Tubes RBTA Tharina15012089
Tubes RBTA Tharina15012089
Tubes RBTA Tharina15012089
2015/2016
DISUSUN OLEH :
THARINA NURSALIKA ADHYATI
NIM : 15012089
2015/2016
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Besar ini telah diperiksa dan disetujui serta memenuhi ketentuan
dan layak untuk dikumpulkan sebagai syarat kelulusan mata kuliah SI-4233
Rekayasa Bangunan Tenaga Air Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016.
Disusun oleh :
Tharina Nursalika A. 15012089
Dosen,
Asisten,
Akbar Rizaldi, ST
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas besar ini dengan
baik. Laporan tugas besar mengenai desain jalan rel ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah SI-4233 Rekayasa Bangunan
Tenaga Air.
Dalam laporan ini dijelaskan tentang desain pembangkit listrik tenaga
minihidro meliputi dimensi serta layout dan analisis kelayakan finansial.
Pembuatan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak yang telah
membantu penulis selama proses penyusunan laporan tugas besar rekayasa
bangunan tenaga air ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Orang tua yang telah mendukung dan mendoakan penulis selama proses
pengerjaan tugas besar Rekayasa Bangunan Tenaga Air.
2. Bapak Prof.Dr.Ir. M.Syahril Badri Kusuma dan M.Bagus,ST,MT,PhD selaku
dosen mata kuliah rekayasa bangunan tenaga air yang telah membimbing
kami .
3. Akbar Rizaldi selaku asisten dari mata kuliah rekayasa bangunan tenaga air
yang telah membantu membimbing kami dalam proses pengerjaan laporan
tugas besar ini.
4. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
pengerjaan tugas besar rekayasa bangunan tenaga air ini.
Penulis menyadari bahwa selama proses pengerjaan laporan tugas besar ini
masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam proses penyusunan maupun
dalam penyajian. Oleh karena itu penulis berkenan menerima kritik dan saran
yang membangun dari pembaca guna perbaikan di masa yang mendatang.
Bandung, April
2016
Penulis
THARINA NURSALIKA A - 15012089
2015/2016
DAFTAR ISI
Latar Belakang................................................................................................................ 8
1.2
Tujuan .......................................................................................................................... 10
1.3
1.4
1.5
Analisis Hidrologi.......................................................................................................... 13
2.2
Siklus Hidrologi............................................................................................................. 32
2.3
Hydropower ................................................................................................................. 33
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
3.2
Pengumpulan Data....................................................................................................... 42
3.3
3.4
3.5
3.6
2015/2016
3.7
3.8
3.9
3.10
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Bendung ....................................................................................................................... 58
5.2
5.3
5.4
Kantong Lumpur........................................................................................................... 68
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
Perencanaan Tailrace................................................................................................... 71
2015/2016
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Curah Hujan Harian Maksimum 10 Tahun ................................................................. 49
Tabel 4. 2 Perhitungan Debit Banjir Metoda Gumbell ................................................................ 50
Tabel 4. 3 Perhitungan Debit Banjir Metoda Log Pearson .......................................................... 50
Tabel 4. 4 Perhitungan Parameter HSS Snyder ........................................................................... 52
Tabel 4. 5Perhitungan Debit ........................................................................................................ 52
Tabel 4. 6 Perhitungan presipitasi Efektif (Pef) ........................................................................... 53
Tabel 4. 7 Debit Banjir Periode 100 Tahun ................................................................................. 54
Tabel 5. 1 Gaya-Gaya yang Bekerja ............................................................................................ 62
Tabel 5. 2 KontrolStabilitas Kondisi Normal .............................................................................. 63
Tabel 5. 3 Gaya-Gaya yang Bekerja ............................................................................................ 64
Tabel 5. 4 Kontrol Stabilitas Kondisi Banjir................................................................................ 65
Tabel 5. 5 Perhitungan Pintu Pembilas dan Pilar ......................................................................... 67
Tabel 5. 6 Perhitungan Dimensi Saluran Intake .......................................................................... 67
Tabel 5. 7 Perhitungan Pintu Pengambilan .................................................................................. 68
Tabel 6. 1 Rencana Anggaran Biaya Masing-Masing Pekerjaan ................................................. 72
Tabel 6. 2 Asumsi Umum dan Perhitungan Analisis Investasi .................................................... 74
Tabel 6. 3 Cashflow Proyek PLTMH .......................................................................................... 76
Tabel 6. 4 Hasil Perhitungan Analisis Kelayakan Finansial ........................................................ 76
2015/2016
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Konsumsi Energi Final per Jenis Tahun 2000-2012 ................................................. 8
Gambar 1. 3 Perkiraan Konsumsi Energi Listrik per Jenis Tahun 2012-2035 .............................. 9
Gambar 1. 4 Pulau Wowoni ......................................................................................................... 11
Gambar 1. 5 DAS Lampe Ape ..................................................................................................... 11
2015/2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia
dengan jumlah penduduk sebanyak 252.370.792 jiwa pada tahun 2015. Setiap
tahunnya jumlah tersebut terus bertambah dengan laju pertumbuhan yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025, jumlah penduduk Indonesia
diperkirakan mencapai 284.829.000 jiwa. Hal ini berdampak terhadap berbagai
aspek kehidupan yang harus ditangani secara bersamaan. Salah satunya adalah
aspek pemenuhan energi untuk masyarakat Indonesia.
Dari gambar di atas, terlihat terdapat beberapa jenis energi yang digunakan oleh
penduduk Indonesia, yaitu bahan bakar minyak atau BBM, listrik, biomassa, gas,
batu bara, dan LPG. Penggunaan energi-energi tersebut tiap tahunnya meningkat.
Untuk energi listrik, listrik dihasilkan dengan sumber energi dari BBM, batu bara,
gas, dan Energi Baru Terbarukan (EBT : geothermal, air, dan lainnya).
Penggunaan batu bara sebagai sumber pembangkit listrik merupakan yang terbesar
di Indonesia. Sumber daya batu bara di Indonesia banyak, namun di masa depan
persediaan tersebut akan habis. Sebelum hal itu terjadi, perlu dikembangkan sumber
listrik yang potensial, yaitu sumber Energi Baru Terbarukan. Berdasarkan siklus
hidrologi, jumlah air di bumi akan selalu tetap. Sehingga perlu pengembangan
teknologi dalam pemanfaatan air sebagai sumber listrik dalam upaya mencegah
terjadinya krisis energi di masa mendatang.
2015/2016
Listrik merupakan salah satu energi yang terhambat dalam pemenuhannya. Banyak
penduduk Indonesia yang belum mendapatkan fasilitas energi listrik. Hal ini terjadi
karena persebaran penduduk yang tidak merata, sehingga masyarakat di daerah
terpencil belum dapat menggunakan energi listrik. Energi listrik juga sulit
disalurkan karena kondisi geografis Indonesia yang merupakan kepulauan, terdapat
kesulitan dalam menyalurkan listrik ke daerah yang berbeda pulau dari daerah yang
telebih dahulu sudah memiliki pembangkit listrik. Secara potensi sumber daya baik
itu air maupun finansial, banyak daerah tidak mampu untuk menyediakan suatu
pembangkit linstrik skala besar seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Namun, daerah tersebut memiliki potensi untuk menyediakan listrik secara mandiri
dalam skala kecil. Hal ini dijawab oleh konsep Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) yang memungkinkan untuk menghasilkan tenaga listrik
dengan potensi air yang tidak terlalu besar dan biaya yang lebih murah
dibandingkan PLTA pada daerah-daerah terpencil berpotensi.
2015/2016
1.2 Tujuan
Tujuan tugas besar ini adalah memperoleh basic design dan studi kelayakan suatu
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di pulau Wowonii, Sulawesi
Tenggara.
Sebelah Utara
: Pulau Manui
10
Sebelah Barat
: Kecamatan Laonti
Sebelah Timur
: Laut Banda
2015/2016
Luas pulau Wowonii adalah 715 2 dengan jumlah penduduk 28.554 jiwa. Lokasi
pengembangan PLTMH berada pada ketinggian 130 meter dari permukaan laut
dengan beragam kemiringan lahan di sekitar lokasi studi pengembangan PLTMH,
yaitu 10%-30%.
11
2015/2016
12
2015/2016
Metode Aritmatika
=1
Keterangan:
:
besaran atau nilai curah hujan rata-rata bulan ke-. dan tahun ke-
Pi : curah hujan dari stasiun yang diketahui datanya dan berada disekitar DAS
yang ditinjau pada bulan ke-. dan tahun ke-
N : banyak stasiun yang ditinjau
13
2.
2015/2016
Metode ini menerapkan luasan area DAS tinjauan di mana pada DAS tersebut
disebar stasiun pencatat curah hujan. Selajutnya, tiap stasiun curah hujan
dihubungkan membentuk poligon-poligon yang saling berhubungan. Selanjutnya
tiap garis dalam penghubung ditarik garis tegak lurusnya sehingga membentuk
area-area yang mewakili tiap stasiun. Area-area tersebut dihitung dan dicari
distribusinya sesuai curah hujan tiap stasiun. Metode ini umum digunakan untuk
DAS yang sempit. Perumusannya sebagai berikut;
=
1. 1 + 2. 2 + + . 1. 1 + 2. 2 + + .
=
1 + 2 + +
=1 .
=
Keterangan:
: besaran atau nilai curah hujan rata-rata pada bulan ke-. dan tahun ke-
Pi
: curah hujan dari stasiun yang diketahui datanya dan berada disekitar DAS
yang ditinjau pada bulan ke-. dan tahun ke-
14
2015/2016
3. Metode Isohyetal
Seperti metode poligon thiessen, metode ini juga menreapkan luasan area DAS dan
menyebarkan stasiun pencatat surah hujan. Namun, metode ini menerapkan garis
kontur curah hujan yang mewakili tiap curah hujan. Hal ini dilakukan dengan
menghubungkan tiap curah hujan dan membaginya dengan interval tertentu.
Selanjutnya, tiap insterval yang mewakili harga curah hujan tertentu dihubungkan
dan akan didapatkan area tertutup untuk curah hujan tertentu. Pada umunya,
metode ini digunakan untuk luasan area lebih dari 5000 km2.
15
2015/2016
Pada pengerjaan perhitungan curah hujan rata-rata regional kali ini, digunakan dua
buah metode yaitu Metode Aritmatika dan Metode Poligon Thiessen. Selanjutnya,
dalam perhitungan harus diperhitungkan nilai error yang terjadi bila mengunakan
metode tersebut. Hal ini dilakukan karena perhitungan metode ini hanyalah
pendekatan dari area DAS tinjauan. Sedangkan diketahi bahwa bagaimana pun,
hujan bervariasi terhadap waktu dan ruang. Oleh karena itu terdapat error yang
harus dilibatkan. Perhitungan nilai error dapat dirumuskan sebagai berikut;
| 1 | | 2 |
| |
| |
=1
+
+ +
1
2
=
=
Keterangan:
: error hasil perhitungan
: besaran atau nilai curah hujan rata-rata pada bulan ke-.. dan tahun ke-..
16
2015/2016
Ri : curah hujan dari stasiun yang diketahui datanya dan berada disekitar DAS
yang ditinjau pada bulan ke-. dan tahun ke-
n : banyak stasiun tinjauan
Ketiga metoda di atas merupakan metoda yang paling umum untuk menentukan
curah hujan.
Distribusi Normal
Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss. Konsep awal
dari metode distribusi ini adalah menormalkan atau meratakan semua data
mendekati rataan atau normal yang ada. Perumusannya sebagai berikut:
KT =
xT - m
=z
Keterangan:
xT = hujan rencana untuk periode ulang T
THARINA NURSALIKA A - 15012089
17
2015/2016
1/2
0
<
p
0.5
,
w
=
ln
(
)
(1- p) 2
1/2
Atau KT dapat juga ditentukan berdasarkan p seperti pada tabel sebagai berikut
1 ( x - m )2
1
n
f ( x) =
exp2
s 2p
2 s n
dimana:
n = rata-rata untuk y = log x
n = standar deviasi untuk y = log x
Penurunan persamaannya didapat sebagai berikut mendekati bentuk Distribusi
Normal.
THARINA NURSALIKA A - 15012089
18
2015/2016
x -cx/2
m32
4
cm3c
dimana c = -1, a =
, b= 3
f ( x ) = p0 1- e
a
m2
b1
2m 2c
c
log x , dan S
, y = log x =
i
Cs =
= Slog x =
N log xi - log x
( log x - log x)
N -1
( N -1) ( N - 2) ( Slog x )
KT = z + ( z 2 -1) k +
z = w-
1 3
1
z - 6z ) k 2 - ( z 2 -1) k 3 + zk 4 + k 5
(
3
3
untuk
k=
Cs
6
19
1
w = ln 2
p
2015/2016
1/2
( 0 < p 0.5)
w = ln
(1- p) 2
dengan p =1/T
1/2
Harga KT dapat pula dicari melalui pembacaan tabel hubungan antara Cs dan
dan T
20
2015/2016
21
2015/2016
Distribusi Gumbel
xT = x + KT S
K T=
yT - yN
SN
xT = x +
yT - yN
S
SN
T
yT = - ln ln r
Tr -1
dimana:
yT
= reduced variate
yN
= reduced mean
SN
(lihat tabel)
Namun pada perhitungan kali ini, nilai KT akan didapat melalui perhitungan
sebagai berikut,
KT = -
T
6
0.5772 + ln ln r dengan Tr = 1/p dan p = m/n+1 (lihat bagian Debit
p
Tr -1
Andalan)
Berikut ini adalah tabel untuk mencari yN dan SN,
22
2015/2016
2) Debit Andalan
Debit andalan adalah besarnya debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
air dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Dalam perencanaan
proyekproyek penyediaan air terlebih dahulu harus dicari debit andalan
(dependable discharge), yang tujuannya adalah untuk menentukan debit
perencanaan yang diharapkan selalu tersedia di sungai (Soemarto,
1987).Untuk penentuan debit andalan ada 3 metode analisis yang dapat
dipakai, yaitu :
- analisis frekuensi data debit,
- neraca air,
- pengamatan lapangan.
