Boundary Layer
Boundary Layer
Boundary Layer
Tujuan Praktikum
Dapat menggambarkan kurva distribusi kecepatan untuk tiap nilai reynold numbernya
serta kurva Vi/V ~ dengan Yi/Re pada plat dengan putaran tentunya
Dapat memahami pola dari kurva distribusi kecepatan terhadap suatu benda uji (plat)
utnuk setiap nilai dari Reynold Numbernya
Dapat mengetahui ketebalan lapisan batas ( boundary layer ) secara real dan
membandingkannya dengan perhitungan secara teoritis.
2. Petunjuk K3
Pakaian Laboratorium
Sepatu Kerja
3. Dasar Teori
Lapisan Batas ( Boundary Layer ) adalah suatu lapisan yang terbentuk disekitar
permukaan benda yang dilaluui oleh fluida dengan viskositas, karena mengalami hambatan. Di
sebabkan oleh beberapa factor, seperti factor gesekan, dan efek-efek viskos.
Gambar 3.1
Viskositas adalah kemampuan untuk menahan suatu gesekan (ukuran kekentalan fluida).
Hubungan antara viskositas dengan aliran laminar dan turbulen adalah semakin besar viskositas
yang terdapat pada fluida maka semakin kecil gesekan yang tejadi antara fluida dengan
permukaan suatu benda sehingga kecepatan aliran antara molekul fluida lebih teratur, ini berarti
aliran ini cenderung laminar. Begitupun sebaliknya, semakin kecil viskositas fluida maka
alirannya cenderung bergolak (tidak teratur) atau turbulen.
Gambar 3.2
Aliran ini Sebenarnya juga bergerak dalam dimensi ruang dan waktu sehingga enurunan rumusnya
dilakukan pada dimesi x ( panjang ), y ( lebar ), z ( tinggi ), serta t ( waktu ). Namun pengasumsian aliran
fluida bergerak pada streamline yang mengalir secara tunak dan gerak aliran yang mengalami gesekan
terjadi hanya pada sala satu bidang sumbu. Dan garis batas yang menunjukan tidak lahi adanya perubahan
ketinggian terhadap kecepatan fluida inilah yang disebut boundary layer. Dimana aliran diluar lapisan
batas disebut sebagai aliran inviscid.
Untuk menentukan jenis aliran itu turbulen atau laminar adalah dengan menggunakan rumus bilangan
Reynold yaitu
Re =
Untuk Bilangan Reynold Number di sepanjang pelat yang halus , rumus nya adalah ;
Re =
Dimana X adalah jarak dari ujung pelat depan sampai ujung pitot tube yang berada di atas plat
Dengan ketentuan :
Dimana D adalah diameter pipa, atau test section pada Wind Tunnel
Jenis-jenis aliran yang terjadi bias berupa aliran laminar, transisi ataupun turbulen.
Yang membedakan ketiga jenis aliran ini adalah pada rentang nilai bilangan reynoldsnya.
Rentang nilainya adalah :
Sebagai contoh kasus pada aliran yang mengalir pada suatu sudu juga mengalami lapisan batas.
Secara teoritis, aliran yang mengalir adalah laminar semua. Namun pada kenyataannya setiap
aliran mengalami hambatan seperti gesekan permukaan, tegangan deser dan diferensiasi
kecepatan dan jiga semakin banyak gangguan yang dialami maka aliran akan terus berubah
sehingga menyebabkan aliran turbulen.
Gambar 3.3
Konsep lapisan batas pertama kali dikemukakan tahun 1904 oleh Ludwig prandtl, seorang ahli
aerodinamika jerman. Sebelumnya, analisa aliran fluida terbagi menjadi dua konsep dasar, yaitu
aliran tanpa pengaruh gesekan yang di kemukakan oleh Leonhard Euler seorang ahli
aerodinamika pada tahun 1755. Analisa aliran tanpa gesekan dinyatakan dalam persamaan Euler.
Dengan banyaknya kontradiksi pada hasil eksperimennya, persamaan Euler dijelaskan lebih rinci
untuk kondisi aliran bergesekan oleh Navier pada tahun 1827, lalu oleh stokes pada tahun 1845,
yaitu persamaan Navier-Stokes.
Pada saat aliran fluida bergesekan, terjadilah sebuah gesekan.pengaruh gesekan akan
menimbulkan lapisan batas dan akhirnya disebut degan boundary layer ( lapisan batas ).
Boundary Layer adalah suatu lapisan yang terbentuk disekitan penampang yang dilalui oleh
fluida tersebut, karena mengalami hambatan yang disebabkan oleh beberapa factor, seperti factor
gesekan, dan efek-efek viskos.
Kecepatan:
2
= = y1 0,99 U Vi = 0,99 U , X=1L/2
Untuk laminar :
5X
laminar =
Rex
Untuk Turbulen :
Berdasarkan rumus diatas maka kita dapat menemukan Boundary layer thicknessnya.
