Uas Pendidikan Multikultural
Uas Pendidikan Multikultural
Uas Pendidikan Multikultural
1
masyarakat yang bebas, dicirikan atas dasar kebebasan berpikir bagi para
individu agar dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya itu sebebas
mungkin.
Inti pokok liberalisme adalah terjaminnya kemerdekaan individu
mengingat masyarakat dibentuk dari individu-individu. Paham liberalisme
menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam
masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem
demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan
kebebasan mayoritas.
Pokok-pokok Liberalisme
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni
Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik. Dibawah ini, adalah nilai-nilai
pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
1. Kesempatan yang sama (Hold the Basic Equality of All Human Being)
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala
bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun
karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan
persamaan kesempatan itu akan berlaIndonesian tergantung kepada
kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan
kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
2
2. Adanya pengakuan terhadap persamaan manusia
Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan
pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang
dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan
kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan
dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu (Treat
the Others Reason Equally).
3. Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah.
Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri,
tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat (Government by the
Consent of The People or The Governed)
4. Berjalannya hokum (The Rule of Law)
Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat.
Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh
peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan
mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada
patokan terhadap hukum tertinggi, persamaan dimuka umum, dan
persamaan sosial.
5. Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu (The Emphasis of
Individual)
6. Negara hanyalah alat (The State is Instrument)
Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-
tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran
Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap,
dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu
langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami
kegagalan.
7. Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme.
Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632-
1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada
pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu selalu berubah bergantung
masa.
3
Kelemahan dan Kelebihan Ideologi Liberalisme
Kelemahan ideologi liberalisme:
1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat
bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan.
Sedangkan golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari
pendapatan.
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja,
sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi
budaya oleh individu yang sering terjadi
5. Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah
sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers
sebagai media komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan
image dimasyarakat sesuai misi kepentingan mereka.
4
7. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari
siapapun.
5
John Locke dan Hobbes; konsep State of Nature yang berbeda
Kedua tokoh ini berangkat dari sebuah konsep sama. Yakni sebuah
konsep yang dIndonesiamakan konsep negara alamiah" atau yang lebih
dikenal dengan konsep State of Nature. Namun dalam perkembangannya,
kedua pemikir ini memiliki pemikiran yang sama sekali bertolak belakang
satu sama lainnya.
Jika ditinjau dari awal, konsepsi State of Nature yang mereka pahami
itu sesungguhnya berbeda. Hobbes (1588 1679) berpandangan bahwa
dalam State of Nature, individu itu pada dasarnya jelek (egois) sesuai
dengan fitrahnya. Namun, manusia ingin hidup damai. Oleh karena itu
mereka membentuk suatu masyarakat baru suatu masyarakat politik yang
terkumpul untuk membuat perjanjian demi melindungi hak-haknya dari
individu lain di mana perjanjian ini memerlukan pihak ketiga (penguasa).
Sedangkan John Locke (1632 1704) berpendapat bahwa individu
pada State of Nature adalah baik, namun karena adanya kesenjangan akibat
harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak individu akan diambil oleh
orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh
penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa
sehingga tidak seperti membeli kucing dalam karung. Sehingga, mereka
memiliki bentuk akhir dari sebuah penguasa/pihak ketiga (Negara), di mana
Hobbes berpendapat akan timbul Negara Monarkhi Absolute sedangkan
Locke, Monarkhi Konstitusional.
Bertolak dari kesemua hal tersebut, kedua pemikir ini sama-sama
menyumbangkan pemikiran mereka dalam konsepsi individualisme. Inti
dari terbentuknya Negara, menurut Hobbes adalah demi kepentingan umum
(masing-masing individu) meskipun baik atau tidaknya Negara itu
kedepannya tergantung pemimpin negara.
Sedangkan Locke berpendapat, keberadaan Negara itu akan dibatasi
oleh individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas hanya sebagai
penjaga malam atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.
Adam Smith
6
Para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mahzab ekonomi
klasik merupakan dasar sistem ekonomi kapitalis. Menurut Sumitro
Djojohadikusumo, haluan pandangan yang mendasari seluruh pemikiran
mahzab klasik mengenai masalah ekonomi dan politik bersumber pada
falsafah tentang tata susunan masyarakat yang sebaiknya dan seyogyanya
didasarkan atas hukum alam yang secara wajar berlaku dalam kehidupan
masyarakat.
Salah satu pemikir ekonomi klasik adalah Adam Smith (1723-1790).
Pemikiran Adam Smith mengenai politik dan ekonomi yang sangat luas,
oleh Sumitro Djojohadikusumo dirangkum menjadi tiga kelompok
pemikiran. Pertama, haluan pandangan Adam Smith tidak terlepas dari
falsafah politik, kedua, perhatian yang ditujukan pada identifikasi tentang
faktor-faktor apa dan kekuatan-kekuatan yang manakah yang menentukan
nilai dan harga barang. Ketiga, pola, sifat, dan arah kebijaksanaan negara
yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah kemajuan dan kesejahteraan
mesyarakat. Singkatnya, segala kekuatan ekonomi seharusnya diatur oleh
kekuatan pasar di mana kedudukan manusia sebagai individulah yang
diutamakan, begitu pula dalam politik.
7
bukanlah demokrasi melainkan hanyalah fasisme atau negara totalitarian
yang menindas.
Jelaslah bahwa demokrasi berlandaskan nilai hak kebebasan manusia.
Kebebasan yang melandasi demokrasi haruslah kebebasan yang positif
yang bertanggungjawab, dan bukan kebebasan yang anarkhis. Kebebasan
atau kemerdekaan di dalam demokrasi harus menopang dan melindungi
demokrasi itu dengan semua hak-hak asasi manusia yang terkandung di
dalamnya. Kemerdekaan dalam demokrasi mendukung dan memiliki
kekuatan untuk melindungi demokrasi dari ancaman-ancaman yang dapat
menghancurkan demokrasi itu sendiri. Demokrasi juga mengisyaratkan
penghormatan yang setinggi-tingginya pada kedaulatan Rakyat.
Kapitalisme dan Kebebasan. Tatanan ekonomi memainkan peranan
rangkap dalam memajukan masyarakat yang bebas. Di satu pihak,
kebebasan dalam tatanan ekonomi itu sendiri merupakan komponen dari
kebebasan dalam arti luas ; jadi, kebebasan di bidang ekonomi itu sendiri
menjadi tujuan. Di pihak lain, kebebasan di bidang ekonomi adalah juga
cara yang sangat yang diperlukan untuk mencapai kebebasan politik.
Pada dasarnya, hanya ada dua cara untuk mengkoordIndonesiasikan
aktivitas jutaan orang di bidang ekonomi. Cara pertama ialah bimbingan
terpusat yang melibatkan penggunaan paksaan tekniknya tentara dan
negara dan negara totaliter yang modern. Cara lain adalah kerjasama
individual secara sukarela tekniknya sebuah sistem pasaran. Selama
kebebasan untuk mengadakan sistem transaksi dipertahankan secara
efektif, maka ciri pokok dari usaha untuk mengatur aktivitas ekonomi
melalui sistem pasaran adalah bahwa ia mencegah campur tangan
seseorang terhadap orang lain. Jadi terbukti bahwa kapitalisme adalah
salah satu perwujudan dari kerangka pemikiran liberal.
b. IDEOLOGI SOSIALISME
Sejarah Lahirnya Ideologi Sosialisme
Sosialisme (Sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa
Perancis, sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali
8
muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi
aliran yang masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang
berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud
agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga
perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata
untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Sejak abad ke-19, sosialisme telah berkembang ke banyak aliran
yang berbeda yaitu:
1. Anarkisme,
2. Komunisme,
3. Marhaenisme,
4. Marxisme,
5. Sindikalisme,
Menurut ideologi sosialisme bahwa suatu komunitas yang
terorganisir memiliki kewenangan atau hak dalam mengelola modal, tanah,
mekanisme produksi, distribusi barang, dan hal-hal yang dianggap perlu
bagi kesejahteraan umum secara mandiri. Intinya ekonomi yang bersifat
kolektif lebih mampu bersikap adil. Produksi secara bebas dan kompetitif
harus dihilangkan.
Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosilisme muncul untuk
pertama kalinya. Sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang
ideal yang terdapat dalam buku Plato yang berjudul Repubilc bersifat
sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi dan
sama sama membagikan semua yang ada. Menurut William Ebenstein dan
Edwin Fogelman dalam buku yang berjudul ISME ISME DEWASA INI
mengatakan bahwa kitab suci, teutama Perjanjian Lama yang mula mula
mengatur tentang kode sosialis yang mencakup perlindungan para buruh,
wanita dan kaum yang lemah. Orang orang kristen pertama menolak
konsep milikku dan milikmu (mine and thine) dan mempraktekkan
sosialisme dalam kehidupanna sehari hari.
Dalam zaman Renaissance dan Reformasi bangkit lagi protes
terhadap ketimpangan dan kemkmuran.Argumentas baru yang merupakan
9
paduan antara keyakIndonesian lama dan rasionalisme baru seperti yang
terdapat dalam buku Thomas More, Utopia (1516). Sejauh sosilisme
mengandung dalam dirinya unsur protes terhadap ketimangan sosialis, dan
tidak ada satu gerakan pun yng menamakan dirinya sosisalis kecuali
mewujudkan protes seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa sosialisme
sudah setua peradaban itu sendiri. Pemikiran Yunani maupun Yuhadi-
Kristen masing-masing menolak konsepsi kekayaan sebagai landasan
kehidupan yang bahagia. Unsur lain yang terdapat dalam sosialisme yaitu
protes terhadap prinsisp bahwa uang merupakan ikatan utama antar manusia
tidak terbatas pada tradisi sosialis saja.
Sosalisme sebagai kegiatan politik yang efektif dan terorganisasi
merupakan produk dari Revolusi Industri. Meskipun ada penjelasan dari
masa-masa sebelumnya, sosialisme sebagai kekuatan politik utama
merupakan hasil dari kapitalisme industri modern. Berlawanan dengan
komunisme yang hanya akan terjadi pada negara-negara yang belum
merasakan sepenuhnya dampak dari suatu revolusi dalam bidang industri,
sosialisme demokratis terutama berkembang dalam masyarakat-masyarakat
yang sudah mengalami industrialisasi yang luas.
10
8. Paham ini mempunyai pemikiran ekonomi negara centeris yaitu untuk
mengatasi kesenjangan.
9. Pemikiran politik sosialisme ialah bahwa negara sangat diperlukan untuk
membIndonesia dan mengkoordIndonesiasikan kebersamaan.
10. Pemikiran keagamaan sosialisme terpengaruh kuat oleh pemikiran yang
berdasarkan ajaran agama bahwa manusia harus saling tolong menolong.
11
absolut, dan manusia mempunyai kehendak bebas untuk mengorganisir diri
mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yang mereka inginkan
12
bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang mengikat. Selanjutnya
jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan pengurusannya kepada
para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan mengembangkannya secara
bebas. Organisasi dan managemen pabrik seluruhnya dibebankan kepada
buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi, mencari pasar dan
pembagian keuntungan. Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc disebut
sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan
sendirinya apabila gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang
diserukannya itu kurang mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang
keras oleh para politisi dan ekonom. Pada tahun 1882 di Inggris berdiri
kelompok Fabian Society yang menganjurkan socialism berdasarkan gilde.
Karl Marx(1818-1883)
Pada tahun 1867, Karl Marx menutup jilid pertama dari karya
monumentalnya Das Kapital dengan sebuah pernyataan yang megah. Akan
tercipta sebuah masa, tulisnya, ketika sistem kapitalis akan hancur
berkeping-keping dan pada ssat itu, ada kalimat Lonceng kematian hak
milik pribadi kapitalis berdentang. Para penjarah akan dijarah. Selama
lebih dari seratus tahun, banyak kaum sosialis yang percaya dan banyak
penentang mereka yang takut, bahwa apa yang dikatakan Marx benar, yaitu
kapitalisme akan runtuh dan digantikan oleh sosialisme. Pandangan Marx
tentang sosialisme bertentangan dengan konsep sosialisme yang diciptakan
oleh Forier dan Owen yang menciptakan dunia baru dimana setiap orang itu
bahagia. Marx beransumsi bahwa kosep tersebut hanya angan-angan belaka
karena tidak menunjukkan jalan bagaimana mencapainya, semua itu utopia.
Di sisi lain Marx selalu menolak memberi gambaran sosialisme,
menurutnya sisoalisme ilmiah tidak dapat membuat resep bagi dapur
umum bagi masa mendatang. Tujuan sosialisme dalam pandangan Marx
bukanlah membuat suatu kontruksi masyarakat dalam suatu sistem yang
selesai bentuknya, melainkan menyelidiki suatu perkembangan sejarah yang
melahirkan 2 kelas yang bertentangan kemudian mempelajari betapa
berpengaruhnya faktor-faktor kelas tersebut terhadap kondisi ekonomi
masyarakat yang akan melenyapkan pertentangan tersebut.
13
Charles Fourier (1772-1837)
Adalah seorang pengikut ajaran Saint Simon dari Perancis. Fourier
dengan sangat tajam mengkritik masyarakat borjuis. Fourier mengungkap
kontradiksi antaraide-ide dan pernyataan-pernyataan para ideolog revolusi
perancis mengenai persamaan, persaudaraan dan keadilan, serta terjadinya
kemelaratan di bidang material dan moral dalam masyarakat borjuis. Forier
menulis, masyarakat borjuis adalah kotor, penuh dengan pencemaran.
Dalam susunan masyarakat seperti itu, disatu sisi terjadi kemiskIndonesian
dan di sisi lain terjadi penumpukan kekayaan yang melimpah ruah. Susunan
masyarakat seperti itu merusak manusia, menindas perasaan,
keingIndonesian dan pikiran.
Pierre J. Proudhon (1809-1865)
Adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis setelah
generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para penganjur
sosialisme lain yang cenderung menghapuskan hak-hak individual atas
sarana-sarana produksi, termasuk hak petani untuk memiliki tanah garapan,
Proudhon justru bersikeras memperjuangkan dipertahankan hak-hak
individual secara terbatas, termasuk hak petani untuk memiliki dan
menggarap tanahnya, sebagai juga hak pengusaha kecil untuk
mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak ide kolektivisme penuh dari
kaum sosiais radikal seperti Marx.
Etinne Cabet (1788-1856)
Tokoh ini dipengaruhi oleh pemikiran Robert Owen. Di dalam
bukunya Travel and adventures of lord william carrisdall in Icaria(1840), ia
memaparkan suatu masyarakat komunal idealis. Usahanya untuk
membuatnya kembali (gerakan Icarian) gagal.
Konteks Sosial
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri
yang terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat,
14
yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan
modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar
masyarakat kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan
semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja
ini hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak
besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara.
Ketika itulah individualisme tumbuh.
Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai
sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem
kapitalisme liberal yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami
kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat
sarana produksi dan transportasi. Sejumlah kaum cendekiawan muncul
untuk membela hak-hak kaum buruh dan menyerukan persamaan hak bagi
semua lapisan, golongan dan kelas masyarakat dalam menikmati
kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan
pembagian keadilan dalam ekonomi.
Konsep Pemikiran
Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan kebersamaan
sebagai tujuan hidup manusia dan mengutamakan segala aspek kehidupan
bersama manusia (humanitarian). Kepentingan bersama dan kepentingan
individu harus dikesampingkan. Negara harus selalu campur tangan dalam
segala kehidupan, demi tercapainya tujuan negara. Kesengsaraan kaum
buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para
cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib.
Sosialisme merupakan sebuah sistem kehidupan, ideologi, paham
yang mendambakan kehidupan masyarakat yang ideal, sama rata,
berkeadilan, dan sejahtera. Diilhami dari Utopia, sebuah judul buku yang
dibuat oleh Thomas More (1478-1535), seorang Sir yang mati dipenggal
pada masa Raja Henry IV. Negeri Utopia mendambakan kondisi
masyarakat yang sama; segala apa dimiliki bersama, semua orang bekerja
dan semua orang menikmati pendapatan bersama.
15
Sejarah pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sebagai proses
evolusi sosial (one way evolution) yang menceritakan harta kepemilikan
menuju sosialisme. Ada empat tahap kemasyarakatan yang dikonsepsikan
Marx Pertama, tahap kebudayaan primitif (primitive culture) yaitu ketika
kebudayaan manusia dimulai dari berburu dan bercocok tanam sebatas
memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, tahap feodalisme fase ini adalah
kelanjutan dari budaya primitif pada tahap ini sumber daya alam mulai
terbatas dan populasi meningkat. Ketiga, tahap kapitalisme sebagai
kelanjutan dari feodalisme seorang buruh dengan pemilik tanah saling
bertentangan. Keempat, tahap masyarakat sosialisme dan kapitalisme
sebagai puncak konflik fase sebelumnya.
Pemikiran sosialisme dimana kekuatan yang menentukan berasal
dari milik sosial (digunakan untuk memajukan kesejahteraan umum), ciri -
ciri ekonomi yang utama kepemilikan negara atas alat - alat produksi dan
perencanaan ekonomi, organisasi politik dari pemerintah pusat yang kuat
berdasarkan kekuasaan mayoritas (kediktatoran proletariat), ciri sosial yang
utama adanya ketimpangan rendah berdasarkan jasa dan fungsi ekonomi.
Masih menurut Marx demokrasi dan perikemanusiaan yang mengilhami
sosialisme tidak akan bisa tercapai sebelum kapitalisme berkembang
sepenuhnya dan semua potensi ekonomi dan akibat sosial kapitalisme
terwujud. Dalam membahas sosialisme tidak dapat dilepaskan dengan istilah
Marxisme-Leninisme karena sebagai gerakan yang mempunyai arti politik,
baru berkembang setelah lahirnya karya Karl Marx, Manifesto Politik
Komunis (1848). Dalam bukunya Karl Marx memakai istilah sosialisme
dan komunisme secara bergantian dalam pengertian yang sama.
16
suatu proses terhadap susunan sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan
hanya memperoleh suara (dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di
parlemen. Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional setelah
masuknya bekas anggota partai liberal. Banyak programnya yang berasal
dari kaum sosialis,terutama dari kelompok Febiaan berhasil memperkuat
posisi partai karena dapat memenuhi keingIndonesian masyarakat.
Kemajuan yang dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1) pemerataan
pendapatan (2)distribusi pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan
(Anthony Crosland, 1976: 265-268).
Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia,
Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil
memegang kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal
tersebut berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan
dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan
dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet
dan RRC.
Strategi Sosialisme
Sosialisme sebagai ideologi adalah suatu keyakIndonesian dan
kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan
politik yang mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara
merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional, parlementer ,
dantanpa kekerasan. Berorientasi pada transformasi masyarakatsecara
revolusioner, yang terdiri dari penggulingan kapitalisme dan pembangunan
Sosialisme.
Lawan Sosialisme
Komunisme, sosialisme dan komunisme mendukung dua cara
berfikir dan cara hidup yang tidak dapat dirujukkan, sebagaimana
liberalisme konstitusional dan totaliterisme revolusioner. Meskipun para
pengajur erokomunisme belakangan ini berusaha untuk mengundurkan
seruan-seruan mereka belum teruji dalam prakek pada skala nasional.
17
Karena kaum komunis mempunyai tujuan revolusi, maka bisa di mengerti
kalau partai-partai sosialis menganggap mereka sebagai sumber kekacauan
yang harus disingkirkan dari serikat-serikat atau kegiatan lain dari kelas
buruh yang terorganisir. Kaum komunis berusaha untuk mengalihkan semua
alat produksi, distribusi dan pertukaran menjadi milik negara, karean
mereka lebih menghendaki milik umum daripada usaha perseorangan,
sedangkan kaum sosialis sebaliknya mempertimbangkan apakah industri
atau jasa tertentu perlu dialihkan menjadi milik negara dan diawasi negara
Pengaruh Sosialisme
Pengaruh ideologi sosialisme mencakup sampai ranah internasional.
Tidak hanya negara-negara Barat yang sudah yang menganutnya seperti,
negara-negara di Eropa barat laut dan tengah( Inggris dan
SkandIndonesiavia ), Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru. Namun
di negara berkembangpun ideologi sosialisme juga dianut oleh beberapa
negara, yaitu antara lain India, Afrika, Israel,Uruguay, Mesir, Aljazair, dan
Birma.
Sosialisme pada negara berkembang dengan negara yang lebih
makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia barat sosialisme tidak
diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan negara yang belum maju,
tetapi cara mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih merata.
Sebaliknya, sosialisme di negara berkembang dimaksudkan untuk
membangun suatu perekonomian industri dengan tujuan menaikkan tingkat
ekonomi dan pendidikan masa rakyat, maka sosialisme di negara barat pada
umumnya berkembang dengan sangat baik dalam kerangka pemerintahan
yang mantap (seperti di Inggris dan SkandIndonesiavia) , sedangkan di
negara berkembang sosialisme sering berjalan dengan beban tardisi
pemerintahan yang otoriter oleh kekuatan imperialisme asing atau oleh
penguasa setempat
18
Pada saat ini bisa disimpulkan bahwa ideologi sosialisme masih
hidup, walaupun hanya sebagian kecil negara yang menganut ideologi
tersebut. Ini dapat dibuktikan dengan adanya negara-negara yang masih
menganut paham sosialisme. Sosialisme saat ini berkembang menjadi
sosialis demokratis, Demokrasi Sosialis adalah lanjutan perjuangan rakyat
terlindas dengan syarat-syarat dan dalam bentuk-bentuk baru melawan
kaum kapitalis yang ada di dalam negeri dan melawan kekuatan agresif
dunia kapitalis yang melingkupinya.
Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan
suatu gerakan yang berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat
melalui tindakan (1) memperkenalkan adanya hak milik privat atas alat-alat
produksi (2) melaksanakan pemilikan oleh negara (public ownership) hanya
apabila hal tersebut diperlukan demi kepentingan masyarakat (3)
mengandalkan diri secara maksimal atas perekonomian pasar dan
membantunya dengan perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan
ekonomis yang diinginkan.
c. IDEOLOGI KOMUNIS
Komunisme adalah salah satu paham pemikiran konsep yang
berkembang menjadi sebuah kerangka ideologi semenjak Uni Sovyet
mengadopsinya pada sekitar awal abad ke-20. Di dalam sistem komunisme,
menjelaskan dasar-dasar asumsi bahwa negara terdiri dari pengklasifikasian
masyarakat ke dalam perjuangan antar kelas. Komunisme sebagai sebuah
paham yang sangat mendetail, yang mempu menjelma sebagai aturan bagi
segenap negara, tidaklah kemunculanya terjadi secara tiba-tiba, tetapi
terlebih dahulu berkembang dan menemukan bentuknya sendiri melalui cara
pandang beberapa penganutnya.
Komunisme sendiri berasal dari ide hasil cetusan oleh Karl Marx,
seorang filsuf. Lalu kemudian setelah dia meninggal, lahirlah pelbagai
macam perdebatan yang muncul sebagai pengaruh dari perbedaan
penafsiran yang muncul oleh para pengikutnya, termasuk para pengikutnya
di Rusia, yang merupakan daerah pertama kali yang menjadi tonggak
19
berdirinya struktralism menjadi negara dengan konsep komunisme sebagai
landasan tetap. Komunisme berargumen bahwa satu-satunya cara agar dapat
menciptakan kestabilan dan keadilan dalam masyarakat yakni dengan cara-
cara garis keras : merubah tatanan politik dan menghilangkan kelas-kelas.
Komunisme memberikan efek perubahan secara langsung terhadap
politik dan berbagai aspek lainya, maka komunisme di beberapa negara
timur dengan cepat berkembang dan pada suatu momen, berhasil
mengalahkan dan melumat lawan politiknya, sosialisme, sehingga munculah
komunisme sebagai kekuatan domIndonesian tunggal yang lepas dari
keterkaitanya dengan pesaing terdekatnya di negara eropa paling utara dan
paling jarang kepadatan populasinya, sehingga komunisme berhasil
menghimpun diri dan mengorganisasikan untuk kemudian dapat tampil ke
permukaan sebagai kekuatan politik baru yang diperhitungkan, setelah
kekaisaran Rusia mewariskan sebagian kejayaan tersebut.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem sebagai
alat pengambilalihan Partai Komunis kekuasaan dan sangat menentang
kepemilikan individu akumulasi modal. pada prinsipnya semua
direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat
produksi harus dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan rakyat secara adil,
Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi perwakilan
yang diciptakan oleh elit Partai Komunis karena sangat membatasi
demokrasi langsung yang bukan anggota Partai Komunis di Komunisme
karena tidak diakui hak-hak individu sebagaimana tercantum dalam ideologi
liberalisme.
Pengertian Komunisme
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari
Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich
Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21
Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada
perjuangan kelas(sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang
20
kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh
dalam dunia politik.
Komunisme ini merupakan paham yang tidak percaya akan
keberadaan Tuhan. Komunisme ini menyebabkan banyak penduduk
beragama tidak mendukung komunis. Pemerintah komunis juga sering
menindas mereka yang berpegang pada agama.
Negara komunis adalah istilah politik yang digunakan untuk
mendeskripsikan bentuk pemerintahan suatu negara yang menganut sistem
satu partai dan mendeklarasikan kesetiaan kepada komunisme (Marxisme,
Leninisme, atau Maoisme). Negara komunis yang masih ada hingga kini
adalah Republik Rakyat CIndonesia, Kuba, Korea Utara, Laos, dan
Vietnam.
21
candu yang membuat berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal
yang nya (kebenaran materi).
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis
internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang
umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan
komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari
pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut Marxisme-Leninisme.
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan
alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai
komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang
kepemilikan akumulasi modal atas individu. Pada prinsipnya semua adalah
direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat
produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara
merata.
Ideologi komunisme diperjuangkan dahulu sudah mulai luntur
termakan usia setelah pencetusannya. Hal ini dapat dilihat di Negara
CIndonesia sendiri, kebijakan pemerintah CIndonesia terhadap investor
(kapitalis) yang dianggap musuh rakyat telah berubah sejak 90-a. Hal ini
dapat dilihat dengan kebanjiran pabrik-pabrik di dalam negeri CIndonesia
sendiri.
Meskipun banyak yang menganggap ideologi komunisme sudah
lemah menyusul jatuhnya Uni Republik Soviet pada tahun 1991, namun
ideologi itu tetap ada dalam bentuk sosialisme. Masih ada Partai Komunis di
negara-negara lain seperti di barat yang memperjuangkan hak pekerja,
pelajar dan bersikap anti-kolonial.
Menurut Manifesto Komunis, Komunisme terdiri dari sepuluh tiang
utama :
Penghapusan hak milik swasta seperti berupa tanah dan penggunaan
segala sewa tanah untuk anggaran negara.
Pajak penghasilan progresif yang berat.
22
Penghapusan hak harta pusaka (waris).
Perampasan hak kepemilikan harta.
Penyitaan milik semua emigran dan pemberontak.
Keberadaan bank pusat.
Penambahan pabrik-pabrik dan perkakas-perkakas produksi yang
dimiliki oleh negara
Sistem komunikasi dan transportasi milik pemerintah.
Wajib kerja sama untuk semua, pembentukan tentara-tentara industri,
terutama untuk pertanian
Pabrik dan kawasan pertanian dimiliki pemerintah.
Golongan pekerja diatur pemerintah.
Perencanaan regional dan perladangan yang dikorporatkan.
Penggabungan antara perusahaan pertanian dengan perusahaan
industri, penghapusan perbedaab antara kota dan desa secara
berangsur-angsur, pembagian penduduk yang lebih seimbang ke
seluruh negeri
Pendidikan gratis untuk semua anak sekolah-sekolah umum,
penghapusan kerja anak di pabrik, perpaduan pendidikan dengan
produksi materi, dsb
23
Komunis mempunyai progam terwujudnya masyarakat yang makmur,
tanpa kelas, dan semua orang itu sama. Tetapi untuk mewujudkannya,
ada fase diktator proletariat yang mempunyai tugas membersihkan
kelas lawan komunisme. Terutama tuan tanah yang bertentangan
dengan demokrasi.
Komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis.
Sehingga bisa dibilang Negara komunis tidak ada partai oposisi atau
komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
Negara dan hukum akan lenyap karena tidak lagi diperlukan.
24
Keunggulan / Kelebihan Ideologi Komunis :
a) Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik
dalam hal perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi,
pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi lainnya.
b) Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan
perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan
lancer.
c) Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
d) Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan
oleh pemerintah.
e) Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada
d. IDEOLOGI FASISME
Fasisme adalah ideologi yang berdasarkan pada prinsip
kepemimpIndonesian dengan otoritas absolut di mana perintah pemimpin
dan kepatuhan berlaku tanpa pengecualian. Pasukan dengan otoritas (atau
militer) menjadi sangat penting dalam ideologi fasis, karena ideologi ini
selalu membayangkan adanya musuh, sehingga pemimpin dan militer harus
kuat menjaga negara. Gerakan ini memiliki satu tujuan: menghancurkan
musuh, dimana musuh dikonstruksikan dalam kerangka konspirasi atau
ideologi lain. Dalam pola pikir fasis, musuh berada di mana-mana baik di
medan perang maupun dalam bangsa sendiri sebagai elemen yang tidak
sesuai dengan ideolgi fasis. Dalam ideologi fasis, akibatnya adalah
25
individualitas manusia hilang, dan pengikut menjadi massa yang seragam
dimana individu hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan gerakan fasis
tersebut.
Sejarawan, ilmuwan politik dan para sarjana lainnya kaya lama
diperdebatkan sifat yang tepat dari fasisme. Setiap bentuk fasisme adalah
berbeda, meninggalkan banyak definisi terlalu lebar atau sempit. Sejak
1990-an, para sarjana termasuk Stanley Payne, Roger Eatwell, Roger Griffin
dan Robert O. Paxton telah mengumpulkan sebuah konsensus kasar pada
prinsip-prinsip inti ideologi.
Untuk Griffin, fasisme adalah "bentuk, benar-benar revolusioner
trans-kelas anti-liberal, dan dalam analisis terakhir, nasionalisme anti-
konservatif" dibangun di berbagai kompleks pengaruh teoretis dan budaya.
Ia membedakan periode antar-perang yang terwujud dalam elit yang
dipimpin tetapi populis "bersenjata partai" politik menentang sosialisme dan
liberalisme dan politik radikal yang menjanjikan untuk menyelamatkan
bangsa dari dekadensi.
Paxton melihat fasisme sebagai "keasyikan obsesif dengan
penurunan masyarakat, penghIndonesiaan atau menjadi korban dan dengan
kultus-kultus kompensasi persatuan, energi dan kemurnian". Dalam
interpretasi Paxton's, fasis adalah "militan nasionalis berkomitmen", bekerja
gelisah bersama elit tradisional dan meninggalkan kebebasan demokratis
dalam mengejar "pembersihan internal" atau perluasan wilayah.
Salah satu definisi umum fasisme berfokus pada tiga kelompok ide:
negations fasis yang anti-liberalisme, anti-komunisme dan anti-
konservatisme, nasionalis, otoriter tujuan untuk menciptakan struktur
ekonomi yang diatur untuk mengubah hubungan sosial dalam modern, self-
ditentukan budaya, estetika politik menggunakan simbolisme romantis,
mobilisasi massa, pandangan positif kekerasan, promosi maskulinitas dan
pemuda dan kepemimpIndonesian karismatik atau juga bisa di sebut fasisme
sebagai sebuah sistem filsafat.
Gerakan fasis termasuk adalah gerakan radikal ideologi nasionalis
otoriter politik. Dalam ideologi fasis, massa tak boleh mempunyai identitas
26
yang beragam dan wajib seragam.Individualitas hilang karena kebhinekaan
dilarang, hancurnya identitas individu berdampak massa mengambang yang
dengan dipimpin oleh pemimpin karismatik dengan kekuasaan absolut.
Asal Ideologi
Meskipun fasisme dianggap telah pertama kali muncul di Perancis
pada tahun 1880-an, pengaruhnya telah dipertimbangkan kembali sejauh
Julius Caesar. Thomas Hobbes, Niccol Machiavelli, dan Hegel juga telah
dianggap sebagai berpengaruh, serta ide-ide kontemporer seperti
sindikalisme dari Georges Sorel, yang futurisme dari Filippo Tommaso
Marinetti, nasionalis dan filsafat otoriter Oswald Spengler dan
konservatisme dan sosial Enrico Corradini.
27
kekuatan militer. Mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan
militer ialah tujuan terpenting dari masyarakat.
c) Ultra Nasionalis
Merupakan sikap membanggakan suatu negara (negaranya sendiri)
secara berlebihan dan sangat merendahkan negara yang lain. Akibatnya
akan mudah sekali memancing pertengkaran/peperangan.
d) Imperialisme
Merupakan politik untuk menguasai seluruh dunia (dengan paksaan)
untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperium (hak
memerintah).
28
Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme sebagai
memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan
renovasi spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keingIndonesian untuk
mendomIndonesiasi dalam karakter orang, dan menciptakan persaudaraan
nasional melalui dIndonesias militer . Fasis kekerasan melihat dan perang
sebagai tindakan yang menciptakan regenerasi semangat, nasional dan
vitalitas.
Fasisme adalah anti-komunisme, anti-demokratis, anti-individualis,
anti-liberal, anti-parlemen, anti-konservatif, anti-borjuis dan anti-proletar,
dan dalam banyak kasus anti-kapitalis Fasisme. menolak konsep-konsep
egalitarianisme, materialisme, dan rasionalisme yang mendukung tindakan,
disiplin, hierarki, semangat, dan keingIndonesian. Dalam ilmu ekonomi,
fasis menentang liberalisme (sebagai gerakan borjuis) dan Marxisme
(sebagai sebuah gerakan proletar) untuk menjadi eksklusif ekonomi berbasis
kelas gerakan Fasis ini. Ideologi mereka seperti yang dilakukan oleh
gerakan ekonomi trans-kelas yang mempromosikan menyelesaikan konflik
kelas ekonomi untuk mengamankan solidaritas nasional Mereka
mendukung, diatur multi-kelas, sistem ekonomi nasional yang terintegrasi.
29
pengganti liberalisme parlemen dalam rangka untuk memodernisasi
ekonomi dan memajukan kepentingan pekerja dan masyarakat umum. Yang
"benar Fasis" termasuk anggota paramiliter fasis "Squadristi" dan mantan
anggota Asosiasi Nasionalis Italia (ANI) Squadristi ingin mendirikan
fasisme sebagai sebuah kediktatoran lengkap,. sedangkan ANI mantan
anggota, termasuk Alfredo Rocco , mencari negara korporatis otoriter untuk
menggantikan negara liberal di Italia, sementara tetap mempertahankan elite
yang ada. Ada faksi-faksi juga lebih kecil di dalam gerakan Fasis Italia,
seperti "Fasis ulama" yang berusaha untuk mengalihkan fasisme Italia dari
anti- akar Katolik untuk menerima Katolik. Ada juga "Fasis monarki" yang
berusaha untuk menggunakan fasisme untuk membuat sebuah monarki
absolut di bawah Raja Victor Emmanuel III dari Italia.
Sejumlah gerakan fasis menggambarkan diri mereka sebagai
"kekuatan ketiga" di luar spektrum politik tradisional Mussolini
dipromosikan. Ambiguitas tentang posisi fasisme dalam rangka untuk rally
banyak orang itu mungkin, mengatakan fasis dapat "bangsawan atau
demokrat, revolusioner dan reaksioner, kaum proletar dan anti-proletarian,
pasifis dan anti-pasifis". Mussolini menyatakan sistem ekonomi yang
Fasisme Italia korporatisme dapat diidentifikasi sebagai kapitalisme negara
atau sosialisme negara, yang dalam kedua kasus terlibat" birokratisasi dari
kegiatan ekonomi bangsa "dijelaskan. Mussolini fasisme dalam bahasa
apapun ia menemukan berguna. Spanyol Falangist pemimpin Jos Antonio
Primo de Rivera adalah kritis dari kedua politik sayap kiri dan sayap kanan,
sekali mengatakan bahwa "pada dasarnya Hak berdiri untuk memelihara
struktur ekonomi, meskipun salah satu yang tidak adil, sedangkan Waktu
singkatan dari upaya untuk menumbangkan bahwa struktur ekonomi,
meskipun subversi daripadanya akan memerlukan penghancuran banyak hal
yang bermanfaat".
30
Churchill mendukung rezim Fasis Italia hingga akhir 1937, mengklaim
bahwa Mussolini memiliki kualitas yang kuat yang dijaga Italia dari
ancaman komunisme, yang sepadan dengan pengorbanan kebebasan Pan-
Afrika nasionalis Marcus Garvey sekali. mengklaim bahwa ia adalah
pertama fasis dan menyatakan ia menghormati asal usul kelas bawah
Mussolini dan Adolf Hitler. Franklin D. Roosevelt, sebelum Perang Italo-
Ethiopia Kedua, mengatakan bahwa ia "tetap berhubungan dengan pria yang
mengagumkan", merujuk untuk Mussolini. Mohandas Gandhi bepergian ke
Italia untuk bertemu Mussolini pada bulan Desember 1931 dengan maksud
berusaha untuk menyebarkan nilai kedamaian.
31
Chi Minh . Herbert Matthews dari New York Times bertanya "Haruskah kita
sekarang tempat Rusia Stalinis di kategori yang yang sama Orang fasis
Jerman? Haruskah kita mengatakan bahwa dia Fasis ". J. Edgar Hoover
menulis secara ekstensif dari"? Red Fasisme ".
Marxis CIndonesia menggunakan istilah itu untuk mengecam Uni
Soviet selama Split Sino-Soviet, dan juga, Soviet menggunakan istilah
untuk mengidentifikasi Marxis CIndonesia.
Sejarah penyebab dan pengembangan
Fusi nasionalisme dan Sorelianisme serta pemecahan terakhir (19071914)
Unsur kunci dalam penciptaan fasisme adalah perpaduan dari
agenda nasionalis pada hak politik dengan sindikalis Sorelian di sebelah
kiri, sekitar pecahnya Perang Dunia I. Sindikalisme Sorelian, tidak seperti
ideologi lain di sebelah kiri, diadakan sebuah elitis pandangan bahwa
moralitas kelas pekerja harus dIndonesiaikkan. Konsep Sorelian sifat positif
dari perang sosial dan desakan terhadap revolusi moral menyebabkan
beberapa sindikalis percaya bahwa perang adalah manifestasi akhir dari
perubahan sosial dan revolusi moral .
Pengaruh Nasionalis dan militer yang telah mulai menggabungkan
dengan sindikalisme sejak 1907 menciptakan perpecahan dalam politik kiri.
split ini kuat di Italia, di mana nasionalis dan sindikalis semakin dipengaruhi
satu sama lain nasionalisme. Maurassian, dekat dengan Sorelism,
dipengaruhi radikal nasionalis Italia Enrico Corradini. Corradini berbicara
tentang perlunya gerakan nasionalis-sindikalis, dipimpin oleh aristokrat
elitis dan anti-demokrat yang berbagi komitmen sindikalis revolusioner
untuk aksi langsung dan kemauan untuk melawan. Corradini berbicara Italia
sebagai sebuah "bangsa proletar" yang diperlukan untuk mengejar
imperialisme dalam rangka tantangan "berkenaan dgn pemerintahan orang
kaya" Prancis dan Inggris. pandangan Corradini adalah bagian dari satu set
yang lebih luas persepsi dalam Italia sayap kanan Nasionalis Association
(ANI), yang menyatakan bahwa keterbelakangan ekonomi Italia disebabkan
oleh korupsi dalam kelas politik, liberalisme, dan pembagian yang
32
disebabkan oleh "sosialisme tercela" . ANI diadakan ikatan dan pengaruh
antara konservatif, Katolik, dan masyarakat bisnis.
Sindikalis nasional Italia mengadakan seperangkat prinsip:
penolakan nilai-nilai borjuis, demokrasi, liberalisme, Marxisme,
internasionalisme, dan pasifisme dan promosi kepahlawanan, vitalisme, dan
kekerasan . nasionalisme radikal di Italia dukungan untuk ekspansi dan
revolusi budaya untuk menciptakan sebuah "Manusia Baru" dan "New
Negara" - mulai tumbuh pada tahun 1912 selama penaklukan Italia dari
Libya dan didukung oleh futuris Italia dan anggota ANI . ANI mengklaim
bahwa demokrasi liberal tidak lagi kompatibel dengan dunia modern dan
menganjurkan sebuah negara yang kuat dan imperialisme, mengklaim
bahwa manusia secara alami predator dan bahwa bangsa-bangsa dalam
perjuangan terus-menerus di mana hanya yang terkuat bisa bertahan.
Namun, hingga 1914, nasionalis Italia dan sindikalis revolusioner
dengan kecenderungan nasionalis tetap terpisah. sindikalis tersebut
menentang Perang Italo-Turki pada tahun 1911 sebagai urusan kepentingan
keuangan dan bukan bangsa. Perang Dunia I terlihat oleh nasionalis Italia
dan sindikalis sebagai urusan nasional.
Perang Dunia I dan pendirian Fasisme (19141920)
Pada pecahnya Perang Dunia I pada bulan Agustus 1914, politik kiri
Italia menjadi sangat dibagi atas posisinya pada perang . Partai Sosialis
Italia menentang perang atas dasar internasionalisme., Tetapi sejumlah
sindikalis revolusioner Italia didukung intervensi melawan Jerman dan
Austria-Hongaria dengan alasan bahwa rezim-rezim reaksioner mereka
harus dikalahkan untuk menjamin keberhasilan sosialisme. Corradini
disajikan kebutuhan yang sama untuk Italia sebagai "bangsa proletar" untuk
mengalahkan Jerman reaksioner dari perspektif nasionalis. Awal fasisme
yang dihasilkan dari perpecahan ini, dengan Angelo Oliviero Olivetti
membentuk Fascio Revolusioner Aksi Internasional pada Oktober 1914
.Pada saat yang sama, Benito Mussolini bergabung penyebab intervensionis.
The Fasis didukung nasionalisme dan mengklaim bahwa internasionalisme
proletar gagal.
33
Pada saat ini, kaum fasis tidak memiliki serangkaian kebijakan
terpadu dan gerakan itu sangat kecil. Its mencoba untuk mengadakan
pertemuan massa tidak efektif dan itu teratur dilecehkan oleh otoritas
pemerintah dan sosialis ortodoks Antagonisme antara intervensionis,.
termasuk Fasis, dan sosialis ortodoks anti-intervensionis menghasilkan
kekerasan. Serangan terhadap intervensionis begitu kekerasan yang bahkan
sosialis demokrasi yang menentang perang, seperti Anna Kuliscioff,
mengatakan bahwa Partai Sosialis Italia sudah terlalu jauh dalam kampanye
untuk membungkam pendukung perang.
penggunaan Italia dari pemberani pasukan shock elit yang dikenal
sebagai Arditi, dimulai pada tahun 1917, merupakan pengaruh penting
terhadap Fasisme Para Arditi adalah prajurit yang secara khusus terlatih
untuk hidup kekerasan dan mengenakan seragam blackshirt unik dan fezzes.
The Arditi membentuk sebuah organisasi nasional pada bulan November
1918, Associazione fra GLI Arditi d'Italia, yang pada pertengahan 1919
memiliki sekitar dua puluh ribu orang muda di dalamnya Mussolini banding
ke Arditi, dan Squadristi. kaum fasis ', dikembangkan setelah perang,
didasarkan pada Arditi. Dengan pemisahan antara Marxis anti-intervensionis
dan Fasis pro-intervensionis selesai pada akhir perang, kedua belah pihak
menjadi tak terdamaikan. Kaum Fasis disajikan diri mereka sebagai anti-
Marxis dan sebagai lawan dari komunisme Soviet, Benito Mussolini
mengontrol konsolidasi selama gerakan Fasis pada tahun 1919 dengan
berdirinya italiani Fasci di combattimento, yang bertentangan dengan
sosialisme ortodoks dia menyatakan:
Kami menyatakan perang melawan sosialisme, bukan karena itu
adalah sosialisme, tetapi karena menentang nasionalisme. Meskipun kita
dapat membahas pertanyaan tentang apa sosialisme adalah, apa
programnya, dan apa taktik, satu hal yang jelas: Italia resmi Partai Sosialis
telah reaksioner dan benar-benar konservatif. Jika dilihat perusahaan
mempunyai menang, kelangsungan hidup kita di dunia saat ini tidak
mungkin.
34
Pada tahun 1919, Alceste De Ambris dan pemimpin gerakan Futurist
Filippo Tommaso Marinetti menciptakan Manifesto dari Fasci dari Combat
(alias Manifesto Fasis). Manifesto disajikan pada tanggal 6 Juni 1919 di
surat kabar Il Popolo d'Italia Fasis. Manifesto mendukung penciptaan hak
pilih universal bagi laki-laki dan perempuan (yang terakhir disadari hanya
sebagian pada tahun 1925-an, dengan semua pihak oposisi dilarang atau
dibubarkan); perwakilan proporsional berdasarkan regional; perwakilan
pemerintah melalui sistem korporatis dari "Dewan Nasional" ahli, dipilih
dari para profesional dan pedagang, terpilih untuk mewakili dan memiliki
kekuasaan legislatif di daerah masing-masing, termasuk tenaga kerja,
industri, transportasi, kesehatan masyarakat, komunikasi, dll; dan
penghapusan Senat Italia . Manifesto mendukung terciptanya hari kerja
delapan jam untuk semua pekerja, upah minimum, perwakilan pekerja
dalam manajemen industri, sama kepercayaan serikat buruh seperti di
eksekutif industri dan pegawai negeri, reorganisasi sektor transportasi, revisi
draft undang-undang tentang asuransi cacat, pengurangan usia pensiun 65-
55, pajak progresif yang kuat atas modal, penyitaan milik lembaga agama
dan penghapusan keuskupan, dan revisi kontrak militer untuk
memungkinkan pemerintah untuk menyita 85% dari [mereka yang
keuntungan].? Ini juga disebut untuk menciptakan layanan-singkat milisi
nasional untuk melayani tugas defensif, nasionalisasi industri persenjataan,
dan kebijakan luar negeri yang dirancang untuk menjadi damai tetapi juga
kompetitif.
Peristiwa berikutnya yang mempengaruhi Fasis adalah serangan dari
Fiume oleh Gabriele d'Annunzio nasionalis Italia dan pendiri Piagam
Carnaro pada tahun 1920 D'Annunzio dan De Ambris dirancang Piagam,
yang menganjurkan productionism korporatis nasional-sindikalis.
pandangan bersama D'Annunzio's politik .Banyak Fasis melihat. Piagam
Carnaro sebagai konstitusi ideal untuk Italia Fasis.
35
Awal tahun 1920, Fasisme mulai membuat pergeseran ke arah hak
politik .Hal ini terjadi sebagai aktivitas pemogokan militan oleh pekerja
industri mencapai. Puncaknya di Italia, di mana 1919 dan 1920 dikenal
sebagai "Tahun Merah". Mussolini dan Fasis mengambil keuntungan dari
situasi dengan allying dengan usaha industri dan menyerang para pekerja
dan petani dalam nama menjaga ketertiban dan perdamaian internal di Italia.
Fasis diidentifikasi lawan utama mereka sebagai mayoritas sosialis
di sebelah kiri yang menentang intervensi dalam Perang Dunia I. Fasis dan
hak politik Italia diadakan landasan bersama: baik Marxisme diadakan di
penghIndonesiaan, diskon kesadaran kelas dan percaya dalam aturan elit
Kaum Fasis membantu kampanye anti-sosialis hak politik dengan allying
dengan tepat dalam upaya bersama untuk menghancurkan Partai Sosialis
Italia dan tenaga kerja organisasi berkomitmen untuk identitas kelas di atas
identitas nasional.
Fasisme berusaha untuk mengakomodasi konservatif Italia dengan
membuat perubahan besar dalam agenda politiknya -. Meninggalkan
populisme sebelumnya, republikanisme, dan anticlericalism, mengadopsi
kebijakan yang mendukung pasar bebas, dan menerima Gereja Katolik
Roma dan monarki sebagai lembaga di Italia untuk menarik konservatif
Italia, Fasisme mengadopsi kebijakan seperti mendorong nilai-nilai
keluarga, termasuk promosi peran wanita sebagai seorang ibu Meskipun
Fasisme diadopsi. beberapa posisi yang dirancang untuk menarik reaksioner,
kaum fasis berusaha untuk mempertahankan karakter revolusioner
Fasisme's, dengan Angelo Oliviero Olivetti mengatakan "Fasisme ingin
menjadi konservatif, tetapi akan dengan menjadi revolusioner." The Fasis
mendukung aksi revolusioner dan berkomitmen untuk mengamankan
hukum dan ketertiban untuk menarik baik konservatif dan sindikalis.
Sebelum bergeser ke kanan, Fasisme adalah, kecil perkotaan,
gerakan Italia utara yang memiliki sekitar seribu anggota .Setelah itu,
keanggotaan gerakan Fasis melejit menjadi sekitar 250.000 pada 1921.
36
Peristiwa-peristiwa Depresi Besar menghasilkan gelombang
internasional fasisme dan penciptaan rezim fasis berganda dan rezim yang
mengadopsi kebijakan fasis. Rezim yang paling penting fasis baru Nazi
Jerman, di bawah kepemimpIndonesian Adolf Hitler. Dengan bangkitnya
Hitler dan Nazi berkuasa pada 1933, demokrasi liberal dibubarkan di
Jerman, dan Nazi dimobilisasi negara untuk perang, dengan tujuan
ekspansionis teritorial terhadap negara-negara ganda.
Pada tahun 1930 dilaksanakan Nazi hukum rasial yang sengaja
didiskrimIndonesiasi, disenfranchised, dan menganiaya orang-orang Yahudi,
homoseksual, dan kelompok-kelompok ras dan minoritas lainnya. Fasis
Hungaria Gyula Gmbs naik ke tampuk kekuasaan sebagai Perdana
Menteri Hongaria pada 1932 dan mengunjungi Fasis Italia dan Nazi Jerman
untuk mengkonsolidasikan hubungan baik dengan dua rezim. Ia berusaha
berkubu Partai Persatuan Nasional di seluruh negeri; menciptakan hari kerja
delapan jam, empat puluh delapan jam seminggu bekerja di industri, dan
berusaha berkubu ekonomi korporatis, dan mengejar irredentist klaim pada
tetangga Hungaria . Gerakan Besi fasis Guard di Rumania melonjak dalam
dukungan politik setelah tahun 1933, mendapatkan perwakilan dalam
pemerintahan Rumania, dan seorang anggota Garda Besi Rumania dibunuh
perdana menteri Ion Duca. Berbagai pemerintah para-fasis yang dipinjam
unsur-unsur dari fasisme terbentuk selama Depresi Besar, termasuk Yunani,
Lithuania, Polandia, dan Yugoslavia International gelombang fasisme dan
Perang Dunia II (19291945).
Fasisme juga memperluas pengaruh luar Eropa, terutama di Asia
Timur, Timur Tengah, dan Amerika Selatan. Di CIndonesia, p'ai Wang
Jingwei's Kai-tsu (Reorganisasi) faksi Kuomintang (Partai Nasionalis
ChIndonesia) didukung Nazisme di akhir 1930-an. Di Jepang, Thkai,
sebuah gerakan Nazi dibentuk oleh Seig Nakano. The Integralists Brasil
dipimpin oleh Plnio Salgado, diklaim sebanyak 200.000 anggota walaupun
setelah upaya kudeta itu menghadapi tindakan keras dari Estado Novo dari
Getlio Vargas pada 1937. Club Al-Muthanna di Irak adalah sebuah gerakan
pan-Arab yang didukung Nazisme dan pengaruh yang dilakukan di
37
pemerintah Irak melalui kabinet menteri Saib Shawkat yang membentuk
gerakan pemuda paramiliter. pada tahun 1930-an Nasional Gerakan Sosialis
Chili memperoleh kursi di parlemen Chili dan mencoba kudeta yang
mengakibatkan pembantaian Obrero Seguro Tahun 1938 presiden Peru Luis
Miguel Snchez Cerro mendirikan Uni Revolusioner pada tahun 1931
sebagai pihak negara untuk kediktatoran nya.. Setelah Uni Revolusioner
diambil alih oleh Ral Ferrero Rebagliati yang berusaha untuk memobilisasi
dukungan massa untuk nasionalisme kelompok dengan cara yang mirip
dengan fasisme. Dia bahkan mulai lengan blackshirts paramiliter sebagai
salIndonesian dari kelompok Italia, meskipun Uni kehilangan berat dalam
pemilu 1936 dan menjadi layu ketidakjelasan.
Selama Depresi Besar, Mussolini dipromosikan intervensi negara
yang aktif dalam perekonomian. Dia mencela "supercapitalism"
kontemporer yang ia mengklaim mulai tahun 1914 sebagai kegagalan
karena dekadensi dugaan, dukungan untuk konsumerisme terbatas dan niat
untuk menciptakan "standardisasi manusia" Namun,. Mussolini menyatakan
bahwa perkembangan industri sebelumnya "kapitalisme heroik" yang
berharga dan terus mendukung milik pribadi selama itu produktif Dengan
terjadinya Depresi Besar,. Fasis Italia mulai intervensi negara besar-besaran
ke dalam perekonomian, mendirikan Institut untuk Industri Rekonstruksi
(Istituto per la Ricostruzione Industriale, IRI), sebuah perusahaan raksasa
milik negara dan perusahaan induk yang menyediakan dana negara gagal
perusahaan swasta The IRI dibuat sebuah lembaga permanen di Fasis Italia
pada 1937, mengejar. kebijakan Fasis untuk membuat autarki nasional, dan
memiliki kekuatan untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan swasta
untuk memaksimalkan produksi perang. Nazi Jerman juga dikejar agenda
ekonomi dengan tujuan autarki dan persenjataan kembali dan kebijakan
proteksionis dikenakan, termasuk memaksa industri baja Jerman untuk
menggunakan bijih besi berkualitas rendah Jerman daripada besi impor
berkualitas unggul.
38
2. APA YANG SAUDARA KETAHUI TENTANG IDEOLOGI
TERMASUK IDEOLOGI PANCASILA.
Kata Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis
Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis
idologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, ido yang mengacu kepada
gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani
untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini
dalam pengertian etimologinya, sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang
asal usul dan hakikat ide atau gagasan".
Ideologi adalah ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Antoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
"sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari)
dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide
yang diajukan oleh kelas yang domIndonesian pada seluruh anggota
masyarakat. Tujuan untama di balik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik.
Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai
yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat
untuk memahami jagat raya bumi seisinya serta menentukan asikap dasar
untuk mengolahnya.Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya,seseorang
menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,serta apa yang dinilai
baik dan tidak baik.
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan
gagasan,ide,keyakIndonesian serta kepercayaan yang bersifat sistematis
yang mengarahkan tingkah laku seseoarang dalam berbagai bidang
kehidupan,
39
Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami tentang pengertian ideologi itu, berikut ini
dikemukakan beberapa pengertian ideologi menurut para ahli :
Traccy, Ideologi adalah suatu sistem penilaian mengenai teori politik,
sosial budaya dan ekonomi.
Karl Mark, Ideologi adalah ajaran yang menjelaskan suatu keadaan,
terutama struktur kekuasaan, sedemikian rupa sehingga orang
menganggapnya sah, padahal jelas tidak sah.
Ensiklopedia Polpuler Politik pembangunan Pancasila, ideologi
merupakan cabang filksafat yang mendasari ilmu-ilmu seperti sosiologi
dan politik.
Menurut Frans Magnis Suseno. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah
hidup dalam masyarakat, melainkan berupa cita-cita sebuah kelompok
yang mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbaharui
masyarakat. Ideologi tertutup adalah musuh tradisi. Kalau kelompok itu
berhasil merebut kekuasaan politik, ideologinya itu akan dipaksakan
pada masyarakat. Pola dan irama kehidupan norma-norma kelakuan dan
nilai-nilai masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi itu. Ideologi
tertutup biasanya bersifat totaliter, jadi menyangkut seluruh bidang
kehidupannya. Dengan ideologi disini dimaksud segala macam ajaran
tentang makna kehidupan, tentang nilai-nilai dasar dan tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
Kenet R Hoover menyatakan bahwa ideologi merupakan bagian yang
sangat mendasar dari kehidupan politik. Menurut beliau :
Generally, an ideology consist of idea about how power in society
ought to be organized. These ideas are derived from a view of the
problems and possibilities inhernt in human nature in its individual and
social aspects.ideology is a crucial part of political life.
Dalam pandangan Apter, sebuah ideologi biasanya terdiri dari
pemikiran-pemikiran tentang bagaimana untuk mengatur kekuasaan yang
ada didalam masyarakat. Beliau lebih memandang identitas dan
karakteristik dari kondisi manusia, sekalipun hal ini merupakan suatu
40
penyangkalan bahwa semua orang berbagi sifat yang biasa. Karakterisasi
kehidupan tersebut menggunakan gambaran tentang hubungan kekuasaan
antara individu dan masyarakat. Namun Frans Magnis Suseno lebih
memandang secara filsafat, dalam pandangannya meskipun ideologi tidak
lepas dari masyarakat, namun harus dibedakan daripadanya karena juga
bekerja dalam bentuk abstrak, sebagai keyakIndonesian atau kepercayaan
seseorang yang dipegangnya dengan teguh, kekuatan ideologi terletak dalam
pegangannya terhadap hati dan akal kita. Merangkul ideologi berarti
meyakini apa saja yang termuat di dalamnya dan kesediaan untuk
melaksanakannya.ideologi memuat agar orang mengesampingkan
penilainnya sendiri dan bertindak sesuai dengan ajarannya. Di sini
dimaksudkan bukan hanya ideologi dalam arti keras dan tertutup, melainkan
setiap ajaran dan kepercayaan yang memenuhi definisi di atas. Agama pun
dapat dikelompkkan di sini.
Kenneth R. Hoover lebih melihat bahwa tentang spektrum ideologis
itu, sisi yang terletak disebelah kiri dihubungkan dengan keyakIndonesian
bahwa persamaan antara orang-orang lebih penting daripada perbedaannya.
Dan sisi yang terletak disebelah kanan dihubungkan dengan
keyakIndonesian bahwa perbedaan lebih penting daripada persamaan.
Kemudian mengenai kajiannya secara sistemik, elemen-elemen dari setiap
ideologi digambarkan diantara warga negara dan masyarakat. Ideologi
merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan politis. Masyarakat
modern membangun struktur otoritas yang sangat besar pada konsep
kekuasaan yang berasal dari ideologi. Dalam cakupan sistem, ideologi
mencakup pemikiran-pemikiran dari ilmu ekonomi, sosiologi, politik dan
filosofi yang menyediakan tema-tema intelektual yang bergabung dari suatu
kultur. Kita tidak bisa menentukan secara meyakinkan mengenai apakah
pemikiran-pemikiran ini memang benar-benar menentukan tindakan kita,
tetapi tidak ada keraguan bahwa setiap tindakan itu selalu terhubung dengan
pemikiran.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, pokok
persoalan ideologi-ideologi dapat ditemukan dalam koridor pertanyaan
41
simpel menyangkut kebebasan dan otoritas (freedom and authority). Karena
pada dasarnya manusia memiliki hak kebebasan yang menyatu dengan
kewajibannya, apa yang menapikan kebebasannya itulah batasan kebebasan
apa yang dilakukannya. Beberapa ideologi diorientasikan untuk kekuasaan
negara. Namun, berkaitan dengan perilaku politik, ideologi berjalan secara
bebas pada pertimbangan atas golongan, kepentingan pribadi dan
dIndonesiamika politik-birokrasi. Kemudian dalam kaitannya dengan suatu
keputusan, ideologi dapat memaksa pandangan dan kehendak banyak orang
kepada pokok persoalan tertentu, dan ideologi juga mampu mempengaruhi
keputusan-keputusan dalam pemungutan suara. Dengan demikian secara
lebih luas ideologi tidak hanya mampu merasuk dalam pemikiran orang
banyak, tetapi meresap terhadap aspek jiwanya yang akan tampak dalam
tidakan dalam kesehariannya.
Ciri Ciri Ideologi
Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan
dan kenegaraan.
Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan
dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara
diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan
dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Fungsi Ideologi
Setelah mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui
fungsi dari ideologi tersebut. Soerjanto Poespowardojo mengemukakan
fungsi ideologi sebagai berikut:
a) Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat
merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan alam
sekitarnya.
b) Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna
serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
c) Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
d) Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
42
e) Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang
untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
f) Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi
dan norma-norma yang terkandung didalamnya.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian ideologi
bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti
kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah prinsip, dasar,
arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian ideologi,
kita juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari
kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan
bekal serta jalan bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.
Peranan Ideologi
Peran ideologi tentunya memiliki signifikansi dengan ideolog yang
mencipta ideologi itu. Dalam kaitan ini paling tidak ideolog sebagai orang
berjasa dalam menyalurkan gagasan untuk masyarakat, bangsa dan negara
tertentu. Ideolog adalah orang yang mampu untuk melihat keadaan kemarin,
sekarang dan masa depan dengan jangkauan pemikirannya. Sebagaimana
dikatakan David E. Apter bahwa ideolog merupakan orang yang membuat
intelektual dan moral melompat ke depan, melalui pengetahuannya yang
superior, pandangannya harus berlaku.
Ideologi mempunyai peranan urgen untuk kemajuan bangsa, karena
melalui eksistensi ideologi, maka suatu bangsa akan memiliki motivasi
tinggi dalam hidup dan kehidupannya, sehingga mampu mewujudkan cita-
cita dan tujuannya. Apabila bangsa itu tidak mempunyai ideologi, maka
bangsa tersebut dikatakan tidak memiliki tujuan yang jelas atau meskipun
bangsa itu mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mau mencapainya. Secara
ideal maka ideologi itu harus dIndonesiamis, terbuka dan tidak kaku (rigid)
atau membelenggu hidup dan kehidupan masyarakat apalagi hanya
dijadikan sebagai alat kekuasaan para penguasa.
Secara historis masyarakat dan bangsa tentunya tidak lepas dari
dIndonesiamika sosial dan politik yang terjadi. KeingIndonesian dan tujuan
43
manusia yang selalu menuju yang ideal tentu sangat memerlukan perekat
ideologi. Sehingga Parker dan Jrlinmek Think globally while acting
locally.
Pendapat tersebut mengisyaratkan agar di zaman globalisasi yang
merupakan buah dari akal budi manusia ini kita harus mampu untuk berpikir
global dan bertindak secara lokal atau spesifik. Urgensi ideologi dalam hal
ini tentunya akan senantiasa diuji dalam dirinya serta realisasinya. Secara
umum peran ideologi dalam politik dapat dijelasakan dalam batasan-batasan
berikut:
Sebagai visi yang hendak dicapai oleh bangsa.
Nilai fundamental yang dapat mengatur dan mengarahkan masyarakat
dalam mencapai tujuan ideal bangsa.
Mampu menjadikan perekat yang memperkuat persatuan dan kesatuan
masyarakat bangsa.
Pada masa modernisasi memang persoalan kegoncangan ideologi
merupakan masalah umum. Secara khusus hancurnya tradisi kewajiban
sudah terjadi sangat general di berbagai komunitas. Kondisi demikian
sebagaimana peralihan atau tahapan yang dikemuakakan Alvin Topler mulai
dari masyarakat tradisional, industri dan era teknologi informasi.
Pengelompokkan korporasi di masyarakat yang sedang menjadi industri
menjadi unit kontinuitas, dengan peran individu yang diturunkan dari
padanya. Peran-peran bersifat birokratik, diatur oleh perusahaan tertentu dan
memperoleh kewajian-kewajiban dari sekelompok aturan perusahaan
tersebut.
Apabila ikatan-ikatan pribadi diperlemah dan kewajibannya itu
sendiri tidak, maka akan menjadi semakin kontraaktual, teratur dan kuat.
Peran-peran tersebut dikatakan sebagai karir atau profesionalisasi. Dalam
pandangan Kenneth R. Hoover : Para pemegang peran inilah yang menjadi
anggota kemampanan dalam periode modern, dengan seluruh pernik-pernik
profesionalismen: kode etik; sekelompok klub atau asosiasi yang
mewujudkan kode dan standar tingkah laku; dan kekuasaan untuk
mempengaruhi kondisi-kondisi penerapan. Peran karir mempunyai
44
kekuasaan, tetapi jarang peran kekuasaan perse. Pada sisi positifnya,
profesionalisme menghasilkan kerendahan hati dan disiplin pada rakyat
yang menyebabkanya dicapmanusia organisasi dengan semua implikasi
negatif dan positif dari ungkapan tersebut. Peran-peran karir birokratik dan
peran-peran profesional tipikal masyarakat industri.
Apabila jaringan kewajiban pembentuk masyarakat terpecah di
dalam satu periode perubahan, aspek pemeliharaan dari eksistensi manusia
perasaan atau keyakIndonesian (trust) menerima warisan dari masa lampau
harus secara hati-hati diantisipasi dan dijaga. Karena apabila warisan
tersebut hilang, akan berakibat pada suatu keasyikkan yang mendalam
dengan diri dan penonjolan diri dan sama sekali membunuh proyeksi
manusia dalam menciptakan dan mencapai tatanan peradabannya.
Unsur-Unsur Ideologi
Terlepas dari berbagai ragam definisi ideologi, apabila diteliti
dengan cermat ada kesamaan unsur ideologi yaitu : keyakIndonesian, mitos
dan loyalitas. KeyakIndonesian, dalam arti bahwa dalam setiap ideologi
selalu memuat gagasan-gagasan vital, konsep-konsep dasariah yang
menggambarkan seperangkat keyakIndonesian yang diorientasikan kepada
tingkah laku atau perbuatan manusia sebagai subyek pendukungnya untuk
mencapai suatu tujuan yang di cita-citakan. Mitos, dalam arti bahwa setiap
ideologi selalu memitoskan sesuatu ajaran, dan secara optimistik-
deterministik mengajarkan, bagaimana suatu ideologi pasti akan dapat
dicapai. Loyalitas, dalam arti bahwa dalam setiap ideologi selalu menuntut
adanya loyalitas serta keterlibatan optimal kepada para pendukungnya.
Ideologi Sebagai Sistem
Ideologi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem berpikir yang
digunakan oleh suatu masyarakat untuk menginterpresikan (mengartikan)
hidup dan kehidupannya. Dapat juga dikatakn sebagai identitas suatu
masyarakat atau bangsa, yang sering disebut dengan istilah kepribadian
bangsa. mengingat ideologi merupakan suatu sistem berpikir dalam semua
aspek kehidupan, maka ia dapat diterapkan kedalam sistem politik,
ekonomi, dan sosial budaya. Mula-mula digali dari kenyataan-kenyataan
45
yang ada (induktif), kemudian dirumuskan dalam suatu sistem, dan akhirnya
diterapkan kembali dalam segala aspek kehidupan (deduktif)
Ideologi biasanya adalah sistem yang tertutup (eleduktif-induktif).
Apabila suatu masyarakat menganut sistem ideologi tertentu, itu berarti
masyarakat tersebut menggunakan sistem deduktif; yaitu seluruh kehidupan
masyarakat baik politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial budaya sehari-
sehari bersumber dari nilai-nilai tertentu yang dianut oleh ideologinya.
Contohnya ialah sosialisme- marxisme, liberalisme, dan agama tertentu.
Ideologi dapat juga mengandung pengertian bahwa dia harus
menegara, yaitu nilai-nilai yang dikandungnya diatur melalui Negara. Jadi,
sesungguhnya negaralah yang mempunyai peran penting didalam sistem
ideologi guna mengatur warga Negaranya dan mencapai cita-cita dan
tujuannya.
IDEOLOGI PANCASILA
Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius
bagi bangsa indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai ideologi negara atau
bangsa jadi pengertian ideologi pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang
berdasarkan sila-sila pancasila.
Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa indonesia yang
merupakan pandangan hidup seluruh rakyat indonesia. Ideologi pancasila
bersifat terbuka artinya ideologi pancasila dapat berkontribusi dengan
kemajuan zaman dengan tetap berlandaskan ideologi pancasila atau nilai-
nilai pancasila.
Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk
mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai
suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis
radikal itu kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat
yang mengandung suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk
dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama
dalam rangka perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang diberi nama
Pancasila.
46
Kemudian isi rumusan filsafat yang dIndonesiami Pancasila itu
kemudian diberi status atau kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis
dan memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat
Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang
diterima dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian
kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah
fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari
pusat sampai ke daerah-daerah.
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan
pegangan hidup masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal
mencakup segala macam nilai-nilai sosial dan budaya Indonesia serta
menjadi orientasi dalam hidup oleh seluruh masyarakatnya. Sebagai
ideologi bangsa, maka keberadaannya selalu diimplementasikan ke dalam
perilaku kehidupan dalam rangka berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila dalam ideologi Pancasila tersebut,
sebenarnya sudah mencakup gambaran pembentukan karakter manusia
Indonesia yang ideal, sebagai mana yang diharapkan para penggali dari
pancasila itu sendiri. Gambaran pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
itu, dapat diilustrasikan Pada sila pertama tersirat bagaimana manusia
Indonesia berhubungan dengan Tuhannya atau kepercayaannya. Pada sila
kedua tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap hidup dengan
orang lain sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak
hingga dia bisa bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan
dengan mahkluk lainnya yaitu bIndonesiatang. Sila ketiga menerangkan
bagaiama manusia Indonesia menciptakan suatu pandangan betapa
pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai
seperti pada pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Sila
keempat telah menegaskan bagaimana manusia Indonesia
mengimplementasikan cara bersikap dan berpendapat serta memutuskan
sesuatu menyangkut kepentingan umum secara bijak demi kelangsungan
47
kehidupan berdemokrasi yang terlindungi antara menyuarakan hak dan
kewajibannya berimbang dalam mengimplementasikannya.
Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia
mewujudkan suatu keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat
Indonesia itu sendiri. Dari penjabaran kelima sila tersebut di atas, maka
sudah sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima silanya itu layak
dijadikan sebagai pandangan dan pegangan hidup serta dijadikan sebagai
pembimbing dalam menciptakan kerangka berpikir untuk menjalankan roda
demokratisasi dan diimplementasikan dalam segala macam praktik
kehidupan menyangkut berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di dalam
Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. maka mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif
dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat
kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara,
harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai
sanksi-sanksi hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai
weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak
disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya
setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di
dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang
tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat
imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila
sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-
sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya
sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan
Negara Republik Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional
atau ideologi Negara.
48
Ideologi pancasila mengandung nilai intrumental, nilai dasar, dan
nilai praktis.Pancasila lahir dan diangkat dari nilai-nilai adat istiadat dan
kebudayaan serta religius yang terdapat dalam pandangan-pandangan hidup
indonesia sebelum membentuk sebuah negara indonesia atau sebelum
lahirnya negara indonesia. Pancasila sebagai ideologi berarti bahwa
pancasila menjadi pandangan hidup bagi bangsa indonesia Secara umum.
Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara adalah nilai-nilai yang
terkandung di dalam pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam
penyelenggaraan negara. Secara luas Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi
Negara Indonesia adalah visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang
menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan,
berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai keadilan.
Ideologi Pancasila sebagai Ideologi terbuka. Artinya, ideologi
Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang
memiliki ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karenq ideologi Pancasila
memiliki nilai-nilai yang meliputi; nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai
praktis. Pengertian Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan.
Dapat diartikan juga bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari
luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang dapat
berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dIndonesiamika
secara internal. Selain itu, Pancasila bukan merupakan ide baru atau
perenungan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila
berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa. Dengan demikian,
Pancasila pada hakikatnya berlaku untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur
bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, ciri khas Pancasila memiliki
kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
Ideologi Pancasila sebagai Ideologi tertutup adalah ideologi yang
bersifat mutlak. Dengan kata lain bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran
atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan
49
norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang
tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu
yang sudah jadi dan harus dipatuhi.
Ketetapan bangsa Indonesia mengenai pancasila sebagai ideologi
negara tercantum dalam ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang
pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978 mengenai Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 ketetapan MPR tersebut
menyatakan bahwa pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
UUD 45 ialah dasar negara dari negara NKRI yang harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan MPR tersebut
dapat kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan pancasila sebagai ideologi
nasional, selain kedudukannya sebagai dasar negara.
Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai
kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara. Dengan kata lain, unsur-
unsur yang merupakan materi Pancasila diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri. Sebagai contoh, kebiasayaan gotong royong
dan bermusyawarah adalah nilai-nilai luhur budaya bangsa yang terdapat
dalam Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi berarti Pancasila dijadikan
sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia.
Nilai-nilai pancasila harusnya bisa mewarnai setiap prosedur
penyelesaian konflik yang ada di dalam masyarakat. Secara normatif dapat
dinyatakan bahwa penyelesaian suatu konflik hendaknya dilandasi oleh
nilai-nilai religius, nilai kemanusiaan, mengedepankan persatuan,
menjunjung tinggi prosedur demokratis dan berujung pada terciptanya
keadilan.
Makna Ideologi Pancasila
Pancasila selain berkedudukan sebagai dasar negara, juga
berkedudukan sebagai Ideologi Nasional bangsa Indonesia. Sehingga makna
pancasila dari ketetapan tersebut bahwa nilai-nilai yang tercamtum dalam
50
ideologi pancasila menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan
bernegara.
Pancasila sebagai ideologi mempunyai makna sebagai berikut:
a) Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif
penyelenggaraan bernegara.
b) Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila merupakan nilai yang
disepakati bersama dan oleh karena itu menjadi salah satu sarana
pemersatu (integrasi) masyarakat Indonesia.
Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa
Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada
tanggal 28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Ketika itu, dr. Radjiman
Widyodiningrat dalam pidato pembukaannya selaku ketua BPUPKI
mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota sidang mengenai dasar
negara apa yang akan dibentuk untuk Indonesia. Pertanyaan ini menjadi
persoalan paling domIndonesian sepanjang 29 Mei-1 Juni 1945 dan
memunculkan sejumlah pembicara yang mengajukan gagasan mereka
mengenai dasar filosofis Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir. Soekarno
mengemukakan gagasannya mengenai dasar negara Indonesia dalam
pidatonya yang berjudul Lahirnya Pancasila. Menurut Drs. Mohammad
Hatta, pidato tersebut bersifat kompromis dan dapat meneduhkan
pertentangan tajam antara pendapat yang mempertahankan Negara Islam
dan mereka yang menghendaki dasar negara sekuler. Perdebatan tersebut
pada akhirnya dimenangkan kelompok yang menginginkan Islam sebagai
dasar negara, terbukti dengan dikeluarkannya Piagam Jakarta pada tanggal
22 Juni 1945.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata beberapa
rumusan Piagam Jakarta diganti dan menimbulkan kekecewaan umat Islam
terhadap pemerintahan Soekarno dan Mohammad Hatta dan terus
berkembang hingga masa pemerintahan Soeharto, sampai-sampai Carol
Gluck mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang terlalu banyak
meributkan masalah ideologi dibandingkan negara-negara lain. Melihat
51
pada perkembangan perumusan Pancasia sejak 1 Juni sampai 18 Agustus
1945, dapat diketahui bahwa Pancasila mengalami perkembangan fungsi.
Pada tanggal 1 dan 22 Juni, Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan
dan disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus kompromi
antara kelompok yang memperjuangkan dasar negara nasionalisme dan
kelompok yang memperjuangkan dasar negara Islam. Akan tetapi, pada
tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI
berkembang menjadi kompromi antara kaum nasionalis, Islam dan Kristen-
Katolik dalam hidup bernegara.
Pada era Orde Lama, dIndonesiamika perdebatan ideologi paling
sering dibicarakan oleh kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-
an, Pancasila sudah bukan lagi merupakan kompromi atau titik temu bagi
semua ideologi. Dikarenakan Pancasila telah dimanfaatkan sebagai senjata
ideologis untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi pengakuan negara atas
Islam yang kemudian pada rentang tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan
Darul Islam terhadap pemerintah pusat. Setelah pemberontakan berhasil
ditumpas, atas desakan AH Nasution, selaku Pangkostrad dan kepala staf
AD, pada 5 Juli 1959 Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk
kembali pada UUD 1945 sebagai satu-satunya konstitusi legal Republik
Indonesia dan pemerintahannya dIndonesiamai dengan Demokrasi
Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak semulus yang
diharapkan. Periode labil ini justru telah membubarkan partai Islam terbesar,
Masyumi, karena dianggap ikut andil dalam pemberontakan regional
berideologi Islam. Bahkan, Soekarno membatasi kekuasaan partai politik
yang ada serta mengusulkan agar rakyat menolak partai-partai politik karena
mereka menentang konsep musyawarah dan mufakat yang terkandung
dalam Pancasila. Soekarno juga menganjurkan sebuah konsep yang dikenal
dengan NASAKOM yang berarti persatuan antara nasionalisme, agama dan
komunisme. Kepentingan politis dan ideologis yang saling bertentangan
menimbulkan struktur politik yang sangat labil sampai pada akhirnya
52
melahirkan peristiwa G 30S/PKI yang berakhir pada runtuhnya kekuasaan
Orde Lama.
Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan
bahwa rezim baru adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden
pertama. Soeharto mengambil Pancasila sebagai dasar negara dan ini
merupakan cara yang paling tepat untuk melegitimasi kekuasaannya.
Berbagai bentuk perdebatan ternyata tidak semakin membuat stabilitas
negara berjalan dengan baik, tetapi justru struktur politik labil yang semakin
mengedepan dikarenakan Soeharto seringkali mengulang pernyataan tegas
bahwa perjuangan Orde Baru hanyalah untuk melaksanakan Pancasila
secara murni dan konsekuen, yang berarti bahwa tidak boleh ada yang
menafsirkan resmi tentang Pancasila kecuali dari pemerintah yang berkuasa.
Pada masa reformasi (setelah rezim Soeharto runtuh), seolah menandai
adanya jaman baru bagi perkembangan perpolitikan nasional sebagai anti-
tesis dari Orde Baru yang dianggap menindas dengan konfrimitas
ideologinya. Pada era ini timbul keingingan untuk membentuk masyarakat
sipil yang demokratis dan berkeadilan sosial tanpa kooptasi penuh dari
negara. Lepas kendalinya masyarakat seolah menjadi fenomena awal dari
tragedi besar dan konflik berkepanjangan. Tampaknya era ini mengulang
problem perdebatan ideologi yang terjadi pada masa Orde Lama, Orde Baru,
yang berakhir dengan instabilitas politik dan perekonomian secara
mendasar. Berbagai bentuk interpretasi monolitik selama ini cenderung
mengaburkan dan menguburkan makna substansial Pancasila dan berakibat
pada Pancasila yang menjadi sebuah mitos, selalu dipahami secara politis-
ideologis untuk kepentingan kekuasaan serta nilai-nilai dasar Pancasila
menjadi nilai yang distopia, bukan sekedar utopia
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
dan Negara Indonesia
Nilai nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini
merupakan nilai dasar bagi kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan
kemasyarakatan. Nilai-nilai pancasila tergolong nilai kerohanian yang di
53
dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik
nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun
religius. Nilai-nilai-nilai Pancasila bersibat obyektif dan subyektif, artinya
hakikat nilai-nilai pancasila bersifat universal atau berlaku dimanapun,
sehingga dapat diterapkan di negara lain.
Nilai nilai pancasila bersifat objektif, maksudnya :
a) Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan adanya sifat umum universal dan abstrak
b) Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia
c) Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia
Sedangkan nilai-nilai pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan
nilai-nilai pancasila itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena,
a) Nilai- nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia
54
a) Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat
dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling
tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada
awal kelahirannya.
b) Dimensi Idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung
dalam nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai
kelompok atau golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih
baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
c) Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan
ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut wewarnai
proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu
sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti
pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran terhadap
nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita-realita baru yang
muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat
dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi
Negara, yaitu :
a) Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah
bangsa yang majemuk.
b) Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan
serta membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan
pembangunan.
c) Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai
dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
d) Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa
dan Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat
menjadi etos yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan
perlunya aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja
55
terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip dasar di
dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian
dan prestasi. Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi
pembangunan sebuah masyarakat, bangsa dan personal-personal di
dalamnya.
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama
sebagai alat lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa
konsensus tersebut, masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa
menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah
disepakati bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan
sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara.
Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional,
Pancasila juga mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini
akan menentukan apakah Pancasila mampu bertahan sebagai ideologi atau
berakhir seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam pemikirannya The
End of Idiology. Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah
bangsa Indonesia sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan
berbangsa dan bernegara, yaitu religius monotheis, humanis universal,
nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam keberagaman,demokrasi dalam
musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial. Dengan demikian
Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi mencerminkan
nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan
Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran, pemahaman dan
pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bertahan
sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya
tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel.
Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia
dengan keterbukaannya tersebut.
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta
Pancasila sebagai ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah
meskipun dihantam badai globalisasi dan modernisme. Sebagai generasi
56
penerus, marilah kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling
berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya sebagai
penerus kelangsungan negara ini.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu
cermIndonesian dari kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita)
dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus
mampu menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu
adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Upaya-upaya tersebut antara lain :
a) Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus
pancasila pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan
tinggi.
b) Lebih memasyarakatkan pancasila.
terhadap pancasila.
e) Menolak dengan tegas faham faham yang bertentangan dengan
pancasila.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka dan Tertutup
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem
pemikiran terbuka. Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah:
Ideologi Terbuka
a) Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
b) Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat
sendiri.
c) Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat.
d) Bersifat dIndonesiamis dan reformasi.
Ideologi Tertutup
a) Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat,
b) Bukan berupa nilai dan cita-cita
57
c) Kepercayaan dan kesetian ideologis yang kaku
d) Terdiri atas tuntutan kongkrit dan operational yang diajukan secara
mutlak
Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai
ideologi terbuka:
a) Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila pancasila
b) Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran
serta lembaga pelaksanaannya
c) Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam
suatu realisasi pengalaman yang bersipat nyata, dalam kehidupan
sehari-hari dalam masyarakat,berbangsa dan bernegara.
58
krisis kabinet. Presiden hanya menunjuk seseorang (umumnya ketua partai)
untuk membentuk kabinet, kemudian setelah berhasil pembentukannya,
maka kabinet dilantik oleh Presiden.
Suatu kabinet dapat berfungsi bila memperoleh kepercayaan dari
parlemen, dengan kata lain ia memperoleh mosi percaya. Sebaliknya,
apabila ada sekelompok anggota parlemen kurang setuju ia akan
mengajukan mosi tidak percaya yang dapat berakibat krisis kabinet. Selama
sepuluh tahun (1950-1959) ada tujuh kabinet, sehingga rata-rata satu kabinet
hanya berumur satu setengah tahun.
Program kabinet pada umumnya tidak dapat diselesaikan. Mosi yang
diajukan untuk menjatuhkan kabinet lebih mengutamakan merebut
kedudukan partai daripada menyelamatkan rakyat.
Sementara para elit politik sibung dengan kursi kekuasaan, rakyat
mengalami kesulitan karena adanya berbagai gangguan keamanan dan
beratnya perekonomian ysng menimbulkan labilnya sosial-ekonomi.
Ciri-ciri demokrasi liberal adalah sebagai berikut :
a) Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat
b) Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah
c) Presiden bisa dan berhak berhak membubarkan DPR
d) Perdana Menteri diangkat oleh Presiden
59
Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama
kalinya mengenai masalah Irian Barat.
Kendala/Masalah yang dihadapi :
Upaya memperjuangkan masalah Irian Barat dengan Belanda
mengalami jalan buntu (kegagalan).
Timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi pemberontakan
hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti Gerakan DI/TII, Gerakan
Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
Adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan Peraturan
Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan
pemerintah No. 39 th 1950 mengenai DPRD terlalu menguntungkan
Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen sehingga Natsir harus
mengembalikan mandatnya kepada Presiden.
60
Adanya Pertukaran Nota Keuangan antara Mentri Luar Negeri
Indonesia Soebardjo dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle
Cochran. Mengenai pemberian bantuan ekonomi dan militer dari
pemerintah Amerika kepada Indonesia berdasarkan ikatan Mutual
Security Act (MSA). Dimana dalam MSA terdapat pembatasan
kebebasan politik luar negeri RI karena RI diwajibkan memperhatiakan
kepentingan Amerika.
Tindakan Sukiman tersebut dipandang telah melanggar politik luar
negara Indonesia yang bebas aktif karena lebih condong ke blok barat
bahkan dinilai telah memasukkan Indonesia ke dalam blok barat.
Adanya krisis moral yang ditandai dengan munculnya korupsi yang
terjadi pada setiap lembaga pemerintahan dan kegemaran akan barang-
barang mewah.
Masalah Irian barat belum juga teratasi.
Hubungan Sukiman dengan militer kurang baik tampak dengan kurang
tegasnya tindakan pemerintah menghadapi pemberontakan di Jawa
Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman
sehingga mereka menarik dukungannya pada kabinet tersebut. DPR
akhirnya menggugat Sukiman dan terpaksa Sukiman harus
mengembalikan mandatnya kepada presiden.
61
Program luar negeri : Penyelesaian masalah hubungan Indonesia-
Belanda, Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta
menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif.
Hasil :
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
Adanya kondisi krisis ekonomi yang disebabkan karena jatuhnya harga
barang-barang eksport Indonesia sementara kebutuhan impor terus
meningkat.
Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara yang berkurang
banyak terlebih setelah terjadi penurunana hasil panen sehingga
membutuhkan biaya besar untuk mengimport beras.
Munculnya gerakan sparatisme dan sikap provinsialisme yang
mengancam keutuhan bangsa. Semua itu disebabkan karena rasa
ketidakpuasan akibat alokasi dana dari pusat ke daerah yang tidak
seimbang.
Terjadi peristiwa 17 Oktober 1952. Merupakan upaya pemerintah untuk
menempatkan TNI sebagai alat sipil sehingga muncul sikap tidak
senang dikalangan partai politik sebab dipandang akan membahayakan
kedudukannya. Peristiwa ini diperkuat dengan munculnya masalah
intern dalam TNI sendiri yang berhubungan dengan kebijakan KSAD
A.H Nasution yang ditentang oleh Kolonel Bambang Supeno sehingga
ia mengirim petisi mengenai penggantian KSAD kepada menteri
pertahanan yang dikirim ke seksi pertahanan parlemen sehingga
menimbulkan perdebatan dalam parlemen. Konflik semakin diperparah
dengan adanya surat yang menjelekkan kebijakan Kolonel Gatot
Subroto dalam memulihkan keamanana di Sulawesi Selatan.
Keadaan ini menyebabkan muncul demonstrasi di berbagai daerah
menuntut dibubarkannya parlemen. Sementara itu TNI-AD yang
dipimpin Nasution menghadap presiden dan menyarankan agar
parlemen dibubarkan. Tetapi saran tersebut ditolak.
Muncullah mosi tidak percaya dan menuntut diadakan reformasi dan
reorganisasi angkatan perang dan mengecam kebijakan KSAD.
62
Inti peristiwa ini adalah gerakan sejumlah perwira angkatan darat guna
menekan Sukarno agar membubarkan kabinet.
Munculnya peristiwa Tanjung Morawa mengenai persoalan tanah
perkebunan di Sumatera Timur (Deli). Sesuai dengan perjanjian KMB
pemerintah mengizinkan pengusaha asing untuk kembali ke Indonesia
dan memiliki tanah-tanah perkebunan. Tanah perkebunan di Deli yang
telah ditinggalkan pemiliknya selama masa Jepang telah digarap oleh
para petani di Sumatera Utara dan dianggap miliknya. Sehingga pada
tanggal 16 Maret 1953 muncullah aksi kekerasan untuk mengusir para
petani liar Indonesia yang dianggap telah mengerjakan tanah tanpa izin
tersebut. Para petani tidak mau pergi sebab telah dihasut oleh PKI.
Akibatnya terjadi bentrokan senjata dan beberapa petani terbunuh.
Intinya peristiwa Tanjung Morawa merupakan peristiwa bentrokan
antara aparat kepolisian dengan para petani liar mengenai persoalan
tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli).
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari
Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus
mengembalikan mandatnya pada presiden.
63
Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota parlemen yang akan
diselenggarakan pada 29 September 1955.
Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
Menghadapi masalah keamanan di daerah yang belum juga dapat
terselesaikan, seperti DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh.
Terjadi peristiwa 27 Juni 1955 suatu peristiwa yang menunjukkan
adanya kemelut dalam tubuh TNI-AD. Masalah TNI AD yang
merupakan kelanjutan dari Peristiwa 17 Oktober 1952. Bambang
Sugeng sebagai Kepala Staf AD mengajukan permohonan berhenti dan
disetujui oleh kabinet. Sebagai gantinya mentri pertahanan menunjuk
Kolonel Bambang Utoyo tetapi panglima AD menolak pemimpin baru
tersebut karena proses pengangkatannya dianggap tidak menghiraukan
norma-norma yang berlaku di lingkungan TNI-AD. Bahkan ketika
terjadi upacara pelantikan pada 27 Juni 1955 tidak seorangpun panglima
tinggi yang hadir meskipun mereka berada di Jakarta. Wakil KSAD-pun
menolak melakukan serah terima dengan KSAD baru.
Keadaan ekonomi yang semakin memburuk, maraknya korupsi, dan
inflasi yang menunjukkan gejala membahayakan.
Memudarnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
Munculnya konflik antara PNI dan NU yang menyebabkkan, NU
memutuskan untuk menarik kembali menteri-mentrinya pada tanggal 20
Juli 1955 yang diikuti oleh partai lainnya.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
NU menarik dukungan dan menterinya dari kabinet sehingga keretakan
dalam kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus mengembalikan
mandatnya pada presiden.
64
Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan
kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan
dan mempercepat terbentuknya parlemen baru
65
Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin dianggap
selesai. Pemilu tidak menghasilkan dukungan yang cukup terhadap
kabinet sehingga kabinetpun jatuh. Akan dibentuk kabinet baru yang
harus bertanggungjawab pada parlemen yang baru pula.
66
Berkobarnya semangat anti CIndonesia di masyarakat.
Muncul pergolakan/kekacauan di daerah yang semakin menguat dan
mengarah pada gerakan sparatisme dengan pembentukan dewan militer
seperti Dewan Banteng di Sumatera Tengah, Dewan Gajah di Sumatera
Utara, Dewan Garuda di Sumatra Selatan, Dewan Lambung Mangkurat
di Kalimantan Selatan, dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara.
Memuncaknya krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat
dianggap mengabaikan pembangunan di daerahnya.
67
Membentuk Dewan Nasional
Normalisasi keadaan Republik Indonesia
Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB
Perjuangan pengembalian Irian Jaya
Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan
Semua itu dilakukan untuk menghadapi pergolakan yang terjadi di daerah,
perjuangan pengembalian Irian Barat, menghadapi masalah ekonomi serta
keuangan yang sangat buruk.
Hasil :
Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui Deklarasi
Djuanda, yang mengatur mengenai laut pedalaman dan laut teritorial.
Melalui deklarasi ini menunjukkan telah terciptanya Kesatuan Wilayah
Indonesia dimana lautan dan daratan merupakan satu kesatuan yang utuh
dan bulat.
Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan
menampung dan menyalurkan pertumbuhan kekuatan yang ada dalam
masyarakat dengan presiden sebagai ketuanya. Sebagai titik tolak untuk
menegakkan sistem demokrasi terpimpin.
Mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan
pergolakan di berbagai daerah. Musyawarah ini membahas masalah
pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan perang, dan
pembagian wilayah RI.
Diadakan Musyawarah Nasional Pembangunan untuk mengatasi
masalah krisis dalam negeri tetapi tidak berhasil dengan baik.
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
68
Kegagalan Menghadapi pergolakan di daerah sebab pergolakan di
daerah semakin meningkat. Hal ini menyebabkan hubungan pusat dan
daerah menjadi terhambat. Munculnya pemberontakan seperti
PRRI/Permesta.
Keadaan ekonomi dan keuangan yang semakin buruk sehingga program
pemerintah sulit dilaksanakan. Krisis demokrasi liberal mencapai
puncaknya.
Terjadi peristiwa Cikini, yaitu peristiwa percobaan pembunuhan
terhadap Presiden Sukarno di depan Perguruan Cikini saat sedang
menghadir pesta sekolah tempat putra-purinya bersekolah pada tanggal
30 November 1957. Peristiwa ini menyebabkan keadaan negara semakin
memburuk karena mengancam kesatuan negara.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
Berakhir saat presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 dan mulailah babak baru sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin.
69
salah seorang anak buahnya, yaitu Bahar Matiliu menyerahkan diri. Ia
berhasil ditembak oleh pasukan Divisi Siliwangi pada bulan Februari 1965.
b. Pemberontakan di Jawa Tengah
Pengaruh DI meluas di Jawa Tengah, yaitu di daerah Brebes, Tegal,
dan Pekalongan yang dihadapi pemerintah dengan operasi-operasi militer.
Di Kebumen pemberontakan dilakukan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) di
bawah pimpIndonesian Kyai Somalangu, yang setelah intinya dapat
ditumpas, sisanya bergabung dengan DI/TII. Di lingkunganAngkatan Darat
juga terjadi perembesan pemberontakan ini, sehingga Batalyon 426 di
Kudus dan Magelang juga memberontak dan bergabung dengan DI/TII
(Desember 1951). Sebagian dari mereka mengadakan gerilya di Merbabu-
Merapi Complex (MMC). Untuk menghadapi mereka, pemerintah
membentuk pasukan khusus yang diberi namaBanteng Raiders. Juni 1954
kekuatan mereka bisa dipatahkan.
c. Pemberontakan di Aceh
Pengikut DI di Aceh memproklamirkan daerahnya sebagai bagian
dari NII pada tanggal 20 September 1953. Pemimpinnya adalah Daud
Beureueh, seorang ulama dan pejuang kemerdekaan yang pernah menjabat
gubernur Militer Daerah Aceh tahun 1947. Pada mulanya mereka dapat
menguasai sebagian besar daerah Aceh termasuk kota-kotanya. Setelah
pemerintah mengadakan operasi, mereka menyingkir ke hutan. Panglima
Kodam I/Iskandar Muda, Kol. M. Jasin mengambil prakarsa mengadakan
Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang berhasil mengembalikan Daud
Beureueh ke masyarakat (Desember 1962).
d. Peristiwa 17 Oktober 1952
Peristiwa ini bersumber pada kericuhan yang terjadi di lingkungan
Angkatan Darat. Kol. Bambang Supeno tidak menyetujui kebijaksanaan
Kol. A.H. Nasution selaku KSAD. Ia mengajukan surat kepada Mentri
Pertahanan dan Presiden dengan tembusan kepada parlemen berisi soal
tersebut dan meminta agar Kol. A.H. Nasution diganti. Manai Sophian
selaku anggota parlemen mengajukan mosi agar pemerintah segera
membentuk panitia untuk mempelajari masalahnya dan mengajukan
70
pemecahannya. Hal ini dianggap usaha campur tangan parlemen terhadap
tubuh Angkatan Darat. PimpIndonesian AD mendesak kepada Presiden
untuk membubarkan Parlemen. Desakan ini jugas dilakukan oleh rakyat
dengan mengadakan demonstrasi ke gedung parlemen dan Istana Merdeka.
Presiden menolak tuntutan ini dewngan alasan tidak ingin menjadi seorang
diktator, tetapi akan berusaha segera mempercepat pemilu. Kol. A.H.
Nasution akhirnya mengundurkan diri, diikuti oleh Mayjen T.B.
Simatupang. Jabatan ini akhirnya digantikan oleh Kol. Bambang Sugeng.
e. Peristiwa 27 Juni 1955
Peristiwa ini merupakan lanjutan peristiwa sebelumnya. Karena
dianggap bahwa pemerintah belum mampu menyelesaiakan persolan
tersebut. Bambang Sugeng mengundurkan diri dari jabatannya. Sementara
belum terpilih KSAD yang baru, pimpIndonesian KSAD dipegang oleh
Wakil KSAD yaitu Kol. Zulkifli Lubis. Kemudian pemerintah mengangkat
Kol. Bambang Utoyo sebagai KSAD yang baru, tetapi pada saat
pelantikannya, 27 Juni 1955, tidak ada satupun perwira AD yang hadir.
Peristiwa ini menyebabkan kabinet Ali-Wongso jatuh. Kemudian pada masa
Kabinet Burhanudin Harahap, bekas KSAD yang lama, yaitu Kol. A.H.
Nasution, kembali diangkat menjadi KSAD (7 November 1955). Peristiwa
di Angkatan Perang yang bersifat liberal juga terjadi pada tanggal 14
Desember 1955. Yaitu ketika Komodor Udara Hubertus Suyono dilantik
menjadi Staf Angkatan Udara di Pangkalan Udara Cililitan (Halim
Perdanakusuma), segerombolan prajurit pasukan kehormatan maju dan
menolak pelantikan tersebut. Kemudian mereka meninggalkan barisdan
diikuti oleh pasukan pembawa panji-panji Angkatan Udara, sehingga
upacara batal.
f. Dewan-dewan Daerah
Diawali dengan pembentukan Bewan Banteng oleh Kol (pensiun)
Ismail Lengah di Padang (20 November 1956), dengan ketuanya Ahmad
Husein, Komandan Resimen IV Tentara Teritorium (TT) I di Padang.
Mereka mengajukan tuntutan kepada pemerintah pusat tentang otonomi
daerah. Larangan KSAD agar tentara tidak berpolitik tidak dihiraukan.
71
Mereka malah mengambil alaih pemerintahan daerah Sumatra Tengah dari
Gubernur Ruslan Mulyodiharjo (20 Desember 1956).
Tindakan tersebut diikuti oleh daerah-daerah lain seperti
pembentukan Dewan Gajah di Sumatra Utara (Kol. M. Simbolon), Dewan
Garuda di Sumatra Selatan (Kol. Barlian), dan Dewan Manguni di Sulawesi
Utara (Letkol. H.N.V. Samual). Peristiwa-peristiwa ini dilatarbelakangi oleh
karena pembangunan yang tidak merata, padahal daerah-daerah tersebut
telah memberikan devisa bagi negara.
Pemerintah berusaha mengatasi masalah tersebut dengan
mengadakan perundingan dan janji pemerataan pembangunan. Namun
usaha tersebut tidak berhasil. Akhirnya operasi militerpun dilancarkan (17
Desember 1957).
g. Usaha Pembunuhan terhadap Kepala Negara
Rasa tidak puas golongan ekstrim kanan memuncak dan
dilampiaskan dalam bentuk usaha pembunuhan terhadap Presiden Soekarno
di Perguruan Cikini Jakarta (30 November 1957). Usaha tersebut gagal,
tetapi menimbulkan banyak korban. Para pelaku dapat ditangkap, dan
dijatuhi hukuman mati.
Usaha kedua terjadi pada saat Idhul Adha di halaman Istana Jakarta.
Kemudian terjadi lagi. Pelakunya Letnan Udara II D.A. Maukar dengan
mempergunakan pesawat Mig 17. Istana Merdeka dan Bogor ditembakinya
dari udara (9 Maret 1960). Dilakukan Maukar bersama kelompoknya,
Manguni, dengan tujuan agar pemerintah mau berunding dengan PRRI dan
Permesta. Usaha tersebut sia-sia.
h. Pemberontakan PRRI dan Permesta
Akhmad Husein, beserta para tokoh Masyumi dan dewan daerah
mengadakan rapat di Sungai Dareh, Sumatra Barat (9 Januari 1958).
Keesokan harinya pada saat rapat akbar di Padang, Akhmad Husein
mengultimatum pemerintah agar Kabinet Juanda dalam waktu 524 jam
menyerahkan mandat kepada Drs. Moh. Hatta dan Sultan Hamengku
Buwono IX agar membentuk zaken kabinet dan agar Presiden kembali
sebagai Presiden Konstitusional. Ultimatum tersebut ditolak oleh
72
Pemerintah. Akhirnya Husein membentuk Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI) berikut pembentukan kabinetnya dengan
Syafrudin Prawiranegara sebaga Perdana Mentri (15 Februari 1958). Hal
tersebut diikuti oleh Sulawesi Utara di bawah pimpIndonesian Letkol D.J.
Somba yang membentuk Gerakan Piagam Perjuangan Semerta (Permesta).
Pemberontakan ini ditumpas dengaan operasi militer selama beberapa tahun.
73
dilakukan pemerintah Indonesia terhadap Pemerintah Belanda tentang Irian
Jaya ( Papua ) tidak memperoleh penyelesaian yang memuaskan, seperti
telah tercantum dalam persetujuan KMB, sehingga secara sepihak
Pemerintah Indonesia membatalkan perjanjian tersebut dengan UU No. 13
Tahun 1956. Sumbangan positif Indonesia dalam dunia Internasional adalah
dikirimkannya tentara Indonesia dalam United Nations Amergency Forces
(UNEF) untuk menjaga perdamaian di Timur Tengah. Pasukan ini diberi
nama Garuda I dan diberangkatkan Januari 1957.
b. Sosial
Partai Politik menggalakkan masyarakat dengan membentuk
organisasi massa (ormas), khususnya dalam menghadapi Pemilu tahun 1955.
Keadaan sosial-ekonomi yang kian merosot menguntungkan partai-partai
kiri yang tidak duduk dalam pemerintahan karena dapat menguasai massa.
PKI makin berkembang, dalam Pemilu tahun 1955 dapat merupakan salah
satu dari empat besar dan kegiatannya ditingkatkan yang mengarah pada
perebutan kekuasaan (1965).
c. Budaya
Meskipun banyak kesulitan yang dihadapi, Pemerintah dianggap
berhasil dalam bidang budaya ini. Untuk mencukupi tenaga terdidik dari
perguruan tinggi, Pemerintah membuka banyak universitas yang disebarkan
di daerah.
Prestasi lain adalah dalam bidang olah raga. Dalam perebutan Piala
Thomas (Thomas Cup) Indonesia yang baru pertama kali mengikuti
kejuaraan ini berhasilmemperoleh piala tersebut (Juni 1958). Selain itu juga
Indonesia berhasil menyelenggarakan Konfrensi Asia-Afrika dengan sukses.
Karena wilayah Indonesia berupa kepualauan, maka Pemerintah mengubah
peraturan dari pemerintah kolonial Belanda, yaitu Peraturan Wilayah Laut
dan Lingkungan Maritim Tahun 1939, yang menyebutkan wilayah teritorial
Hindia-Belanda dihitung tiga mil laut diukur dari garis rendah pulau-pulau
dan bagian pulau yang merupakan wilayah daratannya. Peraturan ini dinilai
sangat merugikan bangsa Indonesia. Karena itu Pemerintah Indonesia
74
mengeluarkan Deklarasi 13 Desember 1957 yang juga disebut sebagai
Deklarasi Juanda tentang Wilayah Perairan Indonesia.
Indonesia juga membuat peraturan tentang landas kontinen, yaitu
peraturan tentang batas wilayah perairan yang boleh diambil kekayaannya.
Peraturan ini tertuang dalam Pengumuman Pemerintah tentang Landas
Kontinen tanggal 17 Februari 1969. Pemerintah Indonesia mengadakan
perjanjian dengan negara-negara tetangga tentang batas-batas Landas
Kontinen agar kelak tidak terjadi kesalahpahaman.
75
a) Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada
tanggal 27 Desember 1949, bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi
dan keuangan seperti yang telah ditetapkan dalam KMB. Beban tersebut
berupa hutang luar negeri sebesar 1,5 Triliun rupiah dan utang dalam negeri
sejumlah 2,8 Triliun rupiah.
b) Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah
pada waktu itu sebesar 5,1 Miliar.
c) Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor
terutama hasil bumi yaitu pertanian dan perkebunan sehingga apabila
permintaan ekspor dari sektor itu berkurang akan memukul perekonomian
Indonesia.
d) Politik keuangan Pemerintah Indonesia tidak di
buat di Indonesia melainkan dirancang oleh Belanda.
e) Pemerintah Belanda tidak mewarisi nilai-nilai
yang cukup untuk mengubah sistem ekonomi kolonial menjadi sistem
ekonomi nasional.
f) Belum memiliki pengalaman untuk menata
ekonomi secara baik, belum memiliki tenaga ahli dan dana yang diperlukan
secara memadai.
g) Situasi keamanan dalam negeri yang tidak
menguntungkan berhubung banyaknya pemberontakan dan gerakan
sparatisisme di berbagai daerah di wilayah Indonesia.
h) Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri
mengakibatkan pengeluaran pemerintah untuk operasi-operasi keamanan
semakin meningkat.
i) Kabinet terlalu sering berganti menyebabakan
program-program kabinet yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan,
sementara program baru mulai dirancang.
j) Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar.
76
Mengurangi jumlah uang yang beredar
Mengatasi Kenaikan biaya hidup.
77
mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional
(pembangunan ekonomi Indonesia). Programnya :
Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.
Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan
untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.
78
Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan
diberikan bantuan kredit.
Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang
menjadi maju.
Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan
Program Gerakan Benteng dimulai pada April 1950. Hasilnya selama 3
tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia
menerima bantuan kredit dari program ini. Tetapi tujuan program ini
tidak dapat tercapai dengan baik meskipun beban keuangan pemerintah
semakin besar. Kegagalan program ini disebabkan karena :
Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non
pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.
Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.
Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan
menikmati cara hidup mewah.
Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari
keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.
Dampaknya program ini menjadi salah satu sumber defisit
keuangan. Beban defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3 Miliar
rupiah ditambah sisa defisit anggaran tahun sebelumnya sebesar 1,7 miliar
rupiah. Sehingga menteri keuangan Jusuf Wibisono memberikan bantuan
kredit khususnya pada pengusaha dan pedagang nasional dari golongan
ekonomi lemah sehingga masih terdapat para pengusaha pribumi sebagai
produsen yang dapat menghemat devisa dengan mengurangi volume impor.
79
menghambat pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan
moneter.
Tujuannya adalah untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan
biaya ekspor, serta melakukan penghematan secara drastis.
Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank
Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal
15 Desember 1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.
80
Pengusaha pribumi diwajibkan untuk memberikan latihan-latihan dan
tanggung jawab kepada tenaga-tenaga bangsa Indonesia agar dapat
menduduki jabatan-jabatan staf.
Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta
nasional
Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan
perusahaan-perusahaan asing yang ada.
Program ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab:
Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat
untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan
pengusaha non pribumi lebih berpengalaman dalam memperoleh
bantuan kredit.
Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan
persaingan bebas.
Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.
81
Tujuannya untuk melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan
Belanda. Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya Presiden Sukarno
menandatangani undang-undang pembatalan KMB.
Dampaknya :
Banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan
pengusaha pribumi belum mampu mengambil alih perusahaan Belanda
tersebut.
82
Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir
tahun 1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan
negara merosot.
Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak
ekonomi.
Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah
yang melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
83
a) Undang-undang Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan negara
belum berhasil dibuat sedangkan Undang-undang Dasar Sementara
(UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan demokrasi liberal dianggap
tidak sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia.
b) Kegagalan konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar
sehingga membawa Indonesia ke jurang kehancuran sebab Indonesia
tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.
c) Situasi politik yang kacau dan semakin buruk.
d) Terjadinya sejumlah pemberontakan di dalam negeri yang semakin
bertambah gawat bahkan menjurus menuju gerakan sparatisme.
e) Konflik antar partai politik yang mengganggu stabilitas nasional
f) Banyaknya partai dalam parlemen yang saling berbeda pendapat
sementara sulit sekali untuk mempertemukannya.
g) Masing-masing partai politik selalu berusaha untuk menghalalkan
segala cara agar tujuan partainya tercapai.
Demi menyelamatkan negara maka presiden melakukan tindakan
mengeluarkan keputusan Presiden RI No. 75/1959 sebuah dekrit yang
selanjutnya dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Tujuan dikeluarkan dekrit adalah untuk menyelesaikan masalah
negara yang semakin tidak menentu dan untuk menyelamatkan negara.
Isi Dekrit Presiden adalah sebagai berikut :
a) Pembubaran konstituante
b) Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
c) Pembentukan MPRS dan DPAS
84
d) DPR pada tanggal 22 Juli 1945 secara aklamasi menyatakan
kesediaannya untuk melakanakan UUD 1945.
e) Dampak positif diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, adalah
sebagai berikut.
f) Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik
berkepanjangan.
g) Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi kelangsungan
negara.
h) Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara, yaitu MPRS dan
lembaga tinggi negara berupa DPAS yang selama masa Demokrasi
Parlemen tertertunda pembentukannya.
i) Dampak negatif diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, adalah
sebagai berikut.
j) Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
UUD 45 yang harusnya menjadi dasar hukum konstitusional
penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya hanya menjadi slogan-
slogan kosong belaka.
k) Memberi kekeuasaan yang besar pada presiden, MPR,dan lembaga
tinggi negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi terpimpin dan
berlanjut sampai Orde Baru.
l) Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik. Sejak
Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menjadi kekuatan politik yang
disegani. Hal itu semakin terlihat pada masa Orde Baru dan tetap terasa
sampai sekarang.
85
Tugas Demokrasi terpimpin :
Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara
yang tidak setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal
menjadi lebih mantap/stabil.
Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi
Parlementer/Liberal. Hal ini disebabkan karena :
Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan presiden hanya terbatas
sebagai kepala negara.
Sedangkan kekuasaan Pemerintah dilaksanakan oleh partai.
Dampaknya: Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan
awal, yaitu demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis)
menjadi sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden).
86
besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri
yang tidak memimpin departemen.
2. Pembentukan MPRS
Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden
No. 2 Tahun 1959. Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945
karena Berdasarkan UUD 1945 pengangkatan anggota MPRS sebagai
lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan umum sehingga partai-
partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang duduk di
MPR.
Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh Presiden dengan syarat :
Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik
Indonesia, dan Setuju pada manifesto Politik.
Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan
daerah, dan 200 orang wakil golongan.
Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN).
87
Melaksanakan manifesto politik
Mewujudkan amanat penderitaan rakyat
Melaksanakan Demokrasi Terpimpin
88
Menyelesaikan Revolusi Nasional
Melaksanakan Pembangunan
Mengembalikan Irian Barat
89
menyebabkan ajaran Nasakom menyimpang dari ajaran kehidupan
berbangsa dan bernegara serta mengeser kedudukan Pancasila dan UUD
1945 menjadi komunis. Selain itu PKI mengambil alih kedudukan dan
kekuasaan pemerintahan yang sah. PKI berhasil meyakinkan presiden
bahwa Presiden Sukarno tanpa PKI akan menjadi lemah terhadap TNI.
90
kedudukan partai dibatasi oleh penetapan presiden No. 7 tahun 1959. Partai
yang tidak memenuhi syarat, misalnya jumlah anggota yang terlalu sedikit
akan dibubarkan sehingga dari 28 partai yang ada hanya tinggal 11 partai.
Tindakan pemerintah ini dikenal dengan penyederhanaan kepartaian.
Pembatasan gerak-gerik partai semakin memperkuat kedudukan
pemerintah terutama presiden. Kedudukan presiden yang kuat tersebut
tampak dengan tindakannya untuk membubarkan 2 partai politik yang
pernah berjaya masa demokrasi Parlementer yaitu Masyumi dan Partai
Sosialis Indonesia (PSI). Alasan pembubaran partai tersebuat adalah karena
sejumlah anggota dari kedua partai tersebut terlibat dalam pemberontakan
PRRI dan Permesta. Kedua Partai tersebut resmi dibubarkan pada tanggal
17 Agustus 1960.
91
Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia.
Hal ini disebabkan karena pemerintah tidak setuju dengan pembentukan
negara federasi Malaysia yang dianggap sebagai proyek neokolonialisme
Inggris yang membahayakan Indonesia dan negara-negara blok Nefo.
Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi
Komando Rakyat (Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964, yang isinya sebagai
berikut.
Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia.
Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari
Nekolim Inggris.
Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke Malaysia
Timur dan Barat menunjukkan adanya campur tanggan Indonesia pada
masalah dalam negeri Malaysia.
c. Politik Mercusuar
Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau
menganggap bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang dapat menerangi
jalan bagi Nefo di seluruh dunia.
Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar
dan spektakuler yang diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada
kedudukan yang terkemuka di kalangan Nefo. Proyek-proyek tersebut
membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran rupiah
diantaranya diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging
Forces) yang membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan
serta biaya perjalanan bagi delegasi asing.
Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB
sebab Malaysia diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB.
d. Politik Gerakan Non-Blok
Gerakan Non-Blok merupakan gerakan persaudaraan negara-negara
Asia-Afrika yang kehidupan politiknya tidak terpengaruh oleh Blok Barat
maupun Blok Timur.
92
Selanjutnya gerakan ini memusatkan perjuangannya pada gerakan
kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika dan mencegah perluasan Perang
Dingin.
Keterlibatan Indonesia dalam GNB menunjukkan bahwa kehidupan
politik Indonesia di dunia sudah cukup maju.
GNB merupakan gerakan yang bebas mendukung perdamaian dunia
dan kemanusiaan. Bagi RI, GNB merupakan pancaran dan revitalisasi dari
UUD1945 baik dalam skala nasional dan internasional.
Besarnya kekuasaan Presiden dalam Pelaksanaan demokrasi
terpimpin tampak dengan:
a) Pengangkatan Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III
serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh
partai-partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan
sebagai menteri yang tidak memimpin departemen.
b) Pidato presiden yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita pada
tanggal 17 Agustus 1959 yang dikenal dengan Manifesto Politik
Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN atas usul DPA
yang bersidang tanggal 23-25 September 1959.
c) Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme
Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian
Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan MANIPOL USDEK.
d) Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang
berarti sebagai presiden seumur hidup.
e) Pidato presiden yang berjudul Berdiri di atas Kaki Sendiri sebagai
pedoman revolusi dan politik luar negeri.
f) Presiden berusaha menciptakan kondisi persaingan di antara angkatan,
persaingan di antara TNI dengan Parpol.
g) Presiden mengambil alih pemimpin tertinggi Angkatan Bersenjata
dengan di bentuk Komandan Operasi Tertinggi (KOTI).
93
Seiring dengan perubahan politik menuju demokrasi terpimpin maka
ekonomipun mengikuti ekonomi terpimpin. Sehingga ekonomi terpimpin
merupakan bagian dari demokrasi terpimpin. Dimana semua aktivitas
ekonomi disentralisasikan di pusat pemerintahan sementara daerah
merupakan kepanjangan dari pusat. Langkah yang ditempuh pemerintah
untuk menunjang pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut.
1. Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas)
Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet
Karya maka dibentuklah Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada
tanggal 15 Agustus 1959 dipimpin oleh Moh. Yamin dengan anggota
berjumlah 50 orang.
Tugas Depernas :
Mempersiapkan rancangan Undang-undang Pembangunan Nasional
yang berencana
Menilai Penyelenggaraan Pembangunan
Hasil yang dicapai, dalam waktu 1 tahun Depenas berhasil
menyusun Rancangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional
Sementara Berencana tahapan tahun 1961-1969 yang disetujui oleh MPRS.
Mengenai masalah pembangunan terutama mengenai perencanaan
dan pembangunan proyek besar dalam bidang industri dan prasarana tidak
dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan.
Tahun 1963 Dewan Perancang Nasional (Depernas) diganti dengan
nama Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin
oleh Presiden Sukarno.
Tugas Bappenas adalah
Menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahuanan, baik nasional
maupun daerah.
Mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan.
Menyiapkan serta menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS.
94
Guna membendung inflasi yang tetap tinggi
Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat
Meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.
Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan
keputusannya mengenai penuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai
berikut.
a) Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50
b) Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100
c) Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000
Tetapi usaha pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi
kemerosotan ekonomi yang semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang
moneter. Para pengusaha daerah di seluruh Indonesia tidak mematuhi
sepenuhnya ketentuan keuangan tersebut.
Pada masa pemotongan nilai uang memang berdampak pada harga
barang menjadi murah tetapi tetap saja tidak dapat dibeli oleh rakyat karena
mereka tidak memiliki uang. Hal ini disebabkan karena :
Penghasilan negara berkurang karena adanya gangguan keamanan akibat
pergolakan daerah yang menyebabkan ekspor menurun.
Pengambilalihan perusahaan Belanda pada tahun 1958 yang tidak
diimbangi oleh tenaga kerja manajemen yang cakap dan berpengalaman.
Pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962,
RI sedang mengeluarkan kekuatan untuk membebaskan Irian Barat.
95
a) Penghasilan negara berupa devisa dan penghasilan lainnya mengalami
kemerosotan.
b) Nilai mata uang rupiah mengalami kemerosotan.
c) Anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar.
d) Pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada.
e) Upaya likuidasi semua sektor pemerintah maupun swasta guna
penghematan dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran belanja
tidak berhasil.
f) Penertiban administrasi dan manajemen perusahaan guna mencapai
keseimbangan keuangan tak memberikan banyak pengaruh.
g) Penyaluran kredit baru pada usaha-usaha yang dianggap penting bagi
kesejahteraan rakyat dan pembangunan mengalami kegagalan.
h) Kegagalan-kegagalan tersebut disebabkan karena:
i) Pemerintah tidak mempunyai kemauan politik untuk menahan diri
dalam melakukan pengeluaran.
j) Pemerintah menyelenggarakan proyek-proyek mercusuar seperti
GANEFO (Games of the New Emerging Forces) dan CONEFO
(Conference of the New Emerging Forces) yang memaksa pemerintah
untuk memperbesar pengeluarannya pada setiap tahunnya.
Dampaknya :
Inflasi semakin bertambah tinggi
Harga-harga semakin bertambah tinggi
Kehidupan masyarakat semakin terjerpit
Indonesia pada tahun 1961 secara terus menerus harus membiayai
kekeurangan neraca pembayaran dari cadangan emas dan devisa.
Ekspor semakin buruk dan pembatasan Impor karena lemahnya devisa.
Tahun 1965, cadangan emas dan devisa telah habis bahkan menunjukkan
saldo negatif sebesar US$ 3 juta sebagai dampak politik konfrontasi
dengan Malaysia dan negara-negara barat.
Kebijakan pemerintah :
96
Keadaan defisit negara yang semakin meningkat ini diakhiri pemerintah
dengan pencetakan uang baru tanpa perhitungan matang. Sehingga
menambah berat angka inflasi.
13 Desember 1965 pemerintah mengambil langkah devaluasi dengan
menjadikan uang senilai Rp. 1000 menjadi Rp. 1.
Dampaknya dari kebijakan pemerintah tersebut :
Uang rupiah baru yang seharusnya bernilai 1000 kali lipat uang rupiah
lama akan tetapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai sekitar
10 kali lipat lebih tinggi dari uang rupiah baru.
Tindakan moneter pemerintah untuk menekan angka inflasi malahan
menyebabkan meningkatnya angka inflasi.
97
Tujuan utama dibentuk Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi yang
bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk
mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
Pelaksanaannya,
a) Peraturan tersebut tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan
masalah inflasi
b) Dekon mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia
c) Kesulitan-kesulitan ekonomi semakin mencolok, tampak dengan
adanya kenaikan harga barang mencapai 400 % pada tahun 1961-1962.
d) Beban hidup rakyat semakin berat.
e) Kegagalan Peraturan Pemerintah disebabkan karena:
f) Tidak terwujudnya pinjaman dari International Monetary Fund (IMF)
sebesar US$ 400 juta.
g) Adanya masalah ekonomi yang muncul karena pemutusan hubungan
dengan Singapura dan Malaysia dalam rangka kasi Dwikora.
h) Politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara barat semakin
memperparah kemerosotan ekonomi Indonesia.
98
6. Kebijakan lain pemerintah
a) Pembentukan Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan
Kesatuan Operasi (KESOP)
Dikeluarkan peraturan tanggal 17 April 1964 mengenai adanya
Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi
(KESOP) dalam usaha perdagangan.
b) Peleburan bank-bank negara
Presiden berusaha mempersatukan semua bank negara ke dalam
satu bank sentral sehingga didirikan Bank Tunggal Milik Negara
berdasarkan Penpres No. 7 tahun 1965.
Tugas bank tersebut adalah sebagai bank sirkulasi, bank sentral, dan
bank umum.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka dilakukan peleburan bank-
bank negara seperti Bank Koperasi dan Nelayan (BKTN), Bank Umum
Negara, Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia ke dalam Bank
Indonesia.
Dibentuklah Bank Negara Indonesia yang terbagi dalam beberapa
unit dengan tugas dan pekerjaan masing-masing.
Tindakan itu menimbulkan spekulasi dan penyelewengan dalam
penggunaan uang negara sebab tidak ada lembaga pengawas.
Kegagalan pemerintah dalam menanggung masalah ekonomi,
disebabkan karena:
a) Semua kegiatan ekonomi terpusat sehingga kegitan ekonomi
mengalami penuruan yang disertai dengan infasi.
b) Masalah ekonomi tidak diatasi berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi,
tetapi diatasi dengan cara-cara politis.
c) Kemenangan politik diutamakan sedangkan kehidupan ekonomi
diabaikan (politik dikedepankan tanpa memperhatikan ekonomi).
d) Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sering bertentangana
antara satu peraturan dengan peraturan yang lainnya.
e) Tidak ada ukuran yang objektif untuk menilai suatu usaha atau hasil
dari suatu usaha.
99
f) Terjadinya berbagai bentuk penyelewengan dan salah urus.
g) Kebrangkutan tidak dapat dikendalikan, Masyarakat mengalami
kesulitan hidup, kemiskIndonesian, dan krimIndonesialitas.
100
Indonesia sejak 1954 melibatkan PBB dalam menyelesaikan masalah Irian
Barat.
Dalam sidang PBB Indonesia berupaya meyakinkan bahwa masalah
Irian Barat perlu mendapatkan perhatian Internasional. Alasan Indonesia
adalah karena masalah Irian Barat menunjukkan adanya penindasan suatu
bangsa terhadap hak bangsa lain.
Upaya melalui forum PBB pun tidak berhasil karena mereka
menganggap masalah Irian Barat merupakan masalah intern antara
Indonesia-Belanda. Negara-negara barat masih tetap mendukung posisi
Belanda. Indonesia justru mendapat dukungan dari negara-negara peserta
KAA di Bandung yang mengakui bahwa Irian Barat merupakan bagian dari
Negara Kesatuan republik Indonesia.
101
Selama tahun 1958-1959 dilakukan :
a) Nasionalisasi terhadap 700 perusahaan-perusahaan Belanda di
Indonesia
b) Mengalihkan pusat pemasaran komoditi RI dan Rotterdam (Belanda)
ke Bremen, Jerman.
Konfrontasi Politik dilakukan melalui tindakan sebagai berikut.
a) Tahun 1951, Kabinet Sukiman menyatakan bahwa hubungan Indonesia
dengan Belanda merupakan hubungan bilateral biasa, bukan hubungan
Unie-Statuut.
b) Tanggal 3 Mei 1956, pada masa Kabinet Ali Sastroamijoyo II,
diumumkan pembatalan semua hasil KMB.
c) Pada tanggal 17 Agustus 1956 dibentuk provinsi Irian Barat dengan
ibukotanya kotanya di Soa Siu (Tidore) dan Zaenal Abidin Syah (Sultan
Tidore) sebagai gubernurnya yang dilantik tanggal 23 September 1956.
Provinsi Irian Barat meliputi : Irian, Tidore, Oba, Weda, Patani, dan
Wasile.
d) 18 November 1957 terjadi Rapat umum pembebasan Irian Barat di
Jakarta.
e) Tahun 1958, Pemerintah RI menghentikan kegiatan-kegiatan konsuler
Belanda di Indonesia. Pemecatan semua pekerja warga Belanda di
Indonesia
f) Tanggal 8 Februari 1958, dibentuk Front Nasional Pembebasan Irian
Barat.
g) Tanggal 17 Agustus 1960 diumumkan pemutusan hubungan diplomatik
dengan Belanda.
b. Konfrontasi Militer
Dampak dari tindakan konfrontasi politik dan ekonomi tersebut
maka tahun 1961 dalam Sidang Majelis Umum PBB terjadi perdebatan
mengenai masalah Irian Barat.
102
Diputuskan bahwa Diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker
bersedia menjadi penengah dalam perselisihan antara Indonesia dan
Belanda.
Bunker mengajukan usul yang dikenal dengan Rencana Bunker,
yaitu :
a) Pemerintah Irian Barat harus diserahkan kepada Republik Indonesia.
b) Setelah sekian tahun, rakyat Irian Barat harus diberi kesempatan untuk
menentukan pendapat apakah tetap dalam negara Republik Indonesia
atau memisahkan diri.
c) Pelaksanaan penyelesaian masalah Irian Barat akan selesai dalam
jangka waktu dua tahun.
d) Guna menghindari bentrokan fisik antara pihak yang bersengketa,
diadakan pemerintah peralihan di bawah pengawasan PBB selama satu
tahun.
Indonesia menyetujui usul itu dengan catatan jangka waktu
diperpendek. Pihak Belanda tidak mengindahkan usul tersebut bahkan
mengajukan usul untuk menyerahkan Irian Barat di bawah pengawasan
PBB. Selanjutnya PBB membentuk negara Papua dalam jangka waktu 16
tahun.
Jadi Belanda tetap tidak ingin Irian Barat menjadi bagian dari
Indonesia. KeingIndonesian Belanda tersebut tampak jelas ketika tanpa
persetujuan PBB, Belanda mendirikan negara Papua, lengkap dengan
bendera dan lagu kebangsaan.
Tindakan Belanda tersebut tidak melemahkan semangat bangsa
Indonesia. Indonesia menganggap bahwa sudah saatnya menempuh jalan
kekuatan fisik (militer).
Perjuangan melalui jalur militer ditempuh dengan tujuan untuk:
Menunjukkan kesungguhan Indonesia dalam memperjuangankan apa
pun yang memang menjadi haknya.
Menunjukkan kesungguhan dan memperkuat posisi Indonesia.
Menunjukkan sikap tidak kenal menyerah dalam merebut Irian Barat.
Persiapan pemerintah untuk menggalang kekuatan militer adalah :
103
Pada Desember 1960, mengirimkan misi ke Uni Soviet untuk membeli
senjata dan perlengkapan perang lainnya.
KSAD mengunjungi beberapa negara, seperti India, Pakistan, tahiland,
FilipIndonesia, Australia, Selandia Baru, Jerman, Perancis, dan Inggris
untuk menjajaki sikap negara-negara tersebut bila terjadi perang antara
Indonesia dengan Belanda.
Tindakan persiapan Indonesia tersebut dianggap oleh Belanda
sebagai upaya untuk melaklukan Agresi. Sehingga Belanda kemudian
memperkuat armada dan angkatan perangnya di Irian Barat dengan
mendatangkan kapal induk Karel Dorman.
Maka Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Sukarno
mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta yang telah
dirumuskan oleh Dewan Pertahanan Nasional. Peristiwa ini menandai
dimulainya secara resmi konfrontasi militer terhadap Belanda dalam rangka
mengembalikan Irian Barat ke pangkuan ibu pertiwi.
Isi Trikora adalah sebagai berikut.
a) Gagalkan Pembentukan Negara boneka papua buuatan Belanda
b) Kibarkan Sang merah Putih di Irian Barat, Tanah air Indonesia
c) Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan
dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Selanjutnya, diadakan rapat Dewan Pertahanan Nasional dan
Gabungan Kepala Staf serta Komamndo Tertinggi Pembebasan Irian Barat.
Keputusan dari rapat tersebut adalah sebagai berikut.
Dibentuk Provinsi Irian Barat gaya baru yang beribu kota di
Jayapura(zaman Belanda bernama Hollandia) dengan putra Irian sebagai
gubernurnya.
Tanggal 11 Januari 1962 dibentuk Komando Tertinggi dan Komando
Mandala Pembebasan Irian Barat yang berkedudukan di Makassar yang
langsung di bawah ABRI dengan tugas merebut Irian Barat. Tugas
Komando Mandala adalah sebagai berikut :
Menyelenggarakan operasi Militer untuk membebaskan Irian Barat.
Operasi militer tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu penyusupan
104
(infiltrasi), serangan besar-besaran (eksploitasi), dan penegakan
kekuasaan Republik Indonesia (Konsolidasi).
Menggunakan segenap kekuatan dalam lingkungan Republik
Indonesia untuk membebaskan Irian Barat. Kekuatan itu terdiri atas
tentara regulerdan suka relawan maupun berbagai potensi
perlawanan rakyat lainnya
Tanggal 13 Januari 1962, Brigadir Jendral Suharto dilantik sebagai
Panglima Mandala dengan pangkat Mayor Jendral, beliau juga
merangkap sebagai Deputi KSAD untuk wilayah Indonesia bagian
timur.
Sebelum konsolidasi yang dilakukan oleh Komando Mandala selesai,
Tanggal 15 Januari 1962 terjadi pertempuran di Laut Aru. Dalam
pertempuran tersebut Deputi KSAL Komodor Yos Sudarso gugur.
c. Konfrontasi Total
Sesuai dengan perkembangan situasi Trikora diperjelas dengan
Instruksi Panglima Besar Komodor Tertinggi Pembebasan Irian Barat No.1
kepada Panglima Mandala yang isinya sebagai berikut.
Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer
dengan tujuan mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan
Republik Indonesia.
Mengembangkan situasi di Provinsi Irian Barat sesuai dengan
perjuangan di bidang diplomasi dan dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya di Wilayah Irian Barat dapat secara de facto diciptakan
daerah-daerah bebas atau ada unsur kekuasaan/ pemerintah daerah
Republik Indonesia.
Strategi yang disusun oleh Panglima Mandala guna melaksanakan
instruksi tersebut.
a. Tahap Infiltrasi (penyusupan) (sampai akhir 1962),
yaitu dengan memasukkan 10 kompi di sekitar sasaran-sasaran
tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto yang kuat sehingga sulit
105
dihancurkan oleh musuh dan mengembangkan pengusaan wilayah dengan
membawa serta rakyat Irian Barat.
b. Tahap Eksploitasi (awal 1963),
yaitu mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan
dan menduduki semua pos-pos pertahanan musuh yang penting.
c. Tahap Konsolidasi (awal 1964),
yaitu dengan menunjukkan kekuasaan dan menegakkan kedaulatan
Republik Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Pelaksanaannya Indonesia menjalankan tahap infiltasi, selanjutnya
melaksanakan operasi Jayawijaya, tetapi sebelum terlaksana pada 18
Agustus 1962 ada sebuah perintah dari presiden untuk menghentikan
tembak-menembak.
d. Akhir Konfrontasi
Surat perintah tersebut dikeluarkan setelah ditandatangani
persetujuan antara pemerintah RI dengan kerajaan Belanda mengenai Irian
Barat di Markas Besar PBB di New York pada tanggal 15 Agustus 1962
yang selanjutnya dikenal dengan Perjanjian New York. Delegasi Indonesia
dipimpin oleh Menlu Subandrio sementara itu Belanda dipimpin oleh Van
Royen dan Schuurman. Kesepakatan tersebut berisi :
a) Kekuasaan pemerintah di Irian Barat untuk sementara waktu diserahkan
pada UNTEA(United Nations Temporary Executive Authority)
b) Akan diadakan PERPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) di Irian Barat
sebelum tahun 1969.
Untuk menjamin Keamanan di Irian Barat dibentuklah pasukan
penjaga perdamaian PBB yang disebut UNSF (United Nations Security
Force) yang dipimpin oleh Brigadir Jendral Said Udin Khan dari Pakistan.
Berdasarkan Perjanjian New York proses untuk pengembalian Irian
Barat ditempuh melalui beberapa tahap, yaitu :
a) Antara 1 Oktober -31 Desember 1962 merupakan masa pemerintahan
UNTEA bersama Kerajaan Belanda.
b) Antara 1 Januari 1963- 1 Mei 1963 merupakan masa pemerintahan
UNTEA bersama RI.
106
c) Sejak 1 Mei 1963, wilayah Irian Barat sepenuhnya berada di bawah
kekuasaan RI.
d) Tahun 1969 akan diadakan act of free choice, yaitu penentuan pendapat
rakyat (Perpera).
Penentuan Pendapat rakyat (Perpera) berarti rakyat diberi
kesempatan untuk memilih tetap bergabung dengan Republik Indonesia atau
Merdeka.
Perpera mulai dilaksankan pada tanggal 14 Juli 1969 di Merauke
sampai dengan 4 Agustus 1969 di Jayapura. Hasil Perpera tersebut adalah
mayoritas rakyat Irian Barat menyatakan tetap berada dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Hasil Perpera selanjutnya dibawa oleh Diplomat PBB, Ortis Sanz
(yang menyaksikan setiap tahap Perpera) untuk dilaporkan dalam sidang
Majelis Umum PBB ke-24.
Tanggal 19 November 1969, Sidang Umum PBB mengesahkan hasil
Perpera tersebut.
107
Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka
waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini
terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini.
Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin
melebar
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan
5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara
berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai Orde Baru dalam dunia politik
Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam
negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
[rujukan?]
Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah
mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal
19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia bermaksud untuk
melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam
kegiatan-kegiatan PBB, dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal
28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama
kalinya.
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde
Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik di Eropa Timur sering disebut
lustrasi dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai
Komunis Indonesia. Sanksi krimIndonesial dilakukan dengan menggelar
Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan
Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka
yang terlibat dibuang ke Pulau Buru.
Sanksi nonkrimIndonesial diberlakukan dengan pengucilan politik
melalui pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus
diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru.
KTP ditandai ET (eks tapol).
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai
tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif
108
yang didomIndonesiasi militer. DPR dan MPR tidak berfungsi secara
efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer,
khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan
aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga
kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor
kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan
daerah.
Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari
semIndonesiar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang
diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi
dengan dwi tujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan
pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang kekuatan Golkar,
TNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto
mampu menciptakan sistem politik dengan tingkat kestabilan politik yang
tinggi.
Eksploitasi sumber daya Selama masa pemerintahannya, kebijakan-
kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di
Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar
pada tahun 1970-an dan 1980-an.
109
Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966)
adalahKabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi
Darma KabinetAmpera yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan
ekonomi sebagaipersyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional.
Program KabinetAMPERA yang disebut Catur Karya Kabinet AMPERA
adalah sebagai berikut.
Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan
nasional.
Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme.
Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan
Suhartosebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah
kabinet yang barudengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya
yang disebut denganPancakrida, yang meliputi:
Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi.
Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap
pertama.
Pelaksanaan Pemilihan Umum.
Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September.
Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari
pengaruh PKI.
110
3. Penyederhanaan dan pengelompokan partai politik
Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai
tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan
penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian
tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program.
Penggabungan tersebut menghasilkan 3 kekuatan sosial-politik, yaitu :
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi,
PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973
(kelompok partai politik Islam.
Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai
Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang
bersifat nasionalis.
Golongan Karya (Golkar).
4. Pemilihan umum
Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan
umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali,
yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Penyelenggaraan
Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan bahwa
demokrasi di Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung
secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan
Rahasia).
111
6. Pemasyarakatan P4
Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan
gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila
yaitu gagasanEkaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya
ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978
mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau biasa
dikenal sebagai P4.
Guna mendukung program Orde baru yaitu Pelaksanaan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen maka sejak tahun 1978
diselenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan
masyarakat.
Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama
mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama
diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara.
Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada
dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.
Pelaksanaan Penataran P4 tersebut menunjukkan bahwa Pancasila
telah dimanfaatkan oleh pemerintahan Orde Baru. Hal ini tampak dengan
adanya himbauan pemerintah pada tahun 1985 kepada semua organisasi
untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal.
112
bahwa Indonesia harus kembali menjadi anggota PBB dan badan-badan
internasional lainnya dalam rangka menjawab kepentingan nasional yang
semakin mendesak. Keputusan untuk kembali ini dikarenakan Indonesia
sadar bahwa ada banyak manfaat yang diperoleh Indonesia selama menjadi
anggota PBB pada tahun 1950-1964.Indonesia secara resmi akhirnya
kembali menjadi anggota PBB sejak tanggal 28 Desember 1966.
2. Pendirian ASEAN
Indonesia menjadi pemrakarsa didirikannya organisasi ASEAN pada
tanggal 8 Agustus 1967. Latar belakang didirikan Organisasi ASEAN adalah
adanya kebutuhan untuk menjalin hubungan kerja sama dengan negara-
negara secara regional dengan negara-negara yang ada di kawasan Asia
Tenggara.
Tujuan awal didirikan ASEAN adalah untuk membendung perluasan
paham komunisme setelah negara komunis Vietnam menyerang Kamboja.
Hubungan kerjasama yang terjalin adalah dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Adapun negara yang tergabung dalam ASEAN
adalah Indonesia,Thailand, Malaysia, Singapura, dan FilipIndonesia.
3. Integrasi Timor Timur ke wilayah Indonesia
Timor- Timur merupakan wilayah koloni Portugis sejak abad ke-16
tapi kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat di Portugis sebab jarak yang
cukup jauh. Tahun 1975 terjadi kekacauan politik di Timor-Timur antar
partai politik yang tak terselesaikan sementara itu pemerintah Portugis
memilih untuk meninggalkan Timor-Timur. Kekacauan tersebut membuat
sebagian masyarakat Timor-Timur yang diwakili para pemimpin partai
politik memilih untuk menjadi bagian Republik Indonesia yang disambut
baik oleh pemerintah Indonesia. Secara resmi akhirnya Timor-Timur
menjadi bagian Indonesia pada bulan Juli 1976 dan dijadikan provinsi ke-
27.
113
Keadaan ekonomi yang kacau sebagai peninggalan masa Demokrasi
Terpimpin, pemerintah menempuh cara :
Program Stabilisasi dilakukan dengan cara membendung laju inflasi.
Hasilnya bertolak belakang dengan perbaikan inflasi sebab harga bahan
kebutuhan pokok melonjak namun inflasi berhasil dibendung (pada
tahun akhir 1967- awal 1968)
Sesudah kabinet Pembangunan dibentuk pada bulan Juli 1968
berdasarkan Tap MPRS No.XLI/MPRS/1968, kebijakan ekonomi
pemerintah dialihkan pada pengendalian yang ketat terhadap gerak harga
barang khususnya sandang, pangan, dan kurs valuta asing. Sejak saat itu
kestabilan ekonomi nasional relatif tercapai sebab sejak 1969 kenaikan
harga bahan-bahan pokok dan valuta asing dapat diatasi.
Program Rehabilitasi dilakukan dengan berusaha memulihkan
kemampuan berproduksi.
Selama 10 tahun mengalami kelumpuhan dan kerusakan pada
prasarana ekonomi dan sosial. Lembaga perkreditan desa, gerakan koprasi,
perbankan disalah gunakan dan dijadikan alat kekuasaan oleh golongan dan
kepentingan tertentu. Dampaknya lembaga tidak dapat melaksanakan
fungsinya sebagai penyusun dan perbaikan tata hidup masyarakat.
c.Pembangunan Nasional
Dilakukan pembagunan nasional pada masa Orde Baru dengan
tujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
114
dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan
pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi
Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman
tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana
politik dan ekonomi yang stabil. Isi Trilogi Pembagunan adalah sebagai
berikut.
a) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada
terciptanya keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
b) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
c) Stabilitas nasional yang sehat dan dIndonesiamis.
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap
yaitu:
Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima
Tahun).
3.Aspek Sosial
Pada masa Orde Baru kondisi sosial masyarakat Indonesia semakin
membaik. Dalam bidang kesehatan misalnya, pada awal 1970 an terdapat
6221 dokter dengan jumlah penduduk Indonesia saat itu 120 juta.Tingkat
pendidikan pada masa Orde Baru juga baik, sebanyak 57% penduduk yang
berusia 7-12 duduk di sekolah dasar. Sementara rakyat Indonesia yang
mengenyam perguruan tinggi 0,25%
Beralih ke dekade 1980 an, kondisi social terus mengalami
kemajuan. Lebih dari 100.000 sekolah dibangun dan 500.000 guru
dipekerjakan. Pada tahun 1984 sebanyak 97% anak usia 7-12 mengenyam
bangku sekolah, sebanyak 80,4% kaum laki laki diatas 10 th dan 63,6%
wanita sudah melek huruf. Pada tahun 1990 angka itu meningkat menjadi
89,6% dan 78,7%.
Urbanisasi semakin meningkat pada masa orde baru. Pada tahun
1990 sebanyak 30,9% penduduk Indonesia adalah kaum urban. Penduduk
115
Jakarta mencapai 8,3 juta, sementara Bandung dan Surabaya mencapai 2
juta lebih.
116
Penurunan angka kemiskIndonesian yang diikuti dengan perbaikan
kesejahteraan rakyat.
117
2. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian, yaitu Memperluas lahan tanah yang dapat
ditanami dengan pembukaan lahan-lahan baru (misal mengubah lahan
tandus menjadi lahan yang dapat ditanami, membuka hutan, dsb).
3. Diversifikasi Pertanian
Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian
melalui sistem tumpang sari. Usaha ini menguntungkan karena dapat
mencegah kegagalan panen pokok, memperluas sumber devisa, mencegah
penurunan pendapatan para petani.
Sejak Pelita 1, Orde Baru selalu menitikberatkan pembangunan
dalam bidang pertanian, baik produksi, pertanian,teknologi pertanian.
Hingga pembukaan 1 juta lahan gambut di Kalimantan untuk dijadikan
sawah. Hal ini mengakibatkan meningkatnya produksi pertanian dari waktu
ke waktu. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras.
Namun 10 tahun kemudian Indonesia kembali menjadi Negara pengimpor
beras. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah penduduk yang tidak
sebanding dengan meningkatnya produksi pertanian.
b.Industrialisasi
Pada masa Orde Baru perkembangan industry mengalami
pengembangan pesat. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya modal
asing yang ditanamkan di Indonesia.
Dengan industrialisasi juga merupakan proses budaya dimana
dibangun masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris
tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan berbudaya masyarakat
industry. Industrialisasi di Indonesia mempunyai dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya adalah dengan adanya industry maka makin meningkat
pula pendapatan per kapita serta tercapai efisiensi dan efektivitas kerja.
Sedang dampak negatifnya adalah banyak masyarakat kehilangan pekerjaan
karena penggunaan tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin sehingga
memunculkan pengangguran.
118
d. REFORMASI (1998-SEKARANG)
Sejarah Awal Lahirnya Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan catatan kehidupan lama
catatanan kehidupan baru yang lebih baik. Reformasi yang terjadi di
Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk
melakukan perubahan dan pembaruan, terutama perbaikan tatanan
kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial. Dengan
demikian, reformasi telah memiliki formulasi atau gagasan tentang tatanan
kehidupan baru menuju terwujudnya Indonesia baru.
Persoalan pokok yang mendorong atau menyebabkan lahirnya
reformasi adalah kesulitan warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
pokok. Harga-harga sembilan bahan pokok (sembako), seperti beras, terigu,
minyak goreng, minyak tanah, gula, susu, telur, ikan kering, dan garam
mengalami kenaikan yang tinggi. Bahkan, warga masyarakat harus antri
untuk membeli sembako itu.
Sementara situasi politik dan kondisi ekonomi Indonesia semakin
tidak menentu dan tidak terkendali. Harapan masyarakat akan perbaikan
politik dan ekonomi semakin jauh dari kenyataan. Keadaan itu
menyebabkan masyarakat Indonesia semakin kritis dan tidak percaya
terhadap pemerintahan Orde Baru.
Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan
kehidupan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam
keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Oleh karena itu, tujuan
lahirnya reformasi adalah untuk memperbaiki tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kesulitan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pokok merupakan faktor atau penyebab utama
lahirnya gerakan reformasi. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin
Presiden Soeharto selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten dan konsekuen
dalam melaksanakan cita-cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun
119
1966, Orde Baru bertekad untuk menata kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Namun dalam pelaksanaannya, pemerintahan Orde Baru banyak
melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-
ketentuan yang tertuang dalam UUD 1945 yang sangat merugikan rakyat
kecil. Bahkan Pancasila dan UUD 1945 hanya dijadikan legitimasi untuk
mempertahankan kekuasaan.
120
Tanggal 4 Mei harga BBM naik 71%, yang menimbulkan aksi
demontrasi di berbagai kota, seperti 3 hari kerusuhan di Medan dengan
korban 6 meninggal.
Tanggal 8 Mei Peristiwa Gejayan, 1 mahasiswa Yogyakarta tewas.
Tanggal 9 Mei Presiden Soeharto berangkat ke luar negeri dalam rangka
kunjungan kenegaraan selama satu minggu ke Mesir.
Tanggal 12 Mei Tragedi Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh, yaitu
Elang Mulia Lesmana, Hendriawan Lesmana, Heri Hertanto, dan
Hafidin Royan. Sedangkan para mahasiswa yang menderita luka ringan
dan luka parah pun tidak sedidkit jumlah, setelah bentrok dengan aparat
keamanan yang berusaha membubarkan para demontrans. Kerusuhan
Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi dikota solo. Presiden
Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan-pertemuan negara
berkembang G-15 di Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke
Indonesia. Di Kairo, Presiden Soeharto menyatakan akan
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Tanggal 14 Mei
demontrasi terus bertambah besar hampir seluruh kota-kota di
indonesia,demontrans mengepung dan menduduki gedung-gedung
DPRD di daerah.
18 Mei Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko meminta
Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai presiden.
Jendral Wiranto mengatakan bahwa pernyataan Harmoko tidak
mempunyai dasar hukum wiranto mengusulkan pembentukan "Dewan
Reformasi"
Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ, Forum Kota, UI dan HMI
MPO memasuki halaman dan mengIndonesiap di Gedung DPR/MPR.
Tanggal 19 Mei Soeharto berbicara di TV, menyatakan dia tidak akan
turun dari jabatannya, tetapi menjanjikan pemilu baru akan dilaksanakan
secepatnya.
Tanggal 21 Mei Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada
pukul 9:00 WIB
Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru indonesia.
121
Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi antara pendukung
Habibie yang memakai simbol-simbol dan atribut keagamaan dengan
mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa
menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari rezim Orde Baru.
Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke
Universitas Atma Jaya.
Tujuan Reformasi
a) Reformasi politik bertujuan tercapainya demokratisasi.
b) Reformasi ekonomi bertujuan meningkatkan tercapainya masyarakat.
c) Reformasi hukum bertujuan tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
d) Reformasi sosial bertujuan terwujudkan integrasi bangsa Indonesia.
122
Adanya kerusuhan tanggal 13 dan 14 Mei 1998 yang melumpuhkan
perekonomian rakyat.
Faktor hukum
Belum adanya keadilan dalam perlakuan hukum yang sama di antara
warga negara. Salah satu penyebab semakin memburuknya situasi dalam
negeri Indonesia adalah terjadinya bentrokan dan aksi demonstrasi menuntut
reformasi Indonesia. Diantara tragedi bentrokan dan aksi demonstrasi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
1.) Tragedi Trisakti
Soeharto mendapatkan surat dariHarmoko, mantan ketuaDPR saat
itu, ketika sedang menghadiri konferensi tingkat tinggi antar-negara di
Mesir pada tanggal 20 Mei 1998. Isi surat itu adalah : "Soeharto harus
mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI karena Jakarta tidak aman lagi".
Surat ditandatangani oleh 15 orang, termasuk 14 menteri Kabinet
Pembangunan VII, yang merasa telah "meninggalkan" Soeharto.
Puncak kebencian mereka pada zaman orde baru telah meradang
dalam gelombang unjuk rasa mahasiswa yang menimbulkan Tragedi
Trisakti pada tanggal12-20 Mei 1998. Saat itu, Soeharto Hingga akhirnya,
pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri dari jabatan
presiden, dan pada akhirnya posisi Soeharto digantikan oleh Baharuddin
Jusuf Habibie yang sebelumnya adalah wakil presiden terakhir pada zaman
orde baru. Gerakan mahasiswa Indonesia 1998 memang begitu monumental,
karena telah berhasil menurunkan Soeharto dari jabatannya.
Meski salah satu agenda perjuangan mahasiswa yaitu menuntut
lengsernya Soeharto telah tercapai, namun banyak yang menilai agenda
reformasi belum tercapai atau malah gagal. Sepanjang aksi unjuk rasa itu,
ada empat orang yang tertembak aparat kepolisian. Mereka adalah Elang
Mulia Lesmana (1978 - 1998), Heri Hertanto(1977 - 1998), Hafidin Royan
(1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998). Mereka tewas tertembak
di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala,
tenggorokan, dan dada. Mereka telah ditemukan tewas di bekas bangunan
mal yang terbakar.
123
Alhasil, keluarga keempat mahasiswa yang tertembak mengadukan
penembakan oleh aparat yang mereka anggap sebagai pelanggaran HAM
(Hak Asasi Manusia) berat.
124
Tidak mungkin mereka mampu menerobos pintu gerbang karena telah
digembok dan di-las oleh penjaga yang begitu ketatnya.
Penjagaan keamanan begitu diperketat sampai ke kawasan
Semanggi. Semua kendaraan pribadi dan umum dikosongkan. Namun,
ketika mahasiswa bentrok dengan penjaga keamanan yang begitu ketatnya,
semua mahasiswa berhasil dibubarkan. Namun, ada sebagian kecil dari
mahasiswa yang dibubarkan, mereka meninggal di tempat karena ditembak
aparat. Hal tersebutlah yang membuat peristiwa itu dIndonesiamakan
sebagai "Tragedi Trisakti".
Tragedi Semanggi berlanjut pada tanggal 24 September 1999. Sama
seperti Tragedi Trisakti, tragedi ini mampu menurunkan tahta kepresidenan
Baharuddin Jusuf Habibie yang cuma bertahan 1 tahun. Ketika itu, pada
awal September 1999, sasaran unjuk rasa yang mereka tuju adalah rumah
dIndonesias BJ Habibie, yang dituding mendapatkan harta kekayaannnya
dari korupsi. Namun, pada 24 September 1999,Baharuddin Jusuf Habibie
akhirnya dilengserkan dari jabatannya. Akhirnya, pada bulan Oktober 1999,
MPR menunjuk Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri untuk
menjadi Presiden RI 1999-2004, walaupun Kabinet Persatuan Indonesia
Abdurrahman Wahid cuma bertahan 2 tahun.
125
Orde Baru bukan demokrasi yang semestinya, melainkan demokrasi
rekayasa.
Dengan demikian, yang terjadi bukan demokrasi yang berarti dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi yang berarti dari
penguasa, oleh penguasa, dan untuk penguasa. Pada masa Orde Baru,
kehidupan politik sangat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat dari
pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis.
Ciri-ciri kehidupan politik yang represif, di antaranya:
a. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah
dituduh sebagai tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan
Republik Indonesia).
b. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu
atau demokrasi rekayasa.
c. Terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela dan
masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk mengontrolnya.
d. Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga
negara (sipil) untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.
e. Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun
Suharto dipilih menjadi presiden melalui Sidang Umum MPR,
tetapipemilihan itu merupakan hasil rekayasa dan tidak demokratis.
b. Krisis Hukum
Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak
terbatas pada bidang politik.Dalam bidang hukumpun, pemerintah
melakukan intervensi.Artinya, kekuasaan peradilan harus dilaksanakan
untuk melayani kepentingan para penguasa dan bukan untuk melayani
masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan, hukum sering dijadikan alat
pembenaran para penguasa.Kenyataan itu bertentangan dengan ketentuan
pasal 24 UUD 1945 yang menyatakan bahwakehakiman memiliki
kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah
(eksekutif).
126
c. Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak Juli
1996 mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia.Ternyata,
ekonomi Indonesia tidak mampu menghadapi krisis global yang melanda
dunia.Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.Pada tanggal 1 Agustus 1997, nilai
tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp 2,603.00 per dollar Amerika
Serikat.
Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat turun menjadi Rp 5,000.00 per dollar. Bahkan, pada bulan
Maret 1998, nilai tukar rupiah terus melemah dan mencapai titik terendah,
yaitu Rp 16,000.00 per dollar Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak
dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti:
a. Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab
terjadinya krisis ekonomi. Meskipun, hutang itu bukan sepenuhnya
hutang negara, tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap upaya-upaya
untuk mengatasi krisis ekonomi.
b. Industrialisasi, pemerintah Orde Baru ingin menjadikan negara RI
sebagai negara industri. KeingIndonesian itu tidak sesuai dengan
kondisi nyata masyarakat Indonesia.Masyarakat Indonesia merupakan
sebuah masyarakat agraris dengan tingkat pendidikan yang sangat
rendah (rata-rata).
c. Pemerintahan Sentralistik, pemerintahan Orde Baru sangat sentralistik
sifatnya sehingga semua kebijakan ditentukan dari Jakarta. Oleh karena
itu, peranan pemerintah pusat sangat menentukan dan pemerintah
daerah hanya sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat.
d. Krisis Sosial
Krisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya
krisis sosial.Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis
menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar etnis dan
agama.Semua itu berakhir pada meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa
127
daerah. Ketimpangan perekonomian Indonesia memberikan sumbangan
terbesar terhadap krisis sosial.Pengangguran, persediaan sembako yang
terbatas, tingginya harga-harga sembako, rendahnya daya beli masyarakat
merupakan faktor-faktor yang rentan terhadap krisis sosial.
e. Krisis Kepercayaan
Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia telah
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpIndonesian
Presiden Suharto.Ketidakmampuan pemerintah dalam membangun
kehidupan politik yang demokratis, menegakkan pelaksanaan hukum dan
sistem peradilan, dan pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berpihak
kepada rakyat banyak telah melahirkan krisis kepercayaan.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah
menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Monopoli sumber
ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, tidak mempu
menghapuskan kemiskIndonesian pada sebagian besar masyarakat
Indonesia. Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin memanas setelah
terjadinya peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul
sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi
Indonesia (PDI).
Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi
itu, bukan hanya menyangkut masalah sekitar konflik PDI saja, tetapi
masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat,
maupun pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik, masyarakat
beranggapan bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar,
terutama terlihat pada perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok
yang menentang atau memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang
diambil atau dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, masyarakat juga
menuntut agar di tetapkan tentang pembatasan masa jabatan Presiden.
Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun
1997 telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama
dan etnik yang berbeda. Menjelang akhir kampanye pemilihan umum tahun
128
1997, meletus kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan korban
jiwa.
Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar
secara mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan
terhadap pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang
Umum MPR tahun 1998 2003. Sedangkan di kalangan masyarakat yang
dimotori oleh para mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk
menolak kembali pencalonan Soeharto sebagai Presiden.
Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih
sebagai Presiden Republik Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil
Presiden. Timbul tekanan pada kepemimpIndonesian Presiden Soeharto
yang datang dari para mahasiswa dan kalangan intelektual.
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat
banyak ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori
oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu
tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang hukum
agar dapat mendudukkan masalah-masalah hukum pada kedudukan atau
posisi yang sebenarnya.
Krisis moneter yang melanda negara-negara di Asia Tenggara sejak
bulan Juli 1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian
Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi
krisi global tersebut. Krisi ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Ketika nilai tukar rupiah
semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan
berakibat pada iklim bisnis yang semakin bertambah lesu. Kondisi moneter
Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah
bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk membantu bank-bank
yang bermasalah, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah ini tidak dapat
memberikan hasil, karena pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin
bertambah besar dan tidak dapat di kembalikan begitu saja. Krisis moneter
129
tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara, tetapi juga telah
menghancurkan keuangan nasional.
Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah
mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian
semakin memburuk, karena pada akhir tahun 1997 persedian sembilan
bahan pokok sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan
harga-harga barang naik tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan
makanan mulai melanda masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter,
pemerintah meminta bantuan IMF. Namun, kucuran dana dari IMF yang
sangat di harapkan oleh pemerintah belum terelisasi, walaupun pada 15
januari 1998 Indonesia telah menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of
intent atau Lol) dengan IMF.
Faktor lain yang menyebabkan krisis ekonomi yang melanda
Indonesia tidak terlepas dari masalah utang luar negeri. Utang Luar Negeri
Indonesia Utang luar negeri Indonesia menjadi salah satu faktor penyebab
munculnya krisis ekonomi. Namun, utang luar negeri Indonesia tidak
sepenuhnya merupakan utang Negara, tetapi sebagian lagi merupakan utang
swasta. Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6 februari 1998
mencapai 63,462 miliar dollar Amerika Serikat, utang pihak swasta
mencapai 73,962 miliar dollar Amerika Serikat.
Akibat dari utang-utang tersebut maka kepercayaan luar negeri
terhadap Indonesia semakin menipis. Keadaan seperti ini juga dipengaruhi
oleh keadaan perbankan di Indonesia yang di anggap tidak sehat karena
adanya kolusi dan korupsi serta tingginya kredit macet.
Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945 Pemerintah Orde Baru mempunyai
tujuan menjadikan Negara Republik Indonesia sebagai Negara industri,
namun tidak mempertimbangkan kondisi riil di masyarakat. Masyarakat
Indonesia merupakan sebuah masyarakat agrasis dan tingkat pendidikan
yang masih rendah.
Sementara itu, pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan
Orde Baru sudah jauh menyimpang dari sistem perekonomian Pancasila.
Dalam Pasal 33 UUD 1945 tercantum bahwa dasar demokrasi ekonomi,
130
produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpIndonesian atau
pemilikan anggota-anggota masyarakat. Sebaliknya, sistem ekonomi yang
berkembang pada masa pemerintahan Orde Baru adalah sistem ekonomi
kapitalis yang dikuasai oleh para konglomerat dengan berbagai bentuk
monopoli, oligopoly, dan diwarnai dengan korupsi dan kolusi.
Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan yang
dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam
pelaksanaan pola pemerintahan sentralistis ini semua bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah yakni di
Jakarta.
Pelaksanaan politik sentralisasi yang sangat menyolok terlihat pada
bidang ekonomi. Ini terlihat dari sebagian besar kekayaan dari daerah-
daerah diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah
dan rakyat di daerah terhadap pemerintah pusat. Politik sentralisasi ini juga
dapat dilihat dari pola pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris, karena
pemberitaan yang berasala dari Jakarta selalu menjadi berita utama. Namun
peristiwa yang terjadi di daerah yang kurang kaitannya dengan kepentingan
pusat biasanya kalah bersaing dengan berita-barita yang terjadi di Jakarta
dalam merebut ruang, halaman, walaupun yang memberitakan itu pers
daerah.
Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan
mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-
an. Gerakan ini menjadi monumental karena dianggap berhasil memaksa
Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia pada tangal 21
Mei 1998, setelah 32 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11
Maret 1966 hingga tahun 1998. Pada April 1998, Soeharto terpilih kembali
menjadi Presiden Republik Indonesia untuk ketujuh kalinya (tanpa wakil
presiden), setelah didampingi Try Soetrisno (1993-1997) dan Baharuddin
Jusuf Habibie (Oktober 1997-Maret 1998). Namun, mereka tidak mengakui
Soeharto dan melaksanakan pemilu kembali. Pada saat itu, hingga 1999, dan
selama 29 tahun,Partai Golkar merupakan partai yang menguasai Indonesia
131
selama hampir 30 tahun, melebihi rejim PNI yang menguasai Indonesia
selama 25 tahun. Namun, terpliihnya Soeharto untuk terakhir kalinya ini
ternyata mendapatkan kecaman dari mahasiswa karena krisis ekonomi yang
membuat hampir setengah dari seluruh penduduk Indonesia mengalami
kemiskIndonesian.
Gerakan ini mendapatkan momentumnya saat terjadinya krisis
moneter pada pertengahan tahun 1997. Namun para analis asing kerap
menyoroti percepatan gerakan pro-demokrasi pasca Peristiwa 27 Juli 1996
yang terjadi 27 Juli 1996. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya
beli masyarakat pun berkurang. Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi
agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan
mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari
rakyat.
Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar
setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos
angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncak aksi para mahasiswa terjadi
tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang
semula damai itu berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya
empat orang mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto,
Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan.
Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas dari
kalangan kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan pemerintahan
yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat. Agenda reformasi
yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan,
seperti:
a) Adili Soeharto dan kroni-kroninya,
b) Laksanakan amandemen UUD 1945,
c) Hapuskan Dwi Fungsi ABRI,
d) Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya,
e) Tegakkan supremasi hukum,
f) Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN
132
Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan
terhadap lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber
ketidakadilan, di antaranya :
UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan
Wewenang DPR / MPR
UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum
UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa
Gedung parlemen, yaitu Gedung Nusantara dan gedung-gedung
DPRD di daerah, menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di
Indonesia. Seluruh elemen mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat
bersatu dengan satu tujuan untuk menurunkan Soeharto. Organisasi
mahasiswa yang mencuat pada saat itu antara lain adalah FKSMJ dan
Forum Kota karena mempelopori pendudukan gedung DPR/MPR.
Meski salah satu agenda perjuangan mahasiswa yaitu menuntut
lengsernya sang Presiden tercapai, namun banyak yang menilai agenda
reformasi belum tercapai atau malah gagal. Gerakan Mahasiswa Indonesia
1998 juga mencuatkan tragedi Trisakti yang menewaskan empat orang
Pahlawan Reformasi. Pasca Soeharto mundur, nyatanya masih terjadi
kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa, yang antara lain mengakibatkan
tragedi Semanggi yang berlangsung hingga dua kali. Gerakan Mahasiswa
Indonesia 1998 juga memulai babak baru dalam kehidupan bangsa
Indonesia, yaitu era Reformasi.
Sampai saat ini, masih ada unjuk rasa untuk menuntut keadilan
akibat pelanggaran HAM berupa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan
oleh aparat terhadap keempat orang mahasiswa.
133
a) Keberanian Amin Rais membongkar kebobrokan sistem pengelolaan
PT.Freeport
b) Peristiwa 27 Juli 1996 (KUDATULI) yaitu penyerbuan kantor PDI yang
ditempati Megawati oleh PDI pro-Suryadi
c) Terpilihnya kembali Bpk Soeharto sebagai presiden pada bulan Maret
1998
d) Sidang Umum MPR (Maret 1998) memilih Suharto dan B.J. Habibie
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk masa jabatan 1998-2003.
Presiden Suharto membentuk dan melantik Kabinet Pembangunan VII.
e) Pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai
bergerak menggelar demonstrasi dan aksi keprihatIndonesian yang
menuntut penurunan harga barang-barang kebutuhan (sembako),
penghapusan KKN, dan mundurnya Suharto dari kursi kepresidenan.
f) Pada tanggal 12 Mei 1998, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa
Universitas Trisakti Jakarta telah terjadi bentrokan dengan aparat
keamanan yang menyebabkan empat orang mahasiswa (Elang Mulia
Lesmana, Hery Hartanto, Hafidhin A. Royan, dan Hendriawan Sie)
tertembak hingga tewas dan puluhan mahasiswa lainnya mengalami
luka-luka. Kematian empat mahasiswa tersebut mengobarkan semangat
para mahasiswa dan kalangan kampus untuk menggelar demonstrasi
secara besar-besaran.
g) Pada tanggal 13-14 Mei 1998, di Jakarta dan sekitarnya terjadi
kerusuhan massal dan penjarahan sehingga kegiatan masyarakat
mengalami kelumpuhan. Dalam peristiwa itu, puluhan toko dibakar dan
isinya dijarah, bahkan ratusan orang mati terbakar.
h) Pada tanggal 19 Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki gedung MPR/DPR.
i) Pada saat yang bersamaan, tidak kurang dari satu juta manusia
berkumpul di alun-alun utara Keraton Yogyakarta untuk menghadiri
pisowanan agung, guna mendengarkan maklumat dari Sri Sultan
Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam VII.
134
j) Pada tanggal 19 Mei 1998, Harmoko sebagai pimpIndonesian
MPR/DPR mengeluarkan pernyataan berisi anjuran agar Presiden
Suharto mengundurkan diri.
k) Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Suharto mengundang tokoh-tokoh
agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk dimintai pertimbangan dalam
rangka membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden
Suharto.
l) Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 di Istana Negara, Presiden
Suharto meletakkan jabatannya sebagai Presiden RI di hadapan Ketua
dan beberapa anggota Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal 8 UUD
1945, kemudian Suharto menyerahkan jabatannya kepada Wakil
Presiden B.J. Habibie sebagai Presiden RI.Pada waktu itu juga B.J.
Habibie dilantik menjadi Presiden RI oleh Ketua MA.
135
1. Aspek ideologi dan konstitusi yaitu berupa kebebasan
menginterprestasikan ideologi Pancasila dan konstitusi dan
menghilangkan tafsir yang bertentangan dengan demokrasi.
2. Aspek kultur yaitu mereformasi budaya politik dengan menumbuhkan
budaya yang mengarah pada keterbukaan, kejujuran, dan persamaan
keadilan dengan menghilangkan budaya tertutup dan paternalistik,
sentralistik, manipulatif, serta ketidak setaraan.
3. Aspek struktur yaitu dengan mereformasi struktur politik agar
berfungsi secara benar mengikuti kaidah demokrasi.
136
c) Tidak adanya Chek and Balance yaitu tidak ada keseimbangan dalam
negara yang disebabkan kecenderungan otoriter.
d) Etika moralitas bahwa KKN bertentangan dengan moralitas.
137
Hambatan Pelaksanaan Reformasi Politik
1. Hambatan kultural : mengingat pergantian kepemimpIndonesian
nasional dari Soeharto ke B.J. Habibie tidak diiringi pergantian rezim
yang berarti sebagian besar anggota kabinet, gubernur, birokrasi sipil,
komposisi anggota DPR/MPR masih peninggalan rezim Orba.
2. Hambatan legitimasi : pemerintah B.J. Habibie karena belum
merupakan hasil pemilu.
3. Hambatan struktural : berkaitan dengan krisis ekonomi yang berlarut-
larut yang berdampak bertambah banyak rakyat yang hidup dalam
kemiskIndonesian.
4. Munculnya berbagai tuntutan otonomi daerah, yang jika tidak
ditangani secara baik akan menimbulkan disintegrasi bangsa.
5. Adanya kesan kurang kuat dalam menegakkan hukum terhadap
praktik penyimpangan politik-ekonomi rezim lama seperti praktik
KKN.
6. Terkotak-kotaknya elite politik, maka dibutuhkan kesadaran untuk
bersamasama menciptakan kondisi politik yang mantap agar
transformasi politik berjalan lancar.
138
dihapuskan UU subversi, sesuai semangat HAM dilepaskan napol-tapol
(amnesti-abolisi).
3. Agenda reformasi bidang hukum difokuskan pada integrasi nasional.
139
Konstitusi kita memang menganut prinsip Demokrasi (kedaulatan
rakyat) sekaligus Domokrasi (kedaulatan hukum) seperti yang diatur dalam
pasal 1 ayat 2 dan 3 UUD 1945. Demokrasi merupakan penyerahan
sepenuhnya keputusan kepada rakyat dan nomokrasi adalah penyerahan
kepada hukum untuk pelanggaran terhadap demokrasi dan hak-hak rakyat,
Demokrasi dan Nomokrasi haruslah diterima sebagai dua sisi dari sekeping
mata uan). Indonesia sendiri tetap barada dalam koridor negara Demokrasi,
Demokrasi yang Indonesia anut adalah Demokrasi Pancasila, maka
penggabungan antara ideologi yangdianggap paling ideal diantara
ideologi yang lain dengan dasar negara Pancasila yang juga dianggap
jalan tengah yang mampu menjadi penjelmaan aspirasi rakyat Indonesia
tersebut benar-benar mampu menciptakan tujuan dan cita-cita bangsa ini.
Mengapa harus Pancasila yang digabungkan dengan demokrasi?
Karena Pancasila merupakan suatu pengertian yang bulat yang tidak dapat
dan tidak boleh dipisah-pisahkan. Selaku dasar negara dan alat pemersatu
bangsa mempunyai sifat statis tetapi juga mengandung suatu
dIndonesiamika dan merupakan leidstar(bintang pimpIndonesian)yang
mengkhitmati jiwa kita didalam kehidupan dan perjuangan kita sepanjang
sejarah hingga saat ini. Kelima sila Pancasila tersebut memang lahir dari
kpribadian bangsa Indonesia sehingga ia mendasari dan menjiwai, ia jalan
yang riil dan tujuan yang penuh dengan daya penarik, ia merupakan
kesatuan antara realisme dan idealisme. Bagaimanakah sebenarnya
demokrasi Pancasila tersebut? Tidak ada hal yang mendasar yang dapat
membedakan antara Demokrasi menurut ahli-ahli ideologi dengan
demokrasi Pancasila itu sendiri.
Demokrasi Pancasila sama halnya dengan Demokrasi pada
umumnya, menghormati dan menjamin hak serta kewajiban rakyat,
melindungi kepentingan bersama, dimana rakyat berkedudukan sebagai
pemegang kedaulatan. Kita menggunakan Demokrasi Pancasila dikarenakan
Pancasila tersebut lahir dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri, serta cita-
cita luhur bangsa Indonesia yakni mampu mengantarkan rakyat Indonesia
140
kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka,
bersatu, bedaulat, adil dan makmur.
Memasukkan nilai-nilai Pancasila dalam kerangka Demokrasi tentu
diharapkan mampu menjadi penyeimbang sekaligus tetap memberikan ciri
khas demokrasi dalam masyarakat yang sangat multikultur ini. Selain itu
The Founding Fathers bahkan meletakkan nilai-nilai Pancasila disamping
tujuan negara dalam pembukaan UUD 1945, dengan menanamkan nilai-
nilai Pancasila tersebut tentu dalam rangka mencapai tujuan negara
Indonesia tetap menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam mengambil
sebuah kebijakan. Memang didalam Pancasila meletakkan hakikat
Ketuhanan Yang Maha Esa pada sila pertama, apakah hal ini bertentangan
dengan nilai-nilai demokrasi yang hidup ditengah masyarakat yang
multikultur? Tentu tidak, negara yang berdasarkan Pancasila bukanlah
negara sekuler karena mengakui dan memberikan tempat pada religi. Tetapi
hal ini bukan berarti juga bahwa negara itu adalah negara agama, sebab
negara tidak mendasarkan diri atas sesuatu agama tertentu.
Negara yang berdasarkan Pancasila adalah negara yang potentieel
religieusyakni memberikan kondisi yang sebaik-baiknya bagi kehidupan
dan perkembangan religi. Bukan hanya Pancasila yang bertindak sebagai
pengawal jalannya Demokrasi di Indonesia, tetapi Demokrasi juga
menjadi pelengkap bagi terjaminnya keidealan Pancasila sebagai dasar
negara. Maka dengan begitu sesungguhnya antara Demokrasi dan Pancasila
sendiri telah memanunggaling menjadi satu-kesatuan yang memiliki visi
dan misi yang sama, artinya bahwa telah terjalin simbiosis mutualisme
dalam mengantarkan Indonesia untuk mencapai tujuan dan cita-citanya,
sebagaimana dikatakan oleh Bung Karno bahwa ada tiga poin tentang
hubungan demokrasi dan Pancasila itu sendiri, yaitu; 1. Demokrasi didalam
Pancasila adalah bukan sekedar Demokrasi dalam arti kata yang formal-
formalnya tanpaa moral dan tanpa tujuan. Demokrasi yang ada didalam
Pancasila adalah Demokrasi yang berKetuhanan Yang Maha Esa, yang
Berkebangsaan, Berperikemanusiaan dan yang Berkeadilan sosial. 2.
Demokrasi yang tidak berKetuhanan Yang Maha Esa akan kehilangan dasar
141
moral yang bersumber kepada watak religius bangsa Indonesia, demikian
dengan Bemokrasi yang tidak berperikemanusiaan. Demokrasi yang tidak
berkebangsaan akan membahayakan kepentingan nasional dan demokrasi
yang tak berkeadilan sosial akan menghidupkan merajalelanya demokrasi
politik dan liberal. 3. Bahwasanya Demokrasi didalam Pancasila itu adalah
bukan sekedar Demokrasi formil belaka, melainkan juga demokrasi materiil,
terbukti dalam berbagai pasal dalam ketiga UUD kita.
Unsur-unsur Demokrasi materiil didalam berbagai pasal dari UUD
kita adalah; Persamaan hak-hak politik Persamaan hak-hak
kewarganegaraan Persamaan sosial Persamaan ekonomi Persamaan
kebudayaan. Ketika demokrasi Pancasila telah memenuhi ketiga poin yang
diajukan oleh Soekarno tersebut maka Demokrasi yang ideal akan benar-
banar dapat kita rasakan. Demokrasi Pancasila bukan hanya sekedar
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, melainkan memiliki
cakupan yang lebih luas karena seluruh cita-cita dan tujuan luhur dari
bangsa Indonesia turut mengawal berjalannya demokrasi tersebut. Namun
ketika prinsip-prinsip dalam Pancasila tidak lagi ada dalam diri bangsa tentu
tidak hanya cita-cita dan tujuan bangsa saja yang menjadi buram, tetapi juga
kehidupan demokrasi yang karena tumbuh dalam bangsa multikultur yang
rawan konflik tentu akan semakin memudar dan akhirnya tak tahu harus
bagaimana bangsa ini kedepannya.
142
undangan berikut pengawasan terhadap aplikasinya secara ketat dan terukur.
Masa tugas yang hanya dua tahun, secara psikologis ternyata sangat
berpengaruh terhadap mutu kinerja anggota HoR, karena jika kinerja
mereka baik maka kemungkinan tetap dipilih pada pemilu berikutnya akan
lebih besar. Di sini terlihat bahwa HoR bekerja benar-benar untuk
kepentingan masyarakat yang memilihnya. Secara konstitusional HoR
mempunyai kewenangan mengajukan rancangan pendapatan negara dan
dalam kaitan dengan eksekutif bisa mengajukan impeachment dan
meloloskan usulan tersebut.
Sementara anggota Senat merupakan wakil dari 50 negara bagian
yang keseluruhannya berjumlah 100 orang dengan masa jabatan 6 tahun.
Senat secara konstitusional mempunyai kekuasaan membuat UU, juga
kekuasaan konfirmasi yaitu memberikan pertimbangan, persetujuan atau
penolakan dalam perjanjian antar negara, penunjukkan duta besar, beberapa
jabatan kementerian dan pemerintahan lainnya, pengangkatan hakim pada
Mahkamah Agung dan Pengadilan Federal.
Jika dilihat praktik demokrasi di Amerika Serikat, sedikit banyak
tidak dapat dipungkiri bahwa negara ini telah menerapkan prinsip-prinsip
dasar demokrasi dalam praktik kenegaraannya. Semua hal yang berkaitan
dengan kenegaraan telah diatur dengan rinci dalam konstitusinya. Di
samping itu, lembaga-lembaga negara yang ada pun menjalankan tugas
dengan mekanisme check and balances yang tinggi antara satu lembaga
dengan lembaga lainnya.
Tiga lembaga pemerintahan yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif,
secara terpisah antara satu dengan yang lain masing-masing memiliki
kekuasaan untuk mengimbangi di antara ketiga lembaga tersebut.
Mekanisme check and balances yang terutama ditujukan bagi lembaga
legislatif yang memiliki kekuasaan tertinggi (HoR) yang diimbangi oleh
Senat yang dipilih oleh lembaga legislatif negara-negara bagian merupakan
suatu cara untuk membagi kekuasaan pemerintah dan menghindari
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.
143
Di samping itu, jumlah partai politik di Amerika Serikat yang ikut
dalam pemilu memang hanya dua yaitu Partai Demokrat dan Partai
Republik, namun selain itu banyak kelompok kepentingan yang berkembang
dalam masyarakat seperti Grand Old Party Political Action
Committee (GOPAC), Public Opinion Strategies dan banyak lagi yang
lainnya. Hal ini tidak mengherankan karena tingkat partisipasi masyarakat
dalam bidang politik lebih banyak disalurkan dalam bentuk kelompok-
kelompok kepentingan melalui forum diskusi.
144
masalah kapabilitas ini sudah menjadi keharusan bagi seseorang jika ia akan
memegang satu jabatan. Selintas dapat dilihat bahwa Amerika dalam
pengisian jabatan publik lebih menerapkan sistem merit yang
menitikberatkan pada profesionalisme seseorang. Misalnya, Ketua HoR di
Amerika Serikat tidak bisa langsung diangkat atau dipilih kalau jam terbang
karirnya memimpin belum ada sama sekali. Dia harus pernah memimpin
komisi, memimpin fraksi, pernah memangku jabatan politik dalam state
legislature atau jabatan politik di negara bagian. Perkembangan sistem merit
ini di Amerika Serikat dipengaruhi secara mendalam oleh aspirasi
demokrasi dan mobilitas sosial dari masyarakatnya, terutama dipengaruhi
oleh pemikiran tentang persamaan kesempatan.
Kembali mengenai pemilu yang demokratis, di Amerika Serikat,
pemilihan yang bebas dan adil adalah hal yang penting dalam menjamin
pondasi politik demokratis. Untuk beberapa alasan kebanyak warga
Amerika percaya secara keseluruhan sistem elektoral adalah adil dan jujur.
Beberapa hal yang dapat dicatat antara lain bahwa frekuensi pemilihan-
pemilihan bermakna tak ada partai atau faksi di dalam sebuah partai yang
punya jaminan untuk selamanya berkuasa, yang mendapat suara mayoritas
tidak mungkin selalu mendapat suara mayoritas pada pemilihan berikutnya.
Ini berarti mayoritas adalah sesuatu yang berubah-ubah. Di samping itu,
mayoritas bersifat sementara mengingat sistem elektoral melindungi hak-
hak untuk berkompetisi. Akhirnya, pemilihan-pemilihan di Amerika Serikat
merangkaikan pemberi suara dengan pemegang jabatan di pemerintahan. Ini
berarti rakyat menilai pejabat-pejabat terpilih sebagai agen mereka,
mendapat kewenangan untuk bertindak atas nama mereka. Pemilihan-
pemilihan di Amerika Serikat menjadikan pejabat-pejabat publik sebagai
abdi rakyat daripada menjadikan rakyat abdi pemerintah.
Sistem peradilan yang independen,
Lembaga yudikatif di Amerika Serikat adalah lembaga hukum yang
independen. Ia terdiri dari Mahkamah Agung (MA) sebagai lembaga
peradilan tertinggi. MA membawahi badan Peradilan Banding tingkat
145
federal dan di tingkat lebih bawah lagi terdapat badan Peradilan tingkat
distrik.
MA di Amerika Serikat merupakan satu-satunya produk yudikatif
dari konstitusi. Keputusan MA tidak dapat ditandingi oleh lembaga
peradilan lainnya. Meskipun kongres memiliki kewenangan untuk
menentukan jumlah hakim yang akan duduk dalam MA dan kadangkala
menentukan kasus apa yang harus diselesaikan, namun tidak memiliki
kewenangan untuk menjatuhkan kekuasaan MA. MA menangani kasus yang
melibatkan orang penting dari negara lain dan negara bagian Amerika
Serikat serta kasus-kasus banding dari pengadilan di bawahnya. Di samping
itu MA juga berfungsi untuk menginterpretasikan hukum yang akan
disahkan oleh Kongres dan juga Peraturan Pemerintah agar tidak
menyimpang dari konsitusi.
Pengadilan bisa menjadi sangat kuat dalam demokrasi, dan melalui
banyak cara ia adalah tangan yang menafsirkan dan memberlakukan aturan-
aturan yang ada di konstitusi. Di Amerika Serikat, pengadilan bisa
menyatakan bahwa tindakan kongres dan badan parlemen di tingkat negara
bagian tidak sah karena bertentangan dengan konstitusi dan bisa
memerintahkan suatu tindakan oleh kepresidenan atas alasan yang sama.
Pembela terbesar hak-hak individu di Amerika Serikat adalah sistem
pengadilan; hal ini dimungkinkan karena kebanyakan hakim memiliki masa
jabatan seumur hidup dan dapat memusatkan perhatian tanpa terganggu oleh
politik. Meski tidak semua pengadilan yang berdasarkan pada konstitusi
sama bentuknya, harus ada sebuah lembaga yang punya kewenangan untuk
menentukan apa yang dikatakan konstitusi saat cabang-cabang dalam
pemerintahan melampaui kekuasaan mereka.
Ditambahkan lagi, lembaga hukum di Amerika Serikat yang
independen ini bertugas mengawasi serta menjustifikasi dan memberikan
keputusan hukum atas segala bentuk pelanggaran hukum. Dalam
putusannya, lembaga ini tidak dapat dipengaruhi ataupun diintervensi oleh
lembaga manapun. Di samping itu, independensi peradilan meyakinkan
dewan elektoral bahwa Mahkamah hampir selalu akan mendasarkan
146
keputusannya pada hukum daripada keberpihakan politik; pada prinsip-
prinsip demokrasi yang tak lapuk oleh zaman daripada kehendak yang
muncul saat itu. Tak bisa dibantah, peran peradilan independen adalah untuk
melaksanakan keyakinan Amerika bahwa mayoritas yang berkuasa hanyalah
satu aspek dari demokrasi yang nyata. Demokrasi juga terdapat dalam
perlindungan hak-hak individu, menyediakan perlindungan tersebut adalah
tugas utama peradilan federal.
Kekuasaan lembaga kepresidenan
Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden berdasarkan
konstitusi. Konstitusi juga mengatur pemilihan Wakil Presiden termasuk
wewenang sementara untuk menggantikan presiden jika presiden meninggal
dunia, mengundurkan diri atau diberhentikan. Di samping itu, Konstitusi
juga mengatur tugas dan kewenangan presiden secara detail yang tidak
dapat didelegasikan kepada siapapun termasuk Wakil Presiden, kabinet
presidensial atau pegawai pemerintah federal lainnya. Dengan kata lain
kekuasaan eksekutif terpusat pada Presiden. Mengenai kekuasaan eksekutif
berada di tangan presiden ini secara konstitusional terdapat dalam Pasal II
Konstitusi Amerika Serikat, yang menetapkan adanya seorang presiden,
menentukan cara pemilihan dan menetapkan masa jabatan presiden selama
empat tahun.
Dalam hubungannya dengan Parlemen, Presiden mempunyai hak
veto. Pertama, veto biasa digolongkan sebagai veto negatif yang terjadi
pada masa sidang. Veto ini bisa dikesampingkan jika dua pertiga dari jumlah
HoR dan Senat menolak veto tersebut. Kedua, veto yang secara
konstitusional tidak diatur tetapi berlaku sehingga disebut pocket veto.
Veto jenis ini bisa dikatakan veto absolut karena tidak bisa ditolak. Hal ini
disebabkan kongres tidak sedang dalam masa sidang, sehingga veto tersebut
tidak bisa diimbangi oleh Kongres.
Ditambahkan lagi, antar lembaga negara di Amerika Serikat dikenal
sebuah sistem pengawasan dan perimbangan yang dirancang untuk
memperbolehkan tiap lembaga negara membatasi kekuasaan yang lain.
Presiden bisa memveto langkah-langkah Kongres baik dalam tataran
147
konstitusional maupun kebijakan dan vetonya tidak bisa diruntuhkan seperti
di sampaikan di atas. Hal ini tidak saja memberi presiden kesempatan untuk
mengawasi Kongres, namun juga memungkinkannya untuk lebih dulu
mengimbangi kepentingan legislatif. Namun pengawasan dan perimbangan
juga membatasi prerogatif kepresidenan. Perintah eksekutif kepresidenan,
misalnya saja, harus sesuai dengan UU atau ia tak akan bisa diberlakukan
oleh pengadilan federal. Penunjukkan yang dilakukan presiden untuk
jabatan-jabatan tinggi harus disetujui mayoritas suara senat.
Hal terpenting dari pengawasan terhadap presiden
berupa impeachment dan pemecatan karena kejahatan berat dan perbuatan
tercela. Dalam sistem konstitusional Amerika tidak ada pemecatan karena
mendapat mosi tak percaya dari dewan legislatif, seorang presiden di-
impeach oleh suara mayoritas dari parlemen. Selanjutnya ia disidangkan di
Senat, dengan pimpinan sidang kepala MA Amerika Serikat dengan
hukuman terberatnya hanyalah pemecatan dari jabatan sekalipun seorang
presiden bisa dituduh dan diadili di pengadilan biasa untuk membuktikan
apakah ia terbukti bersalah atau terbebas dari tuduhan
dalam impeachment yang jatuh padanya.
Peran media yang bebas
Hal yang berkaitan erat dengan hak publik untuk tahu adalah media
yang bebas (surat kabar, radio dan televisi) yang bisa menginvestigasi
jalannya pemerintahan dan melaporkannya tanpa takut adanya penuntutan.
Dalam hal ini, pers dianggap sebagai penjaga yang baik dari demokrasi dan
merupakan pengganti warga, melaporkan kembali melalui media cetak dan
penyiaran apa yang sudah ditemukannya sehingga masyarakat bisa
bertindak berdasarkan pengetahuan itu. Dalam demokrasi, masyarakat
bergantung pada pers untuk memberantas korupsi, untuk memaparkan
kesalahan penerapan hukum atau ketidakefisienan kerja sebuah lembaga
pemerintah. Tak ada negara yang bisa bebas tanpa adanya pers bebas dan
satu pertanpa kediktatoran adalah pembungkaman media.
Tidak semua negara demokrasi memiliki semangat yang sama
dengan Amerika Serikat untuk pers yang leluasa bergerak dan bahkan
148
pengadilan Amerika sekalipun condong untuk secara progresif memberi
kebebasan lebih banyak kepada media, tidak dengan tetap mendukung
kebebasan mengeluarkan pendapat sepenuhnya. Sebuah negara yang
demokratis, ia harus siap memberikan perlindungan substansial untuk ide-
ide pengeluaran pendapat media.
Peran kelompok-kelompok kepentingan,
Dengan semakin kompleksnya permasalahan dan bertambah
banyaknya jumlah penduduk yang sangat plural tidak mengherankan jumlah
kelompok-kelompok kepentindan di Amerika Serikat yang berfungsi
menyuarakan aspirasi masyarakat. Seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya, ada banyak organisasi di luar pemerintah yang independen dari
negara, misalnya GOPAC yang merupakan insitusi independen yang
bergerak dalam bidang penyediaan informasi politik penting dan strategis
bagi keperluan pendidikan, research maupun bisnis. Ia bukan hanya
diperlukan oleh kalangan politisi saja tapi juga masyarakat awam dan
pelaku bisnis. Di samping itu, juga ada Public Opinion Strategies (POS)
yang merupakan institusi independen yang
menekankan research kemasyarakatan dan pelayanan masyarakat sebagai
misi utamanya.
Meskipun kedua institusi di atas menyatakan dirinya independen
namun tidak dapat dipungkiri dua institusi tersebut lebih merupakan
organisasi yang dibiayai oleh Partai Republik. Namun di samping itu, masih
banyak kelompok-kelompok kepentingan lainnya seperti Asosiasi Nasional
Pengusaha Manufaktur dan Kamar Dagang Amerika Serikat yang menjadi
juru bicara bagi seluruh komunitas bisnis, ada perserikatan-perserikatan
buruh, asosiasi-asosiasi kaum profesional seperti Asosiasi Dokter Amerika
dan Asosiasi Pengacara Amerika dan banyak lagi kelompok-kelompok
kepentingan lainnya yang benar-benar independen dari negara.
Setidaknya, disadari di Amerika Serikat bahwa ciri khas masyarakat
demokratis adalah adanya ruang bagi warga untuk menciptakan sumber
daya politik alternatif yang bisa mereka mobilisir saat mereka
membutuhkannya. Dengan demikian, kelompok-kelompok kepentingan
149
yang terorganisir memainkan peran mendasar; mereka membantu warga
agar dapat memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki secara lebih
efektif seperti suara, kebebasan berbicara, perserikatan serta proses hukum.
Melindungi hak-hak minoritas
Memang harus diakui, meskipun Amerika Serikat dianggap sebagai
negara demokratis, namun sejarah perlindungan terhadap kaum minoritas di
Amerika Serikat sangat buruk sekali. Hal ini bukan hanya perlakuan yang
diskriminatif terhadap masyarakat Afrika Amerika (kulit hitam) tapi juga
masyarakat Indian. Setidaknya dalam perkembangan dewasa ini, perjuangan
ke arah penghapusan terhadap diskriminasi tersebut telah dilakukan.
Memang perjuangan untuk mengakhiri diskriminasi terhadap kaum
minoritas di Amerika Serikat kebanyakan mengambil tempat di meja hijau
dan di Kongres serta dewan legislatif di negara-negara bagian.
Upaya-upaya tersebut telah terbukti berhasil dengan dua
alasan, pertama, kekuasaan hukum dan keyakinan yang terus hidup di
masyarakat Amerika Serikat bahwa sekalipun terdapat individu-individu
maupun kelompok-kelompok yang tidak sepakat dengan penyelesaian dari
pengadilan atau pihak-pihak legislatif dalam pembentukan kebijakan-
kebijakan, para warga negara terikat untuk tunduk pada kebijakan tersebut.
Apabila mereka tidak setuju dengan kebijakan atau peraturan tersebut,
mereka akan melobi pihak legislatif dan mengajukan tuntutan ke pengadilan
ketimbang membanjiri jalan-jalan.
Kedua, kepercayaan sipil masyarakat Amerika Serikat seperti tertera
dalam Konstitus, Deklarasi Kemerdekaan dan tradisi panjang yang
berlangsung di legislatif dan pengadilan, memegang teguh bahwa semua
orang diciptakan setara dan berhak untuk mendapatkan perlindungan yang
setara di bawah hukum. Jadi prinsip umumnya adalah semua individu mesti
mendapatkan perlakuan yang setara di bawah hukum. Apabila tidak, maka
bangsa ini menggali kuburnya sendiri menuju pertikaian antar kelas di
masyarakat sipil.
150
Kontrol sipil atas militer,
Pada masa awal berdirinya negara Amerika Serikat, ada empat
premis dasar tentang bagaimana Amerika melihat kontrol sipil atas
militer. Pertama, kekuatan militer berskala besar dipandang sebagai
ancaman terhadap kemerdekaan. Kedua, kekuatan-kekuatan militer yang
besar mengancam demokrasi Amerika. Ketiga, kekuatan-kekuatan militer
yang besar mengancam kesejahteraan ekonomi, dan keempat, kekuatan-
kekuatan militer berskala besar mengancam perdamaian. Berdasarkan hal
tersebutlah kemudian Amerika Serikat tidak pernah membahas
pembentukan kekuatan militer yang sifatnya permanen dalam
Konstitusinya. Selanjutnya dijadikan komandan militer yang mengatur
kekuatan militer di Amerika.
Dalam perkembangan selanjutnya, pengalaman Amerika Serikat
dapat dijadikan pelajaran bagi negara-negara lain terutama dalam hal
ancaman perebutan kekuasaan oleh para pemimpin militer. Setidaknya ada
dua prinsip yang dapat mendorong kontrol oleh kaum
sipil. Pertama, demokrasi yang baru muncul dapat menjadi alasan yang baik
untuk meletakkan dasar-dasar konstitusional sebagai basis dari kontrol kaum
sipil terhadap kalangan militer. Konstitusi Amerika Serikat secara jelas
mendudukkan Presiden, pemimpin yang memenangkan suara rakyat dari
kaum sipil, sebagai pemenang tampuk kepemimpinan atas angkatan
bersenjata. Kedua, militer menjalani peran administratif bukan pembuatan
keputusan. Namun hambatan yang dapat menghambat kontrol kaum sipil
atas kalangan militer adalah budaya yang terkadang mendewa-dewakan
kalangan militer. Memang sulit menghapus budaya ini namun perlu untuk
dilakukan apabila ingin menempatkan kalangan militer di bawah kontrol
kaum sipil.
Dari semua paparan di atas, terlihat dengan jelas bahwa pandangan
Amerika Serikat termasuk negara demokratis sedikit banyak dapat
dikatakan demikian. Hal ini tergambar dari apa yang menjadi tiga cara yang
memperlihatkan satu negara itu demokratis atau tidak telah terpenuhi, yaitu
pemilu telah dilaksanakan secara bebas dan adil dimana Pemilu dikoordinir
151
oleh satu lembaga yang independen dari negara dan telah memberikan
keleluasaan bagi sipil dalam menyalurkan hak pilihnya. Ditambahkan lagi,
baik atau tidaknya jalan pemerintahan semua tergantung dari
berjalannya rule of law dalam masyarakat dan masyarakat sendiri yang
menentukan nasibnya.
Di samping itu, demokrasinya sebagai demokrasi pluralis dengan
pluralisme organisasi telah pula berjalan seperti banyaknya asosiasi-asosiasi
dan kelompok-kelompok kepentingan yang independen atau otonom dari
negara. Hal ini kemudian terlihat bahwa sudah mulai ditempatkannya secara
proporsional apa yang menjadi hak-hak kaum minoritas baik dalam artian
secara rasial maupun kelompok yang kalah dalam Pemilu sehingga di
Amerika Serikat bukanlah hal yang mengherankan adanya kelompok yang
menjadi oposisi.
Amerika Serikat juga secara jelas memperlihatkan negara tersebut
negara yang menganut demokrasi liberal. Negara ini tidak menginginkan
adanya kekuasaan yang berlebihan dari kalangan militer baik langsung
maupun tidak langsung. Dalam pengisian jabatan publik baik dalam
birokrasi maupun dalam bidang politik, Amerika Serikat selalu
menitikberatkan pada kemampuan individu atau kapabilitas seseorang
terhadap jabatan yang akan diisinya. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat
menetapkan sistem merit dalam pengisian jabatan publiknya. Akuntabilitas
ini tidak hanya diperlihatkan dalam kaitan antara penguasa dengan
rakyatnya tetapi juga antar lembaga negara yang ada. Dalam artian,
akuntabilitasnya sebagai pejabat yang memang memiliki kelebihan
dibandingkan rakyat yang akan dipimpinnya maupun dalam hubungan
kelembagaan untuk saling melakukan pengawasan dan perimbangan dengan
lembaga negara yang lainnya.
152
yang digunakan untuk menilainya. Apabila kita melihatnya melalui model
demokrasi prosedural, yang menekankan pada keberadaan institusi
demokrasi, seperti partai politik atau organisasi politik lainnya maka
demokrasi di India telah terbilang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari
kesuksesan terselanggaranya pemilu di negara ini. Berbagai studi mengenai
demokrasi di India pada beberapa dekade terakhir menekankan pada
bagaimana pengenalan terhadap kebebasan berpendapat dan pemilu telah
memberikan konstribusi besar bagi national building di India. Proses ini
akan membawa India pada proses modernisasi dan selanjutnya akan diikuti
dengan modernisasi dalam bidang sosial-ekonomi, seperti urbanisasi,
pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan persamaan sosial yang akan
semakin mengaburkan perbedaan kasta dan agama. Yang mana dengan
berjalannya proses tersebut maka perbedaan kasta dan agama akan semakin
kabur dan pada akhirnya akan membawa India kepada sistem demokrasi
yang baik dan stabil seperti yang dapat dilihat pada saat sekarang ini.
India memilih bentuk pemerintahan parlementer dengan tujuan
untuk membentuk sebuah negara yang berlandaskan prinsip-prinsip
kebebasan berpendapat serta pemilihan umum yang dilakukan secara teratur.
Demokrasi merupakan suatu proses yang panjang, dimana tanpa adanya
kemauan dan kesadaran politik yang jernih dan jujur, demokrasi justru akan
mengalami kegagalan besar dalam penyelenggaraan negara. Di mana sistem
demokrasi di India telah menunjukkan keberhasilan dan kesuksesannya
dalam menganut sistem demokrasi yang memiliki kemauan dan kesadaran
politk yang jernih dan jujur. Keberhasilan sistem demokrasi di India ini
dapat kita dari adanya pertumbuhan ekonomi yang cepat. Di mana pada
masa lalu, India sempat mengalamai masa-masa tersulitnya. Saat itu India
mengalami kematian massal yang disebabkan oleh kelaparan dimana-mana
dan terjangkitnya kemiskinan. Pada tahun 1986, di mana 3,5 juta anak
meninggal setiap tahunnya yang diakibatkan oleh dehidrasi dan berbagai
penyakit yang menular lainnya.
Sejak awal kemerdekaan India telah menganut sistem demokrasi dan
saat ini India telah menempatkan dirinya sebagai negara yang memiliki
153
kekuatan ekonomi yang patut diperhitungkan. Keberhasilan demokrasi India
juga ditandai dengan bagaimana India dapat mendistribusikan kekuasaan
hingga berbagai level masyarakat. India adalah negara yang dihuni oleh
masyarakat yang beragam, baik itu dari sudut kasta, agama, bahasa, dan
lain-lain akan menimbulkan berbagai kelompok minoritas. Disinilah
nampak perbedaan India dibandingkan dengan mayoritas negara dunia
ketiga, negara ini mengakui hak-hak minoritas dengan mendistribusikan
kekuasaannya di antara kemlompok-kelompok yang berbeda dalam
masyarakat.
Wilayah India yang luas sering disebut setara dengan besarnya
masalah yang harus dihadapinya. Hal ini tidak terlepas dari jumlah
penduduk India yang sangat banyak, yakni mencapai tak kurang dari 1
miliar dan melebihi jumlah akumulasi penduduk di Asia Tenggara. Jumlah
ini menjadi sebuah problem besar manakala didapati lebih dari separuhnya
hidup di bawah garis kemiskinan. Munculnya problem ini ternyata
diakibatkan oleh tidak seimbangnya kontinuitas relasi antara luas wilayah
dan jumlah penduduk. Kalau dilihat taraf kehidupan di India, maka dari
tahun 1981-1995 setengah dari penduduk India hidup dengan biaya tidak
lebih dari US$ 1 dollar/hari. Dan bahkan sampai tahun 1996, India
menempati urutan ke-47 dalam suatu indeks kemiskinan dunia (Human
Proverty Index) setelah Rwanda yang berada diurutan ke-48. Tingkat
pendidikan juga sangat rendah karena lebih dari 60% penduduk perempuan
yang berusia 6 tahun menderita buta huruf. Belum lagi jumlah angka
kematian bayi masih belum bisa dikurangi secara maksimal.
Sistem kasta juga masih berlaku sebagai manifestasi kuatnya
hinduisme sejak 1500 SM. Namun yang penting dari sistem kasta ini adalah
biasanya terlihat bahwa mereka yang berada pada kasta yang lebih rendah
adalah mereka yang merupakan kelompok masyarakat miskin. Hal ini
disebabkan karena kasta itu seringkali menggambarkan dan membentuk
struktur ekonomi masyarakat. India merupakan negara dengan penduduk
terbanyak di dunia setelah China. Namun semua tantangan dan kondisi yang
sering dianggap menghalangi kemunculan demokrasi ternyata dapat berlalu
154
begitu saja. Singkatnya, sekali lagi meskipun telah dikatakan bahwa dalam
banyak hal India dianggap tidak memiliki kondisi yang mendukung
demokrasi, dalam kenyataannya India justru dapat tetap mempertahankan
lembaga-lembaga demokrasi dalam waktu yang cukup lama.
Demokrasi di India adalah demokrasi yang muncul dari atas.
Namun bukan dari kalangan borjuis seperti yang terjadi pada negara-negara
Eropa. Demokrasi India, menurut Georg Sorensen adalah demokrasi yang
dicapai melalui koalisi antara elit dominan dengan tiga kelompok utama;
(1).profesional perkotaan, yang membangun gerakan kongres 1885;
(2).komunitas pengusaha India dalam bidang Industri dan perdagangan, dan;
(3).para pemilik tanah di pedesaan (elit desa). Sebagai dampaknya, jika
merujuk pada pandangan seorang ilmuan politik seperti Samuel P.
Huntington bahwa model transformasi demokrasi seperti ini (transformasi)
seringkali hanya menumbuhkan bentuk demokrasi yang terbatas. Tetapi
kelebihannya adalah bahwa bentuk negosiasi elit ini telah mendahului
meledaknya partisipasi politik. Dikatakan kelebihan karena kondisi ini
merupakan kondisi yang ideal dalam konteks transisi politik di negara-
negara berkembang.
Ada banyak hal yang memperkuat keyakinan para ilmuan tentang
bentuk demokrasi di India yang begitu luas. Salah satunya terdapat kuota
33% kuota terhadap perempuan di parlemen. Selain itu tersedia 22% kursi
parlemen yang diperuntukkan bagi warga negara berkasta rendah dan suku
asli India. India merupakan satu-satunya negara demokrasi baru dengan
sistem federal dengan 28 negara bagian dan 7 teritori. Hak-hak dasar warga
negara diakui dan terdapat pula perlindungan hukum termasuk kepada
kelompok minoritas. Demokrasi India dari pemahaman akan pentingnya
peran pemerintahan kolonial Inggris. Ada pengaruh penting yang berhasil
dibentuk Inggris dalam struktur masyarakat India terutama struktur politik-
nya. Sehingga hampir tidak muncul resistensi yang kuat terhadap sistem
pemerintahan itu ketika India telah merdeka. Pertama-tama, pemerintah
kolonial kolonial (Inggris) secara tidak sengaja telah membantu
terbentuknya kepercayaan terhadap lembaga-lembaga demokrasi. Hal lain
155
yang diwarisi India dari pemerintahan kolonial Inggris, yang dapat
memperkuat demokrasi di India adalah tentara yang terlatih dan profesional,
tentara di India tidak memasuki urusan politik, seperti sebagaimana yang
terjadi di banyak negara. Kedua, militer India berkembang dan telah
menegakkan sebuah kode kepatuhan kepada para pemimpin sipil yang
terpilih. Militer sepertinya tetap merupakan kekuatan nasional India yang
sebenarnya karena memiliki orientasi kesetiaan nasional yang kuat dan solid
dibandingkan kepolisian yang sering terbagi dalam faksi-faksi. Ketiga, para
pendiri India modern yang membawa India menuju kemerdekaan,
membantu pembentukan konstitusi dan lembagalembaga politiknya semua
setia pada keyakinan demokrasi. Gerakan-gerakan politik yang mereka
pimpin sangat mendukung gagasan-gagasan dan lembaga-lembaga
demokrasi.
Pada selama beberapa dekade politik di India dikuasai oleh Partai
Kongres Nasional India (INC), dengan menguasai suara mayoritas di
parlemen. Namun partai ini tidak dapat terus bertahan karena dianggap
mulai gagal mendistribusikan kekuasaan dengan baik. Sehingga
menimbulkan elit baru dalam Partai Bharatiya Janata (BJP). BJP menjadi
kuat dan dapat memenangkan pemilu karena dapat merangkul minoritas
seperti penduduk muslim dan komunitas lokal. Sementara itu INC dapat
bertahan dan kembali memegang tampuk kekuasaan lagi, karena masih
dapat berkompromi dengan berbagai lapisan kekuasaan masyarakat. Jadi
tampilnya kekuatan partai di India tidak lepas dari kekuatan mereka yang
mampu merangkul tokoh-tokoh masyarakat yang multi etnis, multi agama
dan multi bahasa, serta multi kepentingan di India.
156