Asam Kojat Makalah
Asam Kojat Makalah
Asam Kojat Makalah
PENDAHULUAN
1.2Rumusan Masalah
1. Apa itu mikotoksin?
2. Apa saja jenis mikotoksin?
3. Apa itu metabolisme sekunder?
4. Apa itu asam kojat?
5. Apa manfaat Asam kojat?
6. Bahaya Asam Kojat?
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu mikotoksin.
2. Untuk mengetahui jenis mikotoksin
3. Untuk mengetahui apa itu metabolisme sekunder
4. Untuk mengetahui apa itu asam kojat
5. Untuk mengetahui asam kojat.
6. Untuk mengetahui bahaya asam kojat
BAB II
ISI
Mikotoksin adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada toksin yang dihasilkan oleh
jamur Lebih lengkapnya, mikotoksin didefinisikan sebagai racun atau toksin hasil dari proses
metabolisme sekunder jamur yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis abnormal atau pathologis
pada manusia dan hewan.Mikotoksikosis adalah peristiwa keracunan yang disebabkan oleh makanan
atau pakan yang telah tercemar mikotoksin.
Mikotoksin atau racun jamur akan sangat mudah ditemukan saat kondisi lingkungan lembab,
terutama saat musim penghujan. Selain itu ransum atau bahan baku ransum dengan kadar air yang
tinggi akan memicu tumbuhnya jamur yang menghasilkan racun atau toksin.
a. Aflatoksin
Sebagian besar aflatoksin dihasilkan oleh Aspergillus flavus Link dan juga A.
parasiticusSpeare.[4] Kedua cendawan tersebut hidup optimal pada suhu 36-38 C dan menghasilkan
toksin secara maksimum pada suhu 25-27 C.[4] Pertumbuhan cendawan penghasil aflatoksin biasanya
dipicu oleh humiditas/kelembaban sebesar 85% dan hal ini banyak ditemui di Afrika sehingga
kontaminasi Alflatoksin pada makanan menjadi masalah umum di benua tersebut. [4] Untuk
menghindari kontaminasi aflatoksin, biji-bijian harus disimpan dalam kondisi kering, bebas dari
kerusakan, dan bebas hama.
b. Citrinin
Citrinin pertama kali diisolasi dari Penicillium citrinum Thom pada tahun 1931.[5] Mikotoksin
ini ditemukan sebagai kontaminan alami pada jagung, beras, gandum, barley, dan gandum hitam
(rye).[5] Citrinin juga diketahui dapat dihasilkan oleh berbagai spesies Monascus dan hal ini menjadi
perhatian terutama oleh masyarakat Asia yang menggunakan Monascus sebagai sumber zat pangan
tambahan.[6] Monascus banyak dimanfaatkan untuk diekstraksi pigmennya (terutama yang berwarna
merah) dan dalam proses pertumbuhannya, pembentukan toksin citrinin oleh Monascus perlu dicegah.
[6]
c. Ergot Alkaloid
Ergot alkaloid diproduksi oleh berbagai jenis cendawan, namun yang utama adalah
golongan Clavicipitaceae.[7] Dulunya kontaminasi senyawa ini pada makanan dapat menyebabkan
epidemik keracunan ergot (ergotisme) yang dapat ditemui dalam dua bentuk, yaitu bentuk gangren
(gangrenous) dan kejang (convulsive).[7] Pembersihan serealia secara mekanis tidak sepenuhnya
memberikan proteksi terhadap kontaminasi senyawa ini karena beberapa jenis gandum masih
terserang ergot dikarenakan varietas benih yang digunakan tidak resiten terhadap Claviceps purpurea,
penghasil ergot alkaloid.[7]Pada hewan ternak, ergot alkoloid dapat menyebabkan tall fescue
toxicosis yang ditandai dengan penurunan produksisusu, kehilangan bobot tubuh,
dan fertilitas menurun.[7]
d. Fumonisin
Fumonisin ditemukan pada tahun 1988 pada Fusarium verticilloides dan F. proliferatum yang
sering mengontaminasi jagung.[8] Namun, selain kedua spesies tersebut masih banyak cendawan yang
dapat menghasilkan fumonisin. Toksin jenis ini stabil dan tahan pada berbagai proses
pengolahan jagung sehingga dapat menyebabkan penyebaran toksin pada dedak,kecambah, dan
tepung jagung.[8] Konsentrasi fumonisin dapat menurun dalam proses pembuatan pati jagung dengan
penggilingan basah karena senyawa ini bersifat larut air.[8]
e. Ochratoxin
Ochratoxin dihasilkan oleh cendawan dari genus Aspergillus, Fusarium, and Penicillium dan
banyak terdapat di berbagai macam makanan, mulai dari serealia, babi, ayam, kopi, bir, wine, jus
anggur, dan susu.[9] Secara umum, terdapat tiga macam ochratoxin yang disebutochratoxin A, B, dan
C, namun yang paling banyak dipelajari adalah ochratoxin A karena bersifat paling toksik di antara
yang lainnya[9]. Pada suatu penelitian menggunakan tikus dan mencit, diketahui bahwa ochratoxin A
dapat ditransfer ke individu yang baru lahir melaluiplasenta dan air susu induknya.[9] Pada anak-anak
(terutama di Eropa), kandungan ochratoxinA di dalam tubuhnya relatif lebih besar karena konsumsi
susu dalam jumlah yang besar.[9] Infeksi ochratoxin A juga dapat menyebar melalui udara yang dapat
masuk ke saluran pernapasan.
e. Patulin
Patulin dihasilkan oleh Penicillium, Aspergillus, Byssochlamys, dan spesies yang paling
utama dalam memproduksi senyawa ini adalah Penicillium expansum.[10] Toksin ini menyebabkan
kontaminasi pada buah, sayuran, sereal, dan terutama adalah apel dan produk-produk olahan apel
sehingga untuk diperlukan perlakuan tertentu untuk menyingkirkan patulin dari jaringan-jaringan
tumbuhan.[10] Contohnya adalah pencucian apel dengan cairan ozon untuk mengontrol pencemaran
patulin. Selain itu, fermentasi alkohol dari jus buah diketahui dapat memusnahkan patulin.
f. Trichothecene
g. Zearalenone