0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
180 tayangan

Novel Tomy1

Novel ini menceritakan tentang hubungan antara Hanafi, seorang pria pribumi dengan Corrie, seorang wanita Belanda yang ditentang karena perbedaan adat istiadat antara kedua belah pihak. Novel ini mengangkat tema benturan nilai-nilai tradisional dan modern serta Timur dan Barat dalam masyarakat kolonial.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
180 tayangan

Novel Tomy1

Novel ini menceritakan tentang hubungan antara Hanafi, seorang pria pribumi dengan Corrie, seorang wanita Belanda yang ditentang karena perbedaan adat istiadat antara kedua belah pihak. Novel ini mengangkat tema benturan nilai-nilai tradisional dan modern serta Timur dan Barat dalam masyarakat kolonial.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 4

Resensi Novel Salah Asuhan

1. Identitas Novel
Judul
: Salah Asuhan
Penulis
: Abdoel Moeis
Penerbit
: PT Balai Pustaka
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2009
2. Kepengaragan
Abdoel Moeis adalah

seorang pengarang zaman Balai Pustaka yang berasal dari daerah

minangkabau. Ayahnya orang Minang dan ibunya orang Sunda. Ia adalah seorang pejuang
kebangsaan Indonesia yang sezaman dengan H.O.S Cokrominoto dan Ki Hajar dewantara. Sebagai
seorang perintis kemerdekaan, ia mulai menerjuni lapangan politik sejak tahun 1920 sebagai anggota
Indie Werba, kemudian menjadi pemimpin serikant islam dan menjadi anggota Volksraad.
Dengan mengetengahkan tokoh Hanfi dalam roman Salah Asuhan. Abdoel Moeis mengkritik sikap
dan tingka laku kaum borjuis yang kebarat-baratan dan lupa daratan. Dalam roman tersebut, soal adat
masih disinggung-singgungnya, bahkan dikritiknya tajam sekali. Beberapa karya lain yang berupa
roman adalah Surapati Robert Anak Surapati, dan Pertemuan jodob.
3. Sinopsis
Tempat bermain tennis, yang dilindungi oleh pohon-pohon ketapang sekitarnya, masih sunyi. Cahaya
matahari yang diteduhkan oleh daun-daun di tempat bermain itu, masih keras, karena dewasa itu baru
pukul tengah lima petang hari. Setiap petang berkumpulah beberapa orang penduduk solok yang
ternama ke tempat itu buat bermain tennis. Tua-muda, gadis dan nyonya, bangsa Barat dan bangsa
Timur sekaliannya bercampurgaullah di sana, buat memuaskan hati, melakukan permainan sport
yang makin digemari orang di segenap negeri. Seorang pun belum ada di tempat permainan tennis,
karena kedua anak muda, yang duduk berlindung di bawah pohon yang rimbun menghadap meja teh
dekat permainan itu, belum boleh dikatakan hendak bermain, sebab meskipun mereka masingmasing memakai pakaian tennis, sedang dua buah raket tersandar di kaki kursi, tapi kedua anak
muda itu duduk di dalam kebun di sisi sebuah rumah di sebelah tempat bermain tennis. Segala
sesuatu menunjukkan bahwa mereka berkali-kali belumlah bermaksud hendak bermain.
Ya, Han! kata yang seorang, yaitu seorang gadis bangsa Barat yang amat cantik parasnya. Sambil
berkata-kata dituangkannyalah air teh ke dalam cangkir yang tersedia. Disendokkannyalah gula,
dikacau-kacaunyalah. Apalah akan persangkaan orang, bila setiap hari aku datang terdahulu ke
tempat bermain ini, sedang datangku itu pun senantiasa ke rumahmu dahulu.
Segalah orang harus menerima baik apa yang hendak dilakukan oleh sesama manisua atas dirinya
sendiri, sahut anak muda, yang dinamai Han oleh gadis tadi, asal perbuatan itu tidak mengganggu
atau merugikan kepda sesama manusia. Bila di dalam segala buatan, kita harus bertanyalebuh dahulu
kepada orang lain, apakah timbangan atas perbuatanya itu, meskipun perbuatan itu tidak
mengganggu kesenangannya, niscaya akan menjadi berat kehidupan manusi, Corrie.

