Skripsi ASI Eksklusif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 110

SKRIPSI

HUBUNGANPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BAYI USIA
7-12 BULAN DI DESA WONOKALANG RT 05
RW 03 KECAMATAN WONOAYU
SIDOARJO

Oleh :
AKHMAD FARID FERDIANSYAH
NIM :10.1.14.1.003

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SURABAYA
2014

0
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Akhmad Farid Ferdiansyah
Nim : 10.1.14.1.003
Program Studi : S-1 Keperawatan
Institusi : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul HUBUNGAN PEMBERIAN


ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BAYI
USIA 7-12 BULAN DI DESA WONOKALANG RT 05 RW 03 KECAMATAN
WONOAYU SIDOARJO adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun
keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi.

Surabaya, 15 Juli 2014

Yang Menyatakan

(Akhmad Farid F.)

1
66

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Ujian Skripsi Program
Studi S-1 Keperawatan STIKES Surabaya, oleh :
Nama : AKHMAD FARID FERDIANSYAH
NIM : 10.1.14.1.003
Program Studi : S-1 KEPERAWATAN
Hari, tanggal : Jumat 15 Agustus 2014
Waktu :14.00 WIB
Surabaya, 15 Agustus 2014
Tanda Tangan

Penguji : 1. HJ. Sri Mekar, SST., M.MKes


NIP : 073146230449014

Pembimbing : 1.Purwaningdyah S, S.Pd., SST., M.MKes


NIP : 07314601009

2.Prestasianita Putri, S.Kep., Ns


NIP : 073146414090

Mengesahkan,
Ketua STIKES Surabaya

Dr. Ahmad Haryanto, Drs., M.Si


NIP : 07314601001
66

LEMBAR PERSETUJUAN

Telah selesai diberikan bimbingan dalam Penulisan Proposal Skripsi, sehingga


Proposal Skripsi ini memenuhi syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan
dalam Ujian Skripsi, oleh :
Nama : AKHMAD FARID FERDIANSYAH
NIM : 10.1.14.1.003
Program studi : S1-Keperawatan
Judul : Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Perkembangan
Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan Di Desa Wonokalang Rt 05
Rw 03 Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.

Surabaya, 15 Juli 2014

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Purwaningdyah S, S.Pd., SST., M.MKes Prestasianita Putri, S.Kep., Ns


NIP : 07314601009 NIP : 073146414090

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Moh. Nuruddin Mahmud, S.Kep., M.Ked


NIP : 07314602002
66

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul
HubunganPemberian Asi Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Halus
Bayi Usia 7-12 Bulan Di Desa Wonokalang Rt 05 Rw 03 Kecamatan
Wonoayu Sidoarjo dapat terselesaikan dengan baik.
Proposal Skripsi ini disusun untuk salah satu persyaratan akademis dalam

rangka menyelesaikan program pendidikan Sarjana Keperawatan di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya.

Penulis menyadari bahwa Skripsiini tidak mungkin terselesaikan tanpa

adanya bimbingan, nasehat, motivasi, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. H. Ahmad Harianto, Drs.,M.Si selaku Ketua STIKES Surabaya.

2. Moh. Nuruddin Mahmud, S.Kep.,M.Ked selaku Ketua Prodi S-1 Keperawatan

STIKES Surabaya.

3. Octo Zulkarnain, S.Kep.,Ns selaku Dosen Wali Semester VIII Prodi S-1

Keperawatan STIKES Surabaya.

4. Purwaningdyah S,S.Pd.,SST.,M.MKes selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam menyelesaikan Proposal

Skripsi ini.

5. Nailiy Huzaimah, S.Kep.,Ns dan Prestasianita Putri, S.Kep.,Ns selaku

Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran

dalam menyelesaikan Proposal Skripsi ini.


66

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Surabaya, terima

kasih atas ilmu yang telah diberikan.

7. Posyandu Desa Wonokalang yang telah memberikan ijin.

8. Kedua orang tua, Ayah, Ibu, dan Adik yang tercinta, terima kasih atas

dukungan, semangat, doa yang telah diberikan.

9. Teman-teman tercinta Prodi Keperawatan Angkatan 2010 yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terima kasih atas kegembiraan, dukungan, kasih

sayang dan kenangan indah selama di perkuliahan.

10. Manga Idolaku NARUTO SHIPPUDEN terima kasih atas semua film-film

manganya yang sudah menghapus rasa lelah, penat selama pengeejaan

Proposal Skripsi.

11. Buat GENG TOLLO (Fery, Duliansyah, Samsul, Eko) yang selalu

mendukung, menemani, menghibur dan memberikan banyak kebahagiaan.

12. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan Proposal Skripsi ini

dapat terselesaikan.

Penulismenyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari semua pihak.

Surabaya, 29 April 2014

Penulis

AKHMAD FARID F.
NIM : 10.1.14.1.003
66

MOTTO

Perjalanan seribu batu


bermula dari satu
langkah (Lao Tze)

Harga kebaikan manusia adalah diukur


menurut apa yang telah
dilaksanakan/diperbuatnya
(Ali Bin Abi Thalib)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah


bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh
(Confusius)
66

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Allah swt yang


telahmemberikanrahmatdanhidayahnyasertanikmat-
nyasehingga penulis dapat menyelesaikanskripsiini tepat
pada waktu yang di tentukan.
2. Keduaorangtua tercinta penulis
yangtelahberusahapayahbantingtulanguntukmerawatdanm
embesarkan penulis
sampaisaatinidenganpenuhcintadankasihsayangwalaupun
penulis sebagai anaknyaseringmelakukanhal-hal yang bisa
membuathatinyaterluka.
3. Keponakan penulis yang selalumemberikandoa, dukungan,
danmotivasinyakepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikanskripsiini.
4. Adik saya yang selalu memberikan semangat dan doa
serta dukungannya dan memotivasi penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Terima kasi sahabat-sahabatku mas Ilham yang membatu
skripsi ini hingga penulis bisa
menyelesaikanya.Pembimbing penulis Purwaningdyah
S.,S.Pd,SST.,M.Mkes dan Naily Huzaimah, S.kep.,Ns serta
Prestasianita Putri, S.kep.,.Ns yang telah sabar memberikan
bimbingan kepada penulis.
66

ABSTRAK

Oleh : Akhmad Farid Ferdiansyah

Perubahan sosial budaya, Faktor psikologis, Faktor fisik ibu, Faktor Pengetahuan,
Sikap, Pekerjaan, Dorongan Keluarga, Faktor kurangnya petugas kesehatan,
Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk Mengetahui Hubungan Pemberian ASI eksklusif dengan
perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan di Desa Wonokalang RT 05
RW 03 Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.
Jenis Penelitian ini merupakan jenis korelasional analitik (non-
eksperimental), yaitu penelitian yang perlu dilakukan analisa terhadap data yang
dikumpulkan, seberapa besar hubungan antar variabel yang ada, perlu juga
diketahui apa ada variabel kontrolnya, oleh karena itu pada penelitian ini perlu
adanya hipotesi.
Hasilpenelitianbahwaresponden yang berdasarkanpemberian ASI
Eksklusifsebanyak 41 responden
(78.8%)danmempunyaiperkembanganmotoricSuspectsebanyak 28 responden
(53.8%), analisisdenganSpearman's Rho Testdiperolehnilai Sig. sebesar =
0.001<=0,05.Hal inimenunjukkanadahubunganpemberian ASI
eksklusifterhadapperkembanganmotorikhalusbayiusia 7-12 bulan.
Dapat di simpulkan bahwa,adanyahubunganpemberian ASI
EksklusifdenganperkembanganFaktoreksternal yang
mempengaruhikeberhasilanseorangibuuntukmenyusuiyaitudukungansocialdarisem
uapihak, baikdarisuamisebagai motivator istriuntukmenyusui,
keluargaberperansebagaipenciptasuasana yang mendukungkegiatanmenyusui di
rumah, masyarakat, lingkungankerja, systempelayanankesehatan, danpemerinta.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan
66

ABSTRACT

By : Akhmad Farid Ferdiansyah

Changes in the socio-cultural, psychological factors, mother physical


factors, Knowledge factors, Attitude, Employment, Family Encouragement, lack
of health workers factors, Increased promotion of canned milk instead of breast
milk. The purpose of reserch to know releation with fine baby motor of
development infants age 7-12 month in wonokalang villages RT 05 RW 03
kecamatan wonoayu kabupaten sidoarjo.
Design of this study is correlational analytic (non-experiment), the
research that needs to be conducted an analysis of data collected, how much the
relationship between variables that exist, there should also note what control
variables, therefore in this study the need for hipotesi.
The results of the study that the respondents were based on exclusive
breastfeeding were 41 respondents (78.8%) and motor development have Suspect
by 28 respondents (53.8%), analysis with Spearman's Rho Test acquired the Sig.
for = 0.001 < = 0.05. This shows there is a relationship of exclusive
breastfeeding on the development of fine motor skills of infants aged 7-12
months.
The conclusion of this study is existence of exclusive breastfeeding
relationship with the development of the external factors influencing the success
of a mother to breastfeed the social support of all parties, either the wife of the
husband as a motivator for breastfeeding, the family acts as a creator of
atmosphere that supports breastfeeding in the home, community, work
environment , health care systems, and government.

Keyword : Exclusive Breastfeeding, Developmen Fine Baby Motor Age Of 7-12


Month
66

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBARPERSETUJUAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
MOTTO........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ...................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
I.2 Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ............................... 4
I.3 Rumusan Masalah ...................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 6

BAB 2 LANDASAN TEORITIK


2.1 Tinjauan Pustaka .. 8
2.2 Landasan Teoritik ...................................................................... 9
2.2.1.1 PengertianASI Eksklusif................................................ 9
2.2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
.................................................................................................... 10
2.2.1.3 Manfaat Pemberian ASI Eksklusif................................ 10
2.2.1.4 Teknik Menyusui Yang Benar .................................. 12
2.2.1.5Kendala Dalam Menyusui .............................................. 13
2.2.1.6 Tanda Bayi Cukup ASI ................................................ 13
2.2.1.7 Cara Meningkatkan Produksi ASI ................................ 14
2.3Konsep Perkembangan .............................................................. 15
2.3.1 Pengertian Perkembangan ............................................... 15
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bayi ..........
......................................................................................... 16
2.3.3 Kebutuhan Dasar Anak................................................... 17
66

2.3.4 Ciri-Ciri Perkembangan Anak ........................................ 18


2.3.5 Jenis-Jenis Tumbuh Kembang ....................................... 18
2.3.6 Tahapan Tumbuh Kembang Bayi ................................... 19
2.4 DDST (Denver Development Screening Test) ......................... 23
2.4.1 Fungsi DDST .................................................................. 24
2.4.2 Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai ...................... 24
2.4.3 Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST .... 32
2.4.4 Stimulasi dasar untuk tumbuhkembang ......................... 34
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual................................................................. 37
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................... 39

BAB 4 METODE PENELITIAN


4.1 Jenis Penelitian.......................................................................... 40
4.2 Rancang Bangun........................................................................ 40
4.3 Lokasi dan waktu penelitian.. 40
4.4 Populasi dan sampel ................. 41
4.5 Kerangka Operasional .............................................................. 43
4.6 Variabel penelitian...................................................................... 44
4.7 Definisi Operasional................................................................... 44
4.8 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data................................... 46
4.9 Pengolahan dan Analisa Data..................................................... 47
4.10 Etika Penelitian .......................................................................... 49

BAB 5 HASIL PENELITIAN


5.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 50
5.1.2 Data Umum ............................................................................... 51
5.1.3 Data Khusus .............................................................................. 54
5.1 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik
Halus Bayi Usia 7-12 Bulan ............................................................. 55

BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pemberian ASI Eksklusif ................................................................. 56
6.2 Perkembangan Motorik Halus Bayi ................................................. 57
6.3 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan
Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan Di Desa Wonokalang Rt 05
Rw 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo ........................................... 59

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan .................................................................................... 65
7.2 Saran ............................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
66

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman :

IV.2 Definisi Operasional pengaruh pemberian ASI


eksklusif terhadap tumbuh kembang bayi usia
7-12 bulan di Desa Wonokalang Kecamatan Wonoayu
Sidoarjo ........................................................................................... 42

V.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ......................................... 48

V.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ...................................


