Metyl Salisilat Rinda

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan senyawa ester dari

asam karboksilat dan alkohol dengan katalis asam. Senyawa ester yang

dihasilkan akan memiliki aroma tertentu dan bersifat khas. Dalam ilmu kimia

dan bidang farmasi reaksi esterifikasi ini cukup penting mengingat reaksi

tersebut merupakan dasar sintesis banyak senyawa kimia yang dapat

berkhasiat sebagai obat. Salah satu penggunaannya adalah sintesis metil

salisilat dari asam salisilat dengan metanol absolut.

Metil salisilat merupakan salah satu turunan dari asam salisilat.

Senyawa ini dapat digunakan sebagai antiiritan dan karminatif dan juga pada

rematik. Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan digolongkan ke

dalam obat bebas.

Melihat manfaat dari reaksi esterifikasi ini terutama pengaplikasiannya

dalam sintesis senyawa obat maka reaksi ini penting sekali untuk dipelajari

oleh seorang farmasis. Senyawa metil salisilat dapat disintesis dari asam

salisilat yang direaksikan dengan metanol absolut dengan katalisator asam

kuat dan metoda refluks karena reaksinya yang berjalan lambat.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


I.2.1 Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami

sintesis metil salisilat berdasarkan reaksi esterifikasi.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mensintesis metil salisilat

berdasarkan reaksi antara asam salisilat dengan metanol absolut dan

penambahan asam sulfat pekat sebagai katalisator.

I.3 Prinsip Percobaan

Prinsip Percobaan yaitu mensintesa metil dengan mereaksikan asam

salisilat dan metanol absolut dengan penambahan H 2SO4 pekat sebagai

katalisator berdasarkan metode refluks dan ekstraksi menggunakan corong

pisah kemudian ditentukan rendamennya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II.1 Teori umum

Ester dapat dianggap sebagai derivat dari asam karboksilat yang

atom H dari gugus karboksil (- COOH) diganti oleh gugus alkil. Ester dapat

pula dianggap sebagai turunan dari alkhol, yang atom H dari gugus hidroksil

(-OH) digantikan oleh senyawa asam karboksilat ataupun asam organik.

Ester dari asam-asam karboksilat suhu rendah berbentuk cairan berbau

harum (Anderwood, 78).

Ester pada umumnya mempunyai aroma yang berbau harum seperti

aroma buah-buahan atau wangi bebungaan. Ester dapat dibuat dengan

mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol. Dalam reaksi ini digunakan

pemanasan dan asam (HCl atau H2SO4).

Cara ini dikenal dengan esterifikasi Fscher (Tim Dosen, 160).

RCOOH + HC-R1 RCOOR1 + H2O

As. Karboksilat alkohol ester

Metil salisilat merupakan derivat asam salisilat yang dapat disintesis

dari asam salisilat dan metanol absolut berdasarkan pada reaksi esterifikasi.

Metil salisilat merupakan campuran tidak berwarna, kekuningan atau

kemerahan berbau khas dan beraroma seperti minyak gandapura

(Ganiswarna, 405)

Reaksi :

O O
C OH C OCH3

OH + CH3OH OH + H2O

Metil salisilat merupakan campuran tidak berwarna, kekuningan atau

kemerahan berbau khas dan beraroma seperti minyak gandapura (Gibson,

56).

Analgetika bersifat lemah anti rheumatik khususnya berasal dari

turunan asam salisilat. Dari ester asam salisilat ini antara lain metil salisilat,

masih digunakan sebagai obat luar pada rheumatik otot. Metil salisilat

merupakan salah satu jenis dari salisilat yang termasuk turunan dari asam

karboksilat. Metil salisilat hanya digunakan sebagai obat luar, dalam bentuk

salep dan dimasukkan sebagai obat gosok atau salep. Keracunan juga dapat

terjadi dengan olesan pada kulit bagian luar (Gibson, 57).

Diantara ester-ester asam organik selain reaksi pembentukan ester

dan asam karboksilat yang lebih berguna adalah isopentil nitrit mengukur

nitrogliserin untuk pembuatan bahan-bahan peledak (Rekhsohadiprodjo,

48).

Reaksi esterifikasi bersifat reversible, untuk mendapatkan rendamen

yang tinggi dari ester itu, maka kesetimbangan harus digeser kearah ester.

