Makalah Kfa Karbohidrat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

KARBOHIDRAT

MAKALAH
Tugas Mata Kuliah Kimia Farmasi Analisa

Disusun oleh:
Kelompok 1
Muhammad Rosikh Ruhul A.

(11151020000010)

Syifa Mufidah

(11151020000012)

Arvian Istara

(11151020000019)

Tiara Arliani

(11151020000021)

Agung Nugraha

(11151020000024)

Devi Ananda Putri

(11151020000025)

Maulidina Safitri

(11151020000034)

Tri Hapsari Meilani P.

(11151020000041)

Farah Fadhilah

(11151020000045)

Maudina Safira M.

(11151020000049)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Karbohidrat tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Sebagaimana dalam peribahasa bahwa tak ada gading yang tak retak , dalam
penyusunan makalah ini pun kami menyadari bahwa banyak sekali kekurangannya, maka
dari itu kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penyusunan di masa yang
akan datang sangat kami harapkan.
Kami pun menghaturkan terima kasih kepada Ibu Lina Elfita, M.Si., Apt sebagai
Dosen Pembimbing mata kuliah Kimia Farmasi Analisa yang tak pernah lelah dan
bosan memberikan bimbingannya dan arahannya yang selalu membangunkan semangat
kepada para mahasiswanya.
Dengan adanya pembuatan makalah ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa/i
dalam menguasai materi pelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa
membawa kemudahan kita dalam belajar untuk meraih prestasi yang kita inginkan.

Jakarta, 12 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................i
Daftar Isi .....................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................1
B. Rumusan Masalah .,.................................1
C. Tujuan Penulisan .............................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Pengertian Karbohidrat....................................................3
Sifat-sifat Karbohidrat.........................................4
Penggolongan Karbohidrat..................................................................................................7
Reaksi Umum Karbohidrat..................................................................................................7
Reaksi Khusus Karbohidrat...............................................................................................13
Jenis-jenis Karbohidrat......................................................................................................20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................31
B. Saran .................................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA....................................32

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karbohidrat banyak ditemukan pada sereal (beras, gandum, jagung, kentang dan
sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam. Karbohidrat termasuk
penyusun sel karena penyusun sel terdiri dari molekul organik, yaitu molekul yang
mengandung atom karbon (C), hidrogen (H), dan aksigen (O). Secara biologis, karbohidrat
memiliki fungsi sebagai bahan baku sumber energi baik pada hewan, manusia dan
tumbuhan.
Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan
karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan,
karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam
sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil).
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya. Walaupun tubuh
tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus, kekurangan karbohidrat yang sangat parah
akan menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per Kg berat badan
sehari

untuk

mencegah

terjadinya

ketosis.

Secara

keseluruhan

tubuh

harus

mempertahankan keseimbangan tertentu dalam utilisasi karbohidrat, lemak dan protein.


B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari karbohidrat?
2. Apa saja sifat-sifat dari karbohidrat?
3. Apa saja yang termasuk golongan dari karbohidrat?
4. Apa saja reaksi umum dari karbohidrat?
5. Apa saja reaksi khusus dari karbohidrat?
6. Apa saja jenis-jenis karbohidrat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari karbohidrat
2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari karbohidrat
3. Untuk mengetahui penggolongan dari karbohidrat
4. Untuk mengetahui reaksi umum karbohidrat
5. Untuk mengetahui reaksi khusus karbohidrat
6. Untuk mengetahui jenis-jenis karbohidrat

BAB II
ISI
A. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakro molekul alam yang banyak
ditemukan dalam makhluk hidup. Pada tanaman karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara
karbon dioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari dalam proses fotosintesis
pada sel tanaman yang berklorofil.
Reaksi fotosintesis:
n CO2 + n H2O

( CH2O ) + n O2

Gula dan produk pati yang didapat dari bahan tumbuh-tumbuhan berperan utama dalam
nutrisi dan industri bahan makanan sejenis. Pati adalah bentuk utama penyimpanan
karbohidrat yang digunakan untuk sumber makanan atau energi. Pada hewan tingkat tinggi,
glukosa adalah komponen yang paling penting dan juga merupakan bagian penting dalam
koenzim, antibiotika, tulang rawan, kerang, dan dinding sel bakteri.
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi yakni:
1. Sumber bahan bakar.
2. Sumber energi utama dan dapat diganti dengan sumber energi yang lain pada beberapa
organ tubuh manusia, yaitu otak, lensa mata dan sel saraf. Oksidasi satu molekul
3.
4.
5.
6.

karbohidrat menghasilkan sekitar 4 kilokalori.


Bahan sintesis senyawa organik lainnya.
Pati dan glikogen berperan sebagai cadangan makanan.
Menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
Membantu proses penyerapan kalsium.
Sebagai materi pembangun. Dimana karbohidrat berfungsi sebagai protein sparer
karena keperluan energi tubuh telah dipenuhi oleh karbohidrat sehingga protein akan
digunakan untuk keperluan fungsi utamanya sebagai zat pembangun, tidak perlu
dioksidasi menjadi energi.

