Makalah Evaporator N Dryer
Makalah Evaporator N Dryer
Makalah Evaporator N Dryer
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam industri kimia terdapat berbagai alat yang digunakan untuk
mempermudah proses yang terjadi dalam suatu industri kimia . Alat alat tersebut
mempunyai fungsi tertentu sesuai dengan proses kimia yang dikerjakan serta jenis
bahan baku . Pemilihan alat menjadi hal yang penting karena berpengaruh pada
perlakuan yang diberikan. Produk yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan yang
diinginkan apabila alat yang digunakan tidak sesuai .
Adapun alat- alat industri kimia yang dibahas pada makalah ini yaitu evaporator
dan dryer. Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di industry
kimia untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi di evaporator adalah
evaporasi. Evaporasi sendiri merupakan proses perubahan molekul yang memiliki
fasa cair dengan spontan menjadi fasa gas.
Kemudian kendala dalam hal peningkatan produksi salah satunya disebabkan
oleh proses pengeringan, karena masih mengandalkan sinar matahari. Sehingga
ketergantungan pada kondisi iklim saat pengeringan, menjadikan persoalan tersendiri.
Ini mengakibatkan tidak bisa mengoptimalkan kapasitas produksi, karena proses
pengeringan tergantung pada intensitas cahaya matahari, yang memerlukan tempat
yang sangat luas. Oleh karena hal tersebut maka dibuat alat-alat pengering yang
digunakan untuk mengeringkan bahan yang tidak tergantung pada matahari.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan ini yaitu :
1.
2.
3.
4.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Evaporasi
Evaporasi dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu evaporasi yang berarti
proses penguapan yang terjadi secara alami dan evaporasi yang dimaknai proses
penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan.
Evaporasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Arti dari evaporasi adalah:
1. proses yang terjadi apabila jumlah molekul yang keluar dari permukaan
lebih besar daripada jumlah yang kembali ke permukaan air;
2. Istilah kimia proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air;
penguapan.
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan)
dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan
berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi didasarkan
pada proses pendidihan secara intensif, yaitu :
- Pemberian panas ke dalam cairan.
Makin tinggi pressure makin besar panas yang dibutuhkan jadi pressure perlu
-
ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999). Evaporasi merupakan suatu
proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair pekat
yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk
memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan
pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya
adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat
padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya
komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses
evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya
dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan
uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.
2.1.1
Proses Evaporasi
Proses evaporasi adalah proses berubahnya sebuah zat/substansi yakni zat cair
menjadi zat gas atau uap air. Perubahan fase zat ini melibatkan sejumlah energi kalor
dalam prosesnya. Energi ini dapat diperoleh dari Panas matahari (radiasi), dari
atmosfer (konduksi), atau dari bumi itu sendiri (konduksi). Proses evaporasi ini
merupakan salah satu tahap dalam proses terjadinya hujan.
Proses evaporasi digunakan untuk alasan-alasan tertentu, antara lain:
a. Produk perlu mempunyai konsentrasi bahan non volatil yang tinggi
b. Mutu dan stabilitas produk itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan air
c. Mengurangi volume fluida akan mengurangi biaya transportasi danpenyimpanan
d. Menghilangkan air akan mengurangi biaya penanganan limbah
e. Memekatkan larutan agar dapat digunakan kembali
f. Daur-ulang fluida yang dimurnikan dengan pengembunan uap
Manusia memanfaatkan proses evaporasi untuk berbagai kebutuhan. Misalnya
proses pembuatan garam. Air laut dipanaskan, hingga molekul airnya menguap.
Dengan menguapnya air, maka kandungan garam akan tertinggal sebagai endapan
garam.
kadang ada pula cairan volatil sebagai hasil utama, misalnya selama
pemulihan pelarut.
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Percepatan Evaporasi
2.2.
Evaporator
Evaporator merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah
keseluruhan atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair menjadi
uap sehingga hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau kental, proses yang
terjadi di dalam evaporator disebut dengan evaporasi.Pada dunia industri, manfaat
dari alat ini ialah untuk pengentalan awal cairan sebelum diolah lebih lanjut,
pengurangan volume cairan dan untuk menurunkan aktivitas air.Evaporator memiliki
dua prinsip dasar yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap air yang
terlarut dalam cairan.
Pada umumnya evaporator terdiri dari tiga bagian yaitu:
-
larutan yang telah dievaporasi biasanya terdiri dari beberapa komponen volatil
(mudah menguap).
2.2.1. Prinsip Kerja Evaporator
Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya
merupakan prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi itu sendiri. Prinsip kerjanya
dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik
didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki
konsentrasi yang tinggi.