Debit andalan pada umumnya dianalisis sebagai debit rata rata untuk periode
tengah-bulanan. Kemungkinan tak terpenuhi ditetapkan 20% (kering) untuk
menilai tersedianya air berkenaan dengan kebutuhan pengambilan (diversion
requirement). Dalam menghitung debit andalan harus mempertimbangkan air
yang diperlukan di di hilir pengambilan. Namun apabila data hidrologi tidak ada
THARINA NURSALIKA A - 15012089
23
2015/2016
100%
+1
Keterangan:
m = nomor urut data
n = banyak data debit
3) NRECA
Metode ini dikembangkan oleh Norman H. Crawfrod pada tahun 1985 dengan
mengasusmsikan DAS sebagai tampungan yang dapat dibagi menjadi dua
bagian. Pembagian ini dilakukan berdasarkan perbedaan reaksi masing-masing
bagian tersebut terhadap infiltrasi air hujan yang melaluinya, yaitu:
1. Zona Atas, dianggap sebagai tampungan air yang terjadi akibat kapasitas
tanah dalam menahan air sampai tanah tersebut menjadi jenuh. Umumnya
dinyatakan dengan kadar air tanah atau kelengasan tanah (soil moisture).
2. Zona Bawah, dianggap sebagai tampungan air yang terjadi dikarenakan
adanya kapasitas tanah dalam menanhan air pada saat tanah tersebut jenuh
yaitu air tanah.
Tingkat kadar air ditentukan oleh neraca air hujan dan evapotranspirasi actual.
Ketika curah hujan yang terjadi lebih besar dari evapotranspirasi actual, akan
terdapat kelebihan air yang mampu menambah kelengasan tanah sehingga tanah
menjasi jenuh dan akan melimpahkan kelebiha airnya dalam dua bentuk, yaitu
aliran permukaan langsung dan aliran yang mengisi tampungan air tanah.
24
2015/2016
= (1 0.5 ) + 0.5
Keterangan:
EACT
RAIN
K1
25
2015/2016
= 0.5 (1 + 2) ( )
Keterangan:
RECH
Besar kelebihan kelengasan air tanah menjadi limpasan langsung dimana QDIR
= ESM RECH. Dengan demikian, besar tampungan air tanah akan bertambah
sebesar RECH. Pada suatu saat sebagian air akan menjadi aliran dasar dimana
QBASE = (GWOLD + RECH)x KBASE. Dimana GWOLD adalah kandungan
awal air tanah.
3. Menetukan Total Runoff
Total aliran berdasarkan metode NRECA ialah,
QTOT = QDIR+QBASE.
4) Sacramento
Model Scramento adalah salah satu model konseptual yang berupaya
memperhitungkan secara lebih detail pengaruh parameter tanah terhadap
kansungan airnya atau kapasitas tampungan tanah terhadap aliran air permukaan.
Model ini dikembangkan di California, USA. KOnsep dara model ini adalah
menyatakan daerah pengaliran atas beberapa waduk/tampungan yang saling
berhubungan dan mempunyai kapasitas tertentu. Dalam hal ini DAS dibagi dalam
beberapa komponen yang terdiri dari:
1. Zona atas, sistem tanah permukaan catchment
2. Zona bawah, sistem tampungan air tanah,
Perkolasi
Evapotranspirasi
Debit sungai : aliran dari area kedap air, aliran permukaan kedap air, inter
flow, dan base flow
26
2015/2016
Menentukan interflow
Interflow terjadi hanya jika curah hujan melampaui batas laju perkolasi.
ZOna atas dianggap sebagai tampungan linear yang dikuras secara
eksponensial dengan besar sebagai berikut:
=
Keterangan:
2.
UZFWC
UZK
27
2015/2016
Tension water zona bawah merupakan sisa volume air yang diperlukan untuk
kelembaban tanah yang terjadi akibat daya tarik molekul air. Dinyatakan
dalam LZTM.
3.
= perkolasi dasar
LZFOM
LZPK
LZFSM
LZSK
LZFSC
5.
Menghitung evapotranspirasi
6.
28
2015/2016
disebut hujan satuan. Hujan satuan adalah curah hujan yang lamanya sedemikian
rupa sehingga lamanya limpasan permukaan tidak menjadi pendek, meskipun
curah hujan itu menjadi pendek. Periode limpasan dari hujan satuan semuanya
adalah kira-kira sama dan tidak ada sangkut pautnya dengan intensitas hujan.
Suatu hidrograf dapat dibagi menjadi tiga fase run off, yaitu run off permukaan,
interflow, dan base flow. Hydrograph dikenal luas sebagai storm hydrograph atau
flood hydrograph atau hydrograph. Hydrograph mempunyai tiga bagian.
a. Kurva naik AB (rising limb)
b. Bagian puncak BC dengan puncak P
c. Kurva turun (falling limb/depletion curve)
Beberapa metoda yang dapat digunakan dalam perhitungan debit sintetis :
1) HSS Snyder
Snyder beranggapan bahwa karkteristik DAS yang mempunyai pengaruh terhadap
hidrograf satuan sintitek adalah Luas DAS, bentuk DAS, Topografi, Kemiringan
Saluran, Kerapatan sungai dan daya tampung saluran
=
5,5
2 640
=
dimana
C2 : 2,75 (640 untuk SI)
29
2015/2016
1.22
1.08
50 =
2.14
1.08
= 3 +
dimana
W75
: lebar hidrograf satuan bila debit sama dengan 75% debit puncak
W50
: lebar hidrograf satuan bila debit sama dengan 50% debit puncak
2) HSS ITB
Untuk menganalisis hidrograf satuan sintetis pada suatu DAS dengan cara ITB perlu
diketahui beberapa komponen penting pembentuk hidrograf satuan sintetis berikut
Waktu puncak
= + 0,50
Waktu dasar
Untuk DAS kecil (A < 2 km2), menurut SCS harga Tb
dihitung dengan Tb = 8Tp / 3
Untuk DAS berukuran sedang dan besar harga secara teoritis Tb dapat
berharga tak berhingga (sama dengan cara Nakayasu), namun prakteknya Tb
dapat dibatasi sampai lengkung turun mendekati nol, atau dapat juga
menggunakan harga berikut
Tb = (10 s/d 20)*Tp
30
2015/2016
Persamaan lengkung naik dan turun untuk HSS ITB 1 hanya dinyatakan dengan satu
persamaan yang sama, yaitu:
1
() = {2 }
Persamaan lengkung naik dan turun pada HSS ITB 2 dinyatakan dengan dua
persamaan yang berbeda, yaitu :
1.