Hanafi, Hanafi!Hari ini fiilmu sangat pula susahnya. Kalau sifat dan hatimu kurang-kurang kukenal,
niscaya akan boleh timbul salah persangkaanku atas dirimu. Tapi dari kecil kita bercampur;dari
semasa di bangku sekolah rendah. Jadi fiil tabiatmu sudah jelas benar bagiku. Tenangkanlah dahulu
darahmu; lembaga masing-masing bangsa. Tak usahlah kita turut-turut memperkatakan hal pakaian
yang digalibkan atau hendak diubah oleh bangsa-bangsa lain di luar kita, karena di negeri mereka
masing-masing perkara itu memang sedang menjadi buah perselisihan. Apakah gunanya kita turutturut memusingkan kepala? Aku tahu buat diri sendiri, meskipun esok atau lusa di kola Solok ini
sudah lazim berjalan berkeliaran memakai baju renang, aku sendiri tidak akan menyertai arus mode
yang serupa itu. tidak, Hanafi yang menjadi pertikaian tutur bagi kita ialah hal adat lembaga
sesuatubangsa di dalam pergaulannya. Dalam pergaulan bangsaku, bangsa Eropa, sungguh
longgarlah pergaulan antara laki-laki dengan perempuan, sebagai kau katakan tadi. Tapi sebab suda
galib tidaklah akan cepat orang berbuat fitnah atau menyangka buruk, apalagi apalagi kelihatan
laki-laki bergaul dengan perempuan lain yang bukan ahli karibnya. Tuan du Bussee ayah Corrie,
seorang Prancis yang sudah pensiun dari jabatan arsitek. Di hari tuanya ia sudah hidup menyisihkan
diri sebagai orang bertapa. Semati nyonya, yaitu seorang perempuan Bumiputra Solok, yang sudah
dikawinkan di gereja, orang tua itu sudah menganjurkan diri dari pergaulan orang banyak. Tidalah ia
pernah berkunjung ke rumah orang lain; barang siapa yang datang ke rumahnya, tidalah ia tolaknya,
tapi sebagai sudah galibnya pada tabiat orang prancis, tidalah pula ia kekurangan di dalam budi
bahasa. Hanya orang yang datang itu saja akan berasa, bahwa tuan rumah pastilah memuji, bila yang
berkunjung itu segera pulang kembali. Tuan du Bassee mencari kesenangannya dengan berburu.
Meskipun umurnya sudah enam puluh tahun, tapi tidak ada hutan belukar yang tidak di masuki, tak
ada gunung tinggi yang tidak berdaki, ataupun jurang alam yang tidak terturuni olehnya. Asal ia
menggenggam senapan repetirnya, biar beruang harimau pun dihadapannya dengan hari yang tetap.
Bila senapan itu sudah meletus, sekalian pengiringnya yaknilah akan memikul pulang salah seeokor
peghuni rimba, yang ditakuti orang sekeliling tempat itu dari kampung-kampung. Yang amat disukai
oeleh Tuan de Bussee ialah berburu harimau. Berhari-hari ia meninggalkan rumahnya. Kalau biskuit
dan whisky yang dibawanya buar bakal belu habis, tak akan pulanglah ia dengan tangan kosong.
Kulit harimau itu dijemurnya, lalu disamak dengan pelbagia obat yang diketahuinya. Tiap-tiap
pemuda yang bersekolah di Betawi datang melihat-lihat temaasa ke Danau Singkarang atau
Sawahlunto dan singgah ke Solok, belum pernalah mereka melampaui sebuah rumah kecil yang amat
bersih rupanya. Rumah itu dibeli oleh ibu Hanafi dan di sanalah ia tinggal bersama Rapiah, karena
perlu menyekolahkan Syafei. Rapiah tidak suka bercerai dengan mentuanya yang sudah
dipandangnya sebagai ibu kandungnya; sebgai ibu Hanafi pun berkata hendak menurutkan orang
yang berdua itu kemana perginya. Rapiah tetap menolak hendak dipersuamikan. Ia berkata, tak
sampai hati akan memberi ayah tiri kepada Syafei. Ibu Hanafi memerlukan benar meneymbelikan
ayam, tiap-tiap kedatangan anak-anak sekolah Betawi. Pemuda-pemudi itu senang sekali datang
berkunjung ke rumah orang yang peramah dan arif bijaksana itu; dan banyaklah diantara mereka

