Makalah Eko Kop

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

TUGAS EKONOMI KOPERASI

Koperasi Dalam Analisis Organisasional Komparatif

O
L
E
H

1. HENGKY (1215210153)
2. IRNA OKTAVIANTI (1215210162)
3. KHOIRUNISA LISNA. H (1215210177)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PANCASILA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, serta dengan segala kekurangan yang penulis miliki sehingga Tugas
Ekonomi Koperasi dengan judul Koperasi Dalam Analisis Organisasional
Komparatif dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Menurut Dr. Sri Edi Swasono, adanya Koperasi menampakkan kekuatan yang
harus diperhitungkan oleh bangun-bangun usaha non Koperasi yang lain. Koperasi
harus punya hubungan interdependensi yang menentukan; hubungan itu bukan
hubungan dipendensi. Oleh karena itu, Koperasi harus mempunyai ruang gerak
seluas-luasnya sehingga Koperasi harus meluas tidak saja dalam kuantitas dan
kualitas secara tradisional, tetapi juga secara dimensional menguasai pula sektorsektor kegiatan kegiatan perekonomian dalam tingkatan makro ekonomi. Kondisi
konsepsional demikian ini tentu saja menuntut berbagai prakondisi teknis-teknis lebih
lanjut.
Tak ada gading yang tak retak. Dengan segala kerendahan hati penulis terbuka
untuk rembug saran demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta,

Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat
(1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi
berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dalam system perekonomian nasional.
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi,
hal ini berarti bahwa dalam kegiatannya koperasi turut
mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi yang
sejahtera, baik
perkumpulan

bagi

itu

orang-orang

sendiri

maupun

yang

menjadi

untuk

anggota

masyarakat

di

sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan


bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan
kebutuhan bersama dari para anggotannya.
Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha
bersama dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas.
Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki
kemampuan

ekonomi

terbatas

tersebut,

maka

Pemerintah

Indonesia

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan


Koperasi.
Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena
Koperasi di dalam sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di

Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya secara


efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih menghadapai hambatan
struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan. Dengan
demikian masih perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar
keberadaan Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-benar sebagai soko guru
perekonomian Indonesia yang merupakan sistem perekonomian yang yang
dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 .
Cita-cita Koperasi memang sesuai dengan susunan kehidupan rakyat
Indonesia. Meskipun selalu mendapat rintangan, namun Koperasi tetap
berkembang. Seiring dengan perkembangan masyarakat, berkembang pula
perundang-undangan

yang

digunakan.

Perkembangan

dan

perubahan

perundang-undangan tersebut dimaksudkan agar dapat selalu mengikuti


perkembangan jaman.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa/i dapat
memahami dan mengetahui tentang hal sebagai berikut:
1. Pengertian mengenai Ekonomi Koperasi.
2. Hubungan dalam Koperasi.
3. Masalah bisnis dengan Non-anggota.
4. Alasan menjadi anggota Koperasi.
5. Keunggulan Koperasi dengan Non Koperasi (konvensional).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Koperasi
1. Menurut Internasional Cooperative Alliance (ICA)
Koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan hukum, yang
bertujuan untuk perbaikan social ekonomi anggotanya dengan memenuhi
kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha bersama saling membantu
antara yang satu dengan yang lainnya dengan cara membatasi
keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan atas prinsiprinsip
koperasi.
2. Menurut Calvert
Koperasi adalah organisasi orang-orang yang hasratnya dilakukan
secara sukarela sebagai manusia atas dasar kesamaan untuk mencapai
tujuan ekonomi masing-masing.
3. Menurut Drs. A. Chaniago
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orangorang atau badan hukum yang memberikan kebebasan masuk dan keluar
sebagai anggota dengan cara berkerja sama secara kekeluargaan
menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para
anggotanya.
4. Menurut Undang-Undang No. 12 tahun 1967
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak social beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
5. Menurut Undang-Undang Koperasi India tahun 1904 yang diperbarui
pada tahun 1912
Koperasi adalah organisasi masyarakat atau kumpulan orang-orang
yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan atau mengusahakan

kebutuhan ekonomi para anggotanya sesuai dengan prinsip-prinsip


koperasi.
6. Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992,
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

B. Jenis Koperasi
Dalam garis besarnya sekian banyak jenis Koperasi, dapat dibagi menjadi
5 golongan, yaitu:
1. Koperasi Konsumsi.
2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam.
3. Koperasi Produksi.
4. Koperasi Jasa.
5. Koperasi Serba Usaha.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Koperasi

Guna memahami ekonomi koperasi secara komprehensif harus dikenali


terlebih dahulu definisi koperasi yang sesuai dengan konsep-konsep ekonomi
dan definisi tersebut dapat berlaku secara universal. Hal ini penting sebab
konsep koperasi akan berunag tergantung dari studut mana kita memandang.
Dengan definisi yang sesuai, kita akan mampu menentukan karakteristik
koperasi yang berlaku secara universal.
Seringkali orang mendefinisikan koperasi berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi seperti prinsip koperasi Rochadele. Prinsip-prinsip itu memang sering
memuat sejumlah nilai, norma, dan tujuan konkrit, namun prinsip tersebut
merupakan prinsip pengembangan organisasi dan pedoman-pedoman kerja
yang paragmatis yang hanya berhasil diteapkan pada keadaan-keadaan tertentu
saja. Prinsip-prinsip koperasi dapat digunakan sebagai petunjuk-petunjukyang
berguna bagi pengembangan organisasi koperasi dan gerakan koperasi tertentu,
namun prinsip-prinsip itu biasanya bukan merupakan kriteria yang berguna bagi
pembuatan definisi ilmiah mengenai organisasi koperasi yang berlaku secara
universal. Meskipun demikian, Mengingat prinsip-prinsip koperasi merupakan
pula sumber dari norma-norma hukum, seringkali prinsip-prinsip koperasi
berguna bagi pengertian koperasi menurut hukum (Hanel, 1989).
Dua contoh penegertian koperasi yang mencantumkan prinsip-prinsip
koperasi adalah yang dikemukakan oleh International Cooperative Alliance
(ICA) dan UU No. 25 Tahun 1992 tentang Pengkoperasian di indonesia.
International Cooperative Alliance (ICA) mendefinisika koperasi sebagai
kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan
sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya
dengan jalan berusaha bersama saling membantu antara satu dengan lainya
dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip
koperasi (Ima Suwandi, 1985).

