Tugas 1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Tugas 1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Tugas 1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PENDAHULUAN
Awal
Identifikasi Awal
Lokasi Terminal
Studi Pustaka
Gambaran Umum
Terminal
Identifikasi
Pengembangan Terminal
Analisa
Kebijakan
Transportasi Wilayah
Ekonomi Wilayah
Sosial
Kependudukan
Rona Lingkungan
Awal
Dibangun pada 2010, Terminal Pulo Gebang memiliki empat blok gedung
di paling atas. Tiap blok punya fungsi berbeda.
Pertama, Blok A. Gedung ini diperuntukkan bagi tempat istirahat awak bus
AKAP. Luasnya mencapai 996,1 meter persegi.
Blok C merupakan gedung bagi area kedatangan bus AKAP dan bus dalam
kota. Luasnya 2.880 meter persegi, memiliki 14 pintu, dan 16 jalur bus dalam
kota. Di sini dapat menampung 58 bus dalam kota.
Blok D merupakan gedung bagi area bus Transjakarta yang memiliki dua
jalur. Luasnya mencapai 409,15 meter persegi. Blok itu merupakan tempat
beroperasinya Transjakarta koridor 11, yang melayani rute Kampung Melayu-
Pulogebang.
Total terminal ini memiliki empat lantai dan lantai mezzanine. Setiap lantai
berbeda-beda peruntukannya.
Di atasnya adalah lantai mezzanine. Di situlah tempat untuk loket tiket bus
AKAP, bus Transjakarta, ruang pengumuman, dan fasilitas umum lainnya.
Berikutnya, lantai dua, merupakan ruang tunggu penumpang dengan
fasilitas posko terminal, posko kesehatan, dan ruang laktasi (ibu menyusui).
Lengkap pula dengan fasilitas mengisi ulang daya ponsel.
Lantai tiga, nantinya merupakan lokasi bagi foodcourt dan tempat untuk
54 kios, ruangan toilet, dan lainnya. Lantai empat jadi kantor pengelola terminal,
bersamaan dengan ruang perwakilan untuk PO bus dan control room.
Terminal ini memiliki area parkir yang tersedia untuk mobil, park and
ride, sepeda motor, dan taksi. Untuk kapasitas bus AKAP, terminal ini dapat
menampung lebih kurang 80 bus.
3.1.2 Topografi
Bentuk tanah di Kabupaten Karawang sebagian besar berbentuk dataran
yang relatif rata dengan variasi antara 0 5 m di atas permukaan laut. Hanya
sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan berbukitbukit dengan ketingian
antara 0-1200 m diatas permukaan laut.
3.1.3 Demografi
Tabel Peranan PDRB Kab. Karawang Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015 (juta rupiah/persen)
Lapangan usaha 2011 2012 2013 2014 2015*
Primer(pertanian
10.594.579 10.145.883 10.907.477 11.028.418 11.055.714
dan
,1 ,2 ,2 ,3 ,7
pertamban
(9,36%) (8,16%) (7,7%) (7,11%) (6,62%)
gan)
82.924.172 92.622.864 105.591.90 117.397.90 128.210.98
Sekunder(industri
,4 ,8 9,1 9,2 4,4
, listrik, air
(73,27%) (74,53%) (74,99%) (75,71%) (76,75%)
Tersier(perdangan
, angkutan 19.662.061 21.507.791 24.316.666 26.641.810 27.786.007
dan ,7 ,2 ,9 ,4 ,4
kimunikasi (17,37%) (17,31%) (17,27%) (17,17%) (16,63%)
dan jasa
113.180.81 124.276.53 140.816.05 155.068.13 167.052.70
PRDB 3,2 9,3 3,3 7,9 6,7
(100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
Sumber: BPS karawang
Kontribusi /pangsa sektor primer atas dasar harga berlaku pada tahun 2015
relatif menurun, yaitu dari 7,11% pada tahun 2014 menjadi 6,62%. Untuk sektor
sekunder justru terjadi peningkatan pangsa ekonomi yang cukup signifikan, dari
75,71% di tahun 2014 menjadi 76,75% pada tahun 2015. Untuk sektor tersier,
relatif stabil dengan kecenderungan sedikit menurun, yaitu dari 17,17% pada
tahun 2014, menjadi 16,63% pada tahun 2015. Distribusi persentase PDRB secara
sektoral menunjukkan peranan masingmasing sektor dalam pembentukan PDRB
secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor maka semakin besar
pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi. Kontribusi sektor
sekunder yang relatif terus membesar memperlihatkan bahwa Kabupaten
Karawang telah berkembang menjadi salah satu daerah basis industri utama di
Jawa Barat, sekaligus menjadi salah satu daerah yang mampu bertahan sebagai
lumbung padi Nasional ditengah berbagai kemajuan ekonomi di sektor sekunder
dan tersier perdagangan dan jasa.