10
memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian
atas dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur
uap dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan
pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak
terjadi.
2. Evaporator Film Jatuh (Falling Film Evaporator)
11
3.
sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap).Cairan mendidih dialirkan
dalam tabung-tabung vertikal dengan bantuan tenaga pompa yang kuat.
4.
Multi-effect Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.Semakin
12
Horizontal-tabung Evaporator
Evaporator horisontal-tabung merupakan pengembangan dari panci terbuka,
13
Evaporator jenis ini memiliki tabung yang panjang dan tidak terlalu
lebar.Tabung dari evaporator sendiri mempunyai panjang sekitar 12 sampai 20
feet dengan diameter 1 sampai 2 inci.Zat cair dan uap mengalir ke atas di dalam
tabung sebagai akibat dari peristiwa didih zat cair yang terpisah kembali ke dasar
tabung dengan gravitasi.Diatas pipa terdapat ruang uap yang berfungsi untuk
memisahkan cairan dengan uap. Uap akan menuju lubang pengeluaran diatas,
sedangkan cairan jatuh kebawah melewati saluran ada ditengah bejana, dan
kembali bersirkulasi masuk pipa
Kelebihan dan kekurangan:
1. Waktu pembersihan lebih pendek
2. Cocok untuk fluida yang sangat viskous hingga 1000 cP. (Tabel 4-7 Ulrich,
1984).
3. Efektif untuk memekatkan cairan yang memepunyai kecenderungan untuk
berbusa
4. Efektif untuk menangani material yang sensitif terhadap panas karena
evaporator ini dapat dioperasikan tanpa resirkulasi.
5. Kapasitasnya besar
6. Permukaan panas yang lebih besar daripada evaporator yang lainnya
7. Biaya tinggi
8. Miskin distribusi umpan
9. Umumnya membutuhkan resirkulasi pada evaporator falling film
10. Tidak diperuntukkan untuk garam dan liquid yang dapat menggumpal
11. Heat transfer tidak efektif pada beda temperatur untuk climbing film
evaporator.
14
15
2.2.4
Kegunaan Evaporator
Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri makanan.
Dalam dunia industri baik industri yang berskala besar maupun kecil, penggunaan
evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan produk sesuai
dengan yang diinginkan, seperti industri kimia dan industri makanan.
Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh
(merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator., contohnya proses
pembuatan garam, bahan baku garam dihasilkan dari air laut yang tentunya
memiliki kandungan air, sehingga garam akan dimasukkan ke dalam evapotor dan
dievaporasikan agar mengubah air menjadi uap dan dikeluarkan sehingga yang
tersisa hanya larutan mineral-mineral yang terdapat dalam evaporator.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang sama pada
jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk pengawetan
adalah pembuatan susu kental manis.
Khusus untuk industri migas, evaporator digunakan untuk memekatkan
larutan crude oil dengan menghilangkan kadar airnya sehingga meringankan
kinerja kolom Destilasi. Dalam skala komersial, proses evaporasi membutuhkan
peralatan pendukung seperti kondensor, perangkap uap, injeksi uap dan
evaporator itu sendiri
16
Kegunaan lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun
sodium hydroxide pada kraft pulping bisajuga untuk menguapkan limbah agar
proses penanganan limbah lebih murah. Contoh nya Operasi Evaporasi dalam
Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan
KNO3, Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitratdan lain-lain.
Evaporator dapat juga digunakan untuk memisahkan sebuah zat yang terlarut
dalam sebuah pelarut dimana diantara keduanya terdapat perbedaan titik
uap.Perbedaan suhu inilah yang digunakan untuk memisahkan keduanya.
17
18
1. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan bahan semakin cepat bahan menjadi kering Air
menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan
merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat
pengeringan umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di
iris-iris terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:
(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar,
(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas
harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi
jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut.
2. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan
makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan
air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara
sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin
tinggi suhu pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi
bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu
peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar
bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.
3. Kecepatan Aliran Udara
Semakin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari
permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan
bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat
mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan
pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat
penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan
19
baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin
cepat uap air terbawa dan teruapkan.
4. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka
udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air
terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.
5. Kelembapan Udara
Semakin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara
maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan
menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masingmasing. kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air
(pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono,
2003).
2.3.2 Jenis-jenis Dryer (Pengering)
1. Tray dryer
Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering kabinet,
dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta, yang ditebarkan
pada baki logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah
adalah dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki yang lansung
berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas yang umum
digunakan adalah konveksi dan perpindahan panas secara konduksi juga
dimungkinkan dengan memanaskan baki tersebut.