Definisi koperasi yang dikemukakan ICA tampaknya selalu mengalami


perubahan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Hal ini dapat kita
lihat dari pernyataan ICA tentang Cooperative Identity, yang menyatakan
bahwa Koperasi adalah assosiasi yang bersifat otonom dengan keanggotaan
bersifat terbuka dan sukarela untuk meniungkatkan kebutuhan ekonomi,
sosialdan kultur melalui usaha bersama saling membantu dan mengkontrol
usahanya secara demokratik (Ann Hoyt, 1996).
Pada UU No. 25 tahun 1992, Koperasi didefinisikan sebagai badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasar aras asas kekeluargaan. Pengertian ini
disusun tidak hanya berdasar pada konsep koperasi srbagai organisasi ekonomi
dan sosial tetapi secara lengkap telah mencerminkan norma-norma atau kaidahkaidah yang berlaku bagi bangsa Indonesia. Norma-norma atau kaidah-kaidah
tersebut tercemin dari fungsi dan peranan koperasi sebagai:
1. Alat untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Alat untuk mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Alat untuk memperkokoh perekonimian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahan perekonomian nasional.
4. Alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Definisi koperasi yang tidak berdasarkan prinsip-prinsip koperasi banyak
juga dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti yang dikemukakan oleh Calvert,
Moh. Hatta, dan ILO, merupakan definisi yang dikemukakan kedua ahli

tersebut belum mampu menjelaskan karakteristik koperasi secara universal


yang mampu membedakan organisasi koperasi dari jenis organisasi lainya.
Koperasi didefinisikan sebagai organisasi orang-orang yang hatsatnya
dilakukan secara sukarela sebagai manusia atas dasar kemampuan untuk
mencapai tujuan ekonomi masing-masing (Calvert, 1959). Ideologi yang
terkandung dalam definisi ini adalah:
1. Menolong diri sendiri (self help) atau swadaya.
2. Kerjasama orang-orang (personal cooperation) dalam mana anggota yang
terhimpun dianggap sebagai manusia, bukan semata-mata sebagai
pemegang saham.
3. Persamaan hak bagi anggota (equality of members).
4. Perhimpunan atau perkumpulan sukarela (voluntary sociation).
5. Mengutamakan kepentingan anggota (member promotion).
Moh. Hatta dalam bukunya Koperasi Membangun dan Membangun
Koperasi mendefinisikan koperasi sebagai usaha bersama untuk memperbaiki
nasibpenghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.
Meskipun definisi yang dikemukakan kedua ahli sangat bermanfaat dalam
menjelaskan hakikat koperasi, namum definisi tersebut belum mampu
menjelaskan karakteristik koperasi secara universal yang mampu membedakan
organisasi koperasi dari jenis organisasi lainya.
Definisi koperasi yang dikemukakan oleh Moh. Hatta lebih tepat jika
dipandang dari segi ideologi koperasi. Beliau sangat menginginkan membangun
ekonomi Indonesia dengan basis koperasi, sebab koperasi menawarkan konsep
semangat kebersamaan, asas kekeluargaan dan kegotong-royongan. Oleh itu
secara ideologi koperasi dapat menjadi tulang punggung (soko guru)
perekonomian Indonesia, karena koperasi mengisi baik tuntutan konstitusional
maupun tuntutan pembangunan dan perkembanganya. Koperasi merangkum

aspek kehidupan yang sifatnya menyeluruh, subtantif makro dan bukan hanya
partial mikro.
Secara rinci, alasan koperasi menjadi tulang punggung perekonomian
Indonesia (Sri-Endi Swasono, 1985) sebagai berikut:
1. Koperasi merupakan wadah menampung pesan politik bangsa terjajah
yang miskin ekonominya dan didominasi oleh sistem ekonomi penjajah.
Koperasi menyadarkan kepentingan bersama, menolong diri sendiri
secara bersama dalam meningkatkan kesejathteraan dan kemampuan
produktif.
2. Koperasi adalah bentuk usaha yang tidak saja menampung tetapi juga
mempertahankan serta memperkuat idealitas dan budaya bangsa
indonesia. Kepribadian bangsa bergotong-royong dan kolektivan akan
tumbuh subur di dalam koperasi.
3. Koperasi adalah wadah yang tepat untuk membina golongan ekonomi
kecil (pribumi). Kelompok ekonomi kecil adalah masalah makro bukan
masalah partial di dalam kehidupan ekonomi Indonesia, baik secara
kualitas maupun kuantitas.
4. Koperasi adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial. Koperasi dapat
hidup baik dalam banguna usaha swasta seperti PT, CV, Firma, dll
maupun bangun usaha negara (perusahaan negara), serta di dalam
instansi-instansi pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan.
5. Koperasi adalah wahana yang tepat untuk merealisasikan Ekonomi
Pancasila, terutama karena terpenuhinya tuntutan kebersamaan dan asas
kekluargaan. Dalam keseluruhan koperasi adalah pusat kemakmuran
rakyat.
Sedangkan menurut International Labour Organization (ILO), melalui
Rekornendasi No. 127, koperasi didefinisikan sebagai suatu perkumpulan orang
yang bergabung secara sukarela untuk mewujudkan tujuan bersama, melalui
pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis dengan

