Pengertian Masyarakat Dan Ciri
Pengertian Masyarakat Dan Ciri
Pengertian Masyarakat Dan Ciri
Anda tentu sudah sering mendengar kata masyarakat, baik dari orang lain maupun
mendengar lewat media elektronik. Mungkin anda sendiri pernah dan sering menggunakan
kata masyarakat, dalam kehidupan sehari-hari istilah atau kata masyarakat sering
muncul, seperti dalam contoh berikut ini :
b. Rakyat sudah banyak berkorban untuk kepentingan PEMILU, sedangkan para anggota
DPR malah bertengkar memperebutkan kedudukan.
Lebih jauh lagi, kita sering mencampur adukkan istilah Masyarakat dan komunitas;
seperti dalam contoh (C) diatas.
Istilah masyarakat dalam bahasa inggrisnya society, sedangkan istilah komunitas dalam
bahasa inggrisnya, community.
Dalam konteks keseharian, seringkali terjadi kesalahan pemahaman antara society dan
community. Dua istilah (konsep) tersebut sering ditafsirkan secara sama, padahal sangat
berbeda artinya. Society atau masyarakat berbeda dengan komunitas (community) atau
masyarakat serempat.
Terdapat perbedaan mendasar anatara kedua konsep tersebut. Beberapa definisi mengenai
masyarakat bisa lihat dibawah ini.
1. Kumpulan orang.
2. Sudah terbentuk dengan lama.
3. Sudah memiliki system social atau struktur social tersendiri.
4. Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.
Pada konsep ini, masyarakat lebih dicirikan oleh interaksi, kegiatan, tujuan, keyakinan, dan
tindakan sejumlah manusia yang sedikit banyak berkecendrungan sama. Dalam masyarakat
tersebut terdapat ikatan-ikatan berupa tujuan, keyakinan, tindakan, terungkap pada interaksi
manusianya. Dalam hal ini, interaksi dan tindakan itu tentu saja, interaksi serta tindakan
social.
Selanjutnya, Fairchild, et al. (1980: 300) memberikan batasan masyarakat sebagai berikut :
Society is a group being cooperating in the pursuit of several of their major interest, in
variably including self maintenance and self-perpetuation. The concept of society includes
continuity, complex associational relationships, and a composition including reprersentatives
of fundamental human types, specifically men, women, and children.
Unsure masyarakat menurut definisi tadi sebagai berikut :
1. Kelompok manusia
2. Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan utama.
3. Adanya pertahanan dan kekekalan diri
4. Adanya kesinambungan
5. Adannya hubungan yang pelik antara anggotanya.
Menurut konsep ini, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya sekelompok manusia
yang menunjukkan perhatian bersama secara mendasar, pemeliharaan kekekalan bersama,
perwakilan manusia menurut sejenisnya yang berhubungan satu sama yang lain secara
berkinambungan. Dengan demikian, relasi manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu,
tidak terjadi dalam waktu yang singkat, melainkan secara berkesinambungan dalam waktu
yang relative cukup lama.
Akhirnya, dapat dikemukakan definisi masyarakat menurut Horton dan Hunt (1982: 47)
sebagai berikut : a society is a reatively independents, self-perpetuating human group who
accupy territory, share a culture, and have most of their associations within this group.
Unsure atau cirri masyarakat menurut konsep Horton dan Hunt sebagai berikut :
1. Kelompok manusia
2. Sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal
3. Menempati suatu kawasan
4. Memiliki kebudayaan
5. Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan
Dengan demikian, karakteristik dari masyarakat itu terutama terletak pada kelompok manusia
yang bebas dan bersifat kekal, menempati kawasan tertentu, memiliki kebudayaan serta
terjalin dalam suatu hubungan di antara anggota-anggotanya.
Diantara istlah (konsep) masyarakat yang telah dikemukakan di atas, tidak ada perbedaan
ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu mengenai persamaannya. Yang utama,
masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan
antarhubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama,
serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
Bagaimanapun kelompok yang melakukan jalinan social dalam waktu yang relatif lama itu
pasti menempati kawasan tertentu. Meskipun pada dua konsep yang terdahulu tidak
dinyatakan tetang kawasan itu, secara eksplisit tersirat pada kontinuitas dan kekekalan.
Hubungan antar manusia itu tidak dapat berkesinambungan dan kekal, jika tidak terjadi
dalam suatu wadah yang kita sebut kawasan atau daerah. Salah satu unsure masyarakat
lainnya yang melekat, yaitu adanya kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut.
Pengertian kebudayaan di sini, meliputi tradisional, nilai, norma, upacara-upacara tertentu,
dan lain-lain yang merupakan pengikut serta melekat pada interaksi social warga masyarakat
yang bersangkutan.
Kerumunan orang di pasar tidak dapat dikategorikan sebagai masyarakat karena tidak
memiliki cirri-ciri sebagai masyarakat. Apakah kumpulan yang tinggal di desa dapat
dikategorikan sebagai masyarakat? Apakah mereka sudah terbentuk dan hidup bersama
dengan lama ? apakah mereka sudah memiliki system social atau struktur sosial sendiri?
Apakah mereka memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama?
Orang desa sangat terikat dengan tempat tinggalnya. Kumpulan orang di desa merupakan
bentuk khusus dari masyarakat yang lebih terikat pada daerah setempat, karena itu lebih tepat
disebut sebagai masyarakat setempat (komunitas). Masalah ini dibahas pada bagian yang
membahas komunitas.
Kalau kita rumuskan, masyarakat adalah kumpulan orang yang di dalamnya hidup bersama
dalam waktu yang cukup lama. Jadi bukan hanya kumpulan atau kerumunan orang dalam
waktu yang sesaat, seperti kerumunan orang di stasiun kereta api, pasar, atau di lapangan
sepak bola. Dalam kebersamaan yang lama terjadi interaksi sosial. Selanjutnya orang yang
membentuj masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
Masyarakat merupakan suatu sistem hidup bersama, di mana mereka menciptakan nilai,
norma, dan kebudayaan bagi hidup mereka.
Dari sekian banyak unsur masyarakat yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan masyarakat sebagai berikut :
1. Kumpulan orang
2. Sudah terbentuk dengan lama
3. Sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri.
4. Memiliki kepercayaan (nilai), sikap dan perilaku yang dimiliki bersama.
5. Adanya kesinambungan dan pertahanan diri
6. Memiliki kebudayaan
Bersadarkan pengamatan dan penghayatan, kita setuju bahwa manusia sejak lahir sampai
mati ia selalu terikat dengan masyarakat. Sepanjang hayat dikandung badan, kita tidak akan
terlepas dari masyarakat, mencari nafkah serta menerima pengaruh dari lingkungan sosial
yang disebut masyarakat. Karena tiap orang yang ada dalam konteks sosial yang disebut
masyarakat, ia akan mengenal orang lain, dan paling utama mengenal diri sendiri selaku
anggota masyarakat. Kepentingan yang melekat pada diri masing-masing menjadi dasar
interaksi sosial yang mewujudkan masyarakat sebagai wadahnya.
Unsur seperasaan muncul karena anggota komunitas memosisikan dirinya sebagai bagian
dari kelompok lain yang lebih besar. Mereka menganggap dirinya sebagai kami ketimbang
dengan saya. Umpamanya tujuan kami, kelompok kami, atau perasaan kami.
Unsur sepenanggungan muncul karena setiap anggota masyarakat setempat sadar akan
peranannya dalam kelompok. Setiap anggota menjalankan perannya sesuai dengan posisi
kedudukannya masing-masing.
Unsur saling memerlukan muncul karena setiap anggota dari komunitas tidak bisa
memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya. Ada saling ketergantungan untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya.
Pengertian masyarakat (society) jelas berbeda dengan pengertian masyarakat setempat
(community) atau komunitas. Pengertian masyarakat (society) sifatnya lebih umum dan lebih
luas, sedangkan pengertian masyarakat setempat (community) lebih terbatas dan dibatasi oleh
areal kawasannya, serta jumlah warganya. Namun ditinjau dari aktivitas hubungannya,
masyarakat setempat (sommunity) lebih erat daripada masyarakat (society), dan persatuannya
juga lebih erat.
Orang di desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam antar-sesama
warganya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan. Penduduk
masyarakat desa pada umumnya hidup dari pertanian atau nelayan, meskipun pekerjaan yang
lain pun ada seperti tukang kayu atau tukang batu. Sering ditemukan bukti, ketika musim
bertani dating, mereka yang bekerja di luar pertanian kembali bertani, mereka bekerja diluar
pertanian hanya untuk sementara saja. Ketika pekerjaan bertani sedang tidak dilakukan,
mereka melakukan pekerjaan di luar pertanian.
Usia dan ketokohan sangat berperan dalam kehidupan desa. Golongan orang-orang
tua pada masyarakat pedesaan, pada umumnya memegang peran penting. Orang-orang akan
selalu meminta nasihat-nasihat kepada mereka, apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Kesukarannya adalah orang-orang tua itu mempunyai pandangan- pandangan yang
didasarkan pada tradisi yang kuat, sehingga perubahan akan sulit terjadi.
Sebuah kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas
dan banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain dan mata pencarian
penduduknya bermacam-macam.
Menurut soerjono soekamto (1986), masyarakat kota dan desa memiliki perhatian
yang berbeda, khususnya perhataian terhadap keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan
adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain
dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan
masyarakat sekitar sengat mereka perhatikan. Misalnya adalah kalau menghidangkan
makanan, diusahakan dengan memberikan kesan bahwa yang menghidangkan mempunyai
kedudukan soasial yang tinggi bila ada tamu misalnya, maka diusahakan untuk
menghidangkan makanan dalam kemasan yang kesannya makanan itu dibeli dari tokoh
makanan, selain enak juga mahal. Pada orang-orang desa, hal itu tidak diperdulikan, mereka
masak makanan sendiri, kemasannya menarik atau tidak makanannya enak atau tidak, itu
kurang dipertimbangkan. Pada orang kota, makanan harus mewah dan terhormat. Disini,
terlihat ada perbedaan penilaian, orang desa menilai makanan sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan biologis, sedangkan bagi orang kota sebagai alat untuk memenuhi keutuhan sosial.
Antara satu jenis pekerjaan dengan pekerjaan lain sangat erat kaitannya, ada saling
ketergantungan di antara mereka, ibu-ibu rumah tangga sangat tergantung pada tukang sayur,
pada tukang listrik, pada tukang gas, sehingga kegiatan rumah tangga akan terganggu kalau
salah satu diantara mereka tidak ada. Pekerjaan mngoperasi pasien dirumah sakit, akan
melibatkan banyak macam profesi, seperti dokter ahli penyakit, dokter ahli bedah, dokter ahli
anestesi (pembiusan), dan operator lain. Seorang pelajar atau pekerja lain, akan terganggu
aktivitasnya bila para sopir angkutan umum melakukan mogok kerja. Begitu pula, para sopir
atau para pengguna kendaraan lainnya akan terganggu aktivitasnya bila para penjual bensin
dan bahan bakar lain melakukan mogok kerja.
Ada saling ketergantungan yang tinggi antara anggota masyarakat yang satu dengan
yang lain karena perbedaan pekerjaan. Satu jenis pekerjaan dengan pekerjaan lain saling
ketergantungan. Saling ketergantungan antara satu anggota masyarakat dengan masyarakat
lain disebabkan karena perbedaan pekerjaan (heterogenitas pekerjaan) menurut emile
Durkheim (1973:63) disebut dengan solidaritas ornagis (organic solidarity)
Disisi lain masyarakat desa memiliki jenis pekerjaan yang sama, seperti bertani,
berladang, atau sebagai nelayan. Kehidupan orang desa yang memiliki jenis pekerjaan yang
sama (homogen) sangat mengantungkan pekerjaannya kepada keluarga lainnya. Mereka tidak
bisa mengerjakan semuanya oleh keluarganya sendiri. Untuk mengolah tanah, memanen padi,
atau pekerjaan bertani lainnya, mereka harus sepakat dengan yang lain menunggu giliran.
Begitu pula jika ada pekerjaan lain, seperti membuat atau memperbaiki rumah, mereka sudah
atur waktu supaya bisa dikerjakan bersama-sama. Saling ketergantungan pada masyarakat
yang disebabkan karena adanya persamaan dalam bidang pekerjaan oleh emile Durkheim
disebut dengan solidaritas mekanis (mechanic soladirity).
Ulrich beck seorang sosiolog jerman menyatakan bahwa masyarakat masih belum
beranjak dari medernitas. Ia menyebutnya masyarakat sekarang berada dalam modernitas
lanjut (late modernity). Masyarakat modernitas lanjut menurutnya ditandai oleh masyarakat
risiko ( risk society). Topic tentang masyarakat risiko ini telah menjadi pembicaraan ilmuan
sosial dan para intelektual lain. Dengan munculnya gagasan mengenai kesadaran intelektual
lain. Dengan munculnya gagasan mengenai kesadaran masyarakat risiko memunculkan
konsekuensi yang harus dipikirkan oleh para ilmuwan lain, terutama yang berhubungan
dengan foemasi masyarakat untuk mengembangkan kesadaran masyarakat risiko.
Masyarakat risiko atau risk society adalah masyarakat yang seluruh sendi
kehidupannya dibangun di atas kesadaran akan risiko. Tentu saja hal ini bukan berarti
kehidupan mereka semua berisiko. Tetapi kesadaran akan risiko dan bagaimana merespons
risiko mewarnai dan memengaruhi seluruh proses sosial mereka.
Pemikiran Beck and Giddens tentang konsep masyarakat risiko memiliki prespektif
yang sama dan berbeda. Kesamaanya, terletak pada muncul nya risiko sebagai efek atau
akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempersiapkan kehidupan
manusia di masa yang akan dating. Mereka melihat istilah baru ini muncul katika manusia
sudah melewati modernitas, yaitu ketika ilmu pengetahuan dan teknologi menguasai
kehidupan manusia. Ketika manusia berpikir tentang kesejahteraan yang lebih baik, maka
mereka berusaha mencari jalan keluar melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun
akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka muncul efek yang bersifat
boomerang (boomerang effect), yaitu risiki yang berakibat pada manusia.
Konsep antara keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada cara yang positif dan
negative. Beck melihat risikosebagai suatu yang negatif atau yang paling tidak dalam
perspektif pesimistis, dia melihat seolah-olah hidup ini dipenuhi dengan risiko sehingga
membuat setiap langkah manusia dipenuhi dengan risiko. Sebaliknya, giddens melihat risiko
dalam prespektif yang positif atau paling tidak dalam prespektif yang lebih optimistik. Dia
melihat risiko bukan untuk ditakuti, tetapi sebagai suatu sikap agar kita lebih berhati-hati
dalam mengambil suatu langkah.
Bila masyarakat modern awal sedemikian hirau dengan isu kekayaan dan
kesejahteraan ekonomi serta bagaiman mendistribusikan seadil mungkin maka bagi
masyarakat risiko persoalan paling mendasar dalam setiap interaksi sosial, politik, dan
ekonomi adalah risiko. Seluruh perdebatan dan wacana publik yang dikembangkan di dalam
masyarakat risiko selalu dikaitkan dengan bagaimana mencegah, meminimalisasi, dan
menyalurkan risiko. Dalam kondisi masyarakat yang penuh risiko, maka yang menjadi
impian masyarakat risiko adalah keselamatan.
Tidak semua tantangan yang muncul berupa risiko, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi memang diakui telah banyak member manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Namun tidak bisa dipungkiri perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan
dampak negative berupa risiko dan marabahaya. Oleh karena itu, di masa mendatang manusia
dan anak didik kita dihadapkan dengan risiko dan bahaya yang bersifat global.
External risk merupakan ekspresi dari faktor yang turut terlibat atas terwujudnya
risiko yang harus ditanggung oleh manusia ketika alam mengalami perubahan. Tidak
mengherankan bila manusia tradisional menempatkan alam sebagai elemen yang berada
diluar manusia dengan posisi setara dan bersifat sakral-transenden. Alam, manusia, dan
Tuhan (sebagai couse prima) dianggap sebagai elemen dasar dalam tatanan makrokosmos
kehidupan. Modernitas kemudian muncul dengan semangat pengangungan rasionalitas yang
sedemikian tinggi, penggugatan terhadap mitologi tradisional, dan hasrat pendudukan
terhadap segala sesuatu yang ada diluar diri manusia sebagai sesuatu yang masti ditundukkan.
Manufactured risk atau risiko buatan ditandai dengan keterlibatan manusia dalam
memproduksi dan mencegah risiko tersebut. Manusia kini menjadi pusat makrokosmos.
Berbagai pengetahuan dan teknologi kemudian dikembangkan manusia modern untuk
memastikan segala ketidak mampuannya itu dijawab dan menanggulangi potensi marabahaya
agar tidak memberikan dampak merusak di masa yang akan datang.