Statistika
Statistika
Statistika
PENGUKURAN
INSTRUMEN PENELITIAN
UJI
UJI VALIDITAS
RELIABILITAS
UJI VALIDITAS
UJI VALIDITAS
UJI RELIABILITAS
PENGUJIAN DATA
UJI ASUMSI KLASIK
UJI NORMALITAS
1. Pengertian Uji Normalitas
Menambah Data
Observasi
Melakukan
Transformasi Data
Melakukan trimming
Data outliers
UJI HETEROSKEDASTISITAS
2. Pengertian Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah model yang tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat
menggunakan uji Glejser.
Dasar pengambilan keputusan pada uji ini
adalah jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka dapat
disimpulkan tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas, namun sebaliknya jika nilai
signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan
terjadi masalah heteroskedastisitas.
UJI MULTIKOLINIEARITAS
3. Pengertian Uji Multikoliniearitas
Multikolinearitas adalah hubungan linier antar variabel
bebas. Ghozali (2017:71) menyatakan bahwa uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat korelasi yang tinggi atau
sempurna antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak ada korelasi diantara variabel.
Bila ada korelasi yang tinggi diantara variabel bebasnya,
maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat menjadi terganggu.
Untuk mendeteksi adanya gejala multikolonieritas dalam
model penelitian dapat dilihat dari nilai toleransi
(tolerance value) atau nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Batas tolerance > 0,10 dan batas VIF < 10,00, sehingga
dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas
diantara variabel bebas.
UJI AUTOKORELASI
4. Pengertian Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu
periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa
analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data
observasi sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi. Untuk mengetahuinya dengan cara
membandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin Watson:
1. Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data tersebut terdapat
autokorelasi.
2. 2. Jika dU < D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tersebut tidak terdapat
autokorelasi.
3. 3. Tidak ada kesimpulan jika: dL ≤ D-W≤ dU atau 4 – dU ≤ D-W≤ 4 – dL
REGRESI LINIER BERGANDA
Pengertian Regresi Linier Berganda
Adapun pengertian analisis regresi linear berganda menurut Narimawati dalam (Maramis
dkk, 2019) adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti
pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala
intervalnya. Adapun rumus yang digunakan Sugiyono dalam (Chamidah, 2019).
Y' = a+ β1.X1+ β2.X2+ β3.X3+ e
Keterangan:
Y’ : Variabel Dependen
ß : Koefisien
X : Variabel Independen
e : Error
UJI HIPOTESIS
UJI F (Simultan)
Menurut Slamet dalam Chamidah (2019) uji F digunakan untuk menguji tingkat
signifikan dari pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
1. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2. Jika Fhitung < Ftabel maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
UJI HIPOTESIS
UJI T (Parsial)
Menurut Sugiyono dalam Hidayatullah dkk. (2021) uji T digunakan untuk menguji
sendiri-sendiri atau parsial secara signifikan hubungan antara variabel dindepen
(Variabel X) dengan variabel dependen (Variabel Y).
1. Jika Thitung ≥ Ttabel maka variabel independen mempunyai keeratan hubungan yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika Jika Thitung < Ttabel maka variabel independen tidak mempunyai keeratan hubungan
yang signifikan terhadap variabel dependen.
UJI HIPOTESIS
KOEFISIEN DETERMINASI (R2)
1. UJI VALIDITAS
2. UJI RELIABELITAS
UJI VALIDITAS
LANGKAH-LANGKAH UJI VALID
1. Buka Aplikasi SPSS
UJI VALIDITAS
LANGKAH-LANGKAH UJI VALID
2. Copy dan pastekan
data yang terlebih
dahulu diketik pada
excel
DATA EXCEL
UJI VALIDITAS
LANGKAH-LANGKAH UJI VALID
BEFORE
UJI VALIDITAS
LANGKAH-LANGKAH UJI VALID
AFTER
LANJUTAN
UJI VALIDITAS
LANGKAH-LANGKAH UJI VALID
4. untuk uji validitas, klik menu analyze => correlate => bivariate
Akan keluar jendela Bivariate correlation
UJI VALIDITAS
LANGKAH-LANGKAH UJI VALID
5. Blok semua item dan masukan ke dalam kolom sebelah kanan,
centang pada
BEFORE
UJI VALIDITAS
LANGKAH-LANGKAH UJI VALID
AFTER
UJI VALIDITAS
LANGKAH-LANGKAH UJI VALID
6. Hasilnya outputnya sebagai berikut
INTERPRETASI UJI VALIDITAS
Dasar pengambilan keputusan dalam validitas ini, apakah nilai r hitung yang dihasilkan oleh SPSS lebih
besar dari nilai r table dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05, maka dinyatakan valid.
Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows dengan kriteria
berikut :
1. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Catatan :
BEFORE
UJI RELIABEL
LANGKAH-LANGKAH UJI RELIABEL
1. Selanjutnya uji reliabilitas, klik analyze => scale => Reliability test
AFTER
kemudian klik OK
UJI RELIABEL
LANGKAH-LANGKAH UJI RELIABEL
2. Berikut merupakan outputnya
INTERPRETASI UJI RELIABEL
Dari hasil uji reliabilitas, yang dilihat adalah nilai cronbach's alpha
Nilai cronbach's alpha yang kita peroleh sebesar 0,784, artinya
kuesioner yang kita buat sudah reliabel karena lebih besar dari nilai
0,60
OLAH DATA
DATA EXCEL
SETELAH INPUT SPSS
3. Klik variable view
untuk menamai varibel
BEFORE
LANJUTAN
LANJUTAN
4. untuk uji asumsi klasik
dan regresi linier berganda
Uji Normalitas (Kolmogrof)
Uji Normalitas (Kolmogrof)
Output dari uji asumsi klasik dan regresi linier berganda
TERIMA KASIH