memberikan kontribusi yang sama banyak jumlah yang diperlukan, turut serta
menanggung resiko yang layak untuk memperoleh kemanfaatan dari kegiatan
usaha, dimana para anggota berperan secara aktif (Hanel 1989 dalam Hendar
2005)
Dari definisi-definisi tersebut, beberapa pikiran pokok tentang koperasi
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Koperasi adalah organisasi yang terdiri atas orang-orang (kumpulan
orang) atau dapat pula kumpulan badan hukum koperasi (untuk koperasi
yang terintegrasi) yang mempunyai kepentingan yang sama.
2. Koperasi

adalah

sebuali

perusahaan

dimana

orang-orang

berkumpul bukan untuk menyatukan uang atau modal melainkan


sebagai akibat kesamaan kebutuhan ekonomi.
3. Koperasi adalah perusahaan yang harus dapat memberikan pelayanan
ekonomi kepada anggotanya dan masyarakat lingkungannya.
4. Koperasi adalah perusahaan yang didukung orang-orang sebagai
anggotanya dalam menghimpun kekuatan-kekuatan yang meliputi
para penghasil barang, pemberi jasa dan pemakai barang dan jasa
yang ada.
5. Dalam tubuh koperasi terkandung aspek pendidikan yang sangat dalam.
6. Di Indonesia koperasi berwajah ganda bila dilihat dari tujuannya,
sebab

selain

merupakan

untuk memenuhi
alat

yang

sesuai

kebutuhan
untuk

anggotanya

juga

mempercepat proses

pembangunan.
7. Dengan memperhatikan hal ini, koperasi didefinisikan sebagai
suatu organisasi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Adanya sekelompok omng yang menjalin hubungan antara
sesamanya atas dasar sekurang-kurangnya satu kebutuhan atau
kepentingan yang sama (Kelompok Koperasi).

b. Adanya dorongan atau motivasi untuk mengorganisasikan


diri dalam kelompok guna memenuhi kebutuhan ekonomi
melalui

usaha

bersama

atas

dasar

swadaya

dan

saling

tolong menolong (Motivasi Swadaya).


c. Adanya perusahaan yang didirikan clan dikelola secara bersamasama (Perusahaan Koperasi).
d. Tugas perusahaan tersebut (Perusahaan Koperasi) adalah
memberikan

pelayanan

kepada

anggotanya

menyediakan

autau

menawarkan

dengan

jalan

barang atau jasa

yang

dibutuhkan anggota dalam kegiatan ekonominya.


Berdasarkan pikiran pokok yang berasal dari beberapa definisi di atas ,
maka dapat dilihat perbedaan antara koperasi dengan oranisasi yang bukan
koperasi, sebagai berikut :
1

Koperasi

dengan

organisasi

perusahaan

yang

memperoleh

laba

(perusahaan konvensional).

Komponen
Anggota

Koperasi
Keanggotan

Perusahaan Konvensional

terbuka

untuk Keanggotaan terbuka untuk para

semua pemakai. Modal awal penanam modal tertentu. Pemilik


yang dimasukkan minimal dan yang
karenanya

tidak

ada

merupakan menambah

biasanya
jumlah

hanya
anggota

rintangan bagi keanggotaan. sebanyak penanam modal baru


Para

anggota

dapat yang

dipandangnya

perlu.

memasukkan dana tambahan Penanam modal baru diperoleh

sesuai

dengan

manfaatnya melalui penjualan saham yang

terhadap pelayanan koperasi.

ditawarkan dengan harga pasar.

Pemilik

Pemakai adalah pemilik

Penanam modal adalah pemilik

Pengawasan

Pengawasan

berada

pada Terikat pada penanam modal

angota atas dasar hal yang sebanding dengan modal yang


sama.

ditanamkan dalam perusahaan


itu.

Kemanfaatan Anggota/pemakai memperoleh Penanaman modal memperoleh


kemanfaatan sebanding dengan bagian laba sebagai hasil dari
kemanfaatan atas jasa yang modal
disediakan

oleh

Tingakat

bunga

dibayarkan

untuk

yang

ditanamkannya,

koperasi. sebanding dengan modal yang


yang ditanamkan

oleh

tiap-tiap

modalnya penanam modal.

terbatas.
2

Koperasi dan Badan Usaha yang memberikan pelayanan kepada


masyarakat umum:
a Para nasabah/pemakainya memperoleh manfaat tetapi tidak
b

menjadi pemilik (anggota) dari organisasi tersebut.


Para nasabah/pemakainya tidak diharapkan memberikan kontribusi
langsung pada pengembangan Badan Usaha , baik melalui sumber

dayanya sendiri maupun melali usaha-usaha pribadinya.


Para nasabah/pemakainya berkaitan dengan pengadaan barang dan
jasa yang disediakan oleh suatu perusahaan.

Definisi koperasi berdasarkan kriteria identitas dijelaskan sebagai


berikut :

1. Jika para emilik dan para pelanggan (para pembeli pelayanan dari
organisasi) adalah individu-individu yang sama , maka organisasi tersebut
dapat didefinisikan sebagai suatu koperasi pembelian (purchasing
coorperative).
2. Koperasi pemasaran (marketing coorperative) adlah koperasi yang
melaluinya para anggota menjual produk dari bisnis mereka masingmasing.
3. Jika produk yang dibeli dari suatu perusahaan adalah barang konsumsi
akhir dan para pelanggan adalah orang-orang itu juga sebagai pemilik
perusahaan , maka organisasi tersebut dapat dikatakan sebagai koperasi
konsumen (consumer cooperative).
4. Koperasi produsen (productive coorperative) adalah suatu perusahaan
yang dimiliki oleh para pekerjanya. Anggota dari koperasijenis ini , yaitu
para produsen yang secara bersam-sama memproduksi produk tertentu,
kemudian dijual ke pasaran umum.