Satu teknik untuk mencapai hal ini adalah menggunakan salah satu zat

pereaksi yang murah secara berlebihan. Teknik cara ini adalah membuang

salah satu produk dalam campuran reaksi misalnya destilasi air secara O 2
(atropik) dengan bertambahnya halogen esterik dalam zat antara laju

pembentukan ester yang menurun sehingga rendamen ester berkurang (Tim

dosen Kimia, 161).

II.2 Uraian Bahan

1. Asam salisilat (Dirjen POM, 56., Paul, 930)

Nama Resmi : Acidum salicylicum

Nama Lain : Asam salisilat

Rumus Molekul : C7H6O3

Bobot Molekul : 138,12

Rumus Bangun :

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk

berwarna putih hampir tidak berbau rasa

agak manis dan tajam.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4

bagian etanol (95 % P), mudah larut

dalam kloroform P dan dalam eter P.

Larutan dalam larutan amonium asetat P,

dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P

dan natrium sitrat P.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan dasar sintesa metil salisilat

2. Aquades (Dirjen POM, 96., Paul, 1117)

Nama Resmi : Aqua destillata

Nama Lain : aquades, air suling

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 18,02

Bobot Jenis : 1 g/ml

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak berasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Penggunaan : Sebagai pelarut dan pencuci

3. Asam sulfat (Dirjen POM, 58., Paul, 1005)

Nama Resmi : Acidum sulfuricum

Nama Lain : Asam sulfat

Rumus Molekul : H2SO4

Bobot molekul : 98,07

Pemerian : Cairan kental seperti minyak korosif, tidak

berwarna, jika ditambahkan ke dalam air

menimbulkan panas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai katalisator


4. Metanol (Dirjen POM, 72)

Nama Resmi : Methyl alkohol

Nama Lain : Metanol

Rumus molekul : CH3OH

Rumus bangun : CH3 OH

Bobot molekul : 32

Berat jenis : 0,7866 g/ ml

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air membentuk

cairan tidak jernih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai reaktan

5. Natrium bikarbonat (Dirjen POM, 424)

Nama Resmi : Natrii subcarbonas

Nama Lain : Natrium bikarbonat

Rumus molekul : NaHCO3

Berat molekul : 84,01

Rumus bangun : Na - O C O H

Pemerian : Serbuk hablur putih monoklin kecil, buran,

tidak berbau, dan rasa asin


Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut

dalam etanol 95 % P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Untuk menetralkan asam

6. Metil Salisilat (Dirjen POM, 379)

Nama Resmi : Methylis salycycilucus

Nama Lain : Metil salisilat

Rumus molekul : C8H8O3

Bobot molekul : 152,15

Rumus bangun :

COOCH3

OH

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol 95 %

P dan dalam asam asetat glasial

Pemerian : Cairan, tidak berwarna atau kuning pucat, bau

khas aromatik, rasa manis

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Bahan yang disintesis


II.3 Prosedur Kerja

1. Prosedur Kerja (Reksohadiprodjo, 137)

1. Labu alas bulat berleher panjang 500 ml. Diisi dengan 28 gram asam

salisilat dan ditambah dengan 81 ml methyl alkohol absolut dan

tambahkan 8 ml asam sulfat pekat dan gojok. Beri batu didih 2-3 biji.

2. Beri atasnya pendingin balik berbola (Allihn)dan panaskan di atas

waterbad selama 5 jam.

3. Metil alkohol yang berkelebihan didestilir.

4. Residu dituang kedalam ar yang berada dalam beker-glass sebesar

500 ml. Biarkan agar lapisan ester mengendap. Lapisan airnya

didecenter dan ulangi pencucian dengan larutan bicarbonasnatrios

jenuh hingga larutan betul-betul bereaksi

5. Netral (cek dengan universal indicator),kemudian dicuci dengan 15 ml

air lagi untuk membersihkan dari bionya.

6. Untuk memisahkan dari pada airnya, masukkan larutan tadi kedalam

corong pisah dan pisahkanlah esternya dari air nya tajam.

7. Tapak-tapak air yang tertinggal pada esternya dikeringkan dengan

pertolongan 5 gram magnesium sulfat dalam Erlenmeyer sebesar 50

ml. Diamkan selama 30 menit .

8. Filter esternya melalui kertas saring yang dilipat berganda (fluted

filterpiper) kedalam labu destilasi yang sebesar 50 ml. Dan didestilir

di atas penangas minyak.


