Osteomielitis Rahang
Osteomielitis Rahang
Osteomielitis Rahang
Pendahuluan
Osteomielitis rahang adalah suatu infeksi yang ekstensif pada
tulang rahang, yang mengenai spongiosa, sumsum tulang, kortex, dan
periosteum. Infeksi terjadi pada bagian tulang yang terkalsifikasi ketika
cairan dalam rongga medullary atau dibawah periosteum mengganggu
suplai darah. Tulang yang terinfeksi menjadi nekrosis ketika ischemia
terbentuk. Perubahan pertahanan host yang mendasar terdapat pada
mayoritas pasien yang mengalami ostemyelitis pada rahang. Kondisikondisi yang merubah persarafan tulang menjadikan pasien rentan
terhadap onset ostemielitis, kondisi-kondisi ini antara lain radiasi,
osteoporosis, osteopetrosis, penyakit tulang Paget ( osteitis yang
menyebabkan perubahan bentuk tulang), dan tumor ganas tulang.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat osteomielitis, serupa dengan
komplikasi yang disebabkan oleh infeksi odontogen, dapat merupakan
komplikasi ringan sampai terjadinya kematian akibat septikemia,
pneumonia, meningitis, dan trombosis pada sinus kavernosus. Diagnosis
yang tepat amat penting untuk pemberian terapi yang efektif, sehingga
dapat memberikan prognosis yang lebih baik.
Osteomielitis pada maksilla jauh lebih jarang dibanding pada
mandibula karena suplai darah ke maksilla jaruh lebih ekstensif. Gangguan
suplai darah merupakan sebuah faktor penting dalam perkembangan
ostemielitis. Mandibula menerima suplai darah utamanya dari arteri
alveolar inferior. Sumber sekunder adalah suplai periosteal yang
Etiologi
Osteomyelitis secara umum disebabkan oleh :
1. Biasanya osteomyelitis merupakan kelanjutan dari infeksi gigi
seperti abses periapikal atau periodontitis apikalis
2. Pada beberapa kasus disebabkan oleh suatu trauma (fraktur maksila
atau mandibula), akibat ektraksi gigi, perawatan saluran akar.
3. Dapat disebabkan oleh inokulasi bakteri odontogenik seperti
Streptococcus, Peptostreptococcus spp, genus Fusobacterium dan
Prevotella, Staphylococcus ke dalam rahang
4. Dapat juga infeksi bersumber kulit dan juga sistemik.
Sumber Infeksi dan Predisposisi
Berbagai infeksi yang dapat menjadi sumber infeksi atau menjadi infeksi
primer bagi terjadinya osteomielitis rahang adalah:
1) Odontogenik yang meliputi infeksi periapikal, marginal dan perikorona,
infeksi soket pasca ekstraksi, infeksi kista dan tumor odontogenik.
2) Non odontogenik meliputi fraktur rahang (compound fracture) yang diikuti
infeksi mikroorganisme, tonsilitis dengan penyebaran ke ramus asendens,
infeksi sinus paranasalis yang mencapai rahang secara langsung melalui
suatu tindakan operasi, furunkulosis pada dagu yang mencapai tulang
rahang secara limfogen, serta infeksi lainnya seperti kulit, telinga bagian
tengah yang mencapai rahang secara hematogen.
Faktor predisposisi yang berperan dalam terjadinya osteomielitis berupa faktor
lokal dan sistemik. Faktor lokal meliputi radioterapi, trombosis vaskuler dan
kelainan tulang seperti penyakit Paget, osteopetrosis dll. Faktor sistemik yang
berperan antara lain malnutrisi, anemia berat, leukemia dan diabetes mellitus.
Faktor predisposisi
(1) Sistemik
Malnutrisi
Anemia berat
Leukemia
Diabetes melitus
Agranulositosis
(2) Lokal
Radiasi
Osteopetrosis
Fibrous dysplasia
Jumlah patogen
Virulensi patogen
Imunitas lokal dan sistemik dari host
Perfusi lokal jaringan
Beberapa factor sistemik yang dapat menurunkan imunitas host, diabetes
mellitus; AIDS; anemia; leukemia; sifilis; malnutrisi; alcohol dan tobacco, obatobatan, HSV, dll. Pada diabetes mellitus berkurangnya kemotaksis leukosit,
fagositosis, serta berkurangnya vaskularitas jaringan yang menyebabkan turunnya
perfusi jaringan dan kemampuan untuk respon inflamasi. Pada malnutrisi dan
kanker terjadi penurunan respon imun.
