Model Smart Home Solution Berbasis Mikrokontroler

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MODEL SMART HOME SOLUTION BERBASIS MIKROKONTROLER

Zulfikar Ramadhan Gumilar, Tjut Awaliyah Zuraiyah, Agung Prajuhana Putra


Email : [email protected]
Program Studi Ilmu Komputer-FMIPA Universitas Pakuan
ABSTRAK
Sistem smart home masukan sebagai perintah untuk unit kontrol smart home
didasarkan pada sensor sehingga dihasilkan sistem otomasi dalam pengendalian
peralatan rumah dengan kontrol yang sangat kecil. Untuk itu dilakukan penelitian untuk
mendukung unit control smart home yang merupakan penerapan konsep mengunakan
sensor jarak (PIR), sensor suhu (LM35, sensor cahaya (LDR), dan bluetooth hc-05
sebagai keamanan rumah. Dengan memanfaatkan konsep pengolahan sensor jarak,
cahaya, dan suhu dapat diaplikasikan dengan salah satu embedded sistem menggunakan
mikrokontroler yaitu arduino, maka dikembangkan implementasi yang bertujuan
menggantikan gerak manusia dalam melakukan pengendalian peralatan elektronik dan
pengendalian listrik untuk mendukung konsep dari smart home yaitu sistem
pengendalian (control system).
Kata Kunci : Sensor LDR, sensor PIR, sensor LM35, Bluetooth hc-05.
dihasilkan sistem otomasi dalam
pengendalian peralatan rumah dengan
kontrol yang sangat kecil. Untuk itu
dilakukan penelitian untuk mendukung
unit control smart home yang
merupakan
penerapan
konsep
mengunakan sensor jarak (PIR) pada
pintu agar dapat tebuka otomatis, sensor
suhu (LM35) untuk menyalakan kipas
angin secara otomatis, sensor cahaya
(LDR) mengatur cahaya lampu secara
otomatis, dan bluetooth hc-05 sebagai
keamanan rumah yang bekerja untuk
membuka pintu secara otomatis pada
saat akan masuk ke dalam rumah.
Dengan memanfaatkan konsep
pengolahan sensor jarak, cahaya, dan
suhu dapat diaplikasikan dengan salah
satu embedded sistem menggunakan
mikrokontroler yaitu arduino, maka
dikembangkan
implementasi
yang
bertujuan menggantikan gerak manusia
dalam
melakukan
pengendalian
peralatan elektronik dan pengendalian
listrik untuk mendukung konsep dari
smart home yaitu sistem pengendalian
(control system). Pengaturan jarak
manusia sehingga tidak membutuhkan

PENDAHULUAN
Seiring perkembangan jaman,
berkembang pula kemajuan tekhnologi
dimana pengaktifan peralatan elektronik
yang berada di dalam rumah biasanya
hanya perlu menekan suatu tombol atau
saklar. Hal ini kadang membutuhkan
waktu yang tidak efisien. Penggunaan
saklar juga membutuhkan sebuah aksi
dari manusia untuk menuju ketempat
saklar itu berada yang membutuhkan
waktu dan tenaga lebih. Ditambah lagi
apabila kondisi manusia kurang
memungkinkan
untuk
melakukan
aktifitas fisik seperti bagi manusia
dalam kondisi lelah atau sakit, hal
tersebut merupakan sesuatu yang sulit
dilakukan. Dengan memperhatikan
kondisi manusia yang telah disebutkan,
maka dilakukan pegembangan terhadap
kemudahan
penggunaan
peralatan
dalam rumah yang biasa disebut rumah
cerdas (smart home).
Pada pengembangan sistem
smart home, masukan sebagai perintah
untuk unit kontrol smart home
didasarkan pada sensor sehingga
1

waktu dan tenaga untuk menekan saklar


yang mengaktifkan atau mematikan
peralatan elektronik, sehingga pekerjaan
di dalam rumah lebih efisien. Selain itu
pengaturan jarak juga dapat dilakukan
dengan mudah bagi manusia yang
memiliki keterbatasan fisik atau dalam
kondisi
fisik
yang
kurang
memungkinkan untuk menekan saklar.
Dengan sistem tersebut manusia dapat
melakukan pengendalian peralatan
rumah secara otomatis namun tetap
melakukan kontrol langsung terhadap
sistem. Dalam proses pengendalian
peralatan elektronik, sensor dapat
digunakan untuk mengenali jarak, suhu
dan cahaya.

terkena cahaya nilai maka nilai tahanan


akan menjadi besar (sekitar 10M) dan
jika terkena cahaya nilai tahanan akan
menjadi kecil (sekitar 1k).
Sensor LM35
Sensor suhu LM35 adalah
sebuah sensor berbentuk IC (integrated
Circuit)
dengan
tipe
LM35DZ.
LM35DZ ini adalah sebuah sensor suhu
yang keluarannya sudah dalam celcius
yang memiliki kemampuan pengindraan
suhu dari 00C sampai 1000C. IC
LM35DZ ini akan mengkonversikan
besaran suhu menjadi besaran tegangan.
Dimana IC LM35DZ ini akan
mengeluarkan tegangan pada kaki 2
sebagai output sebesar 10mV untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 100C.

