Ekstraksi Kelompok 3 Makalah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari
satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan
alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis
yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat,
peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang
terlalu rendah.
Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat
digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence) untuk
bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji
kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-komponen kopi
dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut
dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam
pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus
ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk
mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid,
flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan
keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat
digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti
dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu.

3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya
dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan
herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat. Proses
ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian ilmiah biologi atau kimia
lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun. Situasi
ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji
organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk
mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.

1.2.

Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.

1.3.

Apa prinsip ekstraksi?


Apa maksud dan tujuan ekstraksi?
Bagaimana mekanisme ekstraksi?
Sebutkan manfaat dari ekstraksi dalam industry?

Tujuan Masalah
a. Mengetahui dan memahami prinsip ekstraksi
b. Mengetahui dan memahami maksud dan tujuan ektraksi
c. Memahami mekanisme ekstraksi
d. Mengetahui mekanisme ekstraksi.

BAB II
ISI
2.1

Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainnya.
Ekstraksi juga dapat dikatakan sebagai proses penarikan suatu zat dengan pelarut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Seringkali campuran
bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis
atau termis. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka
terhadap panas, beda sifat-sifat fisikanya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang
terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang
dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis.
Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat
organic atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis
kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik,
biokimia, dan anorganik di laboratorium. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen
dari campurannya dengan menggunakan pelarut.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengektraksi zat aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga
memenuhi standar baku yang ditetapkan. Proses ekstraksi bahan atau bahan obat alami dapat
dilakukan berdasarkan teori tentang penyarian. Penyarian merupakan peristiwa pemindahan
massa. Zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi
larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut.
Proses ekstraksi (Pemisahan) itu sendiri dibagi menjadi bermacam-macam menurut asal
dan bahan yang akan dipisah. Secara garis besar, ada dua macam pemisahan.

Ekstraksi padat-cair(leaching) adalah proses pemisahan cairan dari padatan dengan


menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.
Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan cairan dari suatu larutan dengan
menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.

Tahap-tahap ekstraksi :

mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling berkontak. Dalam
hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan
ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi yang sebenarnya, yaitu pelarutan
ekstrak.
memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau
filtrasi.
Mengisolasi ekstrak dari larutan dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya dilakukan
dengan menguapkan pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak dapat langsung
diolah lebih lanjut atau diolah setelah dipekatkan.

Hal yang perlu diperhatikan ada 4 faktor:


1. Ukuran partikel
Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal. Semakin kecil
ukurannya, semakin besar lusa permukaan antara padat dan cair; sehingga laju perpindahannya
menjadi semakin besar. Dengan kata lain, jarak untuk berdifusi yang dialami oleh zat terlarut
dalam padatan adalah kecil.
2. Zat pelarut
Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya merupakan pelarut pilihan yang
terbaik dan viskositasnya harus cukup rendah agar dapat dapat bersikulasi dengan mudah.
Biasanya, zat pelarut murni akan diapaki pada awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi berakhir,
konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksinya turun, pertama karena gradien konsentrasi
akan berkurang dan kedua zat terlarutnya menjadi lebih kental.
3. Temperatur
Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi) di dalam pelarut
akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih
tinggi.
4. Pengadukan fluida
Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan proses difusi,
sehingga menaikkan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat pelarut.

Pemilihan juga diperlukan tahap-tahap lainnya. pada ektraksi padat-cair misalnya, dapat
dilakukan pra-pengolahan (pengecilan) bahan ekstraksi atau pengolahan lanjut dari rafinat
(dengan tujuan mendapatkan kembali sisa-sisa pelarut).
Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

Selektivitas

Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen


lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga
bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang
diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu
misalnya di ekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.

Kelarutan

Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar


(kebutuhan pelarut lebih sedikit).

Kemampuan tidak saling bercampur

Pada ekstraksi cair-cair pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan
ekstraksi.

Kerapatan

Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaaan kerapatan yaitu
besar amtara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan
mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda
kerapatan kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal
(misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).

Reaktifitas

Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponen-komponen bahan ekstraksi. Sebaliknya dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya
reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi.
Seringkali ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan
mutlak harus berada dalam bentuk larutan.

Titik didih

Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi
atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan it tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak

membentuk aseotrop. ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi
titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).

Kriteria yang lain pelarut sedapat mungkin harus


murah
tersedia dalam jumlah besar
tidak beracun
tidak dapat terbakar
tidak eksplosif bila bercampur dengan udara
tidak korosif
tidak menyebabkan terbentuknya emulsi
memilliki viskositas yang rendah
stabil secara kimia dan termis.

Karena hampir tidak ada pelarut yang memenuhi syarat di atas, maka untuk setiap proses
ekstraksi harus dicari pelarut yang paling sesuai. Beberapa pelarut yang terpenting adalah : air,
asam-asam organik dan anorganik, hidrokarbon jenuh, toluen, karbon disulfit, eter, aseton,
hidrokarbon yang mengandung khlor, isopropanol, etanol.
Disamping faktor-faktor diatas, suhu juga seringkali memainkan peranan penting dalam
unjuk kerja ekstraksi. semakin tinggi suhu, semakin kecil viskositas fasa cair dan semakin besar
kelarutan ekstrak dalam pelarut. Selain itu kecenderungan pembentukan emulsi berkurang pada
suhu yang tinggi.
2.2

Metode-Metode Ekstraksi

Pemabagian metode ekstraksi menurut DitJen POM (2000) yaitu :


A. Cara dingin
1. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang
akan larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar
sel maka larutan terpekat didesak keluar.
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan yang digunakan
sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau
pelarut lain. kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna.
Maserasi dapat dimodifikasi menjadi beberapa metode yaitu :
Digesti

Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu
40-50oC. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan.

Maserasi dengan mesin pengaduk


Penggunaan mesin pengaduk berputar terus-menerus waktu proses maserasi dapat
dipersingkat 6-24 jam.

Remaserasi

Cairan penyari dibagi 2 seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari
pertama, sesudah dienap-tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari
yang kedua.

Maserasi melingkar

Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan
menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui
serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
Hal-hal yang sangat mempengaruhi lama waktu proses ekstraksi antar lain:
1. Kapasitas produk mesin
2. Jenis bahan baku herbal
3. Kandungan zat aktif bahan herbal
4. Pelarut yang dipakai yang sesuai dengan kandungan zat aktif
Hasil akhir yang diperoleh pada proses ekstraksi adalah: ekstrak kental / liquid kental
yang mengandung sari / kandungan dari bahan baku tanaman tanpa adanya ampas tanaman.
Hasil ekstrak / liquid kental di atas dapat dilanjutkan ke proses lebih lanjut, seperti berikut ini :
1. Dibuat ekstrak powder / kapsul ekstrak
2. Ekstrak granul instant
3. Ekstrak powder instant untuk minuman
4. Kaplet ekstrak
Prinsip maserasi penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar, terlindung
dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar
dan terlindung dari cahaya.

Keuntungan cara ekstraksi dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang
sederhana. Namun metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu cara pengerjaannya yang lama
dan ekstraksi yang kurang sempurna.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang
umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan, tahap
maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya terus-menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat).
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:

Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi.

Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan
penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk
mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Perkolasi merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut melalui
bahan sehingga komponen dalam bahan tersebut tertarik ke dalam pelarut. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosis, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Hasil perkolasi disebut perkolat.
Perkolasi banyak digunakan untuk mengekstraksi komponen dari bahan tumbuhan. Pada proses
perkolasi, terjadi partisi komponen yang diekstraksi, antara bahan dan pelarut. Dengan
pengaliran pelarut secara berulang-ulang, maka semakin banyak komponen yang tertarik.
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3
jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh.
Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi
gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan.

Kelemahan dari metode ini yaitu diperlukan banyak pelarut dan waktu yang lama,
sedangkan komponen yang didapat relatif tidak banyak. Keuntungannya adalah tidak

memerlukan pemanasan sehingga teknik ini baik untuk substansi termolabil (yang tidak tahan
terhadap panas).
B. Cara Panas
Metode ini melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis
akan mempercepat proses ekstraksi dibandingkan cara dingin. Metodenya antara lain:
1. Reflux
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Reflux merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut,
selama waktu tertentu dan sejumlah palarut tertentu tertentu dengan adanya pendinginan balik
(kondensor). Umumnya dilakukan tiga kali sampai lima kali pengulangan proses pada residu
pertama agar proses ekstraksinya sempurna.
Prosedur:
Bahan + pelarut -> dipanaskan -> pelarut menguap -> pelarut yang menguap didinginkan oleh
kondensor -> jatuh lagi -> menguap lagi karena panas -> dan seterusnya.
Proses ini umumnya dilakukan selama 1 jam.
2. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru dan yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstrak kontinu dengan jumlah pelarut
relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
3. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang lebih
tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50C.
4. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya dilakukan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Proses ini dilakukan pada suhu
90C selama 15 menit.
5. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air,
yakni 30 menit pada suhu 90-100C.