9. Kumpulkan satisylas methylicus pada 221 224.

2. Penuntun praktikum (Anonim, 8)

Dilakukan refluks menggunakan labu alas bulat 100 ml. Masukkan

6,9 g (0,05 mol) asam salisilat dan 24 g (30 ml.0,75 mol) metanol dalam

labu. Tambahkan secara hati-hati 8 ml asam sulfat pekat kedalam campuran.

Aduk labu secara perlahan agar reaktan tercampur semuanya, tambahkan

batu didih kedalam labu dan dipasang peralatan.

Panaskan campuran sampai mendidih menggunakan pemanas

mantel atau tangas minyak. Biarkan mengalami refluks selama 2 2,5 jam.

Dinginkan larutan dalam labu reaksi dengan mencelupkan labu dalam tangas

es, kemudian tambahkan 50 ml air. Tuangkan campuran reaksi ke dalam

corong pisah dan pisahkan lapisan. Hati-hati memisahkan lapisan cairan

yang mengandung ester. Cuci ester kasar (crude ester) dengan 50 ml

NaHCO3 5% dengan memindahkan ester dan larutan NaHCO 3 ke corong

pisah dan kocok campuran beberapa saat. Pisahkan dan buang lapisan

airnya. Cuci ester pada saat ketiga dengan 30 ml air. Pisahkan lapisan dan

pindahkan ester kedalam Erlenmeyer. Keringkan produk dengan

membiarkannya bersama 0,5 g Kalsium klorida anhidrat selama semalam.

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat yang digunakan

Alat refluks, Baskom, Batu didih, Corong pisah, Gelas Erlenmeyer

100 ml, Gelas piala 100 ml, Gelas ukur 10 ml dan 50 ml, Labu alas bulat 100

ml, Pipet tetes, Pipet volume 5 ml dan 25 ml, Sendok tanduk, Statif dan klem.

III.1.2 Bahan yang digunakan

Alumunium foil, Aquadest, Asam salisilat, Asam sulfat pekat, Kapas,

Kertas timbang, Metanol absolut, Natrium bikarbonat 5%, dan Tissue roll.

III.2 Cara Kerja

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang asam

salisilat sebanyak 6,908 gram dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat 100

ml. Dimasukkan metanol absolut sebanyak 30 ml ke dalam labu alas bulat.

Ditambahkan 8 ml asam sulfat pekat ke dalam larutan tersebut sambil

diaduk-aduk perlahan. Dimasukkan batu didih ke dalam labu alas bulat.

Dirangkai alat yang akan digunakan. Dipanaskan campuran tersebut hingga

mendidih. Biarkan campuran mengalami refluks 2-2,5 jam. Dinginkan larutan

dengan memasukkan labu ke dalam baskom yang berisi es batu.

Ditambahkan air sebanyak 50 ml kemudian tuangkan ke dalam corong pisah

dan kemudian diaduk-aduk. Diamkan beberapa menit hingga terbentuk dua

lapisan, setelah itu kedua lapisan tersebut dipisahkan, lapisan metil salisilat

dimasukikan pada erlenmeyer. Metil salisilat yang didapatkan ditambahkan

dengan 50 ml NaHCO3, kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah.

Larutan dikocok lalu didiamkan beberapa menit dan kemudian dipisahkan lagi
lapisan metil salisilat yang diperoleh. Metil salisilat dicuci sekali lagi dengan

cara menambahkan air sebanyak 30 ml air lalu dimasukkan pada corong

pisah dan diaduk setelah itu didiamkan beberapa menit. Dihitung volume

asam metil salisilat yang diperoleh. Dihitung rendamennya.

III.3 Kerangka Kerja

Asam salisilat
dimasukkan ke
dalam labu alas
Ditimbang 6,9 gram bulat
asam salisilat
Dimasukkan 30
ml metanol
absolut ke dalam
labu alas bulat

30 ml metanol absolut

Ditambahkan 8
ml H2SO4 pekat
melalui dinding
tabung dan
8 ml H2SO4 - diaduksecara
Pekat perlahan

Campuran di refluks selama kurang lebih 2-2,5 jam

Keterangan :

1. Statif
2. Klem

3. Kondensor

4. Selang air masuk

5. Selang air keluar

6. Labu alas bulat

7. Mantel pemanas

8. Kapas

9. Batu didih

Hasil refluks dipindahkan Kemudian didinginkan


pada erlenmeyer dalam baskom yang Ditambahkan aquadest
berisi es batu sebanyak 50 ml

