Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
A. UMUM
A. Peralatan Pemborong
Pemborong harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
minimal adalah sebagai berikut :
1) Mobil Pik Up.
2) Molen.
3) Stemper
4) Gerobak.
5) Cangkul.
6) Sekop.
7) Meteran.
8) Dll.
Sebelum dimulai pekerjaan semua peralatan harus disetujui oleh Kuasa Pengguna
Anggaran/PPK.
Pasal 1
JENIS PEKERJAAN
1
Pasal 2
STANDAR STANDAR PELAKSANAAN
Apabila tidak ditentukan lain , dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dalam
mengikat ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap rekanan
telah mengetahui dan memahaminya termasuk ( Apabila ada ) segala perubahan
dan tambahannya sampai saat ini yaitu :
Pasal 3
PERSYARATAN BAHAN BAHAN BANGUNAN
1. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau yang akan mempengaruhi mutu adukan . adukan beton yang
akan dihasilkan, kalau perlu dapat dilakukan pengujian-pengujian laboratorium
test.
2
3. Pasir/agregat halus ( bagian A. SKSNI S-04-1989 F 6.1 )
a. Pasir yang dipergunakan dapat berupa pasir alam hasil dari dissentekrasi alami
batuan atau dapat berupa hasil dari pemecahan batu dari alat mekanis.
b. Agregat harus terdiri dari butir-butir yang keras. Butir-butir agregat halus harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh
cuaca seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % ( ditentukan
terhadap berat kering ) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0.063 MM . Apabila kadar lumpur melampui 5 %
maka agregat halus harus dicuci.
d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui.
3
6. Batu-bata ( SII 0021 - 78 )
a. Batu bata yang digunakan harus batu bata yang mempunyai sarat mutu
seperti yang ditentukan dalam ( SII 0021 - 78 )
b. Batu bata yang digunakan harus batu bata yang sempurna masaknya tidak
rapuh bila direndam dalam air tidak akan lhancur, batu bata sebelum
digunakan harus direndam dalam air.
c. Batu bata yang digunakan harus mempunyai ukuran yang memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam PUBI - 1980.
4
11. Penggantung dan Pengunci SNI 0323-89-A
a. Alat penggantung dan pengunci yang dipakai adalah yang berkualitas baik,
homogen tidak mudah berkarat dan tidak mudah rusak untuk jangka waktu
yang relatif lama.
b. Kunci tanam yang dipakai harus berkualitas baik, kuat tidak mudah berkarat
dan tidak cepat rusak untuk jangka waktu yang relatif lama, kunci tanam
didalam ruangan dipakai kunci sekali putar, sedang untuk pintu yang
berhubungan dengan luar dipakai kunci 2 kali putar.
c. Grendel yang dipakai harus yang berkualitas baik, kuat dan tidak mudah
berkarat
d. Expanolet yang dipakai harus yang berkualitas baik, tidak mudah berkarat
dan handel penguncinya tidak cepat rusak untuk jangka waktu yang relatif
lama.
e. Engsel yang dipakai untuk jendela sejenis pomel ( engsel peluru ) yang
berkualitas baik.
Pasal 4
PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN
1. Semen
a. Semen harus ditempatkan / dismpan dalam gudang tertutup, ditempat yang
kering tidak menjadi lembap tidak mudah rusak dan tidak mudah tercampur
dengan bahan-bahan lain.
5
b. Semen yang sudah tersimpan lama maka sebelum dipakai harus diperiksa
dahulu ke Pengawas.
2. Agregat
Antarara agregat halus dan agregat kasar penyimpanannya terpisah. Jika
tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebaiknya penempatannya
harus didasari alas/papan.
3. Batu bata.
a. Batu bata harus ditumpuk diatas tanah rata dengan tumpukan yang rapi
sehingga tidak mudah pecah.
b. Batu bata tidak boleh dibebani oleh barang-barang berat, sebaiknya diberi
penutup untuk melindungi dari hujan.
4. Baja tulangan
Baja tulangan tidak boleh disimpan/ditumpuk langsung diatas tanah, tetapi diberi
alas/ganjal berupa balok-balok. Penimbunan ditempat terbuka dalam waktu
lama harus dihindarkan.
5. Bahan-bahan lain
Untuk penyimpanan bahan-bahan berupa bahan-bahan yang tidak tahan
cuaca sebaiknya ditempatkan digudang penyimpanan.
Pasal 5
PERSIAPAN PEKERJAAN
2. Sebelum dimulai pekerjaan fisik, terlebih dahulu areal lokasi seluas yang
ditentukan oleh pengawas harus dibersihkan dari semak-semak dan pohon-
pohon yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan.
5. Kantor, gudang dan los kerja baru dapat dibongkar setelah pekerjaan selesai 100
% dan pembongkarannya mendapat persetujuan dari pengawas.
6
Pasal 6
PEMASANGAN BOWPLANK DAN PEIL BANGUNAN
1. Pengukuran
a. Letak pondasi dan kedudukan bangunan disesuaikan dengan gambar kerja,
bangunan, pemasangan papan Bowplank harus benar-benar kuat waterpass
dan siku.
b. Pemborong harus membuat ukuran duga tetap diluar bangunan dari bahan
beton berukuran 10 x 10 cm ( permanen)
c. Ukuran-ukuran ketinggian lantai dari titik kurang 0.00 ditentukan dalam
gambar.
d. Pengukuran dilakukan mempergunakan alat ukur apabila lokasi pekerjaan
telah bersih .
2. Bowplank
a. Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok
kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
b. Bagian atasnya dari papan bowplank harus waterpass ( horizontal dan siku ) .
c. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jajrak 1.5 M dari as
bangunan.
3. Feil bangunan
Titik lebih kurang 0.00 untuk permukaan lantai bangunan ditetapkan bersama-
sama Direksi, konsultan pengawas dan pemborong dan dinyatakan dengan
patok tetap tertanam cukup dalam tanah terbuat dari beton.