Ada dua jenis ekstraktor yang lazim digunakan pada skala laboratorium, yaitu ekstraktor
Soxhlet dan ekstraktor Butt. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih
sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan
keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut
akan membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa
sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok
masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek
sifon.
Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet. Namun pada ekstraktor
Butt, uap pelarut naik ke kondensor melalui annulus di antara selongsong dan dinding dalam
tabung Butt. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong langsung lalu keluar dan masuk
kembali ke dalam labu didih tanpa efek sifon. Hal ini menyebabkan ekstraksi Butt berlangsung
lebih cepat dan berkelanjutan (rapid). Selain itu ekstraksinya juga lebih merata. Ekstraktor Butt
dinilai lebih efektif daripada ekstraktor Soxhlet. Hal ini didasari oleh faktor berikut:
o

Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke


dalam labu setelah tinggi pelarut dalam selongsong sama dengan
pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang
berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya.
Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih
banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak
merata. Sementara pada ekstraktor Butt, pelarut langsung keluar
menuju labu didih. Sampel berkontak dengan pelarut dalam waktu
yang sama.
Pada ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak
langsung dengan udara ruangan. Maka akan terjadi perpindahan
panas dari pelarut panas di dalam pipa ke ruangan. Akibatnya
suhu di dalam Soxhlet tidak merata. Sedangkan pada ekstraktor
Butt, pelarut seluruhnya dilindungi oleh jaket uap yang mencegah
perpindahan panas pelarut ke udara dalam ruangan.
Ekstraktor Soxhlet
2.3

Ekstraksi Padat Cair (Leaching)

Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat pelarut. Proses ini
dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan atau untuk memurnikan padatan
dari cairan yang membuat padatan terkontaminasi, seperti pigmen.
Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan ditentukan oleh banyaknya zat yang larut,
penyebarannya dalam padatan, sifat padatan dan besarnya partikel. Jika zat terlarut menyebar
merata di dalam padatan, material yang dekat permukaan akan pertama kali larut terlebih dahulu.
Pelarut, kemudian akan menangkap bagian pada lapisan luar sebelum mencapai zat terlarut
selanjutnya, dan proses akan menjadi lebih sulit dan laju ekstraksi menjadi turun.

Biasanya proses leaching berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:

Pertama perubahan fase dari zat terlarut yang diambil pada saat zat pelarut meresap
masuk.
Kedua terjadi proses difusi pada cairan dari dalam partikel padat menuju keluar.
Ketiga perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat pelarut.

Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari
bahan padat dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar
terutama dibidang, industri bahan alami dan makanan, misalnya untuk memperoleh

bahan-bahan aktif dari tumbuhan atau organ-organ binatang untuk keperluan farmasi
gula dari umbi
minyak dari biji-bijian
kopi dari biji kopi

Pengambilan garam-garam logam dari pasir besi adalah juga ekstraksi padat-cair (disebut
leaching). Proses ini merupakan ekstraksi yang digabungkan dengan reaksi kimia. Dalam hal ini
ekstrak, dengan bantuan suatu asam anorganik misalnya, dikonvesikan terlebih dahulu ke dalam
bentuk yang larut.
Pembilasan kue filter dan pelarutan pada proses rekristalisasi bahan padat juga dianggap
sebagai ekstraksi padat-cair dalam arti yang luas. Ekstrak yang akan dipisahkan, berbentuk padat
atau cair, dapat terkurung dalam bahan ekstraksi atau berada dalam sel-sel (khususnya pada
bahan-bahan nabati dan hewani). Dalam keadaan-keadaan tersebut bahan ekstraksi bukan
merupakan substansi yang homogen, melainkan berpori dan berkapiler banyak.
Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut menembus kapilerkapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang
tinggi terbentuk dibagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan
konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan diluar bahan padat.
Karena adanya gaya adhesi setelah pemisahan larutan ekstrak, akan selalu tertinggal
larutan ekstrak dalam kuantitas tertentu didalam bahan ekstraksi. Untuk memperoleh efisiensi
yang tinggi pada tiap tahap ekstraksi, pelu diusahakan agar kuantitas cairan yang tertinggal
sekecil mungkin. Biasanya hal ini dapat dilakukan dengan membiarkannya menetes keluar
(jarang dengan cara penekanan atau sentrifugasi). Karena alasan ekonomi dan pelestarian
lingkungan, seringkali sisa pelarut yang tertinggal dalam rafinat dipisahkan (misalnya dengan
pemanasan langsung menggunakan kukus) dan diambil kembali pada akhir proses ekstraksi.
Untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padatcair, syarat-syarat brikut harus dipenuhi :

o Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa padat dan fasa
cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin. Ini dapat
dicapai dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi. Dalam hal itu lintasan-lintasan
kapiler, yang harus dilewati dengan cara difusi, menjadi lebih pendek sehingga
mengurangi tahanannya. Pada ekstrak terkurung dalam sel-sel sering kali perlu dibentuk
kontak langsung dengan pelarut melalui dinding sel yang dipecahkan. Pemecahan dapat
dilakukan misalnya dengan menekan atau menggerus bahan ekstraksi. Untuk alat-alat
ekstraksi tertentu harus dijaga agarpada pengecilan bahan ekstraksi, ukuran partikel yang
diperoleh tidak menjadi terlalu kecil. Bila hal itu terjadi,tidak dapat dipastikan bahwa
bahan ekstraksi cukup permeabel untuk pelarut.
o Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan
ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari permukaan bahan
padat. tergantung pada jenis ekstrakto yang digunakan, hal tersebut dapat dicapai baik
dengan pengadukan secara turbulen, atau dengan pemberian laju alir pelarut yang tinggi.
o Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar)
pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.
Alat-alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu berikut ini biasanya merupakan bagian dari
suatu instalasi lengkap, yang misalnya terdiri atas.
-

2.4

alat untuk pengolahan awal (pengecilan ukuran, pengeringan) bahan ekstraksi


ekstraktor yang sebenarnya
perlengkapan untuk memisahkan (dengan penjernihan atau penyaringan) larutan
ekstrak dari rafinat (seringkali menyatu dengan ekstraktor)
- peralatan untuk mengisolasi ekstrak atau meningkatkan konsentrasi larutan
ekstrak dan memperoleh kembali pelarut (dengan cara penguapan).
Ekstraksi Cair - Cair

Ekstraksi cair-cair adalah proses pemindahan suatu komponen campuran cairan dari suatu
larutan ke cairan yang lain (yaitu pelarutnya). Pada suatu campuran dua cairan yang saling larut,
salah satu adalah sebagai zat terlarut (solute), dan yang lain adalah sebagai zat pembawanya
(diluent). Jika suatu campuran dimurnikan dengan bantuan cairan ketiga, yang disebut dengan
zat pelarut (solvent) dan zat pelarutnya tidak mudah larut atau larut sebagian, maka akan
terbentuk dua fase lapisan. Kejadian ini menunjukkan bahwa zat pelarut larut bagian dengan zat
pembawa atau dengan kedua zat pembawa dan zat terlarutnya pada temperatur tersebut. Lapisan
yang kaya-zat pelarut disebut dengan fase ekstrak, dan lapisan yang lain disebut dengan fase
rafinat. Setelah kondidi kesetimbangan dicapai, pada analisis akan didapatkan bahwa fase
ekstrak terdiri dari zat pelarut yang jenuh dengan acuan terhadap kedua zat terlarut dan zat
pembawanya, dan fase rafinat akan terdiri atas zat pembawa yang jenuh dengan acuan terhadap
kedua zat terlarut dan zat pelarut.

Selain itu, hal itu didapatkan bahwa dengan dasar larutan bebas-zat pelarut, fase ekstrak
akan memiliki zat terlarut lebih banyak daripada fase rafinat. Proses pemisahan suatu campuran
cairan yang saling larut dengan menggunakan zat pelarut disebut ekstraksi cair-cair (juga disebut
dengan ekstraksi zat pelarut atau hanya ekstraksi).Pada ekstraksi cair-cair satu komponen bahan
atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut.

Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh
vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam
logam. Proses inipun digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan ekstrak hasil
ekstraksi padat-cair. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan
cara destilasi tidak mungkin dlakukan (misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena
kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis
Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap,
yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair
itu sesempurna mungkin.

Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut
yang pertama (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai
syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut ( atau hanya dalam daerah
yang sempit). Agar terjadi perpindahan massa yang baik yang berarti performansi ekstraksi
yang besar- haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua
cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan didistribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya
dengan bantuan perkakas pengaduk). Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh,
karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali
dipisahkan. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan
konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan
yang telah terlarutkan sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas.
Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes harus menyatu
kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar
dapat dipisahkan dari cairan yang lain. Kecepatan pembentukan fasa homogen ikut menentukan
output sebuah ekstraktor cair-cair. Kuantitas pemisahan persatuan waktu dalam hal ini semakin
besar jika permukaan lapisan antar fasa didalam alat semakin luas.
Sama halnya seperti pada ekstraksi padat-cair, alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu yang
akan dibahas berikut ini seringkali merupakan bagian dari suatu instalasi lengkap. Instalasi
tersebut biasanya terdiri atas ekstraktor yang sebenarnya (dengan zone-zone pencampuran dan
pemisahan) dan sebuah peralatan yang dihubungkan dibelakangnya (misalnya alat penguap,
kolom rektifikasi) untuk mengisolasi ekstrak atau memekatkan larutan ekstrak dan mengambil
kembali pelarut.
Ekstraktor cair-cair tak kontinu

Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi yang cair dicampur berulangkali
dengan pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya dengan saluran keluar
dibagian bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap kali dipisahkan dengan cara
penjernihan (pengaruh gaya berat).
Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan pemisahan
adalah tangki yang bagian bawahya runcing ( yang dilengkapi dengan perkakas
pengaduk, penyalur bawah, maupun kaca intip yang tersebar pada seluruh
ketinggiannya).

Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah bahan
dalam jumlah kecil, atau bila hanya sekali-sekali dilakukan ekstraksi.
Ekstraktor cair-cair kontinu
Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan sederhana, karena
tidak saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair secara mudah dapat dialirkan dengan
bantuan pompa. Dalam hal ini bahan ekstraksi berulang-kali dicampur dengan pelarut atau

larutan ekstrak dalam arah berlawanan yang konsentrasinya senantiasa meningkat. Setiap kali
kedua fasa dipisahkan dengan cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarut terus-menerus
diumpankan ke dalam alat, sedangkan rafinat dan larutan ekstrak dikeluarkan secara kontinu.
Ekstraktor yang paling sering digunakan adalah kolom-kolom ekstraksi, di samping itu
juga digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer-settler). Alat-alat ini terutama digunakan
bila bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada dalam kuantitas yang besar, atau bila bahan
tersebut diperoleh dari proses-proses sebelumnya secara terus-menerus.
Penggunaan ekstraksi cair-cair
Ekstraksi, jika dibandingkan dengan distilasi, mempunyai banyak keuntungan, mengingat:
a. Distilasi membutuhkan panas yang besar, misalnya pada larutan dengan relative
volatility sangat dekat
b. Pemisahan pada proses distilasi akan mengalami kesulitan untuk komponenkomponen azeotrop
c. Komponen-komponen di dalam larutan dapat rusak dalam proses pemanasan
d. Jika komponen yamg akan dipisahkan mempunyai perbedaan sifat fisika yang
kecil
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ektraksi dpakai jika proses distilasi dianggap
kurang praktis atau terlalu mahal biaya operasionalnya, atau jika distilasi tidak mampu untuk
memisahkannya. Ekstraksi akan lebih praktis dibanding distilasi jika relative volatility
(kemampuan mudah berubahnya cairan ke bentuk gas) kedua komponen sangat dekat yaitu
antara 1,0 dan 1,2, selain itu, ekstraksi cair-cair mungkin lebih ekonomis daripada distilasi atau
steam stripping pada pengolahan limbah cair, jika relative volatility dari larutan terhadap air
kurang dari 4.
Pada kasus lain, komponen-komponen yang akan dipisahkan mungkin sangat sensitif terhadap
panas, seperti antibiotik, atau relative non-volatile, seperti garam-garam mineral, dan ekstraksi
cair-cair akan memberikan biaya operasional yang minim untuk pemisahan. Bagaimanapun juga
penggunaan distilasi harus dievaluasi secara lebih teliti sebelum memastikan untuk
menggunakan ekstraksi cair-cair. Gambar dibawah menunjukkan perbedaan antara proses
distilasi dan proses ekstraksi.
Proses ektraksi biasanya menyangkut: a)ekstraksi cair-cair, b) mendapatkan pelarut
kembali,c) raffinate desollventizing (penghilangan/pengambilan pelarut pada rafinat)
Sebuah contoh proses ekstraksi cair-cair dengan biaya yang ekonomis adalah
mendapatkan asam asetat dari air dengan menggunakan etil eter atau etil asetat. Pelarut
didapatkan kembali dengan distilasi dan rafinat dimurnikan dari pelarutnya dengan distilasi uap.