2011-2015
2011-2015
Tabel 8.9 IPM dan Indeks Kesehatan, Pendidikan dan Daya Beli Tahun 2011-2015
*) angka sementara
Sumber: BPS Kab. Karawang
dalam bentuk, ukuran, tujuan, dan sasaran. Rona lingkungan hidup juga
ada. Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah:
yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan suhu rata-rata berkisar antara
industri yang berupa gas buang dari cerobong yang hanya mencapai
10% 15%, sedangkan sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misal
dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO 2), Ozon
(O3), Hidrokarbon (HC), PM 10, Partikel debu (PM 2,5), TSP (debu), Pb
(timah hitam).
3 Fisiografi dan Morfologi
Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 107 02-107
permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 -20, 2-150, 15-400, dan diatas
besar berbentuk dataran yang relatif rendah (25 m dpl) terletak pada
Ciampel.
4 Kualitas Air
Kabupaten Karawang dilalui oleh beberapa sungai yang bermuara di Laut
irigasi yang besar, yaitu : Saluran Induk Tarum Utara, Saluran Induk Tarum
Tengah, dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan
Karawang 1.753,27 km2 atau 175.327 Ha, luas tersebut merupakan 4,72 %
dari luas Provinsi Jawa Barat (37.116,54 km 2) dan memiliki laut seluas 4
pertanian. Wilayah ini, secara administrasi terdiri dari 30 kecamatan, 297 desa
dan 12 kelurahan.
Kabupaten Karawang diarahkan menjadi salah satu gerbang (gateway city)
Negara. Dikenal juga sebagai gudang beras dan lumbung pangan nasional.
Kabupaten Karawang di sektor sumber daya alam memiliki potensi
alam, budaya, dan sejarah. Wisata Alam berupa keindahan pantai dan curug
antara lain Pantai Tanjung Baru, Pantai Tanjung Pakis, Pantai Pisangan,
Pantai Samudra Baru, Curug Cigeuntis, Curug Bandung, Curug Koleangka,
merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan bahan lepas terutama
kelestarian alamnya. Terdapat 537 jenis hewan yang dilindungi dan 43 jenis
yang beraneka ragam, termasuk memiliki jenis flora yang khas. Tentang
Jambu Air Cingcalo (Syzuim aquem) sebagai flora khas Daerah Kabupaten
Karawang. Selain jambu air Cingcalo, ditetapkan jenis species pohon lainnya
yang merupakan ciri khas Kabupaten Karawang yaitu pohon buah kawista.
Jenis pohon ini dinyatakan sebagai flora yang sudah langka sehingga perlu
dijaga kelestariannya.
Segmen Kars Pangkalan merupakan kawasan hutan tanaman, yang jenisnya
dikuasai jati (Tectona grandis). Pada saat ini hutan terancam gundul karena
Sedangkan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar antara lain
kelompok bambu yang berada di daerah ini di antaranya adalah bambu tali
adalah Pontes, Acropora dan Sponge. Beberapa jenis ikan hias hidup di
daerah ini seperti ikan anjel (Angelfish) dan ikan kupu-kupu (Butterfly Fish).
C Komponen Sosial
1 Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Karawang pada tahun 2012 sebesar 2.207.181
jiwa naik 41.185 jiwa dibanding pada tahun 2011, sejumlah 2.165.996
penduduk antar daerah yang merata, terutama antar Kecamatan dan desa.
dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia
dari tahun 2011 yang berada pada kisaran 7,39% dengan migas.
