Kak Renc - Induk Pel - Majene
Kak Renc - Induk Pel - Majene
Kak Renc - Induk Pel - Majene
Dan Informatika
Bab I
PENDAHULUAN
Perubahan sistem dan mekanisme kerja Pemerintah sesuai UU No 22 Tahun 1999 dan PP No
25 Tahun 2000 yang sebelumnya menggunakan konsep sentralisasi (terpusat) maka sebagai
konsekuensi dari penerapan peraturan tersebut perlu membagi kewenangan kepada
Pemerintah Daerah baik kepada Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.
Berdasarkan potensi daerah dan wilayah-wilayah yang dapat dikembangkan dan diharapkan
menjadi salah satu andalan perekonomian, maka Kabupaten Majene, Propinsi Sulawesi Barat,
mengembangkan kawasan maritim sebagai urat nadi perekonomian. Kabupaten Majene berada
di pesisir pantai Barat Sulawesi, letaknya sangat strategis karena merupakan pintu gerbang segi
tiga yang menghubungkan Propinsi Sulawesi Selatan - Sulawesi Tengah - Kalimantan Timur,
sehingga daerah ini dijuluki kawasan segitiga emas. Kabupaten Majene memiliki kekayaan
alam yang luar biasa, khususnya sektor pertanian yang meliputi sub sektor perkebunan,
kehutanan, perikanan dan peternakan.
Salah satu kendala yang dihadapi Kabupaten Majene adalah infrastruktur yang masih minimal,
diantaranya adalah fasilitas pelabuhan, termasuk di dalamnya adalah Pelabuhan Majene.
Infrastruktur yang baik dan memadai diharapkan dapat memperlancar iklim investasi maupun
pelaku bisnis di daerah Sulawesi Barat umumnya dan Kabupaten Majene pada khususnya.
Infrastruktur itu sangat penting artinya dalam upaya percepatan pertumbuhan perekonomian
masyarakat. Sekaligus, mempercepat perubahan pembangunan di daerah ini.
Posisi Kabupaten Majene disebut strategis karena berbatasan langsung dengan Selat Makassar
yang merupakan lalu lintas pelayaran menuju Pulau Kalimantan, Jawa dan Bali. Sarana
perhubungan laut di Kabupaten Majene. Mengingat pentingnya peran fasilitas pelabuhan umum
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
untuk menunjang aktivitas distribusi barang antar pulau guna memperlancar roda
perekonomian, maka perlu dibuat rencana induk atau master plan sebagai kerangka dasar
arahan pengembangan dan pembangunan fasilitas kepelabuhanan serta memenuhi ketentuan
Pemerintah di bidang kepelabuhanan, Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor 54 Tahun
2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut.
Disamping itu, dengan ditetapkannya rencana induk suatu pelabuhan, maka akan diperoleh
suatu jaminan kepastian hukum dalam penyelenggaraan operasional pelabuhan, meningkatkan
keselamatan dan keamanan operasional pelabuhan dan mendukung pengembangan
perekonomian kawasan propinsi Sulawesi Barat dan sekitarnya.
Untuk menyesuaikan diri dengan Kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah,
penyusunan Studi Master Plan ini perlu memperhatikan UU dan Ketentuan Perundangan lain
yang ada, antara lain sebagai berikut.
1. UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
2. PP No. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
3. PP No. 81 tahun 2000 tentang Kenavigasian
4. KM No. 53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional
5. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
6. UU No. 17 tahun 2008 tentang pelayaran
Disamping itu Studi ini juga harus dilengkapi dengan data-data mengenai studi-studi terkait
(terhadap rencana Pelabuhan Majene) yang pernah dilaksanakan sebelumnya baik oleh
Pemerintah Pusat maupun Daerah.
PROPINSI
SULAWESI TENGAH
PROPINSI
SULAWESI
TENGGARA
LOKASI PEKERJAAN
PROPINSI
SULAWESI SELATAN
Gambar 1 Peta lokasi Studi Master Plan Pelabuhan Majene terletak di Kecamatan Banggae,
Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
Pelabuhan Majene di Kecamatan Banggae ini akan dikembangkan menjadi pelabuhan niaga
alternatif bertaraf Nasional, setelah lalu lintas perdagangan melalui jalur pelayaran Selat
Makassar cukup padat. Posisinya dinilai cukup strategis karena terletak di Selat Makassar.
Berdasarkan data yang tercatat di lokasi Pelabuhan Majene, kondisi pasang surut adalah
sebagi berikut: pasang tertinggi 12 meter dan surut terendah 9 meter terhadap mean sea level.
Kolam Pelabuhan Majene relatif tenang.
A. Faslitas Pebuhan
Luas lahan Pelabuhan Majene mencapai 1 hektar dengan areal darat terdiri dari gudang,
lapangan penumpukan dan gedung kantor.
Sebagai penghubung antara dermaga dengan fasilitas darat adalah trestle dan causeway.
Trestle dibangun dengan konstruksi beton bertulang di atas tiang pancang, sedangkan
konstruksi causeway berupa timbunan tanah dan pasir serta pelindung lereng berupa timbunan
batu kali.
Berikut ini adalah data fasilitas pelabuhan:
Kontruksi dermaga dari beton dengan panjang 70 meter dan lebar 10 meter.
Panjang trestle adalah 100 meter dengan lebar 8,0 meter.
Panjang causeway adalah 90 meter dengan lebar jalur kendaraan 8,0 meter.
B. Hinterland
Secara geografis Kabupaten Majene terletak pada koordinat 030 33 10 dan 1180 56 58 Bujur
Timur.
Pada bulan Juni 1997 Pemerintah Indonesia menerbitkan Sistem Transportasi nasional
(SISTRANAS) sebagai langkah pertama dalam merumuskan rencana transportasi berskala
nasional. Kegunaan SISTRANAS tersebut adalah untuk mendukung dan mendorong
perkembangan nasional wilayah, memperkuat kesatuan negara dan meningkatkan hubungan
internasional.
Selanjutnya pada bulan Desember 1997 pemerintah Indonesia menerbitkan Sistem Transportasi
Wilayah (Sistrawil). Sistrawil tersebut digunakan sebagai pedoman baik dalam perencanaan
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
maupun dalam penyelenggaraan dan penataan jaringan transportasi wilayah guna mewujudkan
penyediaan jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan, lancar, tertib dan teratur.
1.2.1 Maksud
Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat dalam hal ini sebagai pemrakarsa bermaksud
menunjuk konsultan untuk melaksanakan Studi Master Plan Pelabuhan Majene mulai dari
pengumpulan data, survei, uji laboratorium, evaluasi, prediksi, analisis sampai pelaporan dan
membantu pemrakarsa dalam proses pembahasan/presentasi hingga pengesahan oleh Menteri
Perhubungan dengan berpedoman pada Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk
Pelabuhan yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, IAPH Guidelines dan Port
Development (a handbook for planner in developing countries) oleh United Nation serta hal-hal
pokok yang tertuang dalam Kerangka Acuan ini.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari studi Master Plan Pelabuhan Majene adalah untuk mendapatkan kerangka dasar
rencana pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Majene saat ini dan masa mendatang.
Kerangka dasar ini tertuang dalam sebuah rencana pengembangan kepelabuhanan yang
dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, menengah dan
jangka panjang sehingga dapat diwujudkan rencana pemanfaatan areal pelabuhan secara
berkualitas, serasi dan optimal, sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan serta sesuai
dengan kebutuhan pembangunan dan kemampuan daya dukung lingkungan. Hal ini diperlukan
untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana,
terpadu, tepat guna, efisien dan berkesinambungan. Kerangka dasar rencana pengembangan
dan pembangunan pelabuhan ini diwujudkan dalam suatu Rencana Induk (Master Plan)
Pelabuhan Majene.
1.2.3 Lingkup
Lingkup Studi Master Plan Pelabuhan Majene meliputi seluruh daerah lingkungan kerja darat
dan perairan serta daerah lingkungan kepentingan Pelabuhan Majene berdasarkan Surat
Kesepakatan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pehubungan nomor 194A tahun 1996
dan nomor KM 68 tanggal 26 November 1996 dan daerah hinterlannya serta daerah rencana
pengembangan Pelabuhan Majene.
1. Pedoman Teknis Rencana Induk Pelabuhan, diterbitkan oleh Direktorat Pelabuhan dan
Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan. Tahun
2002.
2. Pedoman Teknis Pelabuhan Berwawasan Lingkungan (Ecoport), diterbitkan oleh Direktorat
Pelabuhan dan Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen
Perhubungan. Tahun 2004.
3. Pedoman-pedoman lain yang relevan.
Penyusunan dokumen Rencana Induk ini meliputi kegiatan pengumpulan dan analisis data serta
kegiatan perumusan rencana pembangunan dan pengembangan ke dalam suatu tata ruang
pelabuhan yang bersinergis dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) Tingkat I
Propinsi Sulawesi Barat dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD) Tingkat II
Kabupaten Majene.
Langkah pertama dari seluruh proses penyusunan Master Plan Pelabuhan Majene dimulai dari
pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data tesebut meluputi pekerjaan persiapan survei,
pelaksanaan survei dan kompilasi data. Kegiatan pelaksanaan survei meliputi survei data primer
dan sekunder, dimana tahap ini merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi dasar
dalam proses penyusunan Master Plan Pelabuhan.
Data yang dikompilasi adalah data yang berhubungan dengan wilayah perencanaan dan data
yang berhubungan dengan wilayah pengaruh (hiterland) dari Pelabuhan Majene yang dirinci
dalam komponen aspek di bawah ini.
4) Aspek Pelayaran
Aspek pelayaran meliputi pengembangan dan keselamatan pelayaran seperti diuraikan di
bawah ini.
Kecenderungan pengembangan jaringan infrastruktur pelayaran nasional dan internasional.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
Kegiatan analisis data meliputi pekerjaan menilai kecenderungan masa lalu, kondisi masa kini,
menilai kecenderungan perkembangan, menilai kapasitas pengembangan dan memperkirakan
kebutuhan di masa mendatang guna menemukenali permasalahan pokok, potensi, kebutuhan
dan kendala pengembangan pelabuhan.
Selain itu, juga menilai kecenderungan masa lalu meliputi penilaian perkembangan,
pemanfaatan sumberdaya, kegiatan yang mendukung usaha kepelabuhanan, lingkungan dan
investasi masa lalu sampai masa kini sehingga dapat memberikan gambaran mengenai
kemungkinan keadaan wilayah pelabuhan di masa mendatang.
Termasuk didalamnya adalah menilai keadaan masa kini yang meliputi keadaan pelabuhan,
sumberdaya, kajian lingkungan, keselamatan pelayaran, kegiatan yang mendukung usaha
kepelabuhanan dan investasi sehingga dapat memberikan gambaran mengenai potensi dan
kendala pengembangan kepelabuhanan.
Kegiatan lain dalam analisis data adalah melakukan analisis lalu lintas (darat) baik di dalam
areal pelabuhan maupun di sekitar pelabuhan serta melakukan analisis kapasitas alur
pelayaran.
Memperkirakan kebutuhan pada masa mendatang yang meliputi pengembangan kegiatan dan
perkiraan kebutuhan kegiatan yang mendukung usaha kepelabuhanan dengan tujuan efisiensi
dan efektifitas kegiatan berdasarkan kebutuhan, daya tampung pelabuhan dan keselamatan
pelayaran.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
Pelabuhan memiliki kedudukan aspek teknis dan ekonomi sehingga dalam rencana
pengembangannya akan melibatkan rencana fungsi kegiatan, rencana pemanfaatan ruang,
rencana fasilitas pelabuhan, rencana pengelolaan lingkungan, rencana pengembangan sarana
dan prasarana alur pelayaran, rencana tahapan pembangunan, rencana program investasi dan
rencana biaya serta indikasi unit pelayanan.
Bab II
PELAKSANAAN SURVEI
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi/karakteristik alam, lalu lintas dan sosial
budaya di wilayah studi maka perlu dilakukan survei yang meliputi survei primer untuk pekerjaan
topografi, hidro-oceanografi, lalu lintas dan ekonomi sosial budaya serta survei sekunder untuk
pekerjaan lingkungan.
Pekerjaan suvei topografi dilakukan dalam batas wilayah kerja Pelabuhan Majene sekitar 100
hektar (selanjutnya, untuk lebih rinci dapat didiskusikan dengan team counterpart) dengan ruang
lingkup sebagai berikut.
1. Pemasangan Bench Mark (BM)
Pemasangan BM dilakukan secara tersebar didalam wilayah kerja pelabuhan guna
penetapan referensi untuk penetapan posisi situasi selama pelaksanaan survei. Lokasi
pemasangan BM terkait pelaksanaan survei akan ditentukan kemudian oleh team
counterpart.
2. Pengukuran Elevasi
Pengukuran elevasi pada titik-titik BM tersebut dimaksudkan sebagai referensi untuk
penentuan elevasi terhadap bidang referensi terpilih (LLWS/Lowest Low Water Spring).
3. Pengamatan Situasi Pelabuhan
Pemetaan situasi lengkap/detail di wilayah daratan yang dapat menggambarkan lokasi
sarana dan prasarana di lokasi rencana PelabuhanMajene.
4. Penggambaran Garis Tepian Sungai
Pemetaan situasi lengkap/detail di wilayah pertemuan antara daratan dan perairan yang
dapat menggambarkan garis tepian sungai.
Survei batimetri dilakukan dengan menggunakan peralatan berupa gabungan GPS dan
echosounder digital. Areal yang disurvei berada dalam Batas Wilayah Kepentingan Rencana
Pelabuhan seluas 1.000 Ha (selanjutnya, untuk lebih rinci dapat didiskusikan dengan team
counterpart).
Berdasarkan data yang diperoleh dilakukan analisis untuk memberikan gambaran rona
lingkungan awal. Parameter-paramater lingkungan yang dianalisis adalah sebagai berikut.
a. Air Laut
- Fisika, yaitu bau, zat padat tersuspensi, kecerahan, suhu, salinitas, lapisan minyak dan
benda terapung.
- Kimia, yaitu PH, ammonia, air raksa, fenol, cadmium, minyak dan lemak, seng, sulfida,
surfaktan detergen, tembaga dan timbal.
b. Udara dan Kebisingan
Sulfur dioksida, karbon monooksida, oksida nitrogen, oksidan, debu, timah hitam, hidrogen
sulfida, ammonia, hidrokarbon, dan kebisingan.
c. Sedimen
Arsen, cadmium, kromium, nikel, raksa, seng, tembaga, timbal, dan selenium.
d. Natural Environment
Kondisi wilayah pesisir (coastal zone), flora dan fauna, kondisi hidrologi perairan dan lain-
lain.
e. Lingkungan Sosial
Parameter ini meliputi kesehatan masyarakat, limbah dan sampah, pemukiman dan lain-lain.
Survei sosial, ekonomi dan budaya dilaksanakan untuk rencana kawasan Pelabuhan Majene.
Metode pelaksanaan survei disesuaikan dengan standar yang berlaku di Indonesia dan meliputi
komponen sebagai berikut.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
1. Demografi
a. Komposisi penduduk.
b. Kepadatan penduduk.
c. Pertumbuhan penduduk.
d. Tenaga kerja.
2. Ekonomi
Data perekonomian lokal dan regional dapat diperoleh dari berbagai instansi seperti BPS,
Kadin dan angkutan perhubungan. Data perekonomian tidak terbatas hanya dari data
pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga data-data potensi dari tiap daerah, data
pertumbuhan angkutan dan data komoditas.
3. Budaya
a. Adat istiadat.
b. Nilai dan norma budaya.
c. Proses asosiatif (kerjasama) dan disosiatif (konflik sosial).
d. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.
Komponen-komponen survei sosial budaya yang dilakukan ini akan mengacu kepada
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-299/11/Tahun 1996
tanggal 4 November 1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Untuk mendapatkan data arus lalu lintas yang mampu memberikan gambaran kondisi lalu lintas
yang ada, maka survei dilakukan selama satu minggu di sejumlah titik. Lokasi yang dipilih
adalah jaringan jalan yang merupakan akses langsung ke lokasi rencana Pelabuhan Majene.
Lokasi dan metode pelaksanaan di lapangan akan dikoordinasikan dengan team counterpart,
namun secara umum metodologi pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi data-data masukan yang meliputi data-data primer yang diperoleh dari
survei langsung di lapangan, meliputi data umum, data lalu lintas, kondisi geometrik jalan,
dan data jenis kendaraan. Jenis kendaraan yang perlu dicatat adalah sebagai berikut.
a. Kendaraan tidak bermotor.
b. Sepeda motor.
c. Mobil (sedan, van, minibus)
d. Bis kecil.
e. Bis sedang/besar.
f. Truk biasa (rigid truk).
g. Trailer/gandengan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan sumber-sumber lainnya.
2. Menghitung kapasitas jalan yang terjadi berdasarkan kapasitas dasar dan faktor
penyesuaian.
3. Menentukan perilaku lalu lintas yang terjadi sebagai ukuran kinerja dari ruas jalan yang
ditinjau, yaitu dengan menghitung derajat kejenuhan (DS).
4. Melakukan analisa atas hasil-hasil perhitungan yang diperoleh.
Survei yang dilakukan di atas dilakukan dalam rangka pengumpulan data. Data yang dikompilasi
adalah data yang berhubungan dengan wilayah perencanaan dan data yang berhubungan
dengan wilayah pengaruh (hinterland) dari rencana Pelabuhan Majene.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
Bab III
ORGANISASI PELAKSANAAN
Dinas Perhubungan
Provinsi Sulawesi Barat
Team Counterpart
Konsultan
Konsultan adalah suatu badan hukum atau Perguruan Tinggi yang memiliki profesi dalam
bidang jasa keuangan, ekonomi, perencanaan arsitektur, struktur bangunan sipil,
mekanikal/elektrikal dan kepelabuhanan.
Team Counterpart adalah tim yang dibentuk oleh Pemberi Tugas untuk mendampingi dan
memberikan arahan maupun tanggapan, yang diperlukan Konsultan yang ditunjuk agar
pelaksanaan studi dapat berjalan dengan lancar.
Team
Leader
Administrasi/
Keuangan
Asisten Ahli
Ekonomi
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
A. Team Leader
Seorang dengan pendidikan minimal S2 Teknik Teknik Sipil Senior/ Planologi Senior/ Teknik
Kelautan Senior dengan pengalaman di bidang perencanaan tata ruang minimum 15 (lima
belas) tahun (diutamakan dalam bidang Kepelabuhanan). Team Leader pernah memimpin
minimal satu kali Studi (Tinjau Ulang) Master Plan Pelabuhan yang sejenis yang telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Perhubungan.
C. Ahli Pelabuhan
Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimum 10
(sepuluh) tahun dalam bidang perencanaan dan opersional pelabuhan. Tugas dan tanggung
jawabnya meliputi:
Melakukan kajian mengenai kebutuhan fasilitas pelabuhan dari segi jenis dan luasan atau
jumlah yang diperlukan.
Melakukan evaluasi atas kinerja operasional pelabuhan baik dalam hal pelayanan kapal
maupun pelayanan barang serta menetapkan kinerja operasional di masa datang dan
membuat rekomendasi yang diperlukan untuk mencapai kinerja operasional yang ditetapkan.
Bekerja sama dengan Ahli Ekonomi Senior untuk membuat perkiraan arus barang atau kapal
di masa mendatang dalam rentang waktu 25 tahun.
Membuat analisa kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai dengan perkiraan arus barang yang
telah dibuat.
Membuat perkiraan biaya investasi yang diperlukan.
E. Ahli Planologi
Seorang yang memiliki kualifikasi minimal Sarjana Teknik Planologi dengan pengalaman kerja
dalam bidang perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah selama minimal 10 (sepuluh)
tahun. Tugas dan tanggung jawabnya melliputi:
Melakukan kajian mengenai tata ruang dikaitkan dengan Rencana Umum Tata Ruang
Wilayah Tingkat I Propinsi Sulawesi Barat dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat II
Kabupaten Majene.
Melakukan kajian bersama dengan Ahli Arsitektur untuk memperoleh alternatif layout Master
Plan Pelabuhan Majene secara keseluruhan dan harmonis dengan Rencana Umum Tata
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
Ruang Wilayah Tingkat I Propinsi Sulawesi Barat dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah
Tingkat II Kabupaten Majene.
F. Ahli Struktur
Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman kerja dalam bidang
perencanaan struktur bangunan laut (pelabuhan laut) selama minimal 10 (sepuluh) tahun. Ahli
struktur bertugas:
Memberikan saran-saran jenis / tipe struktur yang akan digunakan pada setiap fasilitas
pelabuhan maupun bangunan lainnya.
Membuat dimensi umum dari struktur bangunan yang direncanakan sehingga dapat dilakukan
perhitungan biaya.
G. Ahli Transportasi
Memiliki pendidikan minimal S1 bidang Transportasi dan berpengalaman dalam perencanaan
jaringan jalan selama minimal 10 (sepuluh) tahun. Ahli transportasi bertugas melakukan Analisis
Ekonomi Transportasi dan membuat perencanaan mengenai sistem jaringan jalan didalam
pelabuhan dan interkoneksinya dengan jalan umum.
H. Ahli Lingkungan
Memiliki pendidikan minimal S1 Teknik Lingkungan dan berpengalaman di bidang kajian
lingkungan selama minimal 10 (sepuluh) tahun serta memiliki sertifikat kursus AMDAL B.
Tugas dan tanggung jawab ahli lingkungan meliputi:
Melakukan kajian lingkungan dan upaya / rencana pengelolaan lingkungan.
Memperkirakan kemampuan daya dukung lingkungan dikaitkan dengan rencana
pengembangan pelabuhan.
L. Supporting Staff
Terdiri dari tenaga administrasi, operator komputer dan operator Auto CAD.
3.3 Lain-lain
Sebelum Konsultan memobilisasi tenaga ahlinya, Konsultan harus meminta izin secara tertulis
yang menyebutkan keterangan mengenai tenaga ahli yang akan dimobilisasi serta rincian tugas/
kegiatan yang akan dilakukannya dalam kaitannya dengan studi ini. Konsultan hanya boleh
mendatangkan tenaga ahlinya setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.
Penggunaan tenaga ahli yang berbeda dari tenaga ahli yang tercantum dalam Surat Perjanjian
hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas. Untuk ini
Konsultan wajib mengajukan usulan perubahan ini dengan menyebutkan alasan
penggantiannya.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
Apabila Pemberi Tugas menilai bahwa personil tertentu tidak memenuhi syarat baik dari segi
kemampuan maupun dari segi pelaksanaan tugas, maka Konsultan atas permintaan Pemberi
Tugas harus melakukan penggantian personil tersebut dalam waktu kurang dari 1 (satu)
minggu. Personil pengganti harus mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Pemberi Tugas.
Dalam Usulan Teknik dan Biaya, harus disampaikan daftar riwayat hidup atau curriculum vitae
semua tenaga ahli yang terlibat dan ditandatangani oleh tenaga ahli yang bersangkutan.
Bab IV
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
4.1 Jadual Pelaksanaan
Jadual waktu pelaksanaan Studi Master Plan Pelabuhan Majene ini direncanakan dalam waktu
5 (LIMA) bulan, dengan jadual waktu kegiatan pelaporan dan sosialisasi sebagai berikut.
Bulan ke-
NO Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Inception Report
2 Laporan Survey
3 Interim Report
6 Final Report
4.2 Pelaporan
Konsultan yang ditunjuk harus menyerahkan laporan hasil Studi Master Plan sesuai dengan
jadwal tersebut di atas berupa laporan-laporan sebagai berikut.
A. Inception Report
Laporan Pendahuluan diserahkan pada Pemberi Pekerjaan paling lambat 1 (satu) bulan kerja
setelah Surat Perintah Kerja ditandatangani. Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.
Laporan ini berisikan:
Rencana kerja menyeluruh pelaksanaan studi.
Metodologi penelitian.
Jadwal pelaksanaan survei, rencana pengumpulan data, dan analisa yang perlu dilakukan.
B. Laporan Survei
Laporan hasil survei berisi data-data hasil pelaksanaan survei primer maupun sekunder berikut
analisis data-data hasil survei tersebut. Khusus untuk pelaksanaan survei primer, laporan hasil
survei dilengkapi dengan dokumentasi foto ukuran postcard dan dilampiri dengan data mentah
pelaksanaan survei. Laporan survei untuk masing-masing jenis survei dibuat dalam jilid yang
berbeda sebanyak 5 (lima) rangkap.
C. Interim Report
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap. Laporan ini berisikan rangkuman hasil data survei
primer dan sekunder, analisa awal terhadap data-data hasil survei, antara lain data fisik lokasi
pengembangan, kajian makro ekonomi, kajian kebutuhan fasilitas, market analysis, kajian tata
ruang, dan lainnya.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap, dalam bentuk beberapa dokumen:
Dokumen Kompilasi Data, dalam format kertas ukuran A4.
Dokumen Analisa dan Prediksi, dalam format kertas ukuran A4.
Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan, dalam format kertas ukuran A4.
Dokumen Peta-peta, dalam format kertas ukuran A3.
Executive Summary, dalam format kertas ukuran A3.
Dokumen Master Plan ini memuat juga Keputusan Menteri (KM) Perhubungan tentang Master
Plan Pelabuhan Tg.Silopo yang disajikan dalam format kertas ukuran A3.
F. Final Report
Final Report berisi perbaikan dan penyempurnaan dari hasil pembahasan Draft Final Report
atau Laporan Semi Rampung setelah melalui tahap sosialisasi dan merupakan dokumen akhir
Rencana Induk Pelabuhan sebelum ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Final Report dibuat
sebanyak 5 (lima) rangkap dalam bentuk Dokumen Kompilasi Data, Dokumen Analisa dan
Prediksi, Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan, Dokumen Peta-peta
(termasuk di dalamnya peta GIS), Executive Summary dan Rekomendasi Pemerintah Daerah
Tingkat I Propinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Polewali
Mandar.
Data pendukung yang melengkapi data-data tersebut didiskusikan dengan Tim Counterpart baik
kelengkapan, jenis data dan pelaksanaanya. Hasil pemetaan GIS disampaikan dalam bentuk
hardcopy sebanyak 5 (lima) rangkap dan dalam benduk CD sebanyak 2 (dua) copy.
Format dokumen akhir Rencana Induk Pelabuhan ini disusun memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Departemen Perhubungan antara lain:
1) Standar ukuran dan format peta.
2) Ketentuan warna gambar dan notasi pada peta.
3) Ketentuan ukuran skala peta yang digunakan adalah 1:5.000 sampai dengan 1:1.000.
Pada bagian akhir dari Final Report, dicantumkan keterangan perihal tenaga ahli yang berisi
nama, biodata singkat dan keterangan perihal tanggung jawab dan bagian pekerjaan yang
dilaksanakannya dalam studi ini.
RENCANA INDUK PELABUHAN .MAJENE .KAB.MAJENE 2013
Bab V
PENUTUP
Kepada Konsultan Perencana diberi kesempatan bila ingin mengajukan suatu usulan/tanggapan
atas Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil kerjasama yang
optimal.
Hal-hal yang lebih detail dapat dimintakan dan dikonsultasikan langsung dengan Team
Counterpart dari Pemberi Tugas.
Mengetahui/Menyetujui
PA Dinas Perhubungan
Provinsi Sulawesi Barat
TTD
Drs.H.SUPARTO UMAR,MM
NIP. 19570903 198701 1 001