1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No.

2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B135

Pra-Desain Pabrik DME dari Gas Alam dengan


Proses Langsung
Mohamad Aulia Ramadhan, Faza Bahiy Auliyaurrahman, Rizky Tetrisyanda, dan Gede Wibawa
Departemen Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya
e-mail: [email protected]

Abstrak—Sejak Indonesia menjalankan program konversi belakangi pemerintah pada tahun 2007 untuk menerapkan
minyak tanah ke LPG pada tahun 2007, konsumsi LPG dalam program konversi minyak tanah ke Liquefied Petroleum Gas
negeri melonjak drastis. Kebutuhan energi dan pentingnya (LPG)
pengembangan bahan bakar alternatif menjadi latar belakang Namun, sejak pemerintah menerapkan program konversi
utama pendirian industri DME ini. Didukung dengan
minyak tanah ke LPG, konsumsi LPG mengalami kenaikan
ketersediaan bahan baku gas alam di Indonesia yang cukup
untuk memproduksi DME sebagai bahan bakar alternatif.
yang sangat drastis tanpa diiringi dengan produksi LPG yang
Dengan kondisi demikian maka industri DME di Indonesia setara dengan konsumsinya. Berdasarkan Laporan Tahunan
memiliki prospek positif kedepannya. Proses pembuatan DME Dirjen Migas Tahun 2018 konsumsi LPG subsidi dan non
menggunakan metode direct process dan dapat diuraikan subsidi dalam negeri tahun 2018 adalah 7,576 juta ton, dan
menjadi 5 tahapan, yaitu proses reforming, heat recovery steam ±27% diantaranya dicukup oleh produksi dalam negeri dan
generator (HRSG), purifikasi syngas, reaksi pembentukan sisanya impor. Produksi LPG cenderung menurun dari tahun
DME, dan purifikasi produk. Dari penghitungan analisa 2014 sampai tahun 2018. Penurunan produksi terbesar
ekonomi diperoleh Internal Rate Return (IRR) sebesar 26,99%, diperoleh dari penurunan produk kilang LPG pola hulu. Dari
waktu pengembalian modal (pay out period) selama 3,5 tahun,
kilang LPG pola hulu tersebut penurunan terbesar diperoleh
dan Break Event Point (BEP) yang diperoleh sebesar 31,98%.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa pabrik layak untuk
dari penurunan produk LPG dari kilang PT Badak. Penurunan
didirikan. produk LPG dari kilang PT Badak disebabkan saat ini feed
gas yang berasal dari lapangan hulu memiliki kandungan
Kata Kunci—DME, Gas Alam, Syngas, LPG. propana dan butana yang rendah dikarenakan beberapa
lapangan hulu sudah mengalami penurunan produksi
(declining). Oleh karenanya dibutuhkan tambahan produksi
I. PENDAHULUAN LPG atau bahan bakar sejenisnya untuk mengurangi jumlah

E NERGI adalah alah satu kebutuhan hidup manusia.


Energi menjadi sumber utama dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Dewasa ini, kebutuhan energi di Indonesia
impor.
DME (Dimetil Eter) adalah suatu senyawa organik dengan
rumus kimia CH3OCH3 yang dapat dihasilkan dari
semakin meningkat. Untuk itu diperlukan pemanfaatan pengolahan gas bumi, hasil olahan dan hidrokarbon lain yang
energi alternatif seperti batu bara, gas bumi serta energi pemanfaatannya untuk bahan bakar. DME sebagai Bahan
terbarukan harus terus dikembangkan untuk mencapai Bakar dapat dimanfaatkan secara langsung atau sebagai
ketahanan energi Nasional. Beberapa upaya yang telah campuran. DME memiliki sifat yang hamper sama dengan
dilaksanakan antara lain ialah pengembangan Bahan Bakar LPG, yaitu berwujud gas pada kondisi ruang dan mempunyai
Nabati seperti biodiesel dan bioethanol yang digunakan titik didih yang berdekatan dengan LPG. Sehingga DME
sebagai pengganti bahan bakar minyak seperti solar dan mudah untuk dicarikan seperti LPG. Bahan baku DME dapat
premium. Di lain sisi, pemanfaatan energi nasional yang berupa synthesis gas (one step process) atau methanol (two
malah merugikan negara harus segera dibenahi. Tercatat oleh step process).
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007, bahwa pemakaian Mengingat kebutuhan energi nasional yang semakin
minyak tanah untuk rumah tangga mencapai 9,9 juta kiloliter tinggi, maka diperlukan energi baru yang mana dapat
per tahunnya. Hal ini dinilai akan menjadi pemborosan mensubtitusi energi yang telah ada. Potensi ketersediaan gas
pemerintah jika harus terus menerus mengalokasikan dana alam Indonesia yang melimpah juga menjadi latar belakang
APBN untuk mensubsidi minyak tanah yang semakin utama didirikannya Parik DME dari Gas Alam ini. Sehingga
meningkat kebutuhannya. Dalam proses distribusi minyak diperlukan studi untuk mengetahui kelayakan didirikannya
tanah sendiri telah terjadi penyelewengan baik oleh Pabrik Dimethyl ethter dari gas alam melalui proses langsung.
distributor maupun konsumen. Jumlah kasus penyelewengan
ini mencapai angka 35-40% produk minyak tanah yang
II. URAIAN PROSES
didistribusikan. Kemudian, kenaikan harga minyak dunia
yang cenderung tidak stabil membuat masyarakat Indonesia Secara umum DME dapat diproduksi melalui dua tahap.
resah. Hal ini dikarenakan konsumsi terbesar masyarakat Pertama, melalui proses tidak langsung (indirect process),
Indonesia, minyak tanah, yang mengalami kenaikan harga, dimana hidrokarbon dari gas alam atau batubara dikonversi
yang menyebabkan masyarakat harus mengeluarkan uang menjadi syngas yang terdiri dari karbon monoksida, karbon
lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan hidup, dan secara dioksida, dan hidrogen. Syngas diproses lebih lanjut menjadi
tidak langsung hal ini menyebabkan penuruan daya beli dan metanol, kemudian metanol didehidrasi sehingga
kesejahteraan masyarakat. Beberapa hal tersebut melatar menghasilkan DME. Pada proses tersebut dibutuhkan 2 (dua)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B136

Gambar 1. Block Diagram Proses Pembuatan DME metode Langsung

Tabel 1.
Kondisi Operasi Sintesa DME melalui Direct Process
Proses Kondisi Operasi
Tekanan Reaksi (bar) 30-70
Temperatur Reaksi (oC) 260
Feed Gas (H2/CO) ratio 1,0
Gambar 2. Kurva Kesetimbangan Konversi DME terhadap Rasio
Ratio Catalyst to Flowrate (kg/(kgmol/h)) 4,0
Syngas

buah reaktor. Sedangkan dalam perkembangannya ditemukan Hidrokarbon dengan rantai yang lebih tinggi akan bereaksi
metode sintesa DME secara langsung (direct process) dimana dengan reaksi :
Syngas dikonversi langsung menjadi Dimethyl ether, CnHm + n/2 O2 ⇌ n CO + (m/2) H2
sehingga di dalam proses ini hanya dibutuhkan 1 (satu) buah
Sedangkan steam methane reforming merupakan reaksi
reaktor saja.
antara methane dengan superheated steam untuk membentuk
syngas. Reaksi ini membutuhkan katalis, biasanya berbasis
Proses Langsung
nikel, dan beroperasi pada temperatur tinggi (800–1000ºC, 20
Sintesa DME melalui direct process berlangsung
–30 atm).
sebagaimana reaksi berikut:
3CO + 3H2 → CH3OCH3 + CO2 ∆Ho298 = -246 kJ/mol CH4 + H2O ⇌ CO + 3H2 ∆Ho298 = 205,4344 kJ/mol
Pada dasarnya reaksi sintesa DME tersebut adalah CO + H2O ⇌ H2 + CO2 ∆Ho298 = -41,003 kJ/mol
gabungan dari reaksi sintesa DME secara tidak langsung, Reaksi pertama merupakan reaksi steam reforming dan
sebagaimana reaksi berikut. reaksi kedua merupakan water-gas shift reaction (WGS).
Reaksi pada reaktor Metanol: Dikarenakan reaksi ini sangat endotermis, maka pada SMR
(a) 2CO + 4H2 → 2CH3OH ∆Ho298 = -182 kJ/mol dibutuhkan heat yang ditambahkan dengan cara membakar
Reaksi pada reaktor DME: natural gas yang digunakan sebagai fuel. Konsentrasi dari tiap
(b) 2CH3OH → CH3OCH3 + H2O ∆Ho298 = -23 kJ/mol komponen bergantung pada kondisi reaksi: temperatur,
(c) CO + H2O → CO2 + H2 ∆Ho298 = -41 kJ/mol
tekanan, dan H2O/CH4 ratio. Pembentukan syngas akan
Reaksi (a) merupakan reaksi pembentukan metanol dari
meningkat ketika temperatur meningkat dan tekanan
syngas, kemudian raksi (b) adalah reaksi dehidrasi metanol
menurun. Dengan meningkatnya temperatur, reaksi WGS
sehingga dihasilkan DME. Adanya CO di dalam syngas,
akan semakin berkurang dan CO dan H2 akan menjadi main
dapat bereaksi dengan H2O sehingga dihasilkan karbon
product.
dioksida dan air, reaksi tersebut adalah reaksi water shift gas.
Hidrokarbon yang lebih tinggi dalam gas alam, akan
Karena reaksi pembentukan DME terjadi secara langsung
bereaksi dengan cara yang sama :
maka pada proses ini hanya dibutuhkan satu buah reaktor
saja, yang mana dapat langsung mengonversi syngas menjadi CnHm + nH2O ⇌ nCO + (n + m/2) H2, Endothermic
DME. Adapun berikut ini adalah salah satu contoh untuk Proses reforming dibagi kedalam tiga zona, antara lain:
kondisi operasi sintesa DME secara langsung. 1) Burner
Burner menyediakan pencampuran aliran umpan dalam
A. Reforming
nyala difusi turbulen. Inti nyala memiliki suhu yang sangat
Proses reforming gas alam menggunakan autothermal tinggi, seringkali di atas 2000ºC.
reforming yang berfungsi untuk menghasilkan syngas (CO 2) Combustion Chamber
dan H2). Terdapat dua aliran umpan kedalam autothermal Zona pembakaran terjadi dalam nyala difusi turbulen
reforming antara lain umpan berupa Oksigen yang (turbulent diffusion flame) di mana hidrokarbon dan oksigen
sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu menggunakan steam secara bertahap dicampur dan dibakar. Pembakaran
melalui heat exchanger. Umpan kedua yaitu natural gas, berlangsung sebagai proses substoikiometrik dengan rasio
steam, dan recycled CO2, yang mana aliran tersebut oksigen terhadap hidrokarbon keseluruhan 0,55 - 0,6.
sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu melalui fired heater. Pembakaran metana terjadi melalui berbagai reaksi radial,
Reaktor ini mengombinasikan dua proses reforming, yaitu tetapi dalam model yang disederhanakan dapat dianggap
Partial Oxidation Reforming (POX) dan Steam Methane sebagai satu reaksi molekuler, yaitu pembakaran metana
Reforming (SMR). POX atau proses oksidasi parsial menjadi karbon monoksida dan air yang sangat eksotermik
merupakan reaksi pembentukan syngas yang berasal dari dengan rasio oksigen terhadap metana 1,5.
methane dengan insufficient oxygen atau oksigen yang sangat 3) Catalyst Bed
sedikit dimana reaksi dapat terjadi tanpa adanya katalis dan Setelah melalui zona pembakaran, proses reforming
reaksi bersifat sangat eksotermis. berlanjut pada zona catalytic zone, yang menggunakan fixed
CH4 + ½ O2 ⇌ CO + 2H2 ∆Ho298 = -35,9824 kJ/mol catalyst bed, dimana konversi hidrokarbon terakhir terjadi
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B137

Tabel 3.
Neraca Energi Total Pabrik DME
Masuk Keluar
Aliran Energy (kJ/jam) Aliran ∆H (kJ/jam)
<3> -153.603.431,878 <8> -71.565.108,274
<4> -19.031.559,987 <22> -2.073.012.016,336
<6> 224.028,861 <23> -562.460.169,116
<7> -14.471.241,358 <72> -137.211,888
<10> -80.528,939 <78> -4.926.026,653
Gambar 3. Block Diagram Propane Refrigeration Cycle
<15> -2.502.613.207,007 <81> -83.628.595,635
<45> -2.403.717,372 <90> -208.606.948,657
<46> -372.174.297,971 <95> -129.636.412,266
Q (E-113) 4.743.143,537 Q (E-314) 28.514.219,255
Q (E-326) 308.398.632,954 Q (E-323) 119.081.300,283
Q (E-414) 3.018.852,700 Q (E-328) 137.547.255,665
Q (E-517) 22.121.963,301 Q (E-511) 11.487.468,777
Q (E-524) 3.977.578,829 Q (E-514) 20.107.683,747
Q (E-538) 25.428.755,809 Q (E-521) 2.112.432,685
Q (L-327) 10.078.111,641 Q (E-531) 12.371.142,738
Q (R-410) -171.221.771,412 Q (E-535) 13.824.549,604
W (G-111) 2.008.299,273 Q (E-542) 3.589.984,878
W (G-313) 27.835.280,484 Q (E-611) 101.486.894,843
W (G-329) 31.484.515,937
Gambar 4. Grafik Penghitungan Break Event Point. W (G-412) 261.113,789
W (G-541) 374,725
Tabel 2.
Neraca Massa Total Pabrik DME W (G-610) 68.584.985,695
Masuk Keluar W (L-222) 490.114,132
Komponen Massa (kg/hari) Komponen Massa (kg/hari) W (L-223) 0,000
Oksigen 790.356 CO2 209.017 W (L-513) 498,296
Gas Alam 728.337 Unreacted Syngas 216.817
W (L-518) 52,944
Steam 29.663 DME 707.888
Water 422.026 W (L-534) 840,467

melalui reaksi katalitik heterogen. Pada saat keluar dari zona Berdasarkan literatur, hasil optimasi recycle CO2 adalah
katalitik, syngas akan berada dalam kesetimbangan sebagai berikut:
sehubungan dengan methane reforming (1) dan water-gas 1. Menghasilkan H2/CO = 1 dengan CO2 recycle pada
shiftt reaction (2). 2.3Mpa.
Agar memproduksi syngas tanpa mengonsumsi dan 2. Di bawah kondisi m = 0,34, S/C = 0,10, outlet suhu
memproduksi banyak panas, maka digabungkan POX yang reformer 1.200ºC :
eksotermis dengan SMR yang endotermis dengan tujuan - Formasi jelaga: 0,004g / Nm3 (Target: 0,01g / Nm3)
untuk mendapatkan reaksi netral termodinamika keseluruhan - Residu Metana: 0,03%
dimana proses ini disebut “autothermal reforming” atau Dikarenakan jumlah formasi jelaga atau karbon yang
ATR. Panas yang dihasilkan oleh POX akan dikonsumsi oleh terbentuk sangat sedikit sekali jumlahnya, maka Boudard
SMR yang endotermis. POX dan SMR dapat dilangsungkan reaction (reaksi disproporsionasi karbon monoksida menjadi
secara simultan di dalam satu reaktor sehingga akan karbon dioksida dan grafit) diasumsi tidak terjadi.
mengurangi CAPEX dan menurunkan kompleksitas sistem.
B. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
Pada bagian ATR pada umumnya dihasilkan rasio H2/CO
sebesar 1,6 - 2,6, sedangkan untuk menghasilkan konversi Merupakan tahapan untuk memanfaatkan panas keluaran
DME yang lebih tinggi dibutuhkan rasio H2/CO = 1, maka Autothermal Reformer sebagai pemanas boiler feed water,
dilakukan recycle CO2 yang berasal dari byproduct methane sehingga dapat dihasilkan steam untuk kebutuhan proses
reforming dan byproduct direct synthesis DME kedalam ATR produksi. Adapun spesifikasi steam yang dihasilkan adalah
sehingga terjadi reaksi berikut ini: steam bertekanan 23 bar. Sistem aliran pada HRSG diatur
secara counter current, mula-mula Boiling Feed Water
CH4 + CO2 ⇌ 2H2 + 2CO
(BFW) dipanaskan melalui economizer, untuk menaikkan
Untuk hidrokarbon dengan rantai yang lebih tinggi, suhu BFW hingga suhu saturated, kemudian keluaran dari
berlaku reaksi: economizer dialirkan menuju vaporizer sehingga terbentuk
CnHm + 2nCO2 ⇌ 2CO + (m/2)H2 steam sesuai dengan spesifikasi diatas.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B138

C. Purifikasi Syngas tersebut dipisah fase uap dan liquidnya di separator kedua.
Proses purifikasi syngas ini berfungsi untuk mengurangi Produk atas separator kedua mengandung syngas dan CO2
kadar CO2 yang merupakan hasil dari proses reforming. yang kemudian akan dialirkan menuju absorber untuk
Kadar CO2 ini harus dikurangi agar pada reaksi sintesa DME mengurangi kadar CO2 nya, sedangkan produk bawahnya
didapatkan konversi yang lebih besar (bergeser pada produk mengandung sebagian besar DME yang selanjutnya akan
DME). Selain itu sektor ini juga diperuntukkan untuk dimurnikan melalui kolom distilasi.
mengabsorb CO2 yang terbawa oleh unreacted syngas Adapun produk bawah separator pertama yang
keluaran reaktor DME yang nantinya akan di-recycle menuju mengandung DME, methanol dan water mula-mula
reaktor kembali [1]. didistilasi sehingga didapatkan DME sebagai distilat dan
Adapun pelarut yang digunakan untuk mengabsorb CO2 campuran methanol water sebagai bottom product. Distilat
adalah MDEA (Methyl diethanolamine). MDEA digunakan tersebut kemudian dialirkan menuju kolom distilasi untuk
untuk menghilangkan CO2 dalam jumlah besar dari gas pemurnian DME. Untuk aliran yang mengandung methanol
konsentrasi tinggi karena kebutuhan energi untuk regenerasi dan water akan didistilasi kembali sehingga terbentuk distilat
lebih rendah daripada kebutuhan untuk amina lainnya. berupa methanol berfasa gas yang kemudian akan di-recycle
menuju reaktor, dan water sebagai produk bawah distilasi
D. Sintesa DME dialirkan menuju waste water treatment.
Syngas yang telah diproduksi oleh Auto-thermal Reformer
F. Propane Refrigeration Cycle
(ATR) kemudian dialirkan menuju reaktor DME.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Lisensor JFE, Sektor ini merupakan unit penyediaan propane pendingin
konversi DME paling optimal didapat pada kondisi operasi yang disebut sebagai siklus refirgerasi. Siklus ini adalah
tekanan 5 MPa dan suhu 260ºC dengan rasio syngas H2/CO = sebuah sistem yang memanfaatkan prinsip kompresi uap/gas
1,0. Pada gambar berikut disajikan data kesetimbangan (vapor compression). Sistem ini terdiri dari sebuah
konversi DME terhadap rasio syngas. kompresor, sebuah kondenser, sebuah expansion valve dan
Untuk mendapatkan rasio syngas yang optimal, maka heat exchanger yang akan menukar panas antara propane
dapat dilakukan optimasi pada proses reforming gas alam, pendingin dan aliran yang akan didinginkan. Dalam siklus ini
yaitu dengan cara me-recycle gas CO2 yang terbentuk sebagai terdapat sisi jalur tekanan tinggi dan rendah, “Compressor-
produk samping sintesa DME menuju ke ATR. Sehingga delivery head”, “discharge line”, “kondenser” dan “liquid
didapatkan reaksi berikut: line” membentuk sisi jalur tekanan tinggi (high-pressure
side), sedangkan “Expansion line”, “evaporator”, “suction
2CH4 + O2 + CO2 → 3CO + 3H2 + H2O
line” dan “compressor-suction head” membentuk sisi jalur
Reaksi sintesa DME adalah sangat eksotermik, sedangkan tekanan rendah (low-pressure side) dari sistem ini.
katalis Cu-Zn/Al2O3 akan terdeaktivasi pada temperatur Refrigeran yang ideal akan memiliki sifat termodinamika
300oC, sehingga diperlukannya kontrol terhadap suhu reaksi. yang baik, non-korosif terhadap komponen mekanis, dan
Semakin tinggi konversi sintesa DME maka akan semakin aman, termasuk kebebasan dari toksisitas dan mudah
besar pula panas reaksi yang dihasilkan, dan hot spot pada terbakar. Ia tidak akan menyebabkan penipisan ozon atau
reaktor dapat menyebabkan kerusakan pada katalis. perubahan iklim. Sifat termodinamika yang diinginkan
Kontrol terhadap suhu reaksi dapat dilakukan dengan adalah suatu titik didih yang agak di bawah suhu target, panas
menggunakan pendingin pada bagian shell reaktor. Reaktor penguapan yang tinggi, massa jenis yang moderat dalam
tersebut berisi solven inert dan mengandung partikel-partikel bentuk cair, massa jenis relatif yang relatif tinggi dalam
katalis halus, kemudian gas reaktan akan membentuk bentuk gas, dan suhu kritis yang tinggi. Oleh karenanya
gelembung dan berdifusi kedalam solven, sehingga akan digunakan senyawa propane sebagai zat pendingin.
terjadi reaksi sintesa DME. Panas yang dihasilkan dari reaksi
akan secara cepat diserap oleh solven, yang berkapasitas
panas tinggi, dan konduktivitas thermal yang efektif, III. MATERIAL AND ENERGY BALANCE
sehingga distribusi suhu pada slurry akan menjadi homogen/ Berdasarkan hasil penghitungan material balance pada
menyeluruh. Panas yang terproduksi dari reaktor kemudian pabrik DME ini, maka dibutuhkan bahan baku gas alam
diserap oleh air pendingin yang dialirkan melalui bagian shell sebesar 265.843 ton gas alam/tahun untuk kapasitas 240.000
reaktor. Sintesan DME pada multitube tubular reactor ini ton DME/tahun. Berikut ini adalah tabulasi overall material
akan menghasilkan produk berfasa gas sehingga pemisahan balance pabrik ini.
liquid dan katalis tidak diperlukan.
E. Pemurnian IV. ANALISA EKONOMI
Produk dari reaktor DME kemudian dialirkan menuju unit Dari hasil perhitungan neraca ekonomi, dengan harga jual
pemisahan yang terdiri atas dua buah separator dan tiga buah DME sebesar $1.549 per ton, diperoleh Internal Rate Return
kolom distilasi. Mula-mula produk dari reaktor DME (IRR) sebesar 26,99%. Dengan IRR tersebut
didinginkan dan terkondensasi, sehingga terbentuk mengindikasikan bahwa pabrik layak untuk didirikan dengan
komponen cair yang merupakan campuran DME, methanol, suku bunga 10,5% dan waktu pengembalian modal (Pay Out
dan water serta terdapat komponen uap yaitu syngas yang Period) selama 3,5 tahun. Perhitungan analisa ekonomi
tidak bereaksi, CO2, dan sebagian merupakan DME yang didasarkan pada discounted cash flow. Modal untuk pendirian
tidak terkondensasi. pabrik menggunakan rasio 60% modal sendiri dan 40%
Kemudian produk atas separator pertama didinginkan modal pinjaman. Modal total yang dibutuhkan untuk
kembali untuk mengondensasi DME, selanjutnya aliran mendirikan pabrik adalah sebesar Rp 2.625.320.880.865,13
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B139

Sedangkan Break Event Point (BEP) yang diperoleh adalah 5. Masa konstruksi : 2 Tahun
sebesar 31,98%. Dengan perkiraan pabrik bisa beroperasi 6. Analisa ekonomi :
selama 10 tahun, dan beroperasi kontinyu 24 jam per hari - IRR (Internal Rate of Return): 26,99%
selama 330 hari. - POT (Pay Out Time) : 3,5 Tahun
- BEP(Break Even Point) : 31,98%
Dari hasil uraian diatas, segi teknis dan ekonomis Pabrik
V. KESIMPULAN DME dari gas alam dengan Proses Langsung layak untuk
Dari hasil yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, didirikan.
maka didapat parameter teknis dan ekonomi sebagai berikut:
1. Proses terpilih : Langsung (Direct Process)
REFERENCES
2. Perencanaan operasi : Kontinyu, 24 jam/hari,
selama 330 hari [1] A. J. Kidnay and W. Parrish, Fundamentals of Natural Gas
Processing. Boca Raton, Florida: CRC Press, 2006.
3. Kapasitas produksi : 240.000 Ton DME/Tahun
4. Bahan baku : 265.843 Ton gas alam/Th

Anda mungkin juga menyukai