7. Berperan penting dalam penurunan sifat, misalnya karbohidrat dengan atom C lima
buah merupakan komponen asam nukleat (DNA dan RNA).
8. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsure structural dan penyangga
dalam dinding sel bakteri dan tanaman.
9. Sebagai pelumas sendi kerangka.
10. Memberi rasa manis pada makanan (ini khususnya oleh mono dan disakarida).
B. Sifat-Sifat Karbohidrat
Jenis Karbohidrat

Sifat Kimia dan Biokimia

Monosakarida

Semua monosakarida sederhana bentuknya kristal


putih.

Larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut


nonpolar.

Hampir semua berasa manis, fruktosa yang


termanis (fruktosa sekitar, 1,4 dan glukosa 0,75
tingkat kemanisan sukrosa.

Monosakarida alam berada dalam bentuk isomer


optik dekstrorotasi.

Bereaksi dengan asam dan basa, dalam basa encer


membentuk

transformasi

Bruyn-Alberda

van

Ekenstein; dalam basa pekat-mudah teroksidasi,


tergradasi dan berpolimerasi; dalam asam encersangat stabil; dalam asam kuat-terdehidrasi.

Suasana asam, bereaksi dengan fenil hidrazin


membentuk osazon.

Dalam larutan asam, bersifat reduktif yaitu


mereduksi ion logam, seperti Cu dan Ag.

a. Heksosa:
Glukosa,

Fruktosa,

Membentuk glikosida dan asetal yang bersifat labil

dalam asam tapi stabil dalam basa.


Membentuk ester: terasetilasi oleh asam asetat
anhidrida yang berlebihan membentuk O-aetil--D4

Galaktosa, Manosa

glukosa netral.

Glukosa, fruktosa, dan galaktosa bersifat reduktif.

Fruktosa bersifat kurang diserap dalam usus


manusia.

b. Pentosa:
Ribosa,

Manosa merupakan epimer glukosa.


D-Ribosa bersifsifat reduktif, terdapat dalam RNA,
dan sangat larut dalam air, bereaksi kuat dengan
asam amino menghasilkan produk reaksi maillard.

Xilosa, Arabinosa

L-Arabinosa bersifat reduktif, sangat mudah larut


dalam air dan alkohol, pemanasan pada suhu 200o
C dalam asam pekat membentuk furfural.

D-Xilosa bersifat reduktif, mudah larut dalam air,


berasa sangat manis, diserap dalam usus tetapi
tidak dimetabolisme langsung dikeluarkan dari

Oligosakarida:

atom C anomer bebas).

a. Disakarida:
Sukrosa,

ginjal.
Sukrosa tidak bersifaft reduktif (tidak memiliki
Bersifat larut air, mudah dihidrolisis enzim

Laktosa,

invertase menjadi D-glukosa dan D-fruktosa.

Selobiosa

Laktosa bersifat reduktif, dihidrolisis oleh laktase


(dari sel mukosa usus).

Polisakarida:

Selobiosa membentuk selulosa melalui ikatan

(1,4)-glikosida, dan bersifat reduktif.


Pati dapat dihidrolisis oleh amilase pannkreas
menghasilkan dekstrin dan maltosa.

a. Polisakarida
Simpanan (pati):

Pati terdiri atas amilosa dan amilopektin.

Pati,

Amilosa bereaksi dengan iodium memberi warna

Glikogen,

biru, dibentuk melalui ikatan (1,4)-glukosida,

Dekstrin

dapat dihidrolisis oleh -amilase.

Amilopektin bereaksi dengan iodium memberi


5

warna jingga-merah, dibentuk melalui ikatan


(1,6)-glukosida, dapat dihidrolisis oleh -amilase,
namun

ikatan

(1,6)-glukosida

hanya

dapat

dihidrolisis oleh (1,6)-glukosidase.

Glikogen atau pati hewan mudah dihhidrolisis


karena mempunyai cabang lebih banyak dari
amilopektin.

Dekstrin dihasilkan dari hidrolisis parsial, bereaksi


dengan

iodium

(eritrodekstrin),
b. Polisakarida

memeberi
tidak

warna

memeberi

merah
warna

(akrodekstrin).
Selulosa: tidak larut dalam air, ikatan (1,4)-

Struktur (nonpati):

glikosida selulosa dapat dihidrolisis oleh asam

1) Tidak larut:

kuat, dapat dihidrolisis oleh bakteri rumen sapi dan

Selulosa,
Hemiselulosa

ruminansia lainnya.

, Lignin
2) Larut

Hemiselulosa: tidak larut, dan tidak dapat dicerna


oleh enzim pencernaan manusia.

Lignin: tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan

Pektin,

manusia

Guargum,

(Basidiomycete dan Actomycetes)

Mukilase,

Glukan

namun

dapat

dicerna

oleh

kapang

Pektin dan guargum memiliki daya menahan air,


membentuk

gel,

memperlambat

penyerapan

karbohidrat, dan tidak dapat dicerna oleh enzim


pencernaan manusia.

