SD Matematika Metode Balikan
SD Matematika Metode Balikan
SD Matematika Metode Balikan
PENDAHULUAN
Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga
sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah
merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-
dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celaka
lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena
dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.
melaksanakan tugasnya.
1
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam
tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik,
dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai
yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan
yang konstruktif.
mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evalusi dengan berbagai faktor
yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat
2
keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan
Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang
mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah
kembali.
rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam
perisiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan
diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi
yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan
dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan
alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang
alat-alat evaluasi.
bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana
dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut,
setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non
individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia
seutuhnya.
3
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru
materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran dengan
menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan
Metode Pemberian Balikan Pada Siswa Kelas VI SDN 248 Tamiang Mudo
2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
hasil belajar matematika siswa Kelas VI SDN 248 Tamiang Mudo Kecamatan
terhadap motivasi belajar siswa Kelas VI SDN 248 Tamiang Mudo Kecamatan
4
C. Pemecahan Masalah
matematika, khususnya di SDN 248 Tamiang Mudo dalam penelitian ini dengan
D. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas VI SDN 248 Tamiang Mudo
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus semester ganjil tahun ajaran
2015/2016.
variabel.
E. Tujuan Penelitian
terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas VI SDN 248 Tamiang Mudo
5
2. Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran dengan pemberian balikan
F. Manfaat Penelitian
3. Memberikan tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal proses
1. Pemberian Balikan
baik secara lisan atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban siswa dari hasil
2. Pengertian Pembelajaran
pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
6
3. Motivasi Belajar
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang
motivasi instrinsik dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbbul dari luar individu yang
4. Prestasi Belajar
Prestasi Belajar adalah suatu hasil yang dicapai setelah ia melalui suatu proses
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemberian Balikan
1. Pengertian
informasi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau
1991:23).
mengerjakan tes atau latihan setelah menyelesaikan suatu topik atau satu
8
sub pokok bahasan yang diberikan guru setelah selang waktu tertentu
(Rustiyah, 1991:23).
kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan
(Rustiyah, 1991:23).
dan siswa yang digunakan sebagai korekasi terhadap jawaban siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan agar siswa tahu apakah jawabannya dalam
mengerjakan tes atau latihan menjawab soal-soal itu benar atau salah
(Rustiyah, 1991:23).
(Rustiyah, 1991:23).
diberikan kepada siswa setalah ia memberikan respon atas tes atau latihan
9
Pemberian balikan adalah informasi atau pemberitahuan guru kepada
siswa baik secara lisan atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban siswa
dari hasil dalam mengerjakan tes atau latihan setelah selesai mengikuti
program pembelajaran yang dirumuskan oleh guru dengan tujuan agar siswa
berikut:
kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil
kerja siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, dengan memberikan tanda
benar (B) pada jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada
atau salah.
informasi guru kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar
jawaban hasil kerja siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, yaitu
dengan memberikan tanda benar (B) pada jawaban yang benar, dan
memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang salah dan sekaligus
10
memberi penjelasan singkat/terperinci atas kesalahannya dan petunjuk
yang salah) dapat diberikan dengan jelas atau petunjuk lain yang dapat
belajar.
diri siswa.
menjadikan siswa apatis, patah semangat, atau patah hati, dan menjadi
kepandaian akal budi sang guru dalam memberikan balikan. Cara pemberi
11
balikan dapat bersifat positif dan dapat negative. (Jarolimek dan Foster,
maupun yang tertulis pada lembar jawaban siswa hsil pengerjaan tes atau
negative adalah balikan yang bersifat destruktif atau balikan yang bersifat
menimbulkan:
12
1) Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa bodoh terhadap
2) Rasa patah hati, patah semangat pada diri siswa, sehingga siwa
menjadi tidak mau belajar lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan
oleh guru. Guru yang bijaksana adalah guru yang selalu menggunakan
belajarnya.
