Proposal Tugas Metode Penelitian
Proposal Tugas Metode Penelitian
Proposal Tugas Metode Penelitian
Oleh :
RIZKI DARMAWAN (39414615)
FITRYANA WIDIYAWATI (34414353)
SYAMSUL HUDHA (3A414594)
ARI NURZEHA (31414546)
HIDAYATUL RAHMAN (34414981)
NICKO MAS MERDEKA (37414728)
DEDE RADIMAN (32414618)
Sebagai Salah Satu Syarat Penilaian Mata Kuliah Metode Penelitian Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
Oleh :
Rizki Darmawan (39414615), Fitryana Widiyawati (34414353), Syamsul Hudha
(3a414594), Ari Nurzeha (31414546), Hidayatul Rahman (34414981), Nicko Mas
Merdeka (37414728), dan Dede Radiman (32414618)
Disetujui,
Bekasi, November 2016
Irwan Santoso
Dosen Pengajar Mata Kuliah Metode Penelitian
I.
JUDUL
ANALISIS
PENINGKATAN
KUALITAS
PRODUK
DENGAN
II.
PERSONALIA
2.1.
Pelaksana :
Rizki Darmawan (39414615), Fitryana Widiyawati (34414353), Syamsul
Hudha (3a414594), Ari Nurzeha (31414546), Hidayatul Rahman
(34414981), Nicko Mas Merdeka (37414728), dan Dede Radiman
(32414618)
Mahasiswa semester V pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Gunadarama
2.2.
Pembimbing :
Irwan Santoso
Dosen Pengajar Mata Kuliah Metode Penelitian
III.
LATAR BELAKANG
Persaingan dunia usaha menjadi semakin ketat sehingga menuntut
menjamin kelancaran usahanya, juga sebagai wujud dari antisipasi persaingan dan
upaya pemuasan kebutuhan pelanggan. Untuk menjaga konsistensi kualitas dari
suatu produk yang dihasilkan agar sesuai dengan kebutuhan pasar yang serba
hiperkompetitif ini diperlukan adanya suatu kegiatan peningkatan kualitas.
Peningkatan kualitas merupakan suatu aktivitas teknik dan manajemen
dengan cara mengukur karakteristik kualitas dari suatu produk, kemudian
membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan
oleh pelanggan. Metode Quality Function Deployment adalah metode perencanaan
dan pengembangan secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan
mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan mengevaluasi
kemampuan produk atau jasa secara sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan tersebut. Uraian diatas menjelaskan bahwa metode QFD merupakan cara
untuk peningkatan kualitas.
Perkembangan yang semakin pesat itu, maka sebagai seorang mahasiswa
harus bisa beradaptasi terhadap perkembangan tersebut, karena itu dengan adanya
penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang berharga. Karena mahasiswa dapat
terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui aplikasi dari ilmu pengetahuan yang
didapat dari pendidikan formal. Keberadaan mahasiswa dapat juga membantu
perusahaan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan dalam
dengan bidang dan kemampuan mahasiswa.
IV.
PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
V.
PEMBATASAN MASALAH
Menyadari akan adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka di sini
perlu diadakan batasan masalah yang akan dibuat secara jelas, mudah dimengerti
dan terperinci, sebagai berikut:
VI.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran perusahaan PT PANCA FORTIS MITRA
LESTARI dan produk yang di hasilkan.
2. Mengetahui Identifikasi kebutuhan pelanggan untuk produk kasur,
dengan menggunakan kuesioner
3. Mengetahui solusi (perbaikan kualitas produk), berupa karakteristik
teknis dari produk yang akan dibuat menggunakan merode QFD, dan
melakukan analisis hasil
4. Mengetahui manfaat atau efek dari penerapan metode QFD
VII.
KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan Penelitian secara umum adalah sebagai berikut:
1. Untuk menerapkan hasil studi dan perbandingan antara teori yang
diterima dan dipelajari dengan realitas lingkungan kerja.
2. Diharapkan Laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
dan pembaca yang ingin mengetahui tentang peningkatan kualitas
produk.
3. Sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan bagi PT PANCA
FORTIS MITRA LESTA
ini
merupakan
persiapan
dalam
melakukan
dan
mengidentifikasi
semua
konsumen
yang
potensial,
serta
Perusahaan
harus
bisa
membedakan
kebutuhan
konsumen
quality). Buat diagram Afinitas. Diagram afinitas merupakan alat yang digunakan
untuk mengidentifikasi informasi yang bersifat kualitatif dan terstruktur secara
hierarkis (bottom up). Mengurutkan frase-frase menjadi kebutuhan konsumen
sesungguhnya (true customer need) menggunakan voice of customer table. Selama
proses ini dikembangkan pertanyaan-pertanyaan, hal-hal yang harus dipecahkan
dan ide-ide konsep produk.
8.2.6. Kuantifikasi data
Setelah diagram afinitas terbentuk maka langkah selanjutnya adalah
mengkuantifikasi data. Data yang dibutuhkan untuk proses QFD adalah:
kepentingan relatif dari kebutuhan tersebut dan tingkat performansi kepuasan
konsumen untuk setiap kebutuhan/keinginan,
Proses benchmarking biasanya dilakukan untuk mempermudah kuantifikasi
data. Benchmarking dapat diartikan sebagai patok duga, benchmarking sebagai
suatu proses belajar yang berlangsung secara sisitematis dan terus menerus dimana
setiap bagian dari suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik
atau pesaing yang paling unggul. Benchmarking digunakan untuk menentukan
proses yang akan diperbaki secara berkesinambungan dan perubahan yang
dibutuhkan. Faktor-faktor yang mendorong perusahaan melakukan benchmarking,
antara lain komitmen terhadap TQM, fokus pada pelanggan, product-to-market
time, waktu siklus produksi dan laba. (Teddy Pawitra, 1994)
Tujuan utama benchmarking adalah untuk menemukan kunci atau rahasia
sukses dari perusahaan yang terbaik dikelasnya, dan kemudian mengadaptasi serta
memperbaikinya untuk diterapkan pada perusahaan yang melaksanakan
benchmarking tersebut, baik dibidang manufaktur, pemasaran atau distribusi, dan
pelayanan. Benchmarking tidak sekedar mengumpulkan data, melainkan yang lebih
penting adalah apa rahasia dibalik pencapaian kinerja yang terlihat dalam data yang
diperoleh. Pelaksanaan benchmarking terhadap perusahaan kompetitif, azas-azas
benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagimana dan mengapa
suatu perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugastugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Fokus dari kegiatan
benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahan lainnya. Ruang
lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan jasa, menjalar kearah proses,
fungsi, kinerja organisasi, logistik, dan pemasaran. Benchmarking juga berwujud
perbandingan yang terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang tentang
praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.
Kegiatan benchmarking perlu keterlibatan dari semua pihak yang berkepentingan,
pemilihan yang tepat tentang apa yang akan di- benchmarking-kan, pemahaman
dari organisasi itu sendiri, pemilihan mitra yang cocok, dan kemampuan untuk
melaksanakan apa yang ditemukan dalam praktik bisnis. (Teddy Pawitra, 1994)
Praktik benchmarking di perusahaan terdapat berbagai perubahan dan
manfaat yang akan dirasakan. Secara umum manfaat tersebut adalah perubahan
budaya memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target kinerja baru yang
realisitis berperan meyakinkan setiap orang dalam organisasi akan kredibilitas
target. Manfaat lain adalah perbaikan kinerja membantu perusahan mengetahui
adanya gap-gap tertentu dalam kinerja dan untuk memilih proses yang akan
diperbaiki. Manfaat utama dari benchmarking adalah peningkatan kemampuan
sumber daya manusia dengan memberikan dasar bagi pelatihan, karyawan
menyadari adanya gap antara yang mereka kerjakan dengan apa yang dikerjakan
karyawan lain diperusahaan lain, dan keterlibatan karyawan dalam memecahkan
permasalahan sehingga karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan
keterampilan. (Ross,1994)
Evolusi konsep benchmarking sebenarnya telah mengalami setidaknya lima
generasi. Evolusi benchmarkin dimulai dari reverse engineering dalam tahap ini
dilakukan perbandingan karakteristik produk, fungsi produk dan kinerja terhadap
produk sejenis dari pesaing. Evolusi selanjutnya adalah competitive benchmarking
selain melakukan benchmarking terhadap karakteristik produk, juga melakukan
benchmarking terhadap proses yang memungkinkan produk yang dihasilkan adalah
produk unggul. Dilanjutkan dengan process benchmarking memiliki lingkup yang
lebih luas dengan anggapan dasar bahwa beberap proses bisnis perusahaan
terkemuka yang sukses memiliki kemiripan dengan perusahaan yang akan
melakukan
benchmarking.
