Kapasitor Kalor Gas Alam
Kapasitor Kalor Gas Alam
Kapasitor Kalor Gas Alam
Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. Contohnya pada
volume dan tekanan konstan. Pada tiap-tiap kondisi tersebut, panas yang diperlukan untuk
menaikkan suhhu sebesar satu satuan suhu berbeda-beda. Dengan kata lain, suatu gas
mempunyai bermacam-macam kapasitas panas, tetapi hanya dua yang mempunyai arti
praktis, yaitu kapasitas kalor pada volume konstan (Cv) dan kapasitas kalor pada tekanan
konstan (Cp).
Kapasitas kalor pada volume tetap (Cv) didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu suatu zat sebesar satu Klevin pada volume tetap.
Secara matematis, kapasitas kalor (Cv) dinyatakan dengan persamaan :
C = Q/T
Pada gas, perubahan suhu dapat dilakukan dengan proses isobarik atau proses isokhorik.
Dengan demikian, kapasitas kalor gas dapat dibedakan menjadi dua, yakni kapasitas kalor
pada tekanan tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada volume tetap (Cv). Perumusan kedua pada
kapasitas kalor tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
Cp = QP/T dan CV = QV/T
Jika besaran QP dan QV dimasukkan ke dalam persamaan Hukum Pertama Termodinamika,
akan didapatkan persamaan berikut.
Contoh Soal :
Suatu gas menempati ruang tertentu. Pada gas diberikan kalor sebesar 1800 J sehingga
suhunya naik 50K. Berapa kapasitas kalor tersebut ?
Jawab :
Q = 1800 Joule, T = 50 K
Kapasitas kalor = C = Q/T = 1800/50 = 36 J/K
Contoh soal
Suatu mol oksigen dipanaskan dari temperatur 20 derajat C dan tekanan 1 atm sampai
temperatur 100 derajat C. Asumsikan oksigen sebagai gas ideal.
Tentukan
a. kapasitas kalor pada volume tetap dan tekanan tetap
b. banyaknya kalor yang harus diberikan jika volumenya tetap
Jawab
n = 1 mol, R = 8,314 J/mol K, T = (100 - 20) derajat C = 80 derajat C
a. Kapasitas kalor pada volume dan tekanan tetap.
Cv = 5/2 nR = 5/2 . 1 . 8,314 = 20,785 J/K
Cp = Cv + nR = 20,785 + (1 . 8,314) = 29,099 J/K
b. Kalor yang diberikan pada volume tetap
Qv = CVT = 20,785 . 80 = 1662,8 J= 1,66 kJ.
Contoh Soal :
Gas nitrogen bermassa 56 103 kg dipanaskan dari suhu 270 K menjadi 310 K. Jika nitrogen
ini dipanaskan dalam bejana yang bebas memuai, diperlukan kalor sebanyak 2,33 kJ. Jika gas
nitrogen ini dipanaskan dalam bejana kaku (tidak dapat memuai), diperlukan kalor sebesar
1,66 kJ. Jika massa molekul relatif nitrogen 28 g/mol, hitunglah kapasitas kalor gas nitrogen
dan tetapan umum gas.
Jawaban :
Diketahui: m = 56 103 kg, T = 40 K, dan Mr = 28 g/mol = 28 103 kg/mol.
a. Proses tekanan tetap pada gas:
Qp = 2,33 kJ = 2.330 J
Qp = Cp ( T)
2.330 J = Cp (40 K) Cp = 58, 2 J/K.
Proses volume tetap pada gas:
QV = 1,66 kJ = 1.660 J.
QV = CV ( T)
1.660 joule = CV (40 K) CV = 41,5 J/K
b. Tetapan umum gas R dihitung sebagai berikut.
Cp CV = n R = (m/Mr) R R = Mr/m (CP CV)
R = ((28 x 10 kg/mol) / (56 x 10 kg)) ((58,2 - 41,5)J/K) = 8,35 J/mol K.