C. Penggolongan Karbohidrat
Pada umumnya, karbohidrat dikelompokkan ke dalam 4 katagori yang berbeda,
monosakarida, di-,tri-, dan tetra-sakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

Monosakarida. Karbohidrat ini, umumnya dirujuk sebagai gula yang mengandung 3-9 atom
karbon. Kebanyakan monosakarida yang umum di alam mempunyai 5 karbon (pentosa,
C5H10O5) atau 6 atom karbon (heksosa, C6H12O6). Sebagai contoh, glukosa, suatu gula yang
mengandung 6 atom karbon merupakan monosakarida yang paling umum yang
dimetabolisme di dalam tubuh kita untuk menyediakan energi, dan fruktosa (yang juga
heksosa) terdapat dalam beberapa buah.
Di- tri- dan tetra-sakarida. Karbohidrat ini merupakan dimer, trimer dan tetramer
monosakarida, dan dibentuk dari 2,3 atau 4 molekul monosakarida, dengan eliminasi satu,
dua, atau tiga molekul air. Sebagai contoh, sukrosa merupakan senyawa disakarida yang
tersusun dari dua monosakarida, glukosa dan fruktosa.
Oligosakarida. Nama Oligosakarida merujuk pada sakarida-sakarida yang mengandung 2
sampai 10 monosakarida. Sebagai contoh, rafinosa ditemukan dalam biji dan kacangkacangan, merupakan suatu oligosakarida yang tersusun dari 3 unit monosakarida, yakni
galaktosa, glukosa dan fruktosa.
Polisakarida. Polisakarida tersusun dari satuan monosakarida yang sangat banyak, dan
banyaknya molekul monosakarida yang menyusun sering diketahui sebagai kurang lebih.
Sebagai contoh, selulosa dan amilum meruapakn polisakarida yang tersusun dari ribuan
satuan glukosa.
D. Reaksi Umum Karbohidrat
1. Molisch
Adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk berbagai
senyawa yang dapat di dehidrasi menjadi furfural atau substitusi furfural oleh asam
sulfat pekat. Senyawa furfural akan membentuk kompleks dengan -naftol yang
dikandung pereaksi Molisch dengan memberikan warna ungu pada larutan.
Larutan uji dicampur dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H2SO4
dengan hati-hati melalui dinding tabung agar tidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
Reaksi
7

(KH

(pentose)

H2SO4

pekat

furfural

naftol

warna

ungu

KH (heksosa) + H2SO4 pekat HM-furfural + a naftol warna ungu)


2. Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan
natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang
kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat
pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau,
kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang
diperiksa. Pereaksi Benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam
urine daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam
urat atau kreatinin, kedua senyawa ini dapat mereduksi peraksi Fehling, tetapi tidak dapat
mereduksi pereaksi Benedict.disamping itu pereaksi Benedict lebih peka daripada pereaksi
Fehling. Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu
macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling terdiri atas dua macam larutan.
Reaksi
(KH + camp CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3 Cu2O endapan merah bata)
3. Luff
Uji luff digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasiterhadap endapan. luff
schrool merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam penentuan kadar
karbohidrat secara kimiawi.Agar tidak terjadi pengendapan seluruh Cu3+ yang tereduksi
menjadi Cu+ sehingga tidak ada kelebihan Cu2+ yang dititrasi maka larutan harus
mendidih atau diusahakan mendidih. Reaksi positif dari pada Luff test adalah adanya
warna merah

4. Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat
mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri atas dua
larutan, yaitu larutan Fehling A dan larutan Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan
8

CuSO4 dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah larutan garam yang KNatartrat dan
NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang
digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu ++ direduksi
menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.

Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata,
sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%,
endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan
5. Barfoed
Adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol
kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+.
Reagen Barfoed mengandung senyawa tembaga asetat. Dilakukan untuk membedakan
antara monosakarida dan disakarida. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Barfoed
kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan monosakarida menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata.
Reaksi
(KH + camp CuSO4 dan CH3COOH Cu2O endapan merah bata)
6. Seliwanoff
Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Prinsipnya berdasarkan
konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural oleh asam hidroklorida
panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol yang menghasilkan
senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk ketosa. Sukrosa yang mudah
dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan memberikan reaksi positif dengan uji
seliwanoff yang akan memberikan warna jingga pada larutan.
Reaksi

(KH

(ketosa)

H2SO4

furfural

resorsinol

warna

merah.

KH (aldosa) + H2SO4 furfural + resorsinol )


7. Foulger
Uji foulger untuk mengidentifikasi adanya ketosa dalam suatu karbohidrat. Sama
dengan uji seliwanoff, perbedaannya kalau hasil positif uji Seliwanof membentuk warna
merah sedangkan kalau uji foulger mennunjukkan warna biru.
8. Iod
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan
iodine dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya.
Amilose dengan iodine akan berwarna biru, amilopektin dengan iodine akan berwarna
merah violet, glikogen maupun dextrin dengan iodine akan berwarna coklat.Uji ini
dilakukan untuk menentukan polisakarida (mendeteksi kandungan amilosa dalam pati).
Larutan uji dicampurkan dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum
dengan iodium berwarna biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna merah anggur.
Reaksi
(KH (poilisakarida) + Iod (I2) warna spesifik (biru kehitaman))
9. Osazon
Mengidentifikasi bentuk gugus glukosa. Semua karbohidrat yang mempunyai
gugus aladehida atau keton bebas membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan
bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik
lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali
bila didinginkan. Namun, sukros tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau
keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakarida
tidak larut dalam air mendidih
Reaksi ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa maupun ketosa, yaitu dengan
menambahkan larutan fenilhidrazin, lalu dipanaskan hingga terbentuk kristal berwarna
kuning yang dinamakan hidrazon (osazon).
10

