barang
penyimpanan barang
PEMBAHASAN
perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan
program perlindungan terhadap karyawan atau pekerja pada saat bekerja dan
berada di lingkungan tempat kerja dari risiko kecelakaan kerja dan kerusakan
mesin atau alat kerja untuk mencegah dan menghilangkan sebab terjadinya
b.Faktor kerja/lingkungan
Meliputi, tidak cukup kepemimpinan dan pengawasan,rekayasa,
dan penyalahgunaan.
yaitu:
c) Jarak antara setiap dua tumpukan tidak boleh kurang dari 1 meter.
Sumber bahaya ini dapat bersifat fisik, listrik, termal, terkait dengan
pendengaran atau lainnya. Dua prinsip dasar kontrol sumber bahaya yang harus
(2) melindungi pekerja dengan peralatan pelindung pribadi yang spesifik untuk
resiko tertentu.
yang berlaku. Yang menjadi kepedulian utama dalam menilai arsitektur pabrik
adalah risiko kelebihan beban structural dan keruntuhan. Namun, sumber bahaya
terhadap keselamatan yang lebih umum seperti jalan keluar, koridor, gang dan
rute keluar dalam situasi darurat yang terhalang atau tidak memadai juga dapat
darurat.
d. Pencahayaan
produktivitas dan kualitas produk. Bisa saja terdapat kebutuhan yang berbeda
akan penerangan, bergantung pada mesin tertentu yang digunakan atau tugas
dimana pekerja terlibat. Pada umumnya, penerangan yang disediakan harus cukup
berkualitas tinggi.
Paparan bising (noise) menurut ILO (2013), adalah sumber bahaya umum
di banyak lokasi pabrik. Paparan bising (noise) yang berlebihan setiap harinya
pekerja terpapar tingkat suara untuk lama waktu seperti tabel berikut:
Tabel 1.
PELINDUNG PENDENGARAN
DIPERLUKAN
memiliki Noise Reduction Rating (NRR) yang cukup untuk mengurangi paparan
tingkat suara yang lebih kecil dari yang tertera dalam tabel diatas terhadap
pekerja. Apabila setiap pekerja terus-menerus terpapar bising lebih dari 100 dBA,
maka mereka harus diberi kedua jenis pelindung pendengaran dan harus
f. Fasilitas Pekerja
Secara umum, fasilitas yang didapatkan oleh pekerja bengkel saat bekerja
berupa toilet, kamar mandi, kantin, bangunan asrama, ruang pertolongan pertama,
daerah layanan medis atau klinik, tempat untuk berpakaian, pancuran dan daerah
untuk mencuci. Begitupun fasilitas yang ada di bengkel SMK hendaknya tidak
berbeda jauh dengan fasilitas yang didapatkan oleh para pekerja di industri.
g. Organisasi Kerja
lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi para pekerjanya dan memfabrikasi
produk yang aman bagi konsumen dan lingkungan. Oleh sebab itu, manajemen
yang tepat dalam bentuk kebijakan, prosedur, rencana dan instruksi yang relevan.
a.Gangguan pernafasan
adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan gas.
Menurut teori, penimbunan debu dalam paru-paru ukuran 5-10 mikron akan
ditahan oleh saluran pernafasan bagian atas,debu ukuran 3-5 mikron ditahan oleh
alveoli,debu ukuran 0,1-1 mikron bermasa terlalu kecil sehingga dapat masuk ke
alveoli.
Dari hasil pengamatan kami tidak semua karyawan menggunakan masker
Bahaya selanjutnya pada tukang las dari sisi ergonomic yaitu para pekerja
pesanan banyak maka waktu istirahat mereka sedikit bahkan tidak memiliki waktu
istirahat. Hal tersebut berakibat pada kondisi tubuh pekerja mudah merasa lelah
c. Kebisingan
Dari hasil wawancara penulis dengan pekerja. Pada saat bekerja pertama kali,
pekerja merasakan kebisingan. Namun seiring waktu hal ini sudah menjadi hal
pendengaran pekerja berkurang seiring dengan waktu yang telah dihabiskan dalam
pekerjaan ini. Efek yang ditimbulkan oleh kebisingan di lingkungan kerja ini
Para pekerja juga tidak memakai APD (aer muft dan aer plug) dengan alasan tidak
Efek psikologis
d. Kebutaan
kebutaan, karen pekerja pada saat mengelas tidak selalu memakai kacamata. Para
pekerja memakai kaca mata hanya pada saat mereka mengelas listrik saja karena
pada saat mengelas listrik percikan api ke mata tajam dan terasa panas. Sedangkan
pada saat mengelas karbit, pekerja sudah biasa tidak memakai kaca mata karena
sudah terbiasa dan tidak menghiraukan akan bahaya dari percikan api kemata
e. Luka bakar
Dari hasil observasi kami dampak dari mengelas selain kebisingan dan
kebutaan juga bisa mengakibatkan luka bakar. Area yang sering terkena ialah
telapak tangan karena pekerja tidak memakai APD berupa sarung tangan dan area
kaki karena tidak menggunakan sepatu yang cocok digunakan untuk mengelas.
Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah
aktivitas tangan.
yang berlawanan. Bila hanya satu lengan saja yang bergerak terus-
b. Mengangkat beban
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik
turundll.
Keterampilan bekerja
pembebanan
Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
permulaan gerakan
menjinjing beban
Lamanya bekerja bagi pekerja kerja dalam sehari yang baik pada
umumnya 6 – 8 jam sisanya untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan
secara khusus pula. pengaturan kerja bertujuan agar kemampuan kerja dan
kemampuankerja.
undangan
Alat Pelindung Diri atau APD adalah kelengkapan wajib yang digunakan
saat bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko untuk menjaga keselamatan tenaga k
erja itu sendiri ataupun orang lain di tempat kerja. Pada pekerja bengkel las
penggunaan alat pelindung diri sangat perlu untuk di perhatikan. Pekerja hanya
sesekali menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sepatu. Sarung
tangan tidak pernah digunakan oleh pekerja di sebabkan karena repot untuk
dilakukan sangat beresiko untuk menciderai tubuh mereka khususnya tangan, dan
alat pelindung diri untuk kebisingan tidak pernah digunakan karena pekerja tidak
dengan adanya alat pelindung diri dapat meminimalkan resiko yang akan terjadi
pada pekerja. APD adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk
melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau
kecelakaan kerja. Tujuan penggunaan alat pelindung diri adalah untuk melindungi
penggunaan alat pelindung diri bermanfaat bukan hanya untuk tenaga kerjatetapi
secara baik
dan bijaksana serta disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada, guna keefektifan
alat pelindung diri yang akan digunakan oleh pekerja. Alat pelindung diri yang
2. Berbobot ringan.
7. Pemeliharaan mudah.
10. Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa “tidak nyaman” tidak mungkin
Alat pelindung diri untuk pekerja las listrik dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
mesin yang berputar dan melindungi kepala dari bahaya terbenturnya benda tajam
atau keras. Bahaya kejatuhan benda atau terpukul benda yang melayang, percikan
bahan kimia korosif, panas sinar matahari, dan lain sebagainya. Jenis alat
a. Topi pelindung
Topi ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya kejutan benda,
b. Tudung kepala
Tudung kepala untuk melindungi kepala dari bahaya terkena atau kontak
dengan bahan kimia, api, panas radiasi. Tudung kepala biasanya terbuat dari asbes
Alat ini digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia
korosif,debu dan partikel kecil yang melayang di udara, gas atau uap yang
sinar matahari.
berfungsi untuk melindungi mata dan muka (Alat Pelindung Wajah). Alat ini
dapat dipasang pada helm (welding helmet ) atau langsung pada kepala, dapat juga
dipegang dengan tangan, dan banyak digunakan pada pekerjaan pengelasan. Sinar
las yang terangtidak boleh dilihat dengan mata secara langsung sampai jarak 15
meter. Kaca untuk tameng wajah adalah kaca khusus yang dapat mengurangi sinar
las tersebut. Manfaat penggunaan tameng wajah atau topeng las yaitu digunakan
untuk melindungi wajah dari bahaya sinar las (sinar tampak, sinar ultra
violet,inframerah), radiasi panas las serta percikan bunga api las yang tidak
wajah pekerja las tidak dilindungi dengan alat ini maka kulit wajah akan terasa
terbakar dan sel kulit wajah akan rusak. Pekerja pengelas perlu memperhatikan
(1) Tameng wajah harus mempunyai daya penerusyang tepat terhadap cahaya
tampak;
(2) Tameng wajah harus mampu menahancahaya dan sinar yang berbahaya;
(3) Tameng wajah harus tahan lama danmempunyai sifat tidak mudah berubah;
lebih besar ke dalam saluran pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran
tertentu.
kaki dari tertimpa benda berat, tertuang logam panas, bahan kimia korosif,
7. Pakaian Pelindung
Alat pelindung jenis ini digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuh dari percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia, dan lains
tubuh pemakainya yaitu mulai dari daerah dada sampai lutut, atau juga menutupi
yang terkait didalamnya, baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Pada proses
adalah :
1. Percikan bunga api yang dapat membahayakan pekerja maupun mesin las yang
dapat mengenai kulit, mata pekerja, yang semua itu akan mengganggu berjalannya
proses produksi.
2. Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan pekerja dan orang-
orang disekelilingnya.
3. Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang dapat
membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh pekerja maupun orang-
orang disekelilingnya.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tidak ada satupun petugas bengkel las yang terdaftar kesehatan dan
akibat kerja maka perusaahn di tempat dia bekerja hanya membiayai setengah dari
3. Tidak terdapatnya APD khusus yang seharusnya wajib di pakai pada petugas
bengkel las.
5.Keadaan lingkungan industri yang kurang memadai dari segi sanitasi dari mulai
karenakan, menurut hasil survei. Kejadian akibat kerja jarang terjadi .hanya
7. Tidak adanya peraturan khusus yang mengharuskan pekerja bengkel las yang
Lhokseumawe.
5.2 Saran
1. Perusahaan
itu sendiri maupun orang lain yang ada disekitarnya karena hal tersebut sangat
kesehatan kerja yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain supaya
Manfaat bagi peneliti lain adalah ketika menganalisi resiko kerja pada
pekerja las adalah pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk
penganalisis kejadian dan kecelakaan kerja pekerja las di PT. Puput Tekhnik juga
REFERENSI