LPJ Gizi Balita
LPJ Gizi Balita
LPJ Gizi Balita
oleh:
KELOMPOK 7
oleh:
KELOMPOK 7
BAB I. PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari perencanaan terkait gizi balitadalah meningkatkan
upaya pemeliharaan kesehatanyang lebih lanjut.
2.2 Manfaat
Diharapkan dengan adanya upaya peningkatan pemeliharaan kesehatan
memberikan manfaat:
a. Masyarakat dapat memahami tentang gizi seimbang pada balita
b. Masyarakat dapat mengetahui macam-macam gizi seimbang balita
c. Masyarakat dapat hidup sehat dan memelihara kesehatannya
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017
: Sasaran
: Pemateri
KESIMPULAN
Masalah gizi pada balitadan anak sekolah hakekatnya adalah masalah
kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan
pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah
gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan dan penanggulangannya harus
dari berbagai faktor. Kurangnya pendidikan dan pengetahuan orang tua, motivasi,
dan partisipasi. Kurangnya pendidikan pada orang tuaakan mempengaruhi
pengetahuan orang tua sehingga orang tua kurang mengerti masalah gizi. Motivasi
yang dimaksud disini adalah besarnya dorongan orang tua untuk mengetahui
besarnya peranan gizi bagi kesehatan balitadan anak sekolah. Partisipasi disini
adalah keikut sertaan para orang tua untuk berperan penting menjaga kesehatan
balitadan anak sekolah agar terpenuhinya gizi yang seimbang.
Mengingat pentingnya gizi pada balita maka hendaknya setiap ibu serta
anggota keluarga yang memiliki balita memperhatikan pola serta asupan gizi
balita agar gizi tersebut tercukupi serta meningkatkan kekebalan ubuh anak dari
dari berbagai penyakit. Salah satu kegiatan mahasiswa dalam meningkatkan gizi
balita di Desa Nogosari adalah pemberian latihan demontrasi memasak variasi
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017
SARAN
6.2.1 Bagi Sasaran
Dapat menerapkan pola makan serta jenis makanan yang dibutuhakan balita
dalam kehidupan sehari-hari agar memenuhi kebutuhan gizi balita.
6.2.2 Bagi Masyarakat
Masyarakat yang memiliki anggota keluarga balita diharapkan dapat
mengajarkan, mneyedikan, serta menerapkan pola makan serta jenis
makanan yang dibutuhakan balita dalam kehidupan sehari-hari.
6.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan hendaknya terus aktif mengmberikan penyuluhan terkait
pentingnya gizi balita serta variasi makanan yang dapat diberikan pada
balita baik pada warga maupun pada saat posyandu, pada saat imuniasasi.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Lampiran
Lampiran 1: Berita Acara
Lampiran 2: Daftar Hadir
Lampiran 3: SAP
Lampiran 5: Materi
Lampiran 6: Media (Leaflet)
Pemateri
Kelompok 7
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017
Pada hari ini Selasa, tanggal 13 Juni 2017 jam 08.00 s/d selesai bertempat di
posyandu bugenvil 66 Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
telah dilaksanakan kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang gizi balita dan anak
sekolah oleh Mahasiswa Profesi PSIK Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
oleh.orang (daftar hadir terlampir).
Mengetahui,
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan
Lampiran 3. SAP
C. Materi
1. Konsep gizi balita dan anak sekolah
D. Kegiatan Penyuluhan
Media dan
Tahap
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta alat
kegiatan
Penyuluhan
Pendahuluan Memberi salam, mengingatkan kontrak Memperhatikan Leaflet
( 5 menit) waktu kegiatan dan membuka materi
terkait gizi seimbang balitadan anak
sekolah Memperhatikan
Menjelaskan gambaran kegiatan secara
umum Memperhatikan
Menjelaskan tentang TIU dan TIK.
Penyajian Menjelaskan tentang gizi seimbang Memperhatikan Leaflet
( 25 menit) balitadan anak sekolah
a. Memberi kesempatan pada balitadan Memberikan
anak sekolah untuk bertanya tentang pertanyaan.
materi yang baru dijelaskan.
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan
yang telah diberikan Memperhatikan
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017
Kelompok 7
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017
Lampiran 4. Materi
MATERI
c. Lemak
Lemak dibutuhkan oleh balita untuk berbagai fungsi tubuh dan penyediaan
energi, proses produksi hormon, dan perlindungan tubuh. Lemak juga
dapat menjamin ketersediaan vitamin A,D,E,K pada balita karena lemak
dapat melarutkan vitamin tersebut.
d. Kalsium
Balita membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi,
pembekuan darah, serta kontaksi otot.
e. Kolin
Kolin merupakan nutrisi penting bagi membran otak dalam meningkatkan
kemampuan daya ingat dan konsentrasi. Balita telah memasuki masa
sekolah sehingga dalam proses ini mereka membutuhkan asupan makanan
untuk membantu pemikiran.
f. Zat Besi
Penting bagi balita-balita yang sedang tumbuh serta meningkatkan
kesehatan darah. Banyak jenis sayuran yang merupakan sumber zat besi
yang bagus meskipun zat besi yang berasal dari non-hewan lebih sulit
diserap tubuh. Dalam hal ini harus diberikan pula supan zat besi dari susu.
g. Seng
Seng merupakan mineral penting yang menyususn banyak enzim pada
tubuh. Seng berperan untuk memerangi infeksi, untuk pertumbuhan,
perkembangan aspek seksualitas, dan indera perasa, serta pemulihan luka.
h. Vitamin D
Vitamin D penting dalam proses penyerapan kalsium. Vitamin D
ditemukan pada produk susu, telur, dan makanan yang difortifikasi seperti
margarin, sereal, dan dapat diproduksi tubuh melalui proses penyerapan
sinar matahari pada kulit.
i. Antioksidan dan Buah
Makan 3-5 porsi buah atau sayuran bervitamin C dan beta karotin tinggi,
dapat meningkatkan daya tahan tubuh balita pada serangan penyakit.
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017
a. Marasmus
Seorang balita yang mengalami marasmus, mendapatkan sangat sedikit
makanan, sering disebabkan karena ibu tidak dapat memberikan ASI.
Badannya sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh. Hampir
selalu disertai terjadinya infeksi. Jika balita mengalami cedera atau
infeksi yang meluas, prognosanya buruk dan bisa berakibat fatal.
b. Kwashiorkor
KKP basah disebut kwashiorkor.
Kekurangan protein pada kwashiorkor biasanya lebih jelas
dibandingkan dengan kekurangan kalori, yang dapat mengakibatkan:
- tertahannya cairan sehingga bengkak (edema).
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017
- penyakit kulit
- perubahan warna rambut.
Balita yang menderita kwashiorkor biasanya telah menjalani
penyapihan, sehingga usianya lebih besar daripada balita yang
menderita marasmus.
6. PERKEMBANGAN BALITA-BALITA
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ tubuh dari
waktu ke waktu sedangkan perkembangan adalah berkembangnya fungsi
mental, social dan psikomotor.. Untuk perkembangan yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi (Vaughan,
1983).
Pertumbuhan sebagai indikator perkembangan status gizi mempunyai
makna bahwa pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara
asupan dengan kebutuhan zat gizi.
Balita yang pertumbuhannya baik
Merupakan bukti yang menunjukkan bahwa antara asupan dan
kebutuhan zat gizi seimbang.
Balita yang pertumbuhannya tidak baik
Merupakan bukti yang menunjukkan bahwa antara asupan dan
kebutuhan zat gizi tidak seimbang.
Pertumbuhan balita sehat dan normal sangat dipengaruhi oleh intake zat gizi
yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan gizi akan
dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standar.
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017
Lampiran 5. Media
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017
Gambar 1. Pendidikan Kesehatan Tentang Gizi Pada Balita Oleh Oleh Kelompok 7
Mahasiswa Profesi PSIK Unej P2N 18 di Posyandu Bugenvil 66 Desa Nogosari
Laporan P2N Stase Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember 2017