mendapat pelbagai nasehat dari ibu Hanafi berhubung dengan pakaian hidup. Banyaklah keluar
pemandangan tentang kehidupan orang timur yang sekali-kali janganlah menjadi sepuhan dari Barat.
Setiap hari jumat, ibu Hanafi dengan Rapiah memerlukan datang ke kubur Hanafi, membawa air dan
bunga. Hanafi di kuburkan di Solok, mayatnya diusung dari koto Anau ke sana, karena waktu hendak
menguburkannya, timbullah selisih. Sepanjang timbangan Tuanku Demang, tiadalah boleh mayat
Hanafi dikuburkan di kampung.
4. Unsur-Unsur Instrinsik Novel
A. Tema
Sepasang kekasih yang ditentang karena adanya perbedaan adat istiadat.
B. Tokoh
a. Hanafi
Watak
: Kasar
Kutipan
: Apa pula yang terasa di hati ibu, yang terkalang dimata,
ceritakanlah. Gunung Talangkah hendak meletus, padi di
sawah dimakan tikus?.
b. Corrie
Watak
: Patuh terhadap ayahnya
Kutipan
: jika corrie dilarang oleh ayahnya buat bersuamikan orang
Melayu, patut benarlah ia menurut perintah ayahnya.
c. Rapiah
Watak
: Sabar
Kutipan
: Rafiah memang sudah kehilangan gebtar atau malu
memperlihatkan rupa secara itu ke muka sahabat sahabat
suaminya.
d. Ibu Hanafi
Watak
: Penasehat
Kutipan
: Hanafi, Hanafi! Sudah ada di dalam kira-kira ibu, bahwa
engkau akan mencemoohkan pula maksud orang tua-tua yang
semulia itu, jadi buat mencegah jangan hati mereka
tersinggung.
C. Alur
Alur yang digunakan dalam novel salah asuhan yaitu alur maju karena pengarang menceritakan
kisah yang berlanjut.
D. Sudut pandang
Sudut pandang pelaku utama orang ketiga
Kutipan : Hanafi, Hanafi!Hari ini fiilmu sangat pula susahnya. Kalau sifat dan hatimu kurangkurang kukenal, niscaya akan boleh timbul salah persangkaanku atas dirimu.
E. Amanat
1. Janganlah kita meninggalkan adat istiadat walaupun adat negara lain
masuk ke daerah.
2. Jangan paksakan pernikahan yang menentang adat istiadat yang akan
membuat kedua pasangan sengsara.
5. Unsur Unsur Ekstrinsik
1. Nilai budaya

Hanafi! Engkau juga yang mulai memperbincangkan tentang adat istiadat lembaga serta tertib
kesopananmasing-masing bangsa; engkau pun juga yang tak suka mengindahkan atau mengakui
atas adanya perbedaan adat istiadat lembaga antara bangsa dan bangsa.
2. Nilai kesopanan
Meminta maaf jika melakukan kesalahan.
Akhirnya dalam memperjuangkan hidupnya Hanafi menyadari segala perbuatanya kepada ibunya
dan segala tindakan dan pelanggaran yang menyakiti hati Ibunya dan Rafiah ia sesalkan.
6. Kelebihan dan kekurangan novel salah asuhan
Kelebihan :
1. Sebuah bacaan menarik yang sangat inspiratif.
2. Sampulnya menarik.

Kekurangan :
1. Mengunakan bahasa yang sulit dimengerti.
2. Novelnya terlalu tebal sehingga membosankan untuk dibaca.

7. Kesimpulan
Novel ini layak untuk di baca. Karena, novel ini memperlihatkan benturan kebudayaan, yaitu
nilai-nilai tradisi dan modern, nilai-nilai Timur dan Barat. Kini ia menenmukan relevansi barunya
ketika kebudayaan Barat kian nyata menghegemoni kebudayaan kita. Salah asuhan adalah
tonggak sastra kontemporer pada zamannya. Ia memiliki tema aneh dan barang kali dianggap
lancang pada saat itu. bagaimana mungkin seorang Hanafi yang hanya pribummi, yang notebone
adalah kelas rendah untuk pandangan kelas yang diterapkan di Hindia Belanda bisa mencintai
dan menikah dengan perempuan belanda?.

Anda mungkin juga menyukai