B. Konsep Motivasi
pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru
bagi murid (Hamalik, 2002:157). Cara ini tidak mempertimbangkan apakah bahan
pelajaran yang diberikan itu sesuai atau tidak dengan kesanggupan, kebutuhan,
minat, dan tingkat kesanggupan, serta pemahaman murid. Tidak pula diperhatikan
apakah bahan-bahan yang diberikan itu didasarkan atas motif-motif dan tujuan
kepribadian dan tingkah laku manusia, serta perkembangan dalam bidang ilmu
pendidikan maka pandangan tersebut kemudian berubah. Faktor siswa didik justru
13
pusat minat anak makan, pakaian, permainan/bekerja. Kemudian menyusul
tokoh pendidikan lainnya seperti Dr. John Dewey, yang terkenal dengan
siswa, sistem perekolahan lainnya. Sehingga sejak itu pula para ahli berpendapat,
bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu, dan perbuatan
belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid.
Murid dapat dipaksa untuk mengikuti semua perbuatan, tetapi ia tidak dapat
dapat digiring ke sungai tetapi tidak dapat dipaksa untuk minum. Demikian pula
juga halnya dengan murid, guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada
mereka, akan tetapi guru tidak mungkin dapat memaksanya untuk belajar belajar
dalam arti sesungguhnya. Inilah yang menjadi tugas yang paling berat yakni
bagaimana caranya berusaha agar murid mau belajar, dan memiliki keinginan
C. Pengertian Motivasi
atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan
dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
14
Sedangkan menurut Djamarah (2002:114) motivasi adalah suatu
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas
nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Nur (2001:3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar
sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari
materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu
D. Macam-macam Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
(Usman, 2001:29).
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.
15
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1997:105) ada beberapa strategi
sebagai berikut:
pokok.
motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu
dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
2. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya
16
Sedangkan menurut Djamarah (2002:117), motivasi ekstrinsik adalah
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang
lain.
b. Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat): Pada awal kegiatan
siswa TIK yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha
Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang
perbuatan.
17
e. Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang
besar.
f. Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar
dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan.
Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan
lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai
yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi
siswa.
motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang
dari dalam dirinya, atau oleh stimulus yang datang dari dalam dirinya, atau oleh
seseorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang
lebih baik terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang. Hasil belajar dapat
18
yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa,
F. Pengertian Belajar
dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang.
Rasulullah SAW., menyatakan dalam salah satu hadistnya bahwa manusia harus
belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat. Orang tua wajib membelajarkan
dirinya, demikian juga sebah syair Islam dalam baitnya berbunyi; belajar
sewaktu kecil ibarat melukis di atas batu. Neisser (1976) menyebutkan bahwa
pengharapan akan sesuatu, pada masa itu anak-anak membutuhkan banyak belajar
yang baik sudah dimulai membiasakan tidur lebih cepat, belajar renang, lari, olah
di mana ada orang lain, jangan berdusta, jangan suka bersumpah, baik benar
ataupun salah, menghormati kedua orang tua, menghormati orang yang lebih tua,
menyayangi adik-adik yang umur dibawanya. Kebiasaan sehat seperti ini lebih
tepat ditanam pada usia masih kecil, pepatah mengatakan masa kecil terbiasa dan
setelah dewasa. Ada suatu kewajiban bagi seorang guru sewaktu memberi
19
pelajaran untuk merubah perilaku dengan mengaitkan materi budi pekerti, moral,
akhlak, agar siswa terbiasa dengan yang baik dan benar, pada intinya
yang terpuji sehingga menjadi kebiasaan bila ia sudah dewasa, demikian juga
antara lain:Melatih anak-anak adalah suatu hal yang terpenting dan perlu sekali.