B. Hubungan Dalam Koperasi


Terdapat 3 (tiga) hubungan yang penting dalam lingkungan Koperasi,
yaitu:

1. Hubungan Kepemilikan
Hubungan kepemilikan menunjukan besarnya peranan anggota
dalam koperasi, artinya anggota adalah sebagai pemilik perusahaan
koperasi. Anggota mempunyai kewajiban-kewajiban dan hak-hak tertentu
dalam koperasi, baik kewajiban dan hak individual maupun kewajuban
dan hak keuangan (finasial).
a. Kewajiban dan hak individual adalah kewajiban dan hak dalam
kehidupan kegiatan koperasi . Kewajiban secara individual, yaitu:
1) Ikut serta secara individual dalam usaha bersama guna
mencapai tujuan bersama.

a)
b)
c)
d)

2) Kewajiban untuk setia terhadap koperasi ,yakni :


Turut serta secara aktif dalam koperasi
Kewajiban untuk memenuhi anggaran dasar
Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha koperasi
Tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan koperasi
Setiap anggota mempunyai hak individual, yaitu:
1) Hak untuk menghadiri rapat dan mengajukan usul.
2) Hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus.
3) Hak untuk diberi tahu mengenai hal yang berhubungan
dengan koperasi.
4) Hak untuk mengundurkan diri dari keanggotaan.
5) Hak untuk melindungi kaum minoritas.
b. Kewajiban dan hak keuangan adalah kewajiban dan hak yang
berhubungan dengan keikutsertaan keuangan para anggota dalam
harta kekayaan dan dana koperasi. Kewajiban keuangan yang utama
meliputi tiga pokok, yaitu:
1) Kewajiban untuk membayar kontribusi keuangan yang
ditentukan dalam anggaran dasar , misalnya simpanan pokok,
simpanan wajib, simpanan sukarela, dan dana-dana pribadi
yang diinvestasikan dalam koperasi.
2) Kewajiban bertanggung jawab atas uang koperasi .
3) Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha
tertentu, misalnya fasilitas simpan pinjam.
Hak keuangan anggota, yaitu:
1) Hak untuk menggunakan dan menarik keuntungan dan
fasilitas badan usaha koperasi.
2) Hak untuk menerima kembali

uang

keanggotaan

keuntungan, bonus, dan bunga atas modal saham yang disetor.


3) Hak untuk menuntut pembayaran kembali kontribusi dana
koperasi yang disetorkan karena mengundurkan diri

dari

keanggotaan koperasi.
4) Hak untuk menerima kembali dana yang disetorkan karena
koperasi dilikuidasi.
2. Hubungan Pelayanan

Hubungan pelayanan muncul karena fakta bahwa anggota di


samping sebagai pemilik juga sebagai pelanggan utama koperasi.
Hubungan bisnis ini dapat dikaji secara mikro, di mana anggota dapat
berfungsi sebagai produsen (penjual) tetapi juga berfungsi sebagai
konsumen (pemakai). Koperasi dapat berfungsi sebagai produsen
(penjual) tetapi juga dapat berfungsi sebagai konsumen atau pedagang.
Koperasi mempunyai dua misi utama yaitu pelayanan terhadap
anggota maksudnya koperasi dapat menjadikan angota sebagai segmen
pasar yang potensial bagi peningkatan pelayanan tersebut. Kedua,
meningkatkan pertumbuhan badan usaha koperasi itu sendiri .
Ada dua faktor yang mengharuskan koperasi meningkatkan
pelayanan kepada anggotanya. Pertama, adanya tekanan persaingan dari
organisasi lain. Kedua, perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat
perubahan waktu dan peradaban (menentukan pola kebutuhan anggota
dalam mengonsumsi produk yang ditawarkan koperasi).
3. Hubungan Pasar
Pada prinsipnya, pasar adalah pertemuan antara penjual dan
pembeli. Tetapi konsep pasar sebenarnya bukanlah sesuatu yang
kongkret, melainkan sesuatu yang abstrak. Ahli ekonomi bahkan
lebih

menekankan

pada

pertemuan

antara

permintaan

dan

penawaran.
Dalam teori ekonomi, pasar dikelompokkan menjadi 5 jenis,
yaitu:
a. Pasar Barang
Koperasi dapat bergerak di pasar barang dengan menawarkan
barang hasil produksi koperasi atau anggota dan dapat pula
melakukan permintaan akan produk yang dibutuhkan oleh koperasi
atau anggota.
Di pasar barang, produk-produk yang dijual koperasi akan
bersaing dengan produl-produk lain dari pesaingnya. Ada dua hal
yang diperlukan guna memenangkan persaingan tersebut:

1) Koperasi harus menawarkan kelebihan khusus yang tidak


dimiliki oleh pesaingnya.
2) Manajemen harus mamapu memotivasi anggotanya agar dapat
berpartisipasi aktif dalam koperasi.
b. Pasar Tenaga Kerja
Pertemuan antara permintaan dan penawaran di pasar tenaga
kerja yang akan menghasilkan konsep upah dan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan.

Tugas utama pengurus di pasar tenaga kerja

adalah merekrut tenaga kerja dan menempatkannya sesuai dengan


keahliannya, serta memberikan insentif yang layak bagi tenaga
tersebut.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di pasar tenaga
kerja koperasi untuk bersaing dalam merekrut tenaga kerja yang
berkualitas, yaitu:
1) Memberikan insentif yang relative lebih mahal dibanding
dengan pesaingnya.
2) Memberikan kesempatan pengembangan karier yang relative
lebih baik dibanding dengan pesaingnya.
c. Pasar Uang
Dalam pasar uang yang ditransaksikan adalah hak untuk
menggunakan uang untuk jangka waktu tertentu. Penawaran uang
dilakukan oleh otoritas moneter (Bank Sentral dan Pemerintah) dan
lembaga keuangan (Bank dan Non-Bank), permintaan uang
dilakukan oleh masyarakat (rumah tangga dan perusahaan).
Agar koperasi mampu bersaing di pasar uang, paling tidak
koperasi harus :
1) Memberikan kredit dengan jumlah dan dengan timgkat bunga
yang relative lebih menarik dari pesaingnya.
2) Memberikan pelayanan yang lebih cepat dan baik daripada
pesaingnya.
d. Pasar Modal
Dalam arti sempit, pasar modal identik dengan bursa efek.
Tetapi dalam arti yang luas pasar modal adalah pertemuan

antara mereka yang mempunyai dana dengan mereka yang


membutuhkan dana untuk modal. Jika pasar uang lebih
memfokuskan pada penggunaan dana jangka pendek, maka
pasar modal lebih memfokuskan pada penggunaan dana jangka
panjang.
Suatu saham koperasi diterbitkan sebagai saham pribadi,
tidak dapat dibagi, tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat
diwariskan. Keuntungan atas modal saham biasanya dibatasi
pada undang-undang. Jadi saham koperasi bukanlah suatu
obyek yang menarik untuk berspekulasi atau menanam modal
(Muenkner, 1987).
Dengan pengertian saham yang terakhir itu koperasi dapat
berusaha

sebagaimana

PT, artinya

masing-masing koperasi

bekerjasama mendirikan koperasi di tingkat yang lebih


tinggi dan koperasi itu ditugaskan membentuk unit usaha besar
dan membantu unit-unit usaha ditingkat koperasi yang lebih
rendah. Konsep ini yang yang disebut integrasi vertikal koperasi.
e. Pasar Luar Negeri
Pasar luar negeri menggambarkan hubungan antara
permintaan dalam negeri akan produk impor dan penawaran
dalam negeri akan produk ekspor.

C. Masalah Bisnis Dengan Non-anggota


Untuk menganalisa masalah ini pertama-tama harus dilihat sudut pandang
perusahaan kapitalistik yang dimiliki oleh para pemegang saham, baru
kemudian dilihat koperasi yang dimiliki oleh para anggota.
Dalam suatu koporasi murni, pemilik perusahaan tak lain adalah kapitalis
murni (pemegang saham). Mereka menginvestasikan modal ke dalam
perusahaan untuk memperoleh keuntungan berupa dividen dan jenis
keuntungan lainnya, tetapi mereka tidak memanfaatkan servis yang diberikan
oleh organisasi. Tetapi pada kenyataannya, para pemegang saham bisa juga

sebagai pekerja di perusahaan yang mereka ikut sahamnya, atau para pemegang
saham bisa menyuplai input (bahan, modal dan lain-lain) atau para pemegang
saham bisa membeli produk dari perusahaannya sendiri.
Dalam koperasi jika semakin banyak terlibat dalam melakukan bisnis
dengan non-anggota, semakin besar kehilangan karakteristik koperasi dan
secara berangsur-angsur berubah menjadi suatu organisasi dari para pemegang
saham.

D. Alasan Menjadi Anggota Koperasi


Individu-individu akan menjadi anggota atau meneruskan tetap
tinggal

menjadi

anggota dalam

sebuah

koperasi

bila

mereka

mengharapkan "manfaat" atau faedah yang dapat mereka peroleh dari


suatu koperasi lebih besar daripada faedah yang mereka dapat peroleh
kalau tidak menjadi anggota karena bisnis dengan organisasi non-koperasi atau
koperasi saingannya.
Kebutuhan ini dapat dipandang dari sudut ekonomi dan non-ekonomi.
Gambaran yang nyata dari kebutuhan ini digambarkan o1eh Maslow
dalam Five Hieracchi of Needs, yaitu
1. Kebutuhan fisiologis.
2. Kebutuhan akan keamanan.
3. Kebutuhan sosial/kebutuhan cinta kasih.
4. Kebutuhan akan penghargaan.
5. Aktualisasi diri.
Dari sudut ekonomi, kebutuhan yang harus segera dipenuhi terutama
adalah kebutuhan biologis (fisiologis) seperti makan dan minum, sedangkan
dari sudut non-ekonomi terutama kebutuhan cinta kasih, penghargaan,
keamanan dan aktualisasi diri.

Keunggulan (advantages) koperasi dilihat dan dievaluasi dari


sudut pandang kebutuhan individu para anggota. Tetapi pandangan itu tak
secara umum diterima. Pemerintah kadang-kadang melihat suatu koperasi
cukup potensial sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Koperasi

dijadikan

sebagai

alat

kebijksanaan

pemerintah

dalam

pencapaian tujuan pembangunan. Sebagai contoh, tujuan pemerintah dalam


pencapaian swasembada pangan. Untuk mencapai keperluan tersebut,
pemerintah mencari cara-cara organisasi yang paling efisien dan efektif
untuk mendistribusikan input seperti benih, pupuk, kredit dan lain-lain bagi
keperluan petani. Pada akhirnya pemerintah sampai pada kesimpulan bahwa
koperasi memberikan penampilan relatif terbaik di kalangan organisasiorganisasi. Maka pemerintah memutuskan untuk mendirikan suatu sistem
koperasi dengan tujuan untuk memberikan input kepada para petani agar
mencapai tujuan-tujuan mereka (petani) sendiri.
Manfaat utama yang diharapkan dari keanggotaan koperasi
adalah dukungan koperasi terhadap kelancaran / kesetabilan usaha, dan
kebutuhan konsumsi para anggota, seperti :
1.