Smart Home
Sebuah rumah pintar atau lebih
dikenal dengan istilah smart home
adalah sebuah tempat tinggal atau
kediaman
yang
menghubungkan
jaringan komunikasi dengan peralatan
listrik untuk dimungkinkan dikontrol,
dimonitor atau diakses dari jarak jauh.

IDE Arduino
IDE Arduino adalah software
yang sangat canggih ditulis dengan
menggunakan Java. IDE Arduino terdiri
dari: Editor program, Compiler dan
Uploader.

Sensor PIR (Passive Infrared


Receiver)
Sensor
Passive
Infrared
Receiver (PIR) adalah sensor infrared
yang memiliki fungsi untuk melakukan
deteksi keberadaan manusia. Sensor
tersebut disebut passive infrared karena
merupakan
sensor
yang
tidak
memancarkan energi untuk menerima
pancaran sinyal infrared yang berasal
dari tubuh manusia. Sersor PIR
memiliki sudut deteksi hingga 60.

Bluetooth hc-05
Menurut Sofana (2008 : 354),
Bluetooth hc-05 adalah salah satu
alternatif teknologi wireless yang dibuat
untuk peralatan mobile (mobile device).
Bluetooth hc-05 berbeda dengan wifi
(keluarga
802.11)
standar
yang
diguanakan oleh Bluetooth hc-05
mengacuh pada spesifikasi IEEE
802.15. Bluetooth hc-05 menggunakan
frekuensi 2,4 GHz dengan keceptan
transfer data kurang dari 1 Mbps
(sekitar 800 Kbps).

Sensor LDR (Light Dependent


Resistant)
Sensor cahaya LDR (Light
Dependent Resistant) merupakan suatu
jenis resistor yang peka terhadap
cahaya. Nilai resistansi LDR akan
berubah-ubah sesuai dengan intensitas
cahaya yang diterima. Jika LDR tidak

METODE PENELITIAN
Metode
penelitian
yang
digunakan dalam tugas Simulasi dan
Permodelan ini adalah menggunakan
Metode Penelitian bidang Hardware
Programming dapat dilihat pada
gambar:
2

1. Kabel Jumper
2. Kipas
3. Rellay
4. Arduino Uno
5. Sensor PIR
6. Sensor LDR
7. Sensor LM35
8. Protoboard
9. Power Suply/Catu daya
10. Akrilik
11. Battery
12. Bluetooth hc-05
c. Komponen
alat
yang
dibutuhkan
1. Solder
2. Tang
3. Obeng
4. Cutter
3. Perangkat lain.
Sistem operasi yang diperlukan
Windows
8,
bahasa
pemograman yang digunakan
bahasa C, Arduino IDE
Software.
4. Estimasi Anggaran
5. Penerapan dari aplikasi yang
akan dirancang

Gambar 1. Metode Penelitian Bidang


Hardware Programming
Metode
Penelitian
bidang
Hardware
Programming
dapat
dilakukan berdasarkan 10 tahap:
1.

Perencanaan Proyek Penelitian


(Project Planning)
Dalam
perencanaan
proyek
penelitian, terdapat beberapa hal
penting yang perlu ditentukan dan
dipertimbangkan antara lain :
1. Penentuan Topik Peneletian
Dalam penelitian ini topik yang
diambil adalah Smart Home
Solution Topik ini diambil
karena agar dapat mempermudah
pengoprasian
alat
elektronik
sehingga lebih aman dari segi
pemakaian dan lebih efisien.
2. Estimasi kebutuhan alat dan
bahan
Pada tahap ini dilakukan estimasi
kebutuhan alat dan bahan yang
digunakan meliputi antara lain:
a. Komputer
Laptop Asus X45A, Processor
intel DUAL-CORE 1,8GHz,
RAM 2GB, HD 500GB, Mouse
b. Komponen bahan yang
dibutuhkan

Gambar 2. Diagram blok sistem


Gambar 2. Bluetooth hc-05, sensor
LDR, sensor PIR, dan sensor LM35
yang memberikan inputan kepada
mikrokontroler yang sebelumnya telah
di program sesuai kondisi dari setiap
sensor yang akan mengaktifkan rellay
untuk mengaktifkan kipas, lampu,
motor servo.
2.

