Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik
a) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam
model regresi tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik
adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data
b) Uji multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel
independen dalam model regresi (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya bebas dari
multikolonieritas. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolonieritas yaitu (a) Nilai R square (R 2)
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara
individual tidak terikat, (b) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (lebih dari 0,09), maka merupakan
indikasi adanya multikolonieritas, (c) Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF),
suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai tolerance
kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10 (Ghozali, 2006).
c) Uji heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi (Ghozali, 2006). Model
regresi yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda
(heteroskedastisitas). Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik
menyebar secara acak (tanpa pola yang jelas) serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Selain menggunakan grafik scatterplots, uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan Uji Glejser. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka model regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas.
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda ada
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-
1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem autokorelasi (Ghozali,
2006). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari Autokorelasi. Autokorelasi pada
sebagian besar ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series atau berdasarkan waktu
berkala seperti bulanan, tahunan dan seterusnya. Deteksi adanya Autokorelasi dilakukan dengan
uji Durbin Watson, dimana telah disusunun interval statistik D-W yang menunjukkan keberadaan
Autokorelasi sebagai interval nilai statistik d-Durbin Watson seperti tampak pada Tabel 3.2.
TABEL 3.2
INTERVAL NILAI STATISTIK D-DURBIN WATSON
Nilai DW Keterangan
4-d1<DW<4 Ada autokorelasi negatif
4-d1<DW<4-d1 Tidak berkesimpulan
2<DW<4 - du Tidak ada autokorelasi
du<DW<2 Tidak ada autokorelasi
d1<DW<du Tidak berkesimpulan
0<DW<d1<DW<d1 Ada autokorelasi positif
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit,
yaitu diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t (Ghozali, 2006).
a. Koefisien Determinasi
dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti
Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka
model ini, maka kesalahan penganggu diusahakan minimum sehingga R 2 mendekati 1, sehingga
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model
memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Apabila nilai probabilitas
signifikansi < 0.05, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen. Hasil uji statistik F diketahui dari tabel analisis varians (ANOVA). Untuk menguji
kebenaran koefisien regresi secara keseluruhan, nilai F hitung dibandingkan dengan tingkat
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual
dalam menerangkan variasi variabel terikat. Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka
suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
H2: 2 0 artinya..
H3: 2 0 artinya ..
4) Kesimpulan
perusahaan.....