Asuhan Gizi IV - Sirosis
Asuhan Gizi IV - Sirosis
Asuhan Gizi IV - Sirosis
Disusun Oleh:
Irene Nucifera Puspitadewi
22030114140084
A. Gambaran Kasus
Tuan S (34 th) masuk RS dengan keluhan nyeri pada bagian perut kanan atas dan
diare selama lebih 2 bulan. Perut Tn S juga semakin membesar sejak 1 bulan lalu serta
BAK yang berwarna seperti teh. Tn S kemudian didiagnosis hepatomegali dan diare
kronis oleh dokter. Tn S juga mengalami penurunan berat badan selama 3 bulan
semenjak keluhan sakit tersebut. Sebelum sakit, BB pasien dapat mencapai 60 kg.
Pada perut dan kaki Tn S juga ditemukan ascites dan oedema. Pada pemeriksaan
selanjutnya Tn S didiagnosis sirosis hepatis oleh dokter.
Hasil laboratorium Tn S menunjukkan Hb 8,1 g/dL, hematokrit 25%, leukosit
11,2 ribu/uL, trombosit 345 l, albumin 2,2 g/dl, SGOT 53 U/L, SGPT 19 U/L.
Bilirubin total 0,90 mg/dL, bilirubin direk 0,60 mg/dL, bilirubin indirek 17 mg/dL,
natrium darah 130 mmol/L. Tekanan darah Tn S 110/80 mmHg, nadi 72x/menit, RR
28x/menit, dan suhu 37oC. BB 49 kg, TB 157.
Kebiasaan Tn S sebelum sakit adalah makan 2xsehari @ 2 centong. Selain itu
mengkonsumsi mi instan 1 bungkus seminggu sekali. Selain nasi, Tn S juga sering
mengkonsumsi singkong rebus 1 potong sedang 1x/minggu. Sayuran yang sering
dikonsumsi berbentuk tumisan, kuah bening, dan sesekali bersantan sehari 1x. Contoh
sayuran yang dikonsumsi seperti ca sawi, ca kangkung, soto, bening bayam, sayur
lodeh. Sayur biasa dikonsumsi 2 centong sayur tiap kali makan . Lauk yang biasa
dikonsumsi adalah telur sehari sekali, tahu 1 potong 5x/minggu dan tempe 2 potong
5x/minggu.Tn S tidak pernah mengkonsumsi ayam atau sapi karena keterbatasan
ekonomi, maksimal sebagai campuran dalam soto. Tn S juga sering mengkonsumsi
pisang, pepaya. Tn S juga biasa minum teh manis hangat pagi hari dengan 3 sdm gula.
Sebelum menikah, Tn S adalah peminum alkohol dengan frekuensi minum 2-
3x/minggu dan sekali minum dapat menghabiskan 1-2 botol.
Nafsu makan Tn S menurun selama sakit karena merasa tidak nyaman dengan
kondisi perutnya yang membesar. Tn S merasa mual, cepat kenyang, nyeri perut, dan
sebah. Sebelum masuk RS, Tn S makan 2x sehari dengan nasi @ 3 sdm, sayur sawi
gelas, sayur bening bayam gelas, dan tahu goreng 1 potong kecil.
Tn S dan istri tinggal bersama dengan 1 orang anak. Tn S merupakan lulusan
SMP dan istri lulusan SMA. Keduanya menunjukkan minat terhadap keterangan
apapun dari tenaga kesehatan agar TN S cepat sembuh.
Nama Tn. S
Usia 34 tahun
BB/TB 38 kg/157 cm
B. Skrinning Gizi
Skrining yang dilakukan pada Tn.S menggunakan MUST (Malnutrition Universal Screening
Tool).
BAB II
PENGKAJIAN ASSESMEN GIZI
A. Assesmen Gizi
1. Pengakajian Riwayat Terkait Gizi / Makanan (FH)
a. FH (Kebiasaan)
Domain Data Interpretasi
FH 1.1.1.1 2708,6 kkal Asupan energi berlebih
Total Energy (158,39%) dari kebutuhan
Intake
FH 1.2.1.1 Pasien konsumsi teh manis -
Oral Fluids
setiap pagi
Kesimpulan : Asupan energi, zat gizi makro, kolesterol dan beberapa zat gizi
mikro Tn. S berlebih ditambah dengan konsumsi alkohol yang juga berlebih .
b) FH (SMRS)
Domain Data Interpretasi
FH 1.1.1.1 SMRS : 267,6kkal Asupan energi kurang (15,64%)
Total Energy dari kebutuhan
Intake
FH 1.3.2.2 Pemberian drip aminopilin Terapi untuk melebarkan
IV Fluids
broniolus, relaksasi otot polos
6. Comparative Standar
Domain Data Interpretasi
CS-1.1.1 Total Energy 1710 kkal Perhitungan
Estimated Needs kebutuhan estimasi
energi berdasarkan
BB koreksi
CS-1.1.2 Method for Pedoman -
Estimating Needs kebutuhan energi
pasien sirosis
CS-2.1.1 Total Fat 427,5 gr Lemak = 25 % dari total
Estimated Needs energi
CS 2.1.2 Type of fat - Lemak jenuh= Estimasi kebutuhan
needed 9,5 gr lemak jenuh <7%,
- Lemak tak jenuh
lemak tak jenuh ganda
ganda= 15,2 gr
<10%, dan lemak tak
- Lemak tak jenuh
jenuh tunggal <13%
tunggal= 19 gr
CS 2.2.1 Total Protein 47,5 gr Protein = 1,25 gr/kgBB
estimated needs
CS-2.3.1 400 gr Karbohidrat = pedoman
Total Carbohydrate
kebutuhan pasien sirosis
Estimated Needs
CS-2.4.1 Total Fiber 38 gr Kebutuhan serat
Estimated Needs menurut AKG 2013
CS 4.1.1 Vitamin A 600 mg Kebutuhan vitamin A
menurut AKG 2013
CS 4.2.1 Calcium 1000 mg Kebutuhan kalsium
menurut AKG 2013
CS 4.2.3 Iron 13 mg Kebutuhan iron menurut
AKG 2013
CS 4.2.5 Potassium 4700 mg Kebutuhan Kalium
menurut AKG 2013
CS 4.2.6 Phosporus 700 mg Kebutuhan fosfor
menurut AKG 2013
CS 4.2.7 Sodium 1500 mg Kebutuhan Natrium
menurut AKG 2013
BAB III
DIAGNOSIS GIZI
1. Inadequate Oral Intake (NI 2.1) berkaitan dengan mual, cepat kenyang, nyeri
perut, dan sebah ditandai dengan kurangnya asupan energi (15,64%), protein
(15,36%), lemak (1,52%).
2. Excessive Alkohol Intake (NI 4.3) berkaitan penyakit sirosis hepatis ditandai
dengan data konsumsi alkohol yang berlebih yaitu frekuensi minum 2-3x/minggu
dan sekali minum dapat menghabiskan 1-2 botol
3. Underweight (NI 5.2) berkaitan dengan malnutrisi ditandai dengan penurunan
berat badan yang tidak diingikan dan asupan oral yang tidak adekuat
4. Altered Nutrition-Related Laboratory Value (NC 2.2) berkaitan dengan sirosis
hepatis ditandai dengan nilai laboratorium Hb, Ht, Albumin, Natrium yang rendah
yaitu (8,1 g/dl, 25%, 2,2 g/dl, 130 mmol/L) dan Leukosit, SGOT/AST, Bilirubin
Direk, Bilirubin Indirek yang tinggi yaitu ( 11,2 ribu/L, 53 /L, 0,60 mg/dl, 17
mg/dl)
5. Unintended Weight Loss (NC 3.2) berkaitan dengan kurangnya nafsu makan
ditandai dengan data penurunan berat badan dari 60 kg sampai 49 kg
BAB IV
RENCANA INTERVENSI DAN MONITORING GIZI
A. RENCANA INTERVENSI
1. Perencanaan
a. Tujuan Intervensi
1. Mencegah katabolisme protein
2. Mencegah terjadinya penurunan berat badan
3. Meningkatkan berat badan
4. Meningkatkan selera makan pasien
5. Mengurangi asites dan edema
b. Preskipsi Diet
1) Modifikasi asupan energi dan karbohidrat yaitu 400 gram sehari,
pemberian dilakukan bertahap dengan porsi kecil
2) Modifikasi protein sebesar 1,25 g/kg berat badan per hari yaitu 47,5
gram per hari.
3) Pemberian lemak sesuai dengan pedoman pasien sirosis yaitu 25% dari
energi total (427,5 gram) per hari dengan asam lemak jenuh <7%.
Batasi penggunaan margarin, mentega, susu full cream, kuning telur,
coklat
4) Memberikan diet rendah kolesterol yaitu <200 mg
5) Memberikan makanan yang mengandung serat sebanyak 38 g/hari
dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan
buah.
6) Memberikan diet rendah garam (Na) dengan pemberian natrium 2-4
gram per hari
7) Memberikan vitamin dan mineral yang cukup yaitu dengan
suplementasi vitamin C 175-500 mg/hari, vitamin D 200-500 IU
8) Pemberian cairan non-kafein seperti kopi dan memberikan air mineral
dan dilakukan pembatasan asupan cairan 1-1,5 L per hari
9) Pemberhentian konsumsi alkohol
10) Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering, karena pasien
mengalami mual, cepat kenyang, nyeri perut, dan sebah
2. Implementasi
a. Pemberian Diet
- Pemberian menu makanan sesuai dengan kebutuhan sebesar 1710 kkal,
diet rendah lemak dan kolesterol, dan hindari pemberian karbohidrat
terlalu tinggi dan rendah natrium
- Bentuk makanan : konsistensi makanan diberikan sesuai dengan
kemampuan pasien karena pasien mengalami sesak nafas
- Jadwal pemberian : jadwal pemberian diet 6x sehari berupa 3 kali
makan utama dan 3 kali selingan (porsi kecil, tapi sering) makan
dengan perlahan-lahan 30-60 menit per kali makan.
- Cara pemberian : Pemberian diet dilakukan melalui oral
- Menggunakan jenis karbohidrat kompleks dengan kandungan serat
tinggi untuk mengurangi diare pada pasien
- Memberikan protein yang bersumber dari protein nabati (karena
mengandung metionin rendah tetapi tinggi BCAA) dan susu serta
produk olahan susu
b. Edukasi
Edukasi gizi merupakan proses memberikan pengetahuan kepada
pasien untuk mengelola atau memodifikasi diet dan perubahan perilaku secara
sukarela.Pemberian edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien dan pentingnya
gizi terhadap penyakit pasien.
- Sasaran : pasien dan keluarga
- Tempat : ruang rawat inap
- Durasi : 30 menit
- Media : Leaflet
- Materi :
1. Memberikan gambaran singkat mengenai sirosis hati
2. Melaksanakan pengobatan yang harus dilaksanakan dan
diikuti
3. Menjelaskan tata cara diet dan pemilihan bahan makanan
yang dianjurkan
4. Penerapan dan implemetasi prinsip gizi seimbang
5. Menjelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan benar
6. Memberikan contoh menu sehari yang tepat dan cara
pemberiannya kepada pasien
7. Bahaya konsumsi alkohol
c. Konseling Gizi
Konseling merupakan proses pemberian dukungan pada pasien yang
ditandai dengan hubungan kerja sama antara konselor dengan pasien dalam
menentukan prioritas, tujuan, merancang rencanan kegiatan yang dipahami,
dan membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai kondisi serta
menjaga kesehatan.
Tujuan pemberian konseling gizi ini yaitu, meningkatkan motivasi pasien
dalam melaksanakan dan menerima rekomendasi diet yang dibutuhkan.
- Sasaran : pasien didampingi keluarga
- Tempat: ruang rawat inap
- Metode : diskusi dan tanya jawab
- Waktu : 15-30 menit
- Media : food models
- Materi : menginformasikan hasil pengkajian gizi pasien,
menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, dan
memberikan contoh menu sesuai dengan perhitungan kebutuhan gizi
pasien.
Sirosis hepatik adalah penyakit hepar kronik dimana jaringan hepar yang sehat
digantikan oleh jaringan ikat, sehingga menghambat aliran darah yang menuju hepar, dan
mengakibatkan fungsi hepar menjadi rusak. Sirosis hati adalah penyakit hati kronis yang
dicirikan dengan adanya jaringan hati rusak yang digantikan oleh lembar-lembar jaringan ikat
dan nodul-nodul regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal sehingga
hati menjadi keras. Sirosis dapat menganggu sirkulasi darah intra hepatik dan lebih lanjut
akan menyebabkan kegagalan fungsi hati secara bertahap.
Penyebab terbanyak sirosis adalah alkoholik kronik dan hepatitis C. Faktor genetik
juga memegang peranan penting dalam terjadinya sirosis yaitu adanya faktor
histocompability antigen (HLA). Steatorea (perlemakan di feses) merupakan salah satu gejala
awal dari sirosis. Malnutrisi merupakan faktor utama terjadinya steatorea. Gejala awal tidak
terlalu terlihat dan tidak spesifik yaitu kelelahan, anoreksia, disespsia, flatulen, nafsu makan
berkurang, rasa tidak enak badan, perubahan kebiasaan defekasi (konstipasi dan diare) dan
kehilangan berat badan. Mual dan muntah juga sering terjadi pada penderita sirosis terutama
pada pagi hari. Nyeri tumpul atau perasaan berat pada epigastrium atau kuadran kanan atas
juga sering dirasakan oleh penderita sirosis. Gejala spesifik yang ditimbulkan oleh hati antara
lain ikterus, urin berwarna gelap seperti warna teh, feses berwarna putih seperti dempul,
steatorrhea, gatal-gatal, sakit di daerah abdomen, kembung.
Selain karena konsumsi alkohol yang berlebih, penyakit hepatitis B serta hepatitis C,
sirosis hati juga seringkali disebabkan oleh kondisi lain seperti penumpukan lemak, penyakit
degenaratif, penyumbatan kantung empedu, racun, dan polusi lingkungan serta penyakit
autoimun. Komplikasi sirosis hepatik dapat berupa:
1. Penyakit kuning (jaundice)
2. Portal Hipertensi / Ascites
3. Ensefalopati
4. Varises di esofagus dan gastropathy
Pada stadium lanjut, gejala dan tanda-tanda yang dapat ditemui adalah:
1. Penurunan berat badan
2. Kehilangan nafsu makan
3. Mual dan muntah
4. Mudah capek dan merasa lelah
5. Hatinya membesar
6. Abdomen (perutnya) membesar
7. Kulit dan matanya kelihatan kuning
8. Kotorannya bewarna putih
Pada Tn. S tampak jelas beberapa gejala dan tanda bahwa Tn. S menderita sirosis
hepatik yaitu nyeri pada perut bagian kanan atas, diare, perut yang semakin membesar, warna
urin yang gelap (seperti teh), penurunan berat badan selama 3 bulan, terdapat ascites dan
oedema. Serta disertai beberapa hasil tes laboratorium yang menunjukkan terganggunya
fungsi hati, hasil laboratorium Tn. S adalah:
1. Hb 8,1 g/dl (rendah)
2. Ht 25% (rendah)
3. Leukosit 11,2 ribu / L (tinggi)
4. Trombosit 345 L (rendah)
5. Albumin 2,2 g/dl (rendah)
6. SGOT 53 /L (tinggi)
7. Bilirubin direk 0,60 mg/dl (tinggi)
8. Bilirubin indirek 17 mg/dl (tinggi)
Leukosit yang tinggi menunjukkan adanya inflamasi pada tubuh Tn. S yang cukup tinggi
yang tentunya berasal dari komplikasi sirosis hepatik, albumin yang rendah, SGOT tinggi,
bilirubin direk dan indirek tinngi merupakan nilai laboratorium utama yang menjadi tanda
adanya malfungsi pada organ hati.
Pada pengkajian riwayat asupan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) dan kebiasaan
konsumsi pasien dilakukan dengan metode recall-24 jam dan FFQ semi kualitatif. Data
asupan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) diperoleh rata- rata asupan energi (15,64%),
karbohidrat (11,25%), lemak (1,52%), besi (22,30%) cukup. Rata-rata asupan protein,
kalsium, zink, kalium, natrium dan zat gizi mikro lainnya kurang. Data asupan makanan
kebiasaan pasien diperoleh rata-rata asupan energi (158,39%), karbohidrat (116,17%), protein
(162,10%), lemak (14,61%), besi (130,7%), magnesium (195,57%), besi (130,7%), kalsium
(110%), fosfor (174%), vitamin C (343,3%), vitamin A (565,47%) adalah lebih dari
kebutuhan dan zink (69,23%) kurang dari kebutuhan. Berdasarkan hasil pengkajian diatas,
diperoleh beberapa diagnosis pada Tn.NS yaitu:
1. Inadequate Oral Intake (NI 2.1) berkaitan dengan mual, cepat kenyang, nyeri
perut, dan sebah ditandai dengan kurangnya asupan energi (15,64%), protein
(15,36%), lemak (1,52%).
2. Excessive Alkohol Intake (NI 4.3) berkaitan penyakit sirosis hepatis ditandai
dengan data konsumsi alkohol yang berlebih yaitu frekuensi minum 2-3x/minggu
dan sekali minum dapat menghabiskan 1-2 botol
3. Underweight (NI 5.2) berkaitan dengan malnutrisi ditandai dengan penurunan
berat badan yang tidak diingikan dan asupan oral yang tidak adekuat
4. Altered Nutrition-Related Laboratory Value (NC 2.2) berkaitan dengan sirosis
hepatis ditandai dengan nilai laboratorium Hb, Ht, Albumin, Natrium yang rendah
yaitu (8,1 g/dl, 25%, 2,2 g/dl, 130 mmol/L) dan Leukosit, SGOT/AST, Bilirubin
Direk, Bilirubin Indirek yang tinggi yaitu ( 11,2 ribu/L, 53 /L, 0,60 mg/dl, 17
mg/dl)
5. Unintended Weight Loss (NC 3.2) berkaitan dengan kurangnya nafsu makan
ditandai dengan data penurunan berat badan dari 60 kg sampai 49 kg
Dari beberapa diagnosis gizi tersebut, disusunlah suatu rencana intervensi yang bertujuan
untuk mencegah katabolisme protein, mencegah terjadinya penurunan berat badan,
meningkatkan berat badan, meningkatkan selera makan pasien, mengurangi asites dan edema.
Setelah itu diberikan preskripsi diet yang berupa:
1) Modifikasi asupan energi dan karbohidrat yaitu 400 gram sehari, pemberian dilakukan
bertahap dengan porsi kecil
2) Modifikasi protein sebesar 1,25 g/kg berat badan per hari yaitu 47,5 gram per hari.
3) Pemberian lemak sesuai dengan pedoman pasien sirosis yaitu 25% dari energi total
(427,5 gram) per hari dengan asam lemak jenuh <7%. Batasi penggunaan margarin,
mentega, susu full cream, kuning telur, coklat
4) Memberikan diet rendah kolesterol yaitu <200 mg
5) Memberikan makanan yang mengandung serat sebanyak 38 g/hari dengan
mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah.
6) Memberikan diet rendah garam (Na) dengan pemberian natrium 2-4 gram per hari
7) Memberikan vitamin dan mineral yang cukup yaitu dengan suplementasi vitamin C 175-
500 mg/hari, vitamin D 200-500 IU
8) Pemberian cairan non-kafein seperti kopi dan memberikan air mineral dan dilakukan
pembatasan asupan cairan 1-1,5 L per hari
9) Pemberhentian konsumsi alkohol
10) Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering, karena pasien mengalami mual, cepat
kenyang, nyeri perut, dan sebah
Selain itu, intervensi edukasi dan konseling juga diberika kepada pasien dan
keluarga pasien. Tujuan pemberian edukasi adalah meningkatkan pengetahuan pasien dan
kelurga pasien mengenai penyakit yang dialami pasien dan pentingnya peran gizi sebagai
penunjang dalam memeperbaiki keadaan pasien. Edukasi diberikan selama 30 menit dengan
menggunakan media leaflet. Materi yang diberikan antara lain, memberikan gambaran
singkat mengenai penyakit sirosis hati, menjelaskan zat gizi yang perlu diperhatikan pasien
dan penjelasan aktivitas fisik lazy work out, penerapan dan implementasi prinsip gizi
seimbang, menejelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan benar, serta makanan yang
dianjurkan dan dihindari oleh pasien.
Konseling gizi bertujuan untuk meningkatkan motivasi pasien dalam melaksanakan
dan menerima rekomendasi diet yang dibutuhkan. Sasaran konseling ini adalah pasien
didampingi keluarga, metode yang digunakan diskusi dan tanya jawab. Durasi konseling ini
kurang lebih 15-30 menit. Pada konseling ini, menginformasikan hasil pengkajian gizi pasien,
menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, dan memberikan contoh
menu sesuai dengan perhitungan kebutuhan gizi pasien.
Monitoring tentang asupan makan pasien baik itu makro, mikro maupun asupan
vitamin dan mineral dilakukan metode food recall-24 jam dan menghitung sisa makanan
dengan metode comstock. Target yang ditetapkan pada asupan makan ini adalah
terpenuhinya asupan zat gizi pasien dan makanan yang diberikan dihabiskan oleh pasien
minimal 80% dari yang diberikan. Monitoring untuk data biokimia darah dilakukan dengan
pemeriksaan laboratorium dengan target normalnya kadar Hb, Ht, leukosit, albumin, SGOT,
bilirubin direk, bilirubin inderek, kadar natrium darah. Monitoring untuk aktivitas fisik
dilakukan dengan pemantauan secara berkala aktivitas pasien, dan target yang diharapkan
adalah pasien melakukan aktivitas fisik secara rutin. Monitoring edukasi dan konseling
dilakukan dengan metode tanya jawab, serta memantau perkembangan yang terjadi pada
pasien. Target pencapaian yang diharapkan adalah pasien memberikan feedback (pertanyaan),
meningkatnya motivasi pasien sehingga mematuhi diet yang direkomendasikan. Dan keluarga
pasien diharapkan memberikan dukungan untuk kesembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Murbawani EA, Noer ER. Buku Ajar Asuhan Gizi 2. Semarang: UPT Undip Press
Semarang; 2014.
Lampiran
Perhitungan Kebutuhan
Kebutuhan Energi = BMR x AF x IF
= 1093,65 x 1,2 x 1,4
= 1837,33 kkal
60
Kebutuhan Karbohidrat = 100 x 1837,33 = 1102,39 kkal
1102,39
= 4 = 275,59 gram
15
Kebutuhan Protein = 100 x 1837,33 = 275,59 kkal
275,59
= 4 = 68,89 gram
25
Kebutuhan Lemak = 100 x 1837,33 = 459,33 kkal
459,33
= 9 = 51,03 gram
Lampiran 4 Leaflet
Lampiran 5.
a. Rekomendasi Menu