Dalam beberapa hal pelarut yang dipakai mempunyai titi didih yang lebih tinggi daripada
larutan.
Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2 sistem :
a. immiscible extraction, solven (S) dan diluen (D) tidak saling larut.
b. partially miscible, solven (S) sedikit larut dalam diluen (D) dan sebaliknya ,meskipun
demikian, campuran ini heterogen, jika dipisahkan akan terdapat fase diluen dan fase
solven.
Skema sistem itu :

Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan solven agar dapat digunakan kembali
(solvent recovery unit), seperti gambar di bawah ini:

Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Kontak kontinyu ( continuous contactor) seperti Rotary Disc Contactor, Packed bed
extractor, spray tower.
2. Kontak bertingkat ( stage wise contactor) seperti menara plat/tray, mixer-settler.

Menara kontak kontinyu sering disebut menara transfer massa, sedangkan menara plat
sering disebut menara stage keseimbangan. Oleh karena itu, pada menara kontak kontinyu harus
diperhatikan kecepatan perpindahan massa solut dari fase pembawa ke fase pelarut.
Contoh-Contoh Ekstraksi

Dalam produksi bahan bakar pada industri nuklir, proses cairan-cairan coal tar, dan
terutama pada pemisahan hidrokarbon pada industri petrokimia
Pemisahan aromatik dari minyak bakar berbasis kerosin untuk meningkatkan kualitas
pembakaran
Pemisahan aromatik dari senyawaan parafin atau nafta untuk meningkatkan karakter
viskositas-suhu suatu minayk pelumas
Pengambilan senyawa relatif murni seperti benzena, toluen dan xylene dari reformat yang
dihasilkan secara katalitis pada industri
Produksi asam asetat anhidrat
Ekstraksi phenol dari larutan coal tar
Pemurnian penicilin (dari senyawaan lain sebagai hasil fermentasi yang sangat kompleks)
Pada industri bioteknologi (biokimia) diperlukan ekstraktan (solven) yang sangat
lembut dan khusus (misal: campuran air - polyethylene glycol phosphat) mengingat
banyak solven organik dapat mendegradasi bahan-bahan yang sensitif (seperti protein).

BAB III
PENUTUP
3.1

Pembahasan

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:

Tipe persiapan sampel


Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut

Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut (Martunus & Helwani, 2004;2005):
kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut di dalam campuran.
kemampuan tinggi untuk diambil kembali.
perbedaan berat jenis antara ekstrk dan rafinat lebih besar.
pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.
tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi.

tidak merusak alat secara korosi.


tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah.

Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain:

Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan jika digunakan distilasi meskipun pada
kondisi vakum
Titik didih komponen-komponen dalam campuran berdekatan
Kemudahan menguap (volatility) komponen-komponen hampir sama.

Di dalam menganalisis alat ekstraksi, seseorang harus mengetahui dan menentukan :

3.2

kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida
umpan,komposisi.
banyak solut yang harus dipisahkan,
jenis solven yang akan digunakan,
suhu dan tekanan alat,
kecepatan arus solven minimum dan kecepatan arus solven operasi,
Diameter menara,
Jenis alat kontak,
Jumlah stage ideal, aktual, dan tinggi menara,
Pengaruh panas.
Kesimpulan

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia.Metode ekstraksi mencakup ekstraksi secara dingin dan ekstraksi secara panas.
Ekstraksi secara dingin terdiri dari metode maserasi dan metode perkolasi. Ekstraksi secara
panas terdiri dari metode refluks, solektasi, digesti, infundasi dan metode dekok. Penggungaan
bahan yang akan diekstrak dan pelarutnya mencakup Seleektivitas, Kelarutan, Kemampuan tidak
saling bercampur, Kerapatan, Reaktivitas, dan Titik Didih.
3.3

Daftar Pustaka
rasidunimed.blogspot.de/2010/12/ekstraksi.html?m=1
www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi/
sainsinlive.blogspot.de/2012/10/pengertian-ekstraksi.html?m=1
kimiatip.blogspot.de/2014/03/Pengertian-Sifat-Pembagian-Dan-Istilah-UmumEkstraksi.html?m=1
www.academia.edu/7395598/Ekstraksi_Pengertian_Prinsip_Kerja_jenis-jenis_Ekstraksi
bisakimia.com/2013/12/11/macam-macam-ekstraksi/
https://ardydii.wordpress.com/2013/03/10/ekstraksi/

aya-snura.blogspot.in/2011/12/ekstraksi.html?m=1
majarimagazine.com/2009/03/ekstraksi/

Anda mungkin juga menyukai