Penelitian (Research)
Setelah perencanaan telah matang,
dilanjutkan dengan penelitian awal dari
aplikasi (hardware) yang akan dibuat,
mulai dari pemilihan dan pengetesan
3

komponen (alat dan bahan), memilih


komponen yang sesuai dan tepat
merupakan
pekerjaan
yang
membutuhkan ketelitian. Hal ini akan
berpengaruh pada hasil yang akan
disajikan nanti akan berfungsi dengan
baik atau tidak. Dan yang terakhir
adalah rancangan awal dan akhir
maksudnya adalah perancangan yang
nantinya kita buat sesuai dengan hasil
akhir jika tidak apa yang mendasari hal
tersebut.

Untuk
dimensi
masa
dan
keseluruhan
sistem
dibuat
seminimal mungkin, agar dapat
mengefisiensikan
dan
meminimalisasi dana yang akan
digunakan serta memberikan
kenyamanan dan kemudahan bagi
para penggunanya nanti. Dalam
desain sistem mekanik pada
penelitian ini, dibuat agar alat
Smart
home
solution
menggunakan
mikrokontroler
Atmega328 ini dibuat seminimal
mungkin sehingga mudah dibawa
dan digunakan.
3. Ketahanan
dan
fleksibilitas
terhadap lingkungan.
Alat ini di desain fleksibel
sehingga dapat di tempatkan di
berbagai
ruangan.
Untuk
pelindungan alat ini digunakan
penutup saja karena alat ini
digunakan dalam ruangan yang
tidak terpengaruh dengan cuaca
ekstrim.
4. Penempatan
modul-modul
elektronik.
Dalam
perancangan
sistem,
penempatan
modul-modul
elektronik ditempatkan sebaik
mungkin sehingga dapat berfungsi
dengan baik dan menghindari
terjadinya
kosleting
antar
komponen. Penempatan modul
elektronik
harusnya
memperhitungkan rule (aturan)
aliran listrik dalam rangkain.

3.

Pengetesan Komponen ( Parts


Testing )
Dalam pengetesan komponen
dilakukan pengetesan alat terhadap
fungsi kerja komponen berdasarkan
kebutuhan aplikasi yang akan di buat,
apakah
berfungsi
sesuai
yang
diharapkan apa tidak. Proses pengetesan
ini menggunakan multimeter serialprint
dari arduino. Selain itu, fungsi kerja dan
sifat-sifat
dari
masing-masing
komponen harus dipahami sesuai
dengan kebutuhan sistem yang akan
dibuat agar aplikasi yang dibuat sesuai
dengan tujuan pembuatan sistem.
4.

Desain sistem mekanik (


Mechanical Design )
Dalam perancangan perangkat
keras, desain mekanik merupakan hal
penting yang harus dipertimbangkan,
karena nantinya akan mempengaruhi
kinerja / hasil alat yang di ciptakan.
Pada umumnya kebutuhan aplikasi
terhadap desain mekanik antara lain:
1. Bentuk dan ukuran PCB (Printed
Circuit Board).
Untuk rangkaian alat pengatur
kontrol
listrik
menggunakan
mikrokontroler
Atmega328
ukuran PCB yang digunakan
sesuai dengan jumlah rangkaian
yang dibutuhkan dan dibuat
seminimal mungkin.
2. Dimensi dan masa keseluruhan
sistem.

5.

Desain Sistem listrik ( Electrical


Design )
Dalam desain sistem listrik
terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain:
1. Sumber catu daya
Catu daya yang akan digunakan
pada sistem ini sebesar 5V untuk
arduino uno dan dimana sumber
4

catu daya berasal dari powerbank


dan battery. Daya langsung
melewati power supply sebesar
5V
untuk
catu
daya
Mikrokontroler.
2. Kontroller yang akan digunakan:
a. Sumber catu daya (seperti
battery atau rectifier)
Catu
daya
yang
akan
digunakan pada rangkaian ini
sebesar 5V. dimana pemakaian
mikrokontroler arduino uno
yang akan
berasal
dari
powerbank atau arus dari PC.
b. Kontroller
yang
akan
diterapkan
Sistem kontrol menggunkan
bahasa pemograman C untuk
memprogram Arduino IDE
Software
0021
untuk
memberikan eksekusi terhadap
rellay.
c. Flowchart perancangan sistem
Untuk pembuatan flowchart
sistem hanya terdiri dari 1
bagian sistem. Pada sistem
hardware secara umum harus
menerima input terlebih dahulu
dari
arduino
kemudian
mikroprosesor
untuk
mengerakan
rellay
sesuai
dengan perintah yang telah
dirancang sebelumnya.

Gambar 3. Alur Sistem


6.

Desain Software ( Software


Design )
Perangkat lunak yang pada
umumnya dibutuhkan perancangan
perangkat keras antara lain, software
untuk sistem control alat (aplikasi) dan
software interface pada computer PC.
Sistem operasi yang digunakan adalah
Microsoft windows 8 dengan bahasa
pemprograman C, Fritzing sebagai
skematik rangkaian, Arduino IDE
sebagai compiler dan downloader.
7.

Tes Fungsional (Functional Test)


Tes fungsional dilakukan intregasi
sistem listrik dan software yang telah di
desain. Tes ini dilakukan untuk
meningkatkan performa dari perangkat
lunak untuk pengontrolan desain listrik
dan mengeliminasi error (Bug) dari
software tersebut.
8. Integrasi Atau Perakitan (
Intergration)
Modul listrik yang di intregrasi
dengan software di dalam kontrollernya,
di intregrasikan dalam struktur mekanik
5

yang telah dirancang lalu dilakukan tes


fungsional keseluruhan sistem. Sistem
antar muka yang akan dirancang untuk
memonitor daya yang dihubungkan ke
mikrokontroller melalui port serial.

Gambar diatas mengindikasikan


bahwa mikrokontroler telah sesuai
dengan rancangan yang tediri dari
rellay, bluetooth hc-05, sensor PIR,
sensor LDR, sensor LM35, kipas, lampu
dan arduino.

9.

Tes Fungsional Keseluruhan


Sistem ( Overall Testing )
Pada
tahap
ini
dilakukan
pengetesan fungsi dari keseluruhan
sistem, apakah dapat berfungsi sesuai
dengan konsep atau tidak. Bila ada
sistem yang tidak dapat bekerja dengan
baik maka harus dilakukan proses
perakitan ulang pada desain sistemnya.

Pembahasan Sistem
Pada tahap ini akan dibahas
mengenai cara kerja dari inputan yang
telah dirancang. Dimulai dengan
pemberian catu daya sampai dengan
indikator yang berupa lampu menyala,
pintu terbuka, kipas menyala.

10. Penggunaan ( application)


Pengunaan adalah tahap akhir
dimana pada tahap model SCH (Smart
Home
Solution)
menggunakan
mikrokontroller Atmega328 ini sudah
dapat digunakan setelah melewati tahap
tahap.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada gambar 5. Tampilan Proses


Keseluruhan alat setelah rangkaian
dalam keadaan siap maka handphone
yang terhubung dengan bluetooth hc-05
akan memberikan inputan untuk
membuka dan menutup pintu, sensor
PIR secara otomatis akan bekerja
membuka pintu apabila dari dalam ada
gerakan untuk keluar pintu, sensor LDR
secara otomatis akan memberikan
output lampu menyala apabila kondisi
gelap atau kurang terang, dan sensor
LM35 akan memberikan output kipas
menyala apabila suhu ruangan panas.

Keterangan Alat Dan Dimensi Alat


Alat yang dibuat untuk model
Smart
Home
Solution
berbasis
mikrokontroler ini secara keseluruhan
memiliki dimensi dengan ukuran untuk
dasar tempat penempatan 40x40 cm.
untuk tempat atau box berbentuk kotak
kecil disesuaikan dari ukuran dan
bentuk dari semua modul yang dibuat.
Tampilan Keseluruhan
Pada tampilan ini dibuatlah
simulasi dari bentuk suatu kotak box
yang bertujuan supaya rangkaian
mempermudah dalam penempatan alat
serta
komponen

komponen
pendukung sistem rangkaian.

Pengujian Fungsional Keseluruhan


Sistem (Overall Testing)
Pada tahap ini dilakukan
pengetesan fungsi dari keseluruhan
sistem. Apakah sudah dapat berfungsi
sesuai konsep dan tujuan yang ingin
dicapai atau tidak. Jika ada sistem yang
tidak dapat bekerja dengan baik maka
harus dilakukan proses perakitan ulang
setiap bagian sistemnya. Uji coba ini

Gambar 4. Tampilan Keseluruhan Alat


6

meliputi uji coba structural, uji coba


fungsional dan uji coba validasi.

9. Pin A1 untuk memberikan daya pada


sensor LM35
10. Pin A2 untuk memberikan daya
pada sensor LDR
Tabel 1. hasil pengujian struktural
sistem smart home solution.
Mikrokontorler
Pin RX
Pin TX
Pin 7
Pin 8
Pin 9

Gambar 6. Tampilan Proses Arduino

Pin 12

Pada gambar 6. Proses yang dilakukan


oleh arduino adalah mengambil setiap
data dengan jeda 5 detik yang kemudian
memperosesnya dan mengontrol relay
untuk hidup atau matinya lampu dan
kipas ruangan.