49

V.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ................................. 50

V.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan ................................ 51

V.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Asi Eksklusif ...........51

V.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motorik Halus


Bayi Usia 7-12 Bulan ....................................................................... 52

V.7 Tabulasi Silang Pemberian ASI Eksklusif Terhadap


Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan
Di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu
Sidoarjo ........................................................................................... 53
66

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman :

II.2 Tabel DDST II ...................................................................................... 36

III.1 Kerangka Konseptual Penelitian Hubungan Pemberian ASI


Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-12
Bulan Di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu
Sidoarjo ................................................................................................ 34

IV.1 Kerangka operasional hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap


perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan di Desa Wonokalang
Kecamatan Wonoayu Sidoarjo ............................................................. 40
66

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

1. Surat pengantar pengambilan data awal


2. Surat balasan penelitian
3. Lembar kuesioner
4. Lembar permohonan menjadi responden
5. Lembar informed concent
6. Kuesioner Penelitian
7. Hasil penghitungan SPSS
8. Hasil tabulasi
9. Daftar Riwayat Hidup
10. Lembar DDST II
11. Dokumentasi
12. Jadwal penelitian
13. Lembar konsultasi
66

DAFTAR, SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG

Daftar Singkatan
ASI : Air Susu Ibu
WHO : World Health Organitation
RI : Republik Indonesia
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Akhir
PNS : Pegawai Negeri Sipil
Depkes : Departemen Kesehatan
DDST : Denver Development Screening Test

Daftar Arti Lambang


% : Prosentase
> : Lebih Besar lebih dari
< : Lebih kecil kurang dari
/ : Per
+ : Plus

( ) : Kurung Buka dan Kurung Tutup


BAB 1

PENDAHULUAN
66

1.1 Latar Belakang


Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam

kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama

kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat. Gangguan kekurangan gizi tingkat buruk yang

terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dipulihkan walaupun kebutuhan

gizi selanjutnya terpenuhi.


Bayi belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna sehingga jenis

makanan yang dikonsumsi oleh bayi harus disesuaikan dengan kondisi dengan

kondisi tubuh bayi. Air susu ibu (ASI) yang spesifik untuk manusia dapat

memudahkan zat gizi yang terkandung pada ASI dicerna oleh bayi. ASI

merupakan makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung semua

zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

(Departemen Kesehatan RI,2003).


Pemberian ASI merupakan bentuk ungkapan kasih sayang seorang ibu

kepada bayinya dan dapat mempengaruhi kualitas hidup bayi di masa yang akan

datang. Manfaat ASI bagi bayi adalah mengandung Docusahexanoid Acid (DHA)

dan Arachidonic Acid (AA) untuk kecerdasan bayi, mengandung zat kekebalan

untuk mencegah dari penyakit infeksi (diare, pilek, radang tenggorokan dan

gangguan pernafasan), melindungi bayi dari alergi, aman dan terjamin

kebersihannya, tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat serta

membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi

(Departemen Kesehatan RI, 2003).


66

Ibu yang menyusui akan memberi dampak pada perekonomian keluarga

karena biaya untuk membeli susu pengganti ASI dapat disimpan untuk kebutuhan

hidup lainnya, tidak perlu waktu dan tenaga menyediakan susu botol (merebus air

dan mencuci peralatan), menurunkan biaya dan waktu untuk merawat dan

mengobati anak yang sering sakit karena pemberian susu botol, dan mengurangi

biaya dan waktu untuk pemeliharaan kesehatan ibu (Departemen Kesehatan RI,

2003).
Manfaat pemberian ASI dapat dirasakan oleh bayi, ibu, dan keluarga jika

ibu menyusui bayinya. Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2010

ibu yang memberikan ASI eksklusif di Indonesia sebesar 36,6%, di Surabaya

26.3% dan Sidoarjo 7,7 %. Berdasarkan data dari posyandu dan survey awal di

Desa Wonokalang RT 05 RW 03 dari 150 ibu-ibu terdapat 60 ibu-ibu memberikan

ASI eksklusif. Rendahnya pemberian ASI menyebabkan peningkatan pemberian

susu formula kepada bayi sehingga menurunkan produksi ASI karena tidak ada

rangsangan isapan bayi pada payudara ibu. Jenis makanan prelakteal seperti susu

formula yang diberikan kepada bayi baru lahir di Indonesia tercatat sebanyak

71,03%, kemudian ada madu sebanyak 19,08%, dan air putih sebanyak 14,06%

(Riskesdas, 2010).
ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dapat mencegah kematian bayi yang

lebih besar dengan mereduksi risiko penyakit infeksi, hal ini karena

ASImerupakan substansi bahan yang hidupdengan kompleksitas biologi yang luas

yang mampu memberikan daya perlindungan baik secara aktif melalui pengaturan

imunologis.ASI bukan hanya merupakan sumber nutrisi bagi bayi, tetapi juga

mengandung imunoglobulin A (Ig A) yang memainkan peran penting dalam


66

fungsi proteksi. ASI juga mengandung kadar lisozim yang tinggi yang sangat

menguntungkan untuk menghancurkan bakteri didalam rongga usus. Kolostrum

adalah ASI yang bewarna kekuningan yang keluar pertama kali setelah bayi lahir,

kolostrum mengandung protein yang terdiri dari lactalbumin, lactalglobin,casein,

minyak, mineral, vitamin A dan Ig A. Kandungan Ig A dalam kolostrum jauh lebih

besar dibandingkan dengan yang terkandung dalam ASI. Kolustrum menjamin

bayi baru lahir dapat beradaptasi dan berhasil melewati masa trasnsisi. (WHO,

2010).
ASI mengandung komponen makro dan mikro nurieni. Yang termasuk

makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien

adalah vitamin dan mineral (Baskoro, 2008). Bayi yang sering berada di dalam

dekapan ibu saat menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya, bayi juga akan

merasa aman dan tentram karena masih dapat dapat mendengarkan detak jantung

ibunya yang bayi kenal sejak dalam kandungan perasaan terlindungi dan

disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan

membentuk kepribadian yang percaya diri dan menjadi dasar psikologis yang

baik. (Karyadi, Darwin, Pemberian ASI dan Dasar Kecerdasan Anak, Seminar

ASI eksklusif, Depkes RI (Jakarta : 1994).


Pemberian ASI eksklusif pada bayi dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis seperti masalah pada payudara

ibu dan faktor psikologis ibu seperti pengetahuan ibu, motivasi diri, takut

kehilangan daya tarik sebagai wanita, tekanan batin. Faktor eksternal yang

mempengaruhi keberhasilan seorang ibu untuk menyusui yaitu dukungan sosial

dari semua pihak, baik dari suami sebagai motivator istri untuk menyusui,
66

keluarga berperan sebagai pencipta suasana yang mendukung kegiatan menyusui

di rumah, masyarakat, lingkungan kerja, sistem pelayanan kesehatan, dan

pemerintah (Departemen Kesehatan RI, 2008). Menurut Azwar (2000),

mengungkapkan bahwa pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa

faktor sebagai berikut: Perubahan sosial budaya, Faktor psikologis, Faktor fisik

ibu, Faktor Pengetahuan, Sikap, Pekerjaan, Dorongan Keluarga, Faktor kurangnya

petugas kesehatan, Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI.


Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan

Motorik Halus Bayi Usia 7-12 bulan Di Desa Wonokalang RT 05 RW 03

Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.

1.2 Identifikasi Masalah Dan Batasan Masalah


1.1.1. Identifikasi Masalah
Perkembangan motorik halus bayi dipengaruhi oleh faktor genetik

dan faktor lingkungan, faktor genetik Merupakan modal dasar dalam

mencapai hasil akhir proses tumbuhkembang anak. Melalui instruksi

genetik yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat

ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan Potensi genetik yang

bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif

sehingga dapat diperoleh hasil akhir yang optimal. Penyakit keturunan

yang disebabkan oleh kelainan kromosom seperti Sindro Down, Sindrom

Turner, dan lain-lain. Faktor lingkungan juga berperan besar dalam

perkembangan bayi.

1.1.2. Batasan Masalah


66

Perkembangan motorik halus bayi di pengaruhi oleh faktor genetik dan

lingkungan yang tidak bisa di teliti secara keseluruhan karena keterbatasan waktu,

dana dan tenaga maka peneliti akan membatasi pada masalah yang ada akan

terbatas pada Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan

Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan Di Desa Wonokalang RT 05 RW 03

Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.

1.3 Rumusan Masalah


Mengetahui Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan

Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan di Desa Wonokalang RT 05 RW 03

Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.

1.4 Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan

motorik halus bayi usia 7-12 bulan di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan

Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi Pemberian ASI Eksklusif oleh ibu pada Bayi Usia 7-12

Bulan di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu

Kabupaten Sidoarjo.
2. Mengidentifikasi perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan di

Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Kabupaten

Sidoarjo.
3. Menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan

motorik halus bayi usia 7-12 bulan yang mendapatkan ASI ekskluaif
66

dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Desa Wonokalang

RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.


1.5 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis

Menambah khasana ilmu pengetahuan riset dalam bidang keperawatan

khususnya keperawatan maternitas dan anak.

1.5.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Profesi keperawatan
Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama

keperawatan anak dan maternitas.


2. Bagi Institusi Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

kesehatan khususnya bagi para institusi terkait mengenai

manfaat/pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 7-12 bulan.

3. Bagi Ibu
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada ibu-ibu tentang

pentingnya ASI bagi perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti

selanjutnya, yang akan meneliti Hubungan Pemberian ASI Eksklusif

Dengan Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan di Desa

Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.


66

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIK

2.1 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Restu Maharany

Arumningtyas pada tahun 2010 tentang Hubungan Jenis Asupan Makanan

Pendamping ASI Dominan Dengan Perkembangan Anak Usia 6-12 Bulan Di

Posyandu Desa Sibela Surakarta, dengan tujuan untuk mengetahui Hubungan

Jenis Asupan Makanan Pendamping ASI Dominan Dengan Perkembangan Anak

Usia 6-12 Bulan Di Posyandu Desa Sibela Surakarta. Metode penelitian yang

dilakukan adalah penelitian secara observasional analitik dengan metode

pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini anak usia 6-12 bulan di

posyandu sibela surakarta sebanyak 90 anak. Teknik pengambilan sampel adalah

purposive sampling dan jumlahsampel sebanyak 76 anak. Instrumen pengumpulan

data yang digunakan adalah kuesioner dan analisis data menggunakan uji Chi

Kuadrat dan penghitungan Odds Ration (OR). Hasil dari penelitian ini adalah

pada kelompok usia6-12 bulan didapatkan hasil OR = 6.333% yang berarti

terdapat hubungan yang kuat antar variable (hubungan kuat : 3.00<=OR=>10.00)

dan CI atau interval kepercayaan = 2.242-17.890.


66

2.2 Landasan Teoritik

Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep yang mendasari atau

mendukung penelitian ini berdasarkan tinjauan pustaka meliputi : Konsep ASI

Eksklusif, Konsep Perkembangan.

2.2.1 Konsep ASI Eksklusif


2.2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang

bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Definisi WHO menyebutkan bahwa

ASI ekslusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat

apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai

usia 6 bulan (WHO (2002) dalam Aprilia, 2009).

Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja mulai dari bayi baru

lahir hingga berusia 6 bulan tanpa tambahan cairan atau tambahan makanan padat.

Bayi yang berumur 0 sampai 6 bulan mutlak memerlukan ASI karena memenuhi

100% kebutuhan bayi akan zat gizi, setelah berumur 6 bulan bayi memerlukan

lebih banyak zat gizi dan ASI hanya menopang 60-70% kebutuhan gizi kepada

bayi sehingga bayi memerlukan makanan pendamping lain. Pada usia 0-6 bulan

sebaiknya bayi juga tidak diberi makanan apapun karena makanan tambahan

mempunyai resiko terkontaminasi yang sangat tinggi. Selain itu dengan

memberikan makanan tambahan pada bayi, akan mengurangi produksi ASI,

karena bayi menjadi jarang menyusu (Muchtadi, 1996).


66

2.2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Tinggi rendahnya pemberian ASI pada bayi dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal pada ibu. Faktor internal dalam pemberian ASI terdiri dari

faktor fisiologis seperti masalah pada payudara ibu dan faktor fisiologis ibu.

Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan seorang ibu untuk menyusui

yaitu dukungan sosial dari semua pihak, baik dari suami sebagai motivator istri

untuk menyusui, keluarga berperan sebagai pencipta suasana yang mendukung

kegiatan menyusui di rumah, masyarakat, lingkungan kerja, sistem pelayanan

kesehatan, dan pemerintah (Departemen Kesehatan RI, 2008).

Menurut Azwar (2000), mengungkapkan bahwa pemberian ASI eksklusif

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: Perubahan sosial budaya,

Faktor psikologis, Faktor fisik ibu, Faktor Pengetahuan, Sikap, Pekerjaan,

Dorongan Keluarga, Faktor kurangnya petugas kesehatan, Meningkatnya promosi

susu kaleng sebagai pengganti ASI, Penerangan yang salah justru datangnya dari

petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu

kaleng, Faktor pengelolaan laktasi di ruang bersalin.

2.2.1.3 Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

1. Manfaat ASI bagi bayi

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat

dirasakan yaitu (1) ASI sebagai nutrisi (2) ASI meningkatkan daya tahan
66

tubuh (3) menurunkan risiko mortalitas, risiko penyakit akut dan kronis,

(4) Meningkatkan kecerdasan, (5) Menyusui meningkatkan jalinan kasih

sayang (6) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan

pertumbuhan bayi sampai usia selama enam bulan. (7) Mengandung

asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak sehingga

bayi yang diberi ASI Ekslusif lebih pandai. (8) Mengurangi resiko

terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak dan mengurangi

kemungkinan menderita penyakit jantung. (9) Menunjang perkembangan

motorik (WHO, 2010; Roesli (2000) dalam Haniarti, 2011).

2. Manfaat ASI bagi ibu

Manfaat ASI bagi ibu antara lain (1) Pemberian ASI memberikan

98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah

kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (ekslusif) dan belum terjadi

menstruasi kembali, (2) menurunkan risiko kanker payudara dan

ovarium, (3) membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan

(4) menurunkan risiko DM Tipe 2 (5) Pemberian ASI sangat ekonomis,

(6) mengurangi terjadinya perdarahan bila langsung menyusui setelah

melahirkan (7) mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia dimana

saja dan kapan saja (8) meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi

(WHO, 2010; Aprilia, 2009).


66

3. Manfaat ASI bagi keluarga

Adapun manfaat ASI bagi keluarga (1) Tidak perlu uang untuk

membeli susu formula, kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu

atau peralatan (2) Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih

sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya

kekhawatiran bayi akan sakit, (3) Penjarangan kelahiran karena efek

kontrasepsi dari ASI ekslusif, (4) Menghemat waktu keluarga bila bayi

lebih sehat (5) Pemberian ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga

bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia (Aprilia, 2009).

2.2.1.4 Teknik Menyusui Yang Benar

Teknik menyusui yang benar, dapat kita amati melalui beberapa respon

dari bayi, jika ibu menyusui dengan teknik yang tidak benar mengakibatkan

puting susu menjadi lecet. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik

yang benar, dapat dilihat antara lain (1) tubuh bagian depan menmpel pada tubuh

ibu, (2) dagu bayi menempel pada payudara (3) dada bayi menempel pada dada

ibu (4) mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka (5) sebagian

besar areola tidak tampak, (6) bayi menghisap dengan dalam dan perlahan (7) bayi

tampak tenang dan puas pada akhir menyusu, (8) terkadang terdengar suara bayi

menelan (9) puting susu tidak terasa sakit atau lecet (Depkes, 2005).

2.2.1.5 Kendala Dalam Menyusui

Beberapa kendala yang menyebabkan seorang ibu tidak dapat melakukan

pemberian ASI secara eksklusif antara lain :


66

1. produksi ASI kurang

2. ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar

3. ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi)

4. bayi terlanjur mendapat prelactealfeeding (pemberian air gula / dekstrosa,

susu formula pada hari hari pertama kelahiran)

5. kelainan yang terjadi pada ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara

bengkak, engorgement, mastitis dan abses)

6. ibu hamil lagi pada saat masih menyusui

7. ibu sibuk bekerja

8. kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit dan abnormalitas bayi

( Nyoman dan Jeanne, 2008 )

2.2.1.6 Tanda Bayi Cukup ASI

Tanda bayi cukup ASI adalah (1) Jumlah buang air kecilnya dalam satu

hari paling sedikit 6 kali; (2) Warna seni biasanya tidak bewarna kuning pucat; (3)

Bayi sering BAB bewarna kekuningan berbiji; (4) Bayi kelihatan puas, sewaktu-

waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan cukup; (5) Bayi paling sedikit

menyusu 10 kali dalam 24 jam; (6) Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai

menyusui; (7) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi

mulai menyusui; (8) Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi
66

menelan ASI; (9) Bayi bertambah berat badanya (Ambarwati., Wulandari. 2009,

hlm. 29).

Tanda kecukupan ASI menurut Utami. (2007) adalah : (1) Bayi akan

buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali dalam sehari; (2) Terutama bagi bayi

yang berusia <6 minggu, frekuensi buang air besar (BAB) paling tidak 2-5 kali

sehari. Hal ini tidak berlaku bagi bayi yang berusia >6 minggu; (3) Pertumbuhan

berat badan bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan;

(4) Perkembangan motorik yang baik. Bayi aktif, motoriknya sesuai dengan

rentang usia.

2.2.1.7 Cara Meningkatkan Produksi ASI

Menyusui (breastfeeding) adalah pilihan yang indah dan sehat untuk bayi,

tapi kadang-kadang ingin meningkatkan produksi ASI buat bayinya stres, penyakit

dan kelelahan bisa berdampak negatif terhadap produksi ASI saat menyusui

(Arini, 2011).

1. Menyusui bayi lebih sering, biarkan bayi mendapatkan ASI selama bayi

inginkan, bayi biasanya menyusui 6 kali setiap hari, tambahlah menjadi 7 atau

8 kali ketika menyusui bayi, maka tubuh ibu akan menerima respon untuk

menghasilkan lebih banyak susu.

2. Menyusui dengan kedua payudara setiap menyusui. Pastikan bayi untuk

menyusu pada payudara pertama selama mungkin sampai bayi memperlambat

atau berhenti menghisap, kemudian tawarkan payudara kedua. Pastikan


66

bahwa bibir bayi menempel dengan benar dan harus di bagian areola

payudara dan juga diluar puting.

3. Gunakan pompa payudara di antara waktu menyusui. Ketika bayi tidur atau

baru saja selesai makan, gunakan pompa payudara 5-10 menit di setiap

payudara untukmemberikan stimulasi ekstra dan meningkatkan produksi ASI.

Jangan berkecil hati jika tidak menghasilkan susu banyak selama

pemompaan, karena tujuannya adalah stimulasi.

4. Melakukan diet yang benar. Seorang ibu menyusui membutuhkan lebih dari

2000 kalori per hari, atau 300-500 kalori diatas diet pra-kehamilan. Lanjutkan

dengan vitamin kehamilan atau vitamin buat ibu menyusui.

5. Minum banyak air, seorang menyusui harus mengkonsumsi sekitar 3 liter per

hari. Mungkin terdengar seperti banyak, tapi menyusui pasti akan selalu

merasa haus. Jumlah air yang tepat akan membantu meningkatkan produksi

ASI (Tulus, 2011).

2.3 Konsep Perkembangan


2.3.1 Pengertian Perkembangan

Perkembangan lebih menitik beratkan pada aspek perubahan bentuk atau

fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk pula perubahan pada aspek

sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.

2.3.2 Faktor-faktor Yang MempengaruhiPerkembangan Bayi

A. Factor genetik
66

Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuhkembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam

sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas

pertumbuhan. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi

dengan lingkungan secara positif sehingga dapat diperoleh hasil akhir

yang optimal. Penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan

kromosom seperti Sindro Down, Sindrom Turner, dan lain-lain.

B. Factor lingkungan

1. Lingkungan prenatal

yang termasuk factor lingkungan prenatal adalah gizi ibu saat

hamil, adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stress, anoksia embrio,

imunitas, infeksi dan lain-lain.

2. Lingkungan post natal

a. Factor biologis

Yang termasuk didalamnya adalah rass (suku bangsa), jenis

kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap

penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormone.

b. Factor fisik

Yang termasuk didalamnya adalah cuaca (musim, keadaan

geografis), keadaan rumah, sanitasi, radiasi.


66

c. Factor psikososial

Yang termasuk didalamnya adalah stimulasi,

ganjaran/hukuman yang wajar, motivasi belajar, keluarga sebaya,

sekolah, stress, cinta dan kasih saying, kualitas interaksi anak dan

orang tua.

d. Factor keluarga dan adat istiadat

Yang termasuk didalamnya adalah pekerjaan/pendapatan

keluarga, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin

dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah dan ibu,

adat istiadat, norma, agama, dan lain-lain.

2.3.3 Kebutuhan Dasar Anak

A. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)

Meliputi pangan/gizi, perawatan kesehatan dasar, pemukiman yang

layak, higienene perorangan, sandang, kesegaran jasmani, rekreasi dan

lain-lain.

B. Kebutuhan emosi/kasih saying (ASIH)

Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra

dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak

untuk menjamin tumbuh kembang anak yang selaras baik fisik, mental

maupun psikososial.kasih sayang orang tuanya akan menciptakan ikatan

yang erat (Bounding) dan kerpercayaan (Basic trust).


66

C. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar

(Pendiddikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini

mengembangkan peerkembangan mental psikososial : kecerdasan,

ketrampilan, kemandirian, kemandirian kreativitas, agama, kepribadian,

moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

2.3.4 Ciri-ciri Perembangan Anak

a. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi

kecepatannya berbeda anatara anak satu dengan lainnya.

b. Perkembangan erat hubungannya dengan maturitas system susunan saraf.

c. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

d. Reflek primitive seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang

sebelum gerakan volunter tercapai.

2.3.5 Jenis-Jenis Tumbuh Kembang

Menurut (dr. IGAN Partiwi Sp.A, 21 Mei 2009, NFL) secara garis besar

tumbuh kembang dibedakan kedalam 3 jenis yaitu :

a. Tumbuh Kembaang Fisis

Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuran besar dan

fungsi organisme atau individu. Perubahan fungsi ini bervariasi dari fungsi
66

tingkat molekular yang sederhana seperti aktivitas enzim terhadap diferensiasi

sel, pada masa pubertas dan remaja.

b. Tumbuh Kembang Intelektual

Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian

berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan

simbolik, seperti berbicara, bermain, berhitung atau membaca.

c. Tumbuh Kembang Emosional

Proses tumbuh kembang emosional tergantung kepada kemampuan

bayi untuk membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta dan berkasih

sayang, kemampuan untuk menangani kegelisahan akibat suatu frustasi dan

kemampuan untuk rangsangan agresif.

2.3.6 Tahapan Tumbuh Kembang Bayi

Menurut (dr. IGAN Partiwi Sp.A, 21 Mei 2009, NFL) cara bayi menjalani

kehidupan pada tahun pertamanya, tentu berbeda dengan cara kita sebagai orang

dewasa dalam melihat dunia ini. Perkembangan keterampilan dan kemampuan

dasar yang dikuasai bayi, berawal dari bentuk yang paling sederhana dan paling

dekat dengan dirinya. Yakni, bagaimana bayi berinteraksi dan berkomunikasi

dengan anda dan pasangan, sebagai dua orang yang paling dekat.

a. Usia 0 - 1,5 bulan

1. Mulai mampu mengontrol gerakan otot-otot tubuhnya.


66

2. membutuhkan banyak bantuan anda untuk belajar mengangkat dan

menopang kepalanya dengan otot-otot lehernya.

3. Menggerakkan tangan dan kakinya untuk menunjukkan bahwa ia

tertarik dengan sesuatu yang ada didekatnya.

4. Bisa tiba-tiba menggerakkan tubuhnya seperti kejang-kejang dalam

rangka belajar mengendalikan diri. Itu sebabnya anda perlu hati-hati

dan memegangnya cukup kuat saat menggendongnya.

5. Ketika terjaga, berilah ia kesempatan belajar mengangkat kepalanya.

Caranya, letakkan tubuhnya pada posisi terlungkup, sehingga

memaksa anak berlatih mengangkat kepalanya.Lakukan faceto face

alias saling berpandangan muka dengannya sesering mungkin.

b. Usia 1,5 3 bulan

1. Mulai bisa berjalan mengangkat kepalanya sendiri untuk beberapa saat

lamanya.

2. Mulai aktif belajar mengontrol dan mengendalikan gerakan otot

tangan dan kakinya. Itu sebabnya, anda akan melohat anak mampu

meraih serta menggenggam benda-benda kecil yang anda berikan

padanya.

c. Usia 3 6 bulan

Perkembangan motorik kasar :


66

1. Mulai bisa mengangkat dan menahan kepalanya sendiri untuk

beberapa saat lamanya.

2. Bisa dibaringkan terlungkup, ia mampu menggunakan kedua

tangannya untuk menahan tubuhnya sambil bergerak maju.

3. Mulai belajar mengguling-gulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

4. Apabila ditaruh bantal dissekelilingnya sebagai pengganjal, ia akan

belajar untuk duduk. Bantulah dengan mendudukkan dan

menyandarkan tubuhnya pada bantal.

Perkembangan motorik halus :

1. Mulai bisa menggunakan kedua tangannya untuk meraih dan

menggenggam sebuah benda.

2. Senang bermain dengan kedua tangannya.

3. Dengan tangannya, ia asyik bermain dengan jari-jari kaki yang bisa

diraihnya.

4. Gemar memasukkan semua benda yang berhasil dipegangnya ke

dalam mulutnya. Beginilah cara dia mengenal aneka jenis mainannya.

d. Usia 6 9 bulan

Perkembangan motorik kasar :

1. Mampu duduk sendiri tanpa bantuan.


66

2. Mulai belajar merangkak.

3. Mampu menggulingkan tubuhnya untuk berpindah tempat.

4. Kalau anda pegang pinggangnya, anak bersemangat untuk

menggerakkan kedua kakinya, dan belajar berjalan.

Perkembangan motorik halus :

1. Mampu menggerakkan tangannya dengan baik serta menggunakannya

untuk mengeksplorasi banda-banda kecil disekelilingnya.

2. Mulai mengamati serta mempelajari bentuk dan ukuran benda yang

dipegangnya.

3. Mampu meraih dan memegang benda yang disukainya dengan satu

atau dua kali upaya untuk meraihnya.

4. Mulai bisa melihat, kemudian meraih dan memegang benda-benda

berukuran kecil.

5. Mulai belajar memegang cangkir minumnya.

6. Mampu memindahkan benda yang dipegangnya dari satu tangan ke

tangan yang lain.

e. Usia 9 12 bulan

Perkembangan motorik kasar :

1. Mampu merangkak ke sana ke mari.


66

2. Semakin giat dan menunjukkan semangat belajar berjalan. Tak heran

bila ia akan sering meraih tangan anda, sebagai tanda meminta anda

untuk menahan tubuhnya karena ia ingin melangkahkan kaki-kaki

mungilnya.

3. Sudah bisa berpegangan pada tepi sofa atau meja sebagai upayanya

untuk belajar berdiri.

4. Diakhir tahun pertamanya, ia akan menunjukkan kemampuannya

menggerakkan kaki dan melangkah sendiri untuk pertama kalinya.

Perkembangan motorik halus :

1. Senang mengambil dan membuang benda, serta berlatih cara

menjatuhkan benda dengan baik. Ia pun senang mengamati benda

yang dijatuhkan itu.

2. Mulai belajar mengambil dan bermain dengan makanannya saat acara

makan berlangsung.

3. Mulai belajar menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mengambil

dan memegang benda-benda yang berukuran kecil.

2.4 DDST (Denver Development Screening Test)

DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan

perkembangan anak.Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ.(Soetjiningsih,

1998).
66

2.4.1 Fungsi DDST

DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik

halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

2.4.2 Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai

Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas

perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4

kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :

A. Personal Social (Perilaku Sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:

1. Menatap muka

2. Membalas senyum pemeriksa

3. Tersenyum spontan

4. Mengamati tangannya

5. Berusaha menggapai mainan

6. Makan sendiri

7. Tepuk tangan

8. Menyatakan keinginan
66

9. Daag-daag dengan tangan

10. Main bola dengan pemeriksa

11. Menirukan kegiatan

12. Minum dengan cangkir

13. Membantu di rumah

14. Menggunakan sendok dan garpu

15. Membuka pakaian

16. Menyuapi boneka

17. Memakai baju

18. Gosok gigi dengan bantuan

19. Cuci dan mengeringkan tangan

20. Menyebut nama teman

21. Memakai T-shirt

22. Berpakaian tanpa bantuan

23. Bermain ular tangga / kartu

24. Gosok gigi tanpa bantuan

25. Mengambil makan


66

B. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

dan dilakukan dalam:

1. Mengikuti ke garis tengah

2. Mengikuti lewat garis tengah

3. Memegang icik-icik

4. Mengikuti 1800

5. Mengamati manik-manik

6. Tangan bersentuhan

7. Meraih

8. Mencari benang

9. Menggaruk manik-manik

10. Memindahkan kubus

11. Mengambil dua buah kubus

12. Memegang dengan ibu jari dan jari telunjuk

13. Membenturkan 2 kubus

14. Menaruh kubus di cangkir


66

15. Mencoret-coret

16. Ambil manik-manik ditunjukkan

17. Menara dari 2 kubus

18. Menara dari 4 kubus

19. Menara dari 6 kubus

20. Meniru garis vertikal

21. Menara dari kubus

22. Menggoyangkan dari ibu jari

23. Mencontoh O

24. Menggambar dengan 3 bagian

25. Mencontoh (titik)

26. Memilih garis yang lebih panjang

27. Mencontoh yang ditunjukkan

28. Menggambar orang 6 bagian

29. Mencontoh

C. Language (Bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah

dan berbicara spontan yang meliputi :


66

1. Bereaksi

2. Bersuara

3. Oooo ? Aaaah

4. Tertawa

5. Berteriak

6. Menoleh ke bunyi icik-icik

7. Menoleh ke arah suara

8. Satu silabel

9. Meniru bunyi kata-kata

10. Papa/mama tidak spesifik

11. Kombinasi silabel

12. Mengoceh

13. Papa/mama spesifik

14. 1 kata

15. 2 kata

16. 3 kata

17. 6 kata
66

18. Menunjuk 2 gambar

19. Kombinasi kata

20. Menyebut 1 gambar

21. Menyebut bagian badan

22. Menunjuk 4 gambar

23. Bicara dengan dimengerti

24. Menyebut 4 gambar

25. Mengetahui 2 kegiatan

26. Mengerti 2 kata sifat

27. Menyebut satu warna

28. Kegunaan 2 benda

29. Mengetahui

30. Bicara semua dimengerti

31. Mengerti 4 kata depan

32. Menyebut 4 warna

33. Mengartikan 6 kata

34. Mengetahui 3 kata sifat


66

35. Menghitung 6 kubus

36. Berlawanan 2

37. Mengartikan 7 kata

D. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi

kemampuan dalam:

1. Gerakan seimbang

2. Mengangkat kepala

3. Kepala terangkat ke atas

4. Duduk kepala tegak

5. Menumpu badan pada kaki

6. Dada terangkat menumpu satu lengan

7. Membalik

8. Bangkit kepala tegak

9. Duduk tanpa pegangan

10. Berdiri tanpa pegangan

11. Bangkit waktu berdiri

12. Bangkit terus duduk


66

13. Berdiri 2 detik

14. Berdiri sendiri

15. Membungkuk kemudian berdiri

16. Berjalan dengan baik

17. Berjalan dengan mundur

18. Lari

19. Berjalan naik tangga

20. Menendang bola ke depan

21. Melompat

22. Melempar bola, lengan ke atas

23. Loncat

24. Berdiri satu kaki 1 detik

25. Berdiri satu kaki 2 detik

26. Melompat dengan satu kaki

27. Berdiri satu kaki 3 detik

28. Berdiri satu kaki 4 detik

29. Berjalan tumit ke jari kaki


66

30. Berdiri satu kaki 6 detik

2.4.3 Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST

Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya

hanya berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama,

hanya sekitar 15-20 menit saja.

A. Alat yang Digunakan

1. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna

merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel

kecil, kertas, dan pensil.

2. Lembar formulir DDST

3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan

tes dan cara menilainya.

B. Prosedur DDST

1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia

3 6 bulan, 9 12 bulan, 18 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.

2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi

diagnostik yang lengkap.


66

C. Penilaian

Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak

tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O).

Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis

horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung

pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya

berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal,

meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).

1. Abnormal

a. Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

b. Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan

plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang

sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

dengan garis vertikal usia.

2. Meragukan

a. Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

b. Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada

sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

dengan garis vertikal usia.


66

3. Tidak dapat dites

a. Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi

abnormal atau meragukan.

4. Normal

a. Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.Agar

lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra

skrining dengan menggunakan :

1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas

(sehingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya.

Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap

suspect dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.

2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)

Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan

SLTA ke atas dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat

menunggu di klinik.Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner yang

sesuai dengan umur anak.Kemudian dinilai berdasarkan kriteria

yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes

DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)

2.4.4 Stimulasi dasar untuk tumbuhkembang

1. Kebutuhan Fisik Biomedis (ASUH)


66

a. Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting

b. Perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan

bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit.

c. Papan/pemukiman yang layak.

d. Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan

e. Sandang

f. Kesegaran jasmani, rekreasi.

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASUH)

a. Kebutuhan hubungan ibu dan anak

b. Emosi

c. Psikososial

d. Kasih sayang

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASUH)

a. Kecerdasan d. Kreativitas g. Moral Etika

b. Ketrampilan e. Agama h. Produktivitas

c. Kemandirian f. Kepribadian

Gambar II.2 Tabel DDST II


66
66

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual


Faktor eksternal
Faktor internal
1. dukungan sosial dari semua pihak.
1. faktor fisiologis seperti 2. keluarga berperan sebagai pencipta
masalah pada payudara suasana yang mendukung kegiatan
ibu menyusui di rumah
2. faktor psikologis ibu 3. masyarakat
seperti pengetahuan ibu, 4. lingkungan kerja
motivasi diri, takut 5. sistem pelayanan kesehatan
kehilangan daya tarik 6. faktor lingkungan seperti
sebagai wanita, tekanan lingkungan prenatal dan post natal
batin

Pemberian asi
eksklusif pada bayi
usia (7-12 bulan)

Aspek biologis bayi Aspek psikologis


bayi

Meningkatkan jalinan
kasih sayang/hubungan
Kandungan Kandungan emosi antara ibu dan bayi
Imunoglobulin Makro dan
Mikro Nutrien
Faktor-
faktor yang
Meningkatkan daya mempengaruhi
tahan tubuh bayi Kebutuhan nutrisi perkembangan
terhadap infeksi bayi terpenuhi motorik halus bayi
usia 7-12 bulan

1. Faktor Genetik
2. Faktor
Lingkungan
Perkembangan motorik
halus bayi

Abnormal Meragukan Tidak Norma


Dapat Dites
66

Keterangan :

Tidak diteliti :

Diteliti :

Gambar III.1 Kerangka Konseptual Penelitian Hubungan Pemberian ASI


Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-
12 Bulan Di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan
Wonoayu Sidoarjo

Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 7-12 bulan dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal meliputi, faktor internal (faktor fisiologis seperti

masalah pada payudara ibu, faktor lingkungan, faktor psikologis ibu seperti

pengetahuan ibu, motivasi diri, takut kehilangan daya tarik sebagai wanita,

tekanan batin), faktor eksternal (dukungan sosial dari semua pihak, keluarga

berperan sebagai pencipta suasana yang mendukung kegiatan menyusui di

rumah,masyarakat,lingkungan kerja, sistem pelayanan kesehatan), dan berdampak

pada aspek biologis bayi dan aspek psikologis bayi. Pada aspek biologis bayi

terdapat kandungan ig A serta makro dan mikronutrien, pada kandungan ig A akan

meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi, sedangkan pada kandungan

makro dan mikronutrien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Pada aspek

psikologis bayi akan meningkatkan jalinan kasih sayang/hubungan emosi antara

ibu dan bayi yang kemudian mempengaruhi perkembangan motorik halus bayi

normal sesuai usia bayi, perkembangan motorik halus bayi dipengaruhi oleh

beberapa faktor meliputi (faktor genetik dan faktor lingkungan).


66

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesa dalam penelitian ini adalah H1 : ada Hubungan Pemberian ASI

Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan Di Desa

Wonokalang RT 05 Rw 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional analitik (non-

eksperimental), yaitu penelitian yang perlu dilakukan analisa terhadap data yang

dikumpulkan, seberapa besar hubungan antar variabel yang ada, perlu juga

diketahui apa ada variabel kontrolnya, oleh karena itu pada penelitian ini perlu

adanya hipotesis (Setiadi,2013 : 68-69).

4.2 Rancang Bangun

Rancang bangun yang dibangun adalah penelitian Cross Sectional.

Penelitian Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali

pada saat itu (Nursalam, 2011: 83).

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


66

4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan

Wonoayu Sidoarjo.

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 hingga bulan Juni 2014.

Pengambilan data dimulai dari bulan April 2014 hingga bulan Juni 2014.

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1 Populasi

Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2011 : 89). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu di

Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo yang memiliki

bayi usia 7-12 sebanyak 60 warga.

4.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2011 : 91). Dalam

penelitian keperawatan, kriteria sampel dapat meliputi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel yang

akan digunakan. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu di Desa Wonokalang

RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo yang memiliki bayi usia 7-12 bulan

sebanyak 52 warga.
66

4.4.2.1 Kriteria Inklusi

Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target

yang terjanngkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011 : 92). Kriteria inklusi dari

penelitian ini adalah :

1) Ibu-ibu Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu

Sidoarjo yang memiliki bayi usia 7-12 bulan


2) Bersedia menjadi responden
3) Ibu-ibu Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu

Sidoarjo yang rutin ke posyadu

4.4.3 Besar Sampel

Penentuan besar sampel ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
N
n=
1+ N ( d)2
n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan ketetapan yang diinginkan (0,05)

Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel dalam penelitian ini adalah :

N
n=
1+ N (d)2

60 60
=52
1+60 ( 0,05 )2 1,15

Jadi besar sampel yang digunakan sejumlah 52 ibu.


66

4.4.4 Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2011 : 91). Pada penelitian ini teknik

sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling

Adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam

penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang

telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2011 : 94).

4.5 Kerangka Operasional

Kerangka operasional (kerangka kerja) adalah langka-langkah dalam

aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya, yaitu

kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian (Nursalam, 2011 : 55).


Populasi
Seluruh ibu-ibu Desa Wonokalang RT 05
RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo N
= 60 ibu, pengambilan data dilakukan
pada 25-26 Mei 2014

Teknik Sampling
Purposive Sampling

Jumlah Sampel
Ibu-ibu Desa Wonokalang RT 05 RW 03
Kecamatan Wonoayu Sidoarjo yang memenuhi
kriteria inklusi.sebanyak 52 ibu,pengambilan
data dilakukan pada 25-26 Mei 2014

Informed Concent

Pengumpulan Data :
Kuesioner, DDST II
66

Pengolahan Data :Editing, Coding,


Processing, Cleaning

Analisa data menggunakan


Korelasi dari Spearman

Penyajian Hasil

Kesimpulan Dan Saran

Gambar IV.1 : Kerangka operasional hubungan pemberian ASI eksklusif dengan

perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan di Desa

Wonokalang Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.

4.6 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (Nursalam, 2011 : 97). Dalam penelitian ini dibedakan antara

variabel independen dan dependen.

4.6.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel

lain (Nursalam, 2011 : 97). Variabel independen pada penelitian ini adalah

pemberian ASI eksklusif.

4.6.2 Variabel Dependen


66

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel

lain (Nursalam, 2011 : 98). Variabel dependen pada penelitian ini adalah

perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan

4.7 Definisi Operasional

Tabel IV.2 : Definisi Operasional pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan


tumbuh kembang bayi usia 7-12 bulan di Desa Wonokalang
Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.

Al
Definisi Paramete at Skala
Vari Operasi U Data Skor
onal r kur
abel
Varia Pemberian - Pemberian ASI K O Pember
bel ASI saja mulai dari eksklusif ian ASI
Independen : bayi baru lahir uesioner rdinal eksklusif = 1
hingga berusia 6- Pemberian ASI
pemb bulan tanpa tidak eksklusif Pember
erian ASI tambahan cairan ian ASI tidak
eksklusif atau tambahan eksklusif = 0
makanan padat
66

Variab Perkembang D O Nilai :


el dependen : an motorik halus - Tangan
bersentuhan 1 Abnormal
perke adalah DST II rdinal
mbangan bertambahnya - Meraih benda
2. Meragukan
motorik halus kemampuan (skill) 3. Tidak dapat
bayi dalam struktur dan - Mencari benang dites
fungsi yang 4. Normal
- Mengaruk
lebih
manik-manik Skor :
kompleks
dalam pola - Memindahkan
yang teratur kubus 1 = Unstable
dan (satu atau lebih
dapat - Mengambil dua delayed, dan /
buah kubus atau 2 atau
diperkirakan
dan lebih caution)
- Memegang
diramalkan dengan ibu jari
sebagai dan jari telunjuk 2= Suspect
hasil proses (dua
pematangan - Membenturkan atau lebih
dua buah kubus caution, dan /
.
atau terdapat 1
- Menaruh kubus
di cangkir atau lebih
delayed)
- Mencorat coret
3= Normal
- Mengambil (tidak ada
manik-manik delayed,
yang
ditunjukkan
maksimal 1
Cautio

4.8 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian

dan teknik instrumen yang digunakan. Selama proses pengumpulan data, peneliti

memfokuskan pada penyediaan subjek, melatih tenaga pengumpul data (jika


66

diperlukan), memerhatikan prinsip-prinsip validitas dan rehabilitas, serta

menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi agar data dapat terkumpul sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan (Nursalam, 2011 : 111).

4.8.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan terdiri dari konsultasi pembimbing,studi pustaka,

menyusun proposal penelitian, dan melaksanakan ujian seminar proposal.

4.8.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri dari mengurus perijinan serta menyiapkan

instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang diberikan

kepada ibu yang memberikan ASI eksklusif dan tidak eksklusif, lembar observasi

DDST II digunakan peneliti untuk memeriksa secara langsung perkembangan

motorik halus bayi usia 7-12 bulan. Kuesioner adalah jenis pengukuran dimana

penelitian mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab

pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2011 : 109).

4.9 Pengolahan dan Analisa Data

4.9.1 Pengolahan Data

Menurut Setiadi (2013 : 139-142), ada beberapa kegiatan yang dilakukan

oleh peneliti dalam pengolahan data, yaitu:


66

4.9.1.1 Editing (Memeriksa)

Kuesioner yang telah diisi oleh responden terlebih dahulu diedit untuk

mengecek kebenaran data berdasarkan pengisian kuesioner. pada tahap Editing ini

peneliti melakukan pengecekan kelengkapan data-data yang ada terutama

kelengkapan data kuesioner maupun observasi. Editing dilakukan untuk

memastikan apakah pertanyaan-pertanyaan yang disususn sedemikian rupa telah

sesuai dengan isi yang akan disadap melalui alat ukur kuesioner.

4.9.1.2 Coding (Memberi Tanda Kode)

Coding merupakan metode untuk mengkonfersikan datayang dikumpulkan

selama penelitian ke dalam simbol. Teknik ini dilakukan dengan memberikan

tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, kemudian

dimasukkan kedalm tabel guna mempermudah membacanya, yaitu dengan cara

a) Data pemberian ASI eksklusif

Pemberian ASI eksklusif diberi nilai 1, pembeian ASI tidak

eksklusif diberi nilai 0

b) Data perkembangan motorik halus

Perkembangan motorik halus anak normal diberi nilai 3, Suspect

diberi nilai 2, Unstable diberi nilai 1


66

4.9.1.3 Processing

Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke

paket program komputer. Salah satu paket program yang sudah umum digunakan

untuk entry data adalah paket data SPSS for Windows.

4.9.1.4 Clening (Pembersihan Data)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah

ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat

meng-entry data ke komputer.

4.9.2 Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu

penelitian, karena dengan analisalah data dapat mempunyai arti/makna yang dapat

berguna untuk memecahkan masalah penelitian (Setiadi, 2013 : 147). Dalam

penelitian ini kuesioner yang telah diisi mahasiswa akan dilakukan tabulasi dan

analisa data dengan menggunakan korelasi dari Spearman. Agar uji statistik yang

didapat lebih akurat data penelitian ini diolah menggunakan perangkat lunak

komputer dengan SPSS Windows versi 16.

4.10 Etika Penelitian


66

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mendapat surat rekomendasi

dari STIKES Surabaya dan mengajukan permohonan ijin penelitian. Setelah

mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah

etika meliputi :

4.10.1 Informed Consent

Subjek harus mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian

yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak

menjadi responden (Nursalam, 2011 : 115)

4.10.2 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya data tertentu

yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.10.3 Anominity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak memberikan

nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

BAB 5
66

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tentang hubungan pemberian

ASI eksklusif dengan perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan,dari

pengumpulan data yang diperoleh Pada Tanggal 25-26 Mei 2014. Penelitian di

lakukan Di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.

Penyajian data di sajikan dalam bentuk table distribusi yang dimulai dari data

penyajian data umum meliputi: tentang karakteristik responden yang meliputi

umur, pekerjaan, nama dan pendidikan. Data khusus: meliputi perilaku pemberian

ASI eksklusif pada perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan. Dari

pengumpulan data tersebut kemudian dilakukan tabulasi.

Penelitian dilakukan pada 52 responden.Jenis penelitian yang digunakan

adalahSurveyAnalitik Correlationalkarena peneliti hanya memberikan

perlakuankepada respondendengan menggunakan pendekatan Cross Sectional

yaitu suatu penelitian dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

dengan cara pendekatan observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat point time approach.(Nursalam, 2003).

5.1 Hasil Penelitian


5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
66

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan

Wonoayu Sidoarjo.

Wonokalang bagian barat dengan letak geografis:

Sebelah utara : Junwangi

Sebelah selatan : Popoh

Sebelah barat : Krian

Sebelah timur : Wonoayu

5.1.2 Data Umum


Data umum merupakan karakteristik responden yang berdasarkan

umuribu, pendidikan, mata pencarian, dan penghasilan yang mempunyai bayi

dengan usia 7-12 bulan Di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu

Sidoarjo pada tanggal 25-26 Mei 2014


Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur di Desa Wonokalang RT 05 RW
03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjopada tanggal 25-26 Mei 2014

No. Umur Responden Presentase


1 <20 18 34.6
2 20-35 19 36.5
3 >35 15 28.8
Total 52 100
Sumber: Data primer, 2014

Berdasarkan Tabel V.1 karakteristik responden menurut umur anak

diketahui bahwa responden berumur20-35 tahun sebanyak 19 responden (39.5%) dan

mempunyai umur >35tahun sebanyak 15reaponden (28.8%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden di Desa
Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo pada
tanggal 25-26 Mei 2014
66

No. Pekerjaan Responden Prosentase %


1 Ibu Rumah Tangga 28 53.8
2 PNS 9 17.3
3 Wiraswata 15 28.8
Total 52 100
Sumber: Data primer, 2014

Berdasarkan Tabel V.2 karakteristik responden menurut pekerjaan

diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 28

responden (53.8%) dan sebagian kecil pekejaan sebagai PNS sebanyak 9

responden (28.8%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden Di Desa
Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo pada
tanggal 25-26 Mei 2014

No. Pendidikan Responden Prosentase %


1 Tidak sekolah 5 9.6
2 SD 12 23.1
3 SMP 13 25
4 SMA 15 28.8
5 Sarjana 7 13.5
Total 52 100
Sumber: Data primer, 2014

Berdasarkan Tabel V.3 karakteristik responden menurut pendidikan

diketahui bahwa sebagian besar pendidikan SMA sebanyak 15 responden

(28.8%), dan sebagian kecil berpendidikan Tidak sekolah sebanyak 5 responden

(9.6%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan


Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan Responden Di Desa
Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo Pada
Tanggal 25-26 Mei 2014
66

No. Pendapatan Responden Prosentase %


1 Rp <2.200.000/bulan 21 40.4
2 Rp 2.200.000-3.000.000/bulan 15 28.8
3 Rp. 3.000.000-4.500.000/bulan 6 11.5
4 Rp >4.500.000/bulan 10 19.2
Total 52 100
Sumber: Data primer, 2014

Berdasarkan Tabel V.4 karakteristik responden menurut pendapatan

keluarga diketahui bahwa sebagian besar mempunyai pendapatan Rp

2.200.000/bulan sebanyak 21 responden (40.4%), dan sebagian kecil mempunyai

pendapatan Rp.3.000.000-4.500.000/bulan sebanyak 6 responden (9.6%).

5.1.3 Data Khusus


5.1.3.1 Pemberian Asi Eksklusif
Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa
Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo tanggal 25-
26 Mei 2014
Motorik Frekuensi Persentase Sumbe
Eksklusif 41 78.8
r: Data
Tidak Eksklusif 11 21.2
Total 52 100 primer,

2014
66

Berdasarkan Tabel V.5 Distribusi responden berdasarkan Pemberian ASI,

diketahui bahwa responden yang pemberian ASI Eksklusif sebanyak 41 responden

(78.8%), dan yang memberi ASI tidak Eksklusif sebanyak 11 responden (21.2%).

5.1.3.2 Motorik Halus Bayi


Tabel V.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan
Di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo
pada tanggal 25-26 Mei 2014

Motorik Frekuensi Persentase Sum


Unstable 7 13.5
b er:
Suspect 28 53.8
Normal 17 32.7 Data
Total 52 100
primer, 2014

Berdasarkan Tabel V.6 karakteristik responden berdasarkan perkembangan

motorik halus anak, diketahui bahwa yang mempenyai motorik Suspect

sebanyak28 responden (53.8%), dan mengalami motorik Unstable sebanyak 7

responden (13.5%),

5.2 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Halus


Bayi Usia 7-12 Bulan

Tabel V.7 Tabulasi Silang Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan


Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan Di Desa Wonokalang RT 05
RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo tanggal 25-26 Mei 2014
66

Motorik Unstable Suspect Normal Total


Halus
Asi % % % %
Eksklusif
Eksklusif 3 7.3 21 51.2 17 41.5 41 100
Tidak Eksklusif 4 36.4 7 63.6 0 0.0 11 100
Total 7 13.5 28 53.8 17 32.7 52 200
Nilai Sig. sebesar = 0.001
Sumber : Data primer 2014

Berdasarkan Tabel V.7 Menunjukkan bahwa responden perkembangan

motorik halus yang unstable sebanyak 3 responden (7.3%) dengan memberikan

ASI Eksklusif, Terdapat 21 responden (51.2%) yang perkembangan motorik halus

Suspect dengan pemberian ASI eksklusif. Dan perkembangan motorik halus

Suspect sebanyak 7 responden (63.6%), dengan pemberian ASI tidak eksklusif ,

perkembangan motorik halus normal terdapat 0 responden (0%) dengan

pemberian ASI tidak eksklusif. Setelah data diolah dengan software SPSS

didapatkan hasil analisis dengan Spearman's RhoTest diperoleh nilai Sig. sebesar

= 0.001 < 0,05 Sehingga hal ini menunjukkan ada hubungan pemberian ASI

eksklusif dengan perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan di Desa

Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1. Pemberian ASI Eksklusif


Berdasarkan Tabel V.I menunjukkan bahwa Distribusi responden

berdasarkan Pemberian ASI, diketahui bahwa responden yang memberi ASI


66

Eksklusif, sebanyak 41 responden (78.8%), dan yang memberi ASI tidak

Eksklusif sebanyak 11 responden (21.2%).

Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja mulai dari bayi baru

lahir hingga berusia 6 bulan tanpa tambahan cairan atau tambahan makanan padat.

Bayi yang berumur 0 sampai 6 bulan mutlak memerlukan ASI karena memenuhi

100% kebutuhan bayi akan zat gizi, setelah berumur 6 bulan bayi memerlukan

lebih banyak zat gizi dan ASI hanya menopang 60-70% kebutuhan gizi kepada

bayi sehingga bayi memerlukan makanan pendamping lain. Pada usia 0-6 bulan

sebaiknya bayi juga tidak diberi makanan apapun karena makanan tambahan

mempunyai resiko terkontaminasi yang sangat tinggi. Selain itu dengan

memberikan makanan tambahan pada bayi, akan mengurangi produksi ASI,

karena bayi menjadi jarang menyusu (Muchtadi, 1996).

Hal ini sesuai dengan pendapat (Departemen Kesehatan RI, 2008),Tinggi

rendahnya pemberian ASI pada bayi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

pada ibu. Faktor internal dalam pemberian ASI terdiri dari faktor fisiologis seperti

masalah pada payudara ibu dan faktor fisiologis ibu. Faktor eksternal yang

mempengaruhi keberhasilan seorang ibu untuk menyusui yaitu dukungan sosial

dari semua pihak, baik dari suami sebagai motivator istri untuk menyusui,

keluarga berperan sebagai pencipta suasana yang mendukung kegiatan menyusui

di rumah, masyarakat, lingkungan kerja, sistem pelayanan kesehatan, dan

pemerintah.
Faktor penunjang kecerdasan si bayi, memang tidak mudah karena sang

ibu harus memberikannya selama 6 bulan, masa 6 bulan inilah yang di sebut ASI

eksklusif. Pada masa 6 bulan bayi memang belum di beri makanan selain susu
66

untuk itu ibu harus memberikan perhatian yang ekstra pada bayi.Namun,

seringkali kesalahan yang terjadi adalah setelah masa ASI eksklusif ini atau si

bayi sudah bisa mengkonsumsi makanan lain selain ASI si ibu tidak memberikan

ASI lagi. Padahal menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi sebaiknya di sapih

setelah 2 tahun usianya. Permasalah ASI eksklusif juga terjadi pada ibu yang

bekerja di kantoran, untuk itu pemerintah mencoba memberikan keleluasaan pada

ibu yang pada masa pemberian ASI eksklusif boleh membawa bayi ikut serta

bekerja atau mengijinkannya memberi jam khusus untuk menyusui bayinya.


Tidak diberikannya ASI Eksklusif tersebut tentunya bukan tanpa alasan,

setiap ibu mempunyai alasan tersendiri mengapa ibu tersebut tidak memberikan

ASI-nya kepada sang buah hati. Secara umum, berbagai alasan dikemukakan oleh

ibu-ibu mengapa tidak memberikan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara

lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting

susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan

pengaruh iklan atau promosi pengganti ASI dan tidak kalah pentingnya adalah

anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI.
Kesibukan para ibu muda dalam meniti karier menyebabkan frekuensi

mereka untuk bertemu dengan si buah hati berkurang. Para ibu muda tidak

mengetahui bahwasannya dengan kondisi mereka yang seperti itu mereka tetap

bisa memberikan ASI mereka kepada si bayi tanpa harus memberikannya

makanan pendamping ASI atau susu formula.


Semua faktor faktor terebut diatas yang dianggap sebagai penyebab

semakin melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para ibu

ibu saat ini. Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain motivasi untuk

menyusui.
66

Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui

bayinya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya

ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada bayi-

bayi gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui bayi merupakan bagian dari

tugas biologis seorang ibu.


6.2. Perkembangan Motorik Halus Bayi
Berdasarkan dari hasil penelitian pada tabel V.2 Menunjukan bahwa

diketahui berdasarkan perkembangan motorik halus bayi, diketahui bahwa yang

motorik Suspect sebanyak 28 responden (53.8%), dan mengalami motorik

Unstable sebanyak 7 responden (13.5%).


Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak

bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Jadi perkembangan itu adalah proses

terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak

berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses

perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan

dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang

terjadi pada individu dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan fisik

dan biologis, misalnya seorang bayi yang beranjak menjadi dewasa akan

mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya. Perkembangan Bayi

(Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif,

Perkembangan Psikososial) Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi

(lahir usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik

dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti

oleh perubahan perubahan yang lain (Administrator, 2010).


66

Hal ini sesuai dengan pendapat Partiwi, (2009), menyatakan bahwa cara

bayi menjalani kehidupan pada tahun pertamanya, tentu berbeda dengan cara kita

sebagai orang dewasa dalam melihat dunia ini. Perkembangan keterampilan dan

kemampuan dasar yang dikuasai bayi, berawal dari bentuk yang paling sederhana

dan paling dekat dengan dirinya yakni, bagaimana bayi berinteraksi dan

berkomunikasi dengan ibu dan pasangan, sebagai dua orang yang paling dekat.
Pada bayi, perkembangan motorik halus harus selalu dipantau dan

dirangsang.Ibu dan bapak bayi jangan lengah dalam memantau perkembangan

motorik halus si bayi. Berikut adalah perkembangan motorik halus pada bayi dari

bulan ke bulan:Merangkak merupakan metode pertama kali yang akan membuat

bayi bisa menjelajahi lingkungan di sekitarnya tanpa bantuan orang lain. Posisi

merangkak yang klasik adalah bayi mengangkat tubuhnya menumpu di tangan

dan kaki kemudian bergerak maju mundur dengan bantuan dorongan

lututnya.Bayi mulai merangkak di umur 7 10 bulan. Namun tidak semua bayi

akan melakukan gerakan merangkak klasik, ada banyak versi antara lain:

merayap dengan perut, meluncur atau mengesot dengan bokongnya bahkan

berguling. Ibu tidak perlu mengkhawatirkan teknis gerakan

merangkaknya.Bahkan ada bayi yang dari posisi duduk langsung belajar berdiri

untuk kemudian berjalan merayap berpegangan.


Perbanyak kesempatan pada bayi untuk duduk sendiri, mengambil dan

memasukkan makanan ke mulutnya. Rangsangan ini selain memperkuat otot

punggung dan bahunya, juga melatih keterampilannya dalam menjumput dan

menggenggam. Sediakan finger food seukuran genggaman bayi, misalnya wortel

rebus atau biskuit bayi khusus untuk masa tumbuh gigi (teething).
66

Sebaiknya di usia ini juga perkenalkan bayi dengan cangkir minuman

plastik berwarna yang memiliki dua gagang, biarkan bayi menggenggamnya dan

belajar minum sendiri. Jangan tinggalkan bayi sendirian, jaga jangan sampai bayi

tersedak dan bantu apabila bayi menjatuhkan cangkir minumnya. Baca buku

berwarna bersamanya dan biarkan bayimencoba membolak-balik halamannya,

atau berlatih tepuk tangan sambil mendengar lagu, rangsangan ini akan

menguatkan otot-otot lengan dan jari-jarinya.


Pada bayi yang memiliki gangguan konsentrasi atau rentang konsentrasi

yang relatif pendek, mereka menjadi ahli pemecah masalah dan dapat

memusatkan perhatian untuk suatu periode yang cukup lama jika topik yang

diajarkan menarik bagi mereka.Pada kelompok ini, bayi mengembangkan

keterampilan motorik kasar dan melakukan gerakan fisik yang sangat aktif.Tetapi

saat melakukan gerakan motorik halus tidak optimal karena tidak memusatkan

perhatian pada aktifitas yang dihadapi, hal ini yang sering dikelirukan bayi yang

sangat aktif divonis mengalami gangguan motorik halus.Memang saat mewarnai

bayi tersebut sering acak-acakan selalu keluar dari garis gambar. Tetapi pada bayi

kelompok ini sat menggambar bisa detil dan tekun atau saat menggerakkan key

pad mouse komputer sangat bagus dan tepat. Padahal kemampuan tersebut adalah

kemampuan motorik halus yang sangat baik.


6.3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik
Halus Bayi Usia 7-12 Bulan Di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan
Wonoayu Sidoarjo

Berdasarkan Tabel V.3 menunjukkan bahwa responden yang

memberikan ASI eksklusif sebanyak 7 responden (5.8%) dengan perkembangan

motorik halus yang unstable. Terdapat 21 responden (40.4%) yang memberikan


66

ASI eksklusif dengan perkembangan motorik halus Suspect. Pemberian ASI tidak

eksklusif sebanyak 7 responden (13.5%), dengan perkembangan motorik halus

Suspect, memberikan ASI tidak eksklusif terdapat 0 responden (0%)dengan

perkembangan motorik halus normal. Setelah data diolah dengan software SPSS

didapatkan hasil analisis dengan Spearman's Rho Test diperoleh nilai Sig. sebesar

= 0.001 < 0,05 H1 diterima sehingga hal ini menunjukkan ada hubungan

pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik halus bayi usia 7-12

bulan di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.


Menurut Muchtadi, (1996), bahwa Pemberian ASI eksklusif adalah

pemberian ASI saja mulai dari bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan tanpa

tambahan cairan atau tambahan makanan padat. Bayi yang berumur 0 sampai 6

bulan mutlak memerlukan ASI karena memenuhi 100% kebutuhan bayi akan zat

gizi, setelah berumur 6 bulan bayi memerlukan lebih banyak zat gizi dan ASI

hanya menopang 60-70% kebutuhan gizi kepada bayi sehingga bayi memerlukan

makanan pendamping lain. Pada usia 0-6 bulan sebaiknya bayi juga tidak diberi

makanan apapun karena makanan tambahan mempunyai resiko terkontaminasi

yang sangat tinggi. Selain itu dengan memberikan makanan tambahan pada bayi,

akan mengurangi produksi ASI, karena bayi menjadi jarang menyusu.


Pentingnya ASI eksklusif memang harus menjadi perhatian, dan

tanggung jawab sebagai orang tua juga harus mulai menyadari akan dampak pada

si bayi jika ASI eksklusif ini tidak di berikan pada bayi dengan maksimal.

Pertumbuhan bayi pada usia 0-6 bulan bisa sangat terhambat dan kemungkinan

besar juga bayi tidak sehat. Seperti kita ketahui bersama dengan ibu memberikan

ASI nya secara maksimal maka otomatis sang ibu akan mentrasfer imunitasnya
66

kepada si bayi, sehingga apabila ibu sehat maka bayi juga bisa sehat. Kita harus

coba bersama-sama memberikan pemahaman pada masyarakat untuk melindungi

hak bayi dalam memperoleh ASI eksklusif. (Muchtadi, 1996).


Perhatian akan pentingnya ASI eksklusif juga harus datang dari

lingkungan sekitar, ini agar pemberian ASI eksklusif di terapkan dalam kebiasaan

atau budaya yang harus di lestarikan. Meskipun ada susu formula yang di

andalkan sebagai pengganti ASI eksklusif itu tidak akan sebaik ASI. Karena

banyak sekali kandungan susu formula yang tidak terdapat pada ASI, ASI lebih

memiliki fungsi menyeluruh pada bayi sedangkan susu formula hanya memacu

sebagian saja. Jadi, sudah sangat jelas bahwa memberikan ASI eksklusif adalah

hal yang tidak bisa di gantikan (Muchtadi, 1996).


Menurut Partiwi, (2009) bayi usia 7-12 bulan mulai bisa menggunakan

kedua tangannya untuk meraih dan menggenggam sebuah benda, senang bermain

dengan kedua tangannya, dengan tangannya, ia asyik bermain dengan jari-jari

kaki yang bisa diraihnya, mulai bisa menggunakan kedua tangannya untuk meraih

dan menggenggam sebuah benda. Senang bermain dengan kedua tangannya,

dengan tangannya, ia asyik bermain dengan jari-jari kaki yang bisa diraihnya,

gemar memasukkan semua benda yang berhasil dipegangnya ke dalam mulutnya.

Beginilah cara dia mengenal aneka jenis mainannya, Gemar memasukkan semua

benda yang berhasil dipegangnya ke dalam mulutnya. Beginilah cara dia

mengenal aneka jenis mainannya.


Kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang

melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan.Saraf motorik halus ini dapat

dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara

rutin.Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam


66

lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan

sebagainya.Kecerdasan motorik halus bayi berbeda-beda.Dalam hal kekuatan

maupun ketepatannya.perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan bayi dan

stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang

lebih besar dalam kecerdasan motorik halus bayi.Lingkungan dapat meningkatkan

ataupun menurunkan taraf kecerdasan bayi, terutama pada masa-masa pertama

kehidupannya (Partiwi, 2009).


Setiap bayi mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang

optimal asal mendapatkan stimulasi tepat.Di setiap fase, bayi membutuhkan

rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik

halusnya.Semakin banyak yang dilihat dan didengar bayi, semakin banyak yang

ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan bayi akan bosan. Tetapi

bukan berarti boleh memaksa bayi.Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman,

atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan bayi. Berikut perkembangan

motorik halus bayi berdasarkan tahapan usianya

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan proses pengolahan data penelitian ini didapat

kesimpulan bahwa hubungan pemberian asi eksklusif terhadap perkembangan


66

motorik halus bayi usia 7-12 bulan di Desa Wonokalang RT 05 RW 03 Kecamatan

Wonoayu Sidoarjo tanggal 25-26 Mei 2014, akan diuraikan dalam kesimpulan

sebagai berikut :

7.1.1. ASI Eksklusif oleh ibu pada Bayi Usia 7-12 Bulan, didapatkan

hasilsebanyak (78.8%) responden.

7.1.2. Sebagian besar perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan,

Didapatkan hasil motorik Suspect sebanyak (53.8%) responden.

7.1.3. Ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik

halus bayi usia 7-12 bulan,didapatkan hasil analisis dengan Spearman's

Rho Test diperoleh nilai Sig. sebesar = 0.001 < 0,05.

7.2. Saran
Berdasarkan temuan hasil dalam penelitian ini saran- saran yang diajukan

oleh peneliti sebagai berikut:


7.2.1. Bagi Ibu Bayi
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada ibu-ibu yang

menggunakan ASI Eksklusif perkembangan motorik halus bayi usia 7-12 bulan
7.2.2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti

selanjutnyayang akan meneliti tentang pengaruh ASI Eksklusif terhadap

perkembangan motorik halus bayi.


DAFTAR PUSTAKA

Akre, j ,Pemberian Makanan untuk Bayi, Dasar-dasar Fisiologis WHO, 1990.

Nursalam. 2003.Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Suradi, Rusina, Manfaat Pemberian ASI Ekslusif Bagi Tumbuh Kembang Anak
dalam Seminar Sehari ASI Ekslusif, Jakarta, 1994.

Tarwotjo, Ig & Soekiman, Status Gizi Anak, Majalah Gizi Indonesia vol.IX No.2,
1987.

Tumbelaka, WAFC, Peranan ASI dalam Pembangunan Manusia Indonesia


Seutuhnya, Media Hospitalia vol.54, 1998.

Administrator.,2010, Tumbuh Kembang Balita: Masa Perkembangan Balita.


http://www.administrator.com. diakses 20 Mei 2014.

Baskoro, A, 2008.ASI Panduan Praktis Ibu menyusui, Banyu media

Aprilia, Y. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusui Dini Dan Asi Eksklusif
Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten. Tesis Universitas Diponegoro
Semarang 2009.

Depkes, 2005.Manajemen Laktasi. Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas


Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat.

Depkes, 2007. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Konseling Menyusui Dan


Pelatihan Fasilitator Konseling Menyusui, Jakarta.

Roesli, U., 2005. Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta : PT Pustaka Pembangunan


Swadaya Nusatara

Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan

Azwar, Saiffudin. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya Edisi Ke 2.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. 2008.
Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Arini, 2011. Gerakan kembali ke Asi harus digalakkan http://www.Balita-anda.


Indoglobal.com/Pemberian ASI.html. diakses 28 April 2012.
Tulus.,2011,Petunjuk Pelaksnaan Peningkatan ASI Eksklusif bagi Petugas
Kesehatan. http://www.Gizi.Net/Pedoman Gizi/download/BKN.1.doc.
diakses 13 Maret 2004.

Nyoman, Jeanne., 2008, Perlu Informasi Seimbang Perbedaan ASI dan ASI
Eksklusif. http://www.Gloria.net.org/ Berita.html.15 Mei 2004.

Riskesda.,2010, Pemberian ASI: Menyehatkan Ibu. http://www.Tabloid.


Nakita.com. diakses 29 Juli 2004.

WHO, A Growth Chart fot International Use in Maternal and Child Health Care,
Geneva, 1980.

WHO / FAO, Energy and Protein Requirement, Report of Joint WHO / FAO,
WHO Technical Report Series No. 52.

Partiwi., 2009. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Energi
dan Status Gizi Balita di Desa Tawangharjo Kecamatan Widarijaksa
Kabupaten Pati Tahun 2005. Skripsi diterbitkan. Semarang: Universitas
Semarang.

Muchtadi.,1996,Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi


Energi dan Status Gizi Balita di Desa Tawangharjo Kecamatan Widarijaksa
Kabupaten Pati Tahun 2005. Skripsi diterbitkan. Semarang: Universitas
Semarang
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Dengan Hormat,

Saya yang bernama Akhmad Farid F. akan melaksanakan penelitian

dengan judul HubunganPemberian Asi Eksklusif Dengan Pertumbuhan Dan

Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan Di Desa Wonokalang Rt

05 Rw 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan sebagai

salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program Studi S1-

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya. Penelitian ini tidak

berakibat buruk bagi responden. Kerahasiaan informasi akan dijaga dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Bila saudara tidak bersedia menjadi responden maka tidak ada ancaman

bagi saudara. Bila saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka

saya mohon kesediaannya untuk menandatangani dan menjawab semua

pertanyaan sesuai petunjuk yang saya buat.

Atas perhatian dan kesediaan Saudara menjadi responden saya ucapkan

terima kasih.

Surabaya,
Hormat Saya,

Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan kesediaan untuk

menjadi responden penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi

S1-Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya yang bernama Akhmad

Farid F. dengan judul HubunganPemberian Asi Eksklusif Dengan

Pertumbuhan Dan Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 7-12 Bulan Di

Desa Wonokalang Rt 05 Rw 03 Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif dan

merugikan saya dan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan. oleh

karena itu saya bersediah untuk menjadi responden penelitian.

Surabaya, April 2014

Responden

........
(tanda tangan tanpa nama)
KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Pemberian ASI Ekaklusif Dengan Perkembangan Motorik Halus

Bayi Usia 7-12 Bulan Di Desa Wonokalang Rt 05 Rw 03 Kecamatan

Wonoayu Sidoarjo

Petunjuk pengisian kuesioner

1. Sebelum menjawab pertanyaan, bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang

diteliti.

2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang

di anggap benar dengan memberikan tanda ().

3. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner mohon

dilakukan dengan memberikan jawaban yang sejujurnya.

4. Mohon diulang, agar tidak ada jawaban yang terlewatkan untuk dijawab.

5. Mohon jawaban diisi sendiri sesuai dengan apa yang diketahui tanpa ada

unsur paksaan maupun rekayasa, demi tercapainya hasil yang diharapkan.

6. Data yang dikumpulkan semata-mata untuk keperluan ilmiah yang kami

jamin kerahasiannya.
KUESIONER PENELITIAN

Data Demografi Ibu :

Petunjuk pengisian :

1. Isilah data di bawah ini dengan lengkap.

2. Berilah tanda cek () pada tanda kurung yang tersedia sesuai dengan

situasi dan kondisi anda saat ini.

1. Berapa usia ibu sekarang ?

Kurang dari 20 tahun Lebih dari 40 tahun

20-35 tahun

2. Pendidikan terakhir ?

Tidak sekolah SMA

SD Sarjana

SMP

3. Pekerjaan anda saat ini ?

Ibu rumahtangga Wiraswasta

PNS
4. Pendapatan keluarga ?

Rp 800.000 Rp 1.200.000

Rp 1.000.000 Rp 1.500.000

5. Anak keberapan yang sekarang diberikan ASI ?

Anak pertama Anak ketiga

Anak kedua Anak keempat atau lebih

6. Berapa jumlah anak ibu sekarang ?

Kurang dari 2 orang

2-4 orang

Lebih dari 4 orang

7. Berapa kali dalam sehari ibu menyusui ?

Minimal 8 kali

10 kali

12 kali
KUESIONER PENELITIAN

Berikan pertanyaan kepada responden sesuai dengan pertanyaan yang

terdapat dibawah ini. Peneliti memberikan tanda cek () pada setiap pertanyaan

yang sesuai dengan jawaban responden.

N Y T K
Pertanyaan
o. a idak et
1 Apakah ibu memberikan ASI saja
. pada bayi ?
Selain ASI apakah ibu
2
memberikan makanan tambahan ?
.
berupa apa ?
3 Apakah ibu menyusui bayi 30-60
. menit setelah lahir atau IMD ?
Apakah ibu memberikan ASI yang
4
pertama kali keluar yang berwarna
.
kekuningan ?
Bila ibu pergi apakah ibu tetap
5
memberikan ASI ? atau menyiapkan ASI
.
di dalam kulkas ?
NEW FILE. DATASET ACTIVATE DataSet1. DATASET CLOSE DataSet0. FREQUENCIES
VARIABLES=UMUR PEKERJAAN PENDIDIKAN PENDAPATAN /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes

Output Created 20-Jul-2014 09:55:28

Comments

Input Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 52


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with


valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=UMUR


PEKERJAAN PENDIDIKAN
PENDAPATAN
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.015

Elapsed Time 0:00:00.070

[DataSet1]

Statistics

UMUR PEKERJAAN PENDIDIKAN PENDAPATAN

N Valid 52 52 52 52

Missing 0 0 0 0
Frequency Table

UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <25 18 34.6 34.6 34.6

<=35 19 36.5 36.5 71.2

>35 15 28.8 28.8 100.0

Total 52 100.0 100.0

PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 28 53.8 53.8 53.8

PNS 9 17.3 17.3 71.2

Wiraswata 15 28.8 28.8 100.0

Total 52 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak sekolah 5 9.6 9.6 9.6

SD 12 23.1 23.1 32.7

SMP 13 25.0 25.0 57.7

SMA 15 28.8 28.8 86.5

Sarjana 7 13.5 13.5 100.0

Total 52 100.0 100.0


PENDAPATAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rp 800.000/bulan 21 40.4 40.4 40.4

Rp 1.000.000/bulan 15 28.8 28.8 69.2

Rp. 1.200.000/bulan 6 11.5 11.5 80.8

Rp 1.500.500/bulan 10 19.2 19.2 100.0

Total 52 100.0 100.0


FREQUENCIES VARIABLES=ASI MOTORIK /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies

Notes

Output Created 20-Jul-2014 05:05:17

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 52


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with


valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=ASI


MOTORIK
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.015

Elapsed Time 0:00:00.007

[DataSet0]

Statistics

ASI MOTORIK

N Valid 52 52

Missing 0 0
Frequency Table

ASI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid EKSLISIF 41 78.8 78.8 78.8

tdk ekslusif 11 21.2 21.2 100.0

Total 52 100.0 100.0

MOTORIK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Unstable 7 13.5 13.5 13.5

Suspect 28 53.8 53.8 67.3

Normal 17 32.7 32.7 100.0

Total 52 100.0 100.0


CROSSTABS /TABLES=MOTORIK BY ASI /FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Notes

Output Created 13-Aug-2014 00:18:36

Comments

Input Data C:\Users\user\Documents\farid data


khusus.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 52


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all


the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=ASI BY MOTORIK
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.006

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762


[DataSet1] C:\Users\user\Documents\farid data khusus.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

ASI * MOTORIK 52 100.0% 0 .0% 52 100.0%

ASI * MOTORIK Crosstabulation

Count

MOTORIK

Unstable Suspect Normal Total

ASI EKSLISIF 3 21 17 41

tdk ekslusif 4 7 0 11

Total 7 28 17 52
NONPAR CORR /VARIABLES=ASI MOTORIK /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL
NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations
Notes

Output Created 20-Jul-2014 05:07:35

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 52


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are


based on all the cases with valid data for
that pair.

Syntax NONPAR CORR


/VARIABLES=ASI MOTORIK
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL
NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.030

Number of Cases Allowed 174762 casesa

a. Based on availability of workspace memory


Correlations

ASI MOTORIK

Spearman's rho ASI Correlation Coefficient 1.000 -.437**

Sig. (2-tailed) . 0.001

N 52 52

MOTORIK Correlation Coefficient -.437** 1.000

Sig. (2-tailed) 0.001 .

N 52 52

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

SAVE OUTFILE='C:\Users\user\Documents\farid data khusus.sav' /COMPRESSED.

DATA UMUM
UMU KOD PEKERJAA KOD PENDIDIKA KOD
NOMOR PENDAPATAN
R E N E N E
Ibu Rumah
1 40 3 1 SD 2 Rp 800.000/bulan
Tangga
2 23 1 PNS 2 SD 2 Rp 1.000.000/bulan

3 31 2 Wiraswata 3 SMP 3 Rp 800.000/bulan


Ibu Rumah
4 20 1 1 SMA 4 Rp 1.000.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
5 30 2 1 SMP 3 Rp 800.000/bulan
Tangga
6 35 2 Wiraswata 3 SMP 3 Rp 1.000.000/bulan
Ibu Rumah
7 40 3 1 SMP 3 Rp 800.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
8 37 3 1 SMA 4 Rp 800.000/bulan
Tangga
9 21 1 Wiraswata 3 Tidak sekolah 1 Rp 800.000/bulan
Ibu Rumah
10 20 1 1 SD 2 Rp 1.000.000/bulan
Tangga
11 25 2 Wiraswata 3 SMP 3 Rp 1.500.000/bulan

12 40 3 Wiraswata 3 SMA 4 Rp 1.500.000/bulan


Ibu Rumah
13 23 1 1 SMA 4 Rp 800.000/bulan
Tangga
14 31 2 PNS 2 SMA 4 Rp. 1.200.000/bulan

15 20 1 Wiraswata 3 sarjana 5 Rp. 1.200.000/bulan


Ibu Rumah
16 30 2 1 sarjana 5 Rp 1.000.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
17 35 2 1 Tidak sekolah 1 Rp 800.000/bulan
Tangga
18 40 3 Wiraswata 3 SD 2 Rp 1.000.000/bulan
Ibu Rumah
19 37 3 1 SMP 3 Rp 800.000/bulan
Tangga
20 21 1 PNS 2 SMA 4 Rp 1.000.000/bulan

21 20 1 Wiraswata 3 Tidak sekolah 1 Rp 800.000/bulan


Ibu Rumah
22 25 2 1 SD 2 Rp 1.000.000/bulan
Tangga

23 40 3 PNS 2 SMP 3 Rp 1.000.000/bulan


24 23 1 Wiraswata 3 SMA 4 Rp 1.500.000/bulan
Ibu Rumah
25 31 2 1 SMA 4 Rp 800.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
26 20 1 1 SD 2 Rp 1.000.000/bulan
Tangga
27 30 2 Wiraswata 3 SMP 3 Rp. 1.200.000/bulan
Ibu Rumah
28 35 2 1 SMA 4 Rp 1.500.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
29 40 3 1 Tidak sekolah 1 Rp 800.000/bulan
Tangga
30 37 3 Wiraswata 3 SD 2 Rp 1.000.000/bulan
Ibu Rumah
31 21 1 1 SMP 3 Rp 800.000/bulan
Tangga
32 20 1 PNS 2 SMA 4 Rp 1.500.000/bulan

33 25 2 Wiraswata 3 sarjana 5 Rp 800.000/bulan


Ibu Rumah
34 40 3 1 SD 2 Rp 1.000.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
35 23 1 1 SMP 3 Rp. 1.200.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
36 31 2 1 SMA 4 Rp 1.500.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
37 20 1 1 SMA 4 Rp 800.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
38 30 2 1 SMA 4 Rp 1.000.000/bulan
Tangga
39 35 2 Wiraswata 3 SMP 3 Rp 800.000/bulan
Ibu Rumah
40 40 3 1 sarjana 5 Rp 1.500.000/bulan
Tangga
41 37 3 Ibu Rumah 1 sarjana 5 Rp 800.000/bulan
Tangga
42 21 1 Wiraswata 3 SD 2 Rp 1.000.000/bulan
Ibu Rumah
43 20 1 1 SMP 3 Rp. 1.200.000/bulan
Tangga
44 25 2 PNS 2 SMA 4 Rp 1.500.000/bulan

45 40 3 PNS 2 Tidak sekolah 1 Rp 800.000/bulan


Ibu Rumah
46 23 1 1 SD 2 Rp 800.000/bulan
Tangga
47 31 2 PNS 2 sarjana 5 Rp. 1.200.000/bulan
Ibu Rumah
48 20 1 1 SD 2 Rp 1.500.000/bulan
Tangga
Ibu Rumah
49 30 2 1 SMP 3 Rp 800.000/bulan
Tangga
50 35 2 PNS 2 SMA 4 Rp 1.000.000/bulan

51 40 3 Wiraswata 3 sarjana 5 Rp 800.000/bulan


Ibu Rumah
52 37 3 1 SD 2 Rp 1.500.000/bulan
Tangga

Keterangan :
Pendidikan : Pekerjaan : Penghasilan :
Tidak Sekolah :1 Ibu Rumah Tangga : 1 Rp <2.200.000/bulan
:1

SD :2 PNS :2 Rp 2.200.000-3.000.000/bulan
:2

SMP :3 Wiraswasta :3 Rp. 3.000.000-


4.500.000/bulan :3

SMA :4 Rp >4.500.000/bulan
:4

Sarjana :5

Kriteria :
Tidak Eksklusif :0
ASI Eksklusif :1
NOMO MOTORIK Nilai KATEGORI KODE
R 1 2 3 4
1 1 1 1 1 4 Unstable 1
2 1 1 4 4 10 Suspect 2
3 2 2 2 3 9 Suspect 2
4 1 3 3 1 8 Suspect 2
5 1 1 3 4 9 Suspect 2
6 4 4 4 4 16 Normal 3
7 1 3 4 3 11 Normal 3
8 1 3 4 4 12 Normal 3
9 3 2 3 3 11 Normal 3
10 1 1 4 4 10 Suspect 2
11 1 4 4 2 11 Normal 3
12 1 1 1 1 4 Unstable 1
13 2 1 1 1 5 Unstable 1
14 2 2 2 1 7 Suspect 2
15 3 4 3 3 13 Normal 3
16 1 1 3 1 6 Suspect 2
17 3 4 4 1 12 Normal 3
18 2 1 1 1 5 Unstable 1
19 1 2 4 3 10 Suspect 2
20 2 2 3 2 9 Suspect 2
21 1 3 4 1 9 Suspect 2
22 1 4 4 4 13 Normal 3
23 3 3 3 1 10 Suspect 2
24 3 1 3 1 8 Suspect 2
25 3 2 2 2 9 Suspect 2
26 3 2 3 4 12 Normal 3
27 1 1 3 1 6 Suspect 2
28 2 1 1 1 5 Unstable 1
29 4 1 4 2 11 Normal 3
30 3 4 3 1 11 Normal 3
31 2 2 2 4 10 Suspect 2
32 1 3 4 2 10 Suspect 2
33 1 3 1 4 9 Suspect 2
34 1 2 4 3 10 Suspect 2
35 3 2 3 1 9 Suspect 2
36 2 3 2 3 10 Suspect 2
37 2 1 1 1 5 Unstable 1
38 1 3 4 4 12 Normal 3
39 3 3 3 2 11 Normal 3
40 3 3 3 1 10 Suspect 2
41 4 1 1 1 7 Suspect 2
42 4 1 4 2 11 Normal 3
43 3 4 3 1 11 Normal 3
44 2 2 2 4 10 Suspect 2
45 1 3 4 2 10 Suspect 2
46 1 3 1 4 9 Suspect 2
47 1 2 4 3 10 Suspect 2
48 2 1 1 1 5 Unstable 1
49 2 3 2 3 10 Suspect 2
50 3 2 3 4 12 Normal 3
51 3 4 3 1 11 Normal 3
52 2 2 2 4 10 Suspect 2

Keterangan :
Unstable : Satu atau lebih delayed, dan dua atau lebih caution
Suspect : Dua atau lebih caution, dan terdapat satu atau lebih delayed
Normal : Tidak ada delayed, maksimal Satu caution

Kriteria :
Unstable : 1-2
Suspect :3
Normal :4
RIWAYAT HIDUP

BIODATA

1. Nama : Akhmad Farid Ferdiansyah


2. Tempat Dan Tanggal Lahir : Sidoarjo, 07 Juli 1992
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Alamat : Dsn. Nyamplung Lor Rt 05 Rw 03
Ds. Wonokalang Kec. Wonoayu
Kab. Sidoarjo.

PENDIDIKAN
1. TK Wonokalang : 1996-1998
2. SDN Wonokalang : 1998-2004
3. SMP Al-Islam Krian : 2004-2007
4. SMA Al-Islam Krian : 2007-2010
5. STIKES Surabaya : 2010-2014
JADWAL PENELITIAN

BULAN
NO. KEGIATAN FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penentuan Pembimbing
2. Pengajuan Judul
3. Penyusunan Proposal
4. Konsultasi Proposal
5. Pengajuan Ujian Proposal
6. Ujian Proposal
7. Perbaikan Proposal
8. Pelaksanaan Penelitian
9. Penyusunan Laporan Penelitian Dan Konsultasi
10. Peengajuan Ujian Skripsi
11. Ujian Skripsi
12. Perbaikan Skripsi
TOTAL WAKTU 24 MINGGU

Anda mungkin juga menyukai