Laporan Kunjungan Dan Wisata
Laporan Kunjungan Dan Wisata
Laporan Kunjungan Dan Wisata
Di susun oleh
Nama
NIS
Kelas : IX/a
HALAMAN PENGESAHAN
Kelas : IX/a
Kepala sekolah
Guru pembimbing
Nip:195812011987031007
1991032002
Nip: 19601030
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah,
Laporan kunjungan studi dan wisata sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas mata pelajaran BAHASA INDONESIA dapat diselesaikan.
Laporan kunjungan studi dan wisata ini berisikan sejarah ringkas daripada
Monumen Nasional (MONAS).
Banyak hal yang terkait dengan Monumen Nasional disajikan pada laporan ini
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
. i
HALAMAN PENGESAHAN
. ii
KATA PENGANTAR
. iii
DAFTAR ISI
. iv
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
. 1
RUMUSAN MASALAH
. 1
TUJUAN
. 1
TUGU MONAS
. 2
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
5
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjadi daerah kunjungan wisata
manca Negara. Obyek wisata yang banyak dikunjungi terutama bangunanbangunan bersejarah. Banyak sekali bangunan bersejarah di Indonesia, baik bersifat
monumental maupun historical. Salah satu yang sangat popular dikenal masyarakat
Indonesia maupun dunia adalah Monumen Nasional atau Monas.
Monas terletak di jalan silang monas, tepat di tengah lapangan Medan Merdeka,
Jakarta pusat. Monumen dan musium ini di buka setiap hari mulai pukul 09.00
16.00
Bagi bangsa Indonesia, Monas bukan hanya sebagai bangunan monumental biasa.
Monas merupakan lambang keberadaan dan kebebasan bangsa Indonesia. Monas
merupakan monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan
perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari Pemerintahan
Hindia Belanda. Monas dibangun semasa pemerintahan Presiden Soekarno. Beliau
ingin menyatakan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
besar, sejajar dengan bangsa lain, mampu menguasai teknologi maju.
2. RUMUSAN MASALAH
Begitu banyaknya nilai historis pada monas, menjadikan daya tarik tersendiri untuk
banyak orang mengunjungi tempat wisata monumental ini. Sejauhmana sejarah
Keberadaan Monas menjadi kajian dari kunjungan Studi Wisata Siswa SMPN 7 Metro,
Lampung.
3. TUJUAN
Tujuan dari Studi Wisata Siswa SMPN 7 Metro adalah ingin mengetahui sejarah
monas.
TUGU MONAS
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas
adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang
perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Monumen
Nasional yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada
dekade1960-an.
Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh
Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun
Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas
resmi
dibuka
untuk
umum
pada
tanggal
12
Juli
1975.
Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan)
yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan
melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga
yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia.
Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir,
Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di
sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka
tempat berolahraga. Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak
masyarakat yang berkunjung ke sini.
Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obeliks yang
terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 137
m. Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala
obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35kg. Lidah api
atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih
kemerdekaan.
dan
berdiameter
m,
terdiri
dari
77
bagian
yang
disatukan.
Pelataran puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang berarti
melambangkan Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut
sepanjang masa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum
sejarah 8 m. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45x45 m,
merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Pengunjung kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau
museum, dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, di
bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung
Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, terbuat dari perunggu
seberat 8 ton.
Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh
Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3
m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke tugu
puncak
Monas
yang
berpagar
"Bambu
Kuning".
dinding, tiang dan lantai berlapis marmer. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentuk
amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut
peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera
merah putih dan lambang negara dan pintu gapura yang bertulis naskah Proklamasi
Kemerdekaan
RI.
Di dalam bangunan Monumen Nasional ini juga terdapat museum dan aula untuk
bermeditasi. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan menggunakan
elevator. Dari atau Monumen Nasional dapat dilihat kota Jakarta dari puncak
monumen. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari, mulai pukul 09.00 - 16.00
WIB.
ruang
Museum
Sejarah
terdapat
51
jendela
peragaan
(diorama)
yang
Ruang Kemerdekaan
Ruang Kemerdekaan berbentuk amfiteater yang terletak di dalam Cawan Tugu
Monumen Nasional. Di dalamnya terdapat empat atribut kemerdekaan Republik
Indonesia; Peta Kepulauan Negara Republik Indonesia, Bendera Sang Saka Merah
Putih, Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika, dan Pintu Gapura yang berisi Naskah
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. (Note: Bendera Sang Saka Merah Putih
disimpan di Istana Merdeka, yaitu istana yang menghadap Monas)
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan adanya kunjungan studi dan wisata di wilayah Jakarta, khususnya ke
MONAS ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Menambah wawasan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
b. Menambah wawasan akan budaya yang dimiliki Bangsa dan Negara.
c. Memberikan khasanah pengetahuan.
SARAN
Dari kegiatan tersebut maka penulis mempunyai beberapa saran :
a.
wisata ini
agar dilaksanakan
berkelanjutan
dimasa
mendatang.
b.