Diaduk dan kemudian didiamkan


Beberapa menit

Kemudian larutan
dimasukkan ke dalam
corong pisah dan
diaduk
Lapisan metil salisilat
dipisahkan

Kemudian metil
salisilat dicuci lagi
Setelah itu metil salisilat dengan 30 ml air
dicuci dengan 50 ml Lapisan metil
NaHCO3 5% salisilat yang
terbentuk
dipisahkan

Dihitung volume Metil


salisilat yang terbentuk

BAB IV

KAJIAN PRAKTIKUM

IV.1 Data Pengamatan

No. Penambahan zat Perubahan


Asam salisilat sebanyak 6,9080 gram
1 Larutan bening
ditambahkan Metanol absolut 30 ml
2 Penambahan asam sulfat pekat 8 ml Larutan bening
Terbentuk bau khas
3 Refluks 2-2,5 jam aromatik seperti
balsem
Larutan bening dan
4 Didinginkan
bau balsem
Penambahan 50 ml aquadest dan Terbentuk lapisan
5
dimasukkan ke dalam corong pisah ester dan air
Penambahan lapisan ester dengan 50 ml
Terbentuk lapisan
6 NaHCO3 5% dan dimasukkan ke dalam
ester dan air
corong pisah
Penambahan lapisan ester dengan 30 ml
Terbentuk lapisan
7 aquadest dan dimasukkan ke dalam
ester dan air
corong pisah
Larutan bening
8 Diukur volume lapisan Ester
sebanyak 3 ml

IV.3 Perhitungan

1. Berat teori

1 mol asam salisilat 1 mol metil salisilat

mol asam salisilat = mol metil salisilat

gram asam salisilat = gram metil salisilat


BM asam salisilat BM met.

6,908 g = gram metil salisilat


138,12 152

gram metil salisilat = 0,0499 x 152


= 7,6022 gram

2. Berat praktek

V = 3 ml

Gram metil salisilat = V metil salisilat x BJ

= 3 x 1,185

= 3,555 gram

Rendamen = gram produk x 100 %


Gram teori

= 3,555 x 100 %
7,585

= 46,8688 %
BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari hasil yang didapatkan dalam praktikum maka didapatkan

berat metil salisilat yang terbentuk adalah 3,555 gram, dengan besar

rendamen 46,8688 %.

VI.2 Saran

-
BAB V

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

Dalam ilmu kimia dan bidang farmasi reaksi esterifikasi ini cukup

penting mengingat reaksi tersebut merupakan dasar sintesis banyak

senyawa kimia yang dapat berkhasiat sebagai obat. Salah satu

penggunaannya adalah sintesis metil salisilat dari asam salisilat dengan

metanol absolut.

Metil salisilat merupakan salah satu turunan dari asam salisilat.

Senyawa ini dapat digunakan sebagai antiiritan dan karminatif dan juga pada

rematik. Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan digolongkan ke

dalam obat bebas. Seperti yang telah diketahui metil salisilat sangat sering

digunakan dalam bidang kefarmasian, namun metil salisilat murni harganya

sangat mahal, olehnya itu kita akan melakukan sintesa metil salisilat untuk

memperoleh metil salisilat murni dengan biaya yang lebih ringan.


Dilakukan refluks dengan menggunakan labu alas bulat 100 ml,

karena ada pemanasan kuat dan agar pemanasannya rata. Masukkan 6,9

gram (0,05 mol) asam salisilat dan 30 ml metanol absolut dalam labu alas

bulat. Metanol absolut digunakan untuk memberikan gugus metil pada

pembentukan metil salisilat. Tambahkan secara hati-hati 8 ml asam sulfat

pekat secara hati-hati ke dalam campuran, H 2SO4 digunakan sebagai

katalisator karena mengandung 2e - sehingga dia bisa memprotonasi reaksi

asam salisilat dengan metanol. Digunakan asam sulfat pekat karena

kemungkinan untuk terkontaminasi dengan zat-zat lain lebih sedikit. Aduk

labu secara perlahan-lahan agar reaktan bercampur semua, tambahkan batu

didih ke dalam labu dan pasang peralatan, disini kita menggunakan

kondensor bola, agar supaya reaksi metil salisilat lambat terjadi, dan

mengkondensasi turunnya metil salisilat yang terbentuk serta mencegah

melekatnya metil pada dinding kondensor.

