S1 2014 289025 Chapter1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol

Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang

Dimethyl ether (DME) adalah senyawa organik ester dengan rumus kimia CH3O
CH3. Nama lain Dimethyl ether adalah methyl ether atau, methyl oxide. Pada keadaan
normal, senyawa ini berupa gas yang tidak berwarna, tidak beracun, dan tidak berbau.
Dimethyl ether digunakan sebagai propelan dalam industri consumer products (khususnya
untuk hairspray, shaving creams, foams, dan antiperspirants), automotif, cat, produk
makanan, kendali serangga, produk untuk hewan, dan lain sebagainya yang masih terkait
dengan aplikasi diatas. Yang paling besar potensi kebutuhan DME adalah sebagai bahan
bakar. Aplikasi bahan bakar diantaranya adalah :
Campuran LPG
Campuran Diesel
Pembangkit Listrik
Pengganti Acetylene
B. Tinjauan Pustaka

Dimethyl ether diproduksi secara garis besar melalui dua tahap. Pertama,
hydrocarbon (misal dari natural gas) menjadi synthesis gas. Synthesis gas kombinasi dari
carbon monoksida dan hydrogen. Dari synthesis gas tersebut baru diproses lebih lanjut
menjadi DME (dimethyl ether), baik dengan pembuatan methanol dan memurnikannya
terlebih dahulu (proses konvensional) bisaa disebut two step processes , atau secara
langsung dalam satu tahap sekaligus bisaa disebut one step process. Bahan mentah utama
secara keseluruhan dalam process pembuatan DME adalah natural gas, untuk lebih
lengkapnya berikut adalah reaksi-reaksi yang terlibat :

REAKSI PERSAMAAN REAKSI H(kJ/mol)


Oksidasi Parsial CH4 +0.5O2 CO + 2H2 -36,0
Steam Reforming CH4 + H2O CO + 3H2 206,0
Gas/water shift CO +H2O CO2 + H2 -40,9
Methanol synthesis CO + 2H2 CH3OH -50,1

Bab I. Pengantar
1
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

Methanol synthesis CO2 + 3H2 CH3OH + H2O -50,1


Dehidrasi Methanol 2 CH3OHCH3OCH3 +H2O -23,3
DME direct synthesis 4H2 + 2CO CH3OCH3 +H2O
Tabel 1. Reaksi yang mungkin terlibat dalam proses manufaktur DME
Teknologi sintesis gas komersial yang sekarang dipakai diantaranya adalah steam
methane reforming, oksidasi parsial, autothermal reforming, dan combined reforming.
Teknologi yang sedang dikembangkan adalah compact reformer dan membrane keramik.

Dalam teknologi synthesis DME yang paling berperan adalah katalis. Katalis yang
tersedia sekarang adalah katalis yang dirancang spesifik untuk bahan mentah atau
feedstock, bukan katalis yang general. Katalis untuk feedstock syngas yang dikonversi
langsung menjadi DME, atau katalis dari methanol untuk proses dehidrasi, semuanya
berbeda karena disuplai dan dipatenkan oleh perusahaan licensor masing-masing teknologi
proses sintesis DME.

Dalam proses konvensional atau two step processes dan reaksi gas/water shift,
katalis yang digunakan adalah copper based (menggunakan bahan dasar tembaga).
Peningkatan temperature yang cepat akan menurunkan aktifitas katalis sehingga suhu
dalam reaktor perlu untuk dijaga secara cermat. Tipe lain katalis yang bisaa digunakan
untuk dehidrasi methanol adalah -alumina atau silica alumina.

Teknologi reaktor yang sekarang dipakai untuk two step processes adalah
menggunakan reaktor fixed bed catalytic dehydration. System yang dipakai dalam
teknologi proses ini relatif sederhana dan sudah dipakai sangat luas. Alasan penggunaan
sistem ini adalah menurut pengalaman dari kajian perusahaan konsultan Nexant Inc
termasuk jenis low capital investment, serta kemudahan mendapatkan bahan baku utama
yaitu methanol. Perusahaan Licensor teknologi ini diantaranya adalah Haldor Topsoe,
Lurgi, Mitsubishi Gas Chemical-JGC, Toyo Engineering Corporation, dan Uhde, dimana
licensor diatas sudah siap dan mapan memasarkan license tersebut bukan hanya taraf pilot
plant saja, namun sudah dalam kapasitas industri.

Untuk one step (direct process), sintesis DME memerlukan system dual katalis
yang berperan sebagai katalis sintesis methanol dan katalis dehidrasi methanol dimana

Bab I. Pengantar
2
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

katalis terletak pada single unit, dan bisaanya menggunakan Fluidized Bed Reactor. Untuk
one step (direct process) bisaanya dilengkapi dengan unit gasifikasi dan reforming untuk
mendapatkan syngas dari biomass atau batu bara. Proses ini termasuk baru, karena paten
yang tersedia belum lama dipatenkan. Diantaranya adalah paten dari perusahaan Licensor
Haldor Topsoe yang berbasis feedstock natural gas, Korea Gas Corporation (Kogas), serta
konsorsium DME development Co. yang dipimpin JFE dengan basis feedstock syngas dari
sumber yang bervariasi mulai dari gas alam, batu bara, hingga biomassa. Untuk proses ini
sangat pesat perkembangannya, dan mayoritas yang sudah terbangun adalah Pilot Plant
Scale. Pengembangan one step (direct process) teletak di bidang katalisnya ataupun sistem
proses secara keseluruhan, karena system ini diprediksi akan lebih efisien di masa depan.
Proyek pengembangan one step processes sangat masif dilakukan, namun di sisi lain
system ini tetap bersaing dengan two step processes yang unggul karena proyek-proyek
methanol yang terus berkembang sehingga berdampak penurunan harga methanol yang
berarti cost methanol yang semakin murah. Untuk perbandingan one step dan two step
process berikut disediakan diagram untuk memperoleh gambaran. Dengan referensi dari
JFE Holdings dimana one step process atau direct process baru teraplikasi pada skala Pilot
Plant.

Gambar 1. Perbandingan Proses Pembuatan DME

Bab I. Pengantar
3
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

Tabel 2. Perbandingan Process Direct dan Dehydration


Teknologi yang ketiga adalah Liquid-Phase Processes. Liquid-Phase Processes
adalah proses yang dikembangkan oleh Air Products and Chemicals, sebagai program riset
dari Department of Energis Clean Coal Technology and Alternatice Fuels milik Amerika
Serikat. Lembaga ini telah mematenkan sintesis baik untuk methanol atau DME dengan
nama LPMEOHTM untuk methanol dan LPDMETM untuk DME. Proses ini kurang menarik
karena kurang luasnya aplikasi teknologi ini di dunia, dimana hanya dipakai oleh
perusahaan Amerika saja yang beroperasi di USGC ( United States Gulf Coast ).

Kami cenderung menggunakan dehidrasi methanol dari two step processes dimana
synthesis methanol dan synthesis DME bukan terletak pada single unit. Karena one step
(direct process) mayoritas masih dalam skala Pilot Plant, pengembangan, atau baru
dipatenkan. Sedangkan two step processes sudah terbukti sukses diaplikasikan untuk skala
industri besar. Berikut disajikan beberapa review license yang berhasil didapatkan untuk
gambaran dan perbandingan. Diharapkan dari perbandingan berikut dapat membantu tahap
perancangan selanjutnya.

B.1 Teknologi Licensor

a. License Haldor Topsoe DME synthesis (two step processes)

Bab I. Pengantar
4
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

Gambar 2. PEFD DME synthesis dari Haldor Topsoe


Fitur-fitur yang ditawarkan dari sistem ini diantaranya adalah; fleksibilitas
dari feedstock dimana bisa menggunakan crude methanol atau purified/fine methanol,
menggunakan Simple Adiabatic Reactor, menggunakan katalis dengan selektivitas
tinggi dalam rentang suhu yang luas, serta kualitas produk yang dapat disesuaikan
dari fuel grade hingga propellant grade. Purifikasi produk tergantung dari spesifikasi
yang diiinginkan normalnya akan dibutuhkan dua kolom destillasi untuk memurnikan
DME dan memisahkan methanol dan air dimana methanol akan di-recycle ke reaktor.
b. Toyo Engineering Corporation-TEC ( Two Step Processes )

