Case - Skizofrenia
Case - Skizofrenia
Case - Skizofrenia
Pembimbing:
Dr. Imelda Indriyani Sp.KJ
1
Status Psikiatri
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Tn. AE
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 17/02/1974
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak ada pekerjaan
Bangsa/Suku : Indonesia/Melayu
Agama : Islam
Alamat : Kalisari
Dokter yang Merawat : dr. Imelda Indriyani, Sp.KJ
Tanggal Masuk RSKO : 20 Februari 2017
Ruang Perawatan : Medical Physical Examination (MPE)
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Diantar keluarga (Ibu)
2
Tanggal 22 Februari 2017, pukul 11.30, di Ruang MPE
Tanggal 23 Februari 2017, pukul 11.00, di Ruang MPE
Tanggal 24 Februari 2017, pukul 11.00, di Ruang MPE
Tanggal 27 Februari 2017, pukul 11.30, di Ruang MPE
Tanggal 28 Februari 2017, pukul 10.00, di Ruang MPE
Alloanamnesis
Tidak dilakukan
A. Keluhan Utama
Pasien datang dibawa keluarganya dengan keluhan pikirannya dapat dibaca oleh
orang lain sejak 6 bulan SMRS
3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pada tahun 2000 dia diberikan obat penenang oleh ayahnya karena pasien
mengeluh susah tidur, pasien mengaku tidak ada pemicu yang membuatnya
susah tidur. Namun selanjutnya pasien mengaku mendapatkan obat ini dari
seorang dokter.
Kurang lebih 1 tahun yang lalu, pasien pernah dirawat dengan keluhan
yang sama. Pasien mengaku pernah bekerja dibagian dekorasi di gedung
bidakarya jakarta selama 4 bulan kemudian keluar dikarenakan malas
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Riwayat penggunaan zat psikoaktif, riwayat konsumsi alkohol disangkal.
Namun pasien mempunyai kebiasaan merokok dari SMP. Setiap hari dapat
menghabiskan 1 kotak.
4
3. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga SMA kemudian melanjutkan kuliah
dibidang management administrasi selama 2 tahun namun mengundurkan diri
(pada tahun 1996) dikarenakan pasien merasa malas
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengatakan pernah bekerja dibagian penataan wedding (dekorasi)
selama setahun namun berhenti dikarenakan malas dan merasa tidak cocok.
Setelah itu tidak bekerja lagi.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam namun tidak pernah melakukan sholat, baca al-
quran dan puasa. Pada tahun 2015 Setelah merasa mulai disantet, pasien
mengaku mulai lebih rutin menjalankan ibadah solat.
6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien mengatakan belum menikah dan hanya pernah memiliki hubungan
asmara sekali dengan seorang wanita selama 2 tahun namun kemudian putus.
Pasien mengatakan belum pernah berhubungan seksual dengan siapapun.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam kasus hukum
E. Riwayat Keluarga
Genogram Keluarga:
5
: laki-laki
: perempuan
: OS
: meninggal dunia
2. Kesadaran
Kesadaran sensorium/neurologik : Kompos mentis
6
Pasien duduk tenang dan menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan.
Namun pasien selalu menggulang kata-kata tentang penyadapan terhadap
dirinya
c. Sesudah Wawancara
Pasien kembali melakukan kegiatan sehari-harinya. Pasien terlihat berjalan-
jalan tidak terarah
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Spontan, pasien menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan
b. Gangguan berbicara : Tidak terdapat gangguan berbicara.
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi : Ada. Berupa halusinasi auditorik.
b) Ilusi : Tidak ada
c) Depersonalisasi : Tidak ada
d) Derealisasi : Tidak ada
7
4. Konsentrasi & Kalkulasi : baik, pasien bisa menghitung berapa usianya
sekarang
5. Orientasi
a. Waktu : baik, pasien dapat membedakan waktu siang dengan malam
b. Tempat : baik, pasien mengetahui dirinya berada di RSKO
c. Orang : baik, pasien dapat menerka-nerka siapa pemeriksa dan orang
di sekitarnya
d. Situasi : baik, pasien dapat menyesuaikan diri dengan waktu makan
siang
6. Daya Ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : baik, pasien tidak dapat mengingat usianya,
tahun kelahirannya, dan tempat tinggalnya dengan baik
Jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat menu makanan
yang ia makan beberapa jam sebelumnya
b. Gangguan: tidak ditemukan
7. Pikiran Abstraktif: baik, pasien bisa membedakan ayam dan ikan.
8. Visuospatial: baik, pada follow up pasien dapat menggambarkan pukul
07.00 dengan tepat
9. Bakat Kreatif: tidak ada
Kemampuan Menolong Diri Sendiri: baik, pasien dapat makan, minum, BAK-
BAB, dan mandi sendiri
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Berpikir cukup cepat dan lebih banyak bicara dan
menjawab ketika pertanyaan diajukan
b. Kontinuitas : jawaban sesuai pertanyaan, terarah dan relevan
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
Miskin isi pikir : Tidak ada.
a. Preokupasi : Tidak ada
8
a. Waham : Waham rujukan, waham dikendalikan (thought
broadcasting). OS mengaku melihat dan mendengar orang
asing menunjuk dirinya, OS merasa orang sekitar dapat
membaca pikirannya lewat handphone.
b. Obsesi : Tidak ada
c. Fobia : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik ( Saat diwawancara pasien tampak sopan, dan bersifat kooperatif)
G. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial
Cukup (Pasien bersikap menyendiri dan terkadang berinteraksi dengan
sekitarnya).
Uji Daya Nilai
Cukup baik, pasien dapat menilai tindakan yang ia lakukan pada suatu situasi
imajiner tertentu misalnya mencuci tangan sebelum makan, makan menggunakan
sendok.
Daya Nilai Realita
Terganggu (waham rujukan, waham penyiaran, waham curiga, halusinasi
auditorik).
H. Tilikan
Derajat tilikan 2 ( Ambivalensi terhadap penyakitnya)
I. Reliabilitas : Baik, karena pasien dapat mempertahankan jawabannya akan
beberapa hal
9
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Suhu : afebris
Kulit : Kuning langsat, ikterik (-), sianosis (-).
Kepala : Normocephali, rambut warna hitam keputihan, pendek
dan lurus.
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tidak ...langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung
(-).
Telinga : normotia.
Mulut : Tidak dilakukan
Lidah : Tidak dilakukan
Gigi geligi : Tidak dilakukan
Uvula : Tidak dilakukan
Tonsil : Tidak dilakukan
Tenggorokan : Tidak dilakukan
Leher : Tidak dilakukan
Thorax
Paru
Tidak dilakukan
Jantung
Tidak dilakukan
Abdomen
Tidak dilakukan
Ekstremitas
Tidak dilakukan
10
Genitalia : Tidak dilakukan
B. Status Neurologis
Tidak dilakukan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
11
Gangguan kejiwaan karena adanya:
Gangguan/hendaya dan disabilitas : hendaya dalam fungsi sosial dan
hendaya fungsi sehari-hari.
Gangguan merupakan gangguan fungsional karena :
Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.
Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik,
infeksi, penyakit vaskuler, neoplasma).
Riwayat napza (-)
Skizofrenia ini termasuk tipe paranoid:
Memenuhi kriteria F.20.0 dengan kriteria umum skizofrenia
Terdapat halusinasi dan waham (halusinasi auditorik, waham rujukan,
waham curiga, waham penyiaran).
Tidak memenuhi kriteria skizofrenia katatonik, skizofrenia residual,
skizofrenia hebrefrenik.
Memenuhi kriteria umum skizofrenia.
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid,
hebrefrenik, atau katatonik.
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca
skizofrenia. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai
realita yang dibuktikan dengan adanya :
Halusinasi auditorik : OS merasa mendengar suara-suara bisikan yang
memanggil namanya
Halusinasi visual : Tidak ada
Waham penyiaran : OS berkeyakinan orang sekitarnya dapat
membaca pikirannya melalui handphone
Waham Rujukan : OS mengatakan setiap di tempat yang ramai os
menunjuk kearahnya.
Waham Curiga : OS merasa disantet oleh tetangganya
12
Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental
Aksis III : Kondisi Medis Umum
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan
sehingga aksis III tidak ada diagnosis.
Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan
Dari anamnesis, OS memiliki masalah dengan lingkungan sosial. OS jarang
berbicara dengan lingkungan sekitar karena menurut OS lingkungan tinggalnya
terdapat banyak pengguna alkohol dan penggunaan obat-obatan
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad malam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Malam
13
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Faktor Yang Memperingan:
Adanya dukungan dari keluarga untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Tilikan pasien baik, pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan
namun tidak memahami penyebab penyakitnya
XI. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
Untuk mengurangi gaduh gelisah
Untuk observasi lebih lanjut
2. Psikofarmaka
Antipsikotik :
Haloperidol 2x2.5 mg oral
Antiansietas :
Diazepam 1 x 5 mg oral
3. Psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit
yang dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang
diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan dan prognosis penyakit.
4. Psikoterapi
Psikoterapi suportif kepada pasien
Ventilasi : pasien diberikan kesempatan untuk meluapkan isi hatinya.
14
Sugesti : menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya
akan hilang atau dapat dikendalikan.
Reassurance : memberitahukan kepada pasien bahwa kepatuhan minum
obat sangat penting untuk menghilangkan halusinasi.
5. Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psiokososial berupa latihan
keterampilan sosial sesuai dengan minat dan bakat pasien.
Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain.
XII. FOLLOW UP
15
S : Pasien merasa gelisah, badan terasa pegal-pegal. Menurut pasien masih ada
salah satu security di lantai bawah yang dapat membaca pikirannya
O : KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis Orientasi : baik
Pikiran : Waham (+) Emosi : stabil
Persepsi : Halusinasi (+)
A : Skizofrenia Paranoid
P : Terapi dilanjutkan
16
17