Pin A0
Pin A1
Pin A2
Vcc
Ground

Pengujian Struktural
Tahapan ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah sistem
yang sudah dibuat sesuai dengan
rancangan yang sudah ada. Uji coba ini
dilakukan dengan menguji pin 2 hingga
pin 12 untuk input dan output digital.
Pengujian dilakukan dengan cara antara
lain:
1. Pin ground dan vcc dihubungkan
pada protoboard
2. Pin RX arduino untuk TX bluetooth
hc-05
3. Pin TX arduino untuk RX bluetooth
hc-05
4. Pin 7 untuk memberikan daya pada
pin1 rellay
5. Pin 8 untuk memberikan daya pada
pin2 rellay
6. Pin 9 untuk memberikan daya pada
motor servo
7. Pin 12 untuk memberikan daya pada
pin3 rellay
8. Pin A0 untuk memberikan daya pada
sensor PIR

Pin yang dihubungkan


TX bluetooth hc-05
RX bluetooth hc-05
Pin untuk inputan rellay
1
Pin untuk inputan rellay
2
Pin untuk memberikan
daya pada motor servo
Pin untuk inputan rellay
3
Pin untuk inputan sensor
PIR
Pin untuk inputan sensor
LM35
Pin untuk inputan sensor
LDR
Protoboard
Ground Protoboard

Keterangan
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung

Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung

Setelah dilakukan pengujian secara


terstruktural, maka dihasilkan sebuah
sistem yang telah dibuat sesuai dengan
rancangan
yang
telah
dibuat
sebelumnya yaitu SHS (Smart Home
Solution).
Pengujian Fungsional
Pada tahap ini dilakukan
pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah semua komponen
dapat berfungsi dengan baik. Untuk
pengujian perangkat keras yang
digunakan adalah multimeter dengan
pada satuan daya DC volt, dimana pena
positif pada multimeter dihubungkan ke
vcc dan pena negative pada multimeter
dihubungkan ke Ground.
1. Mikrokontroler

4.

Gambar 7. Uji
mikrokontroler

coba

`Gambar 10. Uji coba fungsional rellay

fungsional

Gambar diatas mengindikasikan bahwa


rellay telah bekerja. Hal ini dapat dilihat
ketika lampu indikator dari relay dalam
keadaan off.

Gambar diatas mengindikasikan bahwa


mikrokontroler telah bekerja. Hal itu
dapat dilihat dari lampu indicator
mikrokontroler yang bekerja. Dengan
demikian
mikrokontroler
lolos
pengujian fungsional.
2.

Relay

5.

Sensor PIR

Module bluetooth hc-05

Gambar 11. Uji coba sensor PIR


Gambar diatas mengindikasikan bahwa
sensor PIR telah bekerja. Hal itu dapat
dilihat dari pintu terbuka dan tertutup
saat ada gerakan dengan input nilai 1
dan tidak ada gerakan dengan nilai input
0. Dengan demikian sensor PIR lolos
pengujian fungsional.

Gambar 8. Ujicoba Fungsional Module


bluetooth hc-05
Gambar diatas mengindikasikan bahwa
bluetooth hc-05 telah bekerja. Hal itu
dapat dilihat dari lampu indikator
bluetooth hc-05 yang menyala apabila
sudah terhubung dengan handphone.
Dengan demikian bluetooth hc-05 ini
telah lulus ujicoba fungsional.
3.

6.

Sensor LM35

Tampilan coding arduino


Gambar 12. Uji coba sensor LM35
Gambar di atas terdiri dari 3 indikasi,
indikasi pertama kipas akan berputar
sangat kencang apabila suhu di atas 60
derajat, indikasi kedua kipas akan
berputar sedang apabila suhu di atas 40
derajat dan di bawah 60 derajat dan
kipas tidak akan berputar apabila suhu
di bawah 40 derajat.

Gambar 9. Ujicoba arduino


Pada gambar 9 mengindikasikan bahwa
bluetooth hc-05 telah bekerja. Hal itu
dapat dilihat tampilan serial monitor
yang mendapatkan inputan 5 dan E dari
handphone.
8

7.

Sensor LDR

Tabel 3. Pengujian Blok Catu Daya


pada Module bluetooth hc-05
Tegangan
Input
(volt)
5 volt

Tegangan
output
regulator
3.3 volt

Pengujian catu daya modul Arduino


Pengujian blok catu daya modul
arduino
dilakukan
dengan
cara
melakukan pengukuran tegangan yang
dihasilkan
oleh
adaptor.
Cara
pengukuran dilakukan oleh multimeter,
pena positif dihubungkan pada tegangan
5 volt dan pena negative dihubungkan
dengan ground pada mikrokontroler.
Hasil pengukuran dapat dilihat pada
table 6.