Berkembang
menjadi
strategic
benchmarking
perusahaan yang dijadikan mitra dalam benchmarking. Cara terakhir adalah dengan
kunjungan langsung yang dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke lokasi
mitra benchmarking untuk saling tukar informasi. (Hiam dan Schewe,1992)
Perasyarat yang harus untuk melakukan benchmarking adalah dengan
memiliki kemauan dan komitmen, keterkaitan tujuan strategic antar perusahaan
terkait, ketrampilan analisis proses, keterbukaan terhadap ide-ide, dan jetrampilan
riset, komunikasi, dan pembentukan tim. Point penting lainnya yaitu dengan
melakukan benchmarking perusahaan harus memiliki mindset untuk memenuhi
tujuan menjadi terbaik, dan bukan hanya perbaikan. (Hiam dan Schewe,1992)
International benchmarking clearinghouse memberikan kode etik yang
harus diikuti dalam kegiatan benchmarking. Prinsip pertama adalah prinsip
legalitas, diharuskan masing-masing peserta benchmarking untuk menghindari
tindakan yang dapat menjadi penghambat kegiatan benchmarking, maupun
kegiatan paska operasi termasuk kegiatan perdagangan. Prinsip kedua adalah
prinsip pertukaran, perlu dilakukan diskusi antar perusahaan dan mitra
benchmarking untuk menghindari salah pengertian dan pemberian informasi yang
sebanding. Prinsip ketiga adalah prinsip kerahasiaan, setiap informasi yang
diperoleh perusahaan dan benchmarking harus dijaga kerahasiaannya dan tidak
dibenarkan memberikan informasi kepada pihak lain tanpa persetujuan dengan
mitra benchmarking. Prinsip keempat adalah prinsip penggunaan, informasi
beberapa aspek yang diperoleh dan mitra benchmarking digunakan sebagai bahan
perbaikan proses atau banyak aspek dalam perusahaan. Prinsip kelima adalah
prinsip kontak pihak pertama, kontak untuk minta bantuan kepada mitra
benchmarking dilakukan melalui pimpinan atau manajer utama yang berwenang
untuk mengambil keputusan, dan kemudian menghubungi bagian yang akan dibenchmarking. Prinsip terakhir adalah prinsip kontak pihak ketiga, yaitu kepada
pihak ketiga tidak dibenarkan memberikan informasi mengenai siapa peserta
benchmarking. (Watson,1994)
Beberapa hambatan yang sering terjadi terhadap kesuksesan penerapan
benchmarking sangat berpengaruh. Hambatan tersebut adalah terlalu fokus internal,
organisasi terlalu berfokus internal dan mengabaikan kenyatan bahwa proses yang
terbaik dalam kelasnya dapat menghasilkan efisiensi yang jauh lebih tinggi, maka
visi organisasi menjadi sempit. Hambatan selanjutnya adalah dengan menerapkan
tujuan benchmarking terlalu luas, benchmarking membutuhkan tujuan yang lebih
spesifik dan berorientasi pada bagaimana (proses), bukan pada apa (hasil).
Penjadwalan yang tidak realistis juga merupakan hambatan, benchmarking
membutuhkan
kesabaran,
karena
merupakan
proses
keterlibatan
yang
membutuhkan waktu. Penjadwalan yang terlampau lama juga tidak baik, karena
mungkin ada yang salah dalam pelaksanaannnya. Pemilihan komposisi tim yang
kurang tepat. Perlu pelibatan terhadap orang-orang yang berhubungan dan
menjalankan proses organisasi sehari-hari dalam pelaksanaan benchmarking.