6. Perhitungan
Rpm 2000
alkohol = 800 kg / m3
gravitasi = 9,81 m / s2
udara = 1 kg / m3
Ketinggian h1 h2 h h v
NO
( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm ) (m) (m/s)
1 0 17 23,25 6,25 0,00625 9,904544412
2 1 17 23,4 6,4 0,0064 10,02269425
3 2 17 23,5 6,5 0,0065 10,10069305
4 3 17 23,65 6,65 0,00665 10,21657477
5 4 17 23,65 6,65 0,00665 10,21657477
6 5 17 23,8 6,8 0,0068 10,33115676
7 6 17 23,95 6,95 0,00695 10,4444818
8 7 17 24 7 0,007 10,48198454
9 8 17 24,2 7,2 0,0072 10,6306726
10 9 17 24,2 7,2 0,0072 10,6306726
11 10 17 24,2 7,2 0,0072 10,6306726
2 2 800 9.810.00625
0 = 0 =
1 0 = 9,904544412
2 2 800 9.810.0064
1 = 1 =
1 1 = 10,02269425
2 2 800 9.810.0065
2 = 2 =
1 2 = 10,10069305
2 2 800 9.810.00665
3 = 3 =
1 3 = 10,21657477
2 2 800 9.810.00665
4 = 4 =
1 4 = 10,21657477
2 2 800 9.810.0068
5 = 5 =
1 5 = 10,33115676
2 2 800 9.810.00695
6 = 6 =
1 6 = 10,4444818
2 2 800 9.810.007
7 = 7 =
1 7 = 10,48198454
2 2 800 9.810.0072
8 = 8 =
1 8 = 10,6306726
2 2 800 9.810.0072
9 = 9 =
1 9 = 10,6306726
2 2 800 9.810.0072
10 = 10 =
1 10 = 10,6306726
GRAFIK H - V
RPM 2000
12
10
KETINGGIAN H ( MM )
0
9.8 9.9 10 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 10.7
KECEPATAN V ( M/S2)
Rpm 2800
alkohol = 800 kg / m3
gravitasi = 9,81 m / s2
udara = 1 kg / m3
Ketinggian h1 h2 h h v
NO
( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm ) (m) (m/s)
1 0 17,5 24 6,5 0,0065 10,10069305
2 1 17,5 24,6 7,1 0,0071 10,55659036
3 2 17,5 25 7,5 0,0075 10,84988479
4 3 17,5 25,15 7,65 0,00765 10,9578465
5 4 17,5 25,2 7,7 0,0077 10,99359814
6 5 17,5 25,35 7,85 0,00785 11,10016216
7 6 17,5 25,4 7,9 0,0079 11,13545688
8 7 17,5 25,5 8 0,008 11,20571283
9 8 17,5 25,6 8,1 0,0081 11,27553103
10 9 17,5 25,65 8,15 0,00815 11,31027851
11 10 17,5 25,6 8,1 0,0081 11,27553103
2 2 800 9.810.0065
0 = 0 = 0 = 10,10069305
1
2 2 800 9.810.0071
1 = 1 = 1 = 10,55659036
1
2 2 800 9.810.0075
2 = 2 = 2 = 10,84988479
1
2 2 800 9.810.00765
3 = 3 = 3 = 10,9578465
1
2 2 800 9.810.0077
4 = 4 = 4 = 10,99359814
1
2 2 800 9.810.00785
5 = 5 = 5 = 11,10016216
1
2 2 800 9.810.0079
6 = 6 = 6 = 11,13545688
1
2 2 800 9.810.008
7 = 7 = 7 = 11,20571283
1
2 2 800 9.810.0081
8 = 8 = 8 = 11,27553103
1
2 2 800 9.810.00815
9 = 9 = 9 = 11,31027851
1
2 2 800 9.810.0081
10 = 10 = 10 = 11,27553103
1
Grafik h - v
Rpm 2800
12
10
Ketinggian h ( mm )
0
10 10.2 10.4 10.6 10.8 11 11.2 11.4
Kecepatan v ( m/s2 )
Rpm 2000
= ( 0.99 )
Maka didapatkanlah kecepatan pada Boundary Layer sebesar :
U = 0.99 x 10,6306726
= 10.524365874
Setelah didapatkan kecepatan di boundary layer maka kita dapat menentukan tinggi atau
teballapis batas dengan cara interpolasi :
Ketinggian h1 h2 h h V
7 17 24 7 0,007 10,48198454
8 17 24,2 7,2 0,0072 10,6306726
Y1 = mx + c ; 7 = m 10,48198454 + c
Y2 = mx + c ; 8 = m 10,6306726 + c -
-1 = m (-0,14868806)
m = 6,72548959
c = -63.4964779
jadi Y = mx + c
Y = 7.2850352269382
Rpm 2800
Berdasarkan percobaan diatas didapatkanlah kecepatan free stream sebesar 10,6306726/.
Dengan menggunakan rumus :
0.99
= ( 0.99 )
Maka didapatkanlah kecepatan pada Boundary Layer sebesar :
U = 0.99 x 11,31027851
= 11.1971757249
Setelah didapatkan kecepatan di boundary layer maka kita dapat menentukan tinggi atau
teballapis batas dengan cara interpolasi :
Ketinggian h1 h2 h h V
6 17,5 25,4 7,9 0,0079 11,13545688
7 17,5 25,5 8 0,008 11,20571283
Y1 = mx + c ; 6 = m 11,13545688 + c
Y2 = mx + c ; 7 = m 11.20571283 + c -
-1 = m (-0,07025595)
m = 14.233669888457
c = -152.49841728706
jadi Y = mx + c
Y = 6.8784856642108
= 0.41 mm
8. Kesimpulan