Gambar 13. Uji coba sensor LDR


Gambar diatas terdiri dari 2
indikasi. Indikasi pertama lampu akan
menyala apabila kondisi ruangan gelap,
dan indikasi kedua lampu tidak meyala
apabila kondisi ruangan terang. Dari
gambar diatas terlihat bahwa lampu
bekerja dengan baik.
Berikut adalah table hasil dari
ujicoba fungsional yang telah dilakukan
secara keseluruhan alat yang telah diuji
seperti diatas.

Tabel 4. Pengujian Blok Catu daya


Modul Arduino
Tegangan
Input (volt)

Tabel 2. Hasil pengujian fungsional


Komponen
Module bluetooth hc-05
Rellay
Lampu
Mikrokontroler
Sensor PIR
Sensor LDR
Sensor LM35
Pintu
Kipas

Tegangan
Output
Adaptor
5 volt

Keterangan
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi

220 Volt

Tegangan
Output
Adaptor
5 Volt

Tegangan
output
regulator
5 Volt

Tegangan hasil pengukuran pada


mikrokontroler arduino sama dengan 5
volt, Karena pada modul arduino
terdapat IC yang dapat menstabilkan
tegangan, jika hasil pengukuran
berbeda, dapat
terjadi
beberapa
kemungkinan, seperti modul arduino
yang rusak atau alat pengukur
(multimeter) yang rusak. Output
tegangan pada arduino menyuplai arus
untuk Module Bluetooth hc-05.

Pengujian Blok Catu Daya Pada


Module bluetooth hc-05
Pengujian ini berfungsi untuk
mengetahui tegangan yang dihasilkan
oleh rangkaian catu daya, sehingga
dapat dipastikan jika ada kesalahan
dalam
catu
daya.
Catu
daya
menggunakan adaptor dan rangkaian
regulator sehingga arus yang masuk
pada bluetooth hc-05 tepat 5 volt. Catu
daya ini berfungsi untuk menyuplai arus
ke bluetooth hc-05 dari arduino uno.

Pengujian catu daya Rellay


Pengujian blok catu daya rellay
dilakukan dengan cara melakukan
pengukuran tegangan yang dihasilkan
oleh
adaptor.
Cara
pengukuran
dilakukan dengan cara menyambungkan
daya dari adaptor sebesar 12 volt. Hasil
pengukuran dapat dilihat pada table 8.

Tabel 5. Pengujian Blok Catu daya


Rellay
Tegangan
Input (volt)

Tegangan
Input VSS

12 Volt
12 Volt

5 Volt
5 Volt

perubahan keadaan pintu maka akan


keluar diserial monitor angka 5 dan E
dimana angka itu menunjukan
sebagai strId yang apabila 5 pintu
akan terbuka dan E pintu akan
tertutup.

Tegangan Output
Rellay 1
110 Volt
-

Rellay 2
220 Volt

Tegangan hasil pengukuran pada rellay


sama dengan 12 volt, Karena pada
rellay terdapat IC yang dapat
menstabilkan tegangan, jika hasil
pengukuran berbeda, dapat terjadi
beberapa kemungkinan, seperti rellay
yang rusak atau alat pengukur
(multimeter) yang rusak, tegangan
output pada rellay 1 = 110 Volt AC dan
rellay 2 = 220 Volt AC untuk mengatur
putaran kecepatan kipas.
Pengujian Validasi
Tahap ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui sistem yang
dibuat sudah bekerja dengan benar atau
tidak. Pengujian dilakukan dengan cara
mengaktifkan rangkaian dan melakukan
pengetesan menggunakan handphone
sebagai pengontrol dengan bantuan
koneksi bluetooth hc-05 sebagai
pengirim data untuk mikrokontroller
dari handphone. Dalam mikrokontroller
akan di kelola ke rellay sebagai
pengatur arus listrik 220 volt sebagai
outputan.
Uji coba ini dilakukan berulang kali
untuk mengetahui apakah sistem dapat
berjalan dengan baik atau tidak. Hasil
dari kerja sistem yang dirancang
ditandai dengan lampu menyala sebagai
indicator utama dari sistem yang telah
dibuat. Dari hasil pengujian didapatkan
data hasil validasi sebagai berikut.

Gambar 14. Pengujian validasi Module


bluetooth hc-05
Tabel 6. Validasi Module bluetooth hc05 terhadap hotspot.
Validasi
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05
Bluetooth hc-05

Jarak Bluetooth hc-05


/Penghalang
1 Meter
2 Meter
3 Meter
4 Meter
5 Meter
6 Meter
7 Meter
8 Meter
9 Meter
10 Meter
>10 meter

Kondisi
Bluetooth hc-05
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Tidak Terhubung

Dari tabel 8. Terlihat ketika jarak


bluetooth hc-05 pada sistem berjarak 1
sampai 10 meter maka akan masih
terhubung, karena bluetooth hc-05
tersebut
maksimal
jarak
yang
mendeteksi adalah 10 meter tanpa
halangan.
2. Pengujian Rellay
Untuk validasi Rellay dilakukan
setelah kondisi module Bluetooth hc05 pada rangkaian sudah terhubung
dengan bluetooth hc-05 dan arduino.
Pada serial monitor terlihat saat web
berbentuk lampu ditekan maka akan
keluar diserial monitor angka 0 dan 1

1. Pengujian Module bluetooth hc-05


Pada pengujian ini dilakukan dengan
menghubungkan arduino terhadap
PC
dan dilakukan pengujian
menggunakan software arduino IDE.
Pada
serial
monitor
terlihat
handphone mengirim data berupa
10

dimana angka itu menunjukan


sebagai strId. Saat angka 0 muncul
maka lampu sebagai outputan mati
dan saat angka 1 lampu menyala. Hal
ini berjalan karena telah di program
pada arduino uno sebagai pemroses
dari sistem ini bahwa saat kondisi
tersebut maka hasilnya demikian.

1. Tahapan awal adalah sistem yang


akan digunakan sudah siap.

Gambar 16. Tampilan awal Sistem.


2. Pengoperasian lampu

Gambar 17. Pengoprasian lampu


Gambar 15. Pengujian Validasi Rellay
Dari validasi yang telah dilakukan pada
rellay maka diperoleh hasil sebagai
berikut.

3. Pengoperasian Kipas

Tabel 7. Validasi Rellay


Validasi
Rellay 1

Kondisi
Lm35 pin 7 : high

Rellay 2

Lm35 pin 8 : high

Rellay 3
Rellay 1

LDR pin 12 : high


Lm35 pin 7 : low

Rellay 2

Lm35 pin 8 : low

Rellay 3

LDR pin 12 : low

Keterangan
Kipas berputar
sedang
Kipas berputar
kencang
Lampu menyala
Kipas tidak
berputar
Kipas tidak
berputar
Lampu tidak
menyala

Gambar 18. Pengoperasian Kipas


4. Pengoperasian pintu terhadap PIR

Gambar 19. Pengoperasian pintu


terhadap PIR

Disaat sensor suhu lm35 mendeteksi


suhu diatas 40 pin 7 high yang
menyebabkan kipas berputar pelan.
Rellay menerima inputan jika lm35
high dan kipas akan berputar kencang.
Jika rellay 3 menerima inputan high
maka lampu menyala.

5. Pengoperasian
bluetooth hc-05

pintu

terhadap

Gambar 20. Pengoperasian pintu


terhadap bluetooth hc-05

Kerja Sistem

11

Boarduino mengirimkan kode ASCII


yang di konversi oleh mikon menjadi
nilai digital yang bernilai 5 pada button
on di aplikasi boarduino, dan button off
yang bernilai E untuk menutup pintu.

dibangun. Optimalisasi dapat dilakukan


dengan meletakkan sistem kontrol dan
interface pada tempat yang strategis.
Sistem kontrol hendaknya tersimpan
ditempat yang aman namun terjangkau.
Sedangkan sistem interface diletakan
pada posisi dimana alat dapat bekerja
secara maksimal.
Kesimpulan
Pada penelitian kali ini bertujuan
untuk membuat Model Smart Home
Solution
berbasis
mikrokontroler
dirancang dan dibuat sebagai penerapan
nyata pada kontrol peralatan elektronik
rumah yang telah dibuat sebelumnya
yang kurang efisien dan mudah
pengontrolannya.
Berdasarkan hasil uji coba yang
dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa sistem telah dibuat sesuai dengan
struktur dan sistem telah berfungsi
dengan baik. Lampu, pintu, dan kipas
bisa berfungsi otomatis dengan baik,
kipas mengikuti suhu dan mengatur
putarannya, lampu hidup atau mati
sesuai keadaan sinar matahari, pintu
terbuka dan tertutup secara otomatis,
sehingga tidak perlu menekan tombol
untuk menyalakan kipas dan menekan
saklar untuk mematikan lampu,
membuka gagang pintu secara manual.
Alat yang dibuat memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
alat ini mudah untuk digunakan, mudah
untuk membangun / mempelajari
sistemnya serta komponen-komponen
pembangun sistem yang mudah
ditemukan. Kekurangan dari sistem ini
adalah masih belum sempurna perlu
dilakukan
lagi
penelitian
dan
pengembangan
sehingga
lebih
sempurna.