(competitive advantage).
b Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
Hal tersebut ditandai dengan banyaknya jenis kesenian antara lain : Seni
Egrang, Barongsay, Reog, Ajeng/Tari Soja, Kedok Menyon dan budaya yang
Muharraman/1 Suro.
Apabila potensi seni dan budaya ini berhasil dilestarikan, dikelola, serta
masyarakat terutama generasi muda dan pelaku seni untuk lebih berperan
4 Kesehatan Masyarakat
Yang menggembirakan dari bidang kesehatan adalah semakin meningkatnya
mencapai 97,77% dan tahun 2012 mencapai 88,44%. Perkembangan ini tidak
seperti angka Usia harapan hidup pada periode 2011 mencapai 67,03 Tahun
dan tahun 2012 mencapai 67,32 tahun. Namun hal yang sangat
memprihatinkan adalah naiknya AKB dan AKI dari tahun 2011 pada angka
51 menjadi 55 kasus kematian bayi pada tahun 2012 dan pada angka 192
kasus AKI pada tahun 2011 naik menjadi 255 pada tahun 2012.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
4 Status tanah
Hasil pengujian sifat-sifat fisis yang dilakukan, data tanah yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
- Kadar air (w) = 38.23 %
- Batas susut (ws) = 3,61 %
- Batas plastis (wP) = 31,91 %
- Batas cair (wL) = 96,2 %
- Indeks plastis (IP) = 64,29
- Berat jenis (GS) = 2,6
- Fraksi Lempung (CF) = 43,265 %
- Kandungan mineral = Halloysite, Montmorillonit, Alpha Quartz
- Potensi pengembangan = 4,33 kali
- Keasaman tanah (pH) = 7,6
Dari pengujian awal yang dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Keramik, melalui uji swelling test tanah ini mempunyai
pengembangan sebesar 4,33 kali. Berdasarkan klasifikasi Unified Soil
Clasification System (USCS) tanah Cikampek diklasifikasikan sebagai tanah
Cikampek dapat diklasifikasikan tanah ekspansif dengan potensi pengembangan
sangat tinggi.
4.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dijabarkan serta kesimpulan yang ada dari
studi banding yang ada maka dapat dijabarkan atau disimpulkan lagi bahwa :
1. Sebagai Wadah aktivitas transit, Transit Orientid Development (TOD) lahir
dari
kebutuhan manusia kota masa kini yang tidak dapat lepas dari pergerakan,
perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Kawasan berorientasi transit
adalah wadah dari aktivitas transit sekaligus suatu lingkungan komunitas.
2. Sebagai lingkungan komunitas, TOD memiliki ke unggulan dalam menggali
vitalitas dan kualitas kehidupan urban dan mengintegrasikan berbagai aspek
yang mampu membuat komunitas lebih hidup.
3. Kawasan berorientasi adalah wadah dari aktivitas transit sekaligus suatu
lingkungan komunitas.
4. TOD memiliki komponen terpenting yaitu sebagai titik transit yang mampu
mengumpulkan/menghadirkan massa dengan kuantitas konstan. Potensi ini
menjadi dasar terbentuknya ruang kota yang berperan mewadahi berbagai
aktivitas dan ragam pelaku aktivitas.
5. Titik transit ini akan lebih bernilai dan berguna jika mampu dihidupkan dalam
suatu lingkungan komunitas di sekitarnya.
6. Rencana Pembangunan Terminal Transit Development di kawasan Kalihurip
Kematan Cikampek Kabupaten Karawang perlu untuk di laksanakan untuk
untuk meningkatkan kualitas keterpaduan moda transportasi memudahkan
perpindahan penumpang baik perpindahan intra dan antar moda transportasi.
4.2 SARAN
Rencana Pembangunan Terimal Terpadu di kawasan Kalihurip Kecamatan
Cikampek Kabupaten Karawang perlu memperhatikan kondisi lingkungan dan
social masyarakat disekitarnya. Pelayanan transportasi perlu ditingkatkan demi
kelancaran arus lalu lintas.