2.
dimana t = T/Tp dan q = Q/Qp masing-masing adalah waktu dan debit yang telah
dinormalkan sehingga t=T/Tp berharga antara 0 dan 1, sedang q = Q/Qp. berharga
antara 0 dan (atau antara 0 dan 10 jika harga Tb/Tp=10).
Dari definisi hidrograf satuan sintetis dan prinsip konservasi massa, dapat
disimpulkan bahwa volume hujan efektif satu satuan yang jatuh merata di seluruh
DAS (Vdas) harus sama volume hidrograf satuan sintetis (Vhs) dengan waktu
puncak Tp, atau 1000 Adas = Ahss Qp Tp 3600
=
3,6
31
2015/2016
Infiltrasi/perkolasi ke dalam tanah- Air bergerak ke dalam tanah melalui celahcelah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak
akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di
bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali ke sistem
permukaan.
Air Permukaan Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
32
2015/2016
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk
sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran
sungai menuju luat.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),
dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran
Sungai (DAS)
2.2.2 Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah air yang mengalir pada suatu kawasan
yang dibatasi oleh titik-titik sungai tinggi dimana air tersebut berasal dari air
hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah
menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya.
2.3 Hydropower
.Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-hidro (PLTMH), biasa disebut mikro-hidro,
adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai
penggeraknya, misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun alam, dengan cara
memanfaatkan tinggi terjunnya (head, dalam meter) dan jumlah debit airnya
(m3/detik). Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro ( PLTMH ).
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro ( PLTMH ) adalah pembangkit listrik
berskala kecil dengan out put antara 1MW 10 MW yang memanfaatkan aliran air
sebagai sumber tenaga. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak
THARINA NURSALIKA A - 15012089
33
2015/2016
disebut dengan clean energi karena ramah lingkungan. Dari segi teknologi, PLTMH
memiliki konstruksi yang masih sederhana dan mudah dioperasikan serta mudah
dalam perawatan dan penyediaan suku cadang. Dari segi ekonomi, biaya operasi dan
perawatannya relatih murah sedangkan investasinya cukup bersaing dengan
pembangki listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH lebih mudah diterima masyarakat
luas dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya seperti PLTN. Prinsip kerja
PLTMH adalah memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit air per detik yang ada
pada aliran atau sungai. Air yang mengalir melalui intake dan diteruskan oleh
saluran pembawa hingga penstock, akan memutar poros turbin sehingga
menghasilkan energi mekanik. Turbin air akan memutar generator dan menghasilkan
listrik.
34
2015/2016
Penahan Gerusan
Penahan gerusan terbuat dari pasangan batu/beronjong gunanya untuk mencegah erosi
dasar sungai di hilir bendung.
Pintu Gerusan dan Saluran Penguras ( flushing gate and flushing canal )
Pintu penguras dipasang diantara bendung dan intake yang dibutuhkan untuk
mencegah terjadinya endapan didaerah intake. Air yang digunakan untuk mengguras
dialirkan melalui saluran penguras yang kemudian dialirkan kembali ke sungai pada
sisi setelah bendung.
35
2015/2016
Pintu intake
Pintu intake berguna untuk menutup dan membuka saluran intake, menutup saluran
biasanya dilakukan pada saat pemeliharaan atau terjadinya renovasi pada saluran. Atau
pada saat banjir digunakan untuk mengurangi volume air yang masuk ke saluran.
36
2015/2016
berupa pasangan batu kali atau hanya berupa tanah yang digali. Jika saluran
pembawa panjang perlu dilengkapi dengan saluran pelimpah untuk setiap jarak
tertentu karena jika terjadi banjir pada saluran tersebut, maka kelebihan air akan
terbuang melalui saluran pelimpah.
37
2015/2016
Pipa PVC
Pipa PVC dapat disambung dengan soket yang di lem atau dengan sealing karet.
Pipanya harus terlindung dari sinar matahari; yang paling baik adalah dengan cara
ditimbun di dalam tanah (lihat bagian penimbunan untuk detilnya). Apabila tidak
ditimbun, pipa mesti dibungkus dengan material yang bisa melindungi dari sinar
matahari (misalnya dengan dengan plastik dan di ikat dengan kawat).
b.
Pipa Baja
Pipa besi bisa berupa pipa yang dibuat dari lembaran baja atau pipa bikinan pabrik
dengan ukuran sedemikian rupa sehingga mudah untuk diangkut dengan alat
transportasi, mudah dipasang dan mudah disambung. Pipa yang terbuat dari gulungan
lembaran baja biasanya sudah digulung dibengkel, yang kemudian dilas di lokasi
PLTMH. Penyambungan ruas ruas pipa besi dapat dilakukan dengan cara dilas di
lokasi atau dengan flange yang di sambung dengan baut.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendisain dan perawatan pipa pesat
Sambungan muai (Expansion joint) harus di pasang pada pipa pesat yang terbuat dari
besi jika jarak antara dua angkur blok lebih dari 2 meter. Sambungan muai menjaga
pergerakan memanjang pipa yang di sebabkan oleh:
-
perbedaan suhu, terutama pada saat pipa berisi air dan pada saat pipa kosong dan
terkena sinar matahari.
perubahan
gaya
hidrostatik
di
dalam
pipa
yang
cenderung
38
2015/2016
Balok Angkur.
Blok angkur merupakan struktur beton kokoh yang diperlukan untuk menahan gaya yang
terjadi di dalam pipa pesat. Blok angkur di bak penenang (awal pipa pesat) dan di rumah
turbin (yang masuk ke turbin) sangat penting. Tambahan blok angkur juga diperlukan
apabila terjadi perubahan arah pipa (belokan vertikal dan horizontal) dan perubahan
(reduksi) diameter.
39
2015/2016
2.10
Power House
Rumah pembangkit dibangun untuk menampung dan melindungi peralatan turbin dan
generator (dinamo) dari orang yang tidak berkepentingan dan dari kerusakan yang
mungkin timbul akibat cuaca. Di dalam rumah turbin biasanya juga terdapat tempat
untuk swith board, transformer ( jika diperlukan) dan area untuk pekerjaan
pemeliharaan termasuk lemari/rak untuk peralatan dan suku cadang.
Tata letak peralatan-peralatan ini menentukan ukuran dari rumah turbin. Perlu pula
disediakan ruang yang cukup untuk pembongkaran unit turbin-generator di dalam
rumah pembangkit. Area yang di perlukan untuk pekerjaan tersebut sekurangkurangnya satu setengah (1.5) kali dari area unit turbin ketika beroperasi. Pintu
rumah pembangkit harus cukup besar agar komponen terbesar peralatan mekanikal
elektrikal dapat masuk ke dalamnya.
40
2015/2016
2.11
41
2015/2016
Dalam pengerjaan tugas besar, metodologi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Studi Literatur
Mencari dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan proses desain dan studi
kelayakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).
2) Pengumpulan Data
Mengumpulkan data yang berkaitan yang akan digunakan sebagai dasar dalam
melakukan desain dan studi kelayakan PLTMH, seperti data hidrologi (curah hujan,
iklim, debit permukaan), data topografi (topografi daerah sungai dan sekitarnya),
data geoteknik, dan data satuan harga.