Dipanaskan campuran sampai mendidih dimaksudkan untuk

memutuskan ikatan rangkap menjadi tunggal pada suatu zat yang susah

terputus ikatannya, biarkan campuran mengalami refluks selama 2-3 jam.

Dinginkan larutan dalam reaksi dengan mencelupkan labu dalam tangas es

kemudian tambahkan 50 ml air. Tuangkan campuran reaksi ke dalam corong

pisah 125 ml, dan pisahkan lapisan. Hati-hati memisahkan campuran yang

mengandung ester. Cuci ester kasar dengan 50 ml NaHCO 3 5 % ke dalam

corong pisah dan kocok campuran beberapa saat dimaksudkan untuk


mencuci sisa-sisa ester yang ada pada waktu pembentukan metil salisilat.

Pisahkan dan buang lapisan airnya. Cuci ester pada saat ketiganya dengan

30 ml air. Pisahkan lapisan dan pindahkan ester ke dalam erlenmeyer 25 ml.

Tujuan pemanasan yaitu untuk memutuskan reaksi samping dari

asam salisilat menjadi ikatan tunggal karena asam salisilat ini merupakan

suatu zat yang susah terputus ikatan rangkapnya.

Pada percobaan ditambahkan air dengan tujuan untuk

menghilangkan kotoran yang larut air dan untuk mendapatkan metil salisilat

yang murni. Untuk menghilangkan kotoran tidak digunakan pelarut lain,

misalnya etanol, karena garam-garam sukar larut dalam pelarut etanol dan

lebih mudah larut dalam air dan untuk menghindari kemungkinan metil

salisilat akan ikut larut dalam pelarut tersebut.

Pada saat pemanasan, dipanaskan hingga suhu 70 0C karena, pada

kisaran suhu itulah kestabilan asam salisilat dimana, asam salisilat dapat

mengeluarkan uapnya pada suhu 700. Dibawah dari pada suhu tersebut

dikhawatirkan asam salisilat yang diharapkan belum dapat mengeluarkan

uapnya sehingga metil salisilat yang diperoleh tidak sempurna, begitu pula

jika diatas suhu 70 0C metil salisilat yang terbentuk kurang sempurna karena

pemanasan yang terlalu tinggi akan mempengaruhi kelarutan dari pada asam

salisilat.

Kondensor yang digunakan pada percobaan ini adalah kondensor

bola, karena kondensor ini menahan uap air agar tidak turun langsung dan
merusak sintesis metil salisilat yang telah terbentuk dan juga pada proses

esterifikasi kondensor bola lebih efektif dari pada kondensor lain dimana

metanol dapat terkondensasi sempurna dan pada saat metil salisilat yanng

terbentuk dapat turun kembali secara perlahan-lahan. Kondensor ada tiga

macam yaitu kondensor lurus, kondensor bulat, dan kondensor bola-bola.

Pada dasarnya mekanisme semua kondensor sama yaitu menaikkan uap

yang terbentuk. Untuk mencegah uap yang terbentuk keluar sehingga dapat

mempengaruhi volume metil salilat yang terbentuk maka pada saat

pemanasan ujung kondensor disumbat dengan kapas, hal ini dilakukan juga

untuk mengetahui terbentuknya metil salisilat dengan mencium bau khas

pada kapas.

Alasan penambahan NaHCO3 dimaksudkan untuk menetralkan sifat

asam yang akibat penambahan H2SO4 dimana memudahkan metil salisilat

memisah dengan pelarutnya dan mencuci sisa-sisa garam yang ada pada

saat pembentukan metil salisilat.

Kedalam labu alas bulat dimasukkan batu didih dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya bumping (letupan) pada saat pemanasan.

Mekanismenya, ketika larutan itu dipanaskan maka untuk mencegah letupan

yang terjadi karena pemanasan tinggi maka batu didih dimasukkan, batu

didih ini akan mengurangi letupan karena tekanannya.

Setelah pemanasan, kemudian didinginkan maka maka dipisahkan

dengan menggunakan corong pisah, dalam corong pisah ini akan terbentuk
dua fase akibat perbedaan berat jenis yakni lapisan ester dan air, BJ air 1

g/ml dan BJ metil salisilat 1,180-1,85 g/ml. BJ yang lebih besar berada

dibawah dan BJ yang ringan berada pada bagian atas. Mekanisme

pemisahan yaitu karena adanya pengaruh tegangan permukaan pada dua

fase cairan yang terbentuk, dimana terjadi tarik - menarik dengan sejenisnya,

maksudnya yang besifat polar akan menarik yang bersifat polar juga, begiu

juga sebaliknya yang bersifat non polar akan menarik yang bersifat non polar.