No Suhu Cv Cp
1 Rendah 3/2 nR 5/2 nR 1, 62
2 Sedang 5/2 nR 7/2 nR 1, 4
3 Tinggi 7/2 nR 9/2 nR 1, 28
TERMODINAMIKA
Termodinamika merupakan salah satu cabang fisika yang mempelajari mengenai perubahan
energi dari satu bentuk ke bentuk lain utamanya pada perubahan dari energi panas ke dalam
bentuk energi lain. Secara harfiah, termodinamika merupakan studi tentang kalor berpindah.
Perubahan-perubahan energi dalam termodinamika didasarkan pada dua hukum: 1) hukum
termodinamika pertama yang erat hubungannya dengan hukum kekekalan energi, 2) hukum
termodinamika kedua yang memberi batasan apakah suatu proses dapat terjadi atau tidak.
Dalam termodinamika kita tidak membutuhkan besaran mikroskopis. berbeda dengan teori
kinetik. Semua proses termodinamika dapat dinyatakan dalam besaran makroskopis seperti
tekanan, kerapatan, volume, kapasitas suhu dll.
Secara umum istilah penting pada termodinamika diantaranya:
Sistem adalah keadaan atau benda yang menjadi fokus perhatian kita. Sistem terdiri
atas sitem terbuka dan sistem tertutup.
1. Sistem terbuka adalah sistem apabila materi, panas, dan kerja (usaha) dari luar dapat
masuk dalam ke sistem.
2. Sistem tertutup adalah sistem apabila panas dan kerja (usaha) dari luar dapat masuk
ke dalam sistem tetapi materi tidak dapat masuk sistem.
3. Sistem terisolasi adalah suatu sistem jika panas, usaha, dan materi tidak dapat
menembus kedalam sistem.
Lingkungan adalah benda atau keadaan di luar sistem. Contoh: Pada suatu tabung
yang berisi gas. Gas menjadi fokus analisis kita dinamai sistem dan daerah di luar gas
merupakan lingkungan. Tabung dinamakan pembatas sistem.
Kuasistatik adalah cara suatu proses berubah (biasanya berlangsung sangat lambat)
hingga sistem senantiasa hampir selalu berada dalam keadaan keseimbangan setiap
saat.
Keseimbangan termal adalah suatu keadaan dimana pada dua sistem yang
dikontakkan tidak terjadi perpindahan panas (suhu kedua sistem sama besar)
USAHA/KERJA GAS
Usaha yang dilakukan oleh gas dapat dirumuskan sebagai berikut:
W = F s = P. A . delta s
W = P. delta V
Keterangan:
W = usaha yang dilakukan gas (J)
P = tekanan gas (N/m2)
deltaV = perubahan volume (m3)
Jika gas melakukan usaha pada lingkungan maka gas mengembang/memuai (VB > VA) ,
artinya deltaV = VB VA bertanda positif sehingga W bernilai positif.
Jika pada gas dilakukan usaha oleh lingkungan, maka gas memampat/menyusut (VB < VA) ,
artinya deltaV = VB VA bertanda negatif sehingga W bernilai negatif.
Konversi satuan yang perlu Anda ketahui:
1 atm = 1 x 105 Pa
1 L = 1 dm3 = 10-3 m3
HUKUM I TERMODINAMIKA
Hukum pertama termodinamika berbunyi Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan
tetapi dapat dikonversi dari suatu bentu ke bentuk yang lain. Hukum pertama adalah prinsip
kekekalan energi yang memasukan kalor sebagai model perpindahan energi. Menurut hukum
pertama menyatakan bahwa jumlah panas yang ditambahkan dan usaha yang dilakukan pada
sistem sama dengan perubahan energi internal sistem. Energi didalam suatu benda dapat
ditingkatkan dengan cara menambahkan kalor ke benda atau dengan melakukan usaha pada
benda. Hukum pertama tidak membatasi arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.
Aplikasi : Mesin-mesin pembangkit energi dan pengguna energi. Semuanya hanya
mentransfer dengan berbagai cara.
