Asuhan Gizi IV - Sirosis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN GIZI IV

LAPORAN KASUS VI SIROSIS HATI


Dosen Pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Fillah Fithra Dieny, S.Gz, MSi
dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si.,Sp.GK
dr. Enny Probosari, MSi.Med

Disusun Oleh:
Irene Nucifera Puspitadewi
22030114140084

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I
GAMBARAN KASUS

A. Gambaran Kasus
Tuan S (34 th) masuk RS dengan keluhan nyeri pada bagian perut kanan atas dan
diare selama lebih 2 bulan. Perut Tn S juga semakin membesar sejak 1 bulan lalu serta
BAK yang berwarna seperti teh. Tn S kemudian didiagnosis hepatomegali dan diare
kronis oleh dokter. Tn S juga mengalami penurunan berat badan selama 3 bulan
semenjak keluhan sakit tersebut. Sebelum sakit, BB pasien dapat mencapai 60 kg.
Pada perut dan kaki Tn S juga ditemukan ascites dan oedema. Pada pemeriksaan
selanjutnya Tn S didiagnosis sirosis hepatis oleh dokter.
Hasil laboratorium Tn S menunjukkan Hb 8,1 g/dL, hematokrit 25%, leukosit
11,2 ribu/uL, trombosit 345 l, albumin 2,2 g/dl, SGOT 53 U/L, SGPT 19 U/L.
Bilirubin total 0,90 mg/dL, bilirubin direk 0,60 mg/dL, bilirubin indirek 17 mg/dL,
natrium darah 130 mmol/L. Tekanan darah Tn S 110/80 mmHg, nadi 72x/menit, RR
28x/menit, dan suhu 37oC. BB 49 kg, TB 157.
Kebiasaan Tn S sebelum sakit adalah makan 2xsehari @ 2 centong. Selain itu
mengkonsumsi mi instan 1 bungkus seminggu sekali. Selain nasi, Tn S juga sering
mengkonsumsi singkong rebus 1 potong sedang 1x/minggu. Sayuran yang sering
dikonsumsi berbentuk tumisan, kuah bening, dan sesekali bersantan sehari 1x. Contoh
sayuran yang dikonsumsi seperti ca sawi, ca kangkung, soto, bening bayam, sayur
lodeh. Sayur biasa dikonsumsi 2 centong sayur tiap kali makan . Lauk yang biasa
dikonsumsi adalah telur sehari sekali, tahu 1 potong 5x/minggu dan tempe 2 potong
5x/minggu.Tn S tidak pernah mengkonsumsi ayam atau sapi karena keterbatasan
ekonomi, maksimal sebagai campuran dalam soto. Tn S juga sering mengkonsumsi
pisang, pepaya. Tn S juga biasa minum teh manis hangat pagi hari dengan 3 sdm gula.
Sebelum menikah, Tn S adalah peminum alkohol dengan frekuensi minum 2-
3x/minggu dan sekali minum dapat menghabiskan 1-2 botol.
Nafsu makan Tn S menurun selama sakit karena merasa tidak nyaman dengan
kondisi perutnya yang membesar. Tn S merasa mual, cepat kenyang, nyeri perut, dan
sebah. Sebelum masuk RS, Tn S makan 2x sehari dengan nasi @ 3 sdm, sayur sawi
gelas, sayur bening bayam gelas, dan tahu goreng 1 potong kecil.
Tn S dan istri tinggal bersama dengan 1 orang anak. Tn S merupakan lulusan
SMP dan istri lulusan SMA. Keduanya menunjukkan minat terhadap keterangan
apapun dari tenaga kesehatan agar TN S cepat sembuh.
Nama Tn. S

Usia 34 tahun
BB/TB 38 kg/157 cm

BMI 16,67 kg/m2


1 BMI (kg/m2)
> 20 (>30 obese) Skor 0
18,5 20 Skor 1
< 18,5 Skor 2
2 Presentase penurunan BB secara tidak sengaja
(3 6 bulan yang lalu)
< 5% Skor 0
5 10% Skor 1
> 10% Skor 2
3 Pasien menderita penyakit berat dan atau
Skor 2
asupan makan tidak adekuat > 5 hari
Total Skor SKOR 4
Kategori Keterangan:
0 = Risiko Rendah
1 = Risiko Sedang
> 2= Risiko Tinggi

B. Skrinning Gizi
Skrining yang dilakukan pada Tn.S menggunakan MUST (Malnutrition Universal Screening
Tool).
BAB II
PENGKAJIAN ASSESMEN GIZI