20
Rangka bak pengering terbuat dari besi, rangka bak pengerik di bentuk dan
dilas, kemudian dibuat dinding untuk penyekat udara dari bahan plat seng dengan
tebal 0,3mm. Dinding tersebut dilengketkan pada rangka bak pengering dengan cara
di revet serta dilakukan pematrian untuk menghindari kebocoran udara panas.
Kemudian plat seng dicat dengan warna hitam buram,agar dapat menyerap panas
dengan lebih cepat. Pada bak pengering dilengkapi dengan pintu yang berguna untuk
memasukan dan mengeluarkan produk yang dikeringkan. Di pintu tersebut dibuat
kaca yang mamungkinkan kita dapat mengetahui temperature tiap rak, dengan cara
melihat thermometer yang sengaja digantungkan pada setiap rak pengering. Di bagian
atas bak pengering dibuat cerobong udara, bertujuan untuk memperlancar sirkulasi
udara pada proses pengeringan.
Alat pengering tipe bak terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut :
a. Bak pengering yang lantainya berlubang-lubang serta memisahkan bak pengering
dengan ruang tempat penyebaran udara panas (plenum chamber).
b. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya ke plenum
chamber dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
c. Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar kelembapan
udara pengering menjadi turun sedangkan suhunya naik.
21
22
bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan apabila alat pengering menggunakan
pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak. Kecepatan pengadukan
berputar disesuaikan dengan bentuk bahan yang dikeringkan, ketebalan bahan, serta
suhu pengeringan. Biasanya putaran pengaduk sangat lambat karena hanya berfungsi
untuk menyeragamkan pengeringan.
2. Rotary Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan
tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros
silinder pada suhu 1200-1800oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada
suhu 400-900oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun
kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan
gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan
teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya.
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan
dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan
vibrator, putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas
yang digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu
yang dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis.
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di
atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor,
gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku
cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali
diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah
satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan,
23
produk keluar dari salah satu ujungnya. Pengering putar ini dipanaskan dengan
kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui
mantel luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung
longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.
Prinsip Kerja Rotary Dryer
Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan
dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi
akibat kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui
media yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan
dengan aliran uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran.
Pada pengeringan dengan menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan
dan terjadi penyusutan bobot yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan
pembobotan yang dialami tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga
tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada
seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang
dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain
itu rotary ini mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan
penghentian proses pengeringan. Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder,
dimana bahan basah masuk diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung
yang lain.
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder yang
berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan
24
bahan. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan
menjatuhkannya dari atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel
tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan
memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding yang asimetri. Selain itu
bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat
kemiringan drum. Bahan yang telah kering kemudian keluar melalui suatu lubang
yang berada di bagian belakang pengering drum. Sumber panas didapatkan dari gas
yang diubah menjadi uap panas dengan cara pembakaran.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary
dryerdilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer.
Volume material yang ditransport oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total
volume material yang terdapat di dalam rotary dryer. Mekanismenya sebagai berikut,
pada saat silinder pengering berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat
pada jarak tertentu kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan pengeringan
terjadi pada saat seperti proses ini, dimana padatan berkontak dengan gas. Flights
juga berfungsi untuk mentransfer padatan melalui silinder.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses
pengeringan bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit
Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :
1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan
2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
3. Efisiensi energi rendah
4. Perawatan alat yang susah
25
26
besar karena proses pengeringan tidak akan berjalan dengan baik. Disamping itu
ukuran droplet juga tidak boleh terlalu kecil karena menyebabkan terjadinya over
heating.
Chamber
Chamber merupakan ruang dimana terjadi kontak antara droplet cairan yang
dihasilkan oleh atomizer dengan udara panas untuk pengeringan. Kontak udara panas
dengan droplet akan menghasilkan bahan kering dalam bentuk bubuk. Bubuk yang
terbentuk akan turun ke bagian bawah chamber dan akan dialirkan dalam bak
penampung.
Heater : Heater berfungsi sebagai pemanas udara yang akan digunakan sebagai
pengering. Panas yang diberikan harus diatur sesuai dengan karakteristik bahan,
ukuran droplet yang dihasilkan dan jumlah droplet. Suhu udara pengering yang
digunakan diatur agar tidak terjadi over heating.
Cyclone : Cyclone berfungsi sebagai bak penampung hasil proses pengeringan.
Bubuk yang dihasilkan akan dipompa menuju Cyclone.