Pemasaran hasil produksi para anggota dcngan harga

2.

jual yang lebih tinggi dan atau lebih stabil.


Pengadaan input untuk anggota dengan harga beli yang lebih

rendah dan atau lebih stabil.


3.
Pengadaan kebutuhan konsumsi dengan harga yang lebih
murah dan atau stabil.
Manfaat keanggotaan pada suatu koperasi dapat dihitung dengan
jalan melihat perbedaan dari hasil usaha anggota kalau menjadi anggota
dengan kalau tidak menjadi anggota koperasi tersebut atau menjadi anggota
organisasi lain. Manfaat dapat berupa peningkatan jumlah hasil (standar
deviation of return) dan kombinasi dari keduanya (Salim Siagian, 1985).

Manfaat keanggotaan ini sering disebut juga efek koperasi


(cooperative effect). Efek koperasi dapat dihitung dengan :
Efek koperasi = keuntungan dari koperasi - keutungan dan non
koperasi
Dengan kata lain efek koperasi merupakan hasil pengembangan anggota
melalui koperasi.
Efek koperasi tidak akan terjadi secara otomatis, tetapi harus
dihasilkan atau diperjuangkan oleh koperasi. Efek koperasi harus ditemukan
dan diperoleh dan jika telah ditemukan, penemuan itu harus diperjuangkan
atau dilaksanakan.
Menurut Ropke (1992), efek koperasi dianggap memiliki dua komponen,
yaitu:
1. Koperasi harus mampu bertahan melawan pesaing-pesaing (uji pasar).
2. Koperasi harus mampu merangsang anggota untuk berpartisipasi
dalam pencapaian prestasi (uji partisipasi).

E. Koperasi Dalam Segitiga Strategis


Untuk menganalisis keunggulan koperasi harus ada tiga pemain
yang diperhitungkan. Ketiga pemain itu adalah koperasi itu sendiri
(cooperative), para anggota atau anggota potensial (member atau potential
members) dan persaing (competitor). Masing-masing dari komponen
tersebut

sering

disebut

dengan

The

Thirds

(Customer/members, Cooperative dan Competitor).

Strategic

Menurut Burhan Arif (1990), masalah "membership commitment"


akan selalu aktual terutama ketika koperasi harus selalu bersaing dengan
organisasi lain yang non-koperasi. Komitmen anggota terhadap koperasi
tidak

akan

menjadi

masalah

sejauh

pelayanan-pelayanan

yang dibutuhkan anggota dapat dipenuhi olch koperasi itu sendiri.


Mengingat koperasi adalah

organisasi

bisnis

yang

bertujuan

meningkatkan taraf hidup anggotanya dan ini merupakan tangungjawab dan


tugas ekonomi, maka komitmen anggota harus dilihat hanya dari aspekaspek ekonomi.
Sejalan dengan pendapat Ropke (1985) dan Burhan Arif (1990), Yuyun
Wirasasmita (1991) berpendapat, bahwa anggota koperasi seharusnya
mendapat manfaat khusus dari koperasi karena sebagai pelanggan yang
sekaligus

sebagai

pemilik

khusus. Selanjutnya

manfaat

anggota
yang

akan

diperoleh

mendapat
dari

promosi

koperasi

harus

senantiasa lebih besar dari pada manfaat yang dapat diperoleh dari perusahaan
non-koperasi. Keadaan demikian menunjukkan koperasi telah lulus dari
cooperative test hal ini berarti pula bahwa koperasi telah lulus dari
"market test", yakni koperasi dapat menghasilkan manfaat yang setidaknya

sama dengan yang dihasilkan oleh perusahaan non-koperasi. Di samping itu


koperasi juga harus memenuhi "participation test", yakni manfaat itu
harus dapat direalisasikan kepada anggotanya.
Namun seperti yang disinyalir oleh Yuyun Wirasasmita (1991),
pada kebanyakan koperasi saat ini masih menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Fungsi dan tujuan koperasi tidak seperti yang diinginkan oleh anggota.
2. Struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan sukar
dimengerti dan dikontrol struktur organisasi dari sudut pandang
anggota dianggap terlalu rumit.
3. Tujuan koperasi dari sudut pandang anggota sering dianggap terlalu luas
atau terlalu sempit.
4. Perusahaan koperasi dengan para manajernya sangat tanggap
terhadap arahan pengurus dan atau pemerintah tetapi tidak tanggap
terhadap arahan anggota.
5. Fasilitas koperasi terbuka juga bagi non-anggota sehingga tidak
ada perbedaan manfaat yang diperoleh anggota dan non-anggota.