10. Asam musat


Dilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Larutan uji
dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian dipanaskan. Karbohidrat dengan asam nitrat
pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa
menghasilkan asam musat yang dapat larut.
11. Anthrone
Untuk mengetahui/ menentukan adanya heksosa, aldopentosa, asam heksuronat
dan polisakarida (kecuali untuk ketosa). Hasil positifnya akan memunculkan warna hijau
pada larutan. Sebanyak 0,2 ml larutan contoh di dalam tabung reaksi ditambahkan ke
dalam larutan antron (0,2% dalam H2SO4 pekat). Timbulnya warna hijau atau hijau
kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan contoh. Uji ini sangat sensitive
sehingga juga dapat memberikan hasil positif jika dilakukan pada kertas saring yang
mengandung selulosa. Uji antron ini telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara
colorimetric bagi glikogen, inulin, dan gula dalam darah (winarno 2008).
12. Orsinal bial-HCl
Ke dalam 5 ml pereaksi ditambahkan 2-3 ml larutan contoh, kemudian dipanaskan
sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan. Timbulnya endapan dan
larutan warna hijau menandakan adanya pentose dalam contoh.
13. Tauber
Reaksi positif terhadap pentosa dan negatif terhadap heksosa. Reagen tauber
terdiri dari larutan 4% benzidin dalam asam asetat glacial. Reaksi pentosa dihidrolisis oleh
asam asetat glacial menjadi furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan 4%
benzidin membentuk kompleks senyawa berwarna merah anggur. Arabinosa termasuk
pentosa (aldopentosa) sehingga memberi reaksi positif terhadap reagen Tauber, sedang
glukosa dan fruktosa termasuk heksosa sehingga reaksinya negatif. Sebanyak 2 tetes
larutan contoh ditambahkan ke dalam 1 ml larutan benzidina, didihkan, dan dinginkan
cepat-cepat. Timbulnya warna ungu menunjukkan adanya pentose dalam contoh.

11

14. Hidrolisis Pati


Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati). Untuk mengidentifikasi hasil
hidrolisis amilum digunakan larutan amilum 1%, larutan iodium, pereaksi Benedict, larutan
HCl 2 N, Larutan NaOH 2%. Amilum ditambahkan dengan HCl lalu dipanaskan.
Dilakukan uji iodium setiap 3 menit hingga warnanya berubah jadi kuning pucat.
Kemudian larutan dihidrolisis lagi selama 5 menit lalu didinginkan dan dinetralkan dengan
NaOH 2%,. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict.
15. Hidrolisis sukrosa
Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa. Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis
sukrosa digunakan larutan sukrosa 1%, pereaksi Benedict, pereaksi Seliwanoff, pereaksi
Barfoed, larutan HCl pekat, larutan NaOH 2% sebagai bahannya. larutan sukrosa
ditambahkan dengan HCl pekat lalu dipanaskan selama 45 menit. Setelah didinginkan
dinetralkan dengan NaOH 2%. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict, Seliwanoff, dan
Barfoed.
16. Hayati
Pereaksi terdiri dari garam Rochelle atau kalium natrium tartrat, gliserol, dan
kupri sulfat. Uji dan tanda-tanda dilakukan sama seperti uji benedict.

E. Reaksi Khusus Karbohidrat

Reaksi Terhadap Gula Tertutup

12

Gula tertutup adalah gula yang tidak mempunyai gugus aldehida dan keton bila
terinversi, misalnya: oleh asam akan terbentuk gugus aldol dan keton.
1. REAKSI TROMMER
Larutan gula + NaOH + CuSO4 (dikocok) Biru Jernih
Memasukkan 3 ml larutan amilum 2 % ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 10
tetes larutan NaOH 10 %. Kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan CuSO4 0,1
M sambil dikocok, sampai endapan yang terjadi tepat melarut lagi. Jika dimasak
sampai mendidih akan menghasilkan warna merah jingga CuO2. Reaksi ini positif
terhadap glyserin, mannitol, asam batu anger.
2. FEHLING
Fehling A : CuSO4 dalam air.
Fehling B : KNA-tartrat+ NaOH.
3. LUFF
- CuSO4
- Acidium Citrucum(Asam sitrat)
- Na2CO3
Larutan gula ditambah reagen Luff tanpa NaOH dimasak selama 2 menit
menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna merah. Reaksi ini positif terhadap
fruktosa dan vitamin c. Reagen Luff ternyata lebih baik, lebih spesifik untuk gula
terbuka: -CO COH.
4. HYDRAZON DAN OSAZON
a. Mulliken
100mg gula, 200 mg phonylhidrazon HCl, NaAc kristal , larutkan dalam air
masak di waterbathsampai mendidih. Blanko reagen juga memberikan kristal
setelah dingin, larut dalam 1 cc H2O
b. Deninges
Reagen: - NaAc
10 gr
- Ijsazijn
20 ml
1
- Air
100 ml
- Plenylhydrazin
5 ml
2
- NaHSO3 33%
5 ml
Reagen nomor 1 dan 2 dikocok dan disaring. 50 mg gula (tak lebih) ditambah 5
ml pereaksi ditambah 2 ml larutan hasil jenuh. Kemudian masukkan dalam
waterbath, kemudian akan terdapat endapan bewarna kuning:
1) Fruktosa : setelah 1 menit
2) Glukosa
: setelah 2 menit
3) Arabinosa : setelah 10 menit
13

4)
5)
6)
7)

Xylosa
Rhamnosa
Laktosa
Saccharosa

: setelah 10 menit
: setelah 10 menit
: setelah 1 jam di waterbath
: (-) jika diinversi terlebih dahulu (+)

5. REAKSI BOSE
NaOH 5 cc 2N + gula, dimasak selama 1 menit menghasilkan warna ungu.
Reaksi Terhadap Gula Terbuka
Gula terbuka adalah bila pada rumusnya terdapat gugus aldehida dan gugus keton
yang berdekatan. Reaksi-reaksinya antara lain:
1. REAKSI SETELAH INVERSI
Gula tertutup disamping gula terbuka:
a. Inversi kuat dengan HCl 2 N selama 1 jam 1000oc
b. Untuk gula tebu dan inulin : inversi lemah, HCl 1 N, 10 menit 70 oc
c. Saccharosa : 100 mg gula + 10 cc Fehling + 2,5 cc CuAc 2N dimasak selama 2
menit, kemudian disaring, filtrat yang biru ditambah HCl menghasilkan warna
biru hijau, dipanaskan sampai mendidih kemudian ditambah NaOH sampai
alkalis, lalu dipanaskan kembali yang akan menghasilkan endapan Cu2O.
2. DESTRUKSI KALKMOLK
a. Gula terbuka pecah, tak mempunyai daya mereduksi lagi. Gula tertutup diinversi
menghasilkan gula terbuka.
Monosa Disamping Biosa
1. A. REAKSI BARFOED
Reagen : - CuAc
4%
- HAc
0,06%
Larutan gula dalam air ditambahkan Cu asetat, Asam asetat ditambahkan aqua
akan terbentuk endapanberwarna merah jingga yaitu monosa. Bila setelah
pemanasan terjadi endapan berwarna merah jingga, itu adalah biosa. Dibutuhkan
pemanasan karena pada biosa harus diinversi terlebih dahulu agar dapat mereduksi
Cu asetat menjadi CuO, sedangkan pada monosa tidak perlu karena sudah dalam
bentuk gula terbuka.
Note: saccharosa, laktosa, maltosa tidak mereduksi,

jika dimasak lama akan

berwarna merah jingga : (+)


B. HINKEL DAN SHERMEWN (modifikasi BARFOED)
14

20 mg gula ditambah 5 cc reagen kemudian dipanaskan di waterbath, didihkan


selama 2,5 menit. Setelah didiamkan selama 10 menit diperiksa:
Glukosa 0,4 mg
Saacharosa
50x
masih dapat dibedakan
Laktosa
Laktosa 50x tidak dapat dibedakan adanya monosa.
2. STANLEY BENEDICT
Destruksi dengan NaOH: larutan gula 1% + 2x volume NaOH 4 N dipanaskan
selama 2 menit, lalu direaksikan dengan fehling :
Pentosa (-)
Hexosa
Arabinosa
Glukosa
Mannosa+ NaOH 10% selama 1 menit (-)
Galaktosa
Fruktosa
Laktosa (+)
Maltosa
Rhamnosa + Larutan NaOH 10% dimasak selama 2 menit : (-)

Aldosa Disamping Adanya Ketosa


1. Dimasak dengan HCl 2 N atau asam anorganik kuat sehingga akan dihasilkan
ketosa pecah, netralkan + Luff dan menghasilkan aldosa.
2. REAKSI RIEGLER
1 cc larutan gula (10%) ditambahkan 2 cc 1% larutan Phenilhydrazin HCl lalu
ditambahkan NaAc 0,5 gr. Kemudian dipanaskan selama 10 menit lalu
didinginkan dan ditambah 4 cc NaOH 4 N kemudian kocok.
Aldosa: merah bagus
Ketosa: kuning
3. REAKSI BERG
Aldosa + Aqua brom (rp. jenuh), panaskan atas WB (0 oc selama 10 menit) akan
menghasilkan asam aldonat.Aldosa mudah dioksidasi dengan aqua Brom

menghasilkan asam aldonat sedangkan ketosa tidak.


Ketosa Disamping Adanya Aldosa
1. OASTIGLIONI
1 cc ketosa dipanaskan 70o C dengan HCl ---- Oxymothylfurfural ---- Asam
laevulinat + asam semut dapat dinyatakan dengan reaksi iodoform
15

2. REDUKSI LUFF
Akan mereduksi dalam keadaan dingin (Ambinosa juga)
3. REAKSI RINOF
20 mg gula + 7,5cc spir.fort. + 7 gtt a-naphthol 3 (Mollish) + 2 cc H2SO4 pekat,
dipanaskan 3 menit diatas WB:
Fruktosa -> ungu tua cepat
Glukosa -> ungu muda
Galaktosa -> cokelat muda
Arabinosa -> merah cokelat lemah
Xylosa -> merah cokelat
Rhamnosa -> merah muda, merah anggur
Larutan gula + 5 gtt a-naphthol 3 (Mollish) + H2SO4 pekat, kocok:
Fruktosa -> merah, biru, ungu
Glukosa -> ungu muda
Galaktosa -> ungu muda
Arabinosa -> ungu hilang
Xylosa -> ungu hilang (pucat)
Rhamnosa -> merah ungu, merah anggur
4. REAKSI SELIWANOFF
50 mg gula + 10 mg roserein + 10 cc HCl 4 N, dipanaskan 20 detik ---- merah
(dapat dikocok dengan amilalkohol) : fruktosa, saccharosa, inulin