Bag Filter ; Bag Filter berfungsi untuk menyaring atau memisahkan udara setelah
digunakan pengeringan dengan bubuk yang terbawa setelah proses.
Mekanisme Kerja Spray Drying
Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang akan
dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya dikontakkan dengan
udara pengering yang panas. Udara panas akan memberikan energi untuk proses
penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan.
Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (saringan
bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang sangat halus.
Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh aliran
udara panas. Hasil pengeringan berupa bubuk akan berkumpul dibagian bawah ruang
pengering yang selanjutnya dialirkan ke bak penampung.
Secara umum proses pengeringan dengan metode spray drying melalui 5
tahap :
27
a.
b.
Atomization : Bahan yang akan dimasukkan dalam alat spray drier harus
dihomogenisasikan terlebih dahulu agar ukuran droplet yang dihasilkan seragam
dan tidak terjadi penyumbatan atomizer. Homogenisasi dilakukan dengan cara
pengadukan. selanjutnya bahan dialirkan kedalam atomizer berupa ring/wheel
dengan lubang-lubang kecil yang berputar. Atomization merupakan proses
pembentukan droplet, dimana bahan cair yang akan dikeringkan dirubah
ukurannya menjadi partikel (droplet) yang lebih halus. Tujuan dari atomizer ini
adalah untuk memperluas permukaan sehingga pengeringan dapat terjadi lebih
cepat. Pada Industri makanan, luas permukaan droplet setelah melalui atomizer
adalah mencapai 1-400 mikrometer.
c.
Kontak droplet dengan udara pengering : Pada sebagian besar spray dryer,
nozzle (atomizer) tersusun melingkar seperti pada gambar 2. Dan pada tengahnya
disemprotkan udara panas bertekanan tinggi dengan suhu mencapai 300 0C. Udara
panas dan droplet hasil atomisasi disemprotkan ke bawah. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya kontak antara droplet dengan udara panas sehingga
terjadi pengeringan secara simultan.
d.
28
dipisahkan dengan
Kapasitas pengeringan besar dan proses pengeringan terjadi dalam waktu yang
29
filter. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistim fluidized bed dryer adalah
pengaturan yang baik antara tekanan udara, tingkat perpindahan panas dan waktu
pengeringan, sehingga tidak terjadi gesekan bahan saat proses pengeringan
berlangsung. Penentuan dimensi ruang bakar, suhu yang diaplikasikan serta volume
dan tekanan udara sangat menentukan keberhasilan proses pengeringan, sehingga
perlu diketahui data pendukung untuk merancang sistim ini diantaranya kadar air
input, kadar air output, kepadatan dan ukuran bahan, panas maksimum yang diizinkan
serta sifat fisikokimianya. Metode ini cocok digunakan untuk serbuk, butiran,
aglomerat, dan pelet dengan ukuran partikel rata-rata normal antara 50 dan 5.000
mikron. Kelebihan metode ini ialah perpindahan panas dan kontrol terhadap ukuran
partikelnya lebih baik serta pencampuran yang lebih efisien.
30
Kipas (Blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara, yang akan digunakan
pada proses fluidisasi. Kipas juga berfungsi sebagai penghembus udara panas ke
dalam ruang pengering juga untuk mengangkat bahan agar proses fluidisasi terjadi.
2. Elemen Pemanas (heater)
Elemen Pemanas (heater) berfungsi untuk memanaskan udara sehingga
kelembaban relatif udara pengering turun, dimana kalor yang dihasilkan dibawa oleh
aliran udara yang melewati elemen pemanas sehingga proses penguapan air dari
dalam bahan dapat berlangsung.
3. Plenum
Plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran pemasukan
udara panas yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan. Bagian saluran udara ini
dapat berpengaruh terhadap kecepatan aliran udara yang dialirkan, dimana arah aliran
udara tersebut dibelokkan menuju ke ruang pengering dengan bantuan sekat-sekat
yang juga berfungsi untuk membagi rata aliran udara tersebut.
4. Ruang Pengering.
Ruang pengering berfungsi sebagai tempat dimana bahan yang akan dikeringkan
ditempatkan. Perpindahan kalor dan massa uap air yang paling optimal terjadi
diruang ini.
5. Hopper.
Hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke
ruang pengering.
31
Sumber http://www.technoconsultancy.in/fluid-bed-dryer.html
32
33
6.
Flash Dryer
Flash Dryer adalah sebuah instalasi alat pengering yang digunakan untuk
34
milisekon. Flash Dryer cocok digunakan untuk mengeringkan bahan yang sensitif
terhadap panas.Flash Dryer tidak cocok digunakan untuk material yang dapat
menyebabkan erosi pada alat dan berminyak.