Mekanisme dari reaksi esterifikasi yaitu asam salisilat dengan

penambahan metanol absolut melepaskan ion H + dan berikan dengan ion OH

pada metanol membentuk air, sedangkan ion CH3 berikatan pada struktur

asam salisilat menggantikan ion H+ yang terlepas membentuk metil salisilat.

Pada reaksi esterifikasi ini dimana pencampuran antara asam salisilat

yang dilarutkan dalam metanol dan penambahan asam sulfat pekat dengan

pemanasan dapat membentuk suatu senyawa metil salisilat yang ditandai

dengan terbentuknya lapisan yang memisah serta bau khas seperti balsem

yang tercium.

Metode refluks digunakan pada percobaan ini karena perangkatnya

lebih sederhana lebih muda menerapkan dalam mengerjakan suatu bahan

dengan metode ini dan menjaga jumlah metanol yang akan direaksikan

sengan asam salisilat bereaksi dengan sempurna (terkondensasi dengan

baik) sehingga diperoleh hasil yang juga sempurna, proses terjadinya yaitu
adanya pemanasan yang dilakukan menghasilkan uap membentuk titik

embun dan turun kembali dalam labu .

Dalam percobaan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

sehingga jumlah yang didapat tidak sesuai yaitu, kurang teliti dalam

merangkai alat sehingga sambungan-sambungan alat tidak erat, hal ini

menyebabkan metil salisilat yang terbentuk keluar/diuapkan, pereaksi yang

kurang murni, dan jumlah penambahan yang tidak sesuai juga dapat

mempengaruhi hasil yang akan didapatkan.

Dari percobaan hasil pengamatan yang diperoleh dari sintesis metil

salisilat yaitu pada berat teorinya 7,6022 gram dan berat prakteknya 3,555

gram dan diperoleh hasil % rendamen 46, 8688%


DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM., 1979., Farmakope Indonesia Edisi III., Departemen


Kesehatan Republik Indonesia., Jakarta, 43, 58, 72, 96, 379, 424.

Ganiswarna,S., Setiabudy,R., Suyatna., Purwantyastuti., dan Nafrialdi (eds).,


1996., Farmakologi dan Terapi Edisi IV., Gaya Baru : Jakarta, 405

Gibson,G.G., and Skeet ,P., 1991. , Metabolisme Obat., Universitas


Indonesia., Jakarta. 57, 58

Kosman,R., 2008., Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintetis.,


Universitas Muslim Indonesia., Makassar, 8.

Paul, G., 1968., The Merck Index Eighth Edition., Rahway : USA, 930,
1005, 1117.

Reksohadiprodjo, S.M. 1976. Kuliah Dan Praktikum Kimia Preparatif. Toko


buku gunung agung, Yogyakarta, 48.

Tim Dosen TPB, (2002), Kimia Dasar II, TPB Universitas Hasanuddin,
Makassar.160
SKEMA KERJA

Ditimbang 6,9 gram asam salisilat dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat

Ditambahkan metanol absolut 30 ml

Ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 8 ml ke dalam tabung dan diaduk


perlahan

Direfluks campuran selama kurang lebih 2-2,5 jam

Dipindahkan hasil refluks pada erlenmeyer

Didinginkan Erlenmeyer dalam baskom yang berisi es batu

Ditambahkan aquadest sebanyak 50 ml


Dimasukkan larutan ke dalam corong pisah dan digojok

Didiamkan beberapa menit hingga terdapat dua lapisan

Dipisahkan lapisan ester dan lapisan air

Dimasukkan kembali lapisan ester ke dalam corong pisah

Ditambahkan 50 ml NaHCO3 5% dan digojok kembali corong pisah

Dipisahkan lapisan ester dan lapisan air

Dimasukkan kembali lapisan ester ke dalam corong pisah

Ditambahkan 30 ml air dan digojok kembali corong pisah

Dipisahkan lapisan ester dan lapisan air

Dimasukkan lapisan ester ke dalam gelas ukur

Diukur volume dan dihitung % rendamennya


Setelah itu metil salisilat
dicuci dengan 50 ml
NaHCO3 5%

Anda mungkin juga menyukai