3) Analisis Data
Melakukan analisis hidrologi untuk mendapatkan debit andalan dan debit banjir,
setelah itu dilanjutkan desain bangunan hidrolis dan struktural PLTMH, serta
analisis geoteknik untuk memastikan stabilitas lereng dan perkuatan lereng jika
diperlukan. Kemudian, hasil dari desain PLTMH dianalisis kelayakan dari segi
finansial.
42
2015/2016
43
2015/2016
44
2015/2016
Gambar 3. 1 Metodologi
45
2015/2016
3.10
No
Jenis Pekerjaan
1
2
3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
4
5
5
Februari
IV
Maret
I
II
April
III
IV
II
III
Mei
I
IV
46
2015/2016
47
2015/2016
desain PLTMH Lampe Ape digunakan tiga titik pemantauan yang memiliki data
hujan masing-masing.
Curah Hujan Regional
Hujan regional untuk DAS Sungai Lampe Ape menggunakan metode Poligon
Thiessen. Metode ini dipilih karena keberadaan titik pantau yang posisinya beragam
dan tersebar di luar DAS. Metode poligon Thiessen membagi daerah pengaruh dari
masing-masing titik pantau yang datanya digunakan, sehingga masing-masing titik
akan memiliki bobot pengaruhnya terhadap DAS yang ditinjau.
Dari luas pengaruh masing-masing titik pantau, digunakan persamaan untuk
menentukan besarnya hujan regional, berikut persamaan untuk hujan regional.
1
=1
Keterangan :
P
48
2015/2016
Analisis debit rencana dilakukan untuk mendapatkan besarnya nilai debit banjir yang
terjadi pada periode ulang tertentu sesuai dengan desain yang diinginkan. Pada bagian
sebelumnya telah ditentukan curah hujan regional yang merupakan nilai curah hujan
yang telah mempertimbangkan daerah pengaruh masing-masing titik-titik pantau yang
dipilih. Analisis debit banjir menggunakan curah hujan maksimum dari hujan regional
tiap tahunnya, maka didapatkan besarnya curah hujan maksimum tiap tahun sebagai
berikut.
Tabel 4. 1 Curah Hujan Harian Maksimum 10 Tahun
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
96,776
106,435
94,105
87,221
122,432
84,796
125,866
83,362
72,091
105,225
Keterangan :
1
)
49
2015/2016
Dengan menggunakan tabel reduksi Gauss, didapatkan perkiraan debit banjir dengan
metode Gumbell dan Log Pearson sebagai berikut.
Tabel 4. 2 Perhitungan Debit Banjir Metoda Gumbell
Tahun
Peringkat ke-
Rmax
Tr
KT
RT
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
96,776
106,435
94,105
87,221
122,432
84,796
125,866
83,362
72,091
105,225
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
125,865589
122,432324
106,435225
105,224973
96,7757832
94,1047628
87,2211589
84,7955916
83,3621907
72,0908993
0,091
0,182
0,273
0,364
0,455
0,545
0,636
0,727
0,818
0,909
11,000
5,500
3,667
2,750
2,200
1,833
1,571
1,375
1,222
1,100
1,383
0,802
0,442
0,169
-0,060
-0,265
-0,459
-0,654
-0,866
-1,132
121,733
111,698
105,474
100,754
96,799
93,255
89,896
86,523
82,862
78,264
n
Rata-rata
S
10,000
97,831
17,286
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rdata
125,866
122,432
106,435
105,225
96,776
94,105
87,221
84,796
83,362
72,091
Rteori
121,733
111,698
105,474
100,754
96,799
93,255
89,896
86,523
82,862
78,264
Total
Galat
17,081
115,224
0,924
19,987
0,001
0,722
7,155
2,983
0,250
38,105
4,743
Curah Hujan
Peringkat keHarian
96,776
1
106,435
2
94,105
3
87,221
4
122,432
5
84,796
6
125,866
7
83,362
8
72,091
9
105,225
10
Rmax
Log(Rmax)
125,866
122,432
106,435
105,225
96,776
94,105
87,221
84,796
83,362
72,091
Total
Rata-rata
S
n
2,100
2,088
2,027
2,022
1,986
1,974
1,941
1,928
1,921
1,858
19,844
1,984
0,076
10,000
(logRlogRrata)^3
0,002
0,001
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
-0,002
0,000
Cs
KT
logRT
RT
0,091
0,182
0,273
0,364
0,455
0,545
0,636
0,727
0,818
0,909
2,190
1,846
1,612
1,422
1,256
1,256
1,422
1,612
1,846
2,190
1,335
0,908
0,604
0,348
0,114
-0,114
-0,348
-0,604
-0,908
-1,335
0,074
0,074
0,074
0,074
0,074
0,074
0,074
0,074
0,074
0,074
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
1,345
0,906
0,596
0,337
0,102
-0,126
-0,359
-0,612
-0,910
-1,326
2,087
2,054
2,030
2,010
1,992
1,975
1,957
1,938
1,915
1,883
122,216
113,141
107,143
102,375
98,219
94,363
90,574
86,635
82,205
76,416
50
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rdata
125,866
122,432
106,435
105,225
96,776
94,105
87,221
84,796
83,362
72,091
2015/2016
Rteori
122,216
113,141
107,143
102,375
98,219
94,363
90,574
86,635
82,205
76,416
Total
Galat
13,317
86,332
0,502
8,120
2,084
0,067
11,243
3,382
1,339
18,705
4,015
Tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi Log Pearson memiliki nilai galat lebih
kecil dibandingkan dengan distribusi Gumbell. Sehingga distribusi Log Pearson akan
digunakan untuk menganalisa besarnya debit banjir.
Lalu hitung =
1,08
Dengan 1 = 0,75
1,8 < < 2,2
2 = 2,75
0,4 < < 0,6
THARINA NURSALIKA A - 15012089
51
2015/2016
3 = 5,56
0,5 = 2,14
0,75 = 1,22
Tabel 4. 4 Perhitungan Parameter HSS Snyder
Aktual (km)
Panjang Sungai Utama (L)
Jarak Pusat DAS - Outlet (Lc)
Slope
Ct
Ci
Tr
c2
cp
Luas DAS (A)
c3
Time Lag (Tl)
Durasi Hujan Teori (tr)
Durasi Penyesuaian (Tpl)
Debit Puncak/Satuan Luas (qp)
Debit Puncak/Satuan Luas (Qp)
Time Base (Tb)
W75
W50
3,54
0,41
0,05
2,2
0,75
1
2,75
0,6
5,30
5,56
1,845
0,335
1,634
1,010
5,352
5,505
1,207
2,117
Kemudian , tentukan titik saat waktu awal, waktu akhir, debit maksimum, 0,5 debit
maksimum ,dan 0,75 debit maksimum, untuk diplot hasilnya pada grafik.
Tabel 4. 5Perhitungan Debit
t (jam)
0
0.5 + tpl - 1/3(W50)
0.5 + tpl - 1/3(W75)
0.5 + tpl
0.5 + tpl + 2/3(W75)
0.5 + tpl + 2/3(W50)
tb
0.5+tpl = tp
0,000
1,428
1,731
2,134
2,939
3,545
5,505
Q (m3/s)
0
0.5Qp
0.75Qp
Qp
0.75Qp
0.5 Qp
0
0,000
2,676
4,014
5,352
4,014
2,676
0,000
52
2015/2016
6,000
y = 3,3256x - 1,7439
5,000
4,000
y = -1,6628x + 8,9006
y = 4,4101x - 3,6216
y = -2,205x + 10,494
3,000
y = 1,8741x
2,000
y = -1,3654x + 7,517
1,000
0,000
0,000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
-1,000
Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis yang akan digunakan untuk
menentukan debit puncak. Setelah itu, hitung presipitasi efektif (Pef) menggunakan P
dari curah hujan maks rencana untuk 100 tahun dengan metode Log Pearson.
Tabel 4. 6 Perhitungan presipitasi Efektif (Pef)
P(cm/hari)
14,6644741
ET(cm/bulan) 807,401856
ET(4jam)
4,48556587
if
0,42
WS
10,1789082
I(cm/jam)
4,27514145
Pef
5,90376677
100tahun
.
Setelah itu, tentukan debit-debit pada waktu t jam dari hidrograf dengan
menggunakan grafik yang telah diplot. Lalu, plot grafik dari titik-titik yang barusan
ditentukan. Setelah itu, hitung debit banjir puncak untuk periode 100 tahun yang
hasilnya ditampilkan di bawah :
53
2015/2016
Quh (m3/s)
0
0,5
1
1,42804124
1,5
1,73146253
2
2,13382554
2,5
2,93855157
3
3,5
3,54539415
4
4,5
5
5,5
5,50549699
6
6,5
7
7,5
0
0,93705
1,8741
2,67629209
2,99355
4,01432291
4,9073
5,35235023
4,7436
4,01437644
3,879
2,7765
2,6764059
2,0554
1,3727
0,69
0,0073
-0,0002056
0
0
0
0
TOTAL (m3/s)
0
0,92202077
1,84404155
2,63336738
2,94553683
3,9499377
4,82859244
5,26650457
4,66751801
3,94999037
3,81678522
2,73196807
2,63347936
2,0224337
1,35068344
0,67893318
0,00718292
-0,0002023
0
0
0
0
0
0
1,84404155
3,6880831
5,26673477
5,89107367
7,89987539
9,65718489
10,5330091
9,33503601
7,89998075
7,63357043
5,46393614
5,26695873
4,0448674
2,70136688
1,35786636
0,01436583
-0,0004046
0
0
0
0
0
0
1,84404155
3,6880831
5,26673477
5,89107367
7,89987539
9,65718489
10,5330091
9,33503601
7,89998075
7,63357043
5,46393614
5,26695873
4,0448674
2,70136688
1,35786636
0,01436583
-0,0004046
0
0
0
0
0
0
0,92202077
1,84404155
2,63336738
2,94553683
3,9499377
4,82859244
5,26650457
4,66751801
3,94999037
3,81678522
2,73196807
2,63347936
2,0224337
1,35068344
0,67893318
0,00718292
-0,0002023
0
0
0,92202077
3,6880831
8,16549203
12,8223755
16,9517877
21,2529089
25,7691017
28,8076497
28,646628
26,3183065
22,9330373
19,6809763
16,5701138
13,3944776
10,0586468
6,08884986
2,72271334
0,69289443
0,00677834
-0,0002023
0
0,5
1,5
2,5
3,5
4,5
5,5
6,5
7,5
Dari hasil tabel dan grafik, didapatkan debit puncak adalah 28,8 m3/s.
THARINA NURSALIKA A - 15012089
54
2015/2016
4,5000
3,5000
2,5000
1,5000
0,5000
-0,5000
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
Adapun untuk debit pemeliharaan (maintenance flow) yang merupakan aliran yang
harus selalu ada dan mengalir di sungai Lampe Ape. Debit ini ditentukan berdasarkan
debit aliran rata-rata dari FDC. Besarnya debit pemeliharaan, yaitu sebesar 5% dari
debit aliran rata-rata.
: Daya (watt)
55
: efisiensi
: percepatan gravitasi
: debit aliran
: tinggi jatuh
2015/2016
Turbin yang digunakan dalam perencanaan adalah turbin francis, sesuai dengan tabel
berikut.
Potensi daya dihitung untuk kondisi dimana digunakan satu turbin dengan nilai tinggi
jatuh 62 meter.
= 90% 1000
0,3064 3 65 = 148973,7
9,8
3
2
= 148,974
Daya yang dapat dihasilkan oleh generator pada PLTMH Lampe Ape dengan efisiensi
80% adalah sebesar = 126,63 .
56
2015/2016
57
2015/2016
Untuk menentukan tinggi mercu suatu bendung, perlu memperhatikan tinggi muka
air yang dibutuhkan pada saluran intake dan kebutuhan air di areal irigasi. Dalam
menghitung elevasi mercu bendung kali jali dapat dilakukan dengan penjumlahan
beberapa elevasi yang telah diketahui dan perkiraan kehilangan tinggi muka air
selama perjalanan ke arela persawahan di saluran.
Data-data yang telah diperoleh adalah :
a. Elevasi sawah tertinggi
b. Tinggi muka air di sawah
c. Kehilangan tekanan dari tertier ke sawah
d. Kehilangan tekanan dari sekunder ke saluran tertier
e. Kehilangan tekanan dari primer ke saluran sekunder
f. Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer
g. Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran
h. Kehilangan tekanan di alat ukur
i. Persediaan tekanan karena eksploitasi
j. Persediaan untuk bangunan-bangunan lain
Data-data yang telah diperoleh di atas seperti data kehilangan tinggi muka air
di saluran merupakan data standar dalam penentuan kehilangan tinggi muka air di
saluran (dapat dilihat dalam buku Standar Perencanaan Irigasi yang diterbitkan
oleh Dirjen PU Pengairan)
Berikut ini adalah perhitungan tinggi mercu bendung,
a. Elevasi sawah tertinggi = +2.55
b. Tinggi muka air di sawah = 0.10 m
c. Kehilangan tekanan dari tertier ke sawah = 0.10 m
d. Kehilangan tekanan dari sekunder ke saluran tertier = 0.10 m
e. Kehilangan tekanan dari primer ke saluran sekunder = 0.10 m
THARINA NURSALIKA A - 15012089
58
2015/2016
5.1.2
Tinggi Bendung
b.
Menentukan elevasi sawah tertinggi, kemiringan dasar sungai rata-rata (S), lebar
sungai rata-rata (b), serta talud (1:m)
c.
d.
Menghitung luas penampang basah (A) dengan nilai saluran yang diambil pada
langkah (b) dan lebar dasar pada langkah (a).
e.
f.
59
2015/2016
g.
Bila debit yang diperoleh tidak sama dengan Qbankfull langkah a-g dengan mengganti
nilai h hingga konvergen.
h.
i.
j.
5.1.3
Lebar Bendung
Lebar bendung adalah panjang bentangan bendung antara dua tembok sisi dari
bendung. Perencanaan lebar bendung dipengaruhi kondisi topografi setempat.
60
2015/2016
Penentuan lebar bendung didasarkan pada elevasi tinggi bendung dan elevasi tanah
setempat serta bentuk palung sungai.
Pada perencanaan lebar bendung pada tugas ini, lebar bendung sama dengan lebar
sungai pada elevasi bendung yang telah direncanakan. Dari hasil perhitungan di
peta lokasi diperoleh lebar sungai adalah 13 m, tetapi agar tidak mengganggu
aliran sungai setelah ada bendung, paling ideal, lebar bendung adalah sama
dengan lebar normal sungai. Apabila hal ini menyebabkan tinggi muka air di atas
bendung menjadi tinggi sekali, maka diperkenankan mengambil lebar bendung
sampai 1,2 lebar sungai. Jadi lebar bendung = 1,2*13 m = 15,6 m
5.1.4
Berikut adalah rekapitulasi perhitungan elevasi muka air pada sungai Lampe
Ape.
Rekapitulasi Data
El. Dasar Sungai Hulu
El. MAN
El. MAB
TMA Hulu Tepat di Atas
Mercu
El. Energi Hulu Tepat di
atas Mercu
El. Dasar Sungai Hilir
TMA Hilir
El. Energi Hilir
5.1.5
164,864
166,500
167,482
167,323
167,323
160,244
160,479
164,715
Peredam Energi
61
28,808
1,971
0,734
Beda energi
2,607
del(H)/hc
Rmin/hc
Tmin/hc
Rmin
Tmin
R pakai
3,551
2
2,583
1,469
1,896
5,700
T pakai
1,904
8,061
2015/2016
m3/s
m
m
m, (Da ri EL.
TMA Tepa t di
Ata s Mercu ke
El . Energi Hi l i r
m
m
m
m, lebih
besar dri
Tmin, OK
m
158,575
Kondisi Normal
Tabel 5. 1 Gaya-Gaya yang Bekerja
Jenis Gaya
Berat Bendung
Gempa
Hidrodtatis Hulu
Berat Air
Lateral Tanah Aktif
Lateral Tanah Pasif
Uplift
Total Gaya Vertikal
Gaya, kN/m
Lengan
Vertikal
Horizontal
Gaya,m
178,339
7,810
17,097
3,130
13,382
5,165
0,049
12,120
75,716
0,800
674,470
0,800
97,844
Total Gaya Momen
80,544
Momen kNm/m
Tahan
Guling
1392,825
53,514
69,115
0,589
60,573
539,576
765,139
1932,991
948,341
62
2015/2016
63
2015/2016
Kondisi Banjir
Tabel 5. 3 Gaya-Gaya yang Bekerja
Berat Bendung
Gempa
Hidrodtatis Hulu 1
Hidrodtatis Hulu 2
Hidrodtatis Hilir
Berat Air
Lateral Tanah Aktif
Lateral Tanah Pasif
Uplift
Total Gaya Vertikal
Vertikal
178,339
4,935
118,817
64,456
Horizontal
8,000
17,097
3,130
16,064
5,438
0,667
5,165
0,275
4,038
7,030
90,445
0,800
677,989
0,800
Total Gaya Momen
Tahan
1426,710
Guling
53,514
87,355
3,445
1,111
34,690
72,356
542,391
2004,902
929,150
1145,819
64
2015/2016
65
2015/2016
66
2015/2016
Nilai
1,56
BP2 (m)
4,033
4
1
3
1,3
v
Kebutuhan Underslice
Tidak Butuh
Tinggi Slice
Panjang Underslice
Elevasi Lantai Lubang
Elevasi Pelat
1
10
164,864
165,864
Keterangan
pendeka tan l eba r bendung
pendeka tan l eba r pi ntu
penga mbi l a n
4,033
a s ums i
m a s ums i
m
Bentang <20m butuh
underslice
m asumsi
m asumsi
Q
b/h
m
K
v
w
A
h
b
A'
V'
P
R
i
67
2015/2016
Q
Miu
h
1,000
k
Beda Ketinggian pada hulu dan
hilir, z
d
Tebal Bukaan, n
Tinggi Bukaan, a
t
Lebar Total Bukaan Intake, b
Q'
Selisih
Lebar Pintu Pengambilan
Jumlah Pintu
Lebar Pilar Penyangga Pintu
Lebar Total Bangunan Intake
Untuk
penyederha a n,
ba gi bendung
ya ng memi l i ki
Unders l i ce,
el eva s i l a ntai
i ntake s a ma
denga n el eva s i
pel a t unders l i ce
asumsi
0,3
m asumsi
0,200
0,050
0,539
0,1
8,066
0,832
0,000
2,5
4
0,5
8,566
m asumsi
m asumsi
m
m
m
m3/s
m3/s
m
m
m
= 5 105 3 /3
Waktu pengendapan,
= 30
Volumen sedimen yang terendap,
= = 0,306421 5 105 30 (24 3600 )
= 39,7121 3 = 403
68
2015/2016
0,306421
=
= 4,856 2
0.075
Dimensi kantong mengikuti ketentuan > 8 , untuk mencegah agar aliran tidak
meander di dalam kantong. Lalu, B minimum dihitung,
31.429
=
= 0,8
8
B kantong lumpur diambil 0,8 m. Maka, didapatkan nilai L = 8B = 5,8 m.
2
1
1
1
1
2
3 2 =
(
)3 0.0012
0.013
+ 2
69
2015/2016
Kemudian,
=
Sehingga dengan kedua persamaan di atas, didapat lebar saluran 1,2 m dan tinggi
saluran 0,1 m (sudah termasuk freeboard). Panjang saluran 273 m.
= 0.54 2
Keterangan,
Berikut perhitungannya ;
= 3 1.2 = 3.6
= 2 3.6 = 7.2
=
= 2,46
2
3,14 0,25
4
4 0,306421
=
=
= 0.3985
2.46
= 0.54 2.46 0.39850.5 = 0.84
70
2015/2016
Kemudian, agar sedimen halus tidak langsung masuk ke dalam pipa maka elevasi bak
penenang akan diturunkan 0.8 m dari pipa pesat. Untuk memudahkan pembersihan
endapan pada kolam penenang dibuat kemiringan ke arah hilir.
+ 20
0,4 + 20
=
= 0,051
400
400
( )2/3 0,5
Kemudian Q = V x A. Dengan cara trial and error, dapat diketahui kedalaman air, h =
1,635 m
71
2015/2016
unit
m3
m3
m3
72
2015/2016
Saluran Pembilas
unit
kuantitas harga
total
m3
94.91
150,000.00
14,236,560.00
m3
56.95 1,000,000.00
56,946,240.00
buah
1.00 6,000,000.00
6,000,000.00
TOTAL
77,182,800.00
Forebay
pekerjaan
unit
kuantitas harga
total
Galian dan Timbunan
m3
25.92
150,000.00
3,888,000.00
Pekerjaan Pasangan Batu m3
12.96 1,000,000.00
12,960,000.00
Trashrack
buah
1.00 3,500,000.00
3,500,000.00
Pintu
buah
1.00 6,000,000.00
6,000,000.00
TOTAL
26,348,000.00
Spillway
pekerjaan
unit
kuantitas harga
total
Galian dan Timbunan
m3
37.70
150,000.00
5,654,866.78
Pekerjaan Pasangan Batu m3
22.62 1,000,000.00
22,619,467.11
TOTAL
28,274,333.88
Power House
pekerjaan
unit
kuantitas harga
total
Galian dan Timbunan
m3
36.00
150,000.00
5,400,000.00
Pekerjaan Beton
m3
7.20 6,400,000.00
46,080,000.00
Pekerjaan Lantai
m2
12.00
100,000.00
1,200,000.00
Pekerjaan Atap
m2
24.00
100,000.00
2,400,000.00
Pekerjaan Dinding
m2
42.00
100,000.00
4,200,000.00
Pekerjaan Pondasi
m3
18.00 1,800,000.00
32,400,000.00
TOTAL
91,680,000.00
Tailrace
Pekerjaan
unit
kuantitas harga
total
Galian dan Timbunan
m3
320.787
150,000.00
48,118,050.00
Pekerjaan Pasnagan Batu m3
128.3148 1,000,000.00 128,314,800.00
TOTAL
176,432,850.00
pekerjaan
Galian dan Timbunan
Pekerjaan Pasangan Batu
Pintu Pembilas
Total biaya konstruksi yang diperlukan adalah sebagai berikut Rp. 5,541,753,683.88. Jika
biaya pembebasan lahan dan tahapan awal pekerjaan ditambahkan maka total pembangunan
PLTMH tersebut adalah Rp. 7,831,405,285.00.
73
2015/2016
Untuk menghitung total pembangunan proyek PLTMH maka akan digunakan data adan
asumsi awal sebagai berikut :
Tabel 6. 2 Asumsi Umum dan Perhitungan Analisis Investasi
I. ASUMSI UMUM
Turbin
Efisiensi operasi
Gravitasi (m/s2)
1 hari (jam)
1 tahun (hari)
1.1
1.2
1.2
2.1
Finansial
Tarif listrik dari PLN (/kWh)
Nilai tukar uang
Tarif listrik (IDR/kWh)
Tarif Listrik tahun 2037 (IDR/kWh)
Tarif Listrik per tahun (IDR/kWh)
Inflasi
MARR
Pajak Penghasilan (per tahun)
Perawatan turbin (per tahun)
Kenaikan biaya O&M (per tahun)
Proyek
Umur ekonomis (tahun)
Masa konstruksi (tahun)
CSR
II. DAYA LISTRIK
Daya yang dijual (kWh/tahun)
Waktu operasi (jam/tahun)
Efisiensi operasi
Daya (kWh)
0.90
9.81
24.00
365.25
1317
1.00
1,317.00
50,490.62
2,458.68
0.08
0.12
0.07
0.02
0.02
20.00
2.00
0.02
999,016.35
8,766.00
0.90
126.63
74
2015/2016
III. INVESTASI
Pra-Konstruksi
Studi Investigasi dan Desain
Harga Pembebasan Lahan/m2
Luas Lahan Perlu Pembebasan (m2)
Pembebasan Lahan
Persiapan
1,516,160,000.00
15,000,000.00
150,000.00
10,000.00
1,500,000,000.00
1,000,000.00
3.2.3
Pekerjaan Struktural
Pekerjaan Beton
Harga Beton K300/m3
Intake
Bendung
Sandtrap
Saluran Pembawa
Bak Penenang
Penstock
Tail race
Peralatan Instalasi/ Utilities
Pekerjaan Baja
Asesoris Bendung
Pintu Intake
Asesoris Headpond
Struktur Power House
Tukang
5,537,999,350.00
5,421,999,350.00
685,000.00
77,182,800.00
2,271,020,700.00
14,320,000.00
115,970,000.00
26,348,000.00
2,740,525,000.00
176,432,850.00
200,000.00
800,000.00
200,000.00
200,000.00
200,000.00
200,000.00
115,200,000.00
3.4
Jaringan Transmisi
3.5
65,300,000.00
300,000.00
65,000,000.00
Total
Biaya Tak Terduga
Total Investasi (di awal)
Perawatan turbin per tahun
7,119,459,350.00
711,945,935.00
7,831,405,285.00
1,306,000.00
V. PEMASUKAN
Annual Reveneu (IDR/tahun)
Listrik yang dijual (kWh/tahun)
Tarif listrik (IDR/kWh)
1,315,704,532.81
999,016.35
1,317.00
3.1
3.2
3.2.1
3.2.2
5.1
75
2015/2016
Tahun
2017
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
6,935,707,562.31
6,077,985,443.67
5,242,367,555.63
4,430,780,092.82
3,644,938,275.93
2,886,690,249.26
2,158,020,292.55
1,461,059,089.74
798,094,640.88
171,583,994.73
415,834,138.34
961,325,826.89
1,461,847,340.86
1,914,129,479.35
2,314,660,720.77
2,659,669,106.89
2,945,102,764.86
3,166,608,964.44
3,319,511,599.80
3,398,786,976.80
minus
minus
minus
minus
minus
minus
minus
minus
minus
minus
plus
plus
plus
plus
plus
plus
plus
plus
plus
plus
0.12
2,613,457,398.63
0.05
10,026,957,376.60
1.28
10.00
NO
OK
Berdasarkan analisis kelayakan finansial yang sudah dilakukan maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Benefit Cost Ratio pada proyek Pembangunan PLTMH adalah 1.28 > 1 sehingga
dapat dikatakan layak untuk dibangun.
2. Internal Rate of Return dari proyek PLTMH sebesar 5%.
3. Payback Period atau pengembalian dari proyek tersebut adalah 10 tahun.
Dengan demikian, proyek pembangunan PLTMH pada tugas besar ini dapat dikatakan layak
untuk dibangun.
76
2015/2016
Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan pada tugas besar ini maka didapatkan
kesimpulan bahwa :
1. Proyek Pembangunan PLTMH Sungai Lampe Ape layak dibangun dari aspek
teknis sesuai dengan hasil diatas karena memenuhi standar teknis yang berlaku.
2. Hasil desain pada proyek pembangunan PLTMH Lampe Ape ini adalah :
Debit andalan yang digunakan adalah debit andalan 90% (90 ), yaitu sebesar
0,30642 m3/s
3. Proyek Pembangunan PLTMH Sungai Lampe Ape layak dari aspek finansial
karena memenuhi standar kelayakan finansial dibawah ini :
Benefit Cost Ratio pada proyek Pembangunan PLTMH adalah 1.28 > 1
sehingga dapat dikatakan layak untuk dibangun.
77
2015/2016
LAMPIRAN
78