5. REAKSI IHLPECHMANN
25 mg gula dalam 3 cc air + 5 gtt larutan 5 (Mollish) diphenilamin dalam spiritus +
HCl pekat, dipanaskan 1 menit ---- biru (dapat ditarik dengan amilalkohol)
Fruktosa -> merah (4) biru (5)
Glukosa -> merah lemah biru lemah
Laktosa -> merah lemah biru lemah
Maltose -> merah lemah biru lemah
Petosa -> hijau kelabu kelabu
6. REAKSI FOULGER
Reagens : 40 gr Ureum + 2 gr SnCl2 + H2SO4 40 (Mollish) 100 cc
Reaksi
: Larutan gula + 3 cc reagensia, masak 1 menit
Fruktosa -> biru
Glukosa -> merah
Galaktosa -> merah
16

Yjcx vPentose -> merah


Rhamnosa -> merah jingga muda
7. ALDOSA DIOKSIDIR OLEH HYPOJODIT
Aldosa dioksidir oleh hypojodit menjadi asam aldonat (hilang sifat gulanya)
2 cc gula dalam air + 3 cc 0,1N iod + 5 cc soda 2 N sesudah 1-2 jam warnanya
dihilangkan dengan thiosulfat Na + Fehling, dipanaskan diatas WB 5 menit : CuO
Ketosa tidak dapat dioksidasi oleh hypojodit

Pentosa Disamping Adanya Hexosa


1. HEXOSA
Hexosa dapat diragikan anatanol + CO2, pentose tak dapat.
2. REAKSI FURFUROL (SCHIFF)
Reagens
: 1 volume blanko aniline
2 volume spir.fort.
1 volume HCl 4 N
Reaksi
:
50 mg gula + 5 cc HCl 4 N, dipanaskan, diatasnya diberi kertas saring yang
dibasahi dengan reagen dipanaskan lagi ---- kertas saring menjadi merah
(pentose)
Rhamnosa -> jingga
Fruktosa -> merah
3. REAKSI BIALL
Reagens
: I Orein 25 mg
HCl 85% 12,5 cc
FeCl3 1 tetes
Reaksi
:
Larutan gula + 2x volume reagens, dipanaskan, didinginkan ---- biru hijau
(tertarik oleh amylalkohol)
4. REAKSI TOLLENS
Larutan gula + HCl pekat + florogluoinol, dipanaskan 1-2 menit -> merah ungu,
didinginkan dibawah kran pada pemanasan lama -> hijau cokelat
Methylpentosen (Rhumosa dan Fruktosa)
Zat + HCl 4 N dipanaskan, lalu didestilasi, destilatnya + HCl pekat dipanaskan
diatas WB ---- jingga kuning cokelat, sebagian destilat + furfurol reagens dari
SCHIFF
17

Asam 2-Alduron
Dihasilkan dari hidrolisa lender tumbuhan, seperti gom arab dan lain-lain.
Reagens

: Larutan 1% nafteresorsin dalam spiritus fort. Warnanya

dihilangkan dengan carbo absorben.


Reaksi

: Larutan gula dalam HCl 2 N + reagen dipanaskan diatas WB 5

menit dinginkan kocok dengan eter ---- ungu, berfluoresensi biru.


Zat Pemanis
Saccharin Na, Dulcin, Mannit, Sorbit, Plumbi asetat.
Dengan Mollish : ( - )

18

Reaksi Polysaccharida Tinggi


Larutan
dalam air

Air 0,1 N

Tannin 10%

PbAc + SF

PbAc basis

1%
Ungu-Merah
Dextrin

Cokelat-

Glycogen
Inulin
Gom Arab

Kuning
-

Tragacan

Puctin

Amylum

Biru

sedikit
-

Kuning
Kuning
kenari
-

F. Jenis-Jenis Karbohidrat
1. Amylum
- Serbuk halus, putih
- Tak berbau, tak berasa
- Sukar larut dalam air, larut dalam air panas
- Molish: (+)
- Lar.kanji + aq.iod biru
- Mikroskopik dalam air

2. Dextrin

19

- Serbuk putih kekuningan


- Tidak higroskopis
- Mudah larut dalam air
- Molish: (+)
- Luff: (+)
- Barfoed: (+)
- +solutio aqua iodida: merah ungu/merah coklat
- Pb.asetat: tak ada endapan
- Dipanaskan didalam larutan air, akan berbusa
- Cuprifil: (+)
- Dilihat dibawah mikroskop akan berbentuk seperti amylum

3. Arabinosa
- Rasa manis
- Larut baik dalam air, spir. 80%
- Aldopentosa
- Reaksi umum tehdap pentosa :
a. Reaksi furufural Schiff
: merah
b. Reaksi Bial
: biru hijau
c. Reaksi Tollens
: merah ungu
- Luff (+)
- Molish : lama terjadi cincin ungu
Dikocok tejadi rasa muda
4. Dulcin

20

Kristal jarum tak bewarna


Rasa manis (200 x gula)
Beeaksi netral, basa-lemah
Titik lebur 172oC
Kelarutan : air sedikit
(0,11)
CHCl3
(0.12)
Otilnootat (0.80)
Terkocok dalam lingkaran alkalin, netral, asam lemah
Dipanaskan dalam HCl (25%) beberapa menit
Phenotidin, dapat dinyatakn dengan reaksi Ritsert edapan putih

REAKSI MORPURGO
Znt + btt phonol liquidin + btt H 2SO4pekat, panaskan di atas w.b atau api kecil sampai
mendidih, dinginkan + H2O + NH4OH cincin biru, ungu, dapat dikocok dengan CHO
(khloroform)
REAKSI JRISSEN
Reagen: 1.5 g IigO dilarutkan dalam 5 cc HII 20 dilarutkan NaOH sampai timbul endapan,
encerkan ad 15 cc
Reaksi: 5 cc larutan dalam air +beberapa gtt reagen dipanaskan di w.b setengah jam --biru, + PbOo +0.1 vol 1 jonzijn --- ungu intoneif
REAKSI VLETZENBEEK
Zat + H2O 85% dipanaskan lalu didinginkan, sesudah dingin + air + rosorsih +
NaOH sampai alkalin + bebrapa totos 12 --- ungu, - + HCl berlebih --- kuning
REAKSI KRISTAL
Beda dengan socharin:
-

Larutan dalam air dinitzouton dengan (NH4)2SO4--- kristal jarum-jarum kecil


21

Suatu atom satu butir Dulcin ditaruh diatas objekglas, lalu dilarutkan dalam HCl 6N,

ditengahnya diberi setetes air --- endapan merah jingga (nitrodulcin)


Kristalnya seperti urinozuur

5. Fruktosa

Bubuk kristal putih, rasa manis


Kelarutan: mudah larut dalam air
Massa molekul : 180.16
Titik leleh : 103C
Luff: (+) dipanaskan, warna merah bata
Barfoed : terbentuknya endapan merah orange(+)
Feron: Laktosa (+)
Dioksidasi menjadi asam lendir 500 mg zat + 12 ml HNO3 + 15 ml air, diuapkan

sampai 10 ml + 10 ml air kristal asam lendir.


Osazon : setelah 11 menit dibawah mikroskop: seperti rambutan laktosa: rambut

pendek
Dapat mereduksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata

6. Galaktosa
(2S,3R,4S,5R,6R)-6-(hydroxymethyl)oxane-2,3,4,5-tetrol

22

Kepadatan: 1,72 g/cm


Massa molar: 180,156 g/mol
Larut dalam: Air
Luff: dingin,cepat (+)
Barfoed: terbentuk endapan merah orange (+)
Seliwanoff: dipanaskan warna menjadi merah
Reigler: kuning
Holish: (+)
Pinoff: ungu tua cepat
Deniges: setelah 1 menit
Osazon: bila dipanaskan bersama fenilhidrazina berlebihsetelah 1 menit
Dapat mereduksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata
Pemakaian: Galaktosa digunakan dalam formula susu bayi.
Rasa: Kurang manis

7. Glukosa

Glukosa merupakan bubuk Kristal putih


Berasa manis
Banyak di temukan di alam
Kelarutannya dalam air 1:1
2 spir. Fort 1:6Q
Molish
: (+)
Barfoed
: (+)
Luff
: (+)
23

Pinoff
: Ungu muda
Reioler
: Merah
5ml larutan dalam air + 1 00
o NaOH
----- Kuning + 2 gtt
o CuSO4
----- Biru Jernih
o Dipanaskan ----- Kuning Jingga
Fehling : (+)
+ Asam Pikrat + NaOH dipanaskan ----- asam pikratin
Osazon : Setelah 2 menit Gom dimasak dengan HNO3 25% diuapkan 1/3nya

8. Glycogen

Zat padat berwarna putih


Larut dalam air
Tersusun lebih dari 100.000 unit glukosa
+ Iodium
----- coklat violet
+ Pb asetat
-----

9. Rhamnosa
Titik lebur jelas sebagaian hidratnya = 124 derajat Celsius
Reaksi:
-

Molish
Luff
Barfoed
Riegler
Pinoff
Seliwanoff
Bial
Tollens
Osazon

= (+)
= (+) dingin
= (+)
= merah
= + merah muda merah anggur
= +kuning muda, rosa muda
= (+)
= (+)
= (+) setelah 10 menit, jarum panjang mirip glukosazon

10. Sacchararin
Organoleptis

: 1. Kristal Putih
24

2. Rasanya manis (500 kali lebih manis dari gula)


Sifat Fisis

: 1. Titik lebur 2235 C


2. Kelarutan dalam air (0,23), spir (4), eter (1,3), CHCl3 (0,2)

*Bereaksi dengan asam kuat sehingga dapat membentuk garam


*Stabil terhadap pemanasan, permanganate (asam, netral, basa)
Reaksi:
-

Reaksi Leys
Larutan + FeCl3 + air (Mendiamkan selama 0,25 jam) = ungu
Reaksi Kastie
Zat + Fenol + H2SO4 (pekat) kemudian dipanaskan di atas api kecil sampai keluar gas

atau uap (coklat merah). Setelah itu didinginkan ditambah air dan NaOH (merahrosa
(phtalat +)
Reaksi Hernstein
Zat + resosin + H2SO4 (pekat) kemudian dipanaskan hingga berwarna hijau tua. Setelah

itu didinginkan dengan ditambahkan air dan NaOH hingga berwarna merah rosa dengan
fluorensi hijau
Reaksi Kristal
Larutan + NH4OH + AgOH3 (Kristal dendrite bercabang)
+HgCl2 Pada larutan encer (Prisma terpancung, miring)
Zwikker (Cupyridin komleks berwarnabiru)
Larutan Saccharin + I2 + KI (dipinggirnya terbentuk Kristal jarum)

11. Saccharosa/Sukrosa
C11H22O11

BM
: 342,0
Bubuk Kristal Putih
Massa Molar
: 342,2965 g/mol
Titik Lebur
: 186oC
25

Kepadatan
: 1,59 g/cm2
Kelarutan
:
dalam air 1
: 0,5
spirdil 1
:5
spir 1
: 100
Fehling
: (-)
Barfoed
: (-)
Osazon
: (-)
Molish
: (+)
Seliwahoff
: (+)
Ihl Pechmann
: (+)
100 mg zat + fehling 10 cg + 2,5 cg CaOH 2 2N dimasak 2 menit saring, filtrate +
HCL --- biru hijau. Dipanaskan sampai mendidih + NaOH : Cu2O
Larutan zat + NaOH + CaSO4 ----- biru jernih.

12. Saccharas-Fo/Saccharasferricus

Bubuk Merah Coklat


Rasa Manis
Zat + H2SO4 dil + K4F (CN)6 : hijaukotor ----- biru.
Penentuan Saccharas :
-dimasak dengan HCL dil : kuning
saring, aliri H2S ---- FeS terikat, saring
filtrat. Tentukan dengan :
1. Luff
: (+)
2. Barfoed : (-)
3. Seliwanoff
: (+)
4. Osazon : (+) 30 menit

13. Saccharhoidas-Na/Saccharidas Natrious

26

CONH2
SO2

Tampak: kristal putih/tidak berwarna


Rasa manis
Kelarutan: dalam air (1:1,5), dalam spirtus (1:20)
Reaksi terhadap Na: positif
10 mg zat + resorsin + H2SO4: coklat,
o dipanaskan + 10 cc air + NaOH: fluoresensi hijau

14. Tragacantha

Tampak: bubuk putih kecoklatan


Pemerian: tidak berbau; mempunyai rasa tawar; seperti lender
Kelarutan: agak sukar larut dalam air, tetapi mengembang menjadi masa homogenya,
lengket dan seperti gelatin
Viskositas: viskositas meningkat jika suhu dan konsentrasi meningkat
Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
Khasiat: zat tambahan (emulgator alam)
Jika dikocok dengan air: berbusa
Jika dimasak dengan KOH: kuning kenari
Jika ditambahkan I2 + KI: butir tragakan biru hitam,
o pemanasan: biru agak tua
Mikroskopis: ada amilumnya bedanya dengan Gom arab

15. Tylosa

27

Tylosa memiliki nama lain Methyl Selulosa yang merupakan derivat dari selulosa,
selulosa merupakan bagian dari karbohidrat jenis Polyosa yang tidak larut dalam air dan
bersifat kristalin karena memiliki struktur linier.
Tylosa atau methosol secara mikroskopik seperti cacing, dan jika ditambahkan
dengan sol Iodii berwarna cokelat tua kemerahan dan apabila dikocok dengan air akan
berbusa. Tylosa digunakan sebagai suspending agent / bahan pensuspensi sintetis karena
dapat meningkatkan viskositas dari cairan yg dipergunakan untuk melarutkannya. Selain
bahan pensuspensi tylosa juga digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur dalam
pembuatan tablet.
- Mikroskopis: seperti cacing
- + sol Iodii: coklat tua kemerahan
- Jika dikocok dengan air: berbusa

28

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakro molekul alam yang banyak
ditemukan dalam makhluk hidup. Pada tanaman karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara
karbon dioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari dalam proses fotosintesis pada
sel tanaman yang berklorofil. Karbohidrat dikelompokkan ke dalam 4 kategori yang berbeda,
monosakarida, di-, tri-, dan tetra-sakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Macam-macam reaksi
umum dari karbohidrat yaitu molisch, benedict, luff, fehling, barfoed, seliwanoff, foulger,
osazon, iod, asam musat, dan lain-lain.

B. Saran
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Kimia Farmasi Analisa di program studi
farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami menyarankan agar pembaca dapat mengkaji lebih teliti agar mendapat manfaat
dari makalah ini.

29

DAFTAR PUSTAKA

HMF.ARS Praeparandi. 1983. Card System dan Reaksi Warna. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Murray,Robert,dkk. Biokimia Harper.Toronto,Ontario: University of Toronto
Sarker,satyajit dan Lutfun nahar. 2009. Kimia untuk mahasiswa farmasi: Bahan kimia organik,
alam, dan umum.Yogyakarta: Pustaka pelajar

30

31

Anda mungkin juga menyukai