Gambar 21. Tampilan menyalanya


lampu
Dalam hal ini lampu sebagai alat output
sudah
bisa
menyala
dengan
menggunakan sensor ldr
sebagai
mengoprasikan kontrol lampu.
6. Pada tahap ini adalah tahap
keseluruhan dimana sistem sudah dapat
bekerja sesuai dengan rencana dan
pengaplikasian pada SKETCH arduino
di oprasikan oleh bluetooth hc-05, PIR,
LDR, LM35 akan menerima data dan
dikirim ke arduino oleh karena itu di
serial monitor dapat dilihat dengan
munculnya kode dari setiap inputan
sensor, Dari IC arduino dikelola dan
dikirim ke IC rellay, dalam hal ini rellay
lah yang dapat mengatur hidup atau
matinya lampu, kipas dan pintu

Gambar 22. Tampilan keseluruhan


sistem

Saran

Aplikasi (Application)
Sistem yang telah dibuat sudah
bekerja dengan baik, namun masih
dapat
dioptimalkan
untuk
memaksimalkan performa dari alat yang

Dari hasil rangkaian masih


dalam bentuk model sehingga perlu
diimplementasikan
pada
bidang
sesungguhnya selain itu skala yang
12

masih berupa model masih cenderung


terlihat lebih rumit daripada rangkaian
yang sesungguhnya
Dari beberapa komponen yang
telah dipasang ada beberapa komponen
lagi yang masih bisa diganti. Dengan
tujuan untuk lebih memaksimalkan
kinerja dari sistem yang telah dibuat.
Dari beberapa komponen tersebut antara
lain, sensor yang dapat dirubah dengan
sensor PIR lain sebagai contoh
menggunakan komponen PIR AMN
12111. Sensor tersebut mempunyai
kelebihan dalam menangkap gerakan,
karena sensor ini menggunakan optik,
sehingga lebih peka dalam membaca
dan menangkap gerakan dari suatu
benda.
Dari sistem yang telah terangkai
masih bisa dimaksimalkan lagi dengan
menambahkan beberapa komponen
elektronika lagi yang bisa ditambahkan
besar, harapan penulis untuk bisa
ditambahkan beberapa komponen lagi
dengan tujuan memaksimalkan sistem
yang sudah ada.

Vol. 2. Jakarta : Universitas Al Azhar


Indonesia.
Novianti, Keyza, Chairisni Lubis &
Tony. (2012). Perancangan prototipe
sistem penerangan otomatis ruangan
berjendela
berdasarkan
intensitas
cahaya. Tarumanagara : Universitas
Tarumanagara.
Paulus, William, Vincent Otniel
Panggabean & Felix Pandi. (2013).
Sistem absensi berbasis radio frequency
identification (rfid) pada mikroskil.
Edisi kedua. Vol. 14. Medan : STMIK
Mikroskill.
Syofian, Andi. (2016). Pengendalian
pintu pagar geser menggunakan
aplikasi smartphone android dan
mikrokontroler
arduino
melalui
bluetooth. Padang : Fakultas Teknologi
Industri Institut Teknologi padang.
Rahmawati, Anita, Slamet Winardi &
Didik Tristianto. (2015). Rancang
bangun alat pengukur suhu tubuh
dengan tampilan digital dan keluaran
suara berbasis mikrokontroler AVR
atmega 8535. Surabaya : Fakultas
Narotama.
Rumagit, F.D., J.O. Wuwung,
S.R.U.A. Sompie & B.S. Narasiang.
(2014). Perancangan Sistem Switching
16
Lampu
Secara
Nirkabel
Menggunakan Remote Control. Manado
: UNSRAT.
Sokop, Steven Jendri. (2016). Trainer
Periferal
Antarmuka
Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno. Edisi
ketiga. Vol. 5. Manado : UNSRAT.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal & Susmini Indriani
Lestariningati.
(2014).
Sistem
keamanan dan monitoring rumah pintar
secara online menggunakan perangkat
mobile. Edisi kedua. Vol. 3. Bandung :
Universitas Komputer Indonesia.
Andri Saputra, Dwi Febriansyah &
Haris Kuswara. (2014). Alat kendali
lampu rumah menggunakan bluetooth
berbasis android. Vol. 4. Sumatera
selatan : STMIK PalComTech.
Erinofiardi, Nurul Iman Supardi &
Redi. (2012). Penggunaan PLC dalam
pengontrolan temperatur, simulasi pada
prototype ruangan. Edisi kedua. Vol. 2.
Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Mujadin, Anwar (2014). Sistem
Proteksi Power Supply
Modul
Praktikum Teknik Digital, Edisi ketiga.

13

Anda mungkin juga menyukai