Anak-anak adalah suatu hal yang terpenting dan perlu sekali. Anak-anak adalah
amanah di tangan ibu-bapaknya, hatinya masih suci ibarat permata yang mahal
harganya, maka apabila ia dibiasakan pada suatu yang baik dan dididik, maka ia
akan besar dengan sifat-sifat baik serta akan berbahagia dunia akhirat. Sebaliknya
jika terbiasa dengan sifat-sifat buruk, tidak dipedulikan seperti halnya hewan, ia
akan hancur dan binasa. Pemeliharaan ayah dan ibu terhadap anaknya ialah
dengan jalan mendidik, mengasuh dan mengajarnya dengan akhlak atau moral
yang tinggi dan menyingkirkannya dari teman-teman yang jahat. Di saming itu Al
kecerdasan, perlu penjagaan, pengawasan yang baik, manakala ayah, ibunya lalai
dalam memelihara bakat itu, kecerdasan yang merupakan potensi, bakat tadi akan
sirna (Yamin:2003:98).
Ahli ilmu jiwa anak mengatakan jangalah terlalu sering memaki, mencela
hatinya. Ayah, ibu harus memelihara janji-janji dengan anak, manakala janji
20
dilanggar akan membuatkan anak-anak tidak memiliki kepercayaan terhadap ayah
dan ibu.
Proses belajar telah dimulai sejak kecil, pada umur 1,6 s.d . 7 tahun. Masa
2003:99). Ia asyik dan tenggelam dalam bermain, mendengar cerita yang sesuai
dan tertarik terhadap benda-benda yang warna mencolok, aneh menurutnya, dan
Pada usia dini anak-anak banyak bertanya tetang apa yang ia lihat dan
belajar mengenali sesuatu melalui lingkungannya, seperti anak ingin tahu tentang
kelapa, ia bertanya kepada ibu, ini apa, bu?, tentu sang ibu menjawa; ini
kelapa, kemudian anak bertanya lagi, itu apa?, ibu menjawab kelapa, yang
tadi kelapa hijau, dan ini kelapa kuning, pertanyaan anak anak berlanjut terus,
aya, ibu, dan orangtua memiliki peran besar dalam membimbing, mengarahkan
belajar anak pada usia ini (ayah, ibu, dan keluarga merupakan pendidik utama).
Jika pertanyaan anak tidak dijawab, pengalamannya tidak bertambah. Peran aktif
ayah, ibu, dan orang tua diharapkan sewaktu mengajak anak bermain-main, ayah,
ibu, kakak, kakek, dan nenek lebih banyak mengenalkan sesuatu kepada anak,
seperti; itu apa?, itu ayam, penjelasan tentang sesuatu sebaiknya diulang,
21
Gagne (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana
keindahan, kerapian, kedamaian objek, demikian pula seorang figure atau tokoh
yang dikenal melalui pengamatan, bacaan, drama, sineron dan figure tadi
memiliki pengaruh terhadap masyarakat lain karena dia berkata benar, logis dan
nyata, maka pengamat yang tertari itu berupaya untuk meniru dan mengikutinya.
G. Prestasi Belajar
Prestasi Belajar adalah suatu hasil yang dicapai setelah ia melalui suatu
22
Menurut Ahmadi dan Supriyanto (1990:130), prestasi belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor internal dan faktor eksternal.
Yang tergolong faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
2. Faktor jasmaniah
minat, motivasi.
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan kelompok
dijelaskan dimuka bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai
23
siswa melalui proses belajar yang berwujud angka atau simbol yang
antara lain: (1) faktor stimulus belajar, (1) faktor metode belajar, (3) faktor
3) Faktor-faktor individual
berikut:
24
organisme, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang
H. Hipotesis Tindakan
balikan, prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar akan meningkat, begitu juga
25
BAB III
METODE PENELITIAN
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan
sosial eksperimental.
Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (dalam Sukidin, dkk.
2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau
pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar,
(3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas, sedangkan aktivitas
pengamatan dilakukan oleh guru lain. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini
guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi,
26
dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan
sangat kecil.