A. Assesmen Gizi
1. Pengakajian Riwayat Terkait Gizi / Makanan (FH)
a. FH (Kebiasaan)
Domain Data Interpretasi
FH 1.1.1.1 2708,6 kkal Asupan energi berlebih
Total Energy (158,39%) dari kebutuhan
Intake
FH 1.2.1.1 Pasien konsumsi teh manis -
Oral Fluids
setiap pagi

FH 1.2.2.1 Pasien konsumsi nasi 2 -


Amount of
centong setiap hari
food

Pasien konsumsi sayuran 2 -


centong 1x/hari

FH 1.2.2.5 Pasien makan dari sumber Asupan makan pasien bervariasi


Food Variety
dari karbohidrat, lauk
nabati dan hewani dan
sayur namun cara
pengolahannya sayur
sebagian besar ditumis.
FH 1.4.1.1 Pasien konsumsi alkohol 2- Dalam sekali minum 1-2 botol,
Drink
3x/minggu konsumsi alkohol berlebih
size/volume

FH 1.5.1.1 62,5gr Asupan lemak kurang (14,61%)


Total Fat
dari kebutuhan

FH 1.5.1.7 338mg Asupan kolesterol berlebih


Dietary (225,33%) dari kebutuhan
Cholesterol
FH 1.5.2 .1 77 gr Asupan protein lebih (162,10%)
Total Protein
dari kebutuhan

FH 1.5.3.1 464,7gr Asupan karbohidrat lebih


Total
(116,17%) dari kebutuhan
carbohydrate

FH 1.5.4.1 23 gr Asupan serat kurang (60,5%) dari


Total Fiber
kebutuhan

FH 1.6.1.1 3392,8 Asupan vitamin A lebih


Vitamin A
(565,47%) dari kebutuhan

FH 1.6.1.2 107 mg Asupan Vitamin C lebih


Vitamin C (118,88%) dari kebutuhan
FH 1.6.2.1 1304 mg Asupan kalsium cukup (110%)
Calcium
dari kebutuhan
FH 1.6.2.3 17 mg Asupan lebih (130,7%) dari
Iron
kebutuhan

FH 1.6.2.6 1218 mg Asupan fosfor berlebih (174%)


Phosporus
dari kebutuhan

FH 1.6.2.8 9 mg Asupan zink kurang (69,23%)


Zinc
dari kebutuhan

Kesimpulan : Asupan energi, zat gizi makro, kolesterol dan beberapa zat gizi
mikro Tn. S berlebih ditambah dengan konsumsi alkohol yang juga berlebih .

b) FH (SMRS)
Domain Data Interpretasi
FH 1.1.1.1 SMRS : 267,6kkal Asupan energi kurang (15,64%)
Total Energy dari kebutuhan
Intake
FH 1.3.2.2 Pemberian drip aminopilin Terapi untuk melebarkan
IV Fluids
broniolus, relaksasi otot polos

FH 1.5.1.1 SMRS : 6,5gr Asupan lemak kurang (1,52%)


Total Fat
dari kebutuhan
FH 1.5.1.2 SMRS : 4,5mg Asupan lemak jenuh kurang
Saturated Fatty (6,5%) dari kebutuhan
Acid
FH 1.5.1.4 SMRS : 1,0mg Asupan lemak tak jenuh ganda
Polyunsaturate kurang (6,5%) dari kebutuhan
d fat
FH 1.5.1.7 SMRS : 0,0 mg Asupan kolesterol kurang (0%)
Dietary dari kolesterol
Cholesterol
FH 1.5.2 .1 SMRS : 7,3gr Asupan protein kurang (15,36%)
Total Protein
dari kebutuhan
FH 1.5.3.1 SMRS : 45gr Asupan karbohidrat cukup
Total
(11,25%) dari kebutuhan
carbohydrate
FH 1.5.4.1 SMRS : 2,1gr Asupan serat kurang (5,52%) dari
Total Fiber
kebutuhan

FH 1.6.1.1 SMRS : 285,2g Asupan vitamin A kurang


Vitamin A
(47,53%) dari kebutuhan

FH 1.6.1.2 SMRS : 12,0mg Asupan vitamin C kurang


Vitamin C (13,33%) dari kebutuhan

FH 1.6.2.1 SMRS : 89,8mg Asupan kalsium kurang (8,98%)


Calcium
dari kebutuhan

FH 1.6.2.3 SMRS : 2,9mg Asupan besi kurang (22,30%)


Iron
dari kebutuhan

FH 1.6.2.4 SMRS : 71mg Asupan magnesium cukup


Magnesium
(20,2%) dari kebutuhan

FH 16.2.5 SMRS : 250,2mg Asupan Kalium kurang (5,32%)


Pottasium dari kebutuhan
FH 1.6.2.6 SMRS : 109,2 mg Asupan fosfor kurang (15,6%)
Phosporus
dari kebutuhan

FH 1.6.2.7 SMRS : 22,2mg Asupan natrium kurang (1,48%)


Natrium dari kebutuhan

FH 7.3.6 Type Tidak bekerja, dirawat di Aktvitas fisik dikategorikan


of Physical rumah sakit rendah
Activity
Kesimpulan : Asupan makan Tn.S dirumah sakit tergolong kurang, baik asupan
makro, mikro, vitamin dan mineral.