Bab I. Pengantar
5
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

Gambar 3. PEFD DME synthesis dari TEC


Filosofi dari rancangan milik TOYO ini adalah mengintegerasikan pabrik
methanol dan DME sehingga masih bisa kita anggap Two Step Processes. Kita dapat
melihat teknologi ini masih memerlukan unit produksi dan pemurnian methanol yang
terlihat pada kotak merah pada gambar 3. Teknologi ini mencakup pembuatan
methanol dari syngas, namun apabila kita akan membuat DME dari dehydrasi
methanol saja maka kita bisa mengambil rute pada gambar dimulai dari crude
methanol(garis merah) hinga purifikasi DME. Nilai lebih dari teknologi milik Jepang
ini adalah single train reactor-nya, serta non-oxygen generation yang diklaim mampu
untuk kapasitas 3.500 ton per hari. Untuk saat ini TEC (Toyo Engineering
Corporation) termasuk perusahaan yang berpengalaman di industri DME. Untuk
selektifitas katalis DME bisa mencapai 99% dan konversi berkisar 70% hingga 85%.
c. Mitsubishi Gas Chemical (two step processes)

Bab I. Pengantar
6
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

Gambar 4. PEFD DME synthesis dari Mitsubishi Gas Chemical


Proses ini diberi nama MGC Methanol Dehydration DME Process proses ini
mirip dengan proses milik Haldor Topsoe. Proses ini diklaim terbukti bagus untuk
produk Fuel Grade DME dengan kemurnian 99% berdasarkan tes standar JIS TS.
Dirancang untuk 80.000 ton/tahun dan bisa diekspansikan hingga 100.000 ton/tahun.
Konstruksi yang telah dibangun menghabiskan dana sekitar 2,5 milyar Yen Jepang
atau bisa digambarkan setara dengan 1035 buah mobil mini-van high class. Pabrik
tersebut menggunakan methanol impor yang dikirim melalui pipa dengan jalur
perusahaan MGC Niigata dari pelabuhan timur Niigata. Berikut adalah Plant Outline
yang kami dapatkan dari perusahaan Fuel DME Production Co.,Ltd yang merupakan
pengguna dari teknologi MGC Methanol Dehydration DME.

Gambar 5. Plant Outline Fuel DME Production Co.,Ltd

Bab I. Pengantar
7
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

Bab I. Pengantar
8
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

d. JFE direct DME synthesis (one step process)

Gambar 6. PEFD DME synthesis dari JFE


Proses ini masih diaplikasikan untuk skala pilot plant dengan kapasitas 5 ton
per hari. Desain ini menggunakan reaktor slurry dengan bahan feedstock adalah
natural gas. Natural gas kemudian dikonversi menjadi syngas di dalam unit ATR
(auto thermal reforming) bersama-sama dengan oksigen dan CBM (Coal Bed
Methane). Reaksi yang terjadi di dalam ATR dan Reaktor adalah sebagai berikut di
bawah ini

Dalam desain pilot plant yang dibuat, katalis dalam reaktor slurry di
masukkan di dalam minyak bertitik didih tinggi dengan dimensi reaktor 0,55 meter
diameter dan 15 meter tinggi. Dalam proses ini terdapat perbedaan mencolok di
bagian jalur purifikasi produk dibandingkan two step processes yaitu produk akhir
dari teknologi ini ada dua yaitu methanol dan DME. Desain ini sangat cocok dipakai
ke untuk kondisi apabila pabrik dekat dengan sumber gas alam atau batu bara yang

Bab I. Pengantar
9
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

dapat dikonversi menjadi syngas , serta dekat dengan unit pabrik DME lain dengan
teknologi two step processes sehingga hasil samping methanol bisa dijual ke pabrik
DME lain yang kemudian dikonversikan menjadi DME.

B.2 Penentuan Kapasitas Produksi

Untuk menentukan kapasitas produksi pabrik ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan. Berikut adalah ulasannya :

a. Bahan Baku
Karena pabrik direncanakan didirikan di Indonesia maka diperlukan informasi
mengenai ketersediaan bahan baku untuk produksi DME. Produksi methanol di
Indonesia saat ini mencapai 660.000 MTPY. Sebelumnya Indonesia memiliki
kemampuan produksi methanol mencapai 990.000 MTPY, diperoleh dari PT. Medco
Methanol Bunyu dan PT Kaltim Methanol Industry. Namun PT Medco Methanol
Bunyu dihentikan operasionalnya pada bulan Maret 2009, karena kelangkaan suplai
gas alam yang mengakibatkan tidak tercapainya target ekonomis 30% kapasitas
produksi. Sehingga Indonesia hanya memiliki produksi methanol tersisa sebesar
660.000 MTPY oleh PT Kaltim Methanol Industry dengan produk methanol grade
AA dimana kualitas kemurnian mencapai adalah 99,98% dan minimum kemurnian
99,85%. Pemasaran dari produk PT KMI sekitar 70% dialokasikan untuk ekspor ke
luar negeri, seperti Jepang, Korea, Malaysia, Amerika, Cina, Bangkok, Singapura,
Taiwan, Australia, Filipina dan India.
b. Keadaan Pasar
Produksi DME sekarang di seluruh dunia belum ada data yang betul-betul
akurat karena terus berkembangnya proyek-proyek DME yang sudah dalam fase
konstruksi. Data terakhir dari Air Product and Chemicals, Inc pada tahun 2001 adalah
sebagai berikut,

Name of Unit Capacity ( Metric Tons per Year )


Shell/RWE Germany 60.000
Hamburg DME Co. Germany 10.000

Bab I. Pengantar
10
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

Arkosue Co, Holland 15.000


DuPont, West Virginia 10.000
Australia (various) 15.000
Japan (various) 10.000
China (various) 13.000
Total Production 143.000
Tabel 3. Perusahaan Dunia dan Data Produksinya
Data diatas belum termasuk keberadaan DME yang sangat besar
dikembangkan di China hingga mencapai 5,6 juta ton/tahun, dimana DME dianggap
solusi bahan bakar yang bersih di China. Kemudian belum termasuk proyek milik
Fuel DME Production Co., Ltd dengan kapasitas 80.000 ton/tahun.

Untuk informasi dari Japan DME Forum, dari sumber DME Handbook 2006,
potensi pasar DME disajikan sebagai berikut,

Tabel 4. Data Prediksi Penggunaan DME di Asia


Dimana proyeksi total pasar di Asia mencapai 78,3 MMTY (Million Metric
Ton Per Year) pada tahun 2020 baik untuk sektor energi listrik, trasportasi, dan
kebutuhan rumah tangga. Karena pabrik dirancang untuk dibangun di Indonesia maka
selain mengkaji pasar dunia dan Asia diperlukan kajian untuk di Indonesia.
Penggunaan di Indonesia kita tujukan untuk campuran LPG. Untuk penggunaan
tersebut maka diperlukan analisis kebutuhan LPG di Indonesia.

Bab I. Pengantar
11
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

Jika kita melihat kebutuhan LPG di Indonesia masih sangat besar mencapai
lebih dari 10 juta ton hingga tahun 2030 menurut Indonesia Energi Outlook 2010
yang disajikan sebagai berikut,

Gambar 7. Grafik Kebutuhan LPG di Indonesia


Jika DME digunakan untuk mensubstitusi 20% kebutuhan LPG maka
kebutuhan DME bisa mencapai 2.000.000 ton/tahun untuk pasar LPG saja. Dan untuk
LPG, berdasarkan data dari Ditjen Migas di bawah, peningkatan kebutuhan dari tahun
2005 hingga 2011 mencapai 309,78% angka yang sangat besar. Jika kita mengingat
pada periode tersebut terdapat kebijakan pemerintah untuk mengkonversi minyak
tanah menjadi LPG. Sehingga sekarang LPG merupakan kebutuhan primer
masyarakat. Untuk lebih jelasnya berikut data-data yang disajikan dalam table dari
Ditjen Migas untuk konsumsi BBM dan Non BBM berdasarkan jenis energi.

Tabel 5. Data Konsumsi BBM dan Non BBM Berdasarkan Jenis Energi

Bab I. Pengantar
12
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

Sedangkan untuk potensi pasar bahan bakar Diesel untuk transportasi dari
DME dapat dianalogikan berdasarkan pada kebutuhan solar Indonesia yang mencapai
lebih dari 160.000.000 barel minyak selama 7 tahun terakhir. DME sebagai bahan
bakar truk sudah sampai taraf uji coba aplikasi di Jepang, hingga telah dibuat
beberapa stasiun pengisian bahan bakar DME di Jepang. Beberapa pabrikan Jepang
sudah membuat truk-truk yang siap dengan bahan bakar DME. Seperti kita ketahui
bahwa kendaraan pabrikan Jepang memegang pasar yang luas di Indonesia, termasuk
kendaraan truk sehingga terdapat potensi dan peluang besar penyediaan truk-truk
berbahan bakar DME di Indonesia di masa depan.

Berdasarkan data dari BPPT, sudah ada pabrik DME di Indonesia, pabrik
yang telah beroperasi di Tangerang dimiliki oleh PT. Bumi Tangerang Gas Industri
yang berkapasitas 3.000 ton/tahun. Selain itu, PT Pertamina setuju untuk melakukan
blending DME dengan LPG guna mengurangi impor LPG dalam memenuhi
kebutuhan LPG Nasional. Untuk itu PT Pertamina sendiri sudah melakukan Joint
Venture dengan PT Arrgue Mega Energie untuk membangun pabrik DME dengan
kapasitas 840.000 ton/tahun dengan menggunakan Methanol sebagai feedstock. Untuk
daerah Indonesia timur ada perusahaan Jerman bernama Ferrostaal AG yang
berencana untuk menginvestasikan US$ 900.000.000,00. Dan pada tahun 2016 di
Papua Barat untuk membangun pabrik DME kapasitas 200.000 ton/tahun dan pabrik
Methanol 1.000.000 ton/tahun dengan menggunakan LNG Tangguh sebagai
feedstock.

Untuk kesimpulan dari uraian di atas, yang perlu diperhatikan adalah


ketersediaan bahan baku methanol di Indonesia dari PT KMI adalah sebesar 660.000
ton/tahun dengan 70% sudah terikat kontrak penjualan ke luar negeri. Sisanya adalah
30 % untuk dalam negeri, yang berarti methanol sebesar 198.000 ton/tahun. Dengan
kebutuhan DME fuel grade dengan kualitas 99% kemurnian untuk LPG blending
dengan jumlah 2.000.000 ton/tahun (20% dari total kebuthan LPG) dikurangi pabrik-
pabrik yang ada dan sedang dibangun dengan total kapasitas 1.043.000 ton per tahun
maka masih ada peluang pasar mencapai 957.000 ton per tahun untuk pasar lokal.
dimana target penjualan adalah pasar lokal karena untuk meminimalkan ongkos

Bab I. Pengantar
13
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

penjualan dan memaksimalkan keuntungan. Dengan perhitungan neraca massa


sederhana berdasarkan reaksi dehidrasi methanol yaitu

2 CH3OHCH3OCH3 +H2O

kondisi selektivitas katalis 99,99% dan konversi 90%. Dan diambil feedstock
methanol sebesar 56,6% dari bagian penjualan lokal PT KMI. Maka didapatkan
feedstock methanol 111.087 ton/tahun yang menghasilkan kapasitas produksi DME
77.108 ton/tahun atau dibulatkan 77.000 ton/tahun.

B.3 Penentuan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pabrik didasarkan atas pertimbangan tujuan utama mencapai


keuntungan baik dari sisi teknis maupun ekonomis. Sebuah pabrik harus dibangun
pada lokasi yang strategis dan memberikan kondisi ekonomi dan operasional yang
optimum. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
pabrik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku
Jarak antara tempat produksi dengan sumber bahan baku sangat
mempengaruhi keuntungan perusahaan, terutama adalah dari segi biaya. Maka
pabrik sebaiknya didirikan dekat dengan sumber bahan baku supaya dapat
menghemat biaya transportasi, mengurangi resiko terjadinya kerusakan bahan
baku dan lebih terjangkau dalam mengendalikan keamannanya, sehingga proses
produksi akan lancar.
b. Tersedianya air dan energi
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam suatu pabrik, baik
untuk proses, pendingin, atau kebutuhan lainnya. Air dapat diperoleh dari sungai,
air laut dan danau. Ketersediaan bahan bakar dan energi untuk keperluan
operasional pabrik, pembangkit steam, dan dimungkinkan listrik. Maka sebaiknya
dipilih lokasi yang dekat dan akses mudah dengan sumber air dan bahan bakar
sehingga operasi lebih ekonomis dan biaya produksi lebih murah karena
rendahnya biaya transportasi.

Bab I. Pengantar
14
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

c. Sarana transportasi dan infrastruktur


Sarana transportasi dan infrastruktur yang baik dapat menunjang kegiatan
bisnis suatu pabrik kimia. Sarana-sarana transportasi tersebut misalnya, jalan yang
nyaman dan aman untuk karyawan pabrik, alat transportasi bahan dan peralatan
yang efisien, serta pelabuhan pengiriman bahan dan peralatan yang cukup dan
ekonomis, akses bandara sehingga mempermudah akses tenaga kerja ataupun
investor keluar masuk daerah.
d. Pemasaran
Daerah pamasaran merupakan variable pertimbangan yang penting lokasi
pabrik. Terlebih jika pabrik tersebut memiliki variable biaya besar untuk
distribusi produk, misalnya pabrik semen. Suatu pabrik diusahakan dekat dengan
daerah pemasaran produk, sehingga biaya distribusi akan lebih murah, dan
transportasi produk akan lebih rendah resiko kerugian akibat hilang ataupun rusak
di perjalanan.
e. Sumber Daya Manusia
Lokasi suatu pabrik kimia sangat tergantung pada tersedianya tenaga kerja
yang ahli. Ditinjau dari segi ini, lokasi yang dipilih sebaiknya berada dekat
dengan lingkungan pendidikan dan sekolah yang baik. Suatu pendidikan internal
dan intensif (pelatihan, pendidikan kejujuran, dan pendidikan lanjutan) akan
menghasilkan tenaga ahli yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pabrik.
f. Faktor Geografis
Lokasi pabrik sebaiknya terletak di daerah yang stabil dari gangguan
bencana alam (banjir, gempa bumi, dan lain-lain). Karena hal tersebut dapat
mengganggu proses produksi pabrik sehingga pabrik akan mengalami banyak
kerugian. Memiliki iklim yang tidak esktrim, atau secara natural relatif stabil
karena akan berpengaruh terhadap keawetan material bangunan pabrik.
g. Faktor ekonomi, sosial dan hukum
Kondisi sosial masyarakat diharapkan memberi dukungan terhadap
operasional pabrik sehinggga dipilih lokasi yang memiliki masyarakat yang dapat
menerima keberadaan pabrik. Sehingga resiko gangguan terhadap pabrik,

Bab I. Pengantar
15
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

sabotase, dan lain sebagainya menjadi minimal. Kondisi ekonomi dan hukum
pada masyarakat yang stabil akan menguntungkan pabrik.
Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka dipilih untuk mendirikan pabrik di
Bontang, Kalimantan Timur. Beberapa alasannya adalah sebagai berikut :
a. Ketersediaan bahan baku yang dekat dan cukup feasible untuk pemasangan pipa
langsung dari product storage milik PT KMI untuk feedstock, karena pabrik
berada di dekat kawasan industri PT. Kaltim Methanol Industry. Sebagai bahan
baku proses pembuatan Dimethl Ether adalah methanol yang dapat diperoleh dari
PT. Kaltim Methanol industry dengan pemasangan pipa langsung dari Product
Storage milik PT KMI.
b. Kalimantan merupakan pulau penghasil batu bara yang melimpah, berdasarkan
pertimbangan pengembangan usaha ada kemungkinan ekspansi pabrik DME
dengan teknologi baru yang menggunakan bahan baku batu bara.
c. Sarana transportasi darat yang memadai serta terletak didekat pantai, dan dapat
dibangun suatu pelabuhan. Sehingga, pemenuhan bahan baku maupun pemasaran
produk dapat berlangsung dengan mudah.
d. Prospek pemasaran baik karena letaknya di kawasan Indonesia tengah yang bisa
mensuplai LPG blending yang tersebar di seluruh Indonesia.
e. Penyediaan air untuk proses, air pendingin dan untuk kebutuhan lainnya, tidak
mengalami kesulitan, karena dekat dengan sungai dan laut.
f. Dekat dengan sumber energy batu bara yang bisa dikembangkan baik untuk
pengembangan teknologi synthesis DME dari batu bara atau penggunaan batu
bara hanya untuk utilitas.
g. Banyak tersedia tenaga ahli karena pendidikan dan ekonominya cukup stabil. Dan
juga merupakan daerah yang menarik para tenaga kerja dari luar daerah. Upah
minimum propinsi Kalimantan timur cukup tinggi, yaitu sebesar Rp 1.177.000,00
pada tahun 2012.
h. Daerah Kalimantan merupakan daerah yang tidak berpotensi gempa. Iklimnya
tropis tidak banyak hujan, sehingga tidak banyak mengganggu proses yang ada di
dalam pabrik. Dan daerah tersebut bukan daerah dengan tingkat kesuburan tinggi,
sehingga tidak mengganggu lahan pertanian.

Bab I. Pengantar
16
Tugas Prarancangan Pabrik Dimethyl Ether dari Methanol
Kapasitas 77.000 Ton/Tahun

i. Kegiatan ekonomi, sosial kemasyarakatan dan hukum di Bontang cukup stabil.


Selain itu terdapat banyak pabrik disana, sehingga perijinan dan perundang-
undangan tentang pendirian pabrik dan pelaksanaanya relatif mencerminkan iklim
ramah investasi.
j. Terletak dikawasan industri, sehingga dapat dibuat unit pengolahan limbah
bersama, dan juga masyarakat sudah terbiasa dengan keberadaan pabrik dan
menerima keberadaan pabrik.

Bab I. Pengantar
17

Anda mungkin juga menyukai