Hambatan selanjutnya adalah dengan bersedia menerima ok-in-class . Seringkali
organisasi memilih mitra yang bukan terbaik dalam kelasnya. Penekanan yang tidak
tepat juga merupakan hambatan, tim terlalu memaksakan aspek pengumpulan dan
jumlah data. Aspek yang paling penting adalah proses itu sendiri. Faktor
kekurangpekaan
terhadap
mitra
adalah
hambatan.
Mitra
benchmarking
memberikan akses untuk mengamati prosesnya dan juga menyediakan waktu dan
personil kuncinya untuk membantu proses benchmarking kepada organisasi
sehingga mereka harus dihormati dan dihargai
8.3.
Pengertian Kualitas
Kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang
Peningkatan Kualitas
Peningkatan kualitas merupakan suatu aktivitas teknik dan manajemen
IX.
METODOLOGI PENELITIAN
Flowchart digunakan untuk menggambarkan bagaimana proses pembuatan
proposal penelitian dari awal sampai selesai. Berikut ini adalah flowchart penelitian mutu.
Penjelasan Flowchart:
Metodelogi
penulisan
penjelasan-penjelasan
metodelogi penulisan dari awal sampai akhir proses membuat laporan penelitian
secara berurutan yang dibuat di dalam flowchart. Penjelasan metodelogi diawali
dengan mulai yang berarti proses pertama atau awal memulainya pembuatan
laporan penelitian.
Tahapan awal yang dilakukan dalam penulisan penelitian adalah dengan
melakukan studi pendahuluan berupa studi pustaka dan studi lapangan. Studi
pendahuluan ini bermaksud untuk mencari referensi dari berbagai sumber yang ada
seperti buku, artikel di internet yang berkaitan dengan QFD.
Identifikasi masalah adalah tahapan selanjutnya dalam proses penulisan
proposal penelitian. Identifikasi masalah berisi tentang rumusan masalah yang
paling banyak terjadi dalam usaha peningkatan mutu yang dilakukan oleh
perusahaan. Penelitian ini berfokus pada masalah-masalah yang dapat mendukung
perusahaan untuk meningkatan mutu produk di pasaran.
Tujuan penelitian berisi tentang tujuan dilakukannya penelitian untuk
mencapai target atau sasaran konsumen yang ingin dicapai. Tujuan utamanya yaitu
adalah peningkatan mutu produk sehingga eksistensi dapat stabil di pasaran.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran
kuesioner untuk mengetahui keingingan pelanggan yang terbanyak yaitu
pengumpulan data kuantitatif. Studi pustaka juga menjadi salah satu cara
mengumpulkan data dimana studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasanlandasan teori dan konseptual dari bebrapa referensi seperti buku dan artikel
internet.
Data sesuai bermanfaat untuk menyeleksi data-data terhadap data-data yang
sudah terkumpul. Apabila data sesuai maka dapat dilanjutkan ke tahap selanjutny,
tetapi apabila data tidak sesuai maka dilakukan pengumpulan data kembali.
Langkah selanjutnya adalah pengolahan data, pada langkah ini dilakukan
dengan dua cara yaitu pembuatan kuesioner dan matriks HOQ. Pembuatan
kuesioner dilakukan untuk mengetahui minat konsumen terhadap produk yang akan
X.
TATA LAKSANA
10.1.
Waktu
Kegiatan Penelitian akan dilakukan pada tanggal 1 Desember 28
Desember 2016
10.2.
Lokasi
Penelitian dilakukan pada PT PANCA FORTIS MITRA LESTARI
XI.
Desember 2016
No.
Kegiatan
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
II
III
IV
Persiapan ke lapangan,
pengenalan staff dan karyawan,
serta pengenalan lingkungan
usaha
No.
Kegiatan
Melakukan pendalaman terhadap
permasalahan dari kualitas produk
yang dipilih dan melakukan
identifikasi kebutuhan pelanggan
Pengumpulan data-data yang
diperlukan dan Penyusunan
kuesioner
Minggu I
Desember 2016
Minggu Minggu
II
III
Penyebaran kuesioner
Minggu
IV