Diagnose Osteomielitis
Osteomyelitis akut pada anak-anak pada dasarnya merupakan suatu
diagnosis klinis yang didasarkan pada serangan yang cepat. Gejala sistemik
seperti demam , lesu , dan sulit membuka dan menutup mulut . Pemeriksaan fisik
harus fokus pada mengidentifikasi temuan umum, seperti eritema , pembengkakan
jaringan lunak atau efusi sendi , penurunan rentang gerak sendi , dan nyeri tulang .
Identifikasi infeksi bakteri mungkin sulit karena kultur darah positif hanya sekitar
satu - setengah dari cases.Karena kesulitan diagnosis , potensi keparahan infeksi
pada anak-anak , tingkat kekambuhan penyakit yang tinggi pada orang dewasa ,
dan mungkin kebutuhan untuk intervensi bedah , konsultasi dengan subspecialist
penyakit menular dan subspecialist ortopedi atau ahli bedah plastik advised.
Gambaran Klinis
Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah, dapat
menyebabkan demam dan kadang-kadang di kemudian hari, menyebabkan nyeri
pada tulang yang terinfeksi. Daerah diatas tulang bisa mengalami luka dan
membengkak, dan pergerakan akan menimbulkan nyeri.
Infeksi tulang belakang biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan
nyeri punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan memburuk bila
penderita bergerak dan tidak berkurang dengan istirahat, pemanasan atau minum
obat pereda nyeri. Demam, yang merupakan tanda suatu infeksi, sering tidak
terjadi.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya
atau yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan
pembengkakan di daerah diatas tulang, dan abses bias terbentuk di jaringan
sekitarnya. Infeksi ini tidak menyebabkan demam dan pemeriksaan darah
menunjukkan hasil yang normal. Penderita yang mengalami infeksi pada sendi
buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah
tersebut.
Jika suatu infeksi tulang tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis
menahun (osteomielitis kronis). Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama
bertahun-tahun dan tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau
beberapa tahun.
Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan
lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang menetap atau
hilang timbul dari kulit.
Diagnosa Banding
Gambaran radiologik osteomielitis dapat menyerupai gambaran penyakitpenyakit lain pada tulang diantaranya yang terpenting adalah tumor ganas primer
tulang.
1.Osteosarkoma
Biasanya mengenai metafisis tulang panjang seperti osteomielitis sehingga
stadium dini sangat sukar dibedakan dengan osteomielitis.Pada stadium yang
lebih lanjut, kemungkinan untuk membadakan lebih besar karena pada
osteosarkoma pembentukan tulang yang lebih banyak serta adanya infiltrasi tumor
yang disertai penulangan patologik ke dalam jaringan lunak. Juga pada
osteosarkoma ditemukan segitiga Codman.
2.Ewing sarkoma
Ewing sarcoma biasanya mengenai diafisis,tampak destruksi tulang yang
bersifat infiltratif, reaksi periosteal yang kadang-kadang menyerupai kulit bawang
yang berlapis-lapis dan massa jaringan lunak yang besar.
OSTEOMYELITIS SUPURATIF AKUT
Merupakan suatu inflamasi yang melibatkan seluruh struktur tulang mulai dari
myelum,korteks, periosteum, dan tulang spongiosa. Terbagi atas early acute dan
subacute. Dari inflamasi akut ini dapat bertambah parah menjadi inflamasi yang
bersifat kronis
Setelah terjadi inflamasi akut awal, jika inflamasi awal tidak terkontrol maka
dapat bertambah parah menjadi inflamasi subakut. Inflamasi ini dapat terjadi 1014 hari setelah inflamasi akut awal yang tidak terkontrol. Pada inflamasi subakut
mulai terjadi akumulasi pus yang menembus hingga ke jaringan lunak melalui
kanalis harversi pada tulang sehingga menghasilkan suatu fistula ekstraoral.
Pada pemeriksaan radiografis terlihat sequestra besar dan pada pemeriksaan darah
terdapat leukositosis dengan jumlah 8000-15000 (dapat mencapai 20000) sel/mm3
Penatalaksanaan dari osteomyelitis supuratif akut terbagi menjadi dua tahap. Jika
inflamasi masih pada tahap akut awal maka dapat dilakukan pengontrolan
terhadap penyebab infeksi, kontrol diet (pada malnutrisi), mengurangi alkohol dan
merokok, antibiotik (jika perlu). Jika inflamasi sudah bertambah parah dan
memasuki tahap subakut maka dapat dilakukan hal sebagai berikut :
1) Drainase pus
2) Antibiotik intravena/parenteral dosis tinggi :
i.