F. Persyaratan Keunggulan Koperasi


Seorang petani akan mempunyai banyak pilihan dalam memperoleh
pinjaman. la dapat meminjam kepada tetangganya, dapat meminjam ke
rentenir, pedagang yang membeli hasil produksinya, kepada bank, kepada
koperasi atau sumber-sumber lainnya.
Seorang konsumen (pelanggan) akan mempunyai banyak pilihan
dalam melakukan pembelian terhadap produk yang dibutuhkan. la dapat
memilih koperasi atau badan usaha lain yang menawarkan produk yang

lama. Sebagai pemilik faktor produksi, seorang akan memilih alternatif


yang terbaik dalam menjual faktor produksinya.
Demikian halnya sebagai kreditor, pemasok atau subyek ekonomi
yang lain, mereka akan memilih alternatif yang tebaik dari calon mitra
usahanya. Oleh karena ada hubungan identitas dalam koperasi, maka di
bawah kondisi-kondisi tertentu (internal dan eksternal) manajemen dapat
memberikan pelayanan-pelayanan yang lebih baik kepada para anggota
daripada yang diberikan oleh manajemen perusahaan non-koperasi. Para
anggota

dapat

mengharapkan

"Promosi

Khusus"

dari

kepentingan (interest) mereka. Dengan demikian setiap orang yang tertarik


menjadi anggota koperasi atau tetap menjadi anggota koperasi disebabkan :
1. Koperasi harus dapat menghasilkan paling sedikit kelebihan yang sama
dengan perusahaan non-koperasi.
2. Bahkan sungguhpun koperasi dapat memenangkan persaingan dalam
suatu kondisi khusus, tetapi para anggota tidak dapat bepartisipasi dalam
keunggulan itu, mereka akan kehilangan interest mereka untuk tetap
tinggal dalam koperasi.
Dengan kata lain, koperasi menghadapi dua "ujian" dalam mendapatkan
anggota dengan memberikan net advantages kepada mereka. Pertama, "Uji
Pasar (market

test),

yaitu

koperasi harus

memiliki

potensi advantages bersaing dibanding dengan institusi lainnya. Kedua,


"Uji Partisipasi (participation test), yaitu koperasi harus dapat merealisasikan
dan melaksanakan atau memanfaatkan keunggulan itu demi keuntungan
anggotanya.

Kedua

tes

itu

bersama-sama membentuk

"Uji

Operasi (operative test)".


Anggota

koperasi

itu

harus

berhasil

untuk

berpartisipasi

dalam advantages (keunggulan-keunggulan) yang diberikan o1eh koperasi itu

(uji partisipasi). Misalkan bila kondisi tersebut ada dalam dunia nyata,
Koperasi akan mendominasi kegiatan bisnis di setiap negara. Tetapi
dalam kenyataannya sulit diperoleh kondisi seperti tersebut, sebab koperasi
hanya

mempunyai

keunggulan

komparatif

yang dapat

memberikan

kelebihan khusus bagi para anggotanya hanyalah dalam situasi khusus. Dalam
pengertian yang sangat umum dapat dikatakan bahwa ada dua kondisi yang
harus dipenuhi bagi suatu koperasi agar menjadi alternatif yang menarik bagi
para anggota dan calon anggota, yaitu :
1. Dibanding dengan membeli dan mengoperasikan sendiri traktor, koperasi
memberikan keunggulan sebesar Rp 300.000 per jam per tahun. Itu
berarti tes ekonomi adalah negatif alternatif membeli dan mengoperasikan
sendiri.
2. Dibanding dengan membeli pelayanan dari perusahaan swasta, koperasi
memberikan keunggulan neto sebesar Rp 250.000 peranggota per tahun.
Itu berarti tes pasar adalah positif bagi koperasi. Tetapi sungguhpun hal
ini diperoleh, tidak akan ada artinya jika anggota tidak berpartisipasi aktif
dalam mewujudkan keunggulan (advantage)) yang diharapkan tadi.
Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari
perusahaan-perusahaan lain yang non koperasi adalah cukup besar mengingat
dalam kondisi tertentu koperasi mempunyai potensi kelebihan dalam hal,
economies of scale, competition, interlinkage market, participation, transaction
cost, dan reduksi terhadap resiko ketidakpastian.
1. Economies of Scale
Economies of scale merupakan faktor yang memungkinkan
perusahaan memproduksi output lebih banyak dengan biaya rata-rata
lebih rendah. Skala ekonomis ini dapat diperoleh karena:

a. Aktivitas nyata, seperti spesialisasi, administrasi personalia yang


lebih baik, dan ketidakpastian.
b. Faktor-faktor precuniary, misaInya harga input yang lebih besar
karena pembelian dan jumlah banyak, kemampuan meningkatkan
modal dengan biaya rendah, dan menurunkan biaya transport.
c. Efek biaya tetap yang timbul karena produksi masa dalam jumlah
besar sehingga menghasilkan biaya tetap rata-rata yang semakin
rendah dengan semakin besarnya output yang dihasilkan.
Dalam praktek upaya mencapai kondisi economies of scale
sehingga koperasi menghasilkan keunggulan komparatif atas pesaingnya
tidaklah mudah. Ada 3 (tiga) faktor yang perlu diperhatikan jika koperasi
ingin merealisasikan keunggulan Skala ekonomis, yaitu :
a. Koperasi harus memperlihatkan kemampuan yang sama dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk kepada anggotanya
dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjadi pesaingnya.
b. Manajer perlu diberi kesempatan yang luas untuk meminimalkan
biaya produksi.
c. Koperasi harus mampu memanfaatkan laju perkembangan teknologi
yang paling tidak sama dengan kemampuan pesaingnya dalam
memanfaatkan laju perkembangan teknologi yang sama.
2. Competition
Kemampuan koperasi dalam kompetisi terutama karena koperasi
mempunyai potensi dalam menciptakan economies of scale sehingga
mampu menetapkan harga dan jumlah yang bersaing di pasar.
Dalam praktek, masuknya koperasi ke dalam pasar monopoli
tidaklah mudah. apabila biaya masuk pasar rendah (tidak ada retriksi atau
hambatan), keuntungan tambahan bagi para anggota yang memasuki
pasar juga akan sulit peroleh. Untuk itu sebuah koperasi harus:

a. Memiliki kemampuan inovasi yang lebih tinggi dari pada


kemampuan yang dimiliki sekarang agar dapat memberikan
keuntungan khusus yang dihasilkan dari teknologi baru, metoda
organisasi yang lebih baik, atau produk