Penerapan :
Digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan pada perusahaan
1. Chemicals (pembuatan bahan Anorganik & Organik)
2. Chemicals (pembuatan Pestisida dan Bahan Kimia Pertanian)
3. Chemicals (pembuatan Zat warna dan Pigmen)
4. Pupuk (pembuatan pupuk organik & anorganik
5. Keramik
6. Industri Makanan
7. Industri Farmasi (untuk pembuatan obat-obatan herbal)
7. Freeze Dryer
35
Freeze
Dryer
merupakan
suatu
alat
pengeringan
yang
termasuk
36
Spesifikasi alat
Spesifikasi alat ini terdiri komponen asesorisnya terdiri dari: vaccum sensor,
vaccum hose, base plate, 3 unheated shelves, drying chamber, rubber valve, vaccum
pump dan exhaust filter. Sedangkan menu display antara lain dari beberapa setting
program antara lain: pengaturan suhu, waktu oprasional, dll.
Cara kerja alat
Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panjang karena banyak menu display
yang harus diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak peralatan/asesoris
terbuat dari gelas. Cara oprasionalnya sebagai berikut: ekstrak cairan atau kental
sebelum dimasukkan kedalam Freeze Dryer telah dibekukan dalam refrigerator
(lemari es) minimal semalam. Setelah membeku kemudian dimasukkan ke dalam alat,
alat disetting sesuai dengan yang diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut akan
menyedot solvent yang telah beku (freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini adalah
merubah fase padat/es/freeze menjadi fase gas (uap).
Kegunaan alat
Sesuai dengan namanya pula Freeze Dryer (pengering beku) dapat digunakan
untuk mengeringkan bahan-bahan cair seperti ekstrak baik cair maupun kental, lebih
ditekankan untuk pengeringan ekstrak dengan penyari/solvent dari air. Pengeringan
ekstrak relatif lama, sebagai ilustrasi kerja alat tersebut sebagai berikut: untuk
mengeringkan ekstrak cair sebanyak 500 ml bisa membutukan waktu lebih dari 20
37
jam. Untuk itu lebih disarankan ekstrak yang dikeringkan dalam Freeze Dryer sudah
dalam ekstrak kentalnya sehingga waktu pengeringan akan lebih cepat sehingga biaya
akan lebih murah. Kapasitas alat tersebut mampu mengeringkan ekstrak sampai 6
liter sekaligus.
Proses pengeringan beku dengan alat freeze dryer ini berlangsung selama 1824 jam, karena proses yang panjang inilah membuat produk-produk bahan alam ini
menjadi lebih stabil dibandingkan dengan metode pengeringan yang lain seperti
pengeringan semprot atau yang dikenal dengan spray drying. Pengeringan beku ini
dapat meninggalkan kadar air sampai 1%, sehingga produk bahan alam yang
dikeringkan menjadi stabil dan sangat memenuhi syarat untuk pembuatan sediaan
farmasi dari bahan alam yang kadar airnya harus kurang dari 10%.
Pada prosesnya yang panjang ini sampel akan dibekukan terlebih dahulu, lalu
setelah itu dimasukkan kedalam alat freeze dryer yang akan diset suhu dan
tekanannya dibawah titik triple. dan akan terjadi proses sublimasi yaitu dari padat
menjadi gas. Penggunaan freeze drying ini sendiri juga telah banyak diaplikasikan
dalam pengeringan produk makanan, hasil dari pengeringan ini tidak merubah tekstur
dari produk itu sendiri dan cepat kembali kebentuk awalnya dengan penambahan air.
Untuk proses pengeringan beku (freeze dryer), bahan yang dikeringkan
terlebih dahulu dibekukan kemudian dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan
tekanan rendah sehingga kandungan air yang sudah menjadi es akan langsung
menjadi uap, dikenal dengan istilah sublimasi. Pengeringan menggunakan alat freeze
dryer lebih baik dibandingkan dengan oven karena kadar airnya lebih rendah.
Pengeringan menggunakan alat freeze dryer/pengering beku lebih aman terhadap
resiko terjadinya degradasi senyawa dalam ekstrak. Hal ini kemungkinan karena suhu
yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak cukup rendah.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Evaporator adalah alat industri
39
40
DAFTAR PUSTAKA
http://westryantindaon.blogspot.co.id/2013/07/pengeringan.ht
ml Diakses 13 Juni 2016
Wasito, Hendri. 2012. Metode Pengeringan Rotary Dryer (online),
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/15/met
ode-pengeringan-rotary-dryer/ Diakses 13 Juni 2016