Penicillin
ii.
iii.
iv.
Gejala Klinis
Gambaran klinis osteomyelitis kronis sama dengan yang akut, hanya gejalagejalanya lebih ringan. Rasa sakit sudah berkurang, tapi demam masih ada. Gigigigi yang goyang pada fase akut kegoyangannya berkurang dan dapat berfungsi
kembali meskipun terasa kurang sempurna. Parestesi bibir berkurang bahkan
Gambaran radiografi
Treatment
Antibiotika (clyndamycin) adalah yang pertama dan utama diberikan.
Antibiotika diberikan sedini mungkin dengan dosis masif secara parenteral. Dosis
yang tidak adekuat dapat membuat mikroorganisme resisten.
Drainase harus dibuat sesegera mungkin, untuk mengeluarkan pus,
mengurangi absorpsi bahan toksis, mencegah penyebaran infeksi di dalam tulang
dan memberi jalan untuk terlokalisasinya penyakit. Drainase bisa berupa ekstraksi
gigi yang menjadi infeksi primer dan gigi lainnya yang terkena penyakit dan pada
ekstraksi ini kalau mungkin septum inter radikuler juga diangkat untuk
mendapatkan drainase yang cukup.
Sekuesterektomi (intervensi bedah) berupa pengangkatan sekuester dilakukan
sesudah fase akut reda dan diindikasikan bila sekuester memang sudah tampak
pada foto (fase kronis). Pada fase ini penderita dan antibiotika telah dapat
mengatasi virulensi bakteri. Di samping sekuesterektomi, pada beberapa kasus
dimana timbul lubang besar, perlu dilakukan dekortisasi dan suserisasi, agar
periosteum yang dilepaskan dari tulang dapat dikembalikan menutup dan kontak
dengan permukaan tulang, sehingga mempercepat penyembuhan. Pada kasus yang
disertai dengan fraktura patologis dilakukan fiksasi rahang.
a. Osteomyelitis Anak
Osteomyelitis Supuratif Anak terjadi pada bayi dan anak-anak
dan lebih banyak menyerang maksila dengan gejala yang lebih hebat.
selulitis fasialis
konjungtivitis
proptosis
edema palpebra
fluktuan
fistel
Treatment
Sekuesterektomi
halus dan
Lesi ini tidak terlalu membahayakan karena tidak destruktif dan jarang
menimbulkan komplikasi. Jika pada daerah sklerosis ada gigi yang perlu
diekstraksi hendaknya diperhitungkan kemungkinan terjadinya infeksi dan
lamanya penyembuhan luka pasca ekstraksi, sebab bagian tulang ini avaskuler dan
kurang bereaksi terhadap infeksi. Karena itu kalau giginya akan diekstraksi,
hendaknya melalui pendekatan berupa pengambilan tulang yang cukup untuk
memudahkan ekstraksi dan menambahkan pendarahan. Pada kasus dengan
pengambilan tulang yang banyak, defeknya bisa diperbaiki dengan transplantasi
tulang. Tulang sklerotik merupakan hypovascular dan respon buruk untuk setiap
infeksi bakteri . Bell telah merekomendasikan pencabutan gigi hanya sebagai
upaya terakhir , menggunakan pendekatan bedah dengan penghapusan jumlah
liberal tulang untuk memfasilitasi ekstraksi dan meningkatkan perdarahan. Tulang
Sclerosed mungkin tetap seperti itu pada beberapa pasien bahkan setelah resolusi
lesi dan dapat diperbaiki pada orang lain.
1. Osteomyelitis Aktinomikosis
Aktinomikosis adalah infeksi yang bermanifestasi supuratif granulomatus,
menyerang jaringan lunak dan tulang. Penyakit ini membentuk sinus yang
mengeluarkan granula sulfur yang menyebar menembus batas anatomi bila bakteri
komensal menginvasi jaringan servikofasial, toraks dan abdomen. Jaringan
diserang melalui ekstensi langsung atau melalui hematogen.
Penyebab penyakit ini adalah Actinomyces israelii, suatu bakteri gram positif,
mikroaerofili, tidak membentuk spora dan tidak tahan asam. Infeksi oleh
aktinomises terjadi pada jaringan yang rusak atau yang meradang bersama-sama
dengan mikroba lainnya seperti Bacteroides. Mikroorganisme masuk ke dalam
jaringan lunak secara langsung atau dengan perluasan dari tulang melalui lesi
Gambaran radiologis
Tampak radiolusensi dari berbagai ukuran atau tampak keterlambatan atau
kegagalan penyembuhan luka ekstraksi .perioseitis, radiolusensi
sclerosis bias tampak pada tulang. Kadang-kadang terbentuk sekuester.
difus atau
kulit, kultur aerob dan anaerob dibuat untuk melihat sensitivitas bakteri, dan
penentuan antibiotika yang sesuai.