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu
siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini
berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Rancangan Penelitian
hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung
atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan
dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam
terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam
27
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (1988:14), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
28
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Rencana yang
direvisi
Tindakan/
Observasi
29
atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran dengan pemberian
balikan.
berikutnya.
dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3, dimana masing putaran dikenai
perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok
bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam
dilaksanakan.
1. Tempat Penelitian
Natal.
30
2. Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian
Tahun Pelajaran 2015/2016. yang berjumlah 13 siswa pada pokok bahasan sistem
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, (2)
1. TahapPersiapan
berjalan lancer dan mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan persiapan ini
instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
31
kelemahan selama proses belajar mengajar persiklus, (3) menganalisi data
hasil penelitian persiklus, (4) menafsirkan hasil analisis data, dan (5) bersama-
berikutnya.
3. Tahap Penyelesaian
(3) merevisi draf laporan penelitian, (4) menyusun naskah laporan penelitian,
E. Instrumen Penelitian
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
3. Tes formatif
pokok bahasan sistem persamaan dua variabel. Tes formatif ini diberikan
32
setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru
kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas
dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang
a. Validitas Tes
ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini
N XY X Y
rxy
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
(Arikunto, 2001:72)
Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment
b. Reliabilitas
33
2r1 / 21 / 2
r11 (Arikunto, 2001:93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar
dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.
c. Taraf Kesukaran
kesukaran adalah:
B
P (Arikunto, 2001:208)
Js
d. Daya Pembeda
34
pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk
B A BB
D PA PB (Arikunto, 2001:211)
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA
PA Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
BB
PB Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
35
penelitian dilakukan di luar sasaran penelitian. Secara umum ujicoba
kesukaran, dan (4) daya beda instrumen. Hasil dari validitas soal-soal
a. Validitas
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
Tabel 3.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
b. Reliabilitas
sebesar 0, 732. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk
36
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran
21 soal mudah
15 soal sedang
10 soal sukar
d. Daya Pembeda
dan yang berkriteria tidak baik 2 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
37
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
X
X
N
Dengan :X = Nilai rata-rata
N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
38
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
3. Untuk lembar observasi
P1 P2
X
2
Dimana: P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
X
% x100% dengan
X
jumlah.hasil . pengama tan P1 P2
X
jumlah. pengamat 2
X = Rata-rata
X = Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
39
BAB IV
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-
40
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan yang bertindak
sebagai pengamat adalah dua orang guru. Adapun proses belajar mengajar
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 2 2
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 3 3
siswa 3 3 3
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 3 3 3
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 3 3 3
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 2 2 2
2. Guru Antusias 3 3 3
Jumlah 32 32 32
41
Tabel 4.1. Pengelolan Pembelajaran Pada Siklus I
yang terjadi pada siklus I. Dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi
42
No Aktivitas Guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 6,67
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 8,33
3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 10,00
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 10,00
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,67
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 18,33
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 11,67
8 Memberikan umpan balik 15,00
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,33
No Aktivitas Siswa yang diamati Persentase
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 18,33
2 Membaca buku siswa 12,71
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 19,92
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 13,95
5 Menyajikan hasil pembelajaran 6,04
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 6,25
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,96
8 Merangkum pembelajaran 6,88
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,96
antar siswa/antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-
43
dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk
atau ada 9 siswa dari 13 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan
c. Refleksi
44
1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
d. Refisi
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-
45
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
siswa 13 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan
yang bertindak sebagai pengamat adalah satu orang guru. Adapun proses
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
46
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan 3 4 3,5
bersama siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil 4 4 4
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 4
mempresentasikan hasil peneyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa
47
menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan
48
dan menyajikan hasil kegiatan (8,33%), dan membimbing siswa
adalah 74,27 dan ketuntasan belajar mencapai 75,5% atau ada 10 siswa
dari 13 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
49
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
kesimpulan/menemukan konsep.
50
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-
siswa 13 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan
yang bertindak sebagai pengamat adalah dua orang guru. Adapun proses
refisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
51
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 4 4 4
siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 4 4 4
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 3 3,5
mempresentasikan hasil peneyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 4 4
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 45 44 44,5
Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan
52
siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep,
paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa
53
jawab menurun masing-masing sebesar (10,00%) dan (11,67%). Aktivitas
III adalah Bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (19,17%) dan
sebesar 80,86 dan dari 13 siswa yang telah tuntas sebanyak 11 siswa dan 2
54
siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
55
d. Refisi Pelaksanaan
metode pemberian balikan dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa
berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi
B. Pembahasan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 69%, 75,5%, dan
85,5%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
56
siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada
guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
balikan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
cukup besar.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus
58
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian inihanya
59
60
DAFTAR PUSTAKA
61
LEMBAR PENGAMATANPENGELOLAAN
STRATEGI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH
Petunjuk
Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai.
Penilaian
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
I Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan
bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan
kegiatan.
3. Membimbinga siswa mendiskusikan
hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil
kegiatan.
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat
rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
II Pengelolaan waktu
III Antusiasme kelas
1. Siswa antusias
2. Guru Antusias.
Keterangan Tamiang Mudo, .2015
62
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM
Nama Guru:
63
Tamiang Mudo, 2015
Pengamat
(.)
Lampiran 3
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I
Nama (Guru-
RP I (90 menit)
Siswa) P Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9
No. Nurdin P1 2 2 4 3 4 5 3 4 3 30
P2 2 3 2 3 3 6 4 5 2 30
Rata-rata X 2 2.5 3 3 3.5 5.5 3.5 4.5 2.5 30
Prosentase % 6.67 8.33 10.00 10.00 11.67 18.33 11.67 15.00 8.33 100
Hikmah P1 4 4 6 4 2 3 3 2 2 30
1
Sapitri P2 5 3 5 5 2 2 4 2 2 30
P1 5 5 6 4 2 2 2 2 2 30
2 Imam Rozi
P2 6 3 6 4 2 2 3 2 2 30
Lailatul P1 5 4 5 5 2 2 2 2 3 30
3
Hasanah P2 6 5 4 4 2 2 3 2 2 30
P1 5 4 6 5 2 2 2 2 2 30
4 Nelsida
P2 7 5 4 3 2 1 4 2 2 30
P1 6 4 6 4 2 2 2 2 2 30
5 Nurillah
P2 7 4 4 5 2 2 2 2 2 30
P1 5 5 6 4 2 2 2 2 2 30
6 Pielsah
P2 6 4 4 4 2 2 4 2 2 30
P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30
7 Rani Sari
P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30
P1 5 3 7 4 2 2 2 2 3 30
8 Riri Anjeli
P2 6 5 5 4 2 1 3 2 2 30
P1 40 28 50 33 12 16 17 17 27 240
Jumlah
P2 48 33 36 34 17 14 26 16 16 240
Rata-rata X 44 30.5 43 33.5 14.5 15 21.5 16.5 21.5 240
Prosentase rata-rata % 18.33 12.71 17.92 13.95 6.04 6.25 8.96 6.88 8.96 100
Keterangan:
rata rata
Prosentase rata-rata (%) jumlah rata rata x100%
64
Lampiran 4
Nama (Guru-
RP I (90 menit)
Siswa) P Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9
No. Nurdin P1 2 2 2 4 5 6 2 5 2 30
P2 2 2 2 4 4 7 3 5 1 30
Rata-rata X 2 2 2 4 4.5 6.5 2.5 5 1.5 30
Prosentase % 6.67 6.67 6.67 13.33 15.00 21.67 8.33 16.67 5.00 100
P1 3 5 5 4 3 2 3 2 3 30
1 Hikmah Sapitri
P2 5 3 5 5 2 3 2 2 3 30
P1 4 3 6 5 2 3 2 2 3 30
2 Imam Rozi
P2 6 3 5 4 2 3 2 2 3 30
P1 5 4 5 4 3 3 2 2 2 30
3 Lailatul Hasanah
P2 5 4 5 4 2 2 3 2 3 30
P1 5 5 6 3 2 3 2 2 2 30