2. Pengkajian Antropometri (AD)


Domain Data Interpretasi
AD-1.1.1 height/length 157 cm -
AD-1.1.2 weight 38 kg -
AD-1.1.5 body mass 15,47 kg/m2 Underweight
index
Tn. S memiliki BMI kategori Underweight
3. Pengkajian Biokimia (BD)
Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi
BD 1.2.5 Sodium 130 135-145 mmol/L Rendah
BD 1.4.2 Alanine 19 0-35 /L Normal
aminotransferase,
ALT
BD 1.4.3 Aspartate 53 3-45 /L Tinggi
aminotransferase,
AST
BD 1.4.6 Bilirubin 0,90 0,1-1,2 mg/dl Normal
Total
BD 1.10.1 8,1 13,5-18 g/dl Rendah
Hemoglobin
BD 1.10.2 25 40-50 Persen (%) Rendah
Hematokrit
BD 1.10.11 Albumin 2,2 3,5-5 g/dl Rendah
Kesimpulan: Tn.S memiliki nilai natrium darah rendah, AST/SGOT tinggi,
hemoglobin, hematokrit dan albumin rendah.

4. Pengkajian Data Klinis / Fisik (PD)


Domai Data Nilai Satuan Interpretasi
n Normal
PD 1.1.5 Mual, cepat - - -
Digestive
kenyang, nyeri
System
perut, dan
sebah
PD 1.1.9 Vital TD 110/80 120/80 mmHg Normal
Nadi 72 60-100 x/menit Normal
Sign
Respiratory 14-20 x/menit Takipnea
Rate 28 (Nafas cepat)
36,9 derajat celcius
Suhu 37 Normal
Kesimpulan: Tn. S memiliki keluhan mual, cepat kenyang, nyeri perut, dan
sebah, tekanan darah normal, frekuensi pernafasan tinggi dan suhu tubuh yang
normal

5. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)


Domain Data Interpretasi
CH-1.1.1 age 34 tahun -
CH 1.1.2 gender Pria -
CH 1.1.7 Role in Family Pasien sebagai kepala -
keluarga
CH 3.1.1 Socioeconomic Keluarga Tn.S -
factors merupakan keluarga
dengan keterbatasan
ekonomi
CH 3.1.2 Living/ housing Tinggal dengan istri dan -
situation satu anak
Kesimpulan: Tn.S adalah seorang pria berusia 34 tahun yang tinggal bersama istri
dan anak yang merupakan keluarga dengan keterbatasan ekonomi

6. Comparative Standar
Domain Data Interpretasi
CS-1.1.1 Total Energy 1710 kkal Perhitungan
Estimated Needs kebutuhan estimasi
energi berdasarkan
BB koreksi
CS-1.1.2 Method for Pedoman -
Estimating Needs kebutuhan energi
pasien sirosis
CS-2.1.1 Total Fat 427,5 gr Lemak = 25 % dari total
Estimated Needs energi
CS 2.1.2 Type of fat - Lemak jenuh= Estimasi kebutuhan
needed 9,5 gr lemak jenuh <7%,
- Lemak tak jenuh
lemak tak jenuh ganda
ganda= 15,2 gr
<10%, dan lemak tak
- Lemak tak jenuh
jenuh tunggal <13%
tunggal= 19 gr
CS 2.2.1 Total Protein 47,5 gr Protein = 1,25 gr/kgBB
estimated needs
CS-2.3.1 400 gr Karbohidrat = pedoman
Total Carbohydrate
kebutuhan pasien sirosis
Estimated Needs
CS-2.4.1 Total Fiber 38 gr Kebutuhan serat
Estimated Needs menurut AKG 2013
CS 4.1.1 Vitamin A 600 mg Kebutuhan vitamin A
menurut AKG 2013
CS 4.2.1 Calcium 1000 mg Kebutuhan kalsium
menurut AKG 2013
CS 4.2.3 Iron 13 mg Kebutuhan iron menurut
AKG 2013
CS 4.2.5 Potassium 4700 mg Kebutuhan Kalium
menurut AKG 2013
CS 4.2.6 Phosporus 700 mg Kebutuhan fosfor
menurut AKG 2013
CS 4.2.7 Sodium 1500 mg Kebutuhan Natrium
menurut AKG 2013
BAB III

DIAGNOSIS GIZI

1. Inadequate Oral Intake (NI 2.1) berkaitan dengan mual, cepat kenyang, nyeri
perut, dan sebah ditandai dengan kurangnya asupan energi (15,64%), protein
(15,36%), lemak (1,52%).
2. Excessive Alkohol Intake (NI 4.3) berkaitan penyakit sirosis hepatis ditandai
dengan data konsumsi alkohol yang berlebih yaitu frekuensi minum 2-3x/minggu
dan sekali minum dapat menghabiskan 1-2 botol
3. Underweight (NI 5.2) berkaitan dengan malnutrisi ditandai dengan penurunan
berat badan yang tidak diingikan dan asupan oral yang tidak adekuat
4. Altered Nutrition-Related Laboratory Value (NC 2.2) berkaitan dengan sirosis
hepatis ditandai dengan nilai laboratorium Hb, Ht, Albumin, Natrium yang rendah
yaitu (8,1 g/dl, 25%, 2,2 g/dl, 130 mmol/L) dan Leukosit, SGOT/AST, Bilirubin
Direk, Bilirubin Indirek yang tinggi yaitu ( 11,2 ribu/L, 53 /L, 0,60 mg/dl, 17
mg/dl)
5. Unintended Weight Loss (NC 3.2) berkaitan dengan kurangnya nafsu makan
ditandai dengan data penurunan berat badan dari 60 kg sampai 49 kg
BAB IV
RENCANA INTERVENSI DAN MONITORING GIZI

A. RENCANA INTERVENSI
1. Perencanaan
a. Tujuan Intervensi
1. Mencegah katabolisme protein
2. Mencegah terjadinya penurunan berat badan
3. Meningkatkan berat badan
4. Meningkatkan selera makan pasien
5. Mengurangi asites dan edema

b. Preskipsi Diet
1) Modifikasi asupan energi dan karbohidrat yaitu 400 gram sehari,
pemberian dilakukan bertahap dengan porsi kecil
2) Modifikasi protein sebesar 1,25 g/kg berat badan per hari yaitu 47,5
gram per hari.
3) Pemberian lemak sesuai dengan pedoman pasien sirosis yaitu 25% dari
energi total (427,5 gram) per hari dengan asam lemak jenuh <7%.
Batasi penggunaan margarin, mentega, susu full cream, kuning telur,
coklat
4) Memberikan diet rendah kolesterol yaitu <200 mg
5) Memberikan makanan yang mengandung serat sebanyak 38 g/hari
dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan
buah.
6) Memberikan diet rendah garam (Na) dengan pemberian natrium 2-4
gram per hari
7) Memberikan vitamin dan mineral yang cukup yaitu dengan
suplementasi vitamin C 175-500 mg/hari, vitamin D 200-500 IU
8) Pemberian cairan non-kafein seperti kopi dan memberikan air mineral
dan dilakukan pembatasan asupan cairan 1-1,5 L per hari
9) Pemberhentian konsumsi alkohol
10) Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering, karena pasien
mengalami mual, cepat kenyang, nyeri perut, dan sebah

2. Implementasi
a. Pemberian Diet
- Pemberian menu makanan sesuai dengan kebutuhan sebesar 1710 kkal,
diet rendah lemak dan kolesterol, dan hindari pemberian karbohidrat
terlalu tinggi dan rendah natrium
- Bentuk makanan : konsistensi makanan diberikan sesuai dengan
kemampuan pasien karena pasien mengalami sesak nafas
- Jadwal pemberian : jadwal pemberian diet 6x sehari berupa 3 kali
makan utama dan 3 kali selingan (porsi kecil, tapi sering) makan
dengan perlahan-lahan 30-60 menit per kali makan.
- Cara pemberian : Pemberian diet dilakukan melalui oral
- Menggunakan jenis karbohidrat kompleks dengan kandungan serat
tinggi untuk mengurangi diare pada pasien
- Memberikan protein yang bersumber dari protein nabati (karena
mengandung metionin rendah tetapi tinggi BCAA) dan susu serta
produk olahan susu

b. Edukasi
Edukasi gizi merupakan proses memberikan pengetahuan kepada
pasien untuk mengelola atau memodifikasi diet dan perubahan perilaku secara
sukarela.Pemberian edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien dan pentingnya
gizi terhadap penyakit pasien.
- Sasaran : pasien dan keluarga
- Tempat : ruang rawat inap
- Durasi : 30 menit
- Media : Leaflet
- Materi :
1. Memberikan gambaran singkat mengenai sirosis hati
2. Melaksanakan pengobatan yang harus dilaksanakan dan
diikuti
3. Menjelaskan tata cara diet dan pemilihan bahan makanan
yang dianjurkan
4. Penerapan dan implemetasi prinsip gizi seimbang
5. Menjelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan benar
6. Memberikan contoh menu sehari yang tepat dan cara
pemberiannya kepada pasien
7. Bahaya konsumsi alkohol

c. Konseling Gizi
Konseling merupakan proses pemberian dukungan pada pasien yang
ditandai dengan hubungan kerja sama antara konselor dengan pasien dalam
menentukan prioritas, tujuan, merancang rencanan kegiatan yang dipahami,
dan membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai kondisi serta
menjaga kesehatan.
Tujuan pemberian konseling gizi ini yaitu, meningkatkan motivasi pasien
dalam melaksanakan dan menerima rekomendasi diet yang dibutuhkan.
- Sasaran : pasien didampingi keluarga
- Tempat: ruang rawat inap
- Metode : diskusi dan tanya jawab
- Waktu : 15-30 menit
- Media : food models
- Materi : menginformasikan hasil pengkajian gizi pasien,
menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, dan
memberikan contoh menu sesuai dengan perhitungan kebutuhan gizi
pasien.

B. Rencana Monitoring Gizi

Indikator Metode Target Pencapaian


Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Pasien mengonsumsi
energi sesuai kebutuhan comstock (sisa makanan) >80% dari anjuran
pasien kebutuhan
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
karbohidrat 400 gram per comstock (sisa makanan) karbohidrat sesuai
hari rekomendasi dan tidak
berlebihan
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
lemak 25% dari total comstock (sisa makanan) lemak sesuai dengan
kebutuhan. rekomendasi. Dengan
asupan lemak jenuh <7%,
kolesterol <200 mg/hari
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
protein 1,25 gram/kgBB comstock (sisa makanan) protein pasien sesuai
dengan rekomendasi
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan serat
serat sebesar 38 g/hari, comstock (sisa makanan) pasien sesuai dengan
terutama serat larut air rekomendasi
Memberikan vitamin dan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
mineral yang cukup comstock (sisa makanan) vitamin dan mineral
sesuai rekomendasi

Merekomendasikan Pemantauan aktivitas Pasien melakukan


aktivitas fisik sesuai fisik pasien aktivitas fisik secara rutin
kemampuan pasien
Biokimia darah Pemeriksaan Normalnya kadar Hb, Ht,
Laboratorium leukosit, albumin, SGOT,
bilirubin direk, bilirubin
inderek, kadar natrium
darah.
Edukasi Tanya jawab Pasien memberikan
feedback (pertanyaan) ,
Terjadinya peningkatan
pengetahuan pasien dan
keluarga pasien
Konseling Memantau - Terjadi perubahan
perkembangan yang sikap dan perilaku
terjadi pada pasien pasien dan
terkait masalah gizi yang keluarga serta
dialami kepatuhan
terhadap diet yang
diberikan
- Pasien mau
menerapkan
rekomendasi diet
yang telah
diberikan
- Meningkatnya
motivasi pasien
dalam menjalani
diit
BAB V
PEMBAHASAN

Sirosis hepatik adalah penyakit hepar kronik dimana jaringan hepar yang sehat
digantikan oleh jaringan ikat, sehingga menghambat aliran darah yang menuju hepar, dan
mengakibatkan fungsi hepar menjadi rusak. Sirosis hati adalah penyakit hati kronis yang
dicirikan dengan adanya jaringan hati rusak yang digantikan oleh lembar-lembar jaringan ikat
dan nodul-nodul regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal sehingga
hati menjadi keras. Sirosis dapat menganggu sirkulasi darah intra hepatik dan lebih lanjut
akan menyebabkan kegagalan fungsi hati secara bertahap.
Penyebab terbanyak sirosis adalah alkoholik kronik dan hepatitis C. Faktor genetik
juga memegang peranan penting dalam terjadinya sirosis yaitu adanya faktor
histocompability antigen (HLA). Steatorea (perlemakan di feses) merupakan salah satu gejala
awal dari sirosis. Malnutrisi merupakan faktor utama terjadinya steatorea. Gejala awal tidak
terlalu terlihat dan tidak spesifik yaitu kelelahan, anoreksia, disespsia, flatulen, nafsu makan
berkurang, rasa tidak enak badan, perubahan kebiasaan defekasi (konstipasi dan diare) dan
kehilangan berat badan. Mual dan muntah juga sering terjadi pada penderita sirosis terutama
pada pagi hari. Nyeri tumpul atau perasaan berat pada epigastrium atau kuadran kanan atas
juga sering dirasakan oleh penderita sirosis. Gejala spesifik yang ditimbulkan oleh hati antara
lain ikterus, urin berwarna gelap seperti warna teh, feses berwarna putih seperti dempul,
steatorrhea, gatal-gatal, sakit di daerah abdomen, kembung.
Selain karena konsumsi alkohol yang berlebih, penyakit hepatitis B serta hepatitis C,
sirosis hati juga seringkali disebabkan oleh kondisi lain seperti penumpukan lemak, penyakit
degenaratif, penyumbatan kantung empedu, racun, dan polusi lingkungan serta penyakit
autoimun. Komplikasi sirosis hepatik dapat berupa:
1. Penyakit kuning (jaundice)
2. Portal Hipertensi / Ascites
3. Ensefalopati
4. Varises di esofagus dan gastropathy
Pada stadium lanjut, gejala dan tanda-tanda yang dapat ditemui adalah:
1. Penurunan berat badan
2. Kehilangan nafsu makan
3. Mual dan muntah
4. Mudah capek dan merasa lelah
5. Hatinya membesar
6. Abdomen (perutnya) membesar
7. Kulit dan matanya kelihatan kuning
8. Kotorannya bewarna putih
Pada Tn. S tampak jelas beberapa gejala dan tanda bahwa Tn. S menderita sirosis
hepatik yaitu nyeri pada perut bagian kanan atas, diare, perut yang semakin membesar, warna
urin yang gelap (seperti teh), penurunan berat badan selama 3 bulan, terdapat ascites dan
oedema. Serta disertai beberapa hasil tes laboratorium yang menunjukkan terganggunya
fungsi hati, hasil laboratorium Tn. S adalah:
1. Hb 8,1 g/dl (rendah)
2. Ht 25% (rendah)
3. Leukosit 11,2 ribu / L (tinggi)
4. Trombosit 345 L (rendah)
5. Albumin 2,2 g/dl (rendah)
6. SGOT 53 /L (tinggi)
7. Bilirubin direk 0,60 mg/dl (tinggi)
8. Bilirubin indirek 17 mg/dl (tinggi)
Leukosit yang tinggi menunjukkan adanya inflamasi pada tubuh Tn. S yang cukup tinggi
yang tentunya berasal dari komplikasi sirosis hepatik, albumin yang rendah, SGOT tinggi,
bilirubin direk dan indirek tinngi merupakan nilai laboratorium utama yang menjadi tanda
adanya malfungsi pada organ hati.
Pada pengkajian riwayat asupan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) dan kebiasaan
konsumsi pasien dilakukan dengan metode recall-24 jam dan FFQ semi kualitatif. Data
asupan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) diperoleh rata- rata asupan energi (15,64%),
karbohidrat (11,25%), lemak (1,52%), besi (22,30%) cukup. Rata-rata asupan protein,
kalsium, zink, kalium, natrium dan zat gizi mikro lainnya kurang. Data asupan makanan
kebiasaan pasien diperoleh rata-rata asupan energi (158,39%), karbohidrat (116,17%), protein
(162,10%), lemak (14,61%), besi (130,7%), magnesium (195,57%), besi (130,7%), kalsium
(110%), fosfor (174%), vitamin C (343,3%), vitamin A (565,47%) adalah lebih dari
kebutuhan dan zink (69,23%) kurang dari kebutuhan. Berdasarkan hasil pengkajian diatas,
diperoleh beberapa diagnosis pada Tn.NS yaitu:
1. Inadequate Oral Intake (NI 2.1) berkaitan dengan mual, cepat kenyang, nyeri
perut, dan sebah ditandai dengan kurangnya asupan energi (15,64%), protein
(15,36%), lemak (1,52%).
2. Excessive Alkohol Intake (NI 4.3) berkaitan penyakit sirosis hepatis ditandai
dengan data konsumsi alkohol yang berlebih yaitu frekuensi minum 2-3x/minggu
dan sekali minum dapat menghabiskan 1-2 botol
3. Underweight (NI 5.2) berkaitan dengan malnutrisi ditandai dengan penurunan
berat badan yang tidak diingikan dan asupan oral yang tidak adekuat
4. Altered Nutrition-Related Laboratory Value (NC 2.2) berkaitan dengan sirosis
hepatis ditandai dengan nilai laboratorium Hb, Ht, Albumin, Natrium yang rendah
yaitu (8,1 g/dl, 25%, 2,2 g/dl, 130 mmol/L) dan Leukosit, SGOT/AST, Bilirubin
Direk, Bilirubin Indirek yang tinggi yaitu ( 11,2 ribu/L, 53 /L, 0,60 mg/dl, 17
mg/dl)
5. Unintended Weight Loss (NC 3.2) berkaitan dengan kurangnya nafsu makan
ditandai dengan data penurunan berat badan dari 60 kg sampai 49 kg
Dari beberapa diagnosis gizi tersebut, disusunlah suatu rencana intervensi yang bertujuan
untuk mencegah katabolisme protein, mencegah terjadinya penurunan berat badan,
meningkatkan berat badan, meningkatkan selera makan pasien, mengurangi asites dan edema.
Setelah itu diberikan preskripsi diet yang berupa:
1) Modifikasi asupan energi dan karbohidrat yaitu 400 gram sehari, pemberian dilakukan
bertahap dengan porsi kecil
2) Modifikasi protein sebesar 1,25 g/kg berat badan per hari yaitu 47,5 gram per hari.
3) Pemberian lemak sesuai dengan pedoman pasien sirosis yaitu 25% dari energi total
(427,5 gram) per hari dengan asam lemak jenuh <7%. Batasi penggunaan margarin,
mentega, susu full cream, kuning telur, coklat
4) Memberikan diet rendah kolesterol yaitu <200 mg
5) Memberikan makanan yang mengandung serat sebanyak 38 g/hari dengan
mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah.
6) Memberikan diet rendah garam (Na) dengan pemberian natrium 2-4 gram per hari
7) Memberikan vitamin dan mineral yang cukup yaitu dengan suplementasi vitamin C 175-
500 mg/hari, vitamin D 200-500 IU
8) Pemberian cairan non-kafein seperti kopi dan memberikan air mineral dan dilakukan
pembatasan asupan cairan 1-1,5 L per hari
9) Pemberhentian konsumsi alkohol
10) Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering, karena pasien mengalami mual, cepat
kenyang, nyeri perut, dan sebah
Selain itu, intervensi edukasi dan konseling juga diberika kepada pasien dan
keluarga pasien. Tujuan pemberian edukasi adalah meningkatkan pengetahuan pasien dan
kelurga pasien mengenai penyakit yang dialami pasien dan pentingnya peran gizi sebagai
penunjang dalam memeperbaiki keadaan pasien. Edukasi diberikan selama 30 menit dengan
menggunakan media leaflet. Materi yang diberikan antara lain, memberikan gambaran
singkat mengenai penyakit sirosis hati, menjelaskan zat gizi yang perlu diperhatikan pasien
dan penjelasan aktivitas fisik lazy work out, penerapan dan implementasi prinsip gizi
seimbang, menejelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan benar, serta makanan yang
dianjurkan dan dihindari oleh pasien.
Konseling gizi bertujuan untuk meningkatkan motivasi pasien dalam melaksanakan
dan menerima rekomendasi diet yang dibutuhkan. Sasaran konseling ini adalah pasien
didampingi keluarga, metode yang digunakan diskusi dan tanya jawab. Durasi konseling ini
kurang lebih 15-30 menit. Pada konseling ini, menginformasikan hasil pengkajian gizi pasien,
menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, dan memberikan contoh
menu sesuai dengan perhitungan kebutuhan gizi pasien.
Monitoring tentang asupan makan pasien baik itu makro, mikro maupun asupan
vitamin dan mineral dilakukan metode food recall-24 jam dan menghitung sisa makanan
dengan metode comstock. Target yang ditetapkan pada asupan makan ini adalah
terpenuhinya asupan zat gizi pasien dan makanan yang diberikan dihabiskan oleh pasien
minimal 80% dari yang diberikan. Monitoring untuk data biokimia darah dilakukan dengan
pemeriksaan laboratorium dengan target normalnya kadar Hb, Ht, leukosit, albumin, SGOT,
bilirubin direk, bilirubin inderek, kadar natrium darah. Monitoring untuk aktivitas fisik
dilakukan dengan pemantauan secara berkala aktivitas pasien, dan target yang diharapkan
adalah pasien melakukan aktivitas fisik secara rutin. Monitoring edukasi dan konseling
dilakukan dengan metode tanya jawab, serta memantau perkembangan yang terjadi pada
pasien. Target pencapaian yang diharapkan adalah pasien memberikan feedback (pertanyaan),
meningkatnya motivasi pasien sehingga mematuhi diet yang direkomendasikan. Dan keluarga
pasien diharapkan memberikan dukungan untuk kesembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Murbawani EA, Noer ER. Buku Ajar Asuhan Gizi 2. Semarang: UPT Undip Press
Semarang; 2014.
Lampiran

Tabel 1 Tabel Analisis Asupan dan Kebutuhan Zat Gizi (Kebiasaan)

Zat gizi Kebutuhan FFQ %Kecukupan Interpretasi


Energi (kkal) 1710 2708,6 158,39 Lebih
Karbohidrat (g) 400 464,7 116,17 Lebih
Protein (g) 47,5 77 162,10 Lebih
Lemak (g) 427,5 62,5 14,61 Lebih
Kolesterol (mg) <200 338 225,33 Lebih
Fiber (g) 38 23 60,5 Defisit
Magnesium(mg) 350 674 192,57 Lebih
Besi (mg) 13 17 130,7 Lebih
Zinc (mg) 13 9 69,23 Kurang
Kalsium (mg) 1000 1100 110 Lebih
Fosfor (mg) 700 1218 174 Lebih
Vitamin C (mg) 90 309 343,3 Lebih
Vitamin A (g) 600 3392,8 565,47 Lebih
Tabel 2 Tabel Analisis Asupan dan Kebutuhan Zat Gizi (SMRS)

Zat gizi Kebutuhan Recall %Kecukupan Interpretasi


Energi (kkal) 1710 267,6 15,64 Defisit
Karbohidrat (g) 400 45 11,25 Defisit
Protein (g) 47,5 7,3 15,36 Defisit
Lemak (g) 427,5 6,5 1,52 Defisit
PUFA (g) 15,2 1,0 6,5 Defisit
Unsaturated fatty 19 0,8 4,21 Defisit
acids (g)
Saturated fatty acids 9,5 4,5 6,5 Defisit
(g)
Kolesterol (mg) <200 0,0 0 Defisit
Fiber (g) 38 2,1 5,52 Defisit
Kalium(mg) 4700 250,2 5,32 Defisit
Natrium (mg) 1500 22,2 1,48 Defisit
Magnesium(mg) 350 71 20,2 Defisit
Besi (mg) 13 2,9 22,30 Defisit
Zinc (mg) 13 1,1 8,46 Defisit
Kalsium (mg) 1000 89,8 8,98 Defisit
Fosfor (mg) 700 109,2 15,6 Defisit
Vitamin C (mg) 90 12,0 13,33 Defisit
Vitamin A (g) 600 285,2 47,53 Defisit
Lampiran 3. Perhitungan Kebutuhan Pasien

Perhitungan Kebutuhan
Kebutuhan Energi = BMR x AF x IF
= 1093,65 x 1,2 x 1,4
= 1837,33 kkal

60
Kebutuhan Karbohidrat = 100 x 1837,33 = 1102,39 kkal

1102,39
= 4 = 275,59 gram

15
Kebutuhan Protein = 100 x 1837,33 = 275,59 kkal

275,59
= 4 = 68,89 gram

25
Kebutuhan Lemak = 100 x 1837,33 = 459,33 kkal

459,33
= 9 = 51,03 gram
Lampiran 4 Leaflet
Lampiran 5.

a. Rekomendasi Menu

Waktu Menu Bahan Berat URT Penukar


Pagi Nasi Beras 100 gram gelas 1 karbohidrat
Ayam 20 gram ptg sdg hewani
Pepes ayam Jamur 100 gram 1 gls 1 sayuran
jamur Wortel 50 gram gls
sayuran
Brokoli 50 gram gls
Susu Skim Susu 200 gr 1 gls 1 susu
Snack Agar-agar 30 gr 1 bungkus -
Pudding Mangga 25 gr bh bsr buah
Jeruk 20 gr bh sdg buah
buah Strawberry 30 gr 1 bh bsr buah
Gula 10 gr 1 sdm 1 gula
Siang Nasi Beras 100 gram gls 1 karbohidrat
Sayur labu Labu Siam 100 gram 1 gls 1 sayuran
siam,
tempe,tahu Tempe 30 1 ptg sdg nabati
Tahu 55 gr 1 bj kcl nabati
Jeruk Jeruk manis 110 gram 2 bh sdg 1 buah
Snack Biskuit Biskuit 20 gram 2 bh bsr karbohidrat
Susu skim 200 gram 2 sdm 1 susu
Susu skim
Malam Nasi Nasi 200 gram 1 gelas 2 karbohidrat
Telur balado Telur ayam 45 gram 1 btr 1 hewani
isi sayur Wortel 50 gram gls sayuran
(tanpa Bayam 50 gram gls sayuran
kuning telur)

Snack Susu Skim Susu 200 gram 1 gls 1 susu


b. Analisis Zat Gizi Menu

Zat Gizi Asupan Kebutuhan Kecukupan


Energi 1701,0 1710 99,47%
Karbohidrat 313,5 400 78,37%
Protein 50,7 47,5 106,73%
Lemak 29,4 427,5 6,87%
Serat 21,3 38 56,05%
Vitamin C 193,3 90 214,777%
Kalium 2237,1 4700 47,59%
Kalsium 624,6 1000 62,46%
Fosfor 805,4 700 115,05%
Magnesium 306,1 350 87,45%
Besi 9,4 13 72,30%
Seng 7,2 13 56,15%
Sodium 345,7 1500 23.04%

Anda mungkin juga menyukai