Crs Patologi Forensik
Crs Patologi Forensik
Crs Patologi Forensik
Lebam mayat tidak selalu terlihat pada kondisi tertentu, bergantung pada
usia, kondisi darah, dan keadaan lain.3Warna lebam mayat berbeda- beda sesuai
penyebab keracunan, seperti pada kasus keracunan karbon monoksida, sianida,
dan hipotermia, lebam berwarna merah terang atau merah muda. Warna coklat
menunjukkan keracunan nitrobenzen atau potasium klorat.2
kematian, jika tubuh korban terbaring dalam posisi terlentang, lebam mayat
tampak pada bagian belakang tubuh kecuali pada bagian yang tertekan seperti
belakang kepala, bahu, bokong dan tumit. Jika tubuh korban dalam posisi
tertelungkup, maka lebam mayat akan tersebar pada bagian depan tubuh denga
warna keunguan dan tidak hilang pada penekanan. Hal ini menandakan bahwa
Seluruh otot tubuh mulai kaku secara bersamaan setelah kematian, namun
kekakuan ditandai dari kelompok otot kecil ke kelompok otot besar.2Perkiraan
saat kematian dari kaku mayat dapat ditentukan berdasarkan hal tersebut, yakni
muncul 30 menit hingga 6 jam paska kematian dan maksimal pada 6-12 jam paska
mati. Kaku mayat akan hilang pada 12 jam hingga 6 hari paska mati.2,10,5,2,6
- Jika tubuh terasa hangat dan lemas, kematian terjadi kurang dari 3jam.
- Jika tubuh terasa hangat dan kaku, kematian terjadi 3 hingga 8jam.
- Jika tubuh terasa dingin dan kaku, kematian terjadi 8 hingga 36jam.
- Jika tubuh terasa dingin dan lemas, kematian terjadi lebih dari 36jam.
2
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku mayat antara lain umur,
aktivitas fisik sebelum mati, persediaan glikogen, suhu tubuh yang tinggi, bentuk
tubuh kurus dengan otot kecil dan suhu lingkungan tinggi.5,2
Pada korban ditemukan kaku mayat di seluruh tubuh dan sukar dilawan,
sebelum pemeriksaan.
3
terjadi opistotonus, dilatasi pupil, serta denyut jantung dan tekanan
darah. Fase ini lamanya sekitar 2 menit.
Pada mayat ini ditemukan sianosis pada jari tangan dan jari kaki yang
menandakan telah terjadi asfiksia pada mayat tersebut.
Mata merupakan salah satu bagian tubuh yang diperiksa pada pemeriksaan
luar. Penilaian pada mata, antara lain:7,4
4
Pada hidung, hal yang dapat dinilai, antara lain keadaan tulang nasal, isi
lubang hidung, apakah terdapat sesuatu yang keluar dari lubang hidung, dan
adakah kering/kemerahan di sekitar hidung.7 Pada mayat ini, hidung mayat
dinyatakan keluar cairan berwarna kemerahan dari lubang hidung.
Pada mulut dan rongga mulut yang dapat dinilai meliputi bibir, lidah,
rongga mulut serta gigi geligi. Pada mayat ini, gigi geligi berjumlah 28 buah,
mulut dalam keadaan tertutup, lidah tergigit dan pada lubang mulut keluar cairan
warna kemerahan.7 Lidah yang tergigit dapat ditemukan pada kondisi kejang.
Gigitan terjadi pada fase klonik saat kejang tonik-klonik umum atau selama
kejang parsial. Hal ini terjadi karena adanya lesi di otak.9
Pada telinga, perlu dinilai apakah ada sesuatu yang keluar dari lubang
telinga, seperti perdarahan, atau lainnya.7 Pada mayat ini, telinga mayat
dinyatakan sedang dan tidak keluar apa-apa dari lubang telinga kanan dan kiri.
2.4.1 Luka-Luka
2.4.1 Luka Lecet
Terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing, misal pada kejadian kecelakaan lalu
lintas, tubuh terbentur aspal jalan atau sebaliknya benda tersebut bergerak atau
bersentuhan dengan kulit.2
Klasifikasi menurut mekanisme :2
- Luka lecet gores (scratch)
- Luka lecet serut (graze)
- Luka lecet tekan Iimpression, impact abrasion)
- Luka lecet geser (friction abrasion)
Perkiraan umur luka lecet :2
- Hari ke 1-3 : warna coklat kemerahan
- Hari ke 4-6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram
- Hari ke 7-14 : pembentukan epidermis baru
Tabel 3. Perbedaan luka lecet ante-mortem dengan post-mortem6
Ante mortem Post mortem
Coklat kemerahan Kekuningan
Terdapat sisa-sisa epitel Epidermis terpisah sempurna dari dermis
Tanda intravital (+) Tanda intravital (-)
Sembarang tempat Pada daerah dengan penonjolan tulang
5
Temuan pada mayat ini sesuai dengan teori dimana terdapat luka lecet
berwarna coklat/kemerahan pada lengan atas kanan, pipi kiri tungkai atas kiri,
lutut kiri, tungkai kiri bawah dan tungkai kanan bawah yang menunjukkan luka
tersebut diperkirakan 1-3 hari ante-mortem. Ditemukan juga luka terbuka tepi
tidak rata akibat kekerasan tumpul pada bibir bawah kiri yang mungkin terjadi
karna gigitan atau benturan ketika terjatuh pada korban sebelum terjadi kematian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD, editors.Peranan Ilmu Forensik Dalam
Penegakan Hukum, Jakarta; 2008.
2. Dix J, Graham M, editors.Time of Death (Postmortem Interval) and
Decomposition. In: Time of Death, Decomposition and Identification, an Atlas.
Florida: CRC Press LCC; 1999. pp : 8-80
6
3. James JP, Richard J, Steven BK, John M, editors. Simpsons Forensic
Medicine. London: Hodder Arnold. 2011.
4. Knight B, Sauko P, editors. The Pathophysiology of Death. In: Knights
Forensic Pathology, 3rd Ed. London: Arnold.Florida: CRS Press; 2004. pp:
5290.
5. Dahlan S,editor. Thanatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik: Pedoman
Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro; 2007. pp: 47-65.
6. Munim A, editor. Sistematik Pemeriksaan Ilmu Kedokteran Forensik Khusus
Pemeriksaan Mayat. Dalam: Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam
Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto; 2011. pp: 37-52.
7. Madea B, editor.Handbook of Forensic Medicine. New Jersey: John Wiley &
Sons; 2014.
8. Guharaj P V. Death: its diagnosis and change that follows. In Forensic
medicine. Chennai: Orient Longman;2003. pp 59-73
9. Gupta SN, Gupta VS. Bilateral Tongue Bite during Epileptic Seizure:
Nomenclature and Mechanism. Austin J Neurol Epilepsy. 2014; 1(1). pp: 1-2.
10. Dimaio VD, editor. Time of Death. In: Forensic Pathology. 2nd Ed. Florida:
CRC Press LCC; 2001. pp: 178-216.
LAMPIRAN 1