4 Nelsida
P2 4 4 6 4 2 2 3 2 3 30
P1 4 4 6 5 2 2 2 2 3 30
5 Nurillah
P2 6 3 6 4 2 2 3 2 2 30
P1 5 2 6 5 3 2 3 2 2 30
6 Pielsah
P2 5 3 6 5 2 2 2 2 3 30
P1 6 5 6 3 2 2 2 2 2 30
7 Rani Sari
P2 4 3 6 4 2 2 4 2 3 30
P1 5 5 6 4 2 2 2 2 2 30
8 Riri Anjeli
P2 7 4 5 4 2 2 2 2 2 30
P1 37 33 46 33 19 19 18 16 19 240
Jumlah
P2 42 27 44 34 16 18 21 16 22 240
Rata-rata X 43 29 50.5 33 11 13 18.5 16 26 240
Prosentase rata-rata % 17.92 12.08 21.04 13.75 4.58 5.42 7.71 6.67 10.83 100
Keterangan:
rata rata
Prosentase rata-rata (%) jumlah rata rata x100%
65
Lampiran 5
Keterangan:
rata rata
Prosentase rata-rata (%) jumlah rata rata x100%
66
Lampiran 6
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
67
Lampiran 7
Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
Keterangan
No Nama Skor
T TT
1 Hikmah Safitri 90
2 Imam Rozi Hambali 80
3 Lailatul Hasanah 70
4 Nelsida 60
5 Nurillah 80
6 Pielsah 80
7 Rani Sari 70
8 Riri Anjeli 70
9 Riska Putri 80
10 Septi Anggraini 55
11 Saprin 90
12 Mukdi 80
13 Yanti 60
Jumlah 965 10 3
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
68
Lampiran 8
Nilai Tes Formatif Pada Siklus III
Keterangan
No Nama Skor
T TT
1 Hikmah Safitri 90
2 Imam Rozi Hambali 90
3 Lailatul Hasanah 80
4 Nelsida 70
5 Nurillah 80
6 Pielsah 90
7 Rani Sari 80
8 Riri Anjeli 80
9 Riska Putri 90
10 Septi Anggraini 61
11 Saprin 100
12 Mukdi 80
13 Yanti 60
Jumlah 1051 11 2
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Klasikal : Tuntas
69
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN METODE
PEMBERIAN BALIKAN PADA SISWA KELAS VI SDN ABC
JAKARTA PUSAT
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
70
Oleh
NAMA GURU
NIP: 131 000 000
Nama Guru, 2008. Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika dengan
Menerapkan Metode Pemberian Balikan di SDN ABC Jakarta Pusat Tahun
Pelajaran 2008/2009.
Tugas utama seorang guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik
dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan
pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi
belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian tindakan ini adalah: (a)
Apakah pembelajaran dengan pemberian balikan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa? (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap
motivasi belajar siswa?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh
pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap hasil belajar Matematika. (b) Untuk
mengungkap pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap motivasi belajar
Matematika.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu:rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN
ABC Jakarta Pusat. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi
kegiatan belajar mengajar.
71
Tujuan penelitian tindakan ini adalah:(a) Untuk mengungkap pengaruh
pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap prestasi belajar Matematika, (b)
Untuk mengungkap pembelajaran dengan pemberian balikan terhadap motivasi
belajar ilmu pengetahaun.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (69,44%), siklus II (80,56%),
siklus III ((88,89%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan pemberian
balikan dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN ABC Jakarta
Pusat, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran matematika.
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak.............................................................................................................. iii
Kata Pengantar.................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
72
F. Mnfaat Penelitian .............................................................. 6
B. Konsep Motivasi................................................................. 13
B. Pembahasan ....................................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 61
73
B. Saran .................................................................................. 61
74
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Susiati
NPM : 0504070235
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
Susiati
75
76