Pasal 7
PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Sebelum memulai pekerjaan galian tanah lokasi pekerjaan sudah siap dibersihkan
terlebih dahulu dan dibuang ketempat yang ditentukan.
2. Lebar dalam bentuk galian tanah harus dikerjakan sesuai menurut ukuran yang
tercantum dalam gambar rencana dan gambar detail pondasi.
3. Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk lobang pondasi, lobang saluran keliling
bangunan dan lain sebagainya.
4. Tanah hasil galian tanah yang tidak dapat dipergunakan untuk menimbun
lobang-lobang harus dibuang pada tempat yang ditentukan pengawas
lapangan.
Pasal 8
PEKERJAAN CAMPURAN
1. Pekerjaan campuran semen pasir, pasir dan air yang disebut adukan atau
merupakan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran ditentukan
dengan ukuran isi, seperti sebagai berikut :
7
a. Adukan 1 : 2 untuk adukan kedap air
Berari menggunakan 1 Zak semen : 2 Zak pasir
b. Adukan 1 : 3 untuk Afwerking beton
Berari menggunakan 1 Zak semen : 3 Zak pasir
c. Adukan 1 : 4 menggunakan adukan biasa
Berarti menggunakan 1 Zak semen : 4 Zak pasir
2. Pekerjaan campuran semen, pasir, kerikil dan air yang disebut beton jumlah
semen yang dipakai setiap campuran untuk beton mutu BO, B1 dan K 125
ditentukan dengan ukuran isi, sedangkan jumlah semen yang dipakai dalam
setiap campuran untuk beton mutu K 175 dan mutu yang lebih tinggi ditentukan
dengan ukuran berat atau direncanakan sebagai berikut :
a. Untuk beton mutu BO dengan beton 1 : 3 : 5
Berari menggunakan 1 zak semen : 3 Zak pasir : 5 Zak kerikil
b. Untuk beton mutu B1 dan K 125 dengan beton 1 : 2 : 3
Berarti menggunakan 1 Zak semen : 2 Zak pasir : 3 Zak kerikil
a. Bahan tes labor untuk beton mutu K 125 dan mutu yang lebih tinggi dengan
beton 1 : 2 : 3 dipakai perbandingan ukuran berat ( petunjuk labor )
3. Pengadukan mutu adukan dan beton mutu BO sedapat mungkin diaduk dengan
menggunakan mesin pengaduk, sedangkan untuk beton mutu B1 hingga mutu
yang lebih tinggi harus menggunakan mesin pengaduk.
Pasal 9
PEKERJAAN PONDASI
8
Pasal 10
PEKERJAAN BETON
4. Campuran beton.
a. Untuk beton mutu BO dipakai campuran yang biasa dipakai untuk pekerjaan-
pekerjaan non strukturil dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dalam perbandingan
isi.
b. Untuk beton mutu BI dan K 125 dipakai campuran nominal semen, pasir dan
kerikil dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3 atau 1 : 1,5 : 2,5
c. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih kurang dari 2,5 %
9
5. Kekentalan adukan beton
a. Kekentalan ( konsistensi ) adukan harus disesuaikan dengan cara transport
cara pamadatan,jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan
tulangan. Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum harus
memperhatikan syarat-syrat dan ketentuan-ketentuan SNI-15 11990-03.
7. Pemasangan Tulangan
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
penge coran tidak berubah tempatnya, kawat ikat yang dipakai mutu SNI
0040-87-A.
b. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama dengan
mutu yang akan di cor.
8. Pengadukan beton
a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton kelas 1 mutu BO
harus dilakukan dengan mesin pengaduk.
b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi.
c. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal
seperti terlalu encer karena kesalahan pemberian air pencampur, sudah
mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-bahan asing, maka
adukan ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat
pelaksanaanya.
10
b. Pemadatan dengan menggunakan alat pemadat
mekanis/penggetar/vibrator harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam peraturan beton bertulang Indonesia ( PBI - 1971).
Pasal 11
PEKERJAAN DINDING
1. Pekerjaan dinding batu bata dibuat dengan pasangan 1/2 batu dimulai dari
permukaan balok sloof.
11
Pada semua pasangan batu bata mulai dari balok sloof hingga 30 cm diatas
dinding.
3. Pasangan batu bata selain yang terbuat diatas dipasang dengan adukan 1 Pc : 4
Psr.
Pasal 12
PEKERJAAN RANGKA ATAP, ATAP DAN LISTPLANK
2. Ketepatan Bentuk tampak dan ukuran Betangan dan ketinggian dari konsultan
Perencana, untuk Disain Detail ukuran baja ringan sesuai dengan gambar detail
kuda-kuda dari suplayer baja Ringan.
3. Atap yang dipakai pada bangunan ini adalah Atap Genteng Metal T=0.3mm.
Bidang atap tidak melihatkan adanya tanda-tanda cacat.
4. Lisplank terbuat dari Papan Kayu. Pemasangan Listplank harus benar-benar lurus,
sehingga apabila nanti ditutup dengan papan akan menghasilkan bidang yang
rata dan tidak bergelombang.
Pasal 13
PEKERJAAN LOTENG
1. Untuk rangka loteng plywood balok induk ukuran 5/10 cm, dipasang menurut
panjang ruangan dengan jarak 120 cm. Untuk balok pembagi yang digunakan
balok ukukran 5/7 cm.
2. Rangka loteng bagian bawah harus rapi, permukaan samping dan bagian atas
rangka loteng diresidu sampai rata, rangka loteng bagian bawah nantinya akan
dicat sesuai dengan warna cat pada loteng Triplek T=4mm.
Pasal 14
PEKERJAAN PLESTERAN
12
2. Sebelum memulai pekerjaan plesteran permukaan dinding batu bata yang akan
diplester harus disiram dengan air sampai benar-benar basah.
4. Untuk afwerking permukaan beton dan plesteran bagian sudut luar bangunan
diplester dengan menggunakan 1 : 3
Pasal 15
PEKERJAAN LANTAI
3. Diatas tanah timbun yang telah dipadatkan diberi lapisan pasir setebal 10 cm
padat, pemadatan pasir disiram dengan air.
6. Pekerjaan Plint Keramik dengn dipasang tegak lurus dengan dinding dan
pemasangan plint keramik sebagus nya rata dengan pelasteran dinding atau
timbul keluar permukaan dinding maximal 1 Cm, untuk Type Keramik di sesuaikan
dengan dengan Bahan Keramik yang di pasang.
13
Pasal 16
PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK
1. Pemasangan Instalasi Listrik harus dikerjakan oleh biro instalatur yang telah
mendapat pengesahan dari perusahaan listrik negara setempat dan disetujui oleh
Pimpinan Kegiatan.
3. Biro Instalatur bertanggung jawab atas instalasi yang dipasangnya selama lima
tahun.
4. Biro Instalatur wajib menyerahkan gambar instalasi yang dibuatnya dan telah
disahkan oleh perusahaan listrik negara kepada Pimpinan proyek.
5. Biro instalatur wajib menyerahkan kepada Pimpinan Proyek hasil pengujian instalasi
yang dipasangnya disertai surat pernyataan bermaterai bahwa seluruh instalasi
listrik dan syarat - syarat penyambungan listrik sebelum arus disalurkan.
Pasal 17
PEKERJAAN LAIN-LAIN
3. Pekerjaan yang belum tercantum pada spesifikasi umum ini secara terperinci dan
khusus akan dimuat dalam spesifikasi khusus.
14
B. KHUSUS
LINGKUP PEKERJAAN
2. Rencana Kerja.
a. Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan dengan Bar
chart (S-Curve) selambat-lambatnya 5 hari setelah terbitnya surat perintah
kerja dan diajukan kepada Direksi dan Pengelola teknis untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Setelah mendapat persetujuan Direksi, Bar chart tersebut dipasang dikantor
Direksi dan menjadi rencana kerja resmi dan harus dilaksanakan sepenuhnya.
c. Bar chart (rencana kerja) ini akan dipakai oleh Direksi sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan /
keterlambatan prestasi pekerjaan dilapangan.
A. GEDUNG KANTOR
Pasal 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
15
Sebelum memulai galian pondasi tanah humus harus dibuang terlebih dahulu
dan dibuang ketempat lain atau dipergunakan untuk membuat kebun
disekeliling bangunan.
Pasal 2
PEKERJAAN PONDASI
a. Pekerjaan Tanah
1. Pekerjaan Tanah
a. Pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar atau
sampai kedalaman tanah keras dan semua humus tanah dikeluarkan dari
galian serta tidak boleh terjadi longsoran tanah sampai masuk kegalian
pondasi.
b. Tanah yang akan dipergunakan untuk urugan, harus bersih dari kotoran atau
humus dan harus diambil dari lokasi yang telah disetujui direksi lapangan.
c. Galian tanah dikerjakan pada semua galian pondasi, pada saat pekerjaan
pondasi akan dilaksanakan keadaan galian harus benar-benar dalam
keadaan kering.
16
2. Pekerjaan Urugan Pasir
Dalam pelaksanaan pekerjaan urugan, tebal urugan harus sesuai dengan gambar
kerja.
b. Pekerjaan Pondasi
Pasal 3
PEKERJAAN STRUKTUR
17
c. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi
syarat sesuai dengan PBI (NI 2) pasal 3.6.
d. Baja Tulangan
Baja Tulangan yang dipakai dari baja dengan mutu U-24, dimana disyaratkan
kekuatan tegangan tarik yang diizinkan tidak boleh kurang dari 1.400 Kg/cm2.
Bila baja tulangan oleh direksi pengawas diragukan kualitasnya, maka harus
diperiksakan di lembaga penelitian bahan bangunan atas biaya kontraktor
pelaksana. Ukuran tulangan harus sesui dengan gambar kerja, penggantian
diameter lain hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis dari konsultan
pengawas.
e. Bekesting (acuan)
Bahan acuan dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang kering dengan tebal
minimum 3 cm. Pemasangan bekesting (Acuan) harus rapi dan kaku, setelah
dibongkar membentuk bidang yang rata dan padat saat pengecoran
diusahakan air semen tidak kerluar. Tiang-tiang penyangga harus dari kayu
atau balok.
2. Macam Pembetonan
a. Beton sloff, kolom utama, kolom praktis, ring balok dan pondasi setempat
digunakan adukan beton 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl.
b. Beton tumbuk untuk rabat beton digunakan adukan beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl
c. Lantai kerja adukan beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl
18
Pasal 4
PEKERJAAN DINDING
1. Pekerjaan Pasang Batu Bata (Dinding)
a. Semua dinding bangunan dipasang batu bata setengah yang diperkuat
dengan kolom praktis atau sesuai dengan gambar kerja.
b. Pekerjaan pasangan dinding batu bata 30 Cm dari sloof dipasang adukan 1 : 3
c. Untuk pasangan dinding batu bata biasa dipakai adukan 1 Pc : 4 Psr.
d. Cara pemasangan dinding batu bata harus mengunakan benang dan dilot
sampai waterpass atau rata/tegak lurus.
Tiap memasang benang maksimum susunan batu bata yang diizinkan adalah 8
(delapan) susunan batu bata.
e. Luas Maksimum bidang dinding pasangan batu bata yang diizinkan adalah 12
M2 dan apabila lebih dari itu, harus diperkuat kolom praktis atau balok
beton/lintel.
2. Pekerjaan Plesteran
a. Sebelum diplester, bidang tembok harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh.
b. Pekerjaan plesteran dinding 30 cm dari sloof digunakan adukan 1 : 2
c. Untuk plesteran dinding biasa digunakan adukan 1 Pc : 4 Psr.
d. Untuk Plesteran Beton dipakai adukan 1 Pc : 2 Psr, setelah permukaan beton
yang akan diplester dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.
e. Semua pekerjaan plesteran dikerjakan secara teknis sempurna, bidang-
bidangnya rata, tegak lurus/siku terhadap bidang lainnya agar didapat
plesteran yang rata, maka dalam pelaksanaanya kontraktor pelaksana harus
mengintruksikan kepada pekerjanya agar membuat kepala-kepala plesteran
setiap bidangnya.
f. Pada setiap plesteran yang bertemu dengan kosen pintu /jendela harus
dibuatkan tali air dengan lebar 1 cm dan dalam 1 cm.
g. Kolom Teras Finising Dengan Memasang Batu Alam dengan Ketingiaan dari
Muka Lantai +120 cm.
Pasal 5
PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA
19
Pasal 6
PEKERJAAN PELASTERAN
Pekerjaan dinding yang mau di Plaster dinding bersih dari kayu peranca yang
menempel dan dinding harus tertutup rata semua dan pemasangan dinding batu
bata harus tegak Lurus supaya pelasteran tidak tebal untuk mencari vertikal nya dan
tebal pelasteran maximal 15cm dengan permukaan kasar supaya cat dompul mudah
lengket.
a. Sebelum diplester, bidang tembok harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh.
b. Pekerjaan plesteran dinding 30 cm dari sloof digunakan adukan 1 : 3
c. Untuk plesteran dinding biasa digunakan adukan 1 Pc : 4 Psr.
d. Untuk Plesteran Beton dipakai adukan 1 Pc : 2 Psr, setelah permukaan beton yang
akan diplester dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.
e. Semua pekerjaan plesteran dikerjakan secara teknis sempurna, bidang-
bidangnya rata, tegak lurus/siku terhadap bidang lainnya agar didapat plesteran
yang rata, maka dalam pelaksanaanya kontraktor pelaksana harus
mengintruksikan kepada pekerjanya agar membuat kepala-kepala plesteran
setiap bidangnya.
f. Pada setiap plesteran yang bertemu dengan kosen pintu /jendela harus
dibuatkan tali air dengan lebar 1 cm dan dalam 1 cm.
g. Dinding bagian luar di Finising Dengan Memasang Batu Alam dengan Ketingiaan
dari Muka Lantai sesuai dengan gambar.
h. Dinding kamar mandi di finishing dengan granit ukuran 30 x 60
Pasal 7
PEKERJAAN PLAFOND
1. Bahan.
a. Untuk rangka plafond dipakai rangka besi hollow yang berkualitas baik.
b. Penutup plafond :
- Plafond gypsum 9mm
- Plafond PVC
2. Cara Pelaksanaan
a. Semua besi hollow yang digunakan adalah besi hollow yang sudah berkualitas
baik, tidak boleh ada cacat atau lapuk sehingga mengurangi kekuatannya,
b. Ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi sehingga diharapkan
kontraktor pelaksana dapat memperhitungkannya pada waktu pelaksanaan
di lokasi.
c. Sistem sambungan yang dipakai harus memenuhi syarat teknis atau sesuai
petunjuk direksi pengawas atau pengelola teknis.
d. Penggantungan plafond harus dibuat cukup kuat sehingga tidak mudah
terjadi lekukan,
e. Penggantungan plafond menggunakan kawat baja.
20
f. Cacat-cacat yang timbul akibat cara pelaksanaan yang kurang baik adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana untuk memperbaiki.
Pasal 8
PEKERJAAN ELIKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
Sumber daya listrik berasal dari PLN
Pemasangan instalasi listrik/titik cahaya, stop kontak, stop kontak AC dan sakelar
harus disesuaikan dengan gambar.
3. Pemasangan
a. Pemasangan titik lampu/ armatur dari jenis lampu yang telah ditentukan dan
dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar.
21
Pasal 9
PEKERJAAN SANITASI
1. Lingkup Pekerjaan :
1.1 Meliputi semua tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang diperlukan
dan digunakan sertaberhubungan dengan pekerjaan perlengkapan
sanitasi sesuai dengan gambar rencana kerjadan RKS.
1.2 Khusus untuk fitting-fitting, stop kran dan perlengkapan sanitasi lainnya,
pemborong harusmemberikan contoh sesuai yang ditentukan dalam
RKS untuk disetujui Pemberi Tugas.
1.3 Pekerjaan perlengkapan sanitasi tidak dapat terlepas dari pekerjaan
mekanikal / plumbing.
2. Bahan-bahan :
2.1 Perlengkapan sanitasi harus dilengkapi dengan fitting-fitting, stop kran
dan perlengkapannya.
2.2 Bahan yang dipakai mempunyai permukaan yang halus dan licin.
2.3 Perlengkapan sanitasi terdiri dari :
- Pipa Air Bersih PVC. 1/2
- Pipa Air Bersih PVC. 3/4"
- Pipa Air Bekas PVC 2"
- Pipa Kloset PVC 4"
- Bak Air Fiberglass
- Kran Air 1/2"
- Klosed Jongkok
- Floor Drain
- Bak Sink
Pemasangan perlengkapan sanitary dan klos-klos kayu yang belum terpasang
serta pemeriksaan
instalasi air yang akan dihubungkan dengan perlengkapan sanitasi.
Pemasangan perlengkapan sanitasi dilaksanakan setelah pekerjaan-pekerjaan lantai
dan pekerjaan penyelesaian dinding.
3. Pekerjaan Pelaksanaan :
3.1 Semua perlengkapan sanitasi dipasang kedinding atau lantai dengan
cara yang baik, sambungan-sambungannya kokoh dan tidak merusak
fitting.
3.2 Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran dan
tidak miring.
3.3 Selesai dipasang wajib diadakan tes dan disaksikan oleh Pengawas Lapangan,
dimana biaya pengujian pemeriksaan dan kerusakan material adalah menjadi
tanggung jawab Pemborong.
22
Pasal 10
PEKERJAAN LANTAI
1. Bahan
2. Cara pelaksanaan
Pasal 11
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
23
e Kusen Kayu mengunakan kayu Kelas I dengan ukuran 5/13
f Rangka jendela Megunakan Bahan Kayu Kayu Kelas II.
g Ukuran dan bentuk sesuai gambar.
h Kaca mati dengan tebal 5mm.
i Pintu plastik PVC
j Pintu aluminium
Pasal 12
PEKERJAAN ALAT PENGANTUNG
Pasal 13
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bahan
a. Cat air untuk didinding dalam dan dinding luar dan plafond mengunakan cat
kwalitas Bagus.
b. Cat Minyak untuk kayu mengkilat digunakan cat kwalitas Bagus.
c. Cat meni kayu menggunakan cat kwalitas Bagus.
1. Cara Pelaksanaan
a. Dinding yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan.
b. Cat tembok
Bidang yang akan dicat, sebelumnya harus dibersihkan dan digosok dengan
ampelas dan kain basah. Kemudian dinding diplamir dengan mengunakan
plamir tembok yang berkualitas baik setelah kering digosok dengan ampelas
halus, sehingga permukaan dinding menjadi rata dan licin. Kemudian baru di
cat paling sedikit 2 kali dengan roll yang lebarnya minimal 25 cm.
c. Cat Kayu
Permukaan kayu yang akan dicat, terlebih dahulu harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang melekat pada kozen atau pintu dan pada bagian kayu
yang dicat/berlubang harus diberi dempul kayu. Kemudian diamplas sampai
halus dan di cat dasar ( meni )selanjutnya di cat minimal 2 kali.
d. Pelituran
24
Semua bidang yang akan dipelitur, harus digosok sampai halus , untuk
menjaga agar awet, maka harus dilakukan beberapa kali.
e. Pelaksanaan pekerjaan Pengecatan selain dengan cara tersebut diatas, harus
sesuai dengan persyaratan yang tercantum PBI 1991 atau menurut petunjuk
teknis dari pabrik.
f. Apabila bermaksud mengecat plafond gypsum sebelum pemasangan, maka
setelah terpasang pasangan harus dicat kembali sampai rata dan rapi.
g. Hasil pengecatan harus bersih, tidak boleh ada yang belang-belang atau
keropos dan apa bila dijumpai hal demikiam maka pihak kontraktor pelaksana
harus memperbaikinya kembali sebelum penyerahan kedua.
h. Rencana Pengecatan pada dasarnya sebagai berikut :
Interior Exterior
Sda Sda
2. Plafond
Cat dasar Ditambah
3. Kosen Jendela Cat dasar Ditambah 3 x cat enamel
3 x cat enamel
Warna cat baik dinding, plafond, kosen jendela, listplank harus dimintakan petunjuk
dari direksi pengawas/pengelola teknis atau pemilik proyek.
Pasal 14
PEKERJAAN RANGKA ATAP
25
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah
yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap
utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
26
Lapisan anti karat :
Pelapisan Galvanised
Jenis Hot-dip zinc
Kelas Z22
katebalan pelapisan 220 gr/m2
komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
Ketebalan pelapisan 100 gr/m2
Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
Dimensi :
Ukuran Chanel 70 x 50 tebal = 0.75 mm
Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.50 mm
Merek : Smartruss atau setara
Chanel Reng
Multigrip ( MG )
27
Brace System (bracing)
28
Alat Sambung (Screw)
Kekuatan Mekanikal
Pasal 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
2. Penutup atap yang digunakan untuk semua lokasi pekerjaan tersebut adalah
Genteng Metal Setara Multi Roof dengan T=0.3mm dan berkualitas baik.
Pemborong harus memberikan contoh terlebih dahulu sebelum dipasang untuk
mendapatkan persetujuan dari direksi pengawas/pengelola teknis pemberi
pekerjaan.
29
3. Bubungan atap yang digunakan adalah dari bahan Genten metal berkualitas
baik.
4. Pekerjaa Atap sebagai berikut :
Acrylic overglass;
Stone Chips
Acrylic Base Coat
Epoxy Primer
Zincalume Coated
Base Metal
Zincalume Coateted
30
Pasal 16
PEKERJAAN LUAR BANGUNAN
Pasal 18
PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR
31
B. RUMAH IBADAH
I. Mesjid
Pasal 1
PEKERJAAN PLAFOND
1. Bahan.
c. Untuk rangka plafond dipakai rangka lama.
d. Penutup plafond :
- Plafond PVC
2. Cara Pelaksanaan
a. Semua rangka yang digunakan rangka lama,
b. Ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi sehingga diharapkan
kontraktor pelaksana dapat memperhitungkannya pada waktu pelaksanaan
di lokasi.
c. Sistem sambungan yang dipakai harus memenuhi syarat teknis atau sesuai
petunjuk direksi pengawas atau pengelola teknis.
d. Penggantungan plafond harus dibuat cukup kuat sehingga tidak mudah
terjadi lekukan.
e. Cacat-cacat yang timbul akibat cara pelaksanaan yang kurang baik adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana untuk memperbaiki.
Pasal 2
PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA
Pasal 3
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
32
Pasal 4
PEKERJAAN ALAT PENGANTUNG
Pasal 5
PEKERJAAN ELIKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
Sumber daya listrik berasal dari PLN
Pemasangan instalasi listrik/titik cahaya, stop kontak, stop kontak AC dan sakelar
harus disesuaikan dengan gambar.
Pasal 6
PEKERJAAN PENGECATAN
2. Bahan
a. Cat air untuk didinding dalam dan dinding luar dan plafond mengunakan cat
kwalitas Bagus.
b. Cat Minyak untuk kayu mengkilat digunakan cat kwalitas Bagus.
33
c. Cat meni kayu menggunakan cat kwalitas Bagus.
5. Cara Pelaksanaan
i. Dinding yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan.
j. Cat tembok
Bidang yang akan dicat, sebelumnya harus dibersihkan dan digosok dengan
ampelas dan kain basah. Kemudian dinding diplamir dengan mengunakan
plamir tembok yang berkualitas baik setelah kering digosok dengan ampelas
halus, sehingga permukaan dinding menjadi rata dan licin. Kemudian baru di
cat paling sedikit 2 kali dengan roll yang lebarnya minimal 25 cm.
k. Cat Kayu
Permukaan kayu yang akan dicat, terlebih dahulu harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang melekat pada kozen atau pintu dan pada bagian kayu
yang dicat/berlubang harus diberi dempul kayu. Kemudian diamplas sampai
halus dan di cat dasar ( meni )selanjutnya di cat minimal 2 kali.
l. Pelituran
Semua bidang yang akan dipelitur, harus digosok sampai halus , untuk
menjaga agar awet, maka harus dilakukan beberapa kali.
m. Pelaksanaan pekerjaan Pengecatan selain dengan cara tersebut diatas, harus
sesuai dengan persyaratan yang tercantum PBI 1991 atau menurut petunjuk
teknis dari pabrik.
n. Apabila bermaksud mengecat plafond gypsum sebelum pemasangan, maka
setelah terpasang pasangan harus dicat kembali sampai rata dan rapi.
o. Hasil pengecatan harus bersih, tidak boleh ada yang belang-belang atau
keropos dan apa bila dijumpai hal demikiam maka pihak kontraktor pelaksana
harus memperbaikinya kembali sebelum penyerahan kedua.
p. Rencana Pengecatan pada dasarnya sebagai berikut :
Interior Exterior
Sda Sda
6. Plafond
Cat dasar Ditambah
7. Kosen Jendela Cat dasar Ditambah 3 x cat enamel
3 x cat enamel
34
Warna cat baik dinding, plafond, kosen jendela, listplank harus dimintakan petunjuk
dari direksi pengawas/pengelola teknis atau pemilik proyek.
Pasal 7
PEKERJAAN DINDING
3. Pekerjaan Pasang Batu Bata (Dinding)
i. Semua dinding bangunan dipasang batu bata setengah yang diperkuat
dengan kolom praktis atau sesuai dengan gambar kerja.
j. Pekerjaan pasangan dinding batu bata 30 Cm dari sloof dipasang adukan 1 : 3
k. Untuk pasangan dinding batu bata biasa dipakai adukan 1 Pc : 4 Psr.
l. Cara pemasangan dinding batu bata harus mengunakan benang dan dilot
sampai waterpass atau rata/tegak lurus.
Tiap memasang benang maksimum susunan batu bata yang diizinkan adalah 8
(delapan) susunan batu bata.
m. Luas Maksimum bidang dinding pasangan batu bata yang diizinkan adalah 12
M2 dan apabila lebih dari itu, harus diperkuat kolom praktis atau balok
beton/lintel.
4. Pekerjaan Plesteran
h. Sebelum diplester, bidang tembok harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh.
i. Pekerjaan plesteran dinding 30 cm dari sloof digunakan adukan 1 : 2
j. Untuk plesteran dinding biasa digunakan adukan 1 Pc : 4 Psr.
k. Untuk Plesteran Beton dipakai adukan 1 Pc : 2 Psr, setelah permukaan beton
yang akan diplester dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.
l. Semua pekerjaan plesteran dikerjakan secara teknis sempurna, bidang-
bidangnya rata, tegak lurus/siku terhadap bidang lainnya agar didapat
plesteran yang rata, maka dalam pelaksanaanya kontraktor pelaksana harus
mengintruksikan kepada pekerjanya agar membuat kepala-kepala plesteran
setiap bidangnya.
m. Pada setiap plesteran yang bertemu dengan kosen pintu /jendela harus
dibuatkan tali air dengan lebar 1 cm dan dalam 1 cm.
35
b. Pekerjaan Bouwplank terdiri dari papan yang lurus dan datar (salah satu sisi
diketam halus) yang dipasang dikeliling bangunan yang akan dibangun
dipasang dengan paku pada pancang-pancang paku yang berjarak + 1,00 M,
dengan tinggi + 0.50 M diatas titik bangian tertinggi yang ada dilapangan.
Bouwplank harus dipasang + 1,00 M dari sisi terdepan dari bangunan yang
akan dibangun sehingga pada waktu penggalian pondasi bouwplank tidak
akan terganggu/bergeser.
c. Sebelum memasang bouwplank harus ditentukan secara kasar titik ujung
galian sebagai pokok dipasangkan 2 paku yang merupakan garis utama yaitu
garis terdepan bangunan. Garis ini akan selalu dapat diperiksa dengan
tali/benang. Garis ini tidak dapat dihilangkan sampai bangunan telah
mencapai ketinggian bouwplank.
7. Pengurusan IMB
Sebelum pekerjaan pelaksanaan fisik dimulai pemborong harus sudah mengurus
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada Dinas Tata Kota dengan syarat-syarat sesuai
ketentuan yang berlaku.
Pasal 2
PEKERJAAN PONDASI
a. Pekerjaan Tanah
2. Pekerjaan Tanah
d. Pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar atau
sampai kedalaman tanah keras dan semua humus tanah dikeluarkan dari
galian serta tidak boleh terjadi longsoran tanah sampai masuk kegalian
pondasi.
e. Tanah yang akan dipergunakan untuk urugan, harus bersih dari kotoran atau
humus dan harus diambil dari lokasi yang telah disetujui direksi lapangan.
f. Galian tanah dikerjakan pada semua galian pondasi, pada saat pekerjaan
pondasi akan dilaksanakan keadaan galian harus benar-benar dalam
keadaan kering.
36
4. Pekerjaan Urugan Bekas Galian
Urugan tanah kembali lubang hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan dari
konsultan pengawas, setelah dilakukan pemeriksaan pekerjaan pasangan
pondasi.
b. Pekerjaan Pondasi
Pasal 3
PEKERJAAN STRUKTUR
37
e. Bekesting (acuan)
Bahan acuan dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang kering dengan tebal
minimum 3 cm. Pemasangan bekesting (Acuan) harus rapi dan kaku, setelah
dibongkar membentuk bidang yang rata dan padat saat pengecoran
diusahakan air semen tidak kerluar. Tiang-tiang penyangga harus dari kayu
atau balok.
2. Macam Pembetonan
a. Beton sloff, kolom utama, kolom praktis, ring balok dan pondasi setempat
digunakan adukan beton 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl.
b. Beton tumbuk untuk rabat beton digunakan adukan beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl
c. Lantai kerja adukan beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl
3. Pelaksanaan Pengecoran Beton
a. Pelaksanaan pengecoran dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
direksi secara tertulis.
b. Sebelum pelaksanaan pengecoran seluruh bekesting harus dibersihkan dari
kotoran dan disiram air, hingga basah seluruhnya danm tulangan serta
sengkang tidak boleh melekat. Bekesting untuk itu harus dibuatkan dan
dipasang beton decking setebal 2 cm.
c. Pengadukan, pengangkutan, pengecoran dan perawatan harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971, terutama harus diperhatikan adalah
:
Pengadukan semua beton harus diusahan dengan menggunakan mesin
pengaduk.
Pemadatan beton harus diusahakan dengan menggunakan vibrator (mesin
penggetar)
Pembongkaran beketing harus dilaksanakan apabila umur beton telah cukup,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam PBI 1971.
Pasal 4
PEKERJAAN DINDING
5. Pekerjaan Pasang Batu Bata (Dinding)
n. Semua dinding bangunan dipasang batu bata setengah yang diperkuat
dengan kolom praktis atau sesuai dengan gambar kerja.
o. Pekerjaan pasangan dinding batu bata 30 Cm dari sloof dipasang adukan 1 : 3
p. Untuk pasangan dinding batu bata biasa dipakai adukan 1 Pc : 4 Psr.
q. Cara pemasangan dinding batu bata harus mengunakan benang dan dilot
sampai waterpass atau rata/tegak lurus.
Tiap memasang benang maksimum susunan batu bata yang diizinkan adalah 8
(delapan) susunan batu bata.
r. Luas Maksimum bidang dinding pasangan batu bata yang diizinkan adalah 12
M2 dan apabila lebih dari itu, harus diperkuat kolom praktis atau balok
beton/lintel.
6. Pekerjaan Plesteran
n. Sebelum diplester, bidang tembok harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh.
o. Pekerjaan plesteran dinding 30 cm dari sloof digunakan adukan 1 : 2
p. Untuk plesteran dinding biasa digunakan adukan 1 Pc : 4 Psr.
38
q. Untuk Plesteran Beton dipakai adukan 1 Pc : 2 Psr, setelah permukaan beton
yang akan diplester dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.
r. Semua pekerjaan plesteran dikerjakan secara teknis sempurna, bidang-
bidangnya rata, tegak lurus/siku terhadap bidang lainnya agar didapat
plesteran yang rata, maka dalam pelaksanaanya kontraktor pelaksana harus
mengintruksikan kepada pekerjanya agar membuat kepala-kepala plesteran
setiap bidangnya.
s. Pada setiap plesteran yang bertemu dengan kosen pintu /jendela harus
dibuatkan tali air dengan lebar 1 cm dan dalam 1 cm.
Pasal 5
PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA
Pasal 6
PEKERJAAN PELASTERAN
Pekerjaan dinding yang mau di Plaster dinding bersih dari kayu peranca yang
menempel dan dinding harus tertutup rata semua dan pemasangan dinding batu
bata harus tegak Lurus supaya pelasteran tidak tebal untuk mencari vertikal nya dan
tebal pelasteran maximal 15cm dengan permukaan kasar supaya cat dompul mudah
lengket.
a. Sebelum diplester, bidang tembok harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh.
b. Pekerjaan plesteran dinding 30 cm dari sloof digunakan adukan 1 : 3
c. Untuk plesteran dinding biasa digunakan adukan 1 Pc : 4 Psr.
d. Untuk Plesteran Beton dipakai adukan 1 Pc : 2 Psr, setelah permukaan beton yang
akan diplester dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.
e. Semua pekerjaan plesteran dikerjakan secara teknis sempurna, bidang-
bidangnya rata, tegak lurus/siku terhadap bidang lainnya agar didapat plesteran
yang rata, maka dalam pelaksanaanya kontraktor pelaksana harus
mengintruksikan kepada pekerjanya agar membuat kepala-kepala plesteran
setiap bidangnya.
f. Pada setiap plesteran yang bertemu dengan kosen pintu /jendela harus
dibuatkan tali air dengan lebar 1 cm dan dalam 1 cm.
g. Dinding bagian luar di Finising Dengan Memasang Batu Alam dengan Ketingiaan
dari Muka Lantai sesuai dengan gambar.
h. Dinding kamar mandi di finishing dengan keramik ukuran 30 x 60
39
Pasal 7
PEKERJAAN ELIKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
Sumber daya listrik berasal dari PLN
Pemasangan instalasi listrik/titik cahaya, stop kontak, stop kontak AC dan sakelar
harus disesuaikan dengan gambar.
3. Pemasangan
b. Pemasangan titik lampu/ armatur dari jenis lampu yang telah ditentukan dan
dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar.
40
Pasal 8
PEKERJAAN SANITASI
1. Lingkup Pekerjaan :
1.1 Meliputi semua tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang diperlukan
dan digunakan sertaberhubungan dengan pekerjaan perlengkapan
sanitasi sesuai dengan gambar rencana kerjadan RKS.
1.2 Khusus untuk fitting-fitting, stop kran dan perlengkapan sanitasi lainnya,
pemborong harusmemberikan contoh sesuai yang ditentukan dalam
RKS untuk disetujui Pemberi Tugas.
1.3 Pekerjaan perlengkapan sanitasi tidak dapat terlepas dari pekerjaan
mekanikal / plumbing.
2. Bahan-bahan :
2.1 Perlengkapan sanitasi harus dilengkapi dengan fitting-fitting, stop kran
dan perlengkapannya.
2.2 Bahan yang dipakai mempunyai permukaan yang halus dan licin.
2.3 Perlengkapan sanitasi terdiri dari :
- Pipa Air Bersih PVC. 1/2
- Pipa Air Bersih PVC. 3/4"
- Pipa Air Bekas PVC 2"
- Pipa Kloset PVC 4"
- Bak Air Fiberglass
- Kran Air 1/2"
- Klosed Jongkok
- Floor Drain
- Tanki air Fiber 1m3
Pemasangan perlengkapan sanitary dan klos-klos kayu yang belum terpasang
serta pemeriksaan instalasi air yang akan dihubungkan dengan perlengkapan
sanitasi. Pemasangan perlengkapan sanitasi dilaksanakan setelah pekerjaan-
pekerjaan lantai dan pekerjaan penyelesaian dinding.
3. Pekerjaan Pelaksanaan :
3.1 Semua perlengkapan sanitasi dipasang kedinding atau lantai dengan
cara yang baik, sambungan-sambungannya kokoh dan tidak merusak
fitting.
3.2 Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran dan
tidak miring.
3.3 Selesai dipasang wajib diadakan tes dan disaksikan oleh Pengawas
Lapangan, dimana biaya pengujian pemeriksaan dan kerusakan
material adalah menjadi tanggung jawab Pemborong
Pasal 9
PEKERJAAN LANTAI
3. Bahan
41
hancurkan dan dipadatkan mengunakan alat pemadat, dan tidak ada
penimbunan yang kosong dan ketinggiaan timbunan sesuai dengan yang di
gambar.
k. Setelah tanah jadi padat dan rata, didatangkan pasir urug dengan dipasanga
secara rata dan dipasang secara di injak injak dan di pukul-pukul dengan alat
pemadat secara merata dan setiap sudut di isi ronga ronga nya sehingga
menjadi pasir urug menjadi padat yang dipasang.
l. Pekerjaan cor Lantai kerja dibuat campuran 1 : 3 : 5 dengan di pasang
waterpas, pemasangn cor lantai kerja ini di tunggu selama 7 hari sampai beton
keras baru di mulai pemasangan keramik.
m. Pekerjaan pemasangan lantai keramik kamar mandi dengan ukuran 20 x 20
n. Pekerjaan Lantai difinising dengan Keramik ukuran 40 x 40 cm dengan
pemasangan waterpass dengan nut yang lurus.
o. Waterproffing lantai dak
4. Cara pelaksanaan
Pasal 10
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN
3. Bahan
d. Cat air untuk didinding dalam dan dinding luar dan plafond mengunakan cat
kwalitas Bagus.
e. Cat Minyak untuk kayu mengkilat digunakan cat kwalitas Bagus.
f. Cat meni kayu menggunakan cat kwalitas Bagus.
6. Cara Pelaksanaan
q. Dinding yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan.
r. Cat tembok
Bidang yang akan dicat, sebelumnya harus dibersihkan dan digosok dengan
ampelas dan kain basah. Kemudian dinding diplamir dengan mengunakan
plamir tembok yang berkualitas baik setelah kering digosok dengan ampelas
42
halus, sehingga permukaan dinding menjadi rata dan licin. Kemudian baru di
cat paling sedikit 2 kali dengan roll yang lebarnya minimal 25 cm.
s. Cat Kayu
Permukaan kayu yang akan dicat, terlebih dahulu harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang melekat pada kozen atau pintu dan pada bagian kayu
yang dicat/berlubang harus diberi dempul kayu. Kemudian diamplas sampai
halus dan di cat dasar ( meni )selanjutnya di cat minimal 2 kali.
t. Pelituran
Semua bidang yang akan dipelitur, harus digosok sampai halus , untuk
menjaga agar awet, maka harus dilakukan beberapa kali.
u. Pelaksanaan pekerjaan Pengecatan selain dengan cara tersebut diatas, harus
sesuai dengan persyaratan yang tercantum PBI 1991 atau menurut petunjuk
teknis dari pabrik.
v. Apabila bermaksud mengecat plafond gypsum sebelum pemasangan, maka
setelah terpasang pasangan harus dicat kembali sampai rata dan rapi.
w. Hasil pengecatan harus bersih, tidak boleh ada yang belang-belang atau
keropos dan apa bila dijumpai hal demikiam maka pihak kontraktor pelaksana
harus memperbaikinya kembali sebelum penyerahan kedua.
x. Rencana Pengecatan pada dasarnya sebagai berikut :
Interior Exterior
Sda Sda
10. Plafond
Cat dasar Ditambah
11. Kosen Jendela Cat dasar Ditambah 3 x cat enamel
3 x cat enamel
Warna cat baik dinding, plafond, kosen jendela, listplank harus dimintakan petunjuk
dari direksi pengawas/pengelola teknis atau pemilik proyek.
Pasal 12
PEKERJAAN LUAR BANGUNAN
43
1. Pekerjaan Saluran.
e. Pekerjaan Saluran di gali ukuran sama dengan gambar dan gali secara lurus
dan lebar dan dalam galian tanah sama dengan gambar.
f. Pemasangan batu bata dipasang batu bata campuran 1 : 4.
g. Untuk Lantai saluran di cor beton dengan ukuran sesuai dengan gambar
dengan kemiringan lantai minimal 1 % ke buangan akhir.
h. Pemasangan Pelasteran dinding saluran campuran 1 : 4 dengan permukaan
yang li licin dan di aci.
Pasal 13
PEKERJAAN SELASAR PENGHUBUNG
b. Pekerjaan Pondasi
Pasal 14
PEKERJAAN KANOPY
Bahan.
Rangka atap baja ringan
Lisplank papan
Atap spandek
Pelaksanaan
Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar bestek yang diberikan.
Pemeriksaan kembali pekerjaan apakah masih ada yang bocor atau tidak
lurus dalam pekerjaannya
Pasal 15
PEKERJAAN PAVING BLOK
44
1. Pekerjaan Paving Blok
Pekerjaan pemasangan paving blok ini dipasang sesuai dengan gambar atau
usulan dari pengawas lapangan.
2. Pekerjaan Kanstin Beton
Pekerjaan pembuatan kanstin beton sama halnya dengan pemasangan
paving blok sesuai dengan gambar kerja.
45