Ketentuan:
a. Kalor Q positif jika diberikan pada sistem/sistem menerima panas.
b. Kalor Q negatif jika keluar sistem/sistem melepas panas.
c. Usaha W positif jika melakukan usaha pada sistem/sistem melakukan kerja.
d. Usaha W negatif jika menerima usaha dari sistem/sistem menerima kerja.
e. deltaU negatif jika energi dalam sistem berkurang.
f. deltaU positif jika energi dalam sistem bertambah.
Hukum pertama termodinamika dapat diterapkan pada manusia yakni agar dapat bertahan
hidup. Setiap mahluk hidup, baik manusia, hewan atau tumbuhan tentu saja membutuhkan
energi. Kita tidak bisa belajar, jalan-jalan, jika kita tidak berdaya karena kekurangan energi.
Ada dua macam kapasitas kalor pada gas, yaitu kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp) dan
kapasitas kalor pada volume tetap (Cv ). Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap besarnya
dapat diturunkan dari pada proses isobarik. Persamaan ini berlaku untuk gas. Kalor yang
diberikan kepada gas untuk menaikkan suhunya dapat dilakukan pada tekanan tetap (proses
isobarik) atau pada volume tetap (proses isokorik). Oleh karena itu, pada gas ada dua jenis
kapasitas kalor, yaitu kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada
volume tetap (CV). Secara matematis dapat ditulis seperti berikut.
Keterangan:
Qp =Qv + W
Cp T = CvT + pV
(Cp-Cv)T = pV
sehingga :
Berdasarkan persamaan gas ideal pV = nRT, maka = nR. Oleh karena itu persamaan di
atas dapat ditulis sebagai berikut.
Cp Cv =nR
Pada suhu sedang maupun tinggi, energi dalam gas diatomik bertambah besar. Hal ini
disebabkan pada suhu sedang terdapat energi kinetik rotasi, sedangkan pada suhu tinggi
terdapat energi kinetik rotasi dan vibrasi (getaran gas). Untuk gas diatomik, besarnya
kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dan kapasitas kalor pada volume tetap tergantung pada
derajat kebebasan gas.
, sehingga dan
, sehingga dan
, sehingga dan
TERMODINAMIKA
Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika
kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang
sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling (di luar) sistem
disebut lingkungan.
Usaha Luar
Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan (dipanaskan) atau kalor dikurangi
(didinginkan) terhadap sistem. Jika kalor diterapkan kepada gas yang menyebabkan
perubahan volume gas, usaha luar akan dilakukan oleh gas tersebut. Usaha yang dilakukan
oleh gas ketika volume berubah dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2 pada tekanan p
konstan dinyatakan sebagai hasil kali tekanan dengan perubahan volumenya.
Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume
yang ditulis sebagai
Tekanan dan volume dapat diplot dalam grafik p V. jika perubahan tekanan dan
volume gas dinyatakan dalam bentuk grafik p V, usaha yang dilakukan gas merupakan luas
daerah di bawah grafik p V. hal ini sesuai dengan operasi integral yang ekuivalen dengan
luas daerah di bawah grafik.
Energi Dalam
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi dalam
gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut.
Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang
tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara
mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam keadaan
gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel
yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat
ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang terkandung dan
dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi
dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan
menyebabkan perubahan energi dalam gas. Secara matematis, perubahan energi dalam gas
dinyatakan sebagai
Dimana U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta
umum gas (R = 8,31 J mol1 K1, dan T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
Hukum I Termodinamika
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan
terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem,
volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin).
Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan
energi.
Gambar
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang
mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang
diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam
termodinamika atau disebut hukum I termodinamika. Secara matematis, hukum I
termodinamika dituliskan sebagai
Q = W + U
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan U adalah perubahan energi dalam. Secara
sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q,
benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan
usaha W dan benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!)
yang berarti mengalami perubahan energi dalam U.
Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di
dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini
dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi
perubahan energi dalam (U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang
diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p V di bawah ini. Usaha yang dilakukan
sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai
Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (V = 0), gas tidak
melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya.
Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.
QV = U
Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas
melakukan usaha (W = pV). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan
konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor
yang diserap gas pada volume konstan
QV =U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
W = Qp QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).
Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan)
oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan
energi dalamnya (W = U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing
p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2
dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai