Kak Renc - Induk Pel - Majene

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

RENCANA INDUK PELABUHAN MAJENE


KABUPATEN .MAJENE

Dinas Perhubungan, Komunikasi

Dan Informatika

Provinsi Sulawesi Barat

Mamuju, Maret 2013


RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Bab I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 53 Tahun 2003 tentang Tatanan
Kepelabuhanan Nasional, Pelabuhan Majene adalah 3 (tiga) Pelabuhan Nasional yang ada di
Provinsi Sulawesi Barat, selain Pelabuhan Mamuju dan Pelabuhan Belang Belang dengan
klasifikasi Kelas V dan tidak diusahakan. Pelabuhan ini masih berstatus KUPP ( Kantor Unit
Pengelolah Pelabuhan ) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Secara administratif, terletak di Kecamatan Banggae Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi


Barat. Sedangkan dari segi geografis, pelabuhan ini mempunyai koordinat: Lintang Selatan 03
33 10 dan Bujur Timur 118 56 58 ,serta memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Mamasa.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Perubahan sistem dan mekanisme kerja Pemerintah sesuai UU No 22 Tahun 1999 dan PP No
25 Tahun 2000 yang sebelumnya menggunakan konsep sentralisasi (terpusat) maka sebagai
konsekuensi dari penerapan peraturan tersebut perlu membagi kewenangan kepada
Pemerintah Daerah baik kepada Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pembagian kewenangan berupa desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.


Kewenangan tersebut juga dimaksudkan agar setiap daerah berusaha mengejar ketertinggalan
dari daerah lain yang lebih maju dan agar dapat berkembang sesuai kemampuannya.

Berdasarkan potensi daerah dan wilayah-wilayah yang dapat dikembangkan dan diharapkan
menjadi salah satu andalan perekonomian, maka Kabupaten Majene, Propinsi Sulawesi Barat,
mengembangkan kawasan maritim sebagai urat nadi perekonomian. Kabupaten Majene berada
di pesisir pantai Barat Sulawesi, letaknya sangat strategis karena merupakan pintu gerbang segi
tiga yang menghubungkan Propinsi Sulawesi Selatan - Sulawesi Tengah - Kalimantan Timur,
sehingga daerah ini dijuluki kawasan segitiga emas. Kabupaten Majene memiliki kekayaan
alam yang luar biasa, khususnya sektor pertanian yang meliputi sub sektor perkebunan,
kehutanan, perikanan dan peternakan.

Salah satu kendala yang dihadapi Kabupaten Majene adalah infrastruktur yang masih minimal,
diantaranya adalah fasilitas pelabuhan, termasuk di dalamnya adalah Pelabuhan Majene.
Infrastruktur yang baik dan memadai diharapkan dapat memperlancar iklim investasi maupun
pelaku bisnis di daerah Sulawesi Barat umumnya dan Kabupaten Majene pada khususnya.
Infrastruktur itu sangat penting artinya dalam upaya percepatan pertumbuhan perekonomian
masyarakat. Sekaligus, mempercepat perubahan pembangunan di daerah ini.

Dalam melakukan pembangunan infrastruktur, Kabupaten Majene, diantaranya akan


memprioritaskan pada sektor pelabuhan laut, selain fasilitas udara dan jalan. Karena ketiga
infrastuktur ini sangat penting untuk memberi kemudahan dalam mengakses pertumbuhan
perekonomian masyarakat di Kabupaten Majene.

Untuk pembangunan Pelabuhan Majene diutamakan adalah pelebaran. Pelebaran


pembangunan pelabuhan laut ini dimaksudkan untuk dapat sekaligus dibangun beberapa
gudang. Sehingga hasil bumi masyarakat di Kabupaten Majene, untuk sementara dapat
ditampung sebelum dikapalkan.

Posisi Kabupaten Majene disebut strategis karena berbatasan langsung dengan Selat Makassar
yang merupakan lalu lintas pelayaran menuju Pulau Kalimantan, Jawa dan Bali. Sarana
perhubungan laut di Kabupaten Majene. Mengingat pentingnya peran fasilitas pelabuhan umum
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

untuk menunjang aktivitas distribusi barang antar pulau guna memperlancar roda
perekonomian, maka perlu dibuat rencana induk atau master plan sebagai kerangka dasar
arahan pengembangan dan pembangunan fasilitas kepelabuhanan serta memenuhi ketentuan
Pemerintah di bidang kepelabuhanan, Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor 54 Tahun
2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut.

Disamping itu, dengan ditetapkannya rencana induk suatu pelabuhan, maka akan diperoleh
suatu jaminan kepastian hukum dalam penyelenggaraan operasional pelabuhan, meningkatkan
keselamatan dan keamanan operasional pelabuhan dan mendukung pengembangan
perekonomian kawasan propinsi Sulawesi Barat dan sekitarnya.

Untuk menyesuaikan diri dengan Kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah,
penyusunan Studi Master Plan ini perlu memperhatikan UU dan Ketentuan Perundangan lain
yang ada, antara lain sebagai berikut.
1. UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
2. PP No. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
3. PP No. 81 tahun 2000 tentang Kenavigasian
4. KM No. 53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional
5. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
6. UU No. 17 tahun 2008 tentang pelayaran

Disamping itu Studi ini juga harus dilengkapi dengan data-data mengenai studi-studi terkait
(terhadap rencana Pelabuhan Majene) yang pernah dilaksanakan sebelumnya baik oleh
Pemerintah Pusat maupun Daerah.

PROPINSI
SULAWESI TENGAH

PROPINSI
SULAWESI
TENGGARA

LOKASI PEKERJAAN
PROPINSI
SULAWESI SELATAN

Gambar 1 Peta lokasi Studi Master Plan Pelabuhan Majene terletak di Kecamatan Banggae,
Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Keberadaan Pelabuhan Majene

1.1.1 Kondisi Saat Ini

Pelabuhan majene yang dipindahkan ke Kecamatan Banggae dan pembangunannya pada


tahun 2012. Lokasi pelabuhan berjarak kl 150 kilometer dari Kota Mamuju, jarak ini ditempuh
dengan menggunakan kendaraan angkutan darat.

Pelabuhan Majene di Kecamatan Banggae ini akan dikembangkan menjadi pelabuhan niaga
alternatif bertaraf Nasional, setelah lalu lintas perdagangan melalui jalur pelayaran Selat
Makassar cukup padat. Posisinya dinilai cukup strategis karena terletak di Selat Makassar.
Berdasarkan data yang tercatat di lokasi Pelabuhan Majene, kondisi pasang surut adalah
sebagi berikut: pasang tertinggi 12 meter dan surut terendah 9 meter terhadap mean sea level.
Kolam Pelabuhan Majene relatif tenang.

A. Faslitas Pebuhan
Luas lahan Pelabuhan Majene mencapai 1 hektar dengan areal darat terdiri dari gudang,
lapangan penumpukan dan gedung kantor.
Sebagai penghubung antara dermaga dengan fasilitas darat adalah trestle dan causeway.
Trestle dibangun dengan konstruksi beton bertulang di atas tiang pancang, sedangkan
konstruksi causeway berupa timbunan tanah dan pasir serta pelindung lereng berupa timbunan
batu kali.
Berikut ini adalah data fasilitas pelabuhan:
Kontruksi dermaga dari beton dengan panjang 70 meter dan lebar 10 meter.
Panjang trestle adalah 100 meter dengan lebar 8,0 meter.
Panjang causeway adalah 90 meter dengan lebar jalur kendaraan 8,0 meter.

B. Hinterland
Secara geografis Kabupaten Majene terletak pada koordinat 030 33 10 dan 1180 56 58 Bujur
Timur.

Berikut ini batas-batas wilayah Kabupaten Majene.


Sebelah Utara: Kabupaten.Mamuju.
Sebelah Selatan: Kabupaten Polewali Mandar.
Sebelah Timur: Kabupaten Mamasa.
Sebelah Barat: Selat Makassar.

C. Potensi Kabupaten Majene


Mengingat letak Kabupaten Majene yang strategis sebagai daerah penyangga utama untuk
memenuhi permintaan hasil produksi ternak untuk wilayah Kalimantan Timur khususnya daging,
telur dan susu segar. Berkaitan dengan hasil tersebut maka pemasarannya lebih mudah dan
lancar, sehingga perusahaan yang terdapat di daerah ini akan lebih efisien dibandingkan
dengan perusahaan sejenis yang ada di luar daerah ini. Hal ini mengingat jarak hasil produksi
ternak ke konsumen relatif lebih dekat. Populasi ternak di Kabupaten Polewali Mandar menurut
jenisnya dibagi dalam 3 golongan yaitu ternak besar termasuk didalamnya kuda, kerbau,
kambing dan babi dan ternak jenis unggas yang terdiri dari itik, ayam buras dan ayam ras.

1.1.2 Peranan Masa Mendatang

Pada bulan Juni 1997 Pemerintah Indonesia menerbitkan Sistem Transportasi nasional
(SISTRANAS) sebagai langkah pertama dalam merumuskan rencana transportasi berskala
nasional. Kegunaan SISTRANAS tersebut adalah untuk mendukung dan mendorong
perkembangan nasional wilayah, memperkuat kesatuan negara dan meningkatkan hubungan
internasional.

Selanjutnya pada bulan Desember 1997 pemerintah Indonesia menerbitkan Sistem Transportasi
Wilayah (Sistrawil). Sistrawil tersebut digunakan sebagai pedoman baik dalam perencanaan
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

maupun dalam penyelenggaraan dan penataan jaringan transportasi wilayah guna mewujudkan
penyediaan jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan, lancar, tertib dan teratur.

Pelabuhan Majene dengan infrastruktur dan suprastrukturnya, nantinya diharapkan dapat


menyediakan jasa kepelabuhanan yang efisien sehingga mampu meningkatkan daya saing
komoditi ekspor Indonesia di pasar internasional dan memperlancar distribusi arus barang antar
pulau di Indonesia yang pada akhirnya memberikan konstribusi dalam pertumbuhan ekonomi
nasional.

1.2 Maksud, Tujuan, Lingkup Studi dan Kriteria Teknis

1.2.1 Maksud
Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat dalam hal ini sebagai pemrakarsa bermaksud
menunjuk konsultan untuk melaksanakan Studi Master Plan Pelabuhan Majene mulai dari
pengumpulan data, survei, uji laboratorium, evaluasi, prediksi, analisis sampai pelaporan dan
membantu pemrakarsa dalam proses pembahasan/presentasi hingga pengesahan oleh Menteri
Perhubungan dengan berpedoman pada Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk
Pelabuhan yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, IAPH Guidelines dan Port
Development (a handbook for planner in developing countries) oleh United Nation serta hal-hal
pokok yang tertuang dalam Kerangka Acuan ini.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari studi Master Plan Pelabuhan Majene adalah untuk mendapatkan kerangka dasar
rencana pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Majene saat ini dan masa mendatang.
Kerangka dasar ini tertuang dalam sebuah rencana pengembangan kepelabuhanan yang
dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, menengah dan
jangka panjang sehingga dapat diwujudkan rencana pemanfaatan areal pelabuhan secara
berkualitas, serasi dan optimal, sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan serta sesuai
dengan kebutuhan pembangunan dan kemampuan daya dukung lingkungan. Hal ini diperlukan
untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana,
terpadu, tepat guna, efisien dan berkesinambungan. Kerangka dasar rencana pengembangan
dan pembangunan pelabuhan ini diwujudkan dalam suatu Rencana Induk (Master Plan)
Pelabuhan Majene.

1.2.3 Lingkup

Lingkup Studi Master Plan Pelabuhan Majene meliputi seluruh daerah lingkungan kerja darat
dan perairan serta daerah lingkungan kepentingan Pelabuhan Majene berdasarkan Surat
Kesepakatan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pehubungan nomor 194A tahun 1996
dan nomor KM 68 tanggal 26 November 1996 dan daerah hinterlannya serta daerah rencana
pengembangan Pelabuhan Majene.

Kegiatan yang harus dilakukan meliputi hal-hal berikut ini.


1. Pengumpulan data primer maupun sekunder.
2. Penyajian metodologi pengumpulan data (data collection).
3. Analisis dan evaluasi data.
4. Melakukan peramalan terhadap arus kapal dan barang (traffic forecasting).
5. Membuat perkiraan kinerja pelayanan.
6. Melakukan kajian perihal pemanfaatan kemajuan di bidang teknologi (perkapalan dan
bongkar muat) dan IT (information technology).
7. Melakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana baik di darat maupun di laut.
8. Mengusulkan DLKP perairan, DLKR daratan dan DLKR lautan.
9. Menyajikan laporan, mengadakan presentasi dan sosialisasi.
10. Membantu pemrakarsa hingga disahkan oleh Menteri Perhubungan.

1.2.4 Kriteria Teknis

Proses penyusunan dokumen Rencana Induk Pelabuhan Majene hendaknya berpedoman


pada:
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

1. Pedoman Teknis Rencana Induk Pelabuhan, diterbitkan oleh Direktorat Pelabuhan dan
Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan. Tahun
2002.
2. Pedoman Teknis Pelabuhan Berwawasan Lingkungan (Ecoport), diterbitkan oleh Direktorat
Pelabuhan dan Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen
Perhubungan. Tahun 2004.
3. Pedoman-pedoman lain yang relevan.

Penyusunan dokumen Rencana Induk ini meliputi kegiatan pengumpulan dan analisis data serta
kegiatan perumusan rencana pembangunan dan pengembangan ke dalam suatu tata ruang
pelabuhan yang bersinergis dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) Tingkat I
Propinsi Sulawesi Barat dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD) Tingkat II
Kabupaten Majene.

A. Kegiatan Pengumpulan Data

Langkah pertama dari seluruh proses penyusunan Master Plan Pelabuhan Majene dimulai dari
pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data tesebut meluputi pekerjaan persiapan survei,
pelaksanaan survei dan kompilasi data. Kegiatan pelaksanaan survei meliputi survei data primer
dan sekunder, dimana tahap ini merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi dasar
dalam proses penyusunan Master Plan Pelabuhan.

Data yang dikompilasi adalah data yang berhubungan dengan wilayah perencanaan dan data
yang berhubungan dengan wilayah pengaruh (hiterland) dari Pelabuhan Majene yang dirinci
dalam komponen aspek di bawah ini.

1) Aspek Kebijakan Pemerintah


Komponen yang termasuk dalam aspek ini adalah sebagai berikut.
Kebijakan Pemerintah tentang arahan Tatanan Kepelabuhan Nasional yang meliputi Sistem
Transportasi Nasional (Sistranas) dan Sistem Transportasi Wilayah (Sistrawil).
Arah Kebijakan RUTR Wilayah Tingkat I Propinsi Sulawesi Barat dan RUTR Daerah Tingkat
II KabupatenMajene.
Arah Kebijakan lainnya yang berpengaruh terhadap jasa kepelabuhanan.
Perlu juga untuk mendapatkan data berupa: Konsesi, Kerjasama, MoU dan KSO.

2) Aspek Tata Guna Lahan dan Perairan


Mengumpulkan data mengenai pemanfaatan lahan pelabuhan baik oleh pihak Pelabuhan
Majene nantinya maupun pihak lain.
Kondisi eksisting dan rencana pemanfaatan lahan dan perairan di sekitar pelabuhan.
Pengguna lahan dan perairan: jenis usaha, kapasitas, lokasi, luas lahan, tarif sewa serta
bentuk dan kerjasama.
Ketersediaan lahan dan perairan untuk pengembangan pelabuhan.

3) Aspek Ekonomi dan Kependudukan


Aspek ekonomi dan kependudukan meliputi aspek di bawah ini.
Karakteristik ekonomi secara makro.
Pertumbuhan ekonomi nasional yang meliputi pertumbuhan ekspor/impor serta tingkat
inflasi.
Gambaran umum kerjasama dan kondisi perdagangan dunia dan regional.
PDRB wilayah hinterland.
Sebaran investasi, kawasan industri dan produksi wilayah hinterland.
Sistem jaringan transportasi di wilayah hinterland.
Potensi pada sektor migas dan non migas di wilayah hinterland.
Jumlah, Kepadatan, Sebaran, Pertumbuhan Penduduk di wilayah hinterland.

4) Aspek Pelayaran
Aspek pelayaran meliputi pengembangan dan keselamatan pelayaran seperti diuraikan di
bawah ini.
Kecenderungan pengembangan jaringan infrastruktur pelayaran nasional dan internasional.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Kecenderungan pengembangan kapal angkutan barang maupun penumpang,


containerisasi, general cargo, curah dan penumpang.
Kecenderungan pengembangan peralatan bongkar muat.
Kondisi, sarana dan prasarana keselamatan pelayaran.
Kondisi, sarana dan prasarana keselamatan di pelabuhan.
Pelaksanaan ISPS code.

5) Aspek Konsisi Alam dan Lingkungan


Komponen yang termasuk dalam aspek ini adalah batimetri, topografi, iklim, hidro-oceanografi,
hidrologi, geologi, morfologi dan lingkungan.

6) Aspek Teknis dan Operasional Pelabuhan


Aspek Teknik dan Operasional Pelabuhan meliputi komponen berikut.
Profil Eksisting Pelabuhan (Fasilitas, Arus Barang, dan Kinerja Operasional).
Peran pelabuhan di sekitarnya.
Penerapan Teknologi di bidang Teknik Perkapalan dan Alat Bongkar Muat serta IT
(Information Technology).
Batasan dan kendala pengembangan pelabuhan.
Keterkaitan pelabuhan dengan moda transportasi lainnya.
Kondisi trafik di pelabuhan dan jalan akses menuju ke pelabuhan.
Produktivitas pelabuhan.
Kapasitas pelabuhan.
Tipe dan ukuran fasilitas terpasang di pelabuhan.
Prasarana transportasi.
Prasarana komunikasi.
Sarana air bersih dan listrik.

B. Kegiatan Analisis Data

Kegiatan analisis data meliputi pekerjaan menilai kecenderungan masa lalu, kondisi masa kini,
menilai kecenderungan perkembangan, menilai kapasitas pengembangan dan memperkirakan
kebutuhan di masa mendatang guna menemukenali permasalahan pokok, potensi, kebutuhan
dan kendala pengembangan pelabuhan.

Selain itu, juga menilai kecenderungan masa lalu meliputi penilaian perkembangan,
pemanfaatan sumberdaya, kegiatan yang mendukung usaha kepelabuhanan, lingkungan dan
investasi masa lalu sampai masa kini sehingga dapat memberikan gambaran mengenai
kemungkinan keadaan wilayah pelabuhan di masa mendatang.

Termasuk didalamnya adalah menilai keadaan masa kini yang meliputi keadaan pelabuhan,
sumberdaya, kajian lingkungan, keselamatan pelayaran, kegiatan yang mendukung usaha
kepelabuhanan dan investasi sehingga dapat memberikan gambaran mengenai potensi dan
kendala pengembangan kepelabuhanan.

Kegiatan lain dalam analisis data adalah melakukan analisis lalu lintas (darat) baik di dalam
areal pelabuhan maupun di sekitar pelabuhan serta melakukan analisis kapasitas alur
pelayaran.

Analisis lainnya adalah memperkirakan kapasitas pengembangan yang meliputi perhitungan


kemampuan daya dukung lingkungan, kegiatan yang mendukung usaha kepelabuhanan,
sumberdaya yang dapat dikembangkan sehingga dapat menggambarkan optimasi kemampuan
pelabuhan.

Memperkirakan kebutuhan pada masa mendatang yang meliputi pengembangan kegiatan dan
perkiraan kebutuhan kegiatan yang mendukung usaha kepelabuhanan dengan tujuan efisiensi
dan efektifitas kegiatan berdasarkan kebutuhan, daya tampung pelabuhan dan keselamatan
pelayaran.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Memperkirakan arah perkembangan di masa mendatang meliputi perkiraan kemungkinan-


kemungkinan perkembangan fisik dan sosial ekonomi sebagai dasar ekspansi kegiatan
pelabuhan dan pelayanannya.

C. Kegiatan Perumusan Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Pelabuhan memiliki kedudukan aspek teknis dan ekonomi sehingga dalam rencana
pengembangannya akan melibatkan rencana fungsi kegiatan, rencana pemanfaatan ruang,
rencana fasilitas pelabuhan, rencana pengelolaan lingkungan, rencana pengembangan sarana
dan prasarana alur pelayaran, rencana tahapan pembangunan, rencana program investasi dan
rencana biaya serta indikasi unit pelayanan.

Masing-masing fungsi kegiatan tersebut akan diuraikan sebagai berikut.


1. Rencana fungsi kegiatan mencakup rencana penetapan fungsi-fungsi kegiatan yang
menggambarkan fungsi primer sebagai kegiatan utama serta fungsi sekunder sebagai
kegiatan penunjang.
2. Rencana pemanfaatan ruang, menguraikan seluruh fungsi kegiatan yang terdapat di
dalam kawasan pelabuhan menjadi zona-zona dengan menempatkan lokasi kegiatan
yang diproyeksikan untuk kebutuhan pada masa yang akan datang.
3. Rencana fasilitas pelabuhan adalah perkiraan kebutuhan pelabuhan yang mencakup
wilayah daratan dan perairan pelabuhan yang merupakan hasil rencana peruntukkan tata
guna lahan dan perairan sesuai dengan tahapan arah pengembangan pelabuhan.
4. Rencana pengelolaan lingkungan mencakup arahan jenis-jenis penanganan lingkungan,
jaringan pergerakan dan utilitas kawasan yang tediri dari: pembangunan baru,
peningkatan, pernbaikan, pemugaran dan perlindungan serta pengoperasian pelabuhan
sesuai dengan tahap-tahap pengembangannya.
5. Rencana prasarana pendukung berupa arahan kebijakan penetapan sistem pergerakan
transportasi darat antara lain jaringan jalan raya dan kereta api dan transportasi udara,
identifikasi sumber-sumber daya dan energi, arahan pola jaringan primer dan sekunder
mengenai suplai air bersih, listrik, telekomunikasi, BBM, drainase dan sistem
pembuangan sampah serta ruang pendukung kegiatan perkapalan (fasilitas perbaikan
kapal).
6. Rencana prasarana alur pelayaran meliputi kebutuhan lebar dan kedalaman alur
pelayaran, kolam putar dan sarana bantu navigasi.
7. Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan, meliputi: arahan prioritas tahapan
pelaksanaan pembangunan pelabuhan selama kurun waktu perencanaan. Tahapan
Pelaksanaan Pembangunan akan dibagi menjadi:
Tahapan Jangka Pendek : 5 tahunan
Tahapan Jangka Menengah : 10 tahunan
Tahapan Jangka Panjang : 25 tahunan
8. Untuk Tahapan Pembangunan Jangka Pendek (5 tahunan), perlu dibuat analisis
kelayakan ekonomi dan financial.
9. Untuk butir 3) dan 5) di dalam Perencanan Jangka Pendek (5 tahunan) perlu dibuatkan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
10. Rencana perbaikan / peningkatan aksesibilitas keluar/masuk pelabuhan baik melaui arah
darat maupun laut.
11. Indikasi arah pengembangan pelabuhan pada masa yang akan datang sesuai dengan
jenis kargo yang dominan.
12. Menggunakan batas DLKP dan DLKR darat dan perairan yang dinyatakan dalam
koordinat grafis (berikut penggambaran di atas peta) untuk menjamin kegiatan
pelabuhan.
13. Tahun dasar yang akan digunakan adalah Tahun 2007.

Bab II
PELAKSANAAN SURVEI
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi/karakteristik alam, lalu lintas dan sosial
budaya di wilayah studi maka perlu dilakukan survei yang meliputi survei primer untuk pekerjaan
topografi, hidro-oceanografi, lalu lintas dan ekonomi sosial budaya serta survei sekunder untuk
pekerjaan lingkungan.

2.1 Survei Topografi


Tujuan kegiatan survei topografi adalah untuk memperoleh gambaran umum dan pengenalan
mengenai permukaan tanah atau daratan sekaligus untuk memperoleh gambaran situasi
(layout) pelabuhan yang cukup detail yang dapat memberikan rekomendasi dan alternatif desain
lapangan, gudang, bangunan dan lain-lain sehubungan kebutuhan perencanaan Pelabuhan
Tg.Silopo. Untuk mendapatkan data primer kondisi permukaan tanah, survei topografi yang
dilakukan adalah pengamatan langsung di lapangan.

Pekerjaan suvei topografi dilakukan dalam batas wilayah kerja Pelabuhan Majene sekitar 100
hektar (selanjutnya, untuk lebih rinci dapat didiskusikan dengan team counterpart) dengan ruang
lingkup sebagai berikut.
1. Pemasangan Bench Mark (BM)
Pemasangan BM dilakukan secara tersebar didalam wilayah kerja pelabuhan guna
penetapan referensi untuk penetapan posisi situasi selama pelaksanaan survei. Lokasi
pemasangan BM terkait pelaksanaan survei akan ditentukan kemudian oleh team
counterpart.
2. Pengukuran Elevasi
Pengukuran elevasi pada titik-titik BM tersebut dimaksudkan sebagai referensi untuk
penentuan elevasi terhadap bidang referensi terpilih (LLWS/Lowest Low Water Spring).
3. Pengamatan Situasi Pelabuhan
Pemetaan situasi lengkap/detail di wilayah daratan yang dapat menggambarkan lokasi
sarana dan prasarana di lokasi rencana PelabuhanMajene.
4. Penggambaran Garis Tepian Sungai
Pemetaan situasi lengkap/detail di wilayah pertemuan antara daratan dan perairan yang
dapat menggambarkan garis tepian sungai.

2.2 Survei Bathimetri


Survei batimetri bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum dan pengenalan mengenai
keadaaan dasar laut (sea bed), alur dan kolam pelabuhan yang dapat memberikan rekomendasi
dan alternatif desain seperti desain dermaga, pengerukan, reklamasi dan lain-lain sehubungan
dengan kebutuhan perencanaan dan pengembangan pelabuhan.

Survei batimetri dilakukan dengan menggunakan peralatan berupa gabungan GPS dan
echosounder digital. Areal yang disurvei berada dalam Batas Wilayah Kepentingan Rencana
Pelabuhan seluas 1.000 Ha (selanjutnya, untuk lebih rinci dapat didiskusikan dengan team
counterpart).

2.3 Survei Hidro-Oceanografi


Survei Hidro-Oceanografi dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut.
1) Data Pasang Surut
2) Data Arah dan Kecepatan Arus
3) Data Sedimen
4) Penentuan Arah Gelombang Dominan dan Tinggi Gelombang
Pelaksanaan survei primer dan sekunder untuk mendapatkan data hidro-oceanografi pada
Rencana Pelabuhan Majene adalah sebagai berikut.
Pengamatan Pasang Surut
Pengamatan pasang surut dilakukan pada 1 (satu) titik yang lokasinya akan
ditentukan/didiskusikan kemudian dengan team counterpart.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

 Pengamatan pasang surut dilakukan selama 24 jam 15 hari berturut-turut dengan


menggunakan alat pengukur otomatis.
 Dari hasil pengamatan pasang surut tesebut akan digunakan untuk menentukan kedalaman/
ketinggian fasilitas pelabuhan seperti dermaga, gudang penumpukan, alur pelayaran dan
lain sebagainya berdasarkan permukaan air pasang laut tertinggi atau terendah.
Pengukuran Arus
Data Arah dan Kecepatan Arus cukup diperoleh dari Dinas Hidro-Oceanografi TNI AL.
Pengukuran Sedimen
Sedimen yang diambil contohnya adalah sedimen dasar dan layang.
Penentuan Arah Dominan dan Tinggi Gelombang
Penentuan arah gelombang dominan serta tinggi gelombang untuk perencanaan menggunakan
data sekunder dari stasiun meteorologi terdekat.

2.4 Survei Lingkungan


Survei lingkungan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kondisi lingkungan eksisting yang
meliputi pemantauan aspek kualitas air, udara, kebisingan dan sedimen. Survei ini tidak akan
dilakukan karena cukup menggunakan data sekunder yang sudah dimiliki oleh Dinas
Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat atau instansi terkait serta pengamatan lingkungan secara
visual.

Berdasarkan data yang diperoleh dilakukan analisis untuk memberikan gambaran rona
lingkungan awal. Parameter-paramater lingkungan yang dianalisis adalah sebagai berikut.
a. Air Laut
- Fisika, yaitu bau, zat padat tersuspensi, kecerahan, suhu, salinitas, lapisan minyak dan
benda terapung.
- Kimia, yaitu PH, ammonia, air raksa, fenol, cadmium, minyak dan lemak, seng, sulfida,
surfaktan detergen, tembaga dan timbal.
b. Udara dan Kebisingan
Sulfur dioksida, karbon monooksida, oksida nitrogen, oksidan, debu, timah hitam, hidrogen
sulfida, ammonia, hidrokarbon, dan kebisingan.
c. Sedimen
Arsen, cadmium, kromium, nikel, raksa, seng, tembaga, timbal, dan selenium.
d. Natural Environment
Kondisi wilayah pesisir (coastal zone), flora dan fauna, kondisi hidrologi perairan dan lain-
lain.
e. Lingkungan Sosial
Parameter ini meliputi kesehatan masyarakat, limbah dan sampah, pemukiman dan lain-lain.

Berdasarkan parameter-parameter lingkungan tersebut akan dilakukan analisa untuk


mendapatkan gambaran rona lingkungan eksisting, sehingga untuk tahap-tahapan
pengembangan yang diusulkan dapat diambil langkah-langkah antisipasi untuk meminimalkan
dampak negatif yang mungkin timbul akibat pengembangan pelabuhan.

2.5 Survei Sosial, Ekonomi dan Budaya


Survei sosial, ekonomi dan budaya dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
Mengenal lebih jauh datadata potensi wilayah daerah atau karakteristik lingkungan terutama
kependudukan, kultur, sosial dan realitas kegiatan kemasyarakatan di sekitar rencana
kawasan pelabuhan.
Melihat persepsi masyarakat di sekitar rencna kawasan pelabuhan terhadap keberadaan
pelabuhan dan rencana pengembangan pelabuhan di masa yang akan datang.

Survei sosial, ekonomi dan budaya dilaksanakan untuk rencana kawasan Pelabuhan Majene.
Metode pelaksanaan survei disesuaikan dengan standar yang berlaku di Indonesia dan meliputi
komponen sebagai berikut.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

1. Demografi
a. Komposisi penduduk.
b. Kepadatan penduduk.
c. Pertumbuhan penduduk.
d. Tenaga kerja.
2. Ekonomi
Data perekonomian lokal dan regional dapat diperoleh dari berbagai instansi seperti BPS,
Kadin dan angkutan perhubungan. Data perekonomian tidak terbatas hanya dari data
pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga data-data potensi dari tiap daerah, data
pertumbuhan angkutan dan data komoditas.
3. Budaya
a. Adat istiadat.
b. Nilai dan norma budaya.
c. Proses asosiatif (kerjasama) dan disosiatif (konflik sosial).
d. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.

Komponen-komponen survei sosial budaya yang dilakukan ini akan mengacu kepada
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-299/11/Tahun 1996
tanggal 4 November 1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

2.6 Survei Lalulintas


Tujuan kegiatan survei lalu lintas dalam rangka pekerjaan Studi Master Plan Pelabuhan Majene
diuraikan sebagai berikut.
 Mengetahui data lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada ruas jalan yang menuju dan keluar
dari daerah sekitar rencana Pelabuhan Majene baik saat sekarang maupun untuk perkiraan di
masa akan datang.
 Mengetahui kinerja ruas jalan yang menuju dan keluar dari daerah sekitar rencana Pelabuhan
Majene, agar dampak yang ditimbulkan oleh lalu lintas akibat pengembangan Pelabuhan ini
nantinya dapat diantisipasi lebih awal.

Untuk mendapatkan data arus lalu lintas yang mampu memberikan gambaran kondisi lalu lintas
yang ada, maka survei dilakukan selama satu minggu di sejumlah titik. Lokasi yang dipilih
adalah jaringan jalan yang merupakan akses langsung ke lokasi rencana Pelabuhan Majene.
Lokasi dan metode pelaksanaan di lapangan akan dikoordinasikan dengan team counterpart,
namun secara umum metodologi pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi data-data masukan yang meliputi data-data primer yang diperoleh dari
survei langsung di lapangan, meliputi data umum, data lalu lintas, kondisi geometrik jalan,
dan data jenis kendaraan. Jenis kendaraan yang perlu dicatat adalah sebagai berikut.
a. Kendaraan tidak bermotor.
b. Sepeda motor.
c. Mobil (sedan, van, minibus)
d. Bis kecil.
e. Bis sedang/besar.
f. Truk biasa (rigid truk).
g. Trailer/gandengan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan sumber-sumber lainnya.
2. Menghitung kapasitas jalan yang terjadi berdasarkan kapasitas dasar dan faktor
penyesuaian.
3. Menentukan perilaku lalu lintas yang terjadi sebagai ukuran kinerja dari ruas jalan yang
ditinjau, yaitu dengan menghitung derajat kejenuhan (DS).
4. Melakukan analisa atas hasil-hasil perhitungan yang diperoleh.

Survei yang dilakukan di atas dilakukan dalam rangka pengumpulan data. Data yang dikompilasi
adalah data yang berhubungan dengan wilayah perencanaan dan data yang berhubungan
dengan wilayah pengaruh (hinterland) dari rencana Pelabuhan Majene.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Bab III
ORGANISASI PELAKSANAAN

3.1 Organisasi Umum


Untuk pelaksanaan Studi Master Plan Pelabuhan Majene, Dinas Perhubungan Provinsi
Sulawesi Barat selaku Pemrakarsa akan membentuk Team Counterpart untuk mendampingi
dan memberikan arahan kepada Konsultan yang ditunjuk. Struktur organisasi tersebut diatur
sebagai berikut.

Dinas Perhubungan
Provinsi Sulawesi Barat

Team Counterpart

Konsultan

Gambar 3 Bagan Struktur Organisasi antara Pemilik Pekerjaan dan Konsultan.

Pemberi Tugas adalah Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat.

Konsultan adalah suatu badan hukum atau Perguruan Tinggi yang memiliki profesi dalam
bidang jasa keuangan, ekonomi, perencanaan arsitektur, struktur bangunan sipil,
mekanikal/elektrikal dan kepelabuhanan.

Team Counterpart adalah tim yang dibentuk oleh Pemberi Tugas untuk mendampingi dan
memberikan arahan maupun tanggapan, yang diperlukan Konsultan yang ditunjuk agar
pelaksanaan studi dapat berjalan dengan lancar.

3.2 Organisasi Konsultan Pelaksana


Dalam manajemen pelaksanaan studi, harus ditunjuk seoarang Team Leader yang bertanggung
jawab dan berwenang melaksanakan komunikasi dengan pihak Pemberi Tugas. Susunan
organisasi pekerjaan jasa konsultasi ini sebagai berikut.

Team
Leader

Administrasi/
Keuangan

Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli


Ekonomi Teknik Pantai Struktur Lingkungan Perhitungan Biaya

Ahli Ahli Ahli Ahli


Pelabuhan Transportasi Planologi Sosial Budaya

Asisten Ahli
Ekonomi
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Gambar 4 Susunan Organisasi Konsultan.

A. Team Leader
Seorang dengan pendidikan minimal S2 Teknik Teknik Sipil Senior/ Planologi Senior/ Teknik
Kelautan Senior dengan pengalaman di bidang perencanaan tata ruang minimum 15 (lima
belas) tahun (diutamakan dalam bidang Kepelabuhanan). Team Leader pernah memimpin
minimal satu kali Studi (Tinjau Ulang) Master Plan Pelabuhan yang sejenis yang telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Perhubungan.

B. Ahli Ekonomi Senior


Seorang Sarjana Ekonomi dan berpengalaman dalam bidang kajian ekonomi makro dan kajian
infrastruktur selama minimal 10 (sepuluh) tahun. Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:
 Melakukan pengumpulan dan melakukan evaluasi data-data bidang aspek ekonomi terkait
dengan kepentingan Studi Master Plan Pelabuhan Majene.
 Menganalisis pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.
 Membuat perkiraan arus barang dan kapal (traffic forecast) dalam rentang masa studi dengan
terlebih dahulu menetapkan faktor-faktor ekonomi, demografi dan lainnya yang
mempengaruhi arus atau trafik.

C. Ahli Pelabuhan
Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimum 10
(sepuluh) tahun dalam bidang perencanaan dan opersional pelabuhan. Tugas dan tanggung
jawabnya meliputi:
 Melakukan kajian mengenai kebutuhan fasilitas pelabuhan dari segi jenis dan luasan atau
jumlah yang diperlukan.
 Melakukan evaluasi atas kinerja operasional pelabuhan baik dalam hal pelayanan kapal
maupun pelayanan barang serta menetapkan kinerja operasional di masa datang dan
membuat rekomendasi yang diperlukan untuk mencapai kinerja operasional yang ditetapkan.
 Bekerja sama dengan Ahli Ekonomi Senior untuk membuat perkiraan arus barang atau kapal
di masa mendatang dalam rentang waktu 25 tahun.
 Membuat analisa kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai dengan perkiraan arus barang yang
telah dibuat.
 Membuat perkiraan biaya investasi yang diperlukan.

D. Ahli Teknik Pantai


Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil/ Teknik Kelautan dengan pengalaman kerja
minimum 10 (sepuluh) tahun dalam bidang Teknik Pantai. Pengembangan pelabuhan selalu
berpengaruh terhadap perubahan bentang pantai. Berkaitan dengan bangunan pantai yang
mungkin akan dibutuhkan, Tenaga Ahli Teknik Pantai diperlukan terutama berkaitan dengan
nuansa Ramah Lingkungan yang sangat diperlukan dalam mendapatkan rekomendasi pejabat
daerah. Dalam ekspose di daerah perlu menunjukkan bahwa Pemrakarsa dibantu oleh
Konsultan telah memikirkan berbagai dampak fisik yang mungkin timbul, dan meminimalkan
dampak negatif bagi lingkungan di sekiar pelabuhan. Asesmen dampak terhadap lingkungan
fisik dilakukan dengan mengembangkan alternatif tapak dan tipe bangunan, dan menguji
berbagai alternatif tersebut dengan menggunakan perangkat pengetahuan empiris, simulasi
numerik, dan perhitungan teknik yang lajim diterapkan dalam Teknik Pantai.

E. Ahli Planologi
Seorang yang memiliki kualifikasi minimal Sarjana Teknik Planologi dengan pengalaman kerja
dalam bidang perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah selama minimal 10 (sepuluh)
tahun. Tugas dan tanggung jawabnya melliputi:
 Melakukan kajian mengenai tata ruang dikaitkan dengan Rencana Umum Tata Ruang
Wilayah Tingkat I Propinsi Sulawesi Barat dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat II
Kabupaten Majene.
 Melakukan kajian bersama dengan Ahli Arsitektur untuk memperoleh alternatif layout Master
Plan Pelabuhan Majene secara keseluruhan dan harmonis dengan Rencana Umum Tata
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Ruang Wilayah Tingkat I Propinsi Sulawesi Barat dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah
Tingkat II Kabupaten Majene.

F. Ahli Struktur
Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman kerja dalam bidang
perencanaan struktur bangunan laut (pelabuhan laut) selama minimal 10 (sepuluh) tahun. Ahli
struktur bertugas:
 Memberikan saran-saran jenis / tipe struktur yang akan digunakan pada setiap fasilitas
pelabuhan maupun bangunan lainnya.
 Membuat dimensi umum dari struktur bangunan yang direncanakan sehingga dapat dilakukan
perhitungan biaya.

G. Ahli Transportasi
Memiliki pendidikan minimal S1 bidang Transportasi dan berpengalaman dalam perencanaan
jaringan jalan selama minimal 10 (sepuluh) tahun. Ahli transportasi bertugas melakukan Analisis
Ekonomi Transportasi dan membuat perencanaan mengenai sistem jaringan jalan didalam
pelabuhan dan interkoneksinya dengan jalan umum.

H. Ahli Lingkungan
Memiliki pendidikan minimal S1 Teknik Lingkungan dan berpengalaman di bidang kajian
lingkungan selama minimal 10 (sepuluh) tahun serta memiliki sertifikat kursus AMDAL B.
Tugas dan tanggung jawab ahli lingkungan meliputi:
 Melakukan kajian lingkungan dan upaya / rencana pengelolaan lingkungan.
 Memperkirakan kemampuan daya dukung lingkungan dikaitkan dengan rencana
pengembangan pelabuhan.

I. Ahli Sosial Budaya


Memiliki pendidikan minimal S1 Sosiologi dan berpengalaman melakukan analisis masalah-
masalah sosial selama minimal 10 (sepuluh) tahun.
Tugas dan tanggung jawab ahli sosial budaya meliputi:
 Membuat kajian sosial budaya di sekitar lokasi studi.
 Memprediksi pola perubahan sosial masyarakat di sekitar rencana Pelabuhan Majene dan
rencana / upaya untuk mengurangi dampak sosial negatif dan mengembangkan dampak
sosial positif akibat rencana pengembangan pelabuhan.

J. Ahli Ekonomi Junior


Memiliki pendidikan minimal S1 Ekonomi-Keuangan dan berpengalaman dalam bidang kajian
investasi infrastruktur selama minimal 5 (lima) tahun.

K. Ahli Perhitungan Biaya


Memiliki pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/Teknik Arsitektur dan berpengalaman dalam bidang
perhitungan volume dan biaya untuk pembangunan gedung dan jalan, penyusunan dokumen
tender dan dokumen pelelangan selama minimal 5 (lima) tahun.

L. Supporting Staff
Terdiri dari tenaga administrasi, operator komputer dan operator Auto CAD.

3.3 Lain-lain
Sebelum Konsultan memobilisasi tenaga ahlinya, Konsultan harus meminta izin secara tertulis
yang menyebutkan keterangan mengenai tenaga ahli yang akan dimobilisasi serta rincian tugas/
kegiatan yang akan dilakukannya dalam kaitannya dengan studi ini. Konsultan hanya boleh
mendatangkan tenaga ahlinya setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.

Penggunaan tenaga ahli yang berbeda dari tenaga ahli yang tercantum dalam Surat Perjanjian
hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas. Untuk ini
Konsultan wajib mengajukan usulan perubahan ini dengan menyebutkan alasan
penggantiannya.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Apabila Pemberi Tugas menilai bahwa personil tertentu tidak memenuhi syarat baik dari segi
kemampuan maupun dari segi pelaksanaan tugas, maka Konsultan atas permintaan Pemberi
Tugas harus melakukan penggantian personil tersebut dalam waktu kurang dari 1 (satu)
minggu. Personil pengganti harus mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Pemberi Tugas.

Dalam Usulan Teknik dan Biaya, harus disampaikan daftar riwayat hidup atau curriculum vitae
semua tenaga ahli yang terlibat dan ditandatangani oleh tenaga ahli yang bersangkutan.

Bab IV
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
4.1 Jadual Pelaksanaan
Jadual waktu pelaksanaan Studi Master Plan Pelabuhan Majene ini direncanakan dalam waktu
5 (LIMA) bulan, dengan jadual waktu kegiatan pelaporan dan sosialisasi sebagai berikut.

Bulan ke-
NO Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Inception Report

2 Laporan Survey

3 Interim Report

4 Draft Final Report

5 Perbaikan Draft Final Report

6 Final Report

7 Sosialisasi Dept. Perhubungan 


8 Sosialisasi Pemda Tk. I dan II 

Gambar 5 Jadwal Waktu Kegiatan Pelaporan dan Sosialisasi.

4.2 Pelaporan
Konsultan yang ditunjuk harus menyerahkan laporan hasil Studi Master Plan sesuai dengan
jadwal tersebut di atas berupa laporan-laporan sebagai berikut.

A. Inception Report
Laporan Pendahuluan diserahkan pada Pemberi Pekerjaan paling lambat 1 (satu) bulan kerja
setelah Surat Perintah Kerja ditandatangani. Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.
Laporan ini berisikan:
 Rencana kerja menyeluruh pelaksanaan studi.
 Metodologi penelitian.
 Jadwal pelaksanaan survei, rencana pengumpulan data, dan analisa yang perlu dilakukan.

B. Laporan Survei
Laporan hasil survei berisi data-data hasil pelaksanaan survei primer maupun sekunder berikut
analisis data-data hasil survei tersebut. Khusus untuk pelaksanaan survei primer, laporan hasil
survei dilengkapi dengan dokumentasi foto ukuran postcard dan dilampiri dengan data mentah
pelaksanaan survei. Laporan survei untuk masing-masing jenis survei dibuat dalam jilid yang
berbeda sebanyak 5 (lima) rangkap.

C. Interim Report
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap. Laporan ini berisikan rangkuman hasil data survei
primer dan sekunder, analisa awal terhadap data-data hasil survei, antara lain data fisik lokasi
pengembangan, kajian makro ekonomi, kajian kebutuhan fasilitas, market analysis, kajian tata
ruang, dan lainnya.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

D. Draft Final Report


Draft Final Report atau Laporan Semi Rampung berisi konsep lengkap Master Plan dan
dipresentasikan di lingkungan intern Kementerian Perhubungan untuk mendapatkan kesamaan
persepsi antar direktorat / bagian terkait.

Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap, dalam bentuk beberapa dokumen:
Dokumen Kompilasi Data, dalam format kertas ukuran A4.
Dokumen Analisa dan Prediksi, dalam format kertas ukuran A4.
Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan, dalam format kertas ukuran A4.
Dokumen Peta-peta, dalam format kertas ukuran A3.
Executive Summary, dalam format kertas ukuran A3.

Dokumen Master Plan ini memuat juga Keputusan Menteri (KM) Perhubungan tentang Master
Plan Pelabuhan Tg.Silopo yang disajikan dalam format kertas ukuran A3.

E. Perbaikan Draft Final Report


Perbaikan terhadap Draft Final Report dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap kemudian
disosialisasikan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah
Daerah Tingkat II Kabupaten Polewali Mandar serta instansi terkait lainnya untuk memperoleh
masukan yang lebih komprehensif.

F. Final Report
Final Report berisi perbaikan dan penyempurnaan dari hasil pembahasan Draft Final Report
atau Laporan Semi Rampung setelah melalui tahap sosialisasi dan merupakan dokumen akhir
Rencana Induk Pelabuhan sebelum ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Final Report dibuat
sebanyak 5 (lima) rangkap dalam bentuk Dokumen Kompilasi Data, Dokumen Analisa dan
Prediksi, Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan, Dokumen Peta-peta
(termasuk di dalamnya peta GIS), Executive Summary dan Rekomendasi Pemerintah Daerah
Tingkat I Propinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Polewali
Mandar.

Data-data yang tercakup di dalam peta GIS antara lain:


 Data topografi dan peta situasi.
 Data batimetri.
 Data hinterland.
 Data fasilitas pelabuhan.
 Data pengelolaan lahan pelabuhan.

Data pendukung yang melengkapi data-data tersebut didiskusikan dengan Tim Counterpart baik
kelengkapan, jenis data dan pelaksanaanya. Hasil pemetaan GIS disampaikan dalam bentuk
hardcopy sebanyak 5 (lima) rangkap dan dalam benduk CD sebanyak 2 (dua) copy.

Format dokumen akhir Rencana Induk Pelabuhan ini disusun memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Departemen Perhubungan antara lain:
1) Standar ukuran dan format peta.
2) Ketentuan warna gambar dan notasi pada peta.
3) Ketentuan ukuran skala peta yang digunakan adalah 1:5.000 sampai dengan 1:1.000.

Konsultan berkewajiban menyerahkan laporan:


1) Executive Summary dalam format A3.
2) Bahan Presentasi.
3) Final Report.
Dalam bentuk hardcopy sebanyak 5 (lima) rangkap dan dalam bentuk CD masing-masing 2
copy.

Pada bagian akhir dari Final Report, dicantumkan keterangan perihal tenaga ahli yang berisi
nama, biodata singkat dan keterangan perihal tanggung jawab dan bagian pekerjaan yang
dilaksanakannya dalam studi ini.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013

Bab V
PENUTUP

Kepada Konsultan Perencana diberi kesempatan bila ingin mengajukan suatu usulan/tanggapan
atas Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil kerjasama yang
optimal.

Hal-hal yang lebih detail dapat dimintakan dan dikonsultasikan langsung dengan Team
Counterpart dari Pemberi Tugas.

Mengetahui/Menyetujui
PA Dinas Perhubungan
Provinsi Sulawesi Barat

TTD

Drs.H.SUPARTO UMAR,MM
NIP. 19570903 198701 1 001

Anda mungkin juga menyukai