PT Kurva Sigmoid

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Setiap mahluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan
perkembangan adalah suatu proses yang mana keduanya berjalan sejajar dan berdampingan.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran meliputi, pertambahan volume, pertambahan
panjang, tinggi, dan pertambahan massa. Pertumbuhan biasanya dinyatakan dengan satuan
bilangan. Yaitu persentasi, kurva (grafik). Perkembangan adalah proses munuju kedewasaan.
Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh
karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat
dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk huruf S atau
kurva Sigmoid. Percobaan ini diadakan dengan melihat berapa rata-rata pertumbuhan daun
dengan menggunakan kurva sigmoid tersebut.
Permasalahan
Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan
dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan
bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan.
Sehubungan dengan itu maka kami melakukan percobaan mengenai kurva sigmoid untuk
mengamati laju tumbuh daun sejak embrio dalam biji hingga daun mencapai ukuran tetap.
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini membuktikan bahwa tumbuhan dapat tumbuh dan
berkembang, dalam hal ini yang digunakan adalah tanaman kacang tanah untuk mengamati
pertumbuhan dan perkembangannya. Serta mengetahui apakah benar kurva dapat membentuk
S karena adanya tiga fase, yaitu fase logaritmik, linier, dan fase penuaan
TINJAUAN PUSTAKA
Kurva sigmoid yaitu pertumbuhan cepat pada fase vegetatif sampai titik tertentu akibat
pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun pada fase senesen (Anonim,
2008). Pengukuran daun tanaman mulai dari waktu embrio dengan menggunakan kurva sigmoid juga
memiliki hubungan erat dengan perkecambahan biji tersebut yang otomatis juga dipengaruhi oleh
waktu dormansi karena periode dormansi juga merupakan persyaratan bagi perkecambahan banyak
biji. Ada bukti bahwa pencegah kimia terdapat di dalam biji ketika terbentuk. Pencegah ini lambat

laun dipecah pada suhu rendah sampai tidak lagi memadai untuk menghalangi perkecambahan ketika
kondisi lainnya menjadi baik. Waktu dormansi berakhir umumnya didasarkan atas suatu ukuran yang
bersifat kuantitatif. Untuk tunas dan biji dormansi dinyatakan berhasil dipecahkan jika 50 % atau
lebih dari populasi biji tersebut telah berkecambah atau 50% dari tunas yang diuji telah menunjukkan
pertumbuhan. Bagi banyak tumbuhan angiospermae di gurun pasir mempunyai pencegah yang telah
terkikis oleh air di dalam tanah. Dalam proses ini lebih banyak air diperlukan daripada yang harus ada
untuk perkecambahan itu sendiri.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada
semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurve yang sigmoid.

Proses

pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur
rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan
sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi
perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang
Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu,
bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi,
maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk huruf S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid ini
berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya ataupun sel-selnya. Pertumbuhan tanaman mulamula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju
tumbuh menurun. Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk
kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi
penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa
dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan
(Tjitrosoepomo, 1999).
Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan
setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahunan, Pada fase
logaritmik ukuran (V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti laju kurva
pertumbuhan (dV/dt) lambat pada awalnya. Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus
dengan organisme, semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh (Tjitrosoepomo, 1999).
Fase pertumbuhan logaritmik juga menunjukkan sel tunggal. Fase ini adalah fase dimana
tumbuhan tumbuh secara lambat dan cenderung singkat.Pada fase linier, pertambahan ukuran
berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum selama beberapa waktu lamanya. Laju
pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh
bagian mendatar kurva laju tumbuh dibagian bawah. Fase senescence ditunjukkan oleh laju
pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua

Kurva pertumbuhan berbentuk S (Sigmoid) yang ideal, yang dihasilkan oleh banyak
tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahun, dengan
mengambil contoh tanaman jagung. Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dan waktu.
Tiga fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linear, dan fase penuaan
DAFTAR PUSTAKA

Agrios, George N. 2005. Plant Pathology. Elsevier Academic Press. USA


Campbell. 2002. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Dasgupta, Ratan. 2013. Advances in Growth Curve Models. Springer Science and Bussiness
Media. New York
Taiz , Lincoln and Eduardo Zeiger. 2010. Plant Physiology. Sinauer Associates. USA.
Tjitrosoepomo, G., 1999. Botani Umum 2. Angkasa. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai