PGJR

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

1.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Ahmad Munggaran Ayu Fatimah Zahra


Civil Engineering

2. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dewasa ini, sistem keamanan dan


kenyamanan sangat diperlukan oleh masyarakat sebagai pengguna jalan. Banyaknya
kecelakaan menjadi masalah besar bagi sistem perencanaan jalan. Maka dari itu,
perencanaan geometrik jalan sangat dibutuhkan untuk menunjang pembuatan jalan.
Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah dalam rangka menghasilkan infrastruktur
yang aman, efisien dalam pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat
penggunaan atau biaya pelaksanaan.

3. TAHAPAN PERENCANAAN

4. PETA KONTUR DATA 1. Sudut Azimuth titik A terletak pada 1300. 2. Tinggi rencana
permukaan jalan dititik A terletak pada daerah galian sedalam dua meter.

5. PERENCANAAN TRASE JALAN Segmen 1 = 1 km, segmen 2 = 2,5 km, segmen 3 =


2,5 km Sudut kedua tikungan masing-masing 40o

6. Menentukan Medan Jalan y1 = h + (b.(A1/(A1+A2))) y1 = 103,25 + (0,25 x 482 ) y2 =


h+(b.(B1/B1+B2))) y2 = 103,25 + (0,25 x 542 ) y1 = 103,41 meter. y2 = 103,43 meter.
482 + 290 542 + 230 Y1= ketinggian pada jarak -30 meter sebelah kanan sumbu jalan y2
= ketinggian pada jarak +30 meter sebelah kiri sumbu jalan h = ketinggian kontur b =
beda tinggi kontur A1, B1 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat dibawahnya A2, B2 =
jarak dari A atau B ke kontur terdekat diatasnya Kemiringan medan = |(y1 y2)/ 60 | = |
(103,41 103,43)/ 60 | = 0,0003 atau 0,03 %

7. Menentukan Medan Jalan Sumber : Perhitungan Ketinggian Kontur Ketinggian Kontur


Kemiringan Medan STA - 30 (A) 0 (CL) STA Klasifikasi Medan - 30 (A) 103,67 0,0015
Datar 2+1000 103,56 103,60 103,65 0,0015 Datar Datar 103,43 0,0003 Datar 0+100
103,36 103,37 103,38 0,0002 Datar 0+200 103,34 103,34 103,35 0,0002 Datar 0+300
103,33 103,34 103,34 0,0002 Datar 0+400 103,33 103,33 103,34 0,0002 Datar 103,58
103,32 103,33 103,33 0,0002 3+500 0+500 Datar 3+600 103,26 0+600 0+700 103,42
103,34 103,43 103,34 103,44 103,35 0,0003 Datar Datar Datar 3+900 103,12 Datar
3+1000 102,80 0,0002 0+800 103,30 103,32 103,34 0,0007 0+900 103,40 103,43 103,46
0,0009 103,08 0,0007 103,10 0,0003 1+100 103,08 103,09 Klasifikasi Medan 103,62
103,42 103,06 Kemiringan Medan 103,58 103,41 103,04 + 30 (B) 2+900 + 30 (B) 0+000
0+1000 0 (CL) 1+200 103,09 103,10 103,10 0,0003 1+300 103,09 103,10 103,11 0,0002
1+400 103,16 103,17 103,18 0,0004 1+500 103,19 103,21 103,22 0,0004 3+100 103,55
103,59 103,63 0,0014 3+200 103,54 103,58 103,62 0,0014 Datar Datar 3+300 103,56
103,65 103,74 0,0029 3+400 103,56 103,64 103,73 0,0029 Datar 103,65 103,71 0,0021
Datar 103,32 103,38 0,0020 Datar Datar 3+700 103,34 103,37 103,40 0,0011 3+800
103,08 103,16 103,23 0,0024 Datar 103,16 103,20 0,0013 Datar 102,89 102,97 0,0029
Datar Datar Datar 4+100 102,80 102,88 102,95 0,0024 Datar 4+200 102,76 102,80
102,84 0,0014 Datar Datar 4+300 103,04 103,05 103,06 0,0004 Datar Datar 4+400
103,02 103,03 103,04 0,0003 Datar 4+500 103,39 103,42 103,45 0,0009 Datar Datar
Datar Datar 4+600 103,25 103,27 103,28 0,0004 4+700 103,54 103,55 103,56 0,0003
Datar Datar 1+600 103,21 103,22 103,24 0,0005 Datar 1+700 103,21 103,23 103,24
0,0005 Datar 1+800 103,21 103,23 103,25 0,0007 Datar 1+900 103,20 103,22 103,25
0,0008 Datar 1+1000 103,18 103,21 103,25 0,0010 Datar 2+100 103,17 103,21 103,25
0,0014 Datar 2+200 103,37 103,42 103,47 0,0017 Datar 2+300 103,57 103,63 103,69
0,0021 Datar 2+400 103,37 103,41 103,45 0,0013 Datar 5+600 103,54 2+500 103,33
103,38 103,42 0,0014 Datar 5+700 103,57 2+600 103,29 103,34 103,38 0,0015 Datar
5+800 103,78 2+700 103,26 103,35 103,44 0,0030 Datar 5+900 103,79 2+800 103,60
103,65 103,69 0,0015 Datar 5+1000 103,92 4+800 103,71 103,72 103,74 0,0005 4+900
103,56 103,56 103,57 0,0002 Datar Datar 4+1000 103,55 103,55 103,56 0,0002 5+100
103,54 103,55 103,56 0,0002 Datar Datar 5+200 103,54 103,55 103,55 0,0002 5+300
103,54 103,54 103,55 0,0002 Datar Datar 5+400 103,54 103,54 103,55 0,0002 5+500
103,54 103,54 103,55 0,0002 Datar 103,54 103,55 0,0002 Datar 103,58 103,58 0,0003
Datar 103,78 103,79 0,0003 Datar 103,80 103,80 0,0002 Datar 103,94 103,97 0,0007
Datar

8. Tabel Klasifikasi Medan Jalan No. Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%) Datar
D <3 Perbukitan B 3 - 25 Pegunungan G > 25 1 2 3 Sumber : Departemen PU, 1997
Kriteria Frekuensi Persentase Medan (unit) (%) Datar 61 100,00 Bukit 0 0,00 Gunung 0
0,00 Total 61 100,00 Sumber : Perhitungan Medan Jalan :: DATAR Medan Jalan DATAR

9. Panjang Bagian Lurus Maksimum Panjang Bagian Lurus Maksimum (m) Fungsi Datar
Bukit Pegunungan Arteri 3000 2500 2000 Kolektor 2000 1750 1500 Lokal 1500 1200
750 Sumber : Departemen PU, 1997 Panjang Bagian Lurus Jalan Rencana : 2500 meter
Fungsi Jalan : Arteri (Arteri II)

10. Kecepatan Rencana Fungsi Kecepatan Rencana, VR, km/jam Datar Perbukitan
Pegunungan Arteri 70-120 60-80 40-70 Kolektor 60-90 50-60 30-50 Lokal 40-70 30-50
20-30 Sumber : Departemen PU, 1997 Kecepatan Rencana yang diizinkan : 70 120 km/
jam

11. ALINYEMEN HORISONTAL Alinyemen horisontal terdiri dari garis-garis lurus


yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung yang disebut tikungan.

12. Tikungan Spiral - Circle - Spiral Lc < 20 ? Ya Tikungan Spiral - Spiral Tidak < 0,25
? Ya Tikungan Full Circle Ya Tikungan Full Circle Tidak E < min (0,04) ? Tidak
Tikungan Spiral - Circle - Spiral Sumber : Departemen PU, 1997

13. Kecepatan Rencana dan Jari-jari VR tikungan Pertama = 80 km/jam Tikungan VR


tikungan kedua = 90 km/jam Tabel Panjang Jari-Jari Minimum VR km/jam 120 100 80
60 50 40 30 20 600 370 210 110 80 50 30 15 Jari-jari minimum (Rmin) m Sumber :
Departemen PU, 1997 Rmin tikungan Pertama = 210 meter Rmin tikungan kedua = 290
meter Sumber : Perhitungan
14. Sumber : Departemen PU, 1997

15. TIKUNGAN PERTAMA VR = 80 km/jam Rmin = 210 meter Maka, dipilih Rrencana
= 239 meter Dan didapat: e = 0,098 Ls = 70 meter TIKUNGAN KEDUA VR = 90
km/jam Rmin = 200 meter Maka, dipilih Rrencana = 955 meter Dan didapat: e = 0,047
Ls = 75 meter

16. PETA DAN PERHITUNGAN TIKUNGAN PERTAMA Tikungan Pertama 40o V


rencana 80 R min 210 Rrencana Sumber : Perhitungan Ls s c Lc p e Tikungan Yc Xc k
p Ts Es Ltotal 239 70 8,3948512 23,210298 96,768889 0,8562395 0,098 SCS 3,4170153
69,84988 34,957284 0,8562395 122,258 16,2497 236,769 Lc > 20 p > 0,25 e > 0,04

17. Tipe Tikungan Spiral Circle Spiral

18. BENTUK DAN SUPERELEVASI TIKUNGAN PERTAMA

19. PETA DAN PERHITUNGAN TIKUNGAN KEDUA Tikungan Kedua 40o V


rencana 90 R min 290 R rencana 955 Ls 75 s 2,2509754 c 35,498049 Lc 591,37778 Lc
> 20 0,2447666 p < 0,25 p e 0,047 Tikungan FC Tc 347,59157 Ec e > 0,04 61,289773 Lc
666,59 Sumber : Perhitungan

20. Tc = R tan 1 2 2R 0 360 R Ec = R, atau cos 2 Ec = Tc tan 1 4 Lc =

21. BENTUK DAN SUPERELEVASI TIKUNGAN KEDUA

22. Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat
mengemudi sehingga jika melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi dapat
melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman. Sumber :
Departemen PU, 1997

23. VR (km/jam) 120 100 80 60 . 50 40 30 20 Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27


16 VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20 Jd (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
Sumber : Departemen PU, 1997 Untuk mendapatkan nilai jarak pandang, diambil V R
dari kedua tikungan yang paling besar, yaitu VR = 90 km/jam. Maka dari tabel 120 + 175
670 + 550 Dan nilai Jd = 2 di atas 2 = 147,5nilai Jh minimum yaitu didapat meter = 610
meter Sumber : Perhitungan

24. Daerah kebebasan samping atau jarak pandang pengemudi pada lengkung horisontal
(di tikungan) adalah pandangan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan.
. Sumber : Departemen PU, 1997 Tikungan Pertama ( = 40o) Diketahui: Ltotal = 236,72
meter Jhmin = 147,5 meter Rc = 239 meter Dapat disimpulkan bahwa jarak pandangan
lebih kecil dari pada panjang tikungan (Jh < Lt), maka digunakan rumus: 90 o x Jh
E =R - cos 1 R 90 o x 147,5 E =239 - cos 1
3,14 x 239 E =11,3 meter Tikungan Kedua ( = 40o) Diketahui: Ltotal
= 591,37778 meter Jhmin = 147,5 meter Rc = 955 meter Dapat disimpulkan bahwa jarak
pandangan lebih kecil dari pada panjang tikungan (Jh < Lt), maka digunakan rumus: o x
Jh 90 E =R - cos 1 R 90 o x 147,5 E =955 -
cos 1 3,14 x 955 E =2,85 meter Sumber : Perhitungan

25. ALINYEMEN VERTIKAL . Alinyemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk
oleh bidang vertikal melalui sumbu jalan. Alinyemen vertikal sering kali disebut juga
sebagai penampang memanjang jalan. Sumber : Departemen PU, 1997

26. Perhitungan Kelandaian . Tinggi Awal (m) Tinggi Akhir (m) Stasioning Akhir (m)
400,32 101,42 109,93 0+400 100,07 109,93 106,27 0+500 -3 100,05 106,27 103,13
0+600 0+600 -2 100,03 103,13 100,72 0+700 0+700 2 200,02 100,72 104,16 0+900
0+900 3 200,07 104,16 109,35 1+100 1+100 -1 300,03 109,35 105,26 1+400 1+400 -2
200,03 105,26 101,60 1+600 1+600 0 200,00 101,60 100,70 1+800 1+800 2 200,01
100,70 104,89 1+900 1+900 -2 199,98 104,89 100,80 2+100 2+100 1 300,06 100,80
104,67 2+400 2+400 -1 200,01 104,67 103,00 2+600 2+600 0 200,00 103,00 103,69
2+800 2+800 1 300,01 103,69 106,63 3+100 3+100 -2 300,08 106,63 100,32 3+400
3+400 1 299,93 100,32 102,60 3+700 3+700 0 300,00 102,60 103,82 4+000 4+000 -1
200,00 103,82 102,51 4+200 4+200 0 400,27 102,51 101,36 4+600 4+600 2 100,01
101,36 103,09 4+700 4+700 0 300,00 103,09 103,67 5+000 5+000 1 300,01 103,67
106,27 5+300 5+300 -1 200,00 106,27 104,89 5+500 5+500 -3 100,05 104,89 101,59
5+600 5+600 1 356,02 101,59 104,90 5+965 Stasioning Awal (m) Kelandaian Maksimum
(%) 120 3 110 3 100 4 80 5 60 8 50 9 40 10 <40 11 Sumber : Departemen PU, 1997
didapat nilai kelandaian maksimum untuk VR = 90 km/jam adalah 4,5 %. Contoh :
STA.4+600 Kelandaian = (tinggi akhir tinggi awal) : Jarak Kelandaian x 100% (103,09
101,36) : 100,01 x 100% = 2 % Sumber : Perhitungan 2 0+400 VR (km/jam) Jarak
Kelandaian (m) 0+000 Tabel Kelandaian Maksimum yang Diizinkan Kelandaian (%) -4
0+500

27. Perhitungan Panjang Kritis . Kelandaian (%) Kecepatan Pada Awal Tanjakan 4 5 6 7 8
9 10 80 630 460 360 270 230 230 200 60 320 210 160 120 110 90 80 km/jam Sumber :
Departemen PU, 1997 Berdasarkan tabel di atas tentang panjang kritis kelandaian
maksimum dengan VR = 90 km/jam dan kelandaian maksimumnya 4,5 %, maka didapat
panjang kritisnya adalah 630 + 460 Sumber : Perhitungan = 545 meter. 2 (catatan: pada
tabel di atas, kecepatan pada awal tanjakan hanya terlampir sampai kecepatan 80 km/jam
saja, sedangkan kecepatan yang direncanakan adalah 90 km/jam, maka khusus pada
perhitungan panjang kritis diambil kecepatan pada awal tanjakan adalah 80 km/jam).

28. Lengkung Vertikal dan Stasioning . Lengkung Vertikal Elevasi (m) A (%) Lv (m) LV
(m) Ev (m) Nama Lengkung Vertikal 0+400 109,93 -6 228,50 228,50 1,71 2 -4 Cembung
0+500 106,27 1 34,19 34,19 0,04 -4 -3 Cekung 0+600 103,13 1 34,19 34,19 0,04 -3 -2
Cekung 0+700 100,72 4 136,78 136,78 0,68 -2 2 Cekung 0+900 104,16 1 34,19 34,19
0,04 2 3 1+100 109,35 -4 195,25 195,25 0,98 3 1+400 105,26 -1 54,53 54,53 0,07 1+600
101,6 2 68,39 68,39 0,17 1+800 100,7 2 68,39 68,39 1+900 104,89 -4 195,25 2+100
100,8 3 2+400 104,67 2+600 Lengkung Vertikal Stasioning PLV (m) Stasioning PPV (m)
Stasioning PTV (m) 0+400 286 400 514 0+500 483 500 517 0+600 583 600 617 Cekung
0+700 632 700 768 -1 Cembung 0+900 883 900 917 -1 -2 Cembung 1+100 1002 1100
1198 -2 0 Cekung 1+400 1373 1400 1427 0,17 0 2 Cekung 1+600 1566 1600 1634
195,25 0,98 2 -2 Cembung 102,58 102,58 0,38 -2 1 Cekung 1+800 1766 1800 1834 -2
109,05 109,05 0,27 1 -1 Cembung 1+900 1802 1900 1998 103 1 34,19 34,19 0,04 -1 0
Cekung 2+100 2049 2100 2151 2+800 103,69 1 34,19 34,19 0,04 0 1 Cekung 2+400
2345 2400 2455 3+100 106,63 -3 162,00 162,00 0,61 1 -2 Cembung 2+600 2583 2600
2617 3+400 100,32 3 102,58 102,58 0,38 -2 1 Cekung 2+800 2783 2800 2817 3+700
102,6 -1 54,53 54,53 0,07 1 0 Cembung 3+100 3019 3100 3181 4+000 103,82 -1 54,53
54,53 0,07 0 -1 Cembung 4+200 102,51 1 34,19 34,19 0,04 -1 0 Cekung 3+400 3349
3400 3451 4+600 101,36 2 68,39 68,39 0,17 0 2 Cekung 3+700 3673 3700 3727 4+700
103,09 -2 109,05 109,05 0,27 2 0 Cembung 4+000 3973 4000 4027 5+000 103,67 1
34,19 34,19 0,04 0 1 Cekung 4+200 4183 4200 4217 5+300 106,27 -2 109,05 109,05
0,27 1 -1 Cembung 4+600 4266 4300 4334 5+500 104,89 -2 109,05 109,05 0,27 -1 -3
Cembung 4+700 4645 4700 4755 5+600 101,59 4 136,78 136,78 0,68 -3 1 Cekung
5+000 4983 5000 5017 5+300 5245 5300 5355 5+500 5445 5500 5555 5+600 5532 5600
5668 g1 (%) g2 (%) Jika nilai A < 0, maka termasuk lengkung vertikal cembung, jika
nilai A > 0 maka termasuk lngkung vertikal cekung, Sumber : Perhitungan

29. Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cembung berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh)
Sumber : Departemen PU, 1997

30. Perhitungan Lengkung Vertikal . Cekung (PV16) Stationing PVI16 = 3+400 Elevasi
PVI16 = 100,32 m VR = 90 km/jam g15 =1% g16 = -2 % A = |g16 g15| = |-2 % - 1 %|
=3% Jh =147,5 m Lv = 55 m (grafik) Mencari Panjang Lengkung Vertikal menurut
jarak pandang A .J L = henti : 120 + 3,5 . J Jh< Lv : 3 x (147,5 ) 2 h v h Lv = 2 120 +
(3,5 x 147,5) L v = 102,58 meter Jh > Lv : Lv = 2. Jh 120 + 3,5 J h A L v = 2 (147,5) -
120 + 3,5 (147,5) 3 L v = 82,92 meter Syarat mendapat nilai Lv: Syarat pertama, Jh <
(Jh > Lv), jika tidak memenuhi maka dipakai Lv saat Jh < Lv. Syarat kedua, jika sudah
didapat nilai Lv pada syarat pertama, Lv > 0, maka diambil Lv tersebut, jika Lv < 0,
dipakai Lv dari grafik yaitu 55 meter. Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh > Lv)
tidak memenuhi karena 147,5 > 82,92, maka Lv sebenarnya yang dipakai adalah Lv pada
saat Jh < Lv yaitu 102,58 meter. Sumber : Perhitungan

31. Ev1 = A x L v 3 x 102,58 = = 0,38 meter 800 800 1 1 X 1 = x L v = x 102,58 = 25,65


meter 4 4 Y1 = . A 3 X2 = x 25,65 2 = 0,1 meter 200 L v 200 x 102,58 Sta 3+100 Sta
3+349 Sta 3+400 Sta 3+451 Sta 3+700 Terletak pada bagian lengkung
vertikal berlandai -2 %. Berada sejauh 300 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian
100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 (-2 %) (300) = 106,32 meter.
Terletak tepat pada posisi PLV dengan kelandaian -2 %. Berada sejauh L yakni 51
meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu
jalan = 100,32 (-2 %) (51) = 101,34 meter. Terletak tepat pada posisi PPV. PPV
mempunyai ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = elevasi PPV + Ev =
100,32 + 0,38 = 103,70 meter. Terletak tepat pada posisi PTV dengan kelandaian 1 %.
Berada sejauh L yakni 51 meter di kanan PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 + (1 %) (51) = 100,83 meter. Terletak pada
bagian lengkung vertikal berlandai 0 %. Berada sejauh 300 meter di kanan PPV. PPV
mempunyai ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 + (0 %)
(300) = 100,32 meter. Sumber : Perhitungan

32. Perhitungan Lengkung Vertikal . Jh > Lv : Cembung (PVI6) Stationing PVI6 =


1+100 Elevasi PVI6 = 109,35 m VR 399 A 399 L v = 2 (147,5) 4 Lv = 2. Jh L v =
195,25 meter = 90 km/jam g5 =3% g6 = -1 % A = |g6 g5| = |-1 % - 3 %| =4% Jh =147,5
m Lv = 55 m (grafik) Mencari Panjang Lengkung Vertikal menurut L = A . J jarak
pandang henti : 2 h Jh< Lv : v 399 4 x (147,5 2 ) Lv = 399 L v = 218,11 meter Untuk
mendapatkan nilai Lv yang sebenarnya, Lv harus memenuhi dua syarat, yaitu syarat
pertama Jh < (Jh > Lv), jika tidak memenuhi maka dipakai Lv saat Jh < Lv. Syarat kedua,
jika telah mendapatkan nilai Lv dari syarat pertama, Lv > 0, maka Lv tersebut bisa
dipakai, jika Lv < 0, maka nilai Lv yang dipakai yaitu Lv dari grafik yaitu 55 meter.
Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh > Lv) memenuhi syarat karena 147,5 < 195,25
meter, maka Lv sebenarnya yang Sumber : Perhitungan adalah 195,25 meter. dipakai

33. Ev1 = X1 = Y1 = A x Lv 4 x 195,25 = = 0,98 meter 800 800 1 1 x Lv = x 195,25 =


48,81 meter 4 4 . A 4 X2 = x 48,812 = 0,24 m 200 x Lv 200 x 195,25 Sta 0+900 Sta
1+002 ketinggian (3 %) (98) Sta 1+100 109,35 Sta 1+198 Sta 1+400
ketinggian Sumber109,35 + (-2 %) : Perhitungan Terletak pada bagian lengkung vertikal
berlandai 3 %. Berada sejauh 200 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian 109,35
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 (3 %) (200) = 103,35 meter. Terletak
tepat pada posisi PLVdengan kelandaian 3 %. Berada sejauh L yakni 98 meter di kiri
PPV. PPV mempunyai 109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 = 106,421
meter. Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian meter. Sehingga
elevasi sumbu jalan = elevasi PPV - Ev = 109,35 0,98 = 108,37 meter. Terletak tepat pada
posisi PTVdengan kelandaian -1 %. Berada sejauh L yakni 98 meter di kanan PPV.
PPV mempunyai ketinggian 109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 + (-1
%) (98) = 106,3 meter. Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai -2 %. Berada
sejauh 300 meter di kanan PPV. PPV mempunyai 109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu
jalan = (300) = 103,35 meter.

34. . Pekerjaan Galian Diketahui data-data sebagai berikut: Stasioning awal : 0+700
Stasioning akhir : 0+800 Elevasi awal tanah asli : 103,34 meter Elevasi akhir tanah asli :
103,32 meter Elevasi awal tanah galian: 100,72 meter Elevasi akhir tanah galian: 102,44
meter Jarak : 100 meter Lebar jalan : 7 meter Tinggi galian awal (sta.0+700) = (Elevasi
awal tanah asli) (Elevasi awal tanah galian) = 103,34 meter 100,72 meter = 2,62
meter. Tinggi galian akhir (sta.0+800) = (Elevasi akhir tanah asli) (Elevasi akhir tanah
galian) = 103,32 meter 102,44 meter = 0,88 meter. 1 ( Tinggi galian awal + Tinggi
galian akhir ) jarak 2 1 = ( 2,62 + 0,88) 100 2 = 175 m 2 luas = vol = luas x lebar = 175 x
7 = 1225 m3 Sumber : Departemen PU, 1997

35. Pekerjaan Timbunan . Diketahui data-data sebagai berikut: 1 luas = ( Tinggi timbunan
awal + Tinggi timbunan akhir ) jarak Stasioning awal : 0+100 meter 2 Stasioning akhir :
0+200 meter 1 = ( 2,11 + 6,19 ) 100 2 Elevasi awal tanah asli : 103,37 meter = 415 m 2
Elevasi akhir tanah asli : 103,34 meter Elevasi awal tanah timbunan: 105,48 meter vol =
luas x lebar Elevasi akhir tanah timbunan: 109,53 meter = 415 x 7 Jarak : 100 meter =
2905 m3 Lebar jalan : 7 meter Sumber : Perhitungan Tinggi timbunan awal (sta.0+100) =
(Elevasi awal tanah timbunan) - (Elevasi awal tanah asli) = 105,48 meter 103,37 meter
= 2,11 meter. Tinggi timbunan akhir (sta.0+200) = (Elevasi akhir tanah timbunan) -
(Elevasi akhir tanah asli) = 109,53 meter 103,34 meter = 6,19 meter.

36. Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan Stasioning Elevasi Tanah Asli Tinggi Elevasi
As Jalan Timbunan Galian awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir awal (m) (m) (m)
(m) (m) (m) (m) (m) (m) 0+000 0+100 103,4 103,4 101,4 105,5 0,0 2,1 2,0 0+100 0+200
103,4 103,3 105,5 109,5 2,1 6,2 0+200 0+300 103,3 103,3 109,5 113,6 6,2 0+300 0+400
103,3 103,3 113,6 109,9 0+400 0+500 103,3 103,3 109,9 0+500 0+600 103,3 103,4
0+600 0+700 103,4 0+700 0+800 0+800 Volume Lebar Jalan Jarak akhir (m) Luas
Timbunan Galian Timbunan Galian (m) (m) (m) (m) (m) (m) 0,0 100,0 105,4 99,8 7,0
738,1 698,4 0,0 0,0 100,0 414,7 0,0 7,0 2903,0 0,0 10,3 0,0 0,0 100,0 822,5 0,0 7,0
5757,5 0,0 10,3 6,6 0,0 0,0 100,0 843,2 0,0 7,0 5902,3 0,0 106,3 6,6 2,9 0,0 0,0 100,0
477,0 0,0 7,0 3339,2 0,0 106,3 103,1 2,9 0,0 0,0 0,3 100,0 147,1 15,0 7,0 1029,5 105,2
103,3 103,1 100,7 0,0 0,0 0,3 2,6 100,0 0,0 146,2 7,0 0,0 1023,6 103,3 103,3 100,7 102,4
0,0 0,0 2,6 0,9 100,0 0,0 175,0 7,0 0,0 1224,9 0+900 103,3 103,4 102,4 104,2 0,0 0,7 0,9
0,0 100,0 36,5 43,8 7,0 255,7 306,5 0+900 0+1000 103,4 103,0 104,2 106,8 0,7 3,7 0,0
0,0 100,0 223,6 0,0 7,0 1565,1 0,0 0+1000 1+100 103,0 103,1 106,8 109,4 3,7 6,3 0,0 0,0
100,0 499,9 0,0 7,0 3499,6 0,0 1+100 1+200 103,1 103,1 109,4 108,0 6,3 4,9 0,0 0,0
100,0 557,5 0,0 7,0 3902,7 0,0 1+200 1+300 103,1 103,1 108,0 106,6 4,9 3,5 0,0 0,0
100,0 420,7 0,0 7,0 2945,1 0,0 1+300 1+400 103,1 103,2 106,6 105,3 3,5 2,1 0,0 0,0
100,0 280,5 0,0 7,0 1963,6 0,0 Sumber : Perhitungan

37. Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan (lanjt.) Stasioning Elevasi Tanah Asli Tinggi
Elevasi As Jalan Timbunan Galian awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir awal (m)
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) 1+400 1+500 103,2 103,2 105,3 103,4 2,1 0,2 0,0
1+500 1+600 103,2 103,2 103,4 101,6 0,2 0,0 1+600 1+700 103,2 103,2 101,6 101,2 0,0
1+700 1+800 103,2 103,2 101,2 100,7 1+800 1+900 103,2 103,2 100,7 1+900 1+1000
103,2 103,2 1+1000 2+100 103,2 2+100 2+200 2+200 Volume Lebar Jalan Jarak akhir
(m) Luas Timbunan Galian Timbunan Galian (m) (m) (m) (m) (m) (m) 0,0 100,0 115,5
0,0 7,0 808,7 0,0 0,0 1,6 100,0 11,1 81,3 7,0 77,7 568,9 0,0 1,6 2,1 100,0 0,0 185,2 7,0
0,0 1296,2 0,0 0,0 2,1 2,5 100,0 0,0 230,2 7,0 0,0 1611,6 104,9 0,0 1,7 2,5 0,0 100,0 83,9
126,3 7,0 587,2 884,3 104,9 102,2 1,7 0,0 0,0 1,1 100,0 83,9 53,2 7,0 587,2 372,5 103,2
102,2 100,8 0,0 0,0 1,1 2,4 100,0 0,0 173,2 7,0 0,0 1212,2 103,2 103,2 100,8 104,3 0,0
1,2 2,4 0,0 100,0 58,4 120,0 7,0 408,9 839,7 2+300 103,2 103,1 104,3 104,5 1,2 1,4 0,0
0,0 100,0 127,6 0,0 7,0 892,9 0,0 2+300 2+400 103,1 103,4 104,5 104,7 1,4 1,3 0,0 0,0
100,0 134,2 0,0 7,0 939,7 0,0 2+400 2+500 103,4 103,4 104,7 103,8 1,3 0,5 0,0 0,0 100,0
88,5 0,0 7,0 619,4 0,0 2+500 2+600 103,4 103,4 103,8 103,0 0,5 0,0 0,0 0,4 100,0 23,4
20,5 7,0 163,8 143,5 2+600 2+700 103,4 103,3 103,0 103,4 0,0 0,0 0,4 0,0 100,0 0,2 20,3
7,0 1,3 142,2 2+700 2+800 103,3 103,6 103,4 103,7 0,0 0,0 0,0 0,0 100,0 2,5 0,0 7,0 17,5
0,0 Sumber : Perhitungan

38. Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan (lanjt.) Stasioning Elevasi Tanah Asli Tinggi
Elevasi As Jalan Timbunan Galian awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) 2+800 2+900 103,6 103,6 103,7 104,7 0,0 1,0
0,0 2+900 2+1000 103,6 103,6 104,7 105,6 1,0 2,0 2+1000 3+100 103,6 103,6 105,6
106,6 2,0 3+100 3+200 103,6 103,6 106,6 104,5 3+200 3+300 103,6 103,6 104,5 3+300
3+400 103,6 103,6 3+400 3+500 103,6 3+500 3+600 3+600 Luas Lebar Jalan Jarak
Timbunan Galian (m) (m) (m) 0,0 100,0 54,8 0,0 0,0 100,0 3,0 0,0 0,0 3,0 0,9 0,0 102,4
0,9 0,0 102,4 100,3 0,0 103,7 100,3 101,1 103,7 103,3 101,1 3+700 103,3 103,1 3+700
3+800 103,1 3+800 3+900 3+900 Volume Timbunan Galian (m) (m) (m) 0,0 7,0 383,5
0,0 154,4 0,0 7,0 1080,5 0,0 100,0 254,0 0,0 7,0 1777,7 0,0 0,0 100,0 199,0 0,0 7,0
1393,3 0,0 0,0 1,2 100,0 47,0 766,6 7,0 328,8 5366,2 0,0 1,2 3,3 100,0 0,0 222,8 7,0 0,0
1559,7 0,0 0,0 3,3 2,6 100,0 0,0 293,8 7,0 0,0 2056,4 101,8 0,0 0,0 2,6 1,5 100,0 0,0
204,4 7,0 0,0 1430,5 101,8 102,6 0,0 0,0 1,5 0,5 100,0 0,0 99,6 7,0 0,0 697,0 103,1 102,6
103,0 0,0 0,0 0,5 0,1 100,0 0,0 29,9 7,0 0,0 209,0 103,1 102,8 103,0 103,4 0,0 0,6 0,1 0,0
100,0 28,0 5,7 7,0 196,2 39,8 3+1000 102,8 102,9 103,4 103,8 0,6 0,9 0,0 0,0 100,0 73,9
0,0 7,0 517,2 0,0 3+1000 4+100 102,9 102,9 103,8 103,2 0,9 0,3 0,0 0,0 100,0 60,8 0,0
7,0 425,6 0,0 4+100 4+200 102,9 103,1 103,2 102,5 0,3 0,0 0,0 0,5 100,0 14,9 27,0 7,0
104,6 189,3 4+200 4+300 103,1 103,1 102,5 98,3 0,0 0,0 0,5 4,8 100,0 0,0 269,5 7,0 0,0
1886,5 4+300 4+400 103,1 103,0 98,3 103,0 0,0 0,0 4,8 0,0 100,0 0,0 242,7 7,0 0,0
1698,6 4+400 4+500 103,0 103,3 103,0 99,6 0,0 0,0 0,0 3,7 100,0 0,0 183,8 7,0 0,0
1286,5 4+500 4+600 103,3 103,7 99,6 101,4 0,0 0,0 3,7 2,3 100,0 0,0 300,4 7,0 0,0
2103,1 4+600 4+700 103,7 103,5 101,4 103,1 0,0 0,0 2,3 0,5 100,0 0,0 140,5 7,0 0,0
983,7 Sumber : Perhitungan

39. Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan (lanjt.) Stasioning Elevasi Tanah Asli Tinggi
Elevasi As Jalan Timbunan Galian awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir
(m) 4+700 (m) 4+800 (m) 103,5 (m) 103,6 (m) 103,1 (m) 103,3 (m) 0,0 (m) 0,0 (m) 0,5
(m) 0,3 4+800 4+900 103,6 103,6 103,3 103,5 0,0 0,0 0,3 4+900 4+1000 103,6 103,6
103,5 103,7 0,0 0,1 4+1000 5+100 103,6 103,5 103,7 104,4 0,1 5+100 5+200 103,5
103,5 104,4 105,4 5+200 5+300 103,5 103,5 105,4 106,2 5+300 5+400 103,5 103,5
106,2 5+400 5+500 103,5 103,5 5+500 5+600 103,5 5+600 5+700 5+700 5+800 5+900
Luas Volume Lebar Jalan Jarak Timbunan Galian Timbunan Galian (m) 100,0 (m) 0,0
(m) 37,9 (m) 7,0 (m) 0,0 (m) 265,3 0,1 100,0 0,0 18,6 7,0 0,0 130,3 0,1 0,0 100,0 4,9
4,4 7,0 34,1 30,8 0,9 0,0 0,0 100,0 49,5 0,0 7,0 346,2 0,0 0,9 1,9 0,0 1,9 2,7 0,0 0,0 100,0
137,3 0,0 7,0 961,3 0,0 0,0 100,0 227,1 0,0 7,0 1589,4 0,0 105,6 2,7 2,0 0,0 0,0 100,0
236,2 0,0 7,0 1653,2 0,0 105,6 104,7 2,0 1,2 0,0 0,0 100,0 161,7 0,0 7,0 1131,7 0,0 103,7
104,7 101,5 1,2 0,0 0,0 0,0 100,0 59,8 0,0 7,0 418,7 0,0 103,7 103,8 101,5 103,7 0,0 0,0
2,2 0,1 100,0 0,0 115,0 7,0 0,0 805,1 5+800 103,8 103,8 5+900 103,8 103,9 103,7 104,7
0,0 0,9 0,1 0,0 100,0 45,5 5,9 7,0 318,5 41,5 104,7 104,5 0,9 0,7 0,0 0,0 100,0 78,7 0,0
7,0 550,7 0,0 5+956 103,9 103,9 104,5 104,8 0,7 0,9 0,0 0,0 100,0 76,6 0,0 7,0 535,9 0,0
52652,6 31208,9 Total Volume (m ) 3 Tanah yang dibutuhkan (m ) 3 21443,7 Dari
perhitungan di atas, dalam perencanaan geometrik jalan sepanjang 5,956 km atau dari
stasioning 0+000 sampai stasioning 5+956, didapatkan galian tanah sebesar 31208,87 m
3, sedangkan keperluan tanah timbunan sebesar 52652,58 m3 maka volume tanah yang
dibutuhkan yaitu sebesar 21443,71 m3. Sumber : Perhitungan

40. Thanks to : ALLAH SWT KEDUA ORANG TUA KAMI IBU IRMINA
SETYANINGRUM AHMAD MUNGGARAN AYU FATIMAH ZAHRA SARMAG
TEKNIK SIPIL 2011 B DEPOK 15 MEI 2013
Recommended
More from User

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)

afifsalim

2,734 views

perancangan geometrik jalan

Deri Prahman

6,643 views

Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)

Universitas Pendidikan Indonesia

1,376 views

Bab iv jalan raya

Pt. Selalu Susah Karena Cinta

8,905 views

2 (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya

mrtunsyiah

12,217 views

Perencanaan jalan beton

Abd Hamid

9,621 views

SURVEY REKAYASA JALAN DAN GEDUNG _BAB 2

mars eventz

4,783 views

Perencanaan perkerasan jalan raya


7,912 views

Geometrik jalan presentasi

Ayu Fatimah Zahra

169 views

Standard Geometrik Jalan Tol

faisal_fafa

4,524 views

687 slide jalan raya ii (2) 13-rigid-pavement

IST (Univ of Lisbon)

2,287 views

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG,


MAT KUL : IRBA2)

afifsalim

6,072 views

Rekayasa Jalan

Aloysius Gregorius Lake


8,631 views

Laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya

Sahno Hilhami

8,277 views

Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)

Arif Usman

19,312 views

01. teknik pengelolaan jalan volume 1

wahyudibarham

21,985 views

Bab iv perhitungan galian timbunan

Hendra Supriyanto

2,332 views

Makalah perkerasan jalan

efdharey

4,759 views

Cara menghitung alinyemen horizontal

Julia Maidar

251 views

Ilmu ukur tanah satu (2014

bambangsiswosusilo

5,158 views

metode pelaksanaan jalan

Alif Mahardika

46,134 views

Bab iii hitungan polygon

Hendra Supriyanto

3,489 views

Uji Bahan Agregat & Campuran

Afianto Faisol

22,702 views

Tahapan perencanaan jalan

Hos Gansar

381 views

Auto cad civil 3d 2010

luz jara

1,192 views

Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra

Ayu Fatimah Zahra

6,194 views

Menghitung volume

Tutus Kusuma

3,693 views

Pembuatan kontur
Munawir Akbar

1,496 views

AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2

Tutus Kusuma

2,367 views

Laporan Polygon dan Thachymetri

lia anggraini

1,500 views

Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)

Dokter Kota

5,130 views

Buku panduan pelatihan geologi dasar, pemetaan dan perhitungan cadangan

Rio Anggara

15,494 views

Karakteristik arus lalu lintas

Bangkit Krisna Bayu


2,082 views

Rambu marka-delineasi-sby-30mei12

Indonesia Infrastructure Initiative

1,076 views

Bahan kuliah iut

Yanuar Putra

1,710 views

Contoh kasus poligon tertutup

Eqi Arzaqi

5,839 views

AutoCAD LD, Surveying Module - Day#1

Tutus Kusuma

1,418 views

Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBR


Shopyan Sauri

1,659 views

10 Pengendalian Mutu

Afianto Faisol

11,709 views

Ilmu Ukur Tanah

hutamishintya

9,460 views

Anda mungkin juga menyukai