Laporan Pendahuluan Aritmia
Laporan Pendahuluan Aritmia
Laporan Pendahuluan Aritmia
A. Definisi
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan
irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak
hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan
B. Etiologi
karena infeksi)
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung)
C. Macam-Macam Aritmia
1. Sinus Takikardi
Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah :
laju gelombang lebih dari 100x/menit, irama teratur dan ada gelombang P tegak
2. Sinus bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG adalah
laju kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan I,II dan
aVF.
Impuls listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus menyebabkan
4. Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium
5. Fluter atrium
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan
teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri
8. Irama jungsional
9. Takikardi ventrikuler
D. Patofisiologi
Apabila terjadi perubahan tonus susunan saraf pusat otonom atau karena suatu
1. Trigger automatisasi
Dasar mekanisme trigger automatisasi ialah adanya early dan delayed after-
depolarisation yaitu suatu voltase kecil yang timbul sesudah sebuah potensial aksi.
Apabila suatu ketika terjadi peningkatan tonus simpatis misalnya pada gagal
keadaan-keadaan tersebut akan mengubah voltase kecil ini mencapai nilai ambang
trigger impuls. Trigger impuls yang pertama dapat mencetuskan sebuah trigger
impuls yang kedua kemudian yang ketiga dan seterusnya sampai terjadi suatu
irama takikardai.
2. Gangguan konduksi
a. Re-entry
atau masa refrakter, maka gelombang depolarisasi yang berjalan pada jalur
tersebut akan berhenti, sedangkan gelombang pada jalur B tetap berjalan
seperti semula bahkan dapat berjalan secara retrograd masuk dan terhalang di
atau masa refrakter sudah lewat maka gelombang depolarisasi dari jalur B
yang berjalan melingkar ini bertindak sebagai generator yang secara terus-
menerus mencetuskan impuls. Reentri loop ini dapat berupa lingkaran besar
conduction. Contoh concealed conduction ini ialah pada fibrilasi atrium, pada
c. Blok
Blok dapat terjadi diberbagai tempat pada sistem konduksi sehingga dapat
nodus SA); blok AV (jika hambatan konduksi terjadi di jalur antara nodus SA
sampai berkas His); blok cabang berkas (bundle branch block=BBB) yang
dapat terjadi di right bundle branch block atau left bundle branch block.
E. Manifestasi Klinis
1. Perubahan tekanan darah ( hipertensi atau hipotensi ), nadi mungkin tidak teratur,
defisit nadi, bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, kulit
pucat, sianosis, berkeringat, edema, haluaran urin menurun bila curah jantung
menurun berat.
pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,
gelisah
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik
pulmonal, hemoptisis.
F. Pemeriksaan Penunjang
2. Monitor Holter : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).
Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
G. Penatalaksanaan
1. Terapi medis
Kelas 1 A
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
Kelas 1 B
takikardia.
Kelas 1 C
hipertensi.
2. Terapi mekanis
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
H. Pathway
I. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Pengkajian primer
Airway
Breathing
2. Pengkajian sekunder
1) Riwayat kesehatan
Kondisi psikososial.
2) Pengkajian fisik
mungkin tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak teratur,
kelembaban kulit
Kriteria hasil :
oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba
Intervensi :
Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan,
fase akut.
Kolaborasi :
invasif
Tujuan/kriteria hasil :
Intervensi :
Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien
Tujuan/kriteria hasil :
pengeluaran.
Bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima.
Intervensi :
Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.
Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selam fase akut.
Kaji bising usus, catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan
konstipasi.
Kriteria hasil :
Intervensi :
pasien/keluarga
bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan
Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang
Hudak, C.M, Gallo B.M. 1997. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih
bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC.
Santoso Karo karo. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC.
Hanafi B. Trisnohadi. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI