WISNU PRASETIYO WICAKSANA (Repaired)
WISNU PRASETIYO WICAKSANA (Repaired)
WISNU PRASETIYO WICAKSANA (Repaired)
SKRIPSI
Oleh :
WISNU PRASETIYO WICAKSANA
Notar : 12.II.0048
adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika dikemudian hari
terbukti bahwa skripsi saya merupakan hasil jiplakan maka saya bersedia untuk
menanggalkan gelar sarjana yang saya peroleh.
iv
Persembahan Dipersembahkan kepada kedua
orang tua tercinta Bapak Nur Rochim. S & Ibu Sri
Rahayu, dan semua saudaraku serta seluruh
kerabatku yang telah memberikan bimbingan serta
motivasi untukku. Dipersembahkan untuk
seseorang yang kelak akan menjadi teman sehidup
semati.
Motto
Bukan seberapa besar mimpi kita, tetapi seberapa
besar kita untuk mimpi itu.
Do not dream about your success. You have
to work for it.
(Jangan bermimpi kesuksesan. Kamu harus
berkerja untuk itu.)
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Skripsi. Penulisan Skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik
Keselamatan Otomotif.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung memberikan, dorongan, informasi, inspirasi dan kritikan yang
semuanya memiliki sumbangsih penting terhadap penulisan Skripsi yang berjudul
ANALISIS MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM DALAM
PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PT.
PERTAMINA PATRA NIAGA TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK
JAKARTA GROUP PLUMPANG.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak dapat diselesaikan hanya bimbingan
dari Bapak Iswanto, S.E, M.M dan Bapak Yan El Rizal U, M.Sc. pada kesempatan
ini tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yudi Karyanto, ATD, M.Sc selaku Direktur Politeknik Keselamatan
Transportasi Jalan Tegal ;
2. Bapak Anton Budiharjo, S.SiT, M.T selaku Ketua Jurusan D.IV Teknik
Keselamatan Otomotif ;
3. PT. Pertamina Patra Niaga Kantor Pusat ;
4. PT. Pertamina Patra Niaga Terminal Bahan Bakar Minyak Jakarta Group
(TBBM JG)-Plumpang ;
5. Orang tua dan saudara yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis;
6. Rekan-rekan Taruna/I Teknik Keselamatan Otomotif Angkatan II;
7. Seluruh taruna/i Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal.
8. Seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan dan penyusunan Skripsi ini.
Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat
memperbaiki Skripsi ini.
viii
ix
Akhir kata penyusun berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wisnu Prasetiyo W
DAFTAR ISI
x
xi
xii
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Tabel potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja didasarkan
pada dampak korban .......................................................................... 10
Tabel 2.2 Tabel korelasi standar Eropa dan Amerika ........................................ 11
Tabel 3.1 Tabel Skoring Inspeksi Maintenance Management System ............... 15
Tabel 4.1 Tabel Skoring Inspeksi Maintenance Management System ............... 32
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Perusahaan
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, pengertian perusahaan
sebagai berikut :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
PT. Pertamina persero mempunyai anak perusahaan yang bergerak dalam
jasa pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) yaitu PT. Pertamina Patra
Niaga. Pendistribusian bahan bakar tersebut harus memiliki standar
keselamatan yang tinggi, baik dari segi sarana maupun pelaksanaanya. PT.
Pertamina Patra Niaga sebagai perusahaan penyedia alat transportasi BBM
dan LPG, memberikan layanan kepada para pelanggan dengan jaminan
kualitas, jumlah, tempat dan ketepatan waktu. PT Pertamina Patra Niaga
menyediakan jasa pengiriman produk bahan bakar bersubsidi dari depot milik
suatu Perusahaan Publik (Terbuka/Tbk.) kepada pelanggan, yang terdiri dari
SPBU dan Non SPBU.
2.2 Bengkel
Pengertian bengkel menurut Keputusan Menteri Perindusterian dan
Perdagangan No 551 tahun 1999 yaitu tempat yang berfungsi untuk
membetulkan, memperbaiki, dan merawat kendaraan bermotor agar tetap
memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.
5
6
kepada komponen mobil tangki untuk memastikan mobil tangki tetap dapat
beroperasi dengan kehandalan dan aspek keselamatan yang baik (Pertamina
Patra Niaga, 2014).
Penerapan Maintenance Management System (MMS) mempunyai
maksud dan tujuan sebagai berikut :
a) Meminimalisasi kegagalan operasi akibat kesalahan pemeliharaan mobil
tangki yang dikelola.
b) Mencari efektifitas dari biaya pemeliharaan mobil tangki yang dikelola.
c) Memperbaiki teknis dan pelaksanaan pengawasan terhadap kinerja
pemeliharaan dan perbaikan mobil tangki yang dikelola maupun mobil
tangki milik khususnya ditujukan kepada perwakilan di lokasi sehingga
tercapai Cost Effectiveness dan memperpanjang umur ekonomis dan
kehandalan mobil tangki.
d) Menjadi salah satu pembanding dari beberapa metoda dan pola kerja
sama pemeliharaan mobil tangki yang dikelola.
Gambaran umum mengenai Kerjasama Swakelola adalah kerja sama
pemeliharaan rutin mobil tangki yang dikelola meliputi pelaksanaan
penggantian oli pada mesin, power steering, rem, gardan, penggantian filter
atau saringan, peluas gemuk serta melaksanakan pemeriksaan mobil tangki
sesuai checklist secara rutin termasuk sebagainya sesuai tanggung jawab PT.
Pertamina Patra Niaga yang tertuang dalam kontrak jasa Pengelolaan Mobil
Tangki antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga.
2.4 Sistem Manajemen Keselamatan Transportasi Darat (SMKTD).
Sistem Manajemen Keselamatan Transportasi Darat (SMKTD) terdiri dari
lima pilar di dalamnya yang mencakup Manajemen Pengemudi (MP),
Manajemen Resiko Perjalanan (MRP), Manajemen Kendaraan dan
Manajemen Peralatan Kendaraan (MKPK), Manajemen HSE (MHSE), dan
Manajemen Kontraktor (MK).
Penerapan SMKTD yang dilakukan sebagai berikut :
(1) Manajemen Pengemudi (MP)
Meliputi penerapan Kebijakan Perekrutan Pengemudi, Sistem Paket
Gaji, Sistem Pelatihan, Sistem Paspor Pengemudi, Sistem Pemantauan
8
13
14
- Bahaya Kebakaran
- Jagalah Kebersihan
4. Tersedia APAR sesuai standard
3
dengan jumlah yang cukup
5. Apakah tersedia fasilitas P3K? 3
Penerangan dan sirkulasi tempat kerja/
6. bengkel sesuai dalam aturan kesehatan 2
lingkungan kerja
Terdapat area khusus penympanan
7. limbah B3 (Bahan Berbahaya dan 2
Beracun)
8. Apakah tersedia kotak sampah (B3,
2
organik dan non organik)
Jumlah 71
Sumber : PT. Pertamina Patra Niaga
Matriks Skoring Checklist Inspeksi Maintenance Management System (MMS)
Perusahaan/ Organisasi
Apakah perusahaan
Apakah perusahaan Apakah perusahaan Apakah perusahaan menyediakan peralatan
Apakah perusahaan
memiliki komitmen menyediakan tempat melakukan pemeliharaan kesehatan keselamatan
melakukan program
terhadap keselamatan kerja yang memenuhi kesehatan pekerja secara kerja?
keselamatan kerja?
kerja ? standard kelayakan? berkala (asuransi)? (APD, APAR, tempat
sampah, fasilitas P3K)
Perusahaan tidak Perusahaan tidak Perusahaan tidak Perusahaan tidak melakukan Perusahaan tidak
memiliki komitmen memiliki program dan menyediakan tempat pemeliharaan kesehatan, menyediakan peralatan
terhadap kesehatan tidak melakukan kerja yang memenhuhi ditandai dengan pekerja yang kesehatan keselamatan
0
kerja program keselamatan standard kelayakan tidak memiliki asuransi kerja (seperti APD, APAR,
kerja (safety talk, safety tempat sampah dan
training ) sebagainya)
Perusahaan memiliki Perusahaan memiliki Perusahaan menyediakan Perusahaan melakukan Perusahaan menyediakan
komitmen terhadap program (safety talk, tempat kerja yang layak pemeliharaan kesehatan bagi peralatan kesehatan
kesehatan pekerja safety safety training) dan sesuai dengna pekerja namun dengan akses keselamatan kerja (seperti
1 namun belum tetapi tidak dilaksanakan standard kelayakan asuransi yang sulit dijangkau APD, APAR, tempat
diterapkan secara secara berkelanjutan namun belum terpelihara pekerja sampah dan sebagainya)
konsisten di lokasi dengan baik tetapi tidak standard
kerja
Perusahaan memiliki Perusahaan memiliki Perusahaan menyediakan Perusahaan melakukan Perusahaan menyediakan
komitmen terhadap program (safety talk, tempat kerja dan sesuai pemeliharaan kesehatan, peralatan kesehatan
kesehatan pekerja dan safety training) dan dengan standard ditandai dengan pekerja yang keselamatan kerja (seperti
2
diterapkan secara dilaksanakan secara kelayakan dan terpelihara memiliki asuransi yang APD, APAR, tempat
konsisten di lokasi berkelanjutan. dengan baik mudah diakses dan sampah dan sebagainya)
kerja diperhatikan oleh perusahaan sesuai dengan standard
3
Skoring
18
Perusahaan / Organisasi Man/ Mekanik
Apakah pimpinan Apakah perusahaan Mekanik menggunakan APD
Kondisi APD yang
perusahaan menunjukkan memiliki dokumen (seragam kerja, safety Mekanik mengerti prosedur
digunakan dalam
kepedulian dengan cara Hazard Identification helmet, safety shoes, sarung kerja dan prosedur
keadaan baik dan
kunjungan ke lokasi and Risk Assessment tangan) dengan baik dan pengoperasian peralatan
sesuai fungsinya
kerja? (HIRA)? benar
Pimpinan perusahaan Perusahaan tidak Mekanik tidak menggunakan Seluruh APD dalam Mekanik tidak mengerti
tidak menunjukkan memiliki dokumen APD dengan baik dan benar kondisi tidak layak prosedur kerja dan prosedur
0 kepedulian terhadap HIRA pakai dan tidak pengoperasian peraatan dalam
pekerja yang berada di sesuai fungsinya melaksanakan tugas
lokasi
Pimpinan perusahaan Perusahaan memiliki Mekanik tidak Terdapat lebih dari Mekanik mengerti namun
hanya sesekali melakukan dokumen HIRA menggunakan lebih dari satu satu komponen APD tidak memperhatikan prosedur
1 kunjungan ke lokasi kerja tetapi belum komponen APD dan tidak yang tidak layak dan kerja dan pengoperasian
diterapkan menggunakan dengan baik tidak sesuai peralatan dalam melaksanakan
dan benar fungsinya tugas
Pimpinan perusahaan Perusahaan memiliki Mekanik tidak menggunakan Terdapat satu Mekanik mengerti dan
menunjukkan kepedulian dokumen HIRA dan satu komponen APD dan komponen APD yang memperhatikan prosedur kerja
2 dengan rutin melakukan sudah diterapkan tidak menggunakan dengan tidak layak dan tidak dan prosedur pengoperasian
kunjungan ke lokasi kerja baik dan benar sesuai fungsinya peralatan dalam melaksanakan
tugas
Mekanik menggunakan APD Seluruh APD yang
lengkap (seragam kerja, disediakan dalam
3 safety helmet, safety shoes, keadaan baik (layak
sarung tangan) dengan baik dan sesuai fungsinya)
dan benar
Skoring
19
Man/ Mekanik Machine/ Peralatan
SOP peralatan yang
Mekanik melakukan
Mekanik memahami Mekanik memahami Peralatan yang digunakan tersedia dan
pekerjaan penggantian oli
sistem/ prosedur dalam sistem dan prosedur digunakan memiliki mudah ditemukan di lokasi
dan servis rutin tepat
proses evakuasi tanggap darurat SOP kerja dan dalam bahasa
waktu
yang mudah dimengerti
Mekanik tidak memiliki Seluruh mekanik tidak Tidak pernah dilakukan Seluruh peralatan yang SOP peralatan yang
estimasi waktu dalam memahami prosedur sosialisasi kepada digunakan tidak digunakan tidak tersedia
0 melakukan pekerjaan evakuasi dan tidak mekanik mengenai sistem memiliki SOP dan ditemukan di lokasi
penggantian oli dan servis terdapat akses yang jelas dan prosedur tanggap kerja
rutin terhadap jalur evakuasi darurat
Mekanik melakukan Seluruh mekanik Hanya sebagian mekanik Beberapa peralatan yang SOP peralatan yang
pekerjaan penggantian oli memahami prosedur yang memahami sistem digunakan tidak digunakan tersedia namun
dan servis rutin lebih dari evakuasi namun tidak dan prosedur tanggap memiliki SOP tidak ditemukan di lokasi
1
waktu yang diestimasi (30 terdapat akses yang jelas darurat karena sosialisasi kerja serta tidak dalam
menit) terhadap jalur evakuasi tidak dilakukan secara bahasa yang mudah
berkelanjutan dimengerti
Mekanik melakukan Seluruh mekanik Seluruh pekerja Setiap peralatan yang SOP peralatan yang
penggantian oli dan servis memahami prosedur (mekanik) memahami digunakan memiliki digunakan tersedia dan
rutin tepat waktu (sesuai evakuasi dan terdapat sistem tanggap darurat SOP ditemukan di lokasi kerja
2
waktu estimasi) akses yang jelas terhadap karena dilakukan serta dalam bahasa yang
jalur namun masih sosialisasi secara mudah dimengerti
terhalang oleh benda berkelanjutan
Mekanik melakukan Seluruh mekanik
pekerjaan penggantian oli memahami prosedur
dan servis rutin kurang evakuasi dan terdapat
3 dari waaktu estimasi (30 akses yang jelas terhadap
menit) namun tetap dalam jalur evakuasi dan tidak
kualitas pekerjaan yang terhalang oleh benda
baik apapun
Skoring
20
Machine/ Peralatan Material
Peralatan yang Peralatan disimpan ditempat
Apakah peralatan Apakah ada pemisahan yang Apakah jumlah oli dan
digunakan yang teratur dan sesuai
dilakukan pemeriksaaan jelas antara oli baru dan li spare part mencukupi
berfungsi dengan konsep 5R (rapih, rawat,
dan pemeliharaan rutin? bekas (tempat, label) kebutuhan?
baik rajin, ringkas, resik)
Lebih dari satu Peralatan disimpan secara Tidak dilakukan Tidak terdapat pemisahan yang Tidak pernah dilakukan
peralatan kerja berantakan (tidak teratur) dan pemeriksaan dan jelas antara oli baru dan oli rencana persiapan untuk
0
mengalami tidak sesuai konsep 5R pemeliharaan alat kerja bekas dan tidak dilakukan jumlah oli yang digunakan
kerusakan pendataan oli yang digunakan
Satu peralatan kerja Peralatan yang disimpan Dilakukan pemeriksaan Terdapat pemisahan yang jelas Jumlah oli dan spare part
mengalami sudah teratur namun belum dan pemeliharaan alat antara oli baru dan oli bekas disediakan tidak mencukupi
kerusakan sesuai konsep 5R kerja namun tidak secara namun tidak terdapat label kebutuhan/ permintaan
1
konsisten (kontinyu) yang menerangkan jenis oli
tersebut serta tidak dilakukan
pendataan oli yang digunakan
Semua peralatan Peralatan yang disimpan Dilakukan pemeriksaan Terdapat pemisahan yang jelas Jumlah oli dan spare part
kerja tidak sudah teratur dan ssuai dan pemeliharaan alat antara oli baru dan oli bekas, mencukupi jumlah
mengalami konsep 5R (rapih, rawat, kerja secara konsisten kemudian terdapat label yang kebutuhan/ permintaan
2
kerusakan rajin, ringkas, resik) (kontinyu) menerangkan jenis oli tersebut namun tidak terdapat stok
(berfungsi dengan namun tidak dilakukan cadangan untuk spare part
baik) pendataan oli yang digunakan yang digunakan
Terdapat pemisahan yang jelas Juumlah oli dan spare part
antara oli baru dan oli bekas, mencukupi kebutuhan/
kemudian terdapat label yang permintaan dan terdapat
3
menerangkan jenis oli tersebut stok cadangan untuk spare
serta dilakukan pendataan oli part yang digunakan
yang digunakan
Skoring
21
Material Environment
Tersedia rambu-rambu
safety di lokasi kerja :
Apakah penyusunan dan Apakah pemakaian oli Servis penggantian oli Kondisi limbah oli di - Dilarang merokok
pengaturan spare part sesuai dilakukan dan dan servis rutin mobil lokasi diperhatikan - Area wajib APD
kaidah FIFO dan good sepengetahuan otoritas tangki dilakukan di lokasi dangan baik (tidak - Area khusus Authorized
houskeeping? terkait? tersendiri terdapat ceceran oli) Personel
- Bahaya kebakaran
- Jagalah kebersihan
Tidak terdapat rencana Tidak terdapat form Tidak ada batasan area Terdapat tumpahan Tidak tersedia rambu-
terhadap penyusunan spare penggantian/ pemakaian servis penggantian dan oli damana-mana/ di rambu safety secara
0 part, spare part dibiarkan serta tanpa penambalan ban mobil sekitar lokasi kerja lengkap dan tidak terpasang
dalam kondisi berantakan sepengetahuan otoritas tangki dengan baik
dan tidak beraturan terkait
Penyusunan dan pengaturan Form penggantian/ Servis penggantian dan Terdapat tumpahan Tersedia rambu-rambu
sapre part tidak beraturan, pemakaian tidak penambalan ban mobil oli di lokasi kerja safety secara lengkap
1 tidak sesuai kaidah FIFO dan dilakukan dan tidak tangki berada di luar area (limbah oli) lebih namun tidak terpasang
tidak sesuai dengan good melibatkan otoritas servis dari satu meter dengan baik
house keeping terkait persegi
Penyusunan dan pengaturan Form Penggantian dan Terdapat tumpahan Tersedia rambu-rambu
spare part sudah beraturan penggantian/pemakaian penambalan ban mobil oli di lokasi kerja safety secara lengkap dan
2 sesuai kaidah FIFO dan dilakukan namun tidak tangki berada di dalam (limbah oli) kurang terpasang dengan baik
namun belum sesuai dengan melibatkan otoritas area servis dari satu meter sesuai area yang ditentukan
good house keeping terkait persegi
Penyusunan dan pengaturan Form Tidak ada tumpahan
spare part sesuai kaidah penggantian/pemakaian oli di lokasi kerja
3 FIFO dan sesuai dengan dilakukan dan (limbah oli)
good house keeping melibatkan otoritas
terkait
Skoring
22
Environment
Penerangan dan sirkulasi
Terdapat area khusus
Tersedia APAR sesuai tempat kerja/ bengkel Apakah tersedia kotak
Apakah tersedia fasilitas penyimpanan limbah B3
standard dengan sesuai dalam aturan sampah (B3, organik,
P3K? (Bahan Berbahaya dan
jumlah yang cukup kesehatan lingkungan dan non organik)
Beracun)
kerja
Tidak tersedia APAR Tidak tersedia fasilitas P3K Tidak terdapat Tidak terdapat area Tidak tersedia kotak
di lokasi kerja di lokasi kerja penerangan dan sirkulasi penyimpanan bahan area sampah (B3, organik
0 pada tempat kerja/ khusus penyimpanan dan non organik)
bengkel limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun)
Terdapat APAr di Tersedia fasilitas P3K Terdapat penerangan dan Terdapat penyimpanan Tersedia kotak sampah
lokasi namun tidak namun dalam jmlah yang sirkulasi pada tempat limbah B3 namun belum namun belum sesuai /
1 standard terbatas kerja, bengkel namun berada pada area khusus klasifikasi sampah (B3,
dengan kondisi yang (Bahan Berbahaya dan organik dan non
kurang memadai Beracun) organik)
Terdapat APAR di Terdapat fasilitas P3K di Terdapat penerangan dan Terdapat area khusus Tersedia kotak sampah
lokasi kerja dengan lokasi kerja dengan kondisi sirkulasi pada tempat penyimpanan limbah B3 sesuai klasifikasi (B3,
kondisi yang sesuai yang sesuai standard namun kerja/ bengkel dangan (Bahan Berbahaya dan organik dan non
2
standard namun tidak ada pemeriksaan kondisi yang sesuai Beracun) organik)
kurang mencukupi kondisi kelayakannya kesehatan lingkungan
kebutuhan proteksi kerja
Terdapat APAR di Terdapat fasilitas P3K di
lokasi kerja dengan lokasi kerja dengan kondisi
3 kondisi yang sesuai yang sesuai standard serta
standard dan sesuai dilakukan pemeriksaan
kebutuhan proteksi kondisi kelayakannya
Skoring
23
24
h as il o bse rvas i
= total nilai
x 100 %
Proses analisis data pada penelitian tersebut digambarkan pada alur kerja
sebagai berikut :
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Perhitungan Prosentase
Penerapan
Analisa Permasalahan
Rekomendasi
Penarikan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Mulai
Rumusan Masalah
Pengumpulan Data
1. Perusahaan
2. Mekanik
3. Peralatan Penentuan Observasi
4. Material Indikator Lapangan
5. Lingkungan
Analisis Data
Tidak
Hasil Analisa Awal
Ya
Analisis Faktor
Permasalahan
Rekomendasi
Kesimpulan
Selesai
26
27
c. Sejarah Perusahaan
PT. Pertamina Patra Niaga awalnya merupakan sebuah Perseroan yang
didirikan dan terdaftar dengan nama PT ELNUSA HARAPAN pada
tahun 1997. Kemudian pada tahun 2004, didirikanlah PT PATRA NIAGA
sebagai perusahaan yang khusus bergerak di bidang usaha sektor hilir
industri minyak dan gas (MIGAS).
Pada tahun 2011, satu per satu logo anak perusahaan PT Pertamina
(Persero) yang bergerak di bidang Pemasaran dan Niaga mulai dibenahi,
termasuk logo dan nama perusahaan PT Patra Niaga yang berubah menjadi
PT Pertamina Patra Niaga. Perubahan logo mencerminkan kemauan yang
kuat dari seluruh insan Patra Niaga untuk terus tumbuh dan berkembang
serta menjadi yang terunggul. Nama Pertamina Patra Niaga sendiri
merupakan kombinasi dari nama Pertamina dan Patra Niaga mencerminkan
dua hal yang diminta oleh mitra Patra Niaga. Para mitra usaha perusahaan
berharap bahwa perubahan logo ini dapat menjadikan layanan Patra Niaga
lebih fleksibel, lebih baik, dan harga lebih kompetitif. Ketiga hal tersebut
merupakan cerminan brand equity Pertamina Patra Niaga. Dengan tampilan
logo baru tersebut perusahaan yakin akan bisa meningkatkan kepercayaan
konsumen dan para mitra usaha.
Saat ini bidang usaha PT PERTAMINA PATRA NIAGA NIAGA
mencakup perdagangan BBM, pengelolaan BBM, pengelolaan armada/
fleet, dan pengelolaan depot. Selain itu, di tengah persaingan pasar saat ini
Perseroan terus mengupayakan berbagai strategi efisiensi baru serta upaya
pembenahan organisasi secara menyeluruh guna memperkuat posisinya
agar bisa terus berkiprah di kancah industri MIGAS nasional maupun
global.
Jumlah armada operasional yang dikelola oleh PT. Pertamina Patra
Niaga berjumlah sebanyak 257 unit mobil tangki BBM SPBU, 7 unit mobil
tangki BBM Industri, 19 unit mobil tangki LPG, dan 2 unit Wingbox.
Dengan demikian, total armada yang dikelola berjumlah sebanyak 285 unit.
28
Jika prosentase dihitung secara terpisah setiap elemen pada matrik maka
akan diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Organisasi / Perusahaan
Perusahaan merupakan penyedia segala bentuk fasilitas serta pengelola
sarana dan prasarana mobilitas operasional. Prosentase tingkat penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja pada elemen perusahaan sebagai berikut :
hasil observasi
= x 100 %
total nilai
10
= x 100 %
14
= 0,71 x 100 %
= 71 %
Prosentase tingkat penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada
elemen perusahaan yaitu 71 %. Berdasarkan 7 point mengenai perusahaan
di dalam matrik tersebut terdapat 3 point yang tidak mendapatkan skor
maksimal. Beberapa point tersebut sebagai berikut :
1) Perusahaan memiliki program (safety talk, safety training) tetapi tidak
dilaksanakan secara berkelanjutan. Hal yang menjadi catatan adalah
pelaksanaan program seperti safety talk hanya dilakukan pada saat
terdapat informasi dan tidak dalam jangka waktu yang tetap. Dengan
demikian, program tersebut tidak berjalan secara berkelanjutan.
2) Perusahaan menyediakan tempat kerja yang layak dan sesuai dengan
standard kelayakan namun belum terpelihara dengan baik. Tempat
untuk melakukan aktivitas perawatan dan perbaikan kendaraan sudah
tersedia. Namun pada pelaksanaannya gedung bengkel cenderung tidak
mendapatkan pembaharuan, sehingga terdapat beberapa bagian yang
tidak terawat. Contoh bagian tersebut yaitu kondisi lantai yang berdebu
dan tidak tersedia tempat cuci muka dan tangan di dalam area bengkel.
Kondisi workshop dapat dilihat pada gambar berikut :
36
hasil observasi
total nilai
= 13 x 100 %
= x 100 %
16
= 0,81 x 100 %
= 81 %
Prosentase tingkat penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada
elemen man/ mekanik yaitu 81 %. Beberapa point yang masih belum
terlaksana secara maksimal sebagai berikut :
1) Terdapat satu komponen APD yang tidak layak dan tidak sesuai
fungsinya. Salah satu komponen yang sudah tidak layak dan harus
diperbaharui yaitu overall/ baju pelindung. Penggunaan overall/ baju
pelindung berfungsi untuk melindungi badan/ kulit agar tidak tertusuk,
tersayat, dan terbakar oleh benda padat, cair, atau gas.
menunjukkan bahwa pada elemen tersebut terdapat point yang tidak sesuai,
diantaranya sebagai berikut :
1) Beberapa peralatan yang digunakan tidak memiliki SOP. Petunjuk
penggunaan alat yang tidak tersedia membuat mekanik menggunakan
peralatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Penggunaan
peralatan yang tidak sesuai dengan prosedur dapat membuat alat
menjadi lebih cepat mengalami kerusakan.
2) SOP peralatan yang digunakan tersedia namun tidak ditemukan di
lokasi kerja serta tidak dalam bahasa yang mudah dimengerti. SOP
tidak terdapat di area kerja, sehingga mekanik tidak mengetahui tata
cara atau petunjuk penggunaan paralatan yang sesuai.
3) Satu peralatan kerja mengalami kerusakan. Terdapat peralatan yang
mengalami kerusakan. Sehingga mekanik menggunakan cara yang
manual untuk mengetahui keadaan material. Berikut salah satu
peralatan yang mengalami kerusakan :
= x 100 %
17
= 0,88 x 100 %
= 88 %
Prosentase tingkat penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada
elemen Environment yaitu 88 %. Beberapa point yang masih belum
terlaksana secara maksimal sebagai berikut :
42
1) Terdapat tumpahan oli di lokasi kerja (limbah oli) kurang dari satu
meter persegi. Tumpahan oli yang terdapat di area bengkel disebabkan
karena penampung oli hanya menggunakan peralatan seadanya. Oleh
karena itu terdapat oli yang menetes ke area bengkel. Kondisi tumpahan
oli terdapat dalam gambar berikut :
Master spare part merupakan jenis material yang berupa parts dan
accessoris baik dari accessoris maupun engine kendaraan. Spare part
pada umumnya disimpan di dalam gudang penyimpanan (Ferry, 2010).
Kondisi ideal di dalam gudang penyimpanan yaitu dengan melakukan
pemisahan spare part berdasarkan jenis dan fungsinya. Pemisahan
berdasarkan jenis dan fungsi tersebut bertujuan untuk mempermudah
pendataan stok spare part yang tersedia. Selain itu juga mempermudah
pada saat pengambilan ketika dibutuhkan.
e. Environment
Solusi untuk menanggulangi permasalahan pada environment yaitu :
1) Pemeriksaan serta pembaharuan kotak P3K secara berkala.
Menurut PM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 15 tahu 2008, yang dimaksud P3K di tempat kerja merupakan
upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada
pekerja/buruh/ dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang
mengalami sakit atau cidera di tempat kerja. Salah satu fasilitas P3K
yaitu Kotak P3K. kotak P3K tersebut harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a) Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar
putih dangan lambang P3K berwarna hijau.
b) Kotak P3K tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja.
c) Penempatan kotak P3K :
i. Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah
yang jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila
digunakan;
ii. Disesuaikan dengan jumlah pekerja atau buruh;
iii. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau
lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K
sesuai jumlah pekerja/buruh;
50
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai penerapan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pada Maintenance Management System PT. Pertamina
Patra Niaga TBBM JG Plumpang, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Proses pelaksanaan kegiatan maintenance management system meliputi
Lingkup Teknis Perwakilan PT. Patra Niaga Lokasi dan Lingkup Teknis
Mitra / Bengkel yang ditunjuk.
2. Pelaksanaan kegiatan sudah sesuai dengan lingkup teknis yang tersedia,
namun masih terdapat kekurangan pada beberapa item setiap elemen
perusahaan.
3. Prosentase tingkat penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
pada Maintenance Management System sebanyak 74%. Penerapan pada
setiap elemen perusahaan yaitu 71% elemen Organisasi, 81% elemen Man/
Mekanik, 30% elemen Machine/ Alat, 91% elemen Material, dan 88%
Environment.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut perlu dilakukan evaluasi untuk
mengetahui kelemahan pada setiap elemen perusahaan pada maintenance
management system terutama elemen peralatan. Penggunaan SOP Peralatan
dianjurkan untuk meningkatkan kualitas serta keselamatan kerja dalam
menggunakan peralatan. Dengan demikian prosentase serta kualitas secara
keseluruhan akan turut meningkat.
Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui tingkat penerapan pada
seluruh unit kerja TBBM JG Plumpang, seperti unit Tyre Management System
dan Pelumas.
51
DAFTAR PUSTAKA
52
53
Prof. Dr. Suryana, M.Si, (2010). Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Metode Penelitian. Universitas Pendidikaan Indonesia. Bandung.
PT. Pertamina Patra Niaga, (2014). Inspeksi Tyre Management System (TMS) dan
Maintenance Management System (MMS). Tata Kerja Organisasi. Jakarta.
PT. Pertamina Patra Niaga. (2016), Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan (HSE Guidelines). Jakarta.
PT. Pertamina Patra Niaga, (2012). Sistem Manajemen Keselamatan Transportasi
Darat (SMKTD). Jakarta.
Purnamasari, P Evita. (2015). Panduan Menyusun Standard Operating Procedure
(SOP). Kobis. Yogyakarta.
Sulistiadji, Koes. (2006), Teknologi Mekanisme Pengelolaan UPJA (Manajemen
Bengkel).
Susiani, Indiria Indah. (2009). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai
Wujud dari Kebijakan K3 di PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk. Laporan
Khusus. Surakarta.
Zevy D, Maran. (2007). Peralatan Bengkel Otomotif. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
1. SMA Negeri 2 Kebumen, 2012
2. SMP Negeri 2 Kebumen, 2009
3. SD Negeri 4 Bumirejo, 2006
4. RA Salafiyah, 2000