Gambaran radiologis
Di fase awal, perubahan pada tulang sedikit sekali. Perubahan khas
yang terlihat pada osteomyelitis non radiasi yaitu pembentukan
sekuester atau involukrum, pada tulang teradiasi pembentukan ini
lambat atau tidak terjadi sama sekali, karena adanya pengurangan
suplai darah yang parah.
Alveolitis
Komplikasi yang paling umum dan menyakitkan dalam penyembuhan luka
ekstraksi adalah alveolar osteitis, umumnya dikenal sebagai dry socket. Hal ini
pada dasarnya adalah focal osteomyelitis di mana bekuan darah telah hancur atau
hilang, dengan produksi sakit oldor dan sakit parah dari jenis berdenyut, tapi tidak
terdapat nanah. Setelah gumpalan darah hilang, soket memiliki penampilan yang
kering karena tulang terbuka. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan
pengguna tembakau dan yang paling sering dikaitkan dengan ekstraksi yang sulit
atau traumatik. Kondisi ini juga terkadang berhubungan dengan pencabutan gigi
molar ketiga rahang bawah.
Kadang-kadang dry socket adalah sekuel dari ekstraksi normal gigi yang
erupsi dihasilkan dari disintegrasi bekuan darah dan infeksi lanjutan dari tulang
yang terbuka. Komplikasi ini biasanya timbul dalam beberapa hari pertama
setelah ekstraksi, tetapi telah diketahui terjadi bahkan seminggu atau lebih setelah
ekstraksi.
Telah dilaporkan oleh Macgregor bahwa gigi yang patah selama ekstraksi
lebih sering mengembangkan dry socket. Dia juga mencatat bahwa ada tidak
muncul oleh hubungan yang signifikan antara kesehatan umum individu dan
kemunculan dari dry socket. Namun demikian, dry socket adalah komplikasi yang
terkadang ada pada penyakit Pagets disease dan pada pasien yang menjalani
radioterapi, dimana ada iskemia tulang yang disebabkan oleh endarteritis.
Alveolar osteitis juga sering terjadi pada pasien yang memakai kontrasepsi oral
karena komponen estrogen kontrasepsi oral meningkatan aktivitas fibrinolitik.
Penghancuran bekuan darah disebabkan oleh aksi enzim proteolitik yang
dihasilkan oleh bakteri atau aktivitas fibrinolitik lokal. Aktivator atau fibriolysis
dibebaskan dari tulang alveolar dan jaringan mulut lainnya ketika tulang alveolar
mengalami trauma. Aktivitas fibrinolitik saat ini dianggap bertanggung jawab atas
kerugian bekuan prematur dan sakit parah pada dry socket.
Lisis bekuan terjadi dengan dua mekanisme; plasminogen jalur dependen
seperti yang diusulkan oleh birn, dan plasminogen jalur independen. Plasminogen
ini disintesis dan dilepaskan ke dalam sirkulasi. Plasminiogen berubah menjadi
plasmin yang pada gilirannya bekerja pada fibrinogen sebuah fibrin,
menyebabkan terputusnya bekuan darah. Mikroorganisme anaerobik juga
mungkin memainkan peran penting dalam pengembangan kondisi ini.
Dry socket biasanya dimulai pada hari kedua atau ketiga pasca operasi dan
berlangsung 7-10 hari dan sangat menyakitkan . Kadang-kadang dry socket dapat
berhubungan dengan demam ringan dan lymphadenopaty ipsilateral. Soket
mungkin berisi sisa-sisa makanan yang membusuk yang memberikan bau busuk
dan rasa. Tulang yang terkena mengalami nekrotik, dan penyerapan fragmen biasa
ditemukan.
Pencegahan dan Manajemen
Penyembuhan luka yang terinfeksi tersebut sangat lambat dan sedikit yang
bisa dilakukan untuk pasien selain untuk meringankan gejala subyektif.
Beberapa
peneliti
telah
menyarankan
bahwa
komplikasi
dalam
penyembuhan luka soket ekstraksi jauh bisa dihilangkan atau setidaknya menurun
dalam insiden dan tingkat keparahan dengan menyisipkan satu agen atau lebih
dalam soket gigi pada saat ekstraksi. Beberapa agen yang telah digunakan, telah
dipikirkan oleh para peneliti untuk mempercepat pembentukan bekuan darah,