yang meningkat

kualitasnya.
b. Koperasi harus mampu menurunkan biaya transaksi lebih rendah
dari pada biaya yang ada, atau atau memiliki keunggulan
komparatif.
Walaupun demikian dua hal di atas ternyata menjadi dilema dalam
koperasi, karena :
a. Jika biaya masuk rendah, koperasi dapat memasuki pasar tanpa
memberikan keuntungan tambahan bagi anggotanya.
b. Jika biaya masuk tinggi, koperasi tidak dapat memasuki pasar dan
tidak ada keuntungan khusus yang dapat direalisasikan. (Ropke,
1992).
3. Inter Linkage Market
Inter linkage market adalah keterkaitan pasar yang terjadi karena
adanya huhungan antara pembelian dan penjualan. Koperasi produsen
terkait dengan koperasi penjualan, koperasi pembelian dan koperasi
kredit. Koperasi kredit memberikan pinjaman kepada koperasi produksi
dan produsen menjual produknya melalui koperasi penjualan. Dari hasil
penjualan koperasi dapat berhubungan dengan pembeli (koperasi
pembelian) dalam hal pengadaan input dan membayar utang kepada
koperasi kredit. Dalam hal inter linkage market ini, koperasi mempunyai
keunggulan dibanding dengan perusahaan non-koperasi karena koperasi
akan terhindar dari sistem ijon dan rentenir.
4. Participation

Keunggulan koperasi dalam hal partisipasi terutama karena prinsip


anggota sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan. Dengan
prinsip ini seorang anggota sudah semestinya membiayai koperasi
miliknya dengan memberikan kontribusi keuangan dalam bentuk
simpanan pokok, simpan wajib, simpanan sukarela dan bila perlu melalui
usaha

pribadinya.

5. Transaction Cost
Faktor lain yang dapat menurunkan biaya koperasi pada koperasi
adalah rendahnya biaya transaksi (transaction cost). Biaya transaksi
adalah biaya-biaya yang ada di luar biaya produksi atau biaya yang timbul
atas pengenaan penukaran suatu produk. Biaya ini timbul ketika suatu
organisasi perusahaan mengadakan pembelian input dan penjualan output.
Pada saat pembelian input biaya yang perlu dikeluarkan adalah biaya
mencari informasi tentang input, biaya penelitian input, biaya kontrak,
biaya monitoring kontrak dan biaya legal jika kontrak dilanggar.
Sedangkan pada saat penjualan output biaya yang perlu dikeluarkan
adalah biaya pencarian informasi pasar, biaya penelitian pasar, biaya
kontrak penjualan, biaya monitoring kontrak dan biaya legal jika kontrak
dilanggar.
6. Reduksi Terhadap, Risiko Ketidakpastian (Uncertainty)
Masalah ketidakpastian (uncertainty) timbul

karena

faktor

eksternal. Koperasi maupun badan usaha yang lain mempunyai


ketidakpastian dalam hal harga barang, permintaan dan penawaran,
modal, tingkat bunga, dan lain-lain.

G. Persyaratan Umum Keberhasilan Perkembangan Koperasi


Seperti yang dikemukakan terdahulu, tugas utama perusahaan koperasi
menunjang kegiatan perusahaan koperasai dan rumah tangga anggotanya dalam
rangka meningkatkan kekuatan ekonominya melalui penyediaan barang dan

jasa yang dibutuhkan, yang mungkin sama sekali tidak tersedia di pasar, atau
ditawarkan dengan harga, mutu dan syarat-syarat yang lebih menguntungkan
daripada yang ditawarkan di pasar atau oleh badan-badan resmi.
Guna mencapai tugas tersebut, koperasi harus tumbuh dan berkembang
secara efektif dan efisien. Beberapa persyaratan keberhasilan perkembangan
koperasi yang secara umum diterima oleh teori ekonomi koperasi dijelaskan
oleh Hanel (1989) schagai berikut :
1. Organisasi koperasi harus berusaha secara efisien atau produktif, artinya
koperasi

harus

memberikan

manfaat

dan

menghasilkan

potensi

peningkatan pelayanan yang cukup bagi anggotanya. Dengan kata lain,


sebagai perusahaan, koperasi harus berusaha secara efisien yang sanggup
bersaing dengan berhasil di pasar.
2. Organisasi koperasi harus efisien atau efektif bagi anggotanya, artinya
setiap anggota akan menilai bahwa manfaat yang diperoleh karena
berpartisipasi dalam usaha bersama merupakan kontribusi yang lebih
efektif dalam mencapai kepentingan dan tujuan-tujuannya, ketimbang
hasil yang mungkin diperolell dari pihak lain.
3. Dalam jangka panjang, koperasi harus memberikan kepada setiap anggota
suatu saldo positif antara pemanfaatan (insentif) yang diperolehnya dari
koperasi dan sumbangan (kontribusi)nya kepada koperasi.
4. Koperasi

harus

mampu

menghindari

terjadinya

situasi

dimana

kemanfaatan dari usaha bersama itu menjadi milik umum, artinya


koperasi harus mampu mencegah timbulnya dampak-dampak dari
penumpang gelap (free raider) yang terjadi karena kedudukan sebagai
orang luar semakin menariknya, atau karena usaha koperasi mengarah ke
usaha bukan anggota.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Suwandi, Ima. Koperasi Oraganisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. Bharatara
Karya Aksara. Jakarta. 1985.
Dra. Ninik Widiyanti dan Y.W Sunindhia, S.H..Koperasi dan Perekonomian
Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta. 1992
http://gioakram13.blogspot.co.id/2013/03/koperasi-dalam-analisisorganisasional.html

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai