Tugas Kelompok
Tugas Kelompok
Tugas Kelompok
KELOMPOK II :
MUTMAINNAH (1571040018)
FAKULTAS PSIKOLOGI
2016
Biografi Hans Eysenck
Hans eysenck menyusun model multilevel dari perilaku yang berkisan antara
genetic hingga psikologi social. Hasil pekerjaan eysenck luas dan complete. Point
utama dari ide Eysenck :
Salah satu area utama penelitian Eysenck, deskripsi tipe kepribadian, dimulai
dengan usahanya secara empiris untuk menilai terlebih dahulu model tipologi
kepribadian.
Dua dokter Yunani kuno, Hippocrates dan Claudius Galen menyusun teori
temperamen kepribadian dan perilaku manusia. Gagasan sistematis Galen
sebelumnya dari tipe kepribadian menjadi tipologi yang koheren. kepribadian Galen
terkait dengan empat cairan tubuh atau cairan: darah, empedu hitam, empedu kuning,
dan lender. Dia berteori bahwa kelebihan salah satu dari empat cairan (cairan tubuh)
menentukan temperamen emosional. Sebuah temperamen optimis (hangat yang hati,
periang, optimis, mudah bergaul) terlihat disebabkan oleh kelebihan darah; cairan
empedu hitam yang berlebihan akan menghasilkan temperamen melankolis (sedih,
tertekan, cemas); empedu kuning menghasilkan temperamen mudah tersinggung
(cepat untuk bertindak, marah, tegas); dan yang terakhir, kelebihan cairan lendir akan
menghasilkan temperamen yang apatis (lambat untuk bertindak, lesu, tenang).
Personality structure
1. Hirarki tertinggi: tipe, kumpulan dari trait yang mewadahi kombinasi trait
dalam suatu dimensi yang luas.
Eysenck menemukan 3 dimensi tipe:
a. Ekstraversi (E)
b. Neurotisme (N)
c. Psikotisme (P)
2. Hirarki kedua: trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, kumpulan respon
yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah
disposisi kepribadian yang penting dan permanen.
3. Hirarki ketiga: kebiasaan tingkahlaku atau berfikir, kumpulan respon spesifik,
tingkahlaku/fikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang
mirip.
4. Hirarki terendah: respon spesifik, tingkahlaku yang secara actual yang dapat
diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Personality Dimensions
Eysenck menemukan tiga dimensi tipe kepribadian, yakni Ekstraversi (E),
Neurotisme (N), dan dan Psikotisme (P). Neurotisme dan psikotisme bukan merupaka
sifat patologis, walaupun individu yang mengalami gangguan akan memperoleh skor
yang ekstrem. Ketiga dimensi ini merupakan bagian normal dari struktur kepribadian.
Semuanya bersifat bipolar, ekstraversi-introversi, neurotisme-stabilita, dan
psikotosme-superego.
1. Ekstraversi (E)
Konsep Eysenck mengenai ekstraversi dan introversi lebih dekat
dengan pemakaian istilah secara popular. Ekstraversi dicirikan oleh perasaan
social, rasa humor, kegairahan hidup, kepekaan terhadap hal-hal yang lucu,
optimism, dan sifat-sifat lain yang mengindikasikan penghargaan terhadap
sesamanya. Sedangkan pribadi introvert dilukiskan sebagai ketenangan,
kepasifan, tidak berjiwa social, berhati-hati, penuh pemeliharaan, berfikir
mendalam, pesimistik, kedamaian, kelembutan dan control diri. (Feist and
Feist, 2008)
Eysenck yakin bahwa penyebab utama perbedaan antara ekstraversi
dan introversi adalah tingkat keterangsangan kotreks (CAL = Cortical
Arousal Level), kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan.
CAL adalah gambaran bagaimana korteks mereaksi stimulus indrawi. CAL
dengan tingkat yang rendah artinya korteks tidak peka, reaksinya lemah.
Sebaliknya, CAL yang tinggi akan lebih mudah berekasi. Orang yang
ekstravers memiliki CAL yang rendah, sehingga banyak membutuhkan
banyak rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya. Sedangkan
introvers memiliki CAL yang tinggi sehingga hanya membutuhkan sedikit
rangsangan untuk mengaktifkan korteksnya. Perbedaan paling mendasar
antara ekstraversi dan introversi bukan terletak pada perilaku, melainkan
pada sifat dasar biologis dan genetiknya. (alwisol, 2009)
2. Neurotisme
Eysenck menunjukkan beberapa penelitian yang menemukan bukti
dasar genetic dari trait neurotic, seperti gangguan kecemasan, hysteria, dan
obsesif-kompulsif. Orang dengan skor neurotic yang tinggi sering
mempunyai kecenderungan reaksi emosional yang berlebihan dan sulit
kembali normal setelah emosinya meningkat.
Eyesenck membagi orang-orang yang mempunyai skor tinggi dalam
neurotisme ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok
yang tak dapat menyesuaikan diri berdasarkan pada gejala yang
berhubungan dengan skor tinggi dari kecemasan: kecenderungan obsesif,
sakit kepala, tremor, dan mudah tersinggung. Kelompok kedua adalah
individu cenderung memiliki gejala yang agak berbeda dengan karakteristik
gangguan histeris: gejala fisik tanpa dasar, energi sedikit, kepentingan
sempit, hipokondriasis, riwayat kerja yang buruk, dan kesulitan
seksual(Monte & Sollod, 2003).
3. Psikotisme
Skor P adalah factor yang bersifat bipolar, dimana psikotisme di satu
kutub dan superego berada di kutub yang lainnya. Skor P yang tinggi
seringkali membentuk egosentrisme, dingin, tidak besahabat, implusif,
kejam, agresif, penuh curiga dan antisosial. Seseorang yang memiliki skor P
yang rendah cenderung altruistic, berjiwa social, empatik, penuh perhatian,
koopertif, bersahabat, dan konvensional. (Feist and Feist, 2008)
Orang skor dimensi P yang tinggi belum tentu seorang psikotik atau
skizofrenik, meskipun seorang skizofrenik akan diharapkan memiliki skor P
yang tinggi. Psikotisme yang tinggi tidak bergantung pada taraf seseorang
mengenai introversion dan ektroversion, sebagaiman diukur oleh EPQ.
Beberapa neurotic secara kebetulan mungkin memiliki skor P yang tinggi
tetapi tidak ada korelasi antara kedua trait tersebut. (Monte dan Sollod,
2003)
Skor P seseorang harus di interpretasi dalam dimensi Eysenck yang
lainnya. Setiap P skor yang tinggi memiliki arti yang sangat berbeda bila
diwujudkan dalam tinggi dan rendah-nya kepribadian introvert, dan makna
lebih bervariasi bila dikaitkan dengan inteligensi atau tinggi rendahnya
neurotic.
PSIKOTISME
EKSTOVERSI NEUROTISMEE
ARAS adalah sebuat serabut pada jaringan yang berasal dari saraf tulang
belakang ke thalamus otak pada level di bawah korteks. ARAS dan korteks bekerja
secara timbal balik untuk selanjutnya meningkatkan input pertahanan atau untuk
mencegah aktivasinya. Pada 1930an ditemukan bahwa potongan pada batang otak
bagian tengah kucing dapat berpengaruh terhadap pola tidur kucing yang disebut
electroencephalograph (EEG). Kucing dengan keadaan normal dapat dirancang
dengan cara-cara yang sederhana sedangkan kucing dengan potongan melintang pada
batang otaknya hanya dapat distimulus dalam jangka pendek.
Pada tahun 1949, peneliti melakukan stimulasi secara elektrik untuk melihat
efek ARAS terhadap dorongan kortikal. Hasil dari penelitian ini ialah ARAS dapat
membangkitkan dorongan kortikal serta terlibat dalam keadaan penuh perhatian dan
konsentrasi. Penelitian selanjutnya mengindikasikan bahwa ARAS juga bertanggung
jawab untuk efisiensi kortikal.
Fungsi lain dari ARAS adalah untuk mencegah efek pada korteks. Eysenck
menemukan bahwa penyebab psikologikal dari rangsangan dan pencegahan yang
selanjutnya menjadi dasar introversi dan ekstroversi dalam ARAS.
Personality Formation
Assesment of Personality
DAFTAR PUSTAKA
Feist, J & Feist, G.J. (2008). Theory of personality edisi ke enam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Monte, C.F., & Sollod, R.N. 2003. Beneath the Mask An Introduction to Theories of
Personality. 7